Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MINERAL Cu, I dan SELENIUM

MATA KULIAH GIZI

DOSEN PENGAMPU :

Ir. Asrul Bahar, M.Pd.

Oleh :

Kelompok 9C

Anastasya Vina Wardhani (22050394023)

Novita Rachma Salsabila (22050394078)

Adinda Maris Syaharani (22050394081)

S1 PENDIDIKAN TATA BOGA

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2023

1
KATA PENGANTAR
Senantiasa kami panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah hingga saat ini masih diberikan nikmat iman dan kesehatan, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH MINERAL Cu, I, dan
SELENIUM” dengan tepat waktu.

Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi selama proses penyusunan hingga selesainya makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Kami harap
makalah ini dapat menambah wawasan bagi bara pembaca.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, dengan
rendah hati kamu memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 27 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
BAB II.................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2
2.1 Sifat-Sifat Mineral ....................................................................................................... 2
2.2 Fungsi Mineral............................................................................................................. 4
2.3 Akibat Defisiensi atau Ekses ........................................................................................ 5
2.4 Langkah-Langkah Preventif untuk Mencegah Defisiensi atau Ekses ............................ 7
2.5 Langkah-Langkah Kuratif (Pengobatan) jika telah mengalami Defisiensi atau Ekses ... 8
BAB III .............................................................................................................................. 10
PENUTUP ......................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 10
3.2 Saran ......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineral merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia dan
tumbuhan. Pada tubuh manusia, mineral berperan untuk menjaga keseimbangan tubuh,
terutama dalam pengaturan kerja enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa,
pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan, sedangkan pada tumbuhan
mineral berfungsi untuk perkembangan dan pembelahan sel-sel tumbuhan. Kekurangan
mineral dapat menyebabkan adanya gangguan gizi. Pemenuhan kebutuhan mineral pada
manusia dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi bahan pangan, baik yang berasal dari
tumbuhan (nabati), hewan (hewani), atau juga dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup
dari air mineral yang mengandung sampai 50 mg/L.
Unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh adalah natrium (Na), klor (Cl), kalsium (Ca),
fosfor (P), magnesium (Mg) dan belerang (S). Unsur-unsur ini terdapat dalam tubuh
dalam jumlah yang cukup besar dan disebut unsur makro mineral. Sedangkan unsur
mineral lain seperti besi (Fe), iodium (I), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), kobal
(Co) dan flor (F) hanya terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang sangat kecil saja,
karena itu disebut mineral mikro.
Salah satu bahan pangan sehat yang sangat dianjurkan dan memiliki kandungan
mineral cukup tinggi adalah tanaman biji-bijian. Terdapat berbagai jenis biji-bijian di
Indonesia yang dikenal memiliki berbagai kadar nutrisi tinggi yang baik untuk kesehatan,
seperti karbohidrat kompleks, protein nabati, aneka vitamin, serat, dan aneka mineral.
Tanaman biji-bijian yang mengandung mineral diantaranya adalah kacang hijau, padi,
dan jagung. Berdasarkan uraian yang dikemukakan, penulis tertarik untuk membahas
kandungan yang ada didalam mineral terutama pada mineral Cu, I, dan Selenium.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sifat-sifat mineral Cu, I, dan Selenium?
2. Apa saja fungsi mineral Cu, I, Selenium bagi tubuh manusia?
3. Apa akibat defesiensi serta ekses dari mineral Cu, I, Selenium?
4. Bagaimana langkah-langkah preventif serta kutarif dalam mencegah dan mengobati
defesiensi atau ekses mineral Cu, I, Selenium

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sifat-Sifat Mineral
1) Cu (Tembaga)
Sifat Fisika
a) Tembaga memiliki warna kuning kemerah - merahan.
b) Unsur ini sangat mudah dibentuk, lunak, sehingga mudah dibentuk menjadi
pipa, lembaran tipis, kawat.
c) Bersifat sebagai konduktor panas dan listrik yang bagus untuk aliran elektron.
d) Tembaga bersifat keras bila tidak murni.
e) Memiliki titik leleh pada 1084,62 °C, sedangkan titik didih pada 2562 °C.

Sifat Kimia
a) Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi.
b) Pada udara yang lembab, permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang
berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
c) Pada suhu sekitar 300°C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk
CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar
1000°C, akan terbentuk tembaga (I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
d) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam non-oksidator
encer seperti HCl encer dan H2SO4 encer, tetapi HCl pekat dan mendidih
menyerang logamtembaga dan membebaskan gas hidrogen.
e) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya
udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+
f) Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen.
g) Bereaksi dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II)
sulfida dan untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida.
2) Mineral I
Sifat Fisik Yodium berbentuk padat pada suhu kamar mengkristal menjadi gumpalan,
berkilau seperti logam hitam keabu-abuan dengan bau menyengat yang khas. Yodium
memiliki massa atom 126,93, mendidih pada suhu 183 derajat C dengan titik lebur
144 derajat C dan mudah menyublim (uap iodin berwarna merah, sedangkan uap
murni berwarna hijau tua). Sedangkan secara kimiawi molekul yodium terdiri dari

2
atom-atom (I2) tetapi jika dipanaskan di atas 500oC, ia terurai menjadi 2 atom I,
Tergantung pada reaksi:

Yodium bereaksi lebih sedikit dengan hidrogen daripada unsur halogen lain, tetapi
sangat reaktif terhadap oksigen. Yodium bergabung langsung dengan logam dan
beberapa metaloid. Dengan Misalnya, fosfor dapat membentuk triiodate:

Ketika gas mengalir ke dalam larutan yodium, yodium terbentuk.


Reaksinya mirip dengan seng dengan asam klorida, hanya saja
ion bermuatan negatif.

3) Selenium
Selenium adalah unsur kimia non logam dan merupakan anggota kelompok
XVl tabel periodik. Aktivitas kimia dan sifat fisika selenium menyerupai sulfur dan
tellurium. Unsur ini terdapat dalam sejumlah bentuk alotropik dengan yang paling
populer adalah bubuk merah amorf, bentuk kristal merah, dan bentuk kristal abu-abu
metalik yang disebut selenium. Selenium terbakar di udara dan tidak bereaksi dengan
air, tetapi larut dalam asam nitrat pekat dan basa kuat. Selenium termasuk salah satu
unsur langka di bumi dan lebih langka dari perak. Unsur ini berada di atmosfer
sebagai derivatif metil.
Selenium terbentuk secara alami di lingkungan maupun akibat aktivitas
manusia. Tanah pertanian yang sering diberi pupuk memiliki kandungan selenium
sekitar 400 mg/ton karena unsur ini terdapat dalam pupuk fosfat. Ketika selenium
yang berada dalam tanah tidak bereaksi dengan oksigen, maka unsur ini relatif stabil.
Selenium yang immobile dan tidak larut dalam air tidak terlalu beresiko bagi
organisme. Kadar oksigen dalam tanah dan keasaman tanah akan meningkatkan
bentuk mobile selenium.
Kadar oksigen yang lebih tinggi dan peningkatan keasaman tanah biasanya
disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti proses industri dan pertanian. pertanian
tidak hanya meningkatkan kadar selenium dalam tanah, tetapi juga meningkatkan
konsentrasi selenium dalam air permukaan.

3
2.2 Fungsi Mineral
1) Cu (Tembaga)
Tembaga merupakan mineral yang memiliki peran penting dalam kesehatan
sel darah merah (eritrosit), kekebalan tubuh, saraf, dan beberapa fungsi tubuh lainnya.
Ini sebabnya tembaga bisa ditemukan pada semua jaringan tubuh, termasuk hati
(liver), otak, jantung, hingga otot rangka. Berikut fungsi mineral tembaga bagi tubuh:
a) Membantu produksi kolagen
Sifat antioksidan dari zat tembaga cukup membantu untuk membentuk
kolagen serta elastin. Keduanya merupakan protein penting penyusun jaringan
ikat, kulit, kuku, dan rambut. Tanpa asupan cukup tembaga, tubuh tidak bisa
memperbaiki jaringan ikat yang rusak. Kerusakan jaringan ikat lama-kelamaan
bisa menyebabkan gangguan sendi. Selain itu, kulit mungkin lebih rentan
mengalami penuaan dini karena tidak memiliki kolagen yang cukup untuk
mempertahankan struktur dan kekuatannya.
b) Mengurangi resiko oestoporosis
Tembaga memberikan manfaat besar untuk kesehatan tulang. Sejumlah
penelitian telah menunjukkan bahwa kekurangan tembaga parah berkaitan dengan
kepadatan tulang yang rendah dan risiko penyakit osteoporosis yang lebih tinggi.
Menurut sebuah studi terhadap wanita sehat berusia 45 – 56 tahun, konsumsi
suplemen tembaga sebanyak 3 miligram per hari dapat menjaga kepadatan tulang.
Meski begitu, temuan terkait fungsi tembaga masih beragam sehingga hal ini perlu
diteliti lebih lanjut.
c) Memperkuat sistem kekebalan tubuh
Orang yang kekurangan tembaga berisiko mengalami kondisi yang disebut
neutropenia. Ini merupakan kondisi ketika jumlah sel darah putih jenis neutrofil
lebih rendah dari jumlah normal. Padahal, fungsinya sangat penting dalam
melawan infeksi. Neutropenia bisa membuat seseorang lebih rentan terserang
penyakit infeksi. Oleh sebab itu, perlu mendapat asupan tembaga sesuai angka
kebutuhan gizi. Zat gizi ini bisa didapatkan dari makanan sehari-hari atau
suplemen bila perlu.
2) Mineral I
Iodium berfungsi untuk sintesis hormon tiroid yang berlangsung di dalam
kelenjar tiroid. Hormon tiroid memainkan peranan yang penting dalam pengaturan
metabolisme tubuh (Gibney, 2009). Fungsi hormon tiroid adalah untuk meningkatkan

4
metabolisme karbohidrat dan lemak, meningkatkan aliran darah dan curah jantung,
meningkat motilitas usus serta efek stimulan pada meningkatkan kerja sistem saraf
pusat (Guyton, 2008). Kekurangan asupan yodium mengurangi kadar hormon tiroid
membentuk. Hal ini akan menimbulkan banyak dampak negatif pada tubuh. Efek
terbesar dari kekurangan yodium adalah menghambat perkembangan sistem saraf
pusat, termasuk kecerdasan (Sudoyo, 2009).
Deteksi spesies iodat dalam sampel garam beryodium, menunjukkan bahwa
spesies iodat dari KIO3 kurang stabil dan dapat dengan mudah direduksi dalam
yodium atau yodium, yang dapat menyebabkan kerugian atau penurunan kadar KIO3
dalam sampel selama penyimpanan dan pemrosesan mengolah dan memasak.
Beberapa kemungkinan alasan Iodat terurai menjadi iodida dan gas I2 (Gibney, 2009).
3) Selenium
Selenium adalah mineral yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tubuh,
menjaga metabolisme dan fungsi tiroid. Selenium tidak diproduksi oleh tubuh, tetapi
bisa diperoleh dari makanan atau suplemen. Selenium bisa didapatkan secara alami
dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan selenium. Seperti ayam, daging
merah, makanan laut, telur, biji-bijian. Jika asupan dari makanan belum mencukupi,
suplemen selenium dapat diberikan untuk mengatasi dan mencegah kekurangan
selenium. Selenium juga bisa digunakan untuk membantu mengobati penyakit
hashimoto dan menurunkan kadar kolesterol yang tinggi.

2.3 Akibat Defisiensi atau Ekses


1) Cu (Tembaga)
Beberapa gejala defisiensi tembaga yang paling umum termasuk tingkat
rendah sel darah putih yang disebut neutrofil (neutropenia), anemia, osteoporosis dan
rambut dengan pigmen yang kurang dari biasanya. Karena terlibat dalam
pemeliharaan sel-sel yang berhubungan dengan hampir setiap bagian jaringan tubuh,
tembaga penting untuk mencegah nyeri sendi dan otot. Itulah mengapa kadang-
kadang digunakan sebagai pengobatan alami untuk radang sendi.
Kekurangan tembaga jauh lebih umum pada populasi yang kekurangan gizi
yang menderita kekurangan kalori secara umum dan kekurangan makanan yang kaya
tembaga.

5
Kekurangan tembaga dapat diperoleh atau diwarisi. Jika diperoleh, penyebabnya bisa
meliputi malnutrisi, malabsorpsi, atau asupan seng berlebihan.
Penyerapan tembaga juga dapat terganggu dari asupan zat besi yang sangat
tinggi, biasanya dari suplemen. Seng adalah nutrisi lain yang berinteraksi erat dengan
tembaga. Seperti halnya zat besi, tubuh manusia membutuhkan tembaga dan seng
dalam keseimbangan yang sehat karena terlalu banyak seng dapat menurunkan kadar
tembaga. Kekurangan tembaga juga kadang-kadang terjadi pada orang yang
menderita gangguan pencernaan serius yang mengganggu penyerapan nutrisi, seperti
penyakit Crohn. Penyebab lain dapat termasuk kekurangan protein anak yang parah,
diare infantil yang persisten (biasanya berhubungan dengan diet terbatas pada susu)
atau operasi lambung (di mana defisiensi vitamin B12 juga mungkin ada).
Walaupun tembaga memiliki manfaat bagi kesehatan, mengkonsumsi zat
tembaga secara berlebihan tidak dianjurkan. Asupan yang berlebihan berisiko
menimbulkan keracunan. Keracunan tembaga dapat ditandai dengan: Muntah,
penyakit kuning, gagal ginjal, diare, nyeri otot, dan kerusahan pada hati. Selain itu,
keracunan tembaga juga dapat mengakibatkan penyakit Wilson. Kondisi ini terjadi
bila hati tidak bisa mengeluarkan kelebihan tembaga di dalam tubuh. Akibatnya,
mineral ini menumpuk di dalam otak, hati, dan mata.
2) Mineral I
Iodium adalah mineral penting oleh tubuh dalam jumlah yang relatif kecil,
tetapi berperan penting dalam pembentukan hormon tiroksin. Kemungkinan kelebihan
yodium peningkatan insiden hipertiroidisme yang diinduksi yodium (IIH), suatu
penyakit kanker tiroid dan tiroid autoimun. Sedangkan kekurangan yodium bisa
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik (Safitri, 2019).
Yodium dalam tubuh adalah sekitar 5-20 mg. Kebanyakan yodium, yaitu sekitar 70-
80% ditemukan di kelenjar tiroid. Di dalam tubuh, yodium bentuknya ada beberapa
yaitu yodium, iodida, mono iodo tironin (MIT), di iodo tironine (DIT), triodo tironine
(T3) dan tetra iodo torinine (T4) atau Tiroksin (Departemen Gizi, 2016).
Penyebab utama Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) bukan
Cukupi yodium dari konsumsi makanan dan minuman sehari-hari. Yodium adalah
mikronutrien yang dibutuhkan tubuh manusia untuk membentuk hormon tiroksin.
Ketika tubuh kekurangan yodium, kadar tiroksin rendah dalam darah.
Ekses yodium akut dapat menyebabkan hipotiroidisme karena penghambatan
pelepasan hormon tiroid karena kandungan yodiumnya yang tinggi. Jika kondisinya
berkepanjangan (kronis) dapat meningkatkan kelenjar tiroid dan menyebabkan
hipertiroidisme yang dikenal dengan iodine-induced hyperthyroidism (IIH). Jika
asupan yodium lebih tinggi dari yang dibutuhkan, maka akan ada kelebihan nutrisi ini.
3) Selenium

6
Defisiensi selenium bisa menyebabkan penyakit infeksi serta patogen
berbahaya yang berubah menjadi penyakit. Sejumlah gejala parah dari masalah ini
adalah gagal ginjal, kesulitan bernafas, masalah jantung, penyakit keshan, penyakit
kashin-beck, gangguan tiroid, kanker, penyakit kardiovaskular, dan gangguan
reproduksi. Karena selenium ini berkaitan dengan patogenesis penyakit-penyakit di
atas, sehingga banyak penelitian untuk membuktikan penggunaan suplemen selenium
dalam terapi penyakit kardiovaskular, autoimun tiroiditis dan sebagai antiinflamasi
dapat memberikan efek yang memuaskan. Pada keadaan kekurangan selenium,
jumlah antioksidan juga berkurang pada jantung dan otot. Dengan demikian, dapat
terjadi kardiomiopati dan kelemahan otot.
Memperhatikan kebutuhan selenium harian penting untuk dilakukan.
Pasalnya, seperti dua sisi mata pedang. Kelebihan asupan selenium juga tidak baik
untuk kesehatan karena bisa menyebabkan keracunan. Gejala keracunan selenium bisa
berupa rambut rontok, pusing, mual, muntah, nyeri otot, hingga tremor. Dalam kasus
yang serius, keracunan selenium dapat menyebabkan gagal ginjal, serangan jantung,
hingga kematian. Manfaat selenium bisa didapatkan dari makanan tertentu. Namun,
layaknya semua makanan, makanan sumber selenium juga harus dikonsumsi dalam
batas yang wajar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, jika
ingin mengkonsumsi suplemen selenium, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu
dengan dokter untuk mendapatkan anjuran dosis dan aturan minum yang sesuai
prosedur.

2.4 Langkah-Langkah Preventif untuk Mencegah Defisiensi atau Ekses

1) Cu (Tembaga)
Tembaga adalah mineral penting yang bermanfaat bagi kesehatan tulang, saraf, dan
tulang. Oleh karena itu, meskipun tidak umum, defisiensi tembaga sebenarnya dapat
membahayakan tubuh dalam berbagai cara. Tembaga penting untuk produksi
hemoglobin dan sel darah merah, serta untuk pemanfaatan zat besi dan oksigen di
dalam darah. Karena tubuh sering menggunakan tembaga dan tidak dapat
menyimpannya dalam jumlah yang cukup, makan makanan tinggi tembaga seperti
hati, kacang-kacangan dan biji-bijian, ikan tangkapan liar, kacang-kacangan, biji-
bijian tertentu, dan sayuran tertentu adalah cara terbaik untuk mencegah defisiensi
tembaga.
2) Mineral I

7
Cara mencegah defisiensi Mineral Yodium adalah
1. Suplementasi yodium sesuai anjuran dan kebutuhan berkelanjutan.
2. Diversifikasi diet berperan dalam memenuhi kebutuhan yodium dan mengatasi
gangguan akibat kekurangan yodium. Fortifikasi pangan berupa ikan laut
beryodium dan rumput laut, sayuran dan biji-bijian yang dihasilkan dari tanah
beryodium, unggas hidup, daging dan susu dalam tanah beryodium dan cukup.
3) Selenium
Berdasarkan Permenkes No. 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG),
kebutuhan selenium laki-laki dewasa adalah 30 mcg per hari dan perempuan dewasa
adalah 24 mg perhari. Sebagai langkah pencegah defisiensi mineral selenium, bisa
mencoba untuk mengkonsumsi makanan tinggi selenium. Beberapa di antaranya ada
nasi, kacang-kacangan, roti gandum utuh, daging merah, daging unggas, telur dan
ikan. Pengobatan kekurangan selenium dilakukan dengan memberikan selenium
tambahan. Selenium tambahan bisa mencegah terjadinya kardiomiopati, tetapi tidak
dapat menyembuhkan kardiomiopati yang sudah terjadi akibat penyakit keshan.
Sebagai langkah mencegah ekses mineral selenium yaitu perlu mengurangi konsumsi
selenium untuk memulihkan gejala. Selain itu juga harus memperhatikan kebutuhan
selenium harian pada setiap orang dapat berbeda-beda. Berikut rincian kebutuhan
selenium per orang :
 Anak usia 1-8 tahun : 18 - 22 mikrogram (mcg)/ hari
 Anak usia 9-18 tahun ke atas : 22 - 36 mcg/hari
 Orang dewasa usia 19-50 tahun keatas : 24-30 mcg/hari
 Ibu hamil : 30 mcg/hari
 Ibu menyusui : 40 mcg/hari

2.5 Langkah-Langkah Kuratif (Pengobatan) jika telah mengalami Defisiensi atau


Ekses

1) Cu (Tembaga)
Perawatan awal defisiensi tembaga mungkin bergantung pada mengapa kadar
tembaga Anda rendah. Misalnya, jika Anda mengonsumsi terlalu banyak seng, Anda
mungkin hanya perlu mengurangi suplemen seng. Dokter sering merekomendasikan
suplemen tembaga sebagai pengobatan yang mencukupi. Suplemen tembaga di
pasaran termasuk tembaga glukonat, tembaga sulfat, dan tembaga klorida.

8
Mengonsumsi sekitar 2 miligram (mg) tembaga per hari dapat membantu
memperbaiki kekurangan, tetapi dokter akan memberi tahu dosis yang
tepat. Meningkatkan asupan makanan kaya tembaga juga dapat membantu.Jika
kekurangan zat tembaga parah dan dokter khawatir tubuh penderita tidak akan
menyerap suplemen tembaga, mereka mungkin akan mengeluarkan perawatan
tembaga secara intravena (IV).
Berikut adalah dosis suplemen tembaga yang aman untuk mencegah terjadinya
kekurangan tembaga berdasarkan usia dan jenis kelamin pasien:
 Pria dewasa dan remaja: 1,5–2,5 mg/hari.
 Wanita dewasa dan remaja:5–3 mg/hari.
 Anak-anak usia 7–10 tahun: 1–2 mg/hari.
 Anak-anak usia 4–6 tahun: 1–1,5 mg/hari.
 Anak-anak usia 0–3 tahun: 0,4–1 mg/hari.
2) Mineral I
Penanganan defisiensi yodium dapat dilakukan dengan mengatur diet tinggi
natrium. Jika perubahan pola makan tidak dapat memenuhi kebutuhan yodium, segera
temui penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan suplemen natrium. Selain itu,
penggunaan levothyroxine juga dapat digunakan terutama untuk ibu hamil dan anak-
anak. Namun penggunaan levothyroxine juga harus diperhatikan karena dapat
menyebabkan tirotoksikosis. Yodium radioaktif juga sering direkomendasikan untuk
orang dengan kondisi tersebut karena telah terbukti mengurangi ukuran gondok
normal hingga 40-60%. Yodium memainkan peran yang sangat penting dalam
perkembangan hormon. Kekurangan yodium dapat menyebabkan berbagai gangguan
pada tubuh. Jika muncul gejala yang mencurigakan, Anda harus segera menghubungi
profesional medis untuk penanganan awal.
3) Selenium
Manfaat selenium bisa didapatkan dengan memenuhi kebutuhan akan mineral
ini setiap harinya. Sebagai langkah mencegah ekses mineral selenium yaitu perlu
mengurangi konsumsi selenium untuk memulihkan gejala. Selain itu juga harus
memperhatikan kebutuhan selenium harian pada setiap orang dapat berbeda-beda.
Berikut rincian kebutuhan selenium per orang :
 Anak usia 1-8 tahun : 18 - 22 mikrogram (mcg)/ hari
 Anak usia 9-18 tahun ke atas : 22 - 36 mcg/hari
 Orang dewasa usia 19-50 tahun keatas : 24-30 mcg/hari
 Ibu hamil : 30 mcg/hari
 Ibu menyusui : 40 mcg/hari
Memperhatikan kebutuhan selenium harian penting untuk dilakukan. Karena
kelebihan asupan selenium juga tidak baik untuk kesehatan karena bisa menyebabkan
keracunan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mineral merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia dan
tumbuhan. Kekurangan mineral dapat menyebabkan adanya gangguan gizi, cara
mengonsumsi bahan pangan, baik yang berasal dari tubuhan (nabati), hewan (hewani),
atau juga dalam jumlah yang cukup dari air mineral yang mengandung sampai 50 mg/L.
Fungsi mineral tembaga memiliki peran penting dalam kesehatan sel darah merah
(eritrosit), kekebalan tubuh, saraf, dan beberapa fungsi tubuh lainnya. Membantu
produksi kolagen, sifat antioksidan dari zat tembaga cukup membantu untuk membentuk
kolagen serta elastin, dan protein penting penyusun jaringan ikat, kulit, kuku, dan
rambut. Kondisi yang disebut neutropenia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah
putih jenis neutrofil lebih rendah dari jumlah normal.
Mineral Iodium berfungsi untuk sintesis hormon tiroid yang berlangsung di dalam
kelenjar tiroid memainkan peranan yang penting dalam pengaturan metabolisme tubuh.
Deteksi spesies iodat dalam sampel garam beryodium adalah menimbulkan banyak
dampak negatif pada tubuh dan menghambat perkembangan sistem saraf pusat, termasuk
kecerdasan.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan makalah diatas, diharapkan makalah ini dapat menjadi
acuan dalam belajar ilmu gizi mengenai Mineal Cu, I dan Selenium.

10
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, K. (2020). Manfaat Tembaga bagi Tubuh dan Risikonya Bila Berlebihan.

Goentoro, d. P. (2021). 7 Manfaat Penting Mineral Tembaga untuk Tubuh.

Wardayati, K. T. (2020). Peduli Tubuhmu: Tanda Tubuh Kekurangan Mineral Tembaga, Ini
Solusinya!

11

Anda mungkin juga menyukai