Anda di halaman 1dari 36

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH BIOKIMIA

MAKRO MINERAL

OLEH : KELAS 1.A

KELOMPOK II

Afrilita Putri

Gita Rahmadani

Lethievia Adzo Junesya

Nova Zuliana

Retna Sari

Sindi Andika Putri

Wahyuni Safitri Utami

DOSEN PEMBIMBING

Wiwi Sartika, DCN, M.Biomed

POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN PADANG


SEMESTER GENAP

PRODI D III KEPERAWATAN PADANG

TAHUN AKADEMIK 2013/2014


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa salawat beriring salam
kita hanturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Biokimia ini tepat waktu.

Makalah dengan judul “MAKRO MINERAL ” ini kami susun untuk


memenuhi nilai tugas mata kuliah biokimia yang diberikan oleh Ibu Wiwi Sartika,
DCN, M.Biomed

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu wiwi selaku dosen


Biokimia, terima kasih kepada anggota kelompok II, serta pihak-pihak yang telah
banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dengan
kerendahan hati, kami memohon maaf.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Padang, Februari 2014


Tim Penyusun,

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1.Latar belakang ................................................................................................... 1


1.2.Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3


2.1. Pengertian Mikro Mineral .......................................................................... 3
2.2. Sumber Mikro Mineral ............................................................................... 3

2.3. Fungsi Mikro Mineral.............................................................................. 10


2.4. Dmpak Dan Kelebihan Kekurangan Mikro Mineral ...................................... 15
2.5. Metabolisme Dan Penyerapan Mikro Mineral ............................................... 19

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 25


3.1.Kesimpulan ................................................................................................ 25
3.2. Saran ......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mineral berasal dari dalam tanah. Tanaman yang ditanam di atas tanah
akan menyerap mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kemudian
disimpan di dalam akar, batang, daun, bunga dan buah. Hewan makan
tanaman dan akan menyimimpan mineral di dalam tubuhnya. Manusia
memperolah mineral melalui konsumsi pangan nabati maupun hewani.
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah
bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium
dari hormon tiroksin. Disamping itu, mineral berperan dalam berbagai tahap
metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim.
Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan
untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-
basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan
pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadaf rangsangan. Mineral
digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro
adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg
sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari.
Jumlah mineral mikro dibutuhkan kurang dari 15 mg. Hingga saat ini dikenal
sebanyak 24 mineral yang dianggap esensial. Jumlah itu setiap waktu bisa
bertambah.
Walaupun bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk
keprluan tubuh, namun tidak semuanya dapat dimanfaatkan. Hal ini
tergantung pada ketersediaan biologiknya (ketersediaan biologik adalah
tingkatan zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorbsi oleh tubuh). Sebagian
zat gizi mungkin tidak mudah dilepaskan saat makanan dicerna atau tidak
diabsorbsi dengan baik.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah kami, diantaranya :
1. Apa itu mineral makro ?
2. Jenis-jenis mineral makro ?
3. Bagaimana metabolisme mineral makro ?
4. Sumber mineral makro dalam makanan ?
5. Penyakit apa yang ditimbulkan akibat kekurangan atau kelebihan dari
mineral makro ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah kami, sebagai barikut :
1. Untuk mengetahui lebih dalam karakteristik dari mineral makro, mulai dari
sumber mineral makro yang terdapat dalam makanan. Bagaimana kecukupan
mineral sehari-sahri sudah terpenuhi atau belum.
2. Memberi penjelasan kepada pembaca behwa kekurangan mineral makro
dapat mengambat proses metabolisme dalam tubuh.
3. Lebih mengenalkan kepada pembaca jenis-jenis moneral makro.
BAB II
PEMBAHASAN
1.2. Pengertian
Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
kecil untuk membantu reaksi fungsional tubuh. Mineral memegang peranan
penting dalam pemeliharaan tubuh, baik pada tingkat sel, organ maupun fungsi
tubuh secara keseluruhan. Mineral merupakan bagian tubuh yang memegang
peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan, selain itu mineral berperan dalam
berbagai tahap metabolisme. Terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim.
Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan
kegiatan enzim.

Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut: Dalam tubuh,
Mempertahankan keseimbangan Asam-basa. Memelihara keseimbangan asam
tubuh dengan jalan penggunaan mineral pembentuk asam (acid forming elements),
yaitu Cl, Sdan P dan mineral pembentuk basa(base forming elements), yaitu Ca,
Mg, K, dan Na.

Adapun fungsi mineral:


a. Berperan dalam tahap metabolisme tubuh. Mengkatalisasi reaksi yang
bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta
pembentukan lemak dan protein tubuh.
b. Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin; Co dalam
vitaminB12; Ca dan P untuk membentuk tulang dan gigi) dan enzim
tubuh sebagai kofaktor (Fe terlibat dalam aktivitas enzim katalase dan
sitokrom).
c. Membantu memelihara keseimbangan air tubuh (klor, kalium, natrium).
d. Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (kalsium,
kalium,natrium).
e. Sebagai bagian cairan usus (kalsium, magnesium, kalium dan natrium).
f. Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan
jaringan tubuh lainnya (kalsium, fosfor, fluorin dan magnesium)
Sumber Mineral, Sumber paling baik mineral adalah makanan
hewani, kecuali magnesium yang lebih banyak terdapat di dalam
makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari tumbuh-tumbuhan
dan menumpuk di dalam jaringan tubuhnya. Disamping itu,mineral
berasal dari makanan hewani mempunyai ketersedian biologik lebih
tinggi dari pada yang berasal dari makanan nabati Ketersediaan
Biologik Mineral walaupun bahan makanan mengandung berbagai
mineral untuk keperluan tubuh, namun tidak semua dapat
dimanfaatkan. Hal ini bergantung pada ketersediaan biologiknya adalah
tingkatan jumlah zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorpsi oleh
tubuh. Sebagian zat gizi mungkin tidak mudah dilepaskan saat makanan
dicerna atau tidak diabsorpsi dengan baik.
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan biologik mineral,
yaitu:
Kebutuhan tubuh tubuh menyerap mineral sesuai dengan
kebutuhannya, misalnya seseorangyang kurang Ca akan menyerap
Ca lebih banyak dari pada orang yang kadar Ca nya normal. Wanita
dewasa menyerap Fe lebih banyak dari pada laki-lakidewasa karena
kebutuhan Fe wanita lebih besar dari pada laki-laki.
2) Derajat Keasaman (pH) sistem pencernaan derajat keasaman sistem
pencernaan mempengaruhi ketersediaan biologik zat besi. Derajat
keasaman yang tinggi akan meningkatkan penyerapan zat
besi,karena keasaman membuat zat besi Feri (Fe3+) menjadi fero
(Fe2+), bentuk yang mudah diserap oleh sistem pencernaan dan
sebaliknya.
3) Interaksi mineral dengan mineral-mineral yang mempunyai berat
molekul dan jumlah muatan (valensi) yang sama bersaing satu
sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersediaan
biologiknya. Contohnya magnesium, kalium, besi dan tembaga
yang mempunyai valensi +2. kalsium yang dimakan terlalu banyak
akan menghambat absorpsi besi, kebanyakan makan seng akan
menghambat absorpsi tembaga.
4) Interaksi vitamin dengan mineral
Vitamin C meningkatkan absorpsi besi bila dimakan pada
waktu bersamaan.Vitamin D kalsiterol meningkatkan absorpsi
kalsium. Koenzim tiamin (Vit.B1)membutuhkan magnesium untuk
berfungsi secara efisien.
5) Interaksi serat makanan dengan mineral makanan tinggi serat (lebih
dari 35 gram sehari) menghambat absorpsikalsium, zat besi, seng
dan magnesium.
6) Adanya senyawa-senyawa lain. Ketersediaan biologik mineral
banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan nonmineral di dalam
makanan. Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan serealia
serta asam oksalat dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu
sehingga tidak dapat diabsorpsi.

Berdasarkan jenisnya, mineral dibagi 2 macam yaitu, sebagai


berikut:
1. Macromineral, adalah mineral yang ditemukan dalam jumlah
banyak dalam tubuh, misalnya Calcium (Ca), Phosphor (P), Kalium
(K), Cl(Cinlor), Mg(Magnesium), Sulfur (S).
2. Micromineral adalah mineral yang ditemukan dalam jumlah
sedikit didalam tubuh, tapi sangat penting dalam proses
metabolisme tubuh,misalnya : Fe(Ferum), Cu (Cuprum), Co
(Cobalt), Mn (Mangan), Zn(Zimcum), dan I, Se, F,C.
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dengan
jumlah lebih dari 100 mg perhari. Yang termaksuk mineral makro
adalah Natrium (Na), Kalsium (Ca), Klorida (Cl), Magnesium
(Mg), Sulfur (S), dan Fosfor (P). Fungsi dari mineral makro adalah
sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai
bagian penting dari struktur sel dan jaringan. Ada pula yang
memegang fungsinya didalam cairan tubuh, baik intraseluser
maupun ekstraseluler. K, Na, S, dan Cl terutama berfungsi dalam
keseimbangan cairan danelektrolit, sedangkan Ca, Mg, dan P
terutama terdapat sebagai bagian penting dari stuktur sel dan
jaringan.

2.1. Macam-macam
Mineral makro adalah mineral yang dibutukan tubuh dalam jumlah
lebih dari 100 mg sehari.Yang termasuk mineral makro antara lain : Natrium
(Na), Klorida (Cl), Kalium (K), Kalsium (Ca), Fosfor (P), Magnesium (Mg),
dan Sulfur (S). Mineral makro dibutuhkan tubuh lebih dari 100 mg sehari.
1. Natrium (Na)
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular. 34-40%
natrium ada di dalam kerangka tubuh. Cairan saliran cerna, sama seperti
cairan empedu dan pangkreas, mengandung banyak natrium. Sumber
utama natrium adalah garam dapur (NaCl). Garam dapur di dalam
makanan sehari-hari berperan sebagai bumbu dan sebagai bahan pengawet.
Baru ada tahun 1937 peranannya sebagai zat gizi esensial diketahui secara
pasti.
a. Absorbsi dan Metabolisme Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikomsumsi (3 hingga & gram
sehari) diabsorbsi, terutama di dalam usus halus. Natrium diabsorpsi
secara aktif (membutuhkan energi). Natrium yang diabsorbsi dibawa
oleh aliran darah ke ginjal. Di sini natrium disaring dan dikembalikan
ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf
natrium dalam darah. Kelebihan natrium dalam jumlahnya mencapai
90-99% dari yang dikomsumsi, dikeluarkan melalui urine.
Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang
dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun.
Aldosteron merangsang ginjal untuk mengabsorpsi kembali natrium.
Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluarkan melalui urine
sejajar dengan natrium yang dikonsumsi. Jumlah natrium dalam urine
tnggi bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi rendah.
b. Fungsi Natrium
Sebagai kation utama da;am cairan akstraselular, natrium
menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut.
Natriumlah yang sebagaian besar mengatur tekanan tekanan osmosis
yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel-
sel. Di dalam sel tekanan osmosis diatur oleh kalium guna menjaga
cairan tidak keluar dari sel. Secara normal tubuh dapat menjaga
keseimbangan antara natrium di luar sel dan kalium di dalam sel. Bila
seseorang memakan terlalu banyak garam, kadar natrium darah akan
meningkat. Rasa haus yang ditimbulkan akan menyebabkan minum
sedemikian banyak sehingga konsentrasi natrium darah akan kembali
normal. Ginjal kemudian akan mengeluarkan kelebihan cairan natrium
tersebut dari tubuh. Hormon aldosteron menjaga agar konsentrasi
natrium di dalam darah berada pada nilai normal.
Bila jumlah natrium di dalam sel meningkat secara berlabihan,
air akan masuk ke dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah
yang menyebabkan terjadinya pembengkakanatau oedema dalam
jaringan tubuh. Keseimbangan cairan jugaakan terganggu bila
seseorang kehilangan natrium. Air akan memasuki sel untuk
mengencerkan natrium dalam sel. Cairan ekstraselular akan menurun.
Perubahan ini dapat menurunkan tekana darah.
Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh
dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium
berperan dalam transmisi saraf dan konsentrasi oto. Natrium berperan
pula dalam absorpsi glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain
melalui membran, terutama melalui dinding usus sebagai pompa
natrium.

c. Perkiraan Kebutuhan Natrium


Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium
yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu, tidak ada penetapan
kebutuhan natrium sehari. Taksiran kebutuhan natrium sehari untuk
orang dewasa adalah sebanyak 500 mg. Kebutuhan natrium
didasarkan pada kebutuhan untuk pertumbuhan, kehilangan natrium
malaui keringat dan sekresi lain. Penduduk di negeri panas
membutuhkan lebih banyak natrium daripada penduduk di negeri
dingin. WHO (1990) menunjukkan pembatasan konsumsi garam
dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium).
Pembatasan ini dilakukan mengingat peranan potensial natrium dalam
menimbulkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
d. Sumber Natrium
Sumber natrium adalah garam dapur, mono sodium glutamat
(MSG), kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Di
antara makanan yang belum diolah, sayuran dan buah yang

bahan mg Bahan mg
Makanan Makanan
Margarin 950 Daging 93
Teri 885 sapi 59
kering 780 Ikan ekor 50
Mentega 610 kuning 40
Ragi 530 Teh 36
Roti putih 500 Yogurt 33
Roti 200 Susu sapi 26
coklat 191 Cokelat 26
Ginjal 185 manis 19
sapi 158 Kacang 18
Telur 131 mende 15
bebek 110 Jambu 14

mengandung paling sedikit natrium.


Tabel 1 Kandungan natrium beberapa bahan makanan
(mg/100 gram)
Sumber : Food Composition Table For Use In East Asia,
FAO, 1972.

e. Akibat Kekurangan Natrium


Kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis, dan
kehilangan nafsu makan. Kekurangan natrium dapat terjadi sesudah
muntah, diare, keringat berlabihan dan bila menjalankan diet yang
sangat terbatas dalam natrium. Bila kadar natrium dalam darah turun,
perlu diberikan natrium dan air untuk mengembalikan keseimbangan.
Pemberian tablet garam sesudah latihan berat tidak dianjurkan, karena
dapat menyebabkan kebanyakan garam, terutama bila dimakan dengan
air terbatas. Hal ini dapat menimbulkan dehidrasi.

f. Akibat Kelebihan Natrium


Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam
keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi, hal ini dapat diatasi
dengan banyak minum. Kelebihan konsumsi natrium secara terus-
menerus terutama dalam bentuk garam dapur dapat menimbulkan
hipertensi.

2. Klor (Cl)
Klor merupakan kation utama cairan ekstraselular. Klor merupakan
0,15% berat badan. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan
serebrospinal (otak dan sum-sum tulang belakang), lambung, dan
pangkreas. Bila reaksi dengan natrium atau hidrogen,klor akan membentuk
ion klor yang bermutan negatif (Cl-)

a. Absorbsi dan Ekskresi Klor


Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan
diekskresi melalui urine dan keringat. Kehilangan klor mengikuti
kehilangan natrium. Kebanyakan keringat dihalangi oleh aldosteron yang
sebara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat.

b. Fungsi Klor
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselular, klor berperan
dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit. Klor akan bergerak
secara
bebas melintasi membran sel dan berasosiasi dengan natrium dan
kalium.
Di dalam lambung klor merupakan bagian dari asam klorida (HCl)
yang deperlukan untuk memelihara suasana asam di dalam lambung.
Suasana asam ini diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan.
Bersama unsur-unsur pembentuk asam lainnya, seperti fosfor dan sulfur,
sebagai anion klor membantu memelihara keseimbangan asam basa. Ion
klor dengan mudah dapat keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam
plasma darah guna membantu mengengkut karbon dioksida ke paru-paru
dan keluar dari tubuh. Pada muntah-muntah banyak asam klorida
dikeluarkan dari lambung, hal mana mengganggu keseimbangan asam
basa di dalam tubuh. Diduga klor mengatur sistem renin-angiotensin-
aldosteron yang mengatur keseimbangan cairan tubuh.

c. Perkiraan Kebutuhan Klor


Di dalam makanan klor terdapat di dalam bentuk garam dapur (Na-
Cl) dan garam lain. Klor tidak pernah kurang dalam makanan sehari-hari.
Anjuran kecukupan sehari untuk klor tidak ditetapkan secara khusus.
Kubutuhab minimun kllor sehari sebanyak 750 mg.

d. Sumber Klor
Klor terdapat bersamaan dengan natrium di dalam garam dapur.
Sebagian besar klor diperoleh dari mekanan olahan yang diberi garam
dapur. Beberapa sayuran dan buah-buahan merupakan sumber klor.

e. Akibat Kekurangan Klor


Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. Kekurangan
hanya bisa terjadi oleh kesalahan manusia. ASI mengandung lebih banyak
kloroda daripada susu sapi. Bila klorida tidak ditambahkan dalam
pembuatan formula bayi, akan terjadi kekurangan klor yang dapat
membawa kematian. Kekrangan klor dapat pula terjadi pada muntah-
muntah, diare kronis, dan keringat normal

3. Kalium (K)
Seperti halnya natrium, kalium merupakan ion positif, akan tetapi
berbeda dengan netrium, kalium terutama terdapat da dalam sel.
Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraselular adalah 1:10,
sedangkan di dalam cairan ekstraselular 28:1. Sebanyak 95% kalium tubuh
berada di dalam cairan intraselular.
a. Absorbsi dan Ekskresi Kalium
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak
80-90% kalium yang dimakan diekskresikan melalui urine, selebihnya
dikeluarkan melalui feses da sedikit melalui keringat dan cairan lambung.
Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya
menyaring, mengabsorpsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah
pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan
menggantikanion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula
ginjal.

b. Fungsi Kalium
Bersama natrium, kalium memegang peranan dalam
pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan
asam basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan
relaksasi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam
banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintetis
glikogen dan protein. Kalium berperan dalam pertumbuhan sel. Taraf
kalium dalam otot berhubungan dengan massa otot dan simpanan
glikogen. Oleh karena itu, bila otot berada dalam
pembentukandibutuhkan kalium dalam jumlah yang cukup. Tekanan
darah normal memerlukan perbandingan antara natrium dan kalium yang
sesuai di dalam tubuh.

c. Perkiraan kebutuhan kalium


Karena merupakan bagian esensial semua sel hidup, kalium
banyak terdapat dalam bahan makanan, baik tumbuh-tumbuhan maupun
hewan. Kekurangan kalium jarang terjadi. Kebutuhan minimum akan
kalium ditaksir sebanyak 2000 mg sehari.

d. Sumber Kalium
Kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Sumber utama adalah makanan mentah/ segar, terutama buah,
sayuran, dan kacang-kacangan.

Bahan Makanan mg Bahan Makanan mg


Kacang kedelai 1504 Apokat 278
Kacang merah 1151 Selada 254
Kacang hijau 1132 Wortel 245
Durian 601 Beras giling 241
Kelapa 555 Tomat 235
Bayam 461 Pepaya 221
Pisang 435 Mangga 214
Kacang tanah 421 Jeruk manis 162
Jambu monyet, biji 420 Nenas 125
Kentang 396 Anggur 111
Singkong 394 Semangka 102

Tabel 2 Kandungan kalium beberapa bahan makanan (mg/100 gram)


Sumber : Food Composition Table For Use In East Asia, FAO,
1972
e. Akibat Kekurangan Kalium
Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, sepanjang
seseorang cukup makan sayuran dan buah segar. Kekurangan kalium
dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna atau
ginjal. Kehilangan banyak melalui saluran cerna dapat terjadi karena
muntah-muntah, diare kronis atau kebanyakan menggunakan laksan (obat
pencuci perut). Kebanyakan kehilangan melalui ginjal adalah karena
penggunaan obat-obat diuretik terutama untuk pengobatan hipertensi.
Dokter sering memberi sulemen kalium bersamaan dengan obat ini.
Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan,
kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi. Jantung akan berdebar detaknya,
dan menurunkan kemampuannya untuk memompa darah.

f. Akibat kelebihan kalium


Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melalui
saluran cerna (enteral) atau tidak melalui saluran cerna (parenteral)
melebihi 12,0 g/m2 permukaan tubuh sehari 918 g untuk orang dewasa)
tanpa diimbangi oleh kenaikan ekskresi. Hiperkalemia akut dapat
menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian. Kelebihan kalium
juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal.

4. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih
sebanyak 1 kg. Dari jumlah ini, 99% berada di dalam jaringan keras, yaitu
tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit
[(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2]. Kalsium tulang berada dalam bentuk hidroksiapatit
plasma pada konsentrasi kurang lebih 2,25-2,60 mmol/1 (9-10,4 mg/100
ml). Densitas tulang berbeda menurut umur, meningkat pada bagian pertama
kehidupan dan menurun secara berangsur setelah dewasa. Selebihnya
kalsium tersebar luas di dalam tubuh. Di dalam cairan akstraselular dan
infraselular kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel,
seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan
menjaga permaebilitas membran sel. Kalsium mengatur pekerjaan hormon-
hormon dan faktor pertumbuhan.

a. Absorpsi dan Ekskresi Kalsium


Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi
diabsopsitubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan,
dan menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih
tinggi daripada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium
tertutama terjadi di bagian atas usus halus, yaitu duodenum. Kalsium
membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi
kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan mwenggunakan alat angkut
protein pengikat kalsium. Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran
cerna. Banyak faktor mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya dapat
diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap karena
unsur makanan lain, seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi
dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diereksi melalui urine
mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi. Kehilangan kalsium
melalui urine meningkat pada asidosis dan pada konsumsi fosfor tinggi.
Kehi;angan kalsium juga terjadi melalui sekresi cairan yang masuk ke
dalam saluran cerna, dan melalui keringat.

b. Faktor-faktor yang Meningkatkan Absorbsi Kalsium


Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium
dalam tubuh semakin efisien absorpsi kalsium. Peningkatan kebutuhan
terjadi pada pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defesiensi kalsium dan
tingkat aktivitas fisik yang meningkatkan densitas tulang. Jumlah kalsium
yang dikonsumsi mempengaruhi absorpsi kalsium. Penyerapan akan
meningkat bila kalsium yang dikonsumsi menurun.
Vitamin D dalam bentuk aktif 1,25 (OH)D3 merangsang absorpsi
kalsium melalui langkah-langkah kompleks. Vitamin D meningkatkan
absorpsi pada mokusa usus dengan cara merangsang reproduksi protein-
protein kalsium . absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam.
Asam klorida yang dikeluarkan lambung membantu absorpsi dengan cara
menurunkan pH di bagian atas duodenum. Asam amino tertentu
meningkatkan pH saluran cerna, dengan demikian membantu absorpsi.
Aktivitas fisik berpengaruh baik terhadap absorpsi kalsium. Laktosa
meningkatkan absorpsi bila tersedia cukup enzim laktase. Sebaliknya, bila
terdapat defisiensi laktase, laktosa mencegah absorpsi kalsium. Lemak
meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan
demikian memberi waktu lebih banyak untuk absorpsi kalsium. Absorpsi
kalsium lebih baik bila dikonsumsi bersamaan dengan makanan.

c. Faktor-faktor yang Menghambat Kalsium


Kekurangan vitamin D dalam bentuk aktif menghambat absorpsi
kalsium. Asam oksalat yang terdapat dalam bayam, sayuran lain dan kakao
membentuk garam kalsiumoksalat yang tidak larut, sehingga menghambat
absorpsi kalsium. Asam fitat , ikatan yang mendukung fosfor yang terutama
terdapat di dalamsekam serelia, membentuk kalsium fosfat yang juga tidak
dapat larut sehingga tidak dapat diabsorpsi.
Serat menurunkan absorpsi kalsium, diduga karena serat
menurunkan wakru transit makanan di dalam saluran cerna sehingga
mengurangi kesempatan untuk absorpsi. Stres mental dan stres fisik
cenderung menurunkan absorpsi dan meningkatkan sekresi. Proses menua
menurunkan efisiensi absorpsi kalsium. Orang kurang bergerak atau lebih
lama tidak bengkit dari tempat tidur karena sakit atau usia tua bisa
kehilangan sebanyak 0,5% kalsium tulang dalam sebulan dan tidak mampu
menggantinya. Ini merupakan salah satu penyebab terjadinya dekalsifikasi
tulang pada manusia lanjut usia (manula) yang dinamakan osteoporosis.
Dalam suasana basa bersama fosfor, kalsium membentuk kalsium fosfat
yang tidak larut air, sehingga menghambat absorpsi. Obat-obatan tertentu
dapat berpengaruh terhadap ketersediaan biologik kalsium atau meninkatkan
ekskresi yang dapat menyebabkan penurunan densitas tulang. Resiko fosfor
terhadap kalsium yang tinggi dalam makanan semua diduga dapat
menurunkan absorpsi kalsium, karena pembentukan garam kalsium fosfat
yang tidak larut air. Namun, bukti nyata terhadap anggapan ini hingga
sekarang belum ada. Pada umumnya dianjurkan rasio kalsium : fosfor di
dalam makanan di antara 1:1 dan 2:1

d. Fungsi Kalsium
Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh. Pembentukan
tulang dan gigi. Kalsium dan mineral lain memberi kekuatan dan bentuk
pada tulang dan gigi.
Pembentukan tulang. Kalsium di dalam tulang mempunyai dua
fungsi : (a) sebagai bagian integral dari struktur tulang; (b) sebagai tempat
menyimpan kalsium. Pada tahap pertumbuhan janin dibentuk matriks
sebagai cikal bakal tulang tubuh. Bentuknya sama dengan tulang tetapi
masih lunak dan lentur hingga lahir setelah lahir. Matriks yang merupakan
sepertiga bagian dari tulang terdiri atas serabut yabg terbuat dari protein
kolagen yang diselubungi oleh bahan gelatin. Segera setelah lahir, matriks
mulai menguat melalui proses klasifikasi, yaitu terbentuknya kristal mineral.
Kristal ini terdiri atas kalsium fosfat atau kombinasi kalsium fosfat dan
kalsium hidroksida yang dinamakan hidroksiapatit [3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2].
Karena kalsium dan fosfat merupakan mineral utama dalam ikatan ini,
keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup di dalam cairanyang
mengelilingi matriks tulang. Batang tulang yang merupakan bagian keras
matriks, mengandung kalsim fosfat, magnesium, seng, natrium karbonat dan
fluor di samping hidroksiapatit.
Selama pertumbuhan, proses kalsifikasi belangsung terus dengan
cepat sehingga pada saat anak siap untuk berjalan tulang-tulang menyangga
berat tubuh. Pada ujung tulang panjang ada bagian yang berpori yang
dinamakan trabekula, yang menyediakan suplai kalsium siap pakai guna
mempertahankan konsentrasi kalsium normal dalam darah selama
kehidupan, tulang senantiasa mengalami perubahan, baik dalam bentuk
maupun kepadatan, sesuai dengan usia dan perubahan berat badan.
Pembentukan gigi. Mineral yang membentuk dentin dan email yang
merupakan bagian tengah dan luar dari gigi adalah mineral yang sama
dengan yang membentuk tulang . akan tetapi, kristal dalam gigi lebih padat
dan kadar airnya lebih rendah. Protein dalam email gigi adalah keratin,
sedangkan dalam dentin adalah kolagen. Berbeda dengan tulang, gigi sedikit
sekali mengalami perubahan setelah muncul dalam rongga mulut.
Pertukaran antara kalsium gigi dan kalsium tubuh berlangsung lambat dan
terbatas pada kalsium yang terdapat di dalam dentin. Sedikitnya pertukaran
kalsium mungkin juga terjadi di antara lapisan email dan ludah.
Klasifikasi gigi susu (gigi tidak tetap yang kemudian diganti) terjadi
pada minggu ke dua puluh tahap janin dan selasai sebelum gigi keluar. Gigi
permanen mulai mengalami kalsifikasi ketika anak berumur antara tiga
bulan dan tiga tahun. Gigi yang terkhir keluar mengalami kalsifikasi saat
anak berumur delapan tahun hingga sepuluh tahun. Gigi lengkap pada usia
dewasa hanya ,emgandung 1% jumlah kalsium tubuh. Gigi tidak boleh
dikatakan tidak mampu memperbaiki diri setelah keluar di dalam rongga
mulut. Kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi dapat
menyebabkan kerentanan terhadap kerusakan gigi.
Mengatur pembekuan darah. Bila terjadi luka, ion kalsium di dalam
darah merangsang pembebasan fosfolipida tromboplastin dari platelet darah
yang terluka. Tromboplatin ini mengkatalis perubahan protrombin, bagian
darah normal, menjadi trombin. Trombin kemudian membantu perubahan
fibrinogen, bagian lain dari darah, menjadi fibrin yang merupakan gumpalan
darah.
Kalsium berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik,
seperti absorpsi vitamin B12, tindakan enzim pemecah lemak, lipase
pangkreas, ekskresi insulin oleh pangkreas, pembentukan dan pemecahan
esetilkolin, yaitu bahan yang diperlukan dalam memindahkan (transmisi)
suatu rangsangan dari suatu serabut saraf ke serabut saraf lain. Kalsium
yang diperlukan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi ini diambil dari
persediaan kalsium dalam tubuh.
Kontraksi otot. Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan
dalam intraksi protein di dalam otot, yaitu aktin dan miosin. Bila darah
kalsium darah kurang dari normal, otot tidak bisa mengendur sesudah
kontraksi. Tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan kejang.
Beberapa fungsi kalsium lain adalah meningkatkan fungsi transfor
membran sel, kemungkinan dengan bertindak sebagai stabilisator membran,
dan transmisi ion melalui membran organel sel
e. Pengendalian Kalsium dalam Darah
Kalsium di dalam serum berada dalam tiga bentuk, yaitu bentuk ion
bebas (50%), bentuk anion-kompleks terikat dengan fosfat, bikarbonat atau
sitrat (5%), dan dalam bentuk terikat dengan protein terutama dengan
albumin atau globulin (45%). Jumlah kalsium di dalam serum agar berada
pada konsentrasi 9-10,4 mg/dl. Yang mengatur konsentrasi kalsium dalam
cairan tubuh ini adalah hormon-hormon paratiroid/PTH dan tirokalsitonin
dan kelenjar tiroid serta vitamin D. Hormon paratiroid dan vitamin d
meningkatkan kalsium darah dengan cara sebagai berikut :
a) Vitamin D merangsang absorpsi kalsium oleh saluran cerna
b) Vitaimin D dan hormon paratroid merangsang pelepasan
kalsium dari tulang ke dalam darah
c) Vitamin D dan hormon paratroid menunjang reabsorpsi kalsium
di dalam ginjal
Pengaruh kalsitonin diduga terjadi dengan cara merangsang
pengendapan kalsium pada tulang. Hal ini terutama terjadi dalam keadaan
stres, seperti pada masa pertumbuhan dan kehamilan. Dalam hal ini
kalsitonin menurunkan kalsium darah. bila darah kalsium terlalu tinggi,
kelenjar tiroid mengeluarkan kalsitonin. Sebaliknya, bila darah kalsium
terlalu rendah, kelenjar paratroid mengeluarkan hormon paratroid. Sistem
pengendalian kalsium ini akan menjaga kalsium darah dalam keadaan
normal. Bila terjadi kegagalan dalam sistem pengendalian, kalsium darah
akan berubah. Bila kalsium darah lebih tinggi dari normal akan terjadi
kekakuan otot. Sebaliknya, bila kalsium darah lebih rendah dari normal,
akan terjadi kejang otot.kegagalan sistem kendali ini tidak disebabkan
kekurangan atau kelebihan kalsium dari makanan, akan tetapi oleh
kekurangan vitamin D atau gangguan sekresi hormon-hormon yang
berperan.

f. Kalsium dalam Tulang


Kalsium tulang tersebar di antara pool (cadangan) yang relatif tidak
berubah/stabil dan tidak dapat digunakan untuk pengaturan jangka pendek
keseimbangan kalsium, dan pool yang cepat dapat berubah yang terlibat
dalam kegiatan metabolisme kalsium (± 1% kalsium tulang). Komponen
yang berubah ini dapat dianggap sebagai cadangan yang menumpuk bila
makanan mengandung cukup kalsium. Cadangan kalsium ini terutama
disimpan pada bagian ujung tulang panjang dalam bentuk kristal yang
dinamakan trabekula dan dapat dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan
yang meningkat pada masa pertumbuhan, kehamilan, dan menyusui.
Kekurangan konsumsi kalsium untuk jangka panjang menyebabkan struktur
tulang yang tidak sempurna.
Tulang senantiasa berada dalam keadaan dibentuk dan diabsorpsi.
Aspek mana yang dominan bergantung pada umur dan keadaan faal tubuh.
Sintesis tulang dominan pada anak-anak, ibu hamil dan menyusui ; pada
orang dewasa kedua proses berada dalam keadaan seimbang di mana kurang
lebih 600 hingga 700 mg kalsium dipertukarkan tiap hari. Pada proses
menua proses resorpsi dominan sehingga tulang secara berangsur menyusut
dan menjadi rapuh. Penyusutan tulang pada umumnya terjadi setelah usia
50 tahun, baik pada laki-laki maupun perempuan tetapi pada peremapuan
dengan lecepatan lebih tinggi. Seperti telah dijelaskan, kalsium di dalam
tulang terdapat dalam bentuk hidroksiapatit, suatu struktur kristal yang
terdiri atas kalsium fosfat dan disusun di keliling matriks organik berupa
protein kolagen untuk memberikan kekuatan dan kekakuan pada tulang. Di
damping itu, tersapat ion-ion lain termasuk, flour, magnesium, seng, dan
natrium. Melalui matriks dan di antara struktur kristal terdapat pembuluh
darah dan limfe, saraf, dan sumsum tulang. Melalui pembuluh darah ion-ion
mineral berdifusi ke dalam cairan ekstraselular, mengelilingi kristal dan
memungkinkan pengendapan mineral baru atau penyerapan kembali mineral
dari tulang. Kalsium dalam tulang merupakan sumber kalsium darah.
walaupun makanan kurang mengandung kalsium, konsentrasinya dalam
darah akan tetap normal.

g. Angka Kecukupan Kalsium yang Dianjurkan


Angka kecukupan kalsium sehari dianjurkan berdasarkan
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004).
Tabel 3 Angka Kecukupan Kalsium Yang dianjurkan
Golongan AKK* Golongan AKK*
Umur (mg) Umur (mg)
0-6 bln 200 Wanita :
7-11 bln 400 10-12 thn 1000
1-3 thn 500 13-15 thn 1000
4-6 thn 500 16-18 thn 1000
7-9 thn 600 19-29 thn 800
30-49 thn 800
Pria : 50-64 thn 1000
10-12 thn 1000 ≤ 65 thn 1000
13-15 thn 1000
16-18 thn 1000 Hamil : + 150
19-29 thn 800
30-49 thn 800 Menyusui :
50-64 thn 1000 0-6 bln + 150
≤ 65 thn 1000 7-12 bln +150
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*
AKK : Angka Kecukupan Kalsium

h. Sumber Kalsium
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, sepertu kuju. Ikan
dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium
yang baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan, tahu dan
tempe, sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi
bahan makanan ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan
kalsium seperti, serat, fitrat dan oksalat. Susu nonfatmerupakan sumber
terbaik kalsium, karena ketersediaan biologiknya yang tinggi. Kebutuhan
kalsium akan terpenuhi bila kita makan makanan yang seimbang tiap hari.
Tabel 4 Nilai Kalsium berbagai Bahan Makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan mg Bahan Makanan Mg
Udang kering 1009 Susu sapi segar 143
Teri kering 1200 Tempe kacang kedelai 129
Susu bubuk 904 murni 124
Keju 777 Tahu 120
Sardines (kaleng) 354 Yogurt 96
Susu kental manis 275 Oncom 80
Bayam 265 Kacang merah 58
Kacang kedelai, 227 Kacang tanah 56
kering 220 Telur bebek 54
Sawi 219 Telur ayam 33
Daun melinjo 204 Ketela pohon 14
Katuk 195 Ayam 11
Tepung kacang 182 Daging sapi 11
kedelai 165 Kentang 10
Selada air Jagung kuning, pipil
Daun singkong
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes, 1979.

i. Akibat Kekurangan Kalsium


Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh.
Semua orang dewasa, terutama sesudah usia 50 tahun, kehilangan kalsium
dari tulang. Tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Hal ini dinamakan
osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stres sehari-hari.
Osteoporosis banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki dan lebih banyak
pada orang kulit putih daripada kulit berwarna.
Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan osteomalasia, yang
dinamakan juga riketsia pada orang dewasa dan biasa terjadi karena
kekurangan vitamin D dan ketidak seimbangan konsumsi kalsium terhadap
fosfor. Mineralisasi matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium
di dalam tulang menurun.
Kadar kalsium darah yang sangat rendah dapat menyebabkan
tetaniatau kejang. Kepekaan serabut saraf dan pusat saraf terhadap
rangsangan meningkat, sehingga terjadi kejang otot misalnya pada kaki.
Tetani dapat terjadi pada ibu hamil yang makannya terlalu sedikit
mengandung kalsium atau terlalu tinggi mengandung fosfor. Tetani kadang
terjadi pada bayi baru lahir yang diberi minuman susu sapi yang tidak
diencerkan yang mempunyai rasio kalsium : fosfor rendah.

k. Akibat Kelebihan Kalsium


Konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg sehari.
Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Di
samping itu, dapat menyebabkan konstipasi (susah buang air besar).
Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan supleman kalsium berupa
tablet atau bentuk lain.

5. Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1
% dari berat badan. Kurang lebih 85 %fosfor di dalam tubuh tedapat sabagai
garam kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang
dan gigi yang tidak dapt larut. Hidroksiapatit memberi kekuatan dan
kekakuan pada tulang. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh,
separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraselular. Fosfor
merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA yang terdapat dalam
tiap inti sel dan sitoplasma tiap sel hidup. Sebagai fosfolipid, fosfor
memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan
penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenosin Trifosfat
(ATP).
a. Absorpsi dan Metabolisme Fosfor
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagi fosfor di dalam usus
setelah hidrolisasi dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90%
fosfor berasal dari Air Susu Ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari
sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat
diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah,
taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di
dalam mokusa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif.
Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. Sebagian besar fosfor di
dalam darah terutama sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida.
Kadar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon paratiroid (PTH) yang
dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan hormon kalsitonin. kedua hormon
tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk mengontrol jumlah fosfor
yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang dibebaskan
dan disimpan di dalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh
ginjal. Kalsitonin meningkatkan ekskresi fosfat oleh ginjal. Konsumsi fosfor
yang relatif tinggi terhadap kalsium sehingga diperoleh perbandingan P : Ca
yang tinggi dalam serum akan merangsang pembentukan PTH yang
mendorong pengeluaran fosfat dari tubuh.
Fosfor sebagai bagian dari asam fosfatyang terutama terdapat di
dalam serelia tidak dapat dihidrolisis. Oleh karena itu, tidak dapat
diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor
adalah Fe++, Mg++, asam lemak tidak jenuh dan antasid yang mengandung
aluminium, karena membentuk garam yang tidak larut air.

b. Fungsi Fosfor
Fosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh.
Klasifikasi tulang dan gigi.Klasifikasi tulang dan ggi diawali dengan
pengendapan fosfor pada matriks tulang. Kekurangan fosfor menyebabkan
peningkatan enzim fosfatase ang diperlukan untuk melepas fosfor dari
jaringan tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium
terhadap fosfor yang sesuai untuk pertumbuhan tulang.
Mengatur pengalihan energi. Melalui proses fosforilisasi fosfor
mengaktifkan sebagi enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi pada
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Bila satu gugus fosfat
ditamahkan pada ADP (Adenosin Difosfat) maka terbentuk ATP (Adenosin
Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya. Bila energi diperlukan,
ATP diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat fosfat pada ADP
dilepas untuk keperluan berbagai reaksi di dalam tubuh.
Absorpsi dan transportasi zat gisi. Dalam bentuk fosfat, fosfor
berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat-zat gizi menyebrangi
membran sel atau di dalam aliran darah. proses ini dinamakan fosforilasi
dan terjadi absorpsi di dalam saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran
darah ke dalam cairan interselular dan pengalihannya ke dalam sel. Lemak
yang tidak larut air, diangkut di dalam darah dalam bentuk fosfolipida.
Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul lemak, sehingga lemak
menjadi lebih larut. Glikogen yang lepas dari simpanan hati atau otot berada
di dalam darah terikat dengan fosfor.
Bagian dari ikatan yang esensial. Vitamin dan enzim tertentu hany
adapat berfungsi bila terlebih dahulu mengalami fosforilisasi, contohnya
enzim yang mengandung vitamin B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat
merupakan bagian esensial dari DNA dan RNA, bahan pembawa kode
gen/keturunan yang terdapat di dalam inti sel dan sitoplasma semua sel
hidup. DNA dan RNA dibutuhkan untuk reproduksi sel.
Pengatur keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan
penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan
tubuh. Ini terjadi karenakemampuan fosfor mengikat tambahan ion
hodrogen.

c. Angka Kecukupan Fosfor yang Dianjurkan


Angka kecukupan fosfor sehari yang dianjurkan berdasarkan
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004).
Tabel 5 Angka kecukupan fosfor yang dianjurkan
Golongan AKF* Golongan AKF*
Umur (mg) Umur (mg)
0-6 bln 100 Wanita : 1000
7-11 bln 225 10-12 thn 1000
1-3 bln 400 13-15 thn 1000
4-6 bln 400 16-18 thn 600
7-9 bln 400 19-29 thn 600
30-49 thn 600
Pria : 50-64 thn 600
10-12 thn 1000 ≤ 65 thn 600
13-15 thn 1000
16-18 thn 1000 Hamil : +0
19-29 thn 600
30-49 thn 600 Menyusui :
50-64 thn 600 0-6 bln +0
≤ 65 thn 600 7-12 bln +0
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*AKF : Angka Kecukupan Fosfor

d. Sumber Fosfor
Karena fosfor ada di semua sel makhluk hidup, fosfor terdapat di
dalam semua makan, terutama kaya protein, seperti daging, ayam, ikan,
telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan dan hasilnya, serta serelia.
Kandungan fosfor beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel 6 Nilai fosfor beberapa bahan makanan (mg/100 gram)


Bahan
mg Bahan Makanan mg
Makanan
Teri kering Tempe kacang
Tepung susu kedelai
Kacang kedelai 1500 Ikan segar 154
kering 694 Tepung terigu 150
Sardin (kaleng) 585 Kelapa tua, daging 106
Kacang merah 434 Roti putih 98
Keju 400 Biskuit 95
Kacang tanah 338 Bayam 87
Kacang hijau 335 Tahu 67
Jagung kuning, 320 Susu sapi 63
pupil 256 Kentang 60
Beras setengah 221 Daun singkong 56
giling 209 Mie kering 54
Susu kental 200 Ketela pohon 47
manis 180 (singkong) 40
Ayam 175 Gula kelapa 37
Telur ayam 170 Wortel 37
Telur bebek 170 Pisang ambon 28
Daging sapi
Udang segar
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes 1979.

e. Akibat Kekurangan Fosfor


Karena fosfor banyak terdapat di dalam makanan, jarang terjadi
kekurangan. Kekurangan fosfor bisa terjadi bila menggunakan obat antasid
untuk menetralkan asam lambung, seperti aluminium hidroksida untuk
jangka lama. Aluminium hidroksida mengikat fosfor, sehingga tidak dapat
diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga bisa terjadi pada penderita yang
kehilangan banyak cairan melalui urine. Kekurangan fosfor menyebabkan
kerusakan tulang. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan
kerusakan tulang. Bayi prematur juga dapat menderita kekurangan fosfor,
karena cepatnya pembentukan tulang sehingga kebutuhan fosfor tidak bisa
dipenuhi oleh ASI.

f. Akibat Kelebihan Fosfor


Kelebihan fosfor karena makanan jarang terjadi. Bila kadar fosfor
darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat
menimbulkan kejang.

6. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium
di dalam cairan interselular. Magnesium merupakan unsur esensial bagi
tubuh dan tubuh kita mengandun unsur inni sebanyak 25 gram. Peranan
magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam
ikatan hemoglobin di dalam darah pada manusia yaitu untuk pernapasan.
Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme.
Kurang lebih 60% dari 20-28 mg magnesium di dalam tubuh
terdapat di dalam tulang dan gigi, 26% di dalam otot dan selebihnya di
dalam jaringan lunak lainnya serta cairan tubuh. Konsentrasi magnesium
rata-rata di dalam plasma darah adalah sebanyak 0,75-1,0 mmol/l (1,5-2,1
mEq/l). Konsentrasi ini dipertahankan tubuh pada nilai yang konstan pada
orang sehat. Magnesium di dalam tulang lebih banyak merupakan cadangan
yang siap dikeluarkan bila bagian lain dari tubuh membutukan.

a. Absorpsi Magnesium
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemunkinan
dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi
magnesium yang tinggi hanya sebanyak 30% magnesium absorpsi,
sedangkan pada konsumsi rendah sebanyak 60%. Absorpsi magnesium
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama yang mempengaruhi absorpsi
kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh. Bila kalsium dalam makanan
turun, absorpsi magnesium meningkat.
Di dalam darah sebagian besar magnesium terdapat dalam bentuk
ion bebas, atau dalam bentuk molekul kompleks hingga molekul kecil.
Keseimbangan magnesium dai dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian
ekskresi magnesium melalui urine. Seperti halnya fosfor, ekskresi
magnesium meningkat oleh hormon tiroid, asidosis, aldosteron serta
kekurangan fosfor dan kalsium. Ekskresi magnesium menurun karena
pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH terhadap resorpsi tuula ginjal.
Demikian pula halnya pada hiperkalsamia dan hipermagnesemia. Karena
cairan lambung banyak mengandung magnesium, muntah berlebihan
menyebaban kekurangan magnesium dalam jumlah besar.

b. Fungsi Magnesium
Magnesium memegang peranan penting dalam lebih dari tiga ratus
sistem enzimenzim di dalam tubuh. Magnesium bertindak di dalam semua
sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologik termasuk
reaksi-reaksi berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat, lipida,
protein dan asam nukleat serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas
bahan gen DNA. Sebagian besar reaksi ini terjadi dalam mitikondria sel.
Di dalam cairan sel ekstraselular magnesium berperan dalam
transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah. dalam hal ini peranan
magnesium berlawanan dengan kalsium. Kalsium merangsang kontraksi
otot, sedangkan magnesium mengendorkan otot. Kalsium mendorong
penggumpalan darah sedangkan magnesium mencegah. Kalsium
menyebabkan ketegangan saraf, sedangkan magnesium melemaskan saraf.
Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium
di dalam email gigi.

c. Angka Kecukupan Magnesium yang Dianjurkan


Angka kecukupan magnesium sehari dianjurkan berdasarkan
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004).
Tabel 7 Angka kecukupan magnesium yang dianjurkan
Golongan AKM* Golongan AKM*(mg
Umur (mg) Umur )
0-6 bln 25 Wanita :
7-11 bln 55 10-12 thn 180
1-3 thn 60 13-15 thn 230
4-6 thn 90 16-18 thn 240
7-9 thn 120 19-29 thn 250
30-49 thn 270
Pria : 50-64 thn 270
10-12 thn 170 ≤ 65 thn 270
13-15 thn 220
16-18 thn 270 Hamil : + 40
19-29 thn 290
30-49 thn 300 Menyusui :
50-64 thn 300 0-6 bln +0
≤ 65 thn 300 7-12 bln +0
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
*
AKM : Angka Kecukupan Magnesium

d. Sumber Magnesium
Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serelia tumbuk, biji-
bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta coklat juga
merupakan sumber magnesium yang baik.

e. Akibat Kekurangan Magnesium


Kekurangan magnesium jarang terjadi karena makanan. Kekurangan
magnesium bisa terjadi pada kekurangan protein dan energi serta sebagai
komplikasi penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi dan
atau penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanan
tidak melalui mulut (intravena). Penyakit yang menyababkan muntah-
muntah, diare, gangguan diuretika (perangsang pengeluaran urine) juga
dapat menyebabkan kekurangan magnesium. Kekurangan magnesium berat
menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, mudah
tersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan sistem saraf pusat, halusinasi,
koma, dan gagal jantung.

f. Akibat kelebihan magnesium


Akibat kelebihan magnesium belum diketahui dengan pasti.
Kelebihan magnesium biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal.

7. Sulfur (S)
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gisi esensial, seperti vitamin
tiamin (B1) dan botin, serta asam amino metionin dan sintein. Rantai
samping molekul sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain
sehingga membentuk jembatan disulfida, yang berperan dalam menstabilkan
molekul protein. Sulfur terutama terdapat di dalam tulang rawan, kulit,
rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikatyang bersifat kaku.
Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat
anorganik. Selain sebagai bagian dari asam amino metionin dan sistein,
sulfur juga meupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim
dan vitamin, termasuk koenzim A. Dalam bentuk teroksidasi sulfur
dihubungkan dengan mukopolisakarida yang berperan dalam melarutkan
sisa metabolisme sehingga bisa dikeluarkan melalui urine (terutama sisa
metabolisme hormon steroid dan obat-obat tertentu).
Sulfur sebagian besar diereksi melalui urine sebagi ion bebas SO4=.
Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit intraselular yang terdapat di
dalam plasma dalam konsentrasi rendah
Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan sehingga belum
diketahui adanya kekurangan sulfur. Kita tidak akan kekurangan sulfur bila
makanan cukup mengandung protein.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mineral makro terutama natrium, klor dan kalium berperan menjaga
keseimbangan cairan tubuh. Natrium, kalium dan magnesium diperlukan
untuk transmisi saraf dan kontraksi otot. Fosfor dan magnesium terlibat
dalam metabolisme energi. Kalsium, fosfor dan magnesium berperan dalam
memberi bentuk (struktur) kepada tulang. Selain itu, tiap mineral makro
mengandung peranan khusus di dalam tubuh. Fungsi dan metabolisme zat
kapur (Ca) dan fosfor (P) sangat erat saling berhubungan

3.2. Saran

1. Bagi seluruh Civitas Akademik untuk terus menambah wawasan


pengetahuan mengenai Mineral Makro.
2. Sebagai manusia, kita perlu menjaga keseimbangan asupan nutrisi dan
selalu menjaga kesehatan.
3. Mineral Makro walaupun sedikit asupannya bagi tubuh,tetapi perlu
terus di jaga agar tubuh tidak mengalami defisiensi mineral.
4. Semoga dengan adanya Makalah ini baik penyusun maupun pembaca
dapat memahami akan pentingnya mineral makro dalam kehiduan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta
Purwitasari, Desi. 2009. Buku Ajar Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Nuha
Medika : Yogyakarta
Karyadi, Darwin. 1988. Pengetahuan Gizi Mutakhir MINERAL. Jakarta: PT

Gramedia.

Winarno, F.G. 1991. KIMIA PANGAN DAN GIZI. Jakarta: PT Gramedia.

http://www.scribd.com/yuyu_hunters/d/76296956-Makalah-IGD-Mineral-Makro

http://www.scribd.com/doc/19832867/Makalah-Mineral

http://www.scribd.com/doc/90098940/Makalah-Mineral

Anda mungkin juga menyukai