Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH LOGAM ALKALI TANAH

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2:


1.Bernadino B Alus ( 2314007 )
2.Abdi Hermawan ( 2314001 )
3.Salman Keliata ( 2314033 )
4.Nobertus R Parapaga ( 2314024 )
5.Heribertus Sudin Pilang ( 2314015 )
6.Korneles Inseruy ( 2314020 )

PRODI D-IV TEKNIK MESIN


POLITEKNIK SAINT PAUL
SORONG
2023

1
KATA PENGANTAR

Terimakasih kepada tuhan yang maha esa yang telah membantu penyusun untuk
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Karena tanpa pertolongan tuhan
yang maha esa penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

makalah ini sengaja di buat penyusun untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai
logam alkali tanah. Penyusun mengambil isi pokok pembahasan dalam laporan ini dari
berbagai sumber. Tetapi yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu
menambah pengetahuan pembaca mengenai logam alkali tanah.

Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen yang telah memberikan tugas
kepada penyusun karena dengan tugas tersebut penyusun jadi lebih mengetahui
mengenai logam alkali tanah.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kepada
pembaca, meskipun laporan ini ada kelebihannya dan kekurangannya penyusun mohon
kritik dan saranya agar penyusun bisa memperbaikiya.

Terimakasih

Sorong, 26 November 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 4

A.Latar Belakang .................................................................................................................... 4

B.Rumusan Masalah .............................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 6

A.Pengertian Alkali Tanah ...................................................................................................... 6

B.Sifat Alkali Tanah ................................................................................................................ 7

C.Sifat Kimia Alkali Tanah ...................................................................................................... 7

D.Reaksi Alkali Tanah ............................................................................................................. 9

E.Keberadaan Alkali Tanah .................................................................................................. 11

F.Pembuatan Alkali Tanah ................................................................................................... 12

G.Kegunaan Alkali Tanah .................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14

A.Kesimpulan ....................................................................................................................... 14

B.Saran ................................................................................................................................. 15

c.Daftar pustaka.........................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sering kali kita tidak menyadari bahwa hidup kita tidak lepas dari suatu
zat bernama unsur. Betapa tidak, bahkan suatu bahan yang jumlahnya sedikit dan
tanpa sadar kita konsumsi sehari-hari merupakan mineral yang sangat penting
bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar syaraf, kerja
jantung, dan pergerakan otot adalah salah satu unsur logam golongan II A atau
lazim disebut alkali tanah yang bernama Kalsium.
Selain memiliki dampak positif, pemanfaatan unsur dan senyawa alkali
tanah juga menimbulkan dampak negatif terhadap kelangsungan hidup manusia
dan sekitarnya. Misalnya, Berilium dan garamnya merupakan bahan beracun dan
berpotensi sebagai zat karsinogenik. Untuk itu, kita harus mengenali bagaimana
sifat dari masing-masing unsur dan senyawa tersebut, sehingga dalam
memanfaatkannya kita dapat menghindari dampak negatif yang timbul akibat
unsur atau senyawa tersebut.
Apa jadinya bila kita seorang mahasiswa kimia, bahkan tidak menyadari
hal ini, bahwa kita tidak hanya dituntut “mempelajari” materi di dalam buku,
tetapi kita juga bisa langsung belajar dari alam dan mengaplikasikan serta
mengaitkannya dengan ilmu yang ada. Bahkan bila dipelajari lebih mendalam,
bukan hanya logam alkali tanah saja yang berperan penting dalam kehidupan
makhluk hidup, khususnya manusia, melainkan unsur-unsur lain pun ikut
mendukung mekanisme kehidupan kita sebagai makhluk hidup.
Logam alkali tanah merupakan unsur-unsur yang terletak pada golongan
IIA pada sistem periodik unsur, yaitu Berilium, Magnesium, Kalsium, Strontium,
Barium, dan Radium. Logam alkali tanah juga dapat membentuk basa, tetapi lebih
lemah dibandingkan dengan logam alkali. Logam alkali tanah sukar larut dalam
air. Unsur-unsur golongan II A umumnya mudah ditemukan dalam tanah berupa
senyawa tak larut. Sehingga dinamakan logam alkali tanah.

4
Dalam makalah ini, akan dibahas pengertian alkali tanah, beberapa
kecenderungan sifat dari logam alkali tanah, cara pembuatannya reaksi yang
terjadi keberadaan di alam dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian alkali tanah?
2. Bagaimana sifat fisik dan sifat kimia unsur alkali tanah?
3. Bagaimana reaksi alkali tanah dengan unsur lain?
4. Keberadaannya di alam?
5. Bagaimana pembuatan alkali tanah?
6. Apa kegunaan alkali tanah?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Logam Alkali Tanah


Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA.
Yang termasuk ke dalam golongan II A yaitu: Berilium (Be), Magnesium (Mg),
Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Disebut logam
karena memiliki sifat-sifat seperti logam. Disebut alkali karena mempunyai sifat
alkali atau basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena oksidasinya
sukar larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi. Oleh
sebab itu, istilah “alkali tanah” biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok
unsur golongan IIA.
Tiap logam memiliki konfigurasi elektron sama seperti gas mulia atau
golongan VIII A, setelah di tambah 2 elektron pada lapisan kulit S paling luar.
Contohnya konfigurasi elektron pada Magnesium (Mg) yaitu: 1s22s22p63s2 atau
(Ne) 3s2. Ikatan yang dimiliki kebanyakan senyawa logam alkali tanah adalah
ikatan ionik. Karena, elektron paling luarnya telah siap untuk di lepaskan, agar
mencapai kestabilan.
Unsur alkali tanah memiliki reaktivitas tinggi, sehingga tidak ditemukan
dalam bentuk monoatomik, unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam
murni yang ada di udara, membentuk lapisan luar pada oksigen.
Semua logam alkali tanah merupakan logam yang tergolong reaktif
meskipun kurang reaktif dibandingkan unsur alkali, mempunyai kilap logam,
relatif lunak dan dapat menghantar panas dan listrik dengan baik, kecuali
berilium. Logam alkali tanah memberikan warna yang khas. Pada pembakaran
senyawa logam alkali akan memberikan warna yang khas yang dapat digunakan
sebagai identifikasi awal adanya logam alkali dalam suatu bahan. Be dan Mg
memberikan warna spektrum pada daerah gelombang elektromagnet, sehingga
pada pembakaran magnesium hanya akan menimbulkan warna nyala yang sangat
terang. Ca memberikan warna merah jingga, Sr merah ungu dan Ba kuning
kehijauan.

6
KONFIGURASI ELEKTRON
Berelium (Be) = 1s2 2s2
Magnesium (Mg) = 1s2 2s2 2p6 3s2
Kalsium (Ca) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
Stronsium (Sr) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2
Barium (Ba) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2

Radium (Ra) = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p672

B.Sifat Fisik Alkali Tanah


Secara umum unsur-unsur logam alkali tanah memiliki sifat fisik sebagai
berikut:

1. Berwujud padat
2. Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih tinggi daripada suhu
ruangan. Oleh karena itu, unsur-unsur logam alkali tanah pada suhu
ruangan berbentuk padatan.
3. Tiga elemen ini memberikan karakteristik warna ketika dipanaskan dalam
api, yaitu: Mg (putih cemerlang), Ca (merah bata), Sr (merah), Ba (hijau)

Jari-jari atom dan ion semakin besar (dari atas ke bawah).Jari-jari ion jauh
lebih kecil daripada jari-jari atom. Hal ini karena atom mengandung dua elektron
dalam tingkat s relatif jauh dari nukleus, dan inilah elektron yang dikeluarkan
untuk membentuk ion. Sisa elektron dengan demikian dalam tingkat lebih dekat
ke inti, dan di samping meningkatnya biaya nuklir efektif menarik elektron
menuju inti dan mengurangi ukuran ion.

C.Sifat Kimia Alkali Tanah

Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari berilium ke barium.


FAKTA ini sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena, dari berilium ke barium
jari-jari atom bertambah besar sehingga energi ionisasi serta keelektronegatifan
berkurang. Akibatnya, kecenderungan untuk melepas elektron membentuk
senyawa ion makin besar. Semua senyawa dari kalsium, strontium, dan barium,
yaitu logam alkali tanah yang bagian bawah, berbentuk

7
senyawa ion, tetapi magnesium membentuk beberapa senyawa kovalen
sedangkan senyawa-senyawa berilium bersifat kovalen.
Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi
logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi, berilium
kurang reaktif dibandingkan litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan
terhadap natrium, dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali
tanah lebih kecil sehingga energi pengionan lebih besar. Lagi pula logam alkali
tanah hanya satu. Kereaktifan kalsium, stronsium, dan barium dan tidak terlalu
berbeda dari logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang aktif.
Unsur golongan ini bersifat basa, sama seperti unsur golongan alkali,
namun tingkat kebasaannya lebih lemah. Senyawa Be(OH)2 bersifat amfoter.
Artinya bisa bersifat asam atau pun basa. Sedangkan unsur Ra bersifat Radioaktif.
Semua logam alkali tanah merupakan logam yang tergolong reaktif, meskipun
kurang reaktif dibandingkan dengan unsur alkali. Alkali tanah juga memiliki sifat
relatif lunak dan dapat menghantarkan panas dan listrik dengan baik, kecuali
Berilium. Logam ini juga memiliki kilapan logam.
Sifat Umum Be Mg Ca Sr Ba

Nomor Atom 4 12 20 38 56

Konfigurasi Elektron [He] [Ne] [Ar] 4s2 [Kr] 5s2 [Xe]


2s2 3s2 6s2

Titik Leleh 1553 923 1111 1041 987

Titik Didih 3043 1383 1713 1653 1913

Jari-jari Atom (Angstrom) 1.12 1.60 1.97 2.15 2.22

Jari-jari Ion (Angstrom) 0.31 0.65 0.99 1.13 1.35

Energi Ionisasi I (KJ mol-1) 900 740 590 550 500

Energi Ionisasi II (KJ mol-1) 1800 1450 1150 1060 970

Elektronegativitas 1.57 1.31 1.00 0.95 0.89

Potensial Elektrode (V) -1.85 -2.37 -2.87 -2.89 -2.90


M2+ + 2e à M

Massa Jenis (g mL-1) 1.86 1.75 1.55 2.6 3.6

8
Berdasarkan Tabel di atas dapat diamati juga hal-hal sebagai berikut:
1. Konfigurasi elektronnya menunjukkan bahwa logam alkali tanah mempunyai
elektron valensi NS2. Selain jari-jari atomnya yang lebih kecil dibandingkan
logam alkali, kedua elektron valensinya yang telah berpasangan
mengakibatkan energi ionisasi logam alkali tanah lebih tinggi daripada alkali.
2. Meskipun energi ionisasinya tinggi, tetapi karena energi hidrasi dari ion M2+
dari alkali tanah lebih besar daripada energi hidrasi ion M+ dari alkali,
mengakibatkan logam alkali tetap mudah melepaskan kedua elektron
valensinya, sehingga lebih stabil sebagai ion M2+.
3. Jari-jari atomnya yang lebih kecil dan muatan intinya yang lebih besar
mengakibatkan logam alkali tanah membentuk kristal dengan susunan yang
lebih rapat, sehingga mempunyai sifat yang lebih keras daripada logam alkali
dan massa jenisnya lebih tinggi.
4. Berilium mempunyai energi ionisasi yang sangat tinggi dan
keelektronegatifan yang cukup besar, kedua hal ini menyebabkan berilium
dalam berikatan cenderung membentuk ikatan kovalen.
5. Potensial elektrode (reduksi) standar logam alkali tanah menunjukkan harga
yang rendah (negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam alkali tanah
merupakan reduktor yang cukup kuat, bahkan kalsium, stronsium, dan barium
mempunyai daya reduksi yang lebih kuat daripada natrium.
6. Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih tinggi daripada suhu
ruangan. Oleh karena itu, unsur-unsur logam alkali tanah berwujud padat pada
suhu ruangan.

D.Reaksi Alkali Tanah

Kemiripan sifat logam alkali tanah disebabkan oleh kecenderungan


melepaskan dua elektron valensi. Oleh karena itu senyawanya mempunyai
bilangan oksidasi +2, sehingga logam alkali tanah diletakkan pada golongan II A.
Alkali tanah termasuk logam yang reaktif, namun Berilium adalah satu-satunya
unsur alkali tanah yang kurang reaktif, bahkan tidak bereaksi dengan air. Logam
alkali tanah bersifat pereduksi kuat. Semakin ke bawah, sifat pereduksi ini
semakin kuat. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan bereaksi dengan air yang

9
semakin meningkat dari Berilium ke Barium. Selain dengan air unsur logam alkali
tanah juga bisa bereaksi dengan Oksigen, Nitrogen, dan Halogen.
1. Reaksi dengan Air
Berilium tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam Magnesium
bereaksi sangat lambat dan hanya dapat bereaksi dengan air panas. Logam
Kalsium, Stronsium, Barium, dan Radium bereaksi sangat cepat dan dapat
bereaksi dengan air dingin. Contoh reaksi logam alkali tanah dan air
berlangsung sebagai berikut,

Ca(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2 (aq) + H2 (g)


2. Reaksi dengan Oksigen
Adanya pemanasan yang kuat menyebabkan logam alkali tanah
terbakar di udara membentuk oksida dan nitrida. Logam alkali tanah, kecuali
Be dan Mg dengan udara juga dapat berlangsung, tetapi terjadinya korosi
yang berlanjut dapat dihambat karena lapisan oksida yang terbentuk melekat
kuat pada permukaan logam. Dengan pemanasan, Berilium dan Magnesium
dapat bereaksi dengan oksigen. Oksida Berilium dan Magnesium yang
terbentuk akan menjadi lapisan pelindung pada permukaan logam. Barium
dapat membentuk senyawa peroksida (BaO2)
2Mg(s) + O2 (g) → 2MgO(s)

Ba(s) + O2 (g) (berlebihan) → BaO2 (s)


Pembakaran Magnesium di udara dengan Oksigen terbatas pada suhu
tinggi akan dapat menghasilkan Magnesium Nitrida (Mg3N2)
4Mg(s) + ½ O2 (g) + N2 (g) → MgO(s) + Mg3N2 (s)
Bila Mg3N2 direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas NH3
Mg3 N2 (s) + 6H2O(l) → 3Mg(OH)2 (s) + 2NH3(g)
3. Reaksi dengan Hidrogen
Adanya pemanasan menyebabkan logam alkali tanah dapat bereaksi
dengan hidrogen membentuk senyawa hidrogen.
M(s) + H2 (g) → MH2 (s)
4. Reaksi dengan Nitrogen
Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk senyawa
oksida dan senyawa Nitrida dengan demikian Nitrogen yang ada di udara
bereaksi juga dengan Alkali Tanah. Contoh,

10
3Mg(s) + N2 (g) → Mg3N2 (s)

5. Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan Halogen


Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat
membentuk garam Halida, kecuali Berilium. Lelehan halida dari berilium
mempunyai daya hantar listrik yang buruk. Hal itu menunjukkan bahwa
halida berilium bersifat kovalen.Oleh karena daya polarisasi ion Be2+
terhadap pasangan elektron Halogen kecuali F-, maka BeCl2 berikatan
kovalen. Sedangkan alkali tanah yang lain berikatan ion. Contoh: Ca(s) +

Cl2 (g) → CaCl2 (s)


6. Reaksi dengan Asam dan Basa
Semua logam dan alkali tanah bereaksi dengan asam kuat ( seperti
HCL) membentuk garam dan gas hidrogen. Reaksi makin hebat dari Be ke
Ba.

M(s) + 2HCL(aq) → MCl2 (aq) + H2(g)


Salah satu unsur logam alkali tanah yaitu Be, memiliki sifat amfoter.
Berilium selain dapat bereaksi dengan asam kuat juga dapat bereaksi dengan
basa kuat.
7. Reaksi dengan Belerang
Reaksi logam alkali tanah dengan belerang menghasilkan senyawa
sulfida.

M(s) + S(s) → MS (s)

E. Keberadaan Alkali Tanah


Logam alkali tanah memiliki sifat yang reaktif sehingga di alam hanya
ditemukan dalam bentuk senyawanya. Berikut keberadaan senyawa yang
mengandung logam alkali:

1. Berilium tidak begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa
dikatakan tidak ada. Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi
Mineral beril [Be3Al2(SiO6)3], dan Krisoberil [Al2BeO4].
2. Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak bumi,
dengan 1,9% keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi

11
Magnesium Klorida [MgCl2], Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit
[MgCa(CO3)2], dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O]
3. Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi.
Bahkan kalsium menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi,
dengan 3,4% keberadaannya. Di alam kalsium dapat membentuk senyawa
karbonat [CaCO3], Senyawa Fospat [CaPO4], Senyawa Sulfat [CaSO4],
Senyawa Fourida [CaF]
4. Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam strontium
dapat membentuk senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan Strontianit
5. Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat
membentuk senyawa: Mineral Baritin [BaSO4], dan Mineral Witerit
[BaCO3].

F. Pembuatan Alkali Tanah


Ekstraksi adalah pemisahan suatu unsur dari suatu senyawa. Logam alkali
tanah dapat di ekstraksi dari senyawanya. Untuk mengekstraksinya kita dapat
menggunakan dua cara, yaitu metode reduksi dan metode elektrolisis.
1. Magnesium diperoleh dengan proses down. Langkahnya pertama
mengendapkan sebagai Mg(OH)2 kemudian diubah menjadi MgCl2 dan
dikristalkan sebagai MgCl2.6H2O. Leburan kristal dielektrolisis.
2. Dengan elektrolisis leburan garamnya.

G. Kegunaan Alkali Tanah


1. Unsur Kalsium
Kalsium adalah logam lunak, berwarna putih; mudah bereaksi dengan
oksigen, tetapi kalsium oksida yang terbentuk merupakan lapisan yang
melindungi logamnya terhadap oksigen lebih lanjut. Kalsium dicampur
dengan litium sebagai pengeras dalam logam yang mengandung timbal; untuk
industri baja Cr-Ni, kalsium dipakai sebagai campuran logam campur.
2. Senyawa Kalsium Oksida
Kapur tohor (kalsium oksida) digunakan pada pembuatan baja.
Penambahan zat tersebut ke dalam lelehan besi yang mengandung silikat akan

12
bereaksi dengan silikat membentuk ampas yang mengapung pada permukaan
lelehan besi. Reaksinya tergolong asam-basa Lewis:
3. Senyawa Kalsium Hidroksida
Kalsium hidroksida, Ca(OH)2 digunakan sebagai bahan pengisi pada
pembuatan kertas, dan untuk membuat gigi buatan bersama-sama senyawa
fluorin. Senyawa CaO dan Ca(OH)2 digunakan untuk melunakkan air sadah.
Jika air sadah yang mengandung Ca(HCO3)2 diolah dengan Ca(OH)2, semua
ion kalsium diendapkan sebagai kalsium karbonat.
4. Senyawa Kalsium Sulfat
Senyawa kalsium sulfat (CaSO4) di alam sebagai CaSO4.2H2O yang
disebut dengan gips atau albas. Senyawa ini baik digunakan untuk membuat
bermacam-macam barang tuang, sebagai pembalut gips, dalam industri cat
digunakan sebagai cat "putih", untuk pembuatan kapur tulis (campuran dari
gips, kaolin, asam oleat, dan NaOH). Jika dipanaskan sampai di atas 200 °C,
maka air hablurnya lenyap semua (CaSO4.0H2O). Jika dicampur dengan air
kembali maka senyawa tersebut tidak dapat mengikat air lagi. Keadaan
demikian dinamakan gips mati. Semen gips dibuat dari gips yang dicampur
dengan asam fosfat, Na-fosfat, pasir dan dipanaskan sampai +1200 °C. Hasil
ini dicampur lebih lanjut dengan K2SO4 dan ZnSO4, kemudian digiling halus.
Semen gips dicampur dengan air dapat menjadi keras dalam waktu 2 jam.
5. Unsur Magnesium
Magnesium adalah logam ringan berwarna putih, tetapi dalam udara
menjadi putih abu-abu karena terbentuknya lapisan magnesium oksida yang
melindungi logamnya terhadap oksidasi lebih lanjut. Dalam bentuk pita atau
serbuk magnesium mudah terbakar menjadi magnesium oksida dengan
menimbulkan cahaya putih yang menyilaukan. Magnesium dalam asam encer
membentuk gas hidrogen. Magnesium dipakai sebagai pengisi lampu
Blitzchth (dicampur dengan logam aluminium).Magnesium banyak
digunakan untuk pembuatan logam campur, dengan sifat-sifat tetap ringan,
tetapi dengan kekuatan yang berlipat ganda. Oleh karena itu, magnesium
dipakai untuk industri membuat rangka pesawat terbang.
6. Senyawa Magnesium Oksida

13
Magnesium Oksida (MgO) berupa zat padat, berwarna putih, tidak
mudah mencair (titik cairnya 2.800 °C), keras dan tahan api. Oleh karena
sifat-sifat ini MgO dipakai sebagai pelapis tanur. Jika MgO dipijarkan,
dicampur dengan larutan MgCl2 yang pekat, membentuk bubur yang di udara
menjadi keras dan mengkilap. Campuran tersebut dinamakan semen
magnesium atau semen sorel. Campuran semen magnesium dengan serbuk
kayu, serbuk gabus, gilingan batu, dan sebagainya disebut granit kayu atau
ksilolit. Bahan ini antara lain dipakai untuk membuat lantai yang tidak bersela
atau tidak bersambung dan sebagai bahan gading buatan.
7. Senyawa Magnesium Sulfat
Magnesium sulfat (MgSO4) berupa padatan putih. Contoh garam
inggris dengan rumus MgSO4.7H2O, dipakai dalam obat-obatan sebagai
pencahar (obat urus-urus).
8. Senyawa Magnesium Hidroksida
Magnesium hidroksida (Mg(OH)2) berupa padatan putih yang sedikit
larut dalam air. Bersifat basa. Oleh karena itu Mg(OH)2 digunakan untuk obat
sakit maag.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA.
Yang termasuk ke dalam golongan II A yaitu: Berilium (Be), Magnesium (Mg),
Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam
karena memiliki sifat-sifat seperti logam.
Unsur alkali tanah memiliki reaktivitas tinggi, sehingga tidak ditemukan
dalam bentuk monoatomik, unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam
murni yang ada di udara, membentuk lapisan luar pada oksigen.
Selain itu alkali tanah juga punya manfaat bagi kehidupan manusia, baik
dibidang industri, rumah tangga maupun dalam bidang kesehatan.

14
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai mahasiswa tidak hanya mempelajari golongan
alkali tanah hanya dibuku saja, akan lebih baik apabila kita juga bisa langsung
belajar dari alam dan mengaplikasikan serta mengaitkannya dengan ilmu yang
ada. Sehingga kita dapat memanfaatkan golongan alkali tanah.

C. DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H. (2001). Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT Citra Aditya
Bakti.
Intadmojo, M. (1987). Kimia Anorganik 1. Malang: FMIPA IKIP.
Keenan. (1984). Kimia Universitas. Jakarta: Erlangga.
Soeharto. (2012). Pengantar Kimia Anorganik. Bandung: ITB.
Sugiyarto. (2003). Kimia Anorganik II (Pp. 103–107). Yogyakarta..

15

Anda mungkin juga menyukai