Anda di halaman 1dari 17

RANGE OF MOTION

(ROM)
Kelompok 4

Fadhilatul Qanitah (1711316009)


Cici Heldina (1711316016)
Yolly Risna Vonika (1711316032)
Imalatunil Khaira (1711316033)
Eki (1711316052)
Mariane Lusi Oktaviani (1711316053)
Definisi
Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat
dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008).

Rom aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien)


dengan menggunakan energy sendiri

Rom pasif yaitu energy yang dikeluarkan untuk latihan berasal


dari orang lain (perawat) atau alat mekanik.
Tujuan ROM
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan
kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi
4. Merangsang sirkulasi darah
5. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.
Manfaat ROM
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot
dalam melakukan pergerakan
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
Klasifikasi Latihan ROM
1. Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan
pasien dengan bantuan perawat pada setiap-setiap
gerakan. Indikasi: pasien semikoma dan tidak sadar, pasien
dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan
beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri,
pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis
ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).

2. Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan


membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi
secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal.
Indikasi ROM
1. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitasi fisik
4. Klien dengan tirah baring lama.
Kontra Indikasi
1. Trombus/emboli dan keradangan pada pembuluh
darah.
2. Kelainan sendi atau tulang.
3. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung).
4. Trauma baru dengan kemunginan ada fraktur
yang tersembunyi atau luka dalam.
5. Nyeri berat.
6. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
Prinsip Latihan ROM
1. Harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. Dilakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan
pasien.
3. Perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya
tirah baring dalam merencanakan program latihan ROM.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah
leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada
bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit.
6. Harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan
rutin telah di lakukan.
ROM Aktif
1. Indikasi :
a. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif
dan menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau
tidak.
b. Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat
menggerakkan persendian sepenuhnya, digunakan A-AROM
(Active-Assistive ROM, adalah jenis ROM Aktif yang mana
bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah secara
manual atau mekanik, karena otot penggerak primer
memerlukan bantuan untuk menyelesaikan gerakan).
c. ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.
d. ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas
dan dibawah daerah yang tidak dapat bergerak.
2. Sasaran :
a. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran
ROM Aktif serupa dengan ROM Pasif.
b. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan
pembelajaran gerak dari kontrol gerak volunter.

3. Sasaran spesifik:
a. Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot
yang terlibat
b. Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi
c. Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan
persendian
d. Meningkatkan sirkulasi
e. Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik
ROM Pasif
1. Indikasi :

a. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut


yang apabila dilakukan pergerakan aktif akan
menghambat proses penyembuhan
b. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan
untuk bergerak aktif pada ruas atau seluruh tubuh,
misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest
total
2. Sasaran :

Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat


Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
Membantu kelancaran sirkulasi
Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang
rawan serta difusi persendian
Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari
pasien.
Gerakan ROM Pasif dan ROM Aktif
A. Rom Pasif
1. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan
2. Fleksi dan Ekstensi Siku
3. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah
4. Pronasi Fleksi Bahu
5. Abduksi dan Adduksi Bahu
6. Rotasi Bahu
7. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari
8. Infersi dan Efersi kaki
9. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Kaki
10.Fleksi dan Ekstensi Lutut
11.Rotasi Pangkal Paha
12.Abduksi dan Adduksi Pangkal Paha
B. ROM Aktif

1. Fleksi, ekstensi, hiperekstensi, fleksi lateral dan rotasi leher,


spina, serfikal
2. Fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abuksi, adduksi, rotasi dalam,
rotasi luar, sirkumduksi bahu
3. Fleksi dan ekstensi siku
4. Supinasi dan pronasi lengan bawah
5. Fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abuksi dan adduksi
pergelangan tangan
6. Fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abuksi dan adduksi jari-jari
tangan
7. Fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abuksi, adduksi dan
oposisi ibu jari
8. Fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abuksi, adduksi, rotasi
dalam, rotasi luar, sirkumduksi pinggul
9. Fleksi dan ekstensi lutut
10. Dorsifleksi dan plantar fleksi mata kaki
11. Inversi dan Eversi Kaki
12.Fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi jari-jari kaki
Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai