MAKRO MINERAL
KELOMPOK II
Afrilita Putri
Gita Rahmadani
Nova Zuliana
Retna Sari
DOSEN PEMBIMBING
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah kami, sebagai barikut :
1. Untuk mengetahui lebih dalam karakteristik dari mineral makro, mulai dari
sumber mineral makro yang terdapat dalam makanan. Bagaimana kecukupan
mineral sehari-sahri sudah terpenuhi atau belum.
2. Memberi penjelasan kepada pembaca behwa kekurangan mineral makro
dapat mengambat proses metabolisme dalam tubuh.
3. Lebih mengenalkan kepada pembaca jenis-jenis moneral makro.
BAB II
PEMBAHASAN
1.2. Pengertian
Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
kecil untuk membantu reaksi fungsional tubuh. Mineral memegang peranan
penting dalam pemeliharaan tubuh, baik pada tingkat sel, organ maupun fungsi
tubuh secara keseluruhan. Mineral merupakan bagian tubuh yang memegang
peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan, selain itu mineral berperan dalam
berbagai tahap metabolisme. Terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim.
Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan
kegiatan enzim.
Secara umum fungsi mineral dalam tubuh sebagai berikut: Dalam tubuh,
Mempertahankan keseimbangan Asam-basa. Memelihara keseimbangan asam
tubuh dengan jalan penggunaan mineral pembentuk asam (acid forming elements),
yaitu Cl, Sdan P dan mineral pembentuk basa(base forming elements), yaitu Ca,
Mg, K, dan Na.
2.1. Macam-macam
Mineral makro adalah mineral yang dibutukan tubuh dalam jumlah
lebih dari 100 mg sehari.Yang termasuk mineral makro antara lain : Natrium
(Na), Klorida (Cl), Kalium (K), Kalsium (Ca), Fosfor (P), Magnesium (Mg),
dan Sulfur (S). Mineral makro dibutuhkan tubuh lebih dari 100 mg sehari.
1. Natrium (Na)
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular. 34-40%
natrium ada di dalam kerangka tubuh. Cairan saliran cerna, sama seperti
cairan empedu dan pangkreas, mengandung banyak natrium. Sumber
utama natrium adalah garam dapur (NaCl). Garam dapur di dalam
makanan sehari-hari berperan sebagai bumbu dan sebagai bahan pengawet.
Baru ada tahun 1937 peranannya sebagai zat gizi esensial diketahui secara
pasti.
a. Absorbsi dan Metabolisme Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikomsumsi (3 hingga & gram
sehari) diabsorbsi, terutama di dalam usus halus. Natrium diabsorpsi
secara aktif (membutuhkan energi). Natrium yang diabsorbsi dibawa
oleh aliran darah ke ginjal. Di sini natrium disaring dan dikembalikan
ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf
natrium dalam darah. Kelebihan natrium dalam jumlahnya mencapai
90-99% dari yang dikomsumsi, dikeluarkan melalui urine.
Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang
dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun.
Aldosteron merangsang ginjal untuk mengabsorpsi kembali natrium.
Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluarkan melalui urine
sejajar dengan natrium yang dikonsumsi. Jumlah natrium dalam urine
tnggi bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi rendah.
b. Fungsi Natrium
Sebagai kation utama da;am cairan akstraselular, natrium
menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut.
Natriumlah yang sebagaian besar mengatur tekanan tekanan osmosis
yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel-
sel. Di dalam sel tekanan osmosis diatur oleh kalium guna menjaga
cairan tidak keluar dari sel. Secara normal tubuh dapat menjaga
keseimbangan antara natrium di luar sel dan kalium di dalam sel. Bila
seseorang memakan terlalu banyak garam, kadar natrium darah akan
meningkat. Rasa haus yang ditimbulkan akan menyebabkan minum
sedemikian banyak sehingga konsentrasi natrium darah akan kembali
normal. Ginjal kemudian akan mengeluarkan kelebihan cairan natrium
tersebut dari tubuh. Hormon aldosteron menjaga agar konsentrasi
natrium di dalam darah berada pada nilai normal.
Bila jumlah natrium di dalam sel meningkat secara berlabihan,
air akan masuk ke dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah
yang menyebabkan terjadinya pembengkakanatau oedema dalam
jaringan tubuh. Keseimbangan cairan jugaakan terganggu bila
seseorang kehilangan natrium. Air akan memasuki sel untuk
mengencerkan natrium dalam sel. Cairan ekstraselular akan menurun.
Perubahan ini dapat menurunkan tekana darah.
Natrium menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh
dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk asam. Natrium
berperan dalam transmisi saraf dan konsentrasi oto. Natrium berperan
pula dalam absorpsi glukosa dan sebagai alat angkut zat-zat gizi lain
melalui membran, terutama melalui dinding usus sebagai pompa
natrium.
bahan mg Bahan mg
Makanan Makanan
Margarin 950 Daging 93
Teri 885 sapi 59
kering 780 Ikan ekor 50
Mentega 610 kuning 40
Ragi 530 Teh 36
Roti putih 500 Yogurt 33
Roti 200 Susu sapi 26
coklat 191 Cokelat 26
Ginjal 185 manis 19
sapi 158 Kacang 18
Telur 131 mende 15
bebek 110 Jambu 14
2. Klor (Cl)
Klor merupakan kation utama cairan ekstraselular. Klor merupakan
0,15% berat badan. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan
serebrospinal (otak dan sum-sum tulang belakang), lambung, dan
pangkreas. Bila reaksi dengan natrium atau hidrogen,klor akan membentuk
ion klor yang bermutan negatif (Cl-)
b. Fungsi Klor
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselular, klor berperan
dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit. Klor akan bergerak
secara
bebas melintasi membran sel dan berasosiasi dengan natrium dan
kalium.
Di dalam lambung klor merupakan bagian dari asam klorida (HCl)
yang deperlukan untuk memelihara suasana asam di dalam lambung.
Suasana asam ini diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan.
Bersama unsur-unsur pembentuk asam lainnya, seperti fosfor dan sulfur,
sebagai anion klor membantu memelihara keseimbangan asam basa. Ion
klor dengan mudah dapat keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam
plasma darah guna membantu mengengkut karbon dioksida ke paru-paru
dan keluar dari tubuh. Pada muntah-muntah banyak asam klorida
dikeluarkan dari lambung, hal mana mengganggu keseimbangan asam
basa di dalam tubuh. Diduga klor mengatur sistem renin-angiotensin-
aldosteron yang mengatur keseimbangan cairan tubuh.
d. Sumber Klor
Klor terdapat bersamaan dengan natrium di dalam garam dapur.
Sebagian besar klor diperoleh dari mekanan olahan yang diberi garam
dapur. Beberapa sayuran dan buah-buahan merupakan sumber klor.
3. Kalium (K)
Seperti halnya natrium, kalium merupakan ion positif, akan tetapi
berbeda dengan netrium, kalium terutama terdapat da dalam sel.
Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraselular adalah 1:10,
sedangkan di dalam cairan ekstraselular 28:1. Sebanyak 95% kalium tubuh
berada di dalam cairan intraselular.
a. Absorbsi dan Ekskresi Kalium
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak
80-90% kalium yang dimakan diekskresikan melalui urine, selebihnya
dikeluarkan melalui feses da sedikit melalui keringat dan cairan lambung.
Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya
menyaring, mengabsorpsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah
pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan
menggantikanion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula
ginjal.
b. Fungsi Kalium
Bersama natrium, kalium memegang peranan dalam
pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan
asam basa. Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan
relaksasi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam
banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintetis
glikogen dan protein. Kalium berperan dalam pertumbuhan sel. Taraf
kalium dalam otot berhubungan dengan massa otot dan simpanan
glikogen. Oleh karena itu, bila otot berada dalam
pembentukandibutuhkan kalium dalam jumlah yang cukup. Tekanan
darah normal memerlukan perbandingan antara natrium dan kalium yang
sesuai di dalam tubuh.
d. Sumber Kalium
Kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Sumber utama adalah makanan mentah/ segar, terutama buah,
sayuran, dan kacang-kacangan.
4. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih
sebanyak 1 kg. Dari jumlah ini, 99% berada di dalam jaringan keras, yaitu
tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit
[(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2]. Kalsium tulang berada dalam bentuk hidroksiapatit
plasma pada konsentrasi kurang lebih 2,25-2,60 mmol/1 (9-10,4 mg/100
ml). Densitas tulang berbeda menurut umur, meningkat pada bagian pertama
kehidupan dan menurun secara berangsur setelah dewasa. Selebihnya
kalsium tersebar luas di dalam tubuh. Di dalam cairan akstraselular dan
infraselular kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel,
seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan
menjaga permaebilitas membran sel. Kalsium mengatur pekerjaan hormon-
hormon dan faktor pertumbuhan.
d. Fungsi Kalsium
Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh. Pembentukan
tulang dan gigi. Kalsium dan mineral lain memberi kekuatan dan bentuk
pada tulang dan gigi.
Pembentukan tulang. Kalsium di dalam tulang mempunyai dua
fungsi : (a) sebagai bagian integral dari struktur tulang; (b) sebagai tempat
menyimpan kalsium. Pada tahap pertumbuhan janin dibentuk matriks
sebagai cikal bakal tulang tubuh. Bentuknya sama dengan tulang tetapi
masih lunak dan lentur hingga lahir setelah lahir. Matriks yang merupakan
sepertiga bagian dari tulang terdiri atas serabut yabg terbuat dari protein
kolagen yang diselubungi oleh bahan gelatin. Segera setelah lahir, matriks
mulai menguat melalui proses klasifikasi, yaitu terbentuknya kristal mineral.
Kristal ini terdiri atas kalsium fosfat atau kombinasi kalsium fosfat dan
kalsium hidroksida yang dinamakan hidroksiapatit [3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2].
Karena kalsium dan fosfat merupakan mineral utama dalam ikatan ini,
keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup di dalam cairanyang
mengelilingi matriks tulang. Batang tulang yang merupakan bagian keras
matriks, mengandung kalsim fosfat, magnesium, seng, natrium karbonat dan
fluor di samping hidroksiapatit.
Selama pertumbuhan, proses kalsifikasi belangsung terus dengan
cepat sehingga pada saat anak siap untuk berjalan tulang-tulang menyangga
berat tubuh. Pada ujung tulang panjang ada bagian yang berpori yang
dinamakan trabekula, yang menyediakan suplai kalsium siap pakai guna
mempertahankan konsentrasi kalsium normal dalam darah selama
kehidupan, tulang senantiasa mengalami perubahan, baik dalam bentuk
maupun kepadatan, sesuai dengan usia dan perubahan berat badan.
Pembentukan gigi. Mineral yang membentuk dentin dan email yang
merupakan bagian tengah dan luar dari gigi adalah mineral yang sama
dengan yang membentuk tulang . akan tetapi, kristal dalam gigi lebih padat
dan kadar airnya lebih rendah. Protein dalam email gigi adalah keratin,
sedangkan dalam dentin adalah kolagen. Berbeda dengan tulang, gigi sedikit
sekali mengalami perubahan setelah muncul dalam rongga mulut.
Pertukaran antara kalsium gigi dan kalsium tubuh berlangsung lambat dan
terbatas pada kalsium yang terdapat di dalam dentin. Sedikitnya pertukaran
kalsium mungkin juga terjadi di antara lapisan email dan ludah.
Klasifikasi gigi susu (gigi tidak tetap yang kemudian diganti) terjadi
pada minggu ke dua puluh tahap janin dan selasai sebelum gigi keluar. Gigi
permanen mulai mengalami kalsifikasi ketika anak berumur antara tiga
bulan dan tiga tahun. Gigi yang terkhir keluar mengalami kalsifikasi saat
anak berumur delapan tahun hingga sepuluh tahun. Gigi lengkap pada usia
dewasa hanya ,emgandung 1% jumlah kalsium tubuh. Gigi tidak boleh
dikatakan tidak mampu memperbaiki diri setelah keluar di dalam rongga
mulut. Kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi dapat
menyebabkan kerentanan terhadap kerusakan gigi.
Mengatur pembekuan darah. Bila terjadi luka, ion kalsium di dalam
darah merangsang pembebasan fosfolipida tromboplastin dari platelet darah
yang terluka. Tromboplatin ini mengkatalis perubahan protrombin, bagian
darah normal, menjadi trombin. Trombin kemudian membantu perubahan
fibrinogen, bagian lain dari darah, menjadi fibrin yang merupakan gumpalan
darah.
Kalsium berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik,
seperti absorpsi vitamin B12, tindakan enzim pemecah lemak, lipase
pangkreas, ekskresi insulin oleh pangkreas, pembentukan dan pemecahan
esetilkolin, yaitu bahan yang diperlukan dalam memindahkan (transmisi)
suatu rangsangan dari suatu serabut saraf ke serabut saraf lain. Kalsium
yang diperlukan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi ini diambil dari
persediaan kalsium dalam tubuh.
Kontraksi otot. Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan
dalam intraksi protein di dalam otot, yaitu aktin dan miosin. Bila darah
kalsium darah kurang dari normal, otot tidak bisa mengendur sesudah
kontraksi. Tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan kejang.
Beberapa fungsi kalsium lain adalah meningkatkan fungsi transfor
membran sel, kemungkinan dengan bertindak sebagai stabilisator membran,
dan transmisi ion melalui membran organel sel
e. Pengendalian Kalsium dalam Darah
Kalsium di dalam serum berada dalam tiga bentuk, yaitu bentuk ion
bebas (50%), bentuk anion-kompleks terikat dengan fosfat, bikarbonat atau
sitrat (5%), dan dalam bentuk terikat dengan protein terutama dengan
albumin atau globulin (45%). Jumlah kalsium di dalam serum agar berada
pada konsentrasi 9-10,4 mg/dl. Yang mengatur konsentrasi kalsium dalam
cairan tubuh ini adalah hormon-hormon paratiroid/PTH dan tirokalsitonin
dan kelenjar tiroid serta vitamin D. Hormon paratiroid dan vitamin d
meningkatkan kalsium darah dengan cara sebagai berikut :
a) Vitamin D merangsang absorpsi kalsium oleh saluran cerna
b) Vitaimin D dan hormon paratroid merangsang pelepasan
kalsium dari tulang ke dalam darah
c) Vitamin D dan hormon paratroid menunjang reabsorpsi kalsium
di dalam ginjal
Pengaruh kalsitonin diduga terjadi dengan cara merangsang
pengendapan kalsium pada tulang. Hal ini terutama terjadi dalam keadaan
stres, seperti pada masa pertumbuhan dan kehamilan. Dalam hal ini
kalsitonin menurunkan kalsium darah. bila darah kalsium terlalu tinggi,
kelenjar tiroid mengeluarkan kalsitonin. Sebaliknya, bila darah kalsium
terlalu rendah, kelenjar paratroid mengeluarkan hormon paratroid. Sistem
pengendalian kalsium ini akan menjaga kalsium darah dalam keadaan
normal. Bila terjadi kegagalan dalam sistem pengendalian, kalsium darah
akan berubah. Bila kalsium darah lebih tinggi dari normal akan terjadi
kekakuan otot. Sebaliknya, bila kalsium darah lebih rendah dari normal,
akan terjadi kejang otot.kegagalan sistem kendali ini tidak disebabkan
kekurangan atau kelebihan kalsium dari makanan, akan tetapi oleh
kekurangan vitamin D atau gangguan sekresi hormon-hormon yang
berperan.
h. Sumber Kalsium
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, sepertu kuju. Ikan
dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium
yang baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan, tahu dan
tempe, sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi
bahan makanan ini mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan
kalsium seperti, serat, fitrat dan oksalat. Susu nonfatmerupakan sumber
terbaik kalsium, karena ketersediaan biologiknya yang tinggi. Kebutuhan
kalsium akan terpenuhi bila kita makan makanan yang seimbang tiap hari.
Tabel 4 Nilai Kalsium berbagai Bahan Makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan mg Bahan Makanan Mg
Udang kering 1009 Susu sapi segar 143
Teri kering 1200 Tempe kacang kedelai 129
Susu bubuk 904 murni 124
Keju 777 Tahu 120
Sardines (kaleng) 354 Yogurt 96
Susu kental manis 275 Oncom 80
Bayam 265 Kacang merah 58
Kacang kedelai, 227 Kacang tanah 56
kering 220 Telur bebek 54
Sawi 219 Telur ayam 33
Daun melinjo 204 Ketela pohon 14
Katuk 195 Ayam 11
Tepung kacang 182 Daging sapi 11
kedelai 165 Kentang 10
Selada air Jagung kuning, pipil
Daun singkong
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes, 1979.
5. Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh, yaitu 1
% dari berat badan. Kurang lebih 85 %fosfor di dalam tubuh tedapat sabagai
garam kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang
dan gigi yang tidak dapt larut. Hidroksiapatit memberi kekuatan dan
kekakuan pada tulang. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh,
separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraselular. Fosfor
merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA yang terdapat dalam
tiap inti sel dan sitoplasma tiap sel hidup. Sebagai fosfolipid, fosfor
memegang peranan penting dalam reaksi yang berkaitan dengan
penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenosin Trifosfat
(ATP).
a. Absorpsi dan Metabolisme Fosfor
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagi fosfor di dalam usus
setelah hidrolisasi dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85-90%
fosfor berasal dari Air Susu Ibu (ASI). Sebanyak 65-70% fosfor berasal dari
sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat
diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah,
taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di
dalam mokusa usus halus dan diabsorpsi secara aktif dan difusi pasif.
Absorpsi aktif dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. Sebagian besar fosfor di
dalam darah terutama sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolipida.
Kadar fosfor di dalam darah diatur oleh hormon paratiroid (PTH) yang
dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan hormon kalsitonin. kedua hormon
tersebut berinteraksi dengan vitamin D untuk mengontrol jumlah fosfor
yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta jumlah yang dibebaskan
dan disimpan di dalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh
ginjal. Kalsitonin meningkatkan ekskresi fosfat oleh ginjal. Konsumsi fosfor
yang relatif tinggi terhadap kalsium sehingga diperoleh perbandingan P : Ca
yang tinggi dalam serum akan merangsang pembentukan PTH yang
mendorong pengeluaran fosfat dari tubuh.
Fosfor sebagai bagian dari asam fosfatyang terutama terdapat di
dalam serelia tidak dapat dihidrolisis. Oleh karena itu, tidak dapat
diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor
adalah Fe++, Mg++, asam lemak tidak jenuh dan antasid yang mengandung
aluminium, karena membentuk garam yang tidak larut air.
b. Fungsi Fosfor
Fosfor mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh.
Klasifikasi tulang dan gigi.Klasifikasi tulang dan ggi diawali dengan
pengendapan fosfor pada matriks tulang. Kekurangan fosfor menyebabkan
peningkatan enzim fosfatase ang diperlukan untuk melepas fosfor dari
jaringan tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium
terhadap fosfor yang sesuai untuk pertumbuhan tulang.
Mengatur pengalihan energi. Melalui proses fosforilisasi fosfor
mengaktifkan sebagi enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi pada
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Bila satu gugus fosfat
ditamahkan pada ADP (Adenosin Difosfat) maka terbentuk ATP (Adenosin
Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya. Bila energi diperlukan,
ATP diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat fosfat pada ADP
dilepas untuk keperluan berbagai reaksi di dalam tubuh.
Absorpsi dan transportasi zat gisi. Dalam bentuk fosfat, fosfor
berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat-zat gizi menyebrangi
membran sel atau di dalam aliran darah. proses ini dinamakan fosforilasi
dan terjadi absorpsi di dalam saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran
darah ke dalam cairan interselular dan pengalihannya ke dalam sel. Lemak
yang tidak larut air, diangkut di dalam darah dalam bentuk fosfolipida.
Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul lemak, sehingga lemak
menjadi lebih larut. Glikogen yang lepas dari simpanan hati atau otot berada
di dalam darah terikat dengan fosfor.
Bagian dari ikatan yang esensial. Vitamin dan enzim tertentu hany
adapat berfungsi bila terlebih dahulu mengalami fosforilisasi, contohnya
enzim yang mengandung vitamin B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat
merupakan bagian esensial dari DNA dan RNA, bahan pembawa kode
gen/keturunan yang terdapat di dalam inti sel dan sitoplasma semua sel
hidup. DNA dan RNA dibutuhkan untuk reproduksi sel.
Pengatur keseimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan
penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan
tubuh. Ini terjadi karenakemampuan fosfor mengikat tambahan ion
hodrogen.
d. Sumber Fosfor
Karena fosfor ada di semua sel makhluk hidup, fosfor terdapat di
dalam semua makan, terutama kaya protein, seperti daging, ayam, ikan,
telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan dan hasilnya, serta serelia.
Kandungan fosfor beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
6. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium
di dalam cairan interselular. Magnesium merupakan unsur esensial bagi
tubuh dan tubuh kita mengandun unsur inni sebanyak 25 gram. Peranan
magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam
ikatan hemoglobin di dalam darah pada manusia yaitu untuk pernapasan.
Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme.
Kurang lebih 60% dari 20-28 mg magnesium di dalam tubuh
terdapat di dalam tulang dan gigi, 26% di dalam otot dan selebihnya di
dalam jaringan lunak lainnya serta cairan tubuh. Konsentrasi magnesium
rata-rata di dalam plasma darah adalah sebanyak 0,75-1,0 mmol/l (1,5-2,1
mEq/l). Konsentrasi ini dipertahankan tubuh pada nilai yang konstan pada
orang sehat. Magnesium di dalam tulang lebih banyak merupakan cadangan
yang siap dikeluarkan bila bagian lain dari tubuh membutukan.
a. Absorpsi Magnesium
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemunkinan
dengan bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi
magnesium yang tinggi hanya sebanyak 30% magnesium absorpsi,
sedangkan pada konsumsi rendah sebanyak 60%. Absorpsi magnesium
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama yang mempengaruhi absorpsi
kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh. Bila kalsium dalam makanan
turun, absorpsi magnesium meningkat.
Di dalam darah sebagian besar magnesium terdapat dalam bentuk
ion bebas, atau dalam bentuk molekul kompleks hingga molekul kecil.
Keseimbangan magnesium dai dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian
ekskresi magnesium melalui urine. Seperti halnya fosfor, ekskresi
magnesium meningkat oleh hormon tiroid, asidosis, aldosteron serta
kekurangan fosfor dan kalsium. Ekskresi magnesium menurun karena
pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH terhadap resorpsi tuula ginjal.
Demikian pula halnya pada hiperkalsamia dan hipermagnesemia. Karena
cairan lambung banyak mengandung magnesium, muntah berlebihan
menyebaban kekurangan magnesium dalam jumlah besar.
b. Fungsi Magnesium
Magnesium memegang peranan penting dalam lebih dari tiga ratus
sistem enzimenzim di dalam tubuh. Magnesium bertindak di dalam semua
sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologik termasuk
reaksi-reaksi berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat, lipida,
protein dan asam nukleat serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas
bahan gen DNA. Sebagian besar reaksi ini terjadi dalam mitikondria sel.
Di dalam cairan sel ekstraselular magnesium berperan dalam
transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah. dalam hal ini peranan
magnesium berlawanan dengan kalsium. Kalsium merangsang kontraksi
otot, sedangkan magnesium mengendorkan otot. Kalsium mendorong
penggumpalan darah sedangkan magnesium mencegah. Kalsium
menyebabkan ketegangan saraf, sedangkan magnesium melemaskan saraf.
Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium
di dalam email gigi.
d. Sumber Magnesium
Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serelia tumbuk, biji-
bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta coklat juga
merupakan sumber magnesium yang baik.
7. Sulfur (S)
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gisi esensial, seperti vitamin
tiamin (B1) dan botin, serta asam amino metionin dan sintein. Rantai
samping molekul sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain
sehingga membentuk jembatan disulfida, yang berperan dalam menstabilkan
molekul protein. Sulfur terutama terdapat di dalam tulang rawan, kulit,
rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikatyang bersifat kaku.
Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat
anorganik. Selain sebagai bagian dari asam amino metionin dan sistein,
sulfur juga meupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim
dan vitamin, termasuk koenzim A. Dalam bentuk teroksidasi sulfur
dihubungkan dengan mukopolisakarida yang berperan dalam melarutkan
sisa metabolisme sehingga bisa dikeluarkan melalui urine (terutama sisa
metabolisme hormon steroid dan obat-obat tertentu).
Sulfur sebagian besar diereksi melalui urine sebagi ion bebas SO4=.
Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit intraselular yang terdapat di
dalam plasma dalam konsentrasi rendah
Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan sehingga belum
diketahui adanya kekurangan sulfur. Kita tidak akan kekurangan sulfur bila
makanan cukup mengandung protein.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mineral makro terutama natrium, klor dan kalium berperan menjaga
keseimbangan cairan tubuh. Natrium, kalium dan magnesium diperlukan
untuk transmisi saraf dan kontraksi otot. Fosfor dan magnesium terlibat
dalam metabolisme energi. Kalsium, fosfor dan magnesium berperan dalam
memberi bentuk (struktur) kepada tulang. Selain itu, tiap mineral makro
mengandung peranan khusus di dalam tubuh. Fungsi dan metabolisme zat
kapur (Ca) dan fosfor (P) sangat erat saling berhubungan
3.2. Saran
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta
Purwitasari, Desi. 2009. Buku Ajar Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Nuha
Medika : Yogyakarta
Karyadi, Darwin. 1988. Pengetahuan Gizi Mutakhir MINERAL. Jakarta: PT
Gramedia.
http://www.scribd.com/yuyu_hunters/d/76296956-Makalah-IGD-Mineral-Makro
http://www.scribd.com/doc/19832867/Makalah-Mineral
http://www.scribd.com/doc/90098940/Makalah-Mineral