KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MINERAL MIKRO…………………………………………
2.2 SIFAT MINERAL MIKRO……………………………………………………………
2.3 FUNGSI DAN KLASIFIKASI MINERAL MIKRO……………………………………
2.4 PROSES PENYERAPAN MINERAL MIKRO DALAM TUBUH………………………
2.5 ANGKA KECUKUPAN MINERAL YANG DIBUTUHKAN TUBUH………………….
2.6 AKIBAT KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MINERAL MIKRO…………………….
BAB III KESIMPULAN
3.1 PERTANYAAN
3.2 RANGKUMAN……………………………………………………………………………
3.3SARAN…………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
apa itu Mineral Mikro termasuk Sifat, Fungsi dan Klasifikasinya, Proses Penyerapan,berapa angka
kecukupan mineral dalam tubuh kita serta akibat dari kekurangan serta kelebihan mineral Mikro
pada tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Besi (Fe)
Sifat Fisik:
Sifat Kimia:
B. Iodium (I)
Sifat Fisik:
1. Bentuk Iodium yaitu molekul diatomik
2. Iodium padat berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan
3. Nomor atom 53
4. Iodium bersimbol I
5. Titik cair 114 °C
6. Titik didih 184 °C
7.Wujud halogen padat
Sifak kimia:
1. Menguap pada suhu kamar
2.Iodium membentuk senyawa dengan banyak unsur
3. Iodium menggeser iodida
4. Iodium menunjukan sifat menyerupai iodida
5. Iodium mudah latut dalam kloroform dan karbon tetraklorida
6. Iodium hanya sedikit larut dalam air
7.Iodium merupakan halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektropositif.
C. Seng (Zn)
D. Tembaga (Cu)
E. Mangan (Mn)
F. Fluor (F)
G. Krom (Cr)
Klasifikasi Mineral:
- Berdasarkan Jenis:
Mineral Organik dan Anorganik
- Berdasarkan Bentuk:
Mineral Makro dan Mikro
2. Seng (Zn)
Seng memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, yaitu :
- Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pads kegiatan lebih dari 200 enzim.
- Seng berperan dalam berbagai aspek metabolisme seperti reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan
degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat.
- Seng berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa.
- Seng sebagai bagian integral enzim DNA polymerase dan RNA polymerase yang diperlukan dalam
sintesis DNA dan RNA.
- Seng berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka.
- Seng berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma.
- Seng berperan dalam kekebalan yaitu, dalam sel T dan pembentukan antibody oleh sel B.
3. Iodium (I)
- Menjaga fungsi kelenjar tiroid untuk mengatur kecepatan metabolisme dan pembentukan hormon
tubuh, serta memproduksi protein untuk tubuh
- Mencegah penyakit gondok
- Membunuh kuman pada luka luar
- Mencegah Stroke
- Menjaga kesehatan ata
- Mencegah kanker payudara
- Mencegah terjadinya keterbelakangan mental
- Mengobati penyakit kulit karena jamur
4. Selenium (Se)
- Sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida yang terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang
tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam
lemak tidak jenuh yang ada pada membran sel, sehingga merusak membran sel tersebut.
- Berperan serta dalam sistem enzim yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan
konsentrasi peroksida dalam sel, sedangkan vitamin E menghalangi bekerjanya radikal bebas setelah
terbentuk. Dengan demikian konsumsi selenium dalam jumlah cukup menghemat penggnaan vitamin
E.
- Selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif, membantu reaksi
oksigen dan hidrogen pada akhir rantai metabolisme, memindahkan ion melalui membran sel dan
membantu sintesa immununoglobulin dan ubikinon. Glutation peroksidse berperan di dalam sitosol
dan mitokondria sel, sedangkan vitamin E di dalam membran sel
- Karena selenium mengurangi produksi radikal bebas di dalam tubuh, mineral mikro ini mempunyai
potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degenaratif lainnya.
5. Tembaga (Cu)
- Fungsi utama tembaga di dalam adalah sebagai bagian dari enzim. Enzim-enzim mengandung
tembaga mempunyai berbagai macam peranan yang berkaitan dengan reaksi yang menggunakan
oksigen atau radikal oksigen.
- Berperan dalam mencegah anemia dengan cara membanu absorbs besi, merangsang sisntesis
hemoglobin , melepas simpanan besi dari feritin dalam hati dan sebagai bagian dari enzim
seruloplasmin.
- Berperan dalam oksidasi besi bentk fero menjadi feri.
- Berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi melanin, yaitu pigmen dan kulit.
- Berperan dalam pengikatan silanh kolagen yang diperluka untuk menjaga kekuatannya.
6. Mangan (Mn)
- Sebagai katalisator dari beberapa reaksi metabolik yang penting pada protein, karbohidrat, dan
lemak.
- Pada metabolisme protein, Mn mengaktifkan interkonversi asam amino dengan enzim spesifik
seperti arginase, prolinase, dipeptidase.
- Pada metabolism karbohidrat, Mn berperan aktif dalam beberapa reaksi konversi pada
oksidasiglukosa dan sintesis oligosakharida.
- Pada metabolisme lemak, Mn berperan sebagai kofaktor dalam sintesis asam lemak rantai panjang
dan kolesterol. metabolisme energi & sintesis lemak
7. Flour (F)
- Mineralisasi tulang dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi dan tulang dibentuk, pertama
terbentuk kristal hidroksiapatit yang terdiri atas kalsium dan fosfor. Kemudian flour akan
menggantikan gugus hidroksil (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoropatit. Pembentukan
fluoropatit ini menjadikan gigi dan tulang tahan terhadap kerusakan.
- Fluor diduga dapat mencegah osteoporosis (tulang keropos) pada orang dewasa dan orang tua.
fluorordisasi air minum, masyarakat terutama anak-anak akan terlindungi dari karies gigi ini.
- Penambahan fluorida pada pasta gigi juga melindungi masyarakat terhadap karies gigi.
8. Kobalt (Co)
- Kobal merupakan vitamin B12 (kobalmin). Vitamin ini diperlukan untuk mematangkan sel darah
merah dan menormalkan fungsi semua sel.
- Berperan dalam fungsi berbagai enzim.
9. Kromium (Cr)
- Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lipida.
- Bekerja sama dengan pelepasan dalam memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel.
2.4 Proses Penyerapan Zat Gizi dalam Tubuh
1. BESI(Fe)
PENYERAPAN:
Sebelum diabsorsi dalam tubuh besi dibebaskan dari ikatan organic seperti protein. Sebagian
besar besi dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk fero.hal ini terjadi dalam suasana asam di
dalam lambung dengan adanya HCL dan vitamin C yang terdapat dalam makanan
Absorsi terutama terjadi dalam usus halus dengan bantuan alat angkut protein khusus,yaitu
transferin dab feritin.,Transferin mukosa mengangkut besi besi dari saluran cerna kedalam sel
mukossa dan memindahkan ketrasferin reseptor yang ada dalam sel mukosa.Transferin mukosa
kemudian kembali ke rongga saluran cerna untuk mengikat besi lain ,sedangkan trasferin reseptor
mengangkut besi melalui darah kesemua jaringan tubuh.
METABOLISME :
Fe yang dibebaskan dari proses degradasi Hb dan porfirin dapat secara cepat terlihat transferin
dan dalam feritin serum pada plasma.Transferin mengangkut Fe kembali ke sumsum tulang untuk
mensintesisi Hb kembali atau dimana saja dibutuhkan.Feritin serum secara cepat diambil oleh
hati dan mungkin oleh sel –sel lain.Besi feritin intrseluler juga dimobilisasi untuk diangkut
kesumsum tulang Untuk mobilisasi tersebut Fe yang ada dalam pusat inti feritin harus
direduksidikilasi dan dipindahkan kedalam plasma ,dimana dioksidasi kembali menjadi F3+ untuk
diangkut pada transferin.
2. SENG(Zn)
METABOLISME
Di dalam pankreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yng pda waktu mkan
dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Dengan demikaian saluran cerna menerima seng dari dua
sumbar, yaitu dri makanan dan dari cairan pencernan yang kembali ke pngkreas dinmakn sikrulasi
entropangkreatik. Bila di komsumsi seng tinggi, didalam sel dinding saluran cerna sebagian diubah
menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absobrsi berkurang. Seperti halnya dengan besi,
bentuk simpanan ini akan dibuang bersama sel-sel dinding usus halus yang umurnya adalah 2-5 hari.
Metalotionien di dalam hati mengikat seng hingga di butuhkan oleh tubuh. Metalotionien diduga
mempunyai peranan dalam mengatur kandungan seng didalam cairan intarseluler.
3. IODIUM (I)
Pembentukan dan sekresi tiroglobulin sebagai bahan dasar hormon thyroid dilakukan oleh sel-
sel thyroid. Setiap molekul tiroglobulin mengandung 140 asam amino tirosin, dan tirosin merupakan
substrat utama yang berikatan dengan yodium untuk membentuk hormon thyroid dimana hormon ini
dibentuk dalam molekul tiroglobulin. Oksidase ion yodida adalah langkah penting dalam
pembentukan hormon thyroid yaitu perubahan ion yodida menjadi bentuk yodium teroksidasi yang
kemudian mampu berikatan langsung dengan asam amino tirosin. Proses oksidasi ini dipermudah
oleh enzim peroksidase dan hidrogen peroksida yang menyertainya. Pengikatan yodium dengan
molekul tiroglobulin dinamai organifikasi tiroglobulin. Yodium yang telah dioksidasi dalam bentuk
molekul akan terikat langsung tetapi perlahan-lahan dengan asam amino tirosin, tetapi bila yodium
yang btelah teroksidasi disertai dengan sistem enzim peroksidasi, maka proses ini dapat terjadi dalam
beberapa detik atau menit. Stadium akhir dari yodinasi tirosin adalah pembentukan dua hormon
thyroid yang penting yaitu tiroksin dan triyodotironin.
Tirosin mula-mula dioksidasi menjadi monoyodotironin dan diyodotironin. Dua molekul
diyodotironin bergabung membentuk tiroksin (T4), dan satu molekul diyodotironin bergabung
dengan satu molekul monoyodotironin membentuk triyodotironin (T3).
4. SELENIUM (Se)
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistein. Absorbsi
selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif, selenium diangkut oleh albumin dan alfa-2
globulin. Absorbsi lebih efesien, bila tubuh dalam keadaan kekurangan selenium. Konsumsi tinggi
menyebabkan peningkatan ekresi melalui urin
5. MANGAN (Mn)
Mekanisme absorpsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti. Seperti halnya
dengan mineral mikro lainnya, faktor makanan mempengaruhi absorpsi mangan. Besi dan kalsium
menghambat absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam plasma. Setelah
diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan melalui feses. Taraf
mangan dalam jaringan diatur oleh oleh sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan
menumpuk dalam hati.
6. FLOUR (F)
Sebagian flour dari makanan atau minuman diserap oleh lambung dan sebagian lagi oleh usus
kecil. Dari 90% F diserap, setengahnya dikeluarkan lagi dan setengah bagian lainnya digunakan
sebagai bagian integral tulang dan gigi. Dengan tidak dipengaruhi oleh jumlah yang dikonsumsi,
kadar flour dalam darah selalu konstan. Hal ini berkat kemampuan ginjal untuk mengaturnya. Selain
dalam darah, F juga terdapat dalam jaringan (lunak), saliva, susu dan darah janin : yang
konsentrasinya lebih rendah.
7. COBALT (Co)
Absorbsi terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme absorbsi besi. Absorbsi
meningkat bila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85% ekskresi kobal dilakukan melalui urin,
selebihnya feses dan keringat.
8. TEMBAGA (Cu)
METABOLISME:
Dalam plasma darah ,tembaga mula – mula diikat pada albumin dan suatu protein baru dan dibawa
kehati dimana kan mendapat proses :
1. Diinkorporasikan ke dalam seruloplasmin dan protein / enzim hati yang spesifik
2. Hilang melalui empedu ,seruloplasmin disekresi kedalam plasma disamping kemungkinan fungsi
enzimatiknya ,juga mengangkut tembaga kedalam sel seluruh tubuh
3. Sebagian kecil cu diangkut melalui transkuprein dan albumin ; rendahnya berat molekul dari pool –
cu dalam plasma mungkin tidak merupakan sumber Cu seluler yang nyata.
9. KROMIUM (Cr)
Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorbsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain krom hanya
diabsorbsi sebanyak 1%. Mekanisme absorbsi belum diketahui dengan pasti. Absorbsi dibantu oleh
asam-asam amino yang mencegah krom mengendap dalam media alkali usus halus. Jumlah yang
diabsorbsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug, setelah itu ekskresi melalui urin meningkat.
Ekskresi melalui urin meningkat oleh konsumsi gula sederhna yang tinggi, aktivitas fisik berat atau
trauma fisik.
Seperti halnya besi, krom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan transferin tinggi,
krom dapat diangkut oleh albumin.
2.5 Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan (mg)
1. Besi (Fe)
Kekurangan : Lesu, pusing, Anemia
Kelebihan : Cirrhosis (pembengkakan karena meningkatnya cairan pada hati)
2. Seng (Zn)
Kekurangan : Pertumbuhan fisik tidak sempurna (kerdil)
Kelebihan : Lelah, Anemia, Gangguan Reproduksi, Mempercepat tumbuhnya aterosklerosis
3. Yodium (I)
Kekurangan : Penyakit Gondok, Kretiisnme dan tumbuh kerdil
Kelebihan : Menutup jalan pernapasan sehingga menimbulkan sesak napas
4. Selenium (Se)
Kekurangan :Kardiomiopati atau degenerasi otot jantung
Kelebihan : Muntah, Diare, Ramut rontok
5. Tembaga (Cu)
Kekurangan : Anemia, Gangguan fungsi kekebalan
Kelebihan : Seriosis hati, Muntah, Diare
6. Mangan (Mn)
Kekurangan : Penurunan berat badan, Iritasi Kulit, Mual dan Muntah
Kelebihan : Keracunan karena kelebihan mangan da[at terjadi bila lingkungan terkontaminasi
oleh mangan
7. Kromium (Kr)
Kekurangan : Gangguan toleransi terhadap glukosa
Kelebihan : Kelebihan karena makanan belum pernah ditemukan, Pekerja yang terkena cairan
industri dan cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian penyakit hati dan paru-
paru
8. Fluor (F)
Kekurangan : Kerusakan gigi, Osteoporosis
Kelebihan : Fluorosis, Muntah, Diare
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Minral Mikro adalah zat nonesensial yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tubuh
yang apabila kita kekurangan atau kelebihan akan menyebabkan kondisi fisik memburuk atau bisa
dikatakan sakit.
Mineral terbagi dua, menurut Jenis dan Bentuknya, Mineral memiliki dua Jenis yaitu Esensial
dan Non Esensial sedangkan bentuknya ialah Makro dan Mikro. Mineral Mikro adalah mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam jumlah sedikit, mineral mikro dibuktuhkan dengan
jumlah <100 mg per hari
Mineral Mikro sangat berguna bagi organ penting tubuh, sel misalnya. Sebagai zat pengangkut
zat-zat gizi di tubuh manusia, juga sebagai pembantu dalam proses metabolisme serta pencernaan
manusia. Untuk itu, kita harus tetap berpatokan kepada AKG untuk mengetahui angka kecukupan
mineral mikro bagi tubuh kita
3.2 Saran
Untuk kelangsungan hidup yang sehat, tidak ada salahnya kita mulai menaruh perhatian
lebih pada hal-hal kecil seperti mineral mikro contohnya. Tetap perhatikan kesehatan dan jaga pola
makan agar dapaat enunjang kesehatan baik dari hal yang besar sampai ke hal yang kecil sekalipun.
Sehat itu mahal, jadi jagalah kesehatan anda.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/arali2008.wordpress.com/2010/10/19/sejarah-perkembangan-
ilmu-gizi/amp/
https://www.slideshare.net/mobile/nurannisssagyardany/mineral-mikro
https://www.academia.edu//12201516/ilmu_gizi_mineral
https://slideshare.net/yuliartiramli/mineral-unsur-mikro