Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

KATA  PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………

BAB I      PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………….

BAB II                 PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MINERAL MIKRO…………………………………………
2.2 SIFAT MINERAL MIKRO……………………………………………………………
2.3 FUNGSI DAN KLASIFIKASI MINERAL MIKRO……………………………………
2.4 PROSES PENYERAPAN MINERAL MIKRO DALAM TUBUH………………………
2.5 ANGKA KECUKUPAN MINERAL YANG DIBUTUHKAN TUBUH………………….
2.6 AKIBAT KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MINERAL MIKRO…………………….

BAB III               KESIMPULAN
3.1 PERTANYAAN
3.2 RANGKUMAN……………………………………………………………………………
3.3SARAN…………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


            Semua makhluk hidup memerlukan mineral untuk proses kehidupan yang normal. Semua
jaringan ternak atau pakan mengandung mineral dalam jumlah dan proporsi yang beragam. Unsur
mineral adalah salah satu komponen yang sangat diperlukan  oleh makhluk hidup disamping
karbohidrat, protein , lemak, air dan vitamin juga dikenal sebagai zat anorganik. Berbagai unsur
mineral terdapat dalam biologi, tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial,
sehingga mineral terbagi menjadi dua yaitu mineral esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu
mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim
atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral ensensial inilah yang nantinya akan terbagi menjadi
dua, yatu mineral Makro dan Mikro. Mineral Makro diperlukan dalam jumlah yang besar untuk
membentuk komponen organ didalam tubuh sedangkan Mineral Mikro yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit untuk membentuk komponen organ didalam tubuh seperti jaringan atau sel. Mineral
non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan
kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh
makhluk hidup yang bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah


            1. Apa Pengertian Mineral Mikro?
            2. Apa saja Sifat Mineral Mikro?
            3. Bagaimana Fungsi dan Klasifikasi dari Mineral Mikro?
            4. Bagaimana Proses Penyerapan Mineral Mikro di dalam Tubuh?
            5. Bagaimana Angka Kecukupan Mineral dalam Tubuh?
            6. Apa Akibat dari Kekurangan dan Kelebihan Mineral Mikro pada tubuh?

1.3 Tujuan
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
apa itu Mineral Mikro termasuk Sifat, Fungsi dan Klasifikasinya, Proses Penyerapan,berapa angka
kecukupan mineral dalam tubuh kita serta akibat dari kekurangan serta kelebihan mineral Mikro
pada tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Mineral Mikro


            Mineral merupakan komponen inorganic yang terdapat dalam tubuh manusia. Berdasarkan
dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mineral mikro dan mineral makro.
Dinamakan Mineral Mikro karena hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit di tubuh manusia, hanya
sekitar <100 mg perhari, sedangkan Mineral Makro dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak
sekitar >100 mg per harinya.
            Mineral mikro adalah kelompok mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang
relative kecil dibandingkan dengan mineral yang lain, akan tetapi walaupun jumlahnya sedikit,
kekurangan unsure mineral ini akan menyebabkan terganggunya proses metabolisme yang terjadi
didalam tubuh manusia.
            Banyak mineral mikro yang esensial bagi tubuh, kesehaan, reproduksi, dan merupakan
kofaktor bagi beberapa enzim. Komponen cairan tubuh, tempat untuk mengikat oksigen dan
merupakan komponen structural makromolekul nonezimatik. Unsur mikro cenderung beraukumulasi
dalam lembaga biji-bijian yang menganding konsentrasi vitamin B yang tinggi. Umumnya bahan
makanan yang dibersihkan dalam diet manusia mungkin yang menjadi penyebab defisiensi beberapa
mineral dalam masyarakat

2.2       Sifat Mineral Mikro

A. Besi (Fe)

 Sifat Fisik:

1.  Pada suhu kamar berwujud padat, mengkilap dan berwarna keabuabuan.


2.  Merupakan logam feromagnetik karena memiliki empat electrontidak berpasangan pada orbital
d.3.
3.  Penghantar panas yang baik.
4.  Kation logam besi (Fe) berwarna hijau (Fe2+) dan jingga (Fe3+). Hal ini disebabkan oleh adanya
elektron tidak berpasangan dan tingkat energi orbital tidak berbeda jauh. Akibatnya, elektron mudah
tereksitasi ke tingkat energy lebih tinggi menimbulkan warna tertentu. Jika transisi baik padat
maupun larutnya tersinari cahaya maka senyawa transisi akan menyerap cahaya pada frekuensi
tertentu, sedangkan frekuensi lainnya diteruskan. Cahaya yang diserap akan mengeksitasi electron ke
tingkat energy lebih tinggi dan cahaya yang diteruskan menunjukkan warna senyawa transisi pada
keadaan tereksitasi.

Sifat Kimia:

1.   Unsur Besi bersifat ekstropositif (mudah melepaskan electron) sehingga bilangan oksidasinya


bertanda positif.
2.   Fe dapat memiliki biloks 2,3,4 dan 6. Hal ini disebabkan karena perbedaan energy electron pada
subkulit 4s dan 3d cukup kecil, sehingga electron pada subkulit 3d juga terlepas ketika terjadi
ionisasi selain electron pada subkulit 4s.
3.   Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi, khususnya di udara yang
lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.
4.   Memiliki bentuk allotorik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu transisi
700,928,dan 1530°C. bentuk alfa bersifat magnetic , tapi ketika, berubah menjadi beta, sifat
magnetnya menghilang meski pola geometris molekul tidak berubah.
5.   Mudah bereaksi dengan unsur-unsur Non logam seperti Halogen, Sulfur, Fosfor, Boron, Karbon,
dan Silikon.
6.   Larut dalam asam-asam mineral encer.
7.   Oksidanya bersifat amfoter.

B. Iodium (I)

Sifat Fisik:
1. Bentuk Iodium yaitu molekul diatomik
2. Iodium padat berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan
3. Nomor atom 53
4. Iodium bersimbol I
5. Titik cair 114 °C
6. Titik didih 184 °C
7.Wujud halogen padat
Sifak kimia:
1. Menguap pada suhu kamar
2.Iodium membentuk senyawa dengan banyak unsur
3. Iodium menggeser iodida
4. Iodium menunjukan sifat menyerupai iodida
5. Iodium mudah latut dalam kloroform dan karbon tetraklorida
6. Iodium hanya sedikit larut dalam air
7.Iodium merupakan halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektropositif.

C. Seng (Zn)

Sifat Kimia dan Fisika


-          Bersifat anti karatsehingga banyak digunakanuntuk melapisi baja dan besi (Darmono, 1995). Di
dalam tubuh manusia  zink  berada di banyak jaringan.
-          Berkompetisi dengan ion-ion metal transisi terutamaFe dan CU~, sehingga dalam penyerapan  zink
sangat dipengaruhi oleh ion-ion ini.
-          Kurang padat jika dibanding besi

D. Tembaga (Cu)

Sifat Fisika dan Kimia


-          Merupaka logam yang cukup aktif.
-          Larut dalam kebanyakan larutan alkalis. Alkali adalah bahan kimia dengan sifat berlawanan orang-
orang dari asam. Natrium hidroksida, umumnya ditemukan dalam pemutih dan tiriskan pembersih
seperti Drano, adalah contoh dari alkali.
-          Bereaksi dengan oksigen. Di udara lembab, menggabungkan dengan air dan karbon dioksida.
Produk dari reaksi ini disebut tembaga karbonat terhidrasi (Cu2(OH)2CO3). Senyawa ini memiliki
warna kehijauan yang indah, yang disebut patina.
-          Tembaga(II) dapatlarut dalam air, di mana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah sebagai
agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu.
-          Dalam konsentrasi tinggi, tembaga akan bersifat racun, tetapi dalam jumlah sedikit tembaga
merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah.
-          Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal.

E. Mangan (Mn)

Sifat Kimia dan Fisika:


-          Merupakan logam keras dan getas berwarna abu-abu merah muda.
-          Sulit mencair, tapi mudah teroksidasi.
-          Mangan murni bersifat amat reaktif dan dalam bentuk bubuk akan terbakar dengan oksigen, serta
larut dalam asam encer.
-          Merupakan salah satu logam yang paling melimpah di tanah yang terutama  berbentuk senyawa
oksida dan hidroksida.
-          Merupakan elemen penting untuk semua spesies makhluk hidup. Beberapa organisme seperti
diatom, moluska, dan spons mengakumulasi mangan. Ikan dapat memiliki hingga 5 ppm dan
mamalia hingga 3 ppm mangan dalam jaringan mereka, meskipun biasanya tidak melebihi sekitar 1
ppm

F. Fluor (F)

Sifat Kimia dan Fisika:


-          Fluor (fluorine) adalah gas halogen beracun univalen, berwarna kuning-hijau pucat
-          Unsur paling reaktif serta memiliki elektronegativitas paling tinggi.
-          Mudah membentuk senyawa dengan hampir semua unsur lainnya, bahkan dengan gas mulia seperti
kripton, xenon, dan radon.
-          Dalam larutan, fluor biasanya terjadi sebagai ion fluorida F-. Fluorida adalah senyawa yang terjadi
antara fluorida dengan unsur lain bermuatan positif.
-          Fluor terjadi secara alami di kerak bumi dan dapat ditemukan dalam batuan, batu bara, dan tanah
liat.
-          Fluor adalah unsur ke-13 paling berlimpah di kerak bumi dengan konsentrasi 950 ppm.

G. Krom (Cr)

Sifat Fisika Dan Kimia:


-Titik didih 2672 oC
- Titik lebur 1837 – 1877 oC
-Berat jenis 7,20 pada 28 oC
-Kromium tidak larut dalam air dan asam nitrat, larut dalam asam sulfat encer dan asam klorida.
-Kromium tidak dapat bercampur dengan basa, oksidator, halogen, peroksida dan logam – logam.
-Kromium dapat menyala atau mudah menyala, dapat terbakar secara spontan apabila terpapar di
udara atau bila debu kromium bercampur dengan udara dapat terbakar atau meledak.
                 H. Selenium

Sifat Fisik dan Kimia:


-          Aktivitas kimia dan sifat fisika selenium menyerupai sulfur dan tellurium
-          Terdapat dalam sejumlah bentuk alotropik dengan yang paling populer adalah bubuk merah amorf,
bentuk kristal merah dan bentuk kristal abu-abu metalik yang disebut Selenium
-          Menghantarkan listrik lebih baik dalam cahaya daripada dalam gelap dan digunakan dalam
Photocells
-          Terbakar di udara dan tidak bereaksi dengan air, tetapi larut dalam asam nitrat pekat dan basa kuat
-          Termasuk salah satu unsur langka di bumi dan lebih langka dari perak.

              I. Cobalt (Co)

Sifat Kimia dan Fisika:


-          Merupakan unsur feromagnetik, keras, getas, berkilau, dan berwarna perak-keputihan.
-          Sifat fisik mirip dengan besi dan nikel.
-          Aktif secara kimia dan mampu membentuk banyak senyawa.
-          Stabil di udara dan tidak terpengaruh oleh air, namun perlahan-lahan larut oleh asam encer.
-          Sebagian besar cadangan kobalt terdapat di inti bumi. Kobalt memiliki kelimpahan relatif rendah
dalam kerak bumi dan di perairan.
-          Kobalt tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas dan umumnya ditemukan dalam bentuk bijih.

2.3 Fungsi dan Klasifikasi Mineral Mikro

Klasifikasi Mineral:
-          Berdasarkan Jenis:
   Mineral Organik dan Anorganik
-  Berdasarkan Bentuk:
   Mineral Makro dan Mikro

Fungsi dari Jenis Mineral Mikro:


1.      Besi (Fe)
Besi berperan dalam:
-          Proses respirasi sel, yaitu sebagai kofaktor bagi enzim–enzim yang terlibat didalam reaksi oksidasi
reduksi.
-          Metabolisme energi ,di dalam tiap sel ,besi bekerja sama dengan rantai protein-pengangkut-
electron ,yang berperan dalam langkah-langkah akhir metabolism energi. Sebanyak lebih dari 80 %
besi yang ada dalam tubuh berada dalam hemoglobin.
Menurunnya produktivitas kerja pada kekurangan besi disebabkan oleh dua hal yaitu
   Berkurangnya enzim-enzim mengandung besi dan besi sebagai kofaktor enzim-enzim yang terlibat
dalam metabolism tinggi,
   Menurunnya hemoglobin darah.akibatnya metabolisme energy didalam otot terganggu dan terjadi
penumpukan asam laktat yang akan menyebabkan rasa lelah.
-          Meningkatkan Kemampuan Belajar .Kemampuan belajarada perbedaan antara keberhasilan belajar
anak anak yang menderita anemia gizi besi dan anak – anak sehat,defisiensi besi berpengaruh
negative terhadap fungsi otak,terutama fungsi neurotransmitter (kepekaan saraf)
-          Sistem kekebalan ,respon kekebalan sel oleh limfosit T. Bila terganggu, bisa disebabkan karena
berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut,yang kemungkinan disebabakan oleh berkuranggnya
sintesisi DNA. Berkurangnya sintesis DNA ini disebabkan oleh gangguan enzim reduktalase
ribonukleotida yang membutuhkan besi untuk dapat berfungsi.
-          Pelarut obat obatan , obat obatan tidak larut air oleh enzim mengandung besi dapat dilarutkan
sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh.

2.      Seng (Zn)
Seng memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, yaitu :
-          Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pads kegiatan lebih dari 200 enzim.
-          Seng berperan dalam berbagai aspek metabolisme seperti reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan
degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat.
-          Seng berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa.
-          Seng sebagai bagian integral enzim DNA polymerase dan RNA polymerase yang diperlukan dalam
sintesis DNA dan RNA.
-          Seng berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka.
-          Seng berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma.
-          Seng berperan dalam kekebalan yaitu, dalam sel T dan pembentukan antibody oleh sel B.

3.      Iodium (I)
-          Menjaga fungsi kelenjar tiroid untuk mengatur kecepatan metabolisme dan pembentukan hormon
tubuh, serta memproduksi protein untuk tubuh
-          Mencegah penyakit gondok
-          Membunuh kuman pada luka luar
-          Mencegah Stroke
-          Menjaga kesehatan ata
-          Mencegah kanker payudara
-          Mencegah terjadinya keterbelakangan mental
-          Mengobati penyakit kulit karena jamur

4.      Selenium (Se)
-          Sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida yang terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang
tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam
lemak tidak jenuh yang ada pada membran sel, sehingga merusak membran sel tersebut.
-          Berperan serta dalam sistem enzim yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan
konsentrasi peroksida dalam sel, sedangkan vitamin E menghalangi bekerjanya radikal bebas setelah
terbentuk. Dengan demikian konsumsi selenium dalam jumlah cukup menghemat penggnaan vitamin
E.
-          Selenium dan vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif, membantu reaksi
oksigen dan hidrogen pada akhir rantai metabolisme, memindahkan ion melalui membran sel dan
membantu sintesa immununoglobulin dan ubikinon. Glutation peroksidse berperan di dalam sitosol
dan mitokondria sel, sedangkan vitamin E di dalam membran sel
-          Karena selenium mengurangi produksi radikal bebas di dalam tubuh, mineral mikro ini mempunyai
potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degenaratif lainnya.
5.    Tembaga (Cu)
-          Fungsi utama tembaga di dalam adalah sebagai bagian dari enzim. Enzim-enzim mengandung
tembaga mempunyai berbagai macam peranan yang berkaitan dengan reaksi yang menggunakan
oksigen atau radikal oksigen.
-          Berperan dalam mencegah anemia dengan cara membanu absorbs besi, merangsang sisntesis
hemoglobin , melepas simpanan besi dari feritin dalam hati dan sebagai bagian dari enzim
seruloplasmin.
-          Berperan dalam oksidasi besi bentk fero menjadi feri.
-          Berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi melanin, yaitu pigmen dan kulit.
-          Berperan dalam pengikatan silanh kolagen yang diperluka untuk menjaga kekuatannya.

6.      Mangan (Mn)
-          Sebagai katalisator dari beberapa reaksi metabolik yang penting pada protein, karbohidrat, dan
lemak.
-          Pada metabolisme protein, Mn mengaktifkan interkonversi asam amino dengan enzim spesifik
seperti arginase, prolinase, dipeptidase.
-          Pada metabolism karbohidrat, Mn berperan aktif dalam beberapa reaksi konversi pada
oksidasiglukosa dan sintesis oligosakharida.
-          Pada metabolisme lemak, Mn berperan sebagai kofaktor dalam sintesis asam lemak rantai panjang
dan kolesterol. metabolisme energi & sintesis lemak

7.      Flour (F)
-          Mineralisasi tulang dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi dan tulang dibentuk, pertama
terbentuk kristal hidroksiapatit yang terdiri atas kalsium dan fosfor. Kemudian flour akan
menggantikan gugus hidroksil (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoropatit. Pembentukan
fluoropatit ini menjadikan gigi dan tulang tahan terhadap kerusakan.
-          Fluor diduga dapat mencegah osteoporosis (tulang keropos) pada orang dewasa dan orang tua.
fluorordisasi air minum, masyarakat terutama anak-anak akan terlindungi dari karies gigi ini.
-          Penambahan fluorida pada pasta gigi juga melindungi masyarakat terhadap karies gigi.

8.      Kobalt (Co)
-          Kobal merupakan vitamin B12 (kobalmin). Vitamin ini diperlukan untuk mematangkan sel darah
merah dan menormalkan fungsi semua sel.
-          Berperan dalam fungsi berbagai enzim.

9.      Kromium (Cr)
-          Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lipida.
-          Bekerja sama dengan pelepasan dalam memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel.
2.4 Proses Penyerapan Zat Gizi dalam Tubuh

1.      BESI(Fe)

PENYERAPAN:
Sebelum diabsorsi dalam tubuh besi dibebaskan dari ikatan organic seperti protein. Sebagian
besar besi dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk fero.hal ini terjadi dalam suasana asam di
dalam lambung dengan adanya HCL dan vitamin C yang terdapat dalam makanan
Absorsi terutama terjadi dalam usus halus dengan bantuan alat angkut protein khusus,yaitu
transferin dab feritin.,Transferin mukosa mengangkut besi besi dari saluran cerna kedalam sel
mukossa dan memindahkan ketrasferin reseptor yang ada dalam sel mukosa.Transferin mukosa
kemudian kembali ke rongga saluran cerna untuk mengikat besi lain ,sedangkan trasferin reseptor
mengangkut besi melalui darah kesemua jaringan tubuh.

METABOLISME :
Fe yang dibebaskan dari proses degradasi Hb dan porfirin  dapat secara cepat terlihat transferin
dan dalam feritin serum pada plasma.Transferin mengangkut Fe kembali ke sumsum tulang untuk
mensintesisi Hb kembali  atau dimana saja dibutuhkan.Feritin serum secara cepat diambil oleh
hati  dan mungkin oleh sel –sel lain.Besi feritin intrseluler juga dimobilisasi untuk diangkut
kesumsum tulang Untuk mobilisasi tersebut Fe yang ada dalam pusat inti feritin harus
direduksidikilasi dan dipindahkan kedalam plasma ,dimana dioksidasi kembali menjadi F3+ untuk
diangkut pada transferin.

2.      SENG(Zn)

PENCERNAAN DAN PENYERAPAN


Enzim yang sama berperan dalam pengeluaran amoniak dan didalam produksi hidroklorida
yang diperlukan untuk pencernaan sebagai bagian dari enzim peptidase karbosil yang terdapat
didalam cairan pangkreas, dan dalam pencernaan protein. Zn juga dihubungkan dengan hormone
insulin yang dibentuk dida;lam pangkreas walaupun tidak berperan langsung terhadap kegiatan
insulin.
Tingkat penyerapannya sedikit banyaknya ada hubungan dengan status Zn lebih besar dari
normal dalam defesiensi Zn . dayaguna Zn makanan juga merupakan faktor dalam menentukan
penyerapan, walaupun ini tidak banyak variasinya atau tidak sekritis Fe. Pitat dan serat yang banyak
dalam biji-bijian merupakan faktor-faktor utama yang menurunkan nilai gunanya pada waktu
bersamaan tingkat konsumsinya, keseimbangan Zn sedikit kurang pada orang yang dengan diet
berserat tinggi. Penyerapan Zn sedikit banyak berkompetisi dengan ion-ion metal transisi, terutama
Fe2+ , Fe3+, dan Cu2+. Penyerapan Zn memerlukan energi dan tingkatan oleh sitrat.dalam air susu
manusia banyak Zn terikat dalam sitrat dan daya gunanya lebih tinggi dari Zn yang terikat oleh
protein. Setelah penyerapan dan pemindahan Zn dalam plasma, Zn terikat dalam 3 komponen yang
satu dengan yang lainnya.sebagian diikat oleh albumin, walauoun cukup besar yang terikat pada
antiprotease, α-makroglobulin.

METABOLISME
Di dalam pankreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yng pda waktu mkan
dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Dengan demikaian saluran cerna menerima seng dari dua
sumbar, yaitu dri makanan dan dari cairan pencernan yang kembali ke pngkreas dinmakn sikrulasi
entropangkreatik. Bila di komsumsi seng tinggi, didalam sel dinding saluran cerna sebagian diubah
menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absobrsi berkurang. Seperti halnya dengan besi,
bentuk simpanan ini akan dibuang bersama sel-sel dinding usus halus yang umurnya adalah 2-5 hari.
Metalotionien di dalam hati mengikat seng hingga di butuhkan oleh tubuh. Metalotionien diduga
mempunyai peranan dalam mengatur kandungan seng didalam cairan intarseluler.

3.      IODIUM (I)
Pembentukan dan sekresi tiroglobulin sebagai bahan dasar hormon thyroid dilakukan oleh sel-
sel thyroid. Setiap molekul tiroglobulin mengandung 140 asam amino tirosin, dan tirosin merupakan
substrat utama yang berikatan dengan yodium untuk membentuk hormon thyroid dimana hormon ini
dibentuk dalam molekul tiroglobulin. Oksidase ion yodida adalah langkah penting dalam
pembentukan hormon thyroid yaitu perubahan ion yodida menjadi bentuk yodium teroksidasi yang
kemudian mampu berikatan langsung dengan asam amino tirosin. Proses oksidasi ini dipermudah
oleh enzim peroksidase dan hidrogen peroksida yang menyertainya. Pengikatan yodium dengan
molekul tiroglobulin dinamai organifikasi tiroglobulin. Yodium yang telah dioksidasi dalam bentuk
molekul akan terikat langsung tetapi perlahan-lahan dengan asam amino tirosin, tetapi bila yodium
yang btelah teroksidasi disertai dengan sistem enzim peroksidasi, maka proses ini dapat terjadi dalam
beberapa detik atau menit. Stadium akhir dari yodinasi tirosin adalah pembentukan dua hormon
thyroid yang penting yaitu tiroksin dan triyodotironin.
Tirosin mula-mula dioksidasi menjadi monoyodotironin dan diyodotironin. Dua molekul
diyodotironin bergabung membentuk tiroksin (T4), dan satu molekul diyodotironin bergabung
dengan satu molekul monoyodotironin membentuk triyodotironin (T3).

4.      SELENIUM (Se)
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistein. Absorbsi
selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif, selenium diangkut oleh albumin dan alfa-2
globulin. Absorbsi lebih efesien, bila tubuh dalam keadaan kekurangan selenium. Konsumsi tinggi
menyebabkan peningkatan ekresi melalui urin

5.      MANGAN (Mn)
Mekanisme absorpsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti. Seperti halnya
dengan mineral mikro lainnya, faktor makanan mempengaruhi absorpsi mangan. Besi dan kalsium
menghambat absorpsi mangan. Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam plasma. Setelah
diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan melalui feses. Taraf
mangan dalam jaringan diatur oleh oleh sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan
menumpuk dalam hati.

6.      FLOUR (F)
Sebagian flour dari makanan atau minuman diserap oleh lambung dan sebagian lagi oleh usus
kecil. Dari 90% F diserap, setengahnya dikeluarkan lagi dan setengah bagian lainnya digunakan
sebagai bagian integral tulang dan gigi. Dengan tidak dipengaruhi oleh jumlah yang dikonsumsi,
kadar flour dalam darah selalu konstan. Hal ini berkat kemampuan ginjal untuk mengaturnya. Selain
dalam darah, F juga terdapat dalam jaringan (lunak), saliva, susu dan darah janin : yang
konsentrasinya lebih rendah.
7.      COBALT (Co)
Absorbsi terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme absorbsi besi. Absorbsi
meningkat bila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85% ekskresi kobal dilakukan melalui urin,
selebihnya feses dan keringat.

8.      TEMBAGA (Cu)

PENCERNAAN DAN PENYERAPAN:    


Absorsi sedikit terjadi didalam lambung dan sebagian besar di bagian atas usus halus secara aktif
dan pasif.Absorbsi terjadi dengan alat angkut protein pengikat tembaga metalotionin yang juga
berfungsi dalam absorbsi seng dan kadmium.Tembaga diangkut keseluruh tubuh oleh
seruloplasminin dan transkuprein.Tembaga juga dikeluarkan dari hati ,sebagai bagian dari
empedu.Didalam saluran cerna tembaga dapat diabsorsi kembali  atau dikeluarkan dari
tubuh  bergantung kebutuhan tubuh.Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan
tembaga dalam tubuh.

METABOLISME:
Dalam plasma darah ,tembaga mula – mula diikat pada albumin dan suatu protein baru dan dibawa
kehati dimana kan mendapat proses :
1.        Diinkorporasikan ke dalam seruloplasmin dan protein / enzim hati yang spesifik
2.        Hilang melalui empedu ,seruloplasmin disekresi kedalam plasma disamping kemungkinan fungsi
enzimatiknya ,juga mengangkut tembaga kedalam sel seluruh tubuh
3.        Sebagian kecil cu diangkut melalui transkuprein dan albumin ; rendahnya berat molekul dari pool –
cu dalam plasma mungkin tidak merupakan sumber Cu seluler yang nyata.

9.      KROMIUM (Cr)

Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorbsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain krom hanya
diabsorbsi sebanyak 1%. Mekanisme absorbsi belum diketahui dengan pasti. Absorbsi dibantu oleh
asam-asam amino yang mencegah krom mengendap dalam media alkali usus halus.  Jumlah yang
diabsorbsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug, setelah itu ekskresi melalui urin meningkat.
Ekskresi melalui urin meningkat oleh konsumsi gula sederhna yang tinggi, aktivitas fisik berat atau
trauma fisik.
Seperti halnya besi, krom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan transferin tinggi,
krom dapat diangkut oleh albumin.
2.5  Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan (mg)

Usia Besi Seng Yodium Selenium Tembaga Mangan Kromium Fluor


(Fe) (Zn) (I) (Se) (Cu) (Mn) (Kr) (F)
0-4 bln 6 1,3 0,09 0,005 0,2 0,003 0,005 0,01
7-11 bln 7 7,9 0,12 0,01 0,22 0,6 0,006 0,4
1-3 thn 8 8,3 0,12 0,017 0,34 1,2 0,011 0,6
4-6 thn 9 10,3 0,12 0,02 0,44 1,5 0,015 0,9
7-9 thn 10 11,3 0,12 0,02 0,57 1,7 0,02 1,2
Pria
10-12 thn 13 14 0,12 0,02 0,7 1,9 0,025 1,7
13-15 thn 19 18,2 0,15 0,03 0,8 2,2 0,03 2,4
16-18 thn 15 16,9 0,15 0,03 0,89 2,3 0,035 2,7
19-29 thn 13 13 0,15 0,03 0,9 2,3 0,035 3
30-49 thn 13 13,4 0,15 0,03 0,9 2,3 0,035 3,1
50-64 thn 13 13,4 0,15 0,03 0,9 2,3 0,03 3,1
≥ 65 thn 13 13,4 0,15 0,03 0,9 2,3 0,03 3,1
Wanita
10-12 thn 20 12,9 0,12 0,02 0,7 1,6 0,021 1,9
13-15 thn 26 15,8 0,15 0,03 0,8 1,6 0,022 2,4
16-18 thn 26 14,0 0,15 0,03 0,89 1,6 0,024 2,5
19-29 thn 26 9,3 0,15 0,03 0,9 1,8 0,025 2,7
30-49 thn 26 9,8 0,15 0,03 0,9 1,8 0,025 2,7
50-64 thn 12 9,8 0,15 0,03 0,9 1,8 0,02 2,7
≥ 65 thn 12 9,8 0,15 0,03 0,9 1,8 0,02 2,7

2.6 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Mineral Mikro

1.      Besi (Fe)
Kekurangan     : Lesu, pusing, Anemia
Kelebihan        : Cirrhosis (pembengkakan karena meningkatnya cairan pada hati)

2.      Seng (Zn)
Kekurangan     : Pertumbuhan fisik tidak sempurna (kerdil)
Kelebihan : Lelah, Anemia, Gangguan Reproduksi, Mempercepat tumbuhnya aterosklerosis

3.      Yodium (I)
Kekurangan   : Penyakit Gondok, Kretiisnme dan tumbuh kerdil
Kelebihan       : Menutup jalan pernapasan sehingga menimbulkan sesak napas

4.      Selenium (Se)
Kekurangan   :Kardiomiopati atau degenerasi otot jantung
Kelebihan       : Muntah, Diare, Ramut rontok
5.      Tembaga (Cu)
Kekurangan   : Anemia, Gangguan fungsi kekebalan
Kelebihan       : Seriosis hati, Muntah, Diare

6.      Mangan (Mn)
Kekurangan   : Penurunan berat badan, Iritasi Kulit, Mual dan Muntah
      Kelebihan      : Keracunan karena kelebihan mangan da[at terjadi bila lingkungan terkontaminasi
oleh mangan

7.      Kromium (Kr)
Kekurangan   : Gangguan toleransi terhadap glukosa
Kelebihan : Kelebihan karena makanan belum pernah ditemukan, Pekerja yang terkena cairan
industri dan cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian penyakit hati dan paru-
paru

8.      Fluor (F)
Kekurangan   : Kerusakan gigi, Osteoporosis
Kelebihan       : Fluorosis, Muntah, Diare
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
           Minral Mikro adalah zat nonesensial yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tubuh
yang apabila kita kekurangan atau kelebihan akan menyebabkan kondisi fisik memburuk atau bisa
dikatakan sakit.
Mineral terbagi dua, menurut Jenis dan Bentuknya, Mineral memiliki dua Jenis yaitu Esensial
dan Non Esensial sedangkan bentuknya ialah Makro dan Mikro. Mineral Mikro adalah mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam jumlah sedikit, mineral mikro dibuktuhkan dengan
jumlah <100 mg per hari
Mineral Mikro sangat berguna bagi organ penting tubuh, sel misalnya. Sebagai zat pengangkut
zat-zat gizi di tubuh manusia, juga sebagai pembantu dalam proses metabolisme serta pencernaan
manusia. Untuk itu, kita harus tetap berpatokan kepada AKG untuk mengetahui angka kecukupan
mineral mikro bagi tubuh kita

3.2 Saran
           Untuk kelangsungan hidup yang sehat, tidak ada salahnya kita mulai menaruh perhatian
lebih pada hal-hal kecil seperti mineral mikro contohnya. Tetap perhatikan kesehatan dan jaga pola
makan agar dapaat enunjang kesehatan baik dari hal yang besar sampai ke hal yang kecil sekalipun.
Sehat itu mahal, jadi jagalah kesehatan anda.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/arali2008.wordpress.com/2010/10/19/sejarah-perkembangan-
ilmu-gizi/amp/
                https://www.slideshare.net/mobile/nurannisssagyardany/mineral-mikro
                https://www.academia.edu//12201516/ilmu_gizi_mineral
                https://slideshare.net/yuliartiramli/mineral-unsur-mikro

Anda mungkin juga menyukai