“MINERAL”
KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
Jl. Harapan No.50, RT.2/RW.7, Lenteng Agung, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12610
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Mineral” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah dasar ilmu gizi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang mineral bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu, selaku dosen dasar ilmu gizi
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
I
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................I
Daftar Isi..............................................................................................................................................II
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3
1.3 TUJUAN...............................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Mineral..............................................................................................................4
2.2 Klasifikasi Mineral..............................................................................................................5
2.3 Macam-Macam Mineral, Fungsi Dan Sumbernya............................................................7
2.4 Metabolisme Mineral...........................................................................................................9
2.5 Efek Kekurangan dan Kelebihan Konsumsi Mineral.....................................................11
BAB III...............................................................................................................................................13
KESIMPULAN..................................................................................................................................13
Daftar Pustaka...................................................................................................................................14
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu Mineral
secara umum sampai dengan metabolismenya serta pengaruhnya terhadap kesehatan
apabila kelebihan atau kekurangan mineral.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian mineral ?
2. Bagaimana Klasifikasi mineral ?
3. Apa saja Macam-macam mineral, fungsi dan sumbernya ?
4. Bagaimana Metabolisme Mineral?
5. Efek Kekurangan dan Kelebihan Konsumsi Mineral?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang
sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk). Menurut The International Mineralogical Association tahun 1995 telah
mengajukan definisi baru tentang definisi material “Mineral adalah suatu unsur atau
senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil
proses geologi “. Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai
zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua
senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida
(CO2), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2). Sebagian besar
mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana,
serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk
garam anorganik
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau
belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan
nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-
unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam
tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan
umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral nonesensial
adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan
kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak
organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping mengakibatkan keracunan,
logam juga dapat menyebabkan penyakit defisiensi.
Tulisan ini menguraikan pentingnya mineral mikro esensial dalam kehidupan hewan.
Sifat-sifat mineral seperti sifat kimia, biokimia maupun proses biologis dalam jaringan
makhluk hidup, perlu diketahui dalam upaya mendiagnosis penyakit defisiensi mineral
pada hewan.
4
2.2 Klasifikasi Mineral
Mineral dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu:
Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitas hidup, mineral dapat dibagi menjadi beberapa
golongan yaitu:
a) Mineral esensiel, yaitu yang betul-betul diperlukan oleh tubuh, jadi harus ada.
Termasuk dalam kelompok mineral esensiel untuk makro elemen adalah kalsium
(Cu), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), fosfor (P), khlorin (Cl) dan sulfur
(S). untuk elemen kelumit atau mikro mineral adalah mangan (Mn), zat besi (Fe),
tembaga (Cu), iodium (I), seng (Zn), flourin (F), vanadium (Va), kobalt (Co),
molibdenum (Mo), selenium (Se), kromium (Cr), timah putih (Sn), nikel (ni) dan
silikat (Si).
Fungsi mineral Mineral esensiel mempunyai fungsi (bisa salah satu atau seluruhnya)
yaitu:
1. Sebagai penyusun kerangka tubuh
2. Mempertahankan, mengatur sifat fisik dari sistim koloid. Misalnya viskositas,
difusi, tekanan osmose
3. Mengatur keseimbangan asam-basa
4. Sebagai komponen enzim ataupun aktivator enzim
Mineral sebagai penyusun kerangka tubuh seperti tulang dan gigi terutama dilakukan
oleh kalsium dan fosfor. Mineral tersebut dalam jumlah normal dapat memberikan
kekuatan dan kekerasan pada kerangka tersebut. Sistem koloid merupakan sistem dua
fase, fase yang satu dalam bentuk partikel terdispersi kedalam fase yang lain yang
bertindak sebagai pelarut. Salah satu ciri dari sistem koloid yaitu dapat membuat gel.
Contoh dalam organisme yaitu protoplasma yang bersifat koloid. Protoplasma dapat
membentuk gel melalui kegiatan ion-ion, misalnya ion kalsium akan meningkatkan
tegangan antar muka lapisan partikel. Viskositas sistem koloid dipengaruhi oleh
konsentrasi ion kalsium, natrium dan kalium. Difusi suatu nutrien dari suatu
kompartemen ke dalam kompertemen yang lain tidak hanya ditentukan oleh ukuran
partikel tetapi juga diatur oleh mieral seperti pompa natrium-kalium. Tekanan osmose
yang diukur dari kecenderungan suatu pelarut (air) untuk bergerak melalui membran
dari Iarutan yang encer ke dalam Iarutan yang Iebih pekat. Tekanan osmose biasanya
sebanding dengan berat molekul zat yang larut. Elemen an organik yang berbentuk
ion dengan berat molekul rendah mempengaruhi tekanan osmose dengan mengatur
pengaliran air dan zat yang larut melalui dinding sel. Dengan demikian dengan
adanya pengaturan pengaliran air dan zat maka mineral sangat penting peranannya
dalam proses absorbsi nutrien dalam usus, konstraksi otot, impuls saraf maupun
5
transportasi dalam darah, cairan intra sel maupun ekstra sel. Untuk mempertahankan
kesehatan, proses yang terjadi dalam tubuh diatur pada pH dengan kisaran yang
sangat kecil. Pada manusia sehat, pH netral dengan harga 7,4 + 0,1 dengan kisaran pH
7,0 - 7,8. keseimbangan asam basa dalam cairan tubuh harus dipertahankan yang
diatur oleh mineral bersama protein. Berbagai mineral berperanan sebagai komponen
dari enzim maupun aktivator enzim. Dengan demikian mineral juga akan berfungsi
dalam pengaturan proses yang terjadi di dalam tubuh.
b) Mineral kemungkinan esensiel yaitu belum pasti betul diperlukan atau tidak didalam
atau struktur atau fisiologi tubuh. Termasuk dalam kelompok ini adalah arsen, barium,
bromin, kadmium, dan strontium.
c) Mineral non esensiel, jenis ini terdapat didalam tubuh karena terbawa tidak sengaja
bersama bahan makanan, bisa juga termasuk kontaminan (pencemar) Termasuk dalam
kelompok ini adalah alumunium, antimon, bismut, boron, germanium, aurum, timah
hitam, air raksa, rubidium, perak, dan titanium.
d) Mineral yang berpotensi toksik : tembaga (Cu), molibdenum (Mo), selenium (Se)
barsen (As), cadmium, timah hitam (Pb) dan air raksa (Hg).
Mineral Makro Kelompok mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang lebih
besar (> 100 mg/hari) dibandingkan kelompok mineral yang lain. Mineral Mikro
Kelompok mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang relatif kecil (< 100
mg/hari) dibandingkan kelompok mineral yang lain.
6
2.3 Macam-Macam Mineral, Fungsi Dan Sumbernya.
Ketika disandingkan dengan kata vitamin, mineral memegang peranan penting bagi
perkembangan dan kesehatan tubuh. Tubuh yang kekurangan mineral merupakan salah
satu penyebab timbulnya berbagai macam keluhan penyakit, mulai dari sakit kepala
hingga tergganggunya kesehatan jantung.
1. Besi (Fe)
Sebagai alat angkutoksigen dari paru-parukejaringan tubuh,sebagai alat
angkutelektron di dalam sel, sebagai pembentukan hemoglobin di dalam darah.
Sumbernya Padi, gandum, kentang, brokoli, ikan laut, buncis, telur,daging yang
berwarna merah.
2. Seng (Zn)
Meningkat kankekebalan terhadap serangan berbagai macam bibit penyakit,
membantu memperbaiki kerusakan kulit. Sumbernya Daging, hati, kerang, telur,
sarden, biji labu, kacang.
3. Iodium (I)
Mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Sumbernya Ikan, udang, kerang,
ganggang laut
4. Tembaga (Cu)
Sebagai bagian dari enzim, mencegah anemia. Sumbernya Tiram, kerang, hati,
kacang- kacangan, unggas, biji- bijian, cokelat.
7
5. Mangan (Mn)
Membantu pembentukan tulang, meningkatkan penyimpangan vitamin B1, sebagai
enzim untuk metabolisme asam amino. Kacang-kacangan, sayuran daun, ASI
terutama kolostrum, teh.
6. Krom(Cr)
Membantu metabolism karbohidrat dan lipida Hasil laut,sayuran,biji-bijian,
buah,daging.
7. Selenium (Se)
Sebagai katalisatord alam pemecahan peroksida, mencegah terjadinya radikal bebas,
sebagai antioksidan, mencegah penyakit kanker dan penyakit degenerative lainnya.
Sumbernya Daging, ikan, telur, jeroan, kerang, padi-padian, hati, ginjal.
8. Molibden (Mo)
Sebagai kofaktor berbagai enzim, sumbernya Susu, hati, kacang-kacangan.
9. Flour (F)
Membantu pengerasan gigi, mineralisasi tulang, meningkatkan ketahanan, mencegah
pembentukan plak gigi. Sumbernya Air mineral, teh, susu formula bayi, makanan
yang diawetkan.
10. Kobal(Co)
Mematangkan sel darah merah, menormalkan fungsi semua sel. Sumbernya Hati,
ginjal, daging.
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang besar yaitu
lebih dari 100 mg sehari. Macam-macam mineral makro antara lain:
1. Natrium (Na)
Mengatur tekanan osmosis, sebagai kation utama dalam cairan ekstra selular.
Sumbernya seperti Garam dapur, MSG, kecap, makanan yang diawetkan dengan
garam dapur, sumber makanan yang mengandung sedikit natrium yaitu makanan yang
belum diolah, sayuran dan buah
2. Klorida (Cl)
Sebagai ation utama dalam cairan ekstra selular, memelihara keseimbangan cairan
dan elektrolit. Sumbernya seperti Garam dapur, makanan olahan yang diberi garam
dapur, sayuran, buah-buahan
8
3. Kalium (K)
4. Kalsium (Ca)
Pembentukan tulang dan gigi, mengatur pembekuan darah, katalisator reaksi- reaksi
biologik, kontraksi otot. Sumbernya Susu, hasil susu seperti keju, ikan,k acang-
kacangan, tahu, tempe,sayuran hijau
5. Fosfor (P)
Klasifikasi tulang dan gigi, mengatur pengalihan energi, absorpsi dan transportasi zat
gizi, bagian dari ikatan tubuh esensial, menjaga keseimbangan pH, menyimpan dan
mengirim energy. Sumbernya seperti Daging, ikan, unggas, telur, susu, kacang-
kacangan.
6. Magnesium (Mg)
Mencegah kerusakan gigi, sebagai pengganti kalsium dalam proses transportasi dan
mineralisasi pembentukan tulang. Sumbernya seperti Sayuran hijau, biji-bijian,
kacang-kacangan, ikan tawar segar.
Mineral, (kecuali K dan Na), membentuk garam dan senyawa lain yang relatif sukar
larut, sehingga sukar diabsorpsi. Absorpsi mineral sering memerlukan protein pengemban
spesifik (spesific carrier proteins), sintesis protein ini berperan sebagai mekanisme
penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh. Ekskresi sebagian besar mineral
melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam getah pencernaan, empedu dan hilang dalam
feses. Kelainan akibat kekurangan mineral. Kekurangan intake semua mineral esensial
dapat menyebabkan sindroma klinik. Bila terjadi difisiensi biasanya sekunder, akibat mal
absorpsi, perdarahan, berlebihan (besi), penyakit ginjal (kalsium), atau problem klinis
lain. Kelaianan akibat kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua mineral
menyebabkan gejala toksik.
9
Table Angka Kecukupan Gizi (AKG) Mineral yang dianjurkan (per orang per hari)
1. Pemenuhan kebutuhan gizi bayi 0-5 bulan bersumber dari pemberian ASI Eksklusif
2. Diasumsikan 75% besi adalah dari sumber besi heme. Buah, sayuran, dan makanan
yang difortifikasi besi adalah sumber besi non-heme, daging dan unggas adalah
sumber besi heme;
3. Diasumsikan sumber seng berasal dari sumber dengan bioavailability tinggi dan
sedang (IOM, 2001 dan 2006)
10
2.5 Efek Kekurangan dan Kelebihan Konsumsi Mineral
A. Mineral Makro
B. Mineral Mikro
12
BAB III
KESIMPULAN
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang
sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya
tidak termasuk). Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral
(logam) dibagi menjadi dua golongan, yaitu mineral logam esensial dan nonesensial.
Logam esensial diperlukan dalam proses fisiologis hewan, sehingga logam golongan
ini merupakan unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat menyebabkan
kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit defisiensi mineral. Mineral ini
biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh,
yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S),
magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co),
iodin (I), dan selenium (Se). Logam nonesensial adalah golongan logam yang tidak
berguna, atau belum diketahui kegunaannya dalam tubuh hewan, sehingga hadirnya
unsur tersebut lebih dari normal dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut
bahkan sangat berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg),
arsenik (As), kadmium (Cd), dan aluminium (Al).
13
Daftar Pustaka
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi
Senyawa Logam. Penerbit Universitas Indonesia Press.
http://belajarGEO.blogspot.com/macam-macam_mineral_dan_kegunaannya.html (5Des
2011).
http://www.hilo.co.id/kalsium-mineral-si-penguat-tulang 5 Desember 2011
http://www.minsocam.org/msa/ima/ima98(04).pdf Ernest H. Nickel, 1995, The definition of a
mineral, The Canadian Mineralogist, vol. 33, pp. 689 – 690 (5 Desember 2011).
http://ediyunasri.blogspot.com/2012/09/mineral-makro-dan-mineral-mikro.html pada 20
Maret 2014 8.
https://www.slideshare.net/edihardx/metabolisme-mineral
14