DISUSUN OLEH:
ANDINI NURIA HIDAYAT (2282170016)
NIA NURAINI (2282170019)
VIOLITA SALSABILA LESMANA (2282170020)
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................. i
Daftar isi.......................................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang ....................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ...............................................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................1
Bab II Pembahasan
2.1 kelimpahan unsur alkali tanah .........................................................................................3
2.2 Ekstraksi Unsur Alkali Tanah .........................................................................................4
2.3 Sifat-sifat Logam Alkali Tanah .......................................................................................7
2.4 Reaktivitas .....................................................................................................................11
2.5 Reaksi Logam Alkali Tanah ..........................................................................................13
2.6 Senyawa Alkali Tanah...................................................................................................16
2.7 Halida ............................................................................................................................17
2.8 Oksida dan Hidroksida ..................................................................................................21
2.9 Garam dari asam okso ...................................................................................................23
2.10 Ion-ion kompleks dalam larutan berair .........................................................................24
2.11 Kesadahan Air ...............................................................................................................28
2.12 Perbedaan Logam Alkali dan Alkali Tanah ..................................................................31
2.13 Hubungan diagonal antara Li dan Mg, serta antara Be dan Al .....................................31
2.14 Kegunaan Alkali Tanah .................................................................................................34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Golongan II logam terdiri dari berilium, magnesium, kalsium, stronsium, barium dan
radium yang biasanya dikenal dengan nama alkali tanah. Dan berhubungan dengan logam alkali
pada golongan I. Di sebut logam karena memiliki sifat sifat seperti logam. Disebut alkali karena
mempunyai sifat alkalin atau basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena
oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi.
Sebagai suatu golongan, logam alkali tanah mudah bereaksi dengan unsur lainnya namun
jika dibandingan dengan golongan logam alkali maka alkali tanah kurang reaktif jika
dibandingkan dengan logam alkali. Biasanya unsur alkali tanah ini tidak ditemukan dalam
keadaan yang monoatomic karena sifatnya yang sangat reaktif.
1
1.2.4 memahami sifat-sifat fisik dan kimia alkali tanah?
1.2.5 memahami reaktivitas logam alkali tanah?
1.2.6 memahami reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada logam alkali tanah?
1.2.7 mengetahui persenyawaan dari alkali tanah?
1.2.8 mengetahui ion-ion kompleks yang dapat dibentuk dari logam alkali tanah?
1.2.9 memahami kesadahan air?
1.2.10 memahami perbedaan logam alkali tanah dengan logam alkali
1.2.11 memahami hubungan diagonal antara Li dan Mg, serta antara Be dan Al?
1.2.12 memahami kegunaan logam alkali tanah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Alkali Tanah
3
2.2 Ekstraksi Unsur Alkali Tanah
2.2.1 Magnesium
Hanya Mg yang diproduksi dengan ukuran skala besar . Mg dibuat dengan proses
Elektrolitik. Selain itu juga biasanya dibuat dengan proses silikotermik atau proses ferosilikon
dan proses reduksi karbon. Proses reduksi karbon ternyata tidak pernah dapat beroperasi secara
memuaskan, sehingga sejak lama tidak lagi dipakai. Proses silikotermik masih banyak
digunakan saat ini.
Proses Elektrolisis Magnesium Klorida
Magnesium klorida yang diperlukan diperoleh dari air garam dan reaksi magnesium
hidroksida (dari air laut atau dolomit) dengan asam klorida. Produsen perintis magnesium,
yaitu Dow Chemical Co. di Freeport dan Velasco, Texas, membuat magnesium dengan
mengelektrolisis magnesium klorida dari air laut, dimana gamping yang diperlukan
diperoleh dari kulit kerang. Kulit kerang yang seluruhnya terdiri dari kalsium karbonat yang
hampir murni, dibakar sehingga menjadi gamping, dijadikan slake, dan dicampur dengan air
laut sehingga magnesium hidroksida mengendap. Magnesium hidroksida ini dipisahkan
dengan menyaringnya dan direaksikan dengan asam klorida yang dibuat dengan klor yang
keluar dari sel. Dari sini terbentuk larutan magnesium klorida yang lalu diuapkan menjadi
magnesium klorida padat di dalam evaporator dengan pemanasan langsung dan diikuti
dengan pengeringan di atas rak. Klorida ini cenderung terdekomposisi pada waktu
pengeringan. Setelah dehidrasi (proses penghilangan air), magnesium klorida tersebut
diumpankan ke sel elektrolisis, dimana bahan ini terdekomposisi menjadi logam dan gas
klor.
2HCl + 𝑀𝑔(𝑂𝐻)2 → 𝑀𝑔𝐶𝑙2 + 2𝐻2 𝑂
Katoda: 𝑀𝑔2+ (𝑙) + 2𝑒 − → 𝑀𝑔(𝑙)
Anoda : 2𝐶𝑙 − (𝑙) → 𝐶𝑙2 (𝑔) + 2𝑒 −
Proses Ferrosilicon
Langkah-langkah proses silikotermik terdiri dari pencampuran dolomit gilingan yang
menjadi campuran MgO dan CaO dan MgO dijadikan slake dengan ferosilikon sebanyak
70-80% dan fluorspar 1% dan kemudian dijadikan pelet. Pelet itu diumpankan ke dalam
tanur. Tanur kemudian divakumkan dan dipanaskan sampai 1170 derajat celsius. Kalsium
oksida (CaO) yang terdapat di dalam dolomit bakaran itu membentuk dikalsium silikat yang
4
tak melebur dan dikeluarkan dari reaktor pada akhir proses. Reaksi pokok proses
silikotermik ini adalah sebagai berikut.
1450𝐾
2MgO + 2CaO + FeSi → 2Mg +𝐶𝑎2 𝑆𝑖𝑂4 + Fe
Pada akhir proses, tanur didinginkan sedikit dan magnesium dikeluarkan dari
kondensor dengan suatu prosedur yang berdasarkan atas perbedaan kontraksi antara
magnesium dan baja.
2.2.2 Berilium
Berilium dapat diperoleh dari beril dengan pemanasan pertama dengan 𝑁𝑎2 𝑆𝑖𝐹6 ,
mengekstraksi Be𝐹2 yang larut dalam air terbentuk, dan mengendapkan Be(𝑂𝐻)2 . Berilium juga
diproduksi dari bertrandite atau beryl oleh proses ekstraksi yang melibatkan pencucian bijih
dengan 𝐻2 𝑆𝑂4 dan uap, dan konversi berilium sulfat menjadi 𝐵𝑒(𝑂𝐻)2 . Ini adalah senyawa
perantara dalam produksi dari Be, Be alloys dan BeO. Produksi logam melibatkan reduksi Be𝐹2
dengan Mg, atau elektrolisis Be𝐶𝑙2menyatu dengan NaCl.
𝐵𝑒3 𝐴𝑙2 [𝑆𝑖6 𝑂18 ] + 3𝑁𝑎2 𝑆𝑖𝐹6 → 3𝐵𝑒𝐹2 + 2𝑁𝑎3 𝐴𝑙𝐹6 + 9𝑆𝑖𝑂2
2.2.3 Kalsium
Produksi Ca adalah dengan elektrolisis 𝐶𝑎𝐶𝑙2 dan tergabung 𝐶𝑎𝐹2 . Logam Sr dan Ba
diekstraksi dengan reduksi oksida yang sesuai dengan Al, atau dengan elektrolisis 𝑀𝐶𝑙2 . (M
=Sr, Ba).
Reduksi CaO oleh Al : 6𝐶𝑎𝑂 + 2𝐴𝑙 → 3𝐶𝑎 + 𝐶𝑎3 𝐴𝑙2 𝑂6
Reduksi 𝐶𝑎𝐶𝑙2 oleh Na : 𝐶𝑎𝐶𝑙2 + 2𝑁𝑎 → 𝐶𝑎 + 2𝑁𝑎𝐶𝑙
Logam Ca juga dapat dihasilkan dari reduksi CaO oleh Al atau reduksi CaCl2 oleh Na.
5
2.2.4 Barium
Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah diproses
menjadi BaCl2 barium bisa diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang terjadi :
Katode : 𝐵𝑎2+ + 2𝑒 − → 𝐵𝑎
Anoda : 2𝐶𝑙 − → 𝐶𝑙2 + 2𝑒 −
Logam barium juga dapat diperoleh dengan reduksi BaO oleh Al dengan reaksi sebagai berikut:
2.2.5 Strontium
Untuk mendapatkan Strontium (Sr), Kita bisa mendapatkannya dengan elektrolisis
lelehan 𝑆𝑟𝐶𝑙2 − Lelehan SrCl2 bisa didapatkan dari senyawa selesit [𝑆𝑟𝑆𝑂4 ]. Karena Senyawa
selesit merupakan sumber utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi ;
Katode : 𝑆𝑟 2+ (𝑙) + 2𝑒 − → 𝑆𝑟(𝑙)
Anoda : 2𝐶𝑙 − → 𝐶𝑙2 (𝑔) + 2𝑒 −
2.2.6 Radium
Logam radium diperoleh dari elektrolisis lelehan 𝑅𝑎𝐶𝑙2 sebagai berikut:
Katode : 𝑅𝑎2+ (𝑙) + 2𝑒 − → 𝑅𝑎(𝑙)
Anoda : 2𝐶𝑙 − → 𝐶𝑙2 (𝑔) + 2𝑒 −
Di sini digunakan katode Hg yang memberikan senyawa radium amalgam. Logam radium
kemudian dipisahkan dari Hg dengan destilasi.
6
2.3 Sifat-sifat Logam Alkali Tanah
7
Berilium mempunyai energi ionisasi yang sangat tinggi dan keelektronegatifan
yang cukup besar, kedua hal ini menyebabkan berilium dalam berikatan
cenderung membentuk ikatan kovalen.
Potensial elektrode (reduksi) standar logam alkali tanah menunjukkan harga yang
rendah (negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam alkali tanah merupakan
reduktor yang cukup kuat, bahkan kalsium, stronsium, dan barium mempunyai
daya reduksi yang lebih kuat daripada natrium.
Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih tinggi daripada suhu ruangan.
Oleh karena itu, unsur-unsur logam alkali tanah berwujud padat pada suhu
ruangan.
Secara spesifik warna nyala logam alkali tanah adalah sebagai berikut.
Sedangkan untuk logam alkali, spektrum emisi untuk golongan II logam alkali
tanah mudah diamati dan tes nyala api) dapat digunakan untuk membedakan antara
Ca-, Srand Senyawa yang mengandung Ba: Ca (oranye-merah, tetapi pucat hijau jika
dilihat melalui kaca biru), Sr (merah tua, tetapi violet melalui kaca biru), Ba (apel-
hijau).
8
2. Isotop Radioaktif
Isotop 99Sr adalah β-emitor (𝑡1 = 29,1 tahun) dan fisi produk uranium. Jika terjadi
2
energi nuklir bencana tanaman atau melalui pembuangan limbah nuklir, ada bahaya
90
bahwa rumput, dan kemudian susu, dapat terkontaminasi dengan 𝑆𝑟 dan bahwa itu
dapat digabungkan dengan kalsium fosfat ke dalam tulang.
3. Penampilan
Berilium Magnesium
Kalsium Strontium
9
Barium Radium
Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari berilium ke barium. Fakta ini sesuai
dengan yang diharapkan . Oleh karena, dari berilium ke barium jari-jari atom bertambah besar
sehingga energi ionisasi serta keelektronegatifan berkurang. Akibatnya, kecendrungan untuk
melepas elektron membentuk senyawa ion makin besar. Semua senyawa dari kalsium, strontium,
dan barium, yaitu logam alkali tanah yang bagian bawah, berbentuk senyawa ion, tetapi
magnesium membentuk beberapa senyawa kovalen sedangkan senyawa-senyawa berilium
bersifat kovalen. Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam
alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi, berilium kurang reaktif
dibandingkan litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium, dan seterusnya.
10
Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil sehingga energi pengionan lebih
besar. Lagi pula logam alkali tanah hanya satu.
Kereaktifan kalsium, stronsium,dan barium dan tidak terlalu berbeda dari logam alkali,
tetapi berilium dan magnesium jauh kurang aktif. Unsur golongan ini bersifat basa, sama seperti
unsur golongan alkali, namun tingkat kebasaannya lebih lemah. Senyawa Be(OH)2 bersifat
amfoter. Artinya bisa bersifat asam atau pun basa. Sedangkan unsur Ra bersifat Radioaktif.
Semua logam alkali tanah merupakan logam yang tergolong reaktif, meskipun kurang reaktif
dibandingkan dengan unsur alkali. Alkali tanah juga memiliki sifat relatif lunak dan dapat
menghantarkan panas dan listrik dengan baik, kecuali Berilium. Logam ini juga memiliki kilapan
logam. Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga ionisasi yang kecil. Dari
Berilium ke Barium, nomor atom dan jari-jari atom semakin besar. Selain itu semua logam alkali
tanah juga mempunyai kecenderungan teratur mengenai keelektronegatifan yang semakin kecil
dan daya reduksi yang semakin kuat dari Berilium ke Barium.
2.4 Reaktivitas
Berilium dan magnesium dipasivasi dan inert secara kinetik ke O2 dan H2O pada suhu
sekitar. Namun, Mg amalgam membebaskan H2 dari air, karena tidak lapisan oksida terbentuk di
permukaannya. Mg logam bereaksi dengan uap atau air panas .
2Be + O2 → 2𝐵𝑒𝑂
𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛
𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎
𝑝𝑒𝑙𝑖𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔
𝑙𝑜𝑔𝑎𝑚
Mg + 2H2 O → 𝑀𝑔(𝑂𝐻)2 + 𝐻2
11
mengisolasi heksaammina, [M(NH3)6] (M=Ca, Sr, Ba), tapi ini perlahan terurai menjadi amida
[M(NH3)6] → [M(NH2)2] + 4NH3 + H2 (M=Ca, Sr,Ba). Saat dipanaskan, semua logam
golongan II bergabung dengan O2, N2, sulfur atau halogen
∆
2𝑀 + 𝑂2 → 2𝑀𝑂
∆
3𝑀 + 𝑁2 → 2𝑀3 𝑁2
∆
8𝑀 + 8 → 8𝑀𝑆
∆
𝑀 + 𝑋2 → 2𝑀𝑋2 𝑋 = 𝐹, 𝐶𝑙, 𝐵𝑟, 𝐼
Karbida Ca, Mg, Sr dan Ba bereaksi dengan air untuk menghasilkan 𝐶2 𝐻2 . Untuk 𝐶𝑎𝐶2,
reaksi ini adalah cara pembuatan asetilena di wilayah dunia di mana batubara lebih banyak bahan
baku penting untuk industri kimia selain minyak. Afrika Selatan dan Cina. Kalsium karbida
terbuat dari CaO, yang pada gilirannya diproduksi oleh kapur kalsinasi. Produksi dan konsumsi
𝐶𝑎𝐶2, di China menyumbang 95% dari permintaan global. Di Eropa, AS dan Jepang, produksi
𝐶𝑎𝐶2, telah menurun dan itu dibuat, bukan untuk konversi ke asetilena tetapi untuk memproduksi
pupuk nitrogen kalsium sianamida
∆
𝐶𝑎𝐶𝑂3 → 𝐶𝑎𝑂 + 𝐶𝑂2
12
2300𝐾
𝐶𝑎𝑂 + 3𝐶 → 𝐶𝑎𝐶2 + 𝐶𝑂
1300𝐾
𝐶𝑎𝐶2 + 𝑁2 → 𝐶𝑎𝑁𝐶𝑁 + 𝐶
𝐶𝑎𝐻2 digunakan sebagai agen pengeringan tetapi reaksi dengan air sangat eksotermik.
Karbida 𝑀𝑔2 𝐶3 (yang berisi linier 𝐶3 4− ion, 12.1, isoelektronik dengan 𝐶𝑂2 dibentuk dengan
memanaskan MgC2, atau dengan reaksi debu Mg dengan uap pentana pada 950 K. Reaksi𝑀𝑔2 𝐶3
dengan air menghasilkan MeC≡CH.
[𝐶 = 𝐶 = 𝐶]4−
Contoh reaksi logam alkali tanah dan air berlangsung sebagai berikut:
Ca(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + H2(g)
13
berlangsung, tetapi terjadinya korosi yang berlanjut dapat dihambat karena lapisan oksida yang
terbentuk melekat kuat pada permukaan logam. Dengan pemanasan, berilium dan magnesium
dapat bereaksi dengan oksigen. Oksida berilium dan magnesium yang terbentuk akan menjadi
lapisan pelindung pada permukaan logam.
2.5.3 Logam Alkali Tanah bereaksi dengan Oksigen membentuk Oksida (O2-)
2M(s) + O2 (g) → 2MO(s)
14
2.5.8 Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan Halogen
Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat membentuk garam
halida, kecuali Berilium. Lelehan halida dari berilium mempunyai daya hantar listrik yang buruk.
Hal itu menunjukkan bahwa halida berilium bersifat kovalen. Oleh karena daya polarisasi ion
Be2+ terhadap pasangan elektron halogen kecuali F-, maka BeCl2 berikatan kovalen. Sedangkan
alkali tanah yang lain berikatan ion. Logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen membentuk
garam halida (MX2).
𝑀(𝑆) + 𝑋2(𝑔) → 𝑀𝑋2 (𝑆)
Salah satu unsur logam alkali tanah yaitu Be, memiliki sifat amfoter. Berilium
selain dapat bereaksi dengan asam kuat juga dapat bereaksi dengan basa kuat.
Contoh : Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl (aq) + H2(g)
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan basa kuat (NaOH) membentuk
Na2M(OH)4 dan gas hidrogen.
M(s) + 2NaOHaq) + 2H2O(l) → Na2M(OH)4 (aq) + H2(g)
Contoh:
Be(s) + 2NaOH (aq) + H2O(l) → Na2Be(OH)4 + H2 (g)
BeO(s) + 2NaOH(aq) + H2O(l) → Na2Be(OH)4(aq)
Be(OH)2(𝑠) + 2NaOH(aq) → Na2Be(OH)4(aq)
15
2.6 Senyawa Alkali Tanah
2.6.1 Alkali tanah oksida
Senyawa logam golongan II A dengan oksigen disebut oksida alkali tanah (LO),
yang dapat dibuat dari logamnya dan oksigen.
2L(s) + 𝑂2(g)→2LO(s) (L= Mg, Ca, Sr, Ba)
Oksida ini cukup stabil, karena kalor pembentukan energi bebas pembentukannya
bertanda negatif.
Hidroksida ini sukar larut dalam air, dan kelarutannya bertambah dari atas ke bawah
dalam sistem periodik.
16
ketidakteraturan usus halus. Usus yang telah diisi 𝐵𝑎𝑆𝑂4akan dapat dipotret, karena
senyawa ini tidak tembus sinar X.
2.6.4 Alkali tanah karbonat
Senyawa kalsium karbonat (𝐶𝑎𝐶𝑂3) terdapat dalam batu kapur dan marmer , sedangkan
dolomit mengandung 𝑀𝑔𝐶𝑂3 dan 𝐶𝑎𝐶𝑂3. Kalsium karbonat adalah bahan pembuatan kapur tulis
dan dipakai dalam pasta gigi. Batu kapur sangat penting dalam industri, seperti bahan pembuatan
semen. Rumah binatang laut , seperti siput, lokan, dan penyu terbuat dari kalsium karbonat.
2.7 Halida
2.7.1 Berilium Halida
Berilium halida anhidrat adalah kovalen. Fluoride, 𝐵𝑒𝐹2 , diperoleh sebagai gelas (titik
sublimasi 1073 K) dari dekomposisi termal [𝑁𝐻4 ]2 [𝐵𝑒𝐹4], itu sendiri dibuat dari BeO dan
𝑁𝐻3 dalam kelebihan HF berair. Molten 𝐵𝑒𝐹2 , sebenarnya adalah non-konduktor listrik, dan
fakta bahwa 𝐵𝑒𝐹2 , padat mengadopsi struktur β-kristobalit konsisten dengan menjadi kovalen
2+
padat. Berilium difluoride sangat larut dalam air pembentukan [𝐵𝑒(𝑂𝐻)2 ]4 menjadi
termodinamika menguntungkan. 𝐵𝑒𝐶𝑙2 anhidrat (mp 688 K, bp 793 K) dapat disiapkan oleh
reaksi. Ini adalah metode standar mempersiapkan logam klorida yang tidak dapat dibuat
2+
dengan dehidrasi hidrat diperoleh dari media berair. Dalam kasus Be, [𝐵𝑒(𝑂𝐻)2 ]4
terbentuk dan dicoba dehidrasi [𝐵𝑒(𝑂𝐻)2 ]4 𝐶𝑙2 menghasilkan hidroksida, bukan klorida.
1070𝐾
2BeO + 𝐶𝐶𝑙4 → 2𝐵𝑒𝐶𝑙2 + 𝐶𝑂2
∆
[𝐵𝑒(𝑂𝐻)2 ]4 𝐶𝑙2 → 𝐵𝑒𝑂𝐻2 + 𝐻2 𝑂 + 𝐻𝐶𝑙
Deliquescence adalah suatu sifat zat yang sangat hygroskopis, dimana zat menyerap
kelembaban dari atmosfer, hingga zat tersebut mencair.
Dalam keadaan uap di atas 1020 K, BeCl2 adalah monomer dan memiliki struktur
linier. Pada suhu yang lebih rendah, uapnya juga berisi dimer planar. Kami kembali ke
struktur gasphase Molekul BeX2 di bagian selanjutnya. Bentuk BeCl2 tidak berwarna, kristal
deliquescent mengandung rantai tak terbatas di mana lingkungan koordinasi setiap Be adalah
tetrahedral.
17
Jarak Be – Cl lebih panjang dari pada monomer.
Ikatan dalam BeCl2 monomer dalam hal hibridisasi sp. Dalam polimer, masing-masing
atom Be dapat dianggap sebagai hibridisasi sp3 dan skema ikatan-s yang terlokalisasi sesuai
untuk dimana masing-masing Cl menyumbangkan sepasang elektron bebas ke dalam orbital
hybrid kosong pada atom Be yang berdekatan.
Obligasi Be-Cl terlibat dalam interaksi bridging lebih panjang (210pm) dari ikatan
terminal (196pm), konsisten dengan perbedaan yang diamati pada dari BeCl2 polimer ke BeCl2
fase gas. Ketika BeCl2 bereaksi dengan dua ekuivalen dari [Ph4P] Cl, [Ph4P]2 [BeCl4] terbentuk
yang berisi tetrahedral [BeCl4]2 ion.
18
2.7.2 Halida dari Mg, Ca, Sr dan Ba
Fluorida Mg (II), Ca (II), Sr (II) dan Ba (II) bersifat ionik, memiliki titik leleh tinggi, dan
sedikit larut dalam air kelarutan sedikit meningkat dengan meningkatnya ukuran kation (Ksp
untuk MgF2, CaF2 ,SrF2 dan BaF2 = 7.42 x 10-11 , 1.46 x 10-10, 4.33 x 10-9 dan 1.84 x 10-7 ).
Sedangkan MgF2 mengadopsi struktur rutil, CaF2, SrF2 dan BaF2 mengkristal dengan struktur
fluorit. Berbeda dengan perilaku BeF2, tidak ada logam fluorida kemudian bertindak sebagai
asam Lewis. Struktur gas fluorida logam kelompok 2 dan Molekul halida kemudian adalah
subjek dari teori yang sedang berlangsun. Disarankan bahwa istilah 'quasilinear' digunakan untuk
spesies yang perbedaan energinya dihitung antara struktur linier dan bengkok (dengan perubahan
dalam sudut> 208) kurang dari 4 kJ mol-1. Menggunakan definisi ini mengarah ke struktur yang
diberikan pada Tabel dibawah ini :
Dari senyawa-senyawa itu terdaftar sebagai quasilinear, SrBr2 memiliki energi terendah
penghalang antara struktur linier dan bengkok. Beberapa teori studi menyarankan hanya CaF2,
CaCl2, SrCl2 dan SrBr2 yang seharusnya dikategorikan sebagai quasilinear, sedangkan di
ekstrem, hanya SrBr2 harus dipertimbangkan quasilinear, dengan CaCl2, CaBr2, CaI2 dan SrI2
menjadi linier dan CaF2, SrCl2 dan BaI2 menjadi yang dibengkokan. Yang paling bengkok dari
dihalida adalah BaF2. Ia memiliki ikatan sudut di wilayah 110-1268 (nilai berasal dari rentang
data teoritis dan eksperimental) dan yang dihitung energi untuk mengubah BaF2 bengkok
menjadi molekul linier adalah 21 kJ mol-1. Preferensi untuk struktur bengkok untuk logam
terberat dikombinasikan dengan F, Cl atau Br telah dijelaskan dalam hal kebalikan keduanya
(atau inti) polarisasi 'dan partisipasi orbital atom d untuk Ca, Sr dan Ba. Polarisasi terbalik terjadi
19
ketika ion logam dapat dipolarisasi dan dipolarisasi oleh F- atau Cl-, atau ke tingkat lebih rendah,
oleh Br-. Polarisasi disebut 'terbalik' untuk membedakannya polarisasi anion besar yang dapat
dipolarisasi oleh kation.
Penjelasan alternatif berfokus pada partisipasi orbital d dalam ikatan di CaX2, SrX2 dan
BaX2. Tabel diatas menunjukkan bahwa Be dan Mg hanya berbentuk gas linier dihalides. Kedua
logam ini hanya memiliki orbital atom s dan p tersedia untuk pengikatan dan tumpang tindih
orbital M-X terbaik dicapai untuk molekul linier. Ini ditunjukkan dalam diagram (12.3) untuk
orbital np pada M dengan kombinasi out-of-phase orbital X– - –X Untuk Ca, Sr dan Ba, 3d
kosong, 4d dan orbital 5d, masing-masing, tersedia, tetapi hanya bisa tumpang tindih secara
efisien dengan orbital pada atom X jika Molekul MX2 tertekuk. Dua interaksi harus
dipertimbangkan seperti yang ditunjukkan pada diagram (12.4) (sumbu didefinisikan secara
sewenang-wenang sebagai ditunjukkan). Meskipun interaksi antara orbital dz2 logam dan
kombinasi orbital X– -X dalam fase paling efisien ketika MX2 linier, masih efektif ketika
molekul bengkok (diagram 12.4). Polarisasi terbalik dan partisipasi d orbital atom keduanya
berkontribusi pada masalah bengkok Molekul MX2, dan penjelasan untuk tren di bentuk yang
20
Selain monomer MX2 hadir dalam uap nyata, ada bukti bahwa magnesium dan kalsium
halida bentuk dimer. Data difraksi elektron konsisten dengan kehadiran <5% Ca2X4 untuk
kalsium halida, sementara data pada 1065K untuk magnesium bromida menunjukkan bahwa
12% dari sampel gas terdiri dari Mg2Br4. Magnesium klorida, bromida dan iodida mengkristal
dari larutan berair sebagai hidrat yang mengalami hidrolisis parsial saat dipanaskan. Garam
anhidrat, oleh karena itu, disiapkan oleh reaksi :
MgO, CaO, SrO dan BaO mengkristal dengan tipe NaCl struktur dan penurunan titik
leleh mencerminkan berkurang energi kisi sebagai ukuran kation meningkat. Titik lebur tinggi
MgO membuatnya cocok sebagai bahan tahan api. Bahan tahan api cocok untuk digunakan
dalam lapisan tungku; seperti itu bahan memiliki titik leleh tinggi, konduktivitas listrik rendah
dan konduktivitas termal yang tinggi, dan secara kimiawi lembam di ketinggian suhu operasi
tungku.
21
Tindakan air pada MgO perlahan mengubahnya menjadi Mg(OH)2 yang tidak banyak
larut. Oksida Ca, Sr dan Ba bereaksi dengan cepat dan eksotermis dengan air, dan menyerap
CO2 dari atmosfer. Konversi CaO menjadi kalsium karbida dan selanjutnya. Peroksida logam
grup 2, MO2, dikenal dengan M = Mg, Ca, Sr dan Ba.
Semua peroksida adalah zat pengoksidasi kuat. Magnesium peroksida diproduksi dengan
mereaksikan MgCO3 atau MgO dengan H2O2, dan digunakan dalam pasta gigi dan dalam
lingkungan digunakan dalam aplikasi pertanian sebagai agen yang melepaskan O2 secara
lambat. Kalsium peroksida dibuat dengan dehidrasi CaO2.8H2O, itu sendiri dibuat oleh reaksi :
Reaksi SrO dan BaO dengan O2 (600 K, 200 bar tekanan, dan 850 K, masing-masing)
menghasilkan SrO2 dan BaO2. BaO2 murni belum diisolasi dan secara komersial bahan yang
tersedia mengandung BaO dan Ba (OH) 2. Reaksi peroksida dengan asam menghasilkan H2O2 :
2.8.2 Hidroksida
Berilium hidroksida bersifat amfoter dan ini membedakannya dari hidroksida logam
-
kelompok 2 lainnya. Di hadapan kelebihan [OH] , Be(OH)2 berperan sebagai asam Lewis,
membentuk tetrahedral kompleks, tetapi Be(OH)2 juga bereaksi dengan asam.
Kelarutan dalam air M(OH)2(M = Mg, Ca, Sr, Ba) tingkatkan grup, seperti halnya
stabilitas termal dengan sehubungan dengan dekomposisi menjadi MO dan H2O. Magnesium
22
hidroksida bertindak sebagai basa lemah, sedangkan Ca(OH)2, Sr(OH)2 dan Ba(OH)2 adalah
basa kuat. Soda kapur adalah campuran NaOH dan Ca(OH)2 dan diproduksi dari CaO dan
berair NaOH. Soda kapur lebih mudah ditangani daripada NaOH tersedia secara komersial,
sedang digunakan, misalnya, sebagai penyerap untuk CO2, dan dalam tes kualitatif untuk
[NH4] + garam, amida, imida dan senyawa terkait yang berevolusi NH3 saat dipanaskan dengan
soda kapur.
Karbonat dari Mg dan logam-logam selanjutnya tidak banyak larut dalam air. Stabilitas
termal mereka meningkat dengan ukuran kation, dan hal ini dapat dirasionalisasi dalam hal
energi kisi. Logam karbonat banyak lebih mudah larut dalam larutan CO2 daripada dalam air
karena pembentukan [HCO3]- . Namun, garam tipe 'M (HCO3) 2' belum diisolasi. Air sadah
mengandung Mg2+ dan Ca2+ ion yang kompleks dengan stearate ion dalam sabun, menghasilkan
23
'buih' yang tidak larut. Kekerasan sementara disebabkan oleh kehadiran garam hidrogen carbonat
dan dapat diatasi dengan merebus (yang menggeser kesetimbangan ke sisi kanan menyebabkan
CaCO3, atau sejenisnya MgCO3, untuk mengendapkan) atau dengan menambahkan jumlah
Ca(OH) 2 yang tepat sekali lagi menyebabkan pengendapan.
2.10.2 Spesi-spesi dari Mg2+, Ca2+, Sr2+, dan Ba2+ dalam larutan
Bilangan koordinasi empat ion Be2+ dalam larutan, setiap ion-ion logam dari
golongan 2 dapat menyediakan enam atau lebih molekul-molekul air pada bidang
17 17
koordinasi pertama. Dalam larutan (air berlabel O), data spektroskopik NMR O
konsisten dengan adanya [Mg(OH2)6]2+, dan data kristalografi dalam rentang garam
24
mengonfirmasi bahwa ion kompleks ini berbentuk octahedral. Ion [Mg(OH2)6]2+
terdisosiasi menjadi beberapa tingkat dalam larutan berair (pKa=11.44).
Dalam larutan, bilangan koordinasi dari [Ca(OH2)n]2+ bergantung pada
konsentrasi dengan n>6. Dalam keadaan padat, [Ca(OH2)6]2+ octahedral tersaji dalam
kristal CaCl2.6H2O dan CaBr2.6H2O, dan bilangan dari garam-garam mengandung
[Ca(OH2)7]2+ telah terkarakterisasi secara terstruktur. Geometri dari cation beragam, seperti
pentagonal Bipyramidal dalam [Ca(OH2)7][Co(EDTA)]2 dan octahedral tertutup dalam
[Ca(OH2)7][Bi(EDTA)]2.H2O. ion-ion [Ca(OH2)8]2+ terjadi dalam CaK[AsO4].8H2O. ion-
ion Sr2+ dan Ba2+ yang besar juga dapat menyediakan lebih dari enam ligan aqua. Adanya
ion-ion [M(OH2)8]2+ (M = Sr, Ba) dalam larutan berair telah dikonfirmasi menggunakan
teknik EXAFS (Extended X-ray Absorption Fine Structure). Struktur kristal tunggal dari
[Sr(OH2)8][OH]2 dan [Sr(OH2)8][OH]2 telah mengungkap jaringan ikatan hydrogen
mengelilingi persegi antiprismatik terdistorsi ion-ion [M(OH2)8]2+. Koordinasi geometri
yang sama telah diobservasi untuk ion [Sr(OH2)8]2+ (Fig. 12.9) dalam kompleks host–guest
yang melibatkan jaringan ikatan hydrogen yang luas dengan ion [Sr(OH2)8]2+ dalam
rongga-rongga. Kation-kation yang terhidrasi dari Ca2+, Sr2+ dan Ba2+ tidak mengalami
disosiasi asam yang cukup besar, dan larutan dari garamnya yang berasal dari asam kuat
bersifat netral.
25
2.10.3 Kompleks dengan ligan lain selain air
Ion-ion logam golongan 2 adalah asam kuat dan berkoordinasi secara khusus
oleh basa kuat. Dalam bagian ini kita memikirkan kompleks-kompleks yang terbentuk
dalam larutan berair dimana pusat logam terkoordinasi oleh O- dan ligan N-donor untuk
memberikan spesi kationik. Dua ligan yang penting adalah [EDTA]4- dan [P3O10]5-.
Keduanya membentuk kompleks yang larut dalam air dengan Mg2+dan ion logam yang
lebih berat, dan agen pemisah digunakan dalam pelunakan air untuk memisahkan ion
Mg2+ dan Ca2+.
Ligan-ligan makrosiklik, termasuk puncak eter dan cryptands, membentuk
kompleks yang stabil dengan Mg2+, Ca2+, dan Ba2+. Dalam cara yang sejalan pada
kation golongan I, selektivitas yang sesuai dengan kation yang sesuai dan ukuran
rongga ligan teramati. Demikian, nilai dari kestabilan konstan untuk kompleksasi
dengan cryptand-222 (cavity radius 140 pm) dalam air mengikuti urutan Ba2+ >
Sr2+>>Ca2+>Mg2+. Sebuah kelas yang penting dari ligan-ligan makrosiklik adalah
porphyrins dan senyawa induk ditunjukkan pada Fig. 12.10a. Deprotonasi dari dua
gugus NH dari porphyrin memberikan sebuah ligan dianionik porphyrinato. Klorofil,
pigmen dalam tumbuhan hijau yang terlibat dalam fotosintesis, adalah turunan
porphyrinato yang mengandung Mg2+ yang terkoordinasi dengan susunan persegi planar
dengan empat atom N-donor. Struktur klorofil-a ditunjukkan pada Fig. 12.10b.
Konjugasi yang cukup luas dalam sistem cincin berarti bahwa molekul mengabsorbsi
cahaya dalam daerah yang terlihat (λmax = 660 nm) dan ini memulai sebuah rangkaian
reaksi yang melibatkan sistem lain yang mengandung Mn dan Fe. Ingat bahwa ligannya
(bukan Mg2+) yang terlibat dalam reaksi-reaksi redoks ini.
26
2.10.4 Kompleks-kompleks dengan ligan amido atau alkoxy
Kompleks-kompleks logam halide golongan 2 dideskripsikan sebagai trans-
[CaI2(THF)4] and trans-[SrBr2(py)5]. Kompleks-kompleks bilangan dari logam
golongan 2 dengan ligan-ligan donor N- atau O- terus berkembang, terutama yang
tergabung secara sterik meminta ligan-ligan amido atau alkoxy.
Dengan ligan amido yang dua kali lebih besar (trimethylsilyl), setiap ion M2+
membentuk setidaknya satu jenis kompleks. Pada wujud gas, secara monomer
[Be{N(SiMe3)2}2] mengandung unit linear N – Be – N. dalam keadaan padat struktur
dari [Mg{N(SiMePh3)2}2, N - Mg N= 162.88o, deviasi dari linearitas menjadi terkait
pada interaksi dipolar lemah antara pusat logam yang elektropositif dan kerapatan
electron dari cincin aromatic. Bilangan koordinasi 3 dan 4 untuk Mg (II), Ca(II), Sr(II)
dan Ba(II) terlihat pada dimer-dimer [M{N(SiMe3)2}2]2 atau monomer-monomer
tersolvasi, misalnya or solvated monomers, tetrahedral [Ba{N(SiMe3)2}2(THF)2].
Struktur dari [Ca{N(SiMe3)2}2]2 ditunjukkan pada Fig. 12.11a, dan struktur yang sama
telah dikonfirmasi secara kristalografi untuk sekian senyawa Mg, Sr dan Ba sama
baiknya dengan [Mg{N(CH2Ph)2}2]2.
Ketika turunan alkoxy dari logam alkali tanah telah dikenal dalam beberapa
kurun waktu, areanya telah mengalami ekspansi yang signifikan sejak 1990. Banyak
dari akar perhatian ini berasal daei fakta bahwa alkoxida kalsium, strontium dan barium
27
adalah pelopor pontesial bagi superkonduktor bertemperatur tinggi dan penelitian
senyawa volatile yang sesuai untuk pengendapan uap kimia (Chemical Vapour
Deposition/CVD) sedang dilakukan. Kompleks-kompleks mononuclear termasuk
beberapa jenis [M(OR)2(THF)3], misalnya [Ca(OC6H2-2,6-tBu2-4-Me)2(THF)3].
Beberapa spesi dengan nukliritas tinggi yang menarik juga telah diisolasi, termasuk
[Ba4(µ4-O)(µ-OC6H2(CH2NMe2)3-2,4,6)6], terbentuk dari memperlakukan BaI2 dengan
K[OC6H2(CH2NMe2)3-2,4,6] dalam THF, dan
[Ca9(OCH2CH2OMe)18(HOCH2CH2OMe)2] (Fig. 12.11b), dihasilkan dari mereaksikan
logam Ca dengan 2-methoxyethanol dalam hexane.
28
2.11.1 Air Lunak
Jika busa sabun yang dihasilkan pada air itu cukup banyak maka air tersebut termasuk air
lunak. Air lunak adalah air yang mengandung kadar mineral yang rendah. Penentuan air ini
dilihat dari jumlah busa sabun yang dihasilkan.
Air Sadah Tetap, yaitu air yang mengandung garam selain garam hidrogen karbonat,
seperti garam sulfat (𝐶𝑎𝑆𝑂4 , 𝑀𝑔𝑆𝑂4) dan garam klorida (𝐶𝑎𝐶𝑙2, 𝑀𝑔𝐶𝑙2 ). Air sadah tetap tidak
dapat dihilangkan dengan pemanasan, tetapi harus ditambahkan Natrium Karbonat (soda)
Air sadah kurang baik apabila digunakan untuk mencuci dengan menggunakan
sabun𝑁𝑎𝐶𝑙17 𝐻35 𝐶𝑂𝑂. Hal ini disebabkan karena ion 𝐶𝑎2+ atau 𝑀𝑔2+ dalam air sadah dapat
mengendapkan sabun sehingga membentuk endapan berminyak yang terapung dipermukaan air.
Dengan demikian, sabun hanya sedikit membuih dan daya pembersih sabun berkurang.
29
Kesadahan Air dapat menyebabkan noda pada bahan pecah belah dan bahan flat.
Kesadahan Air dapat menyebabkan bahan linen berubah pucat.
Mineral Kesadahan Air dapat menyumbat semburan pembilas dan saluran air.
Residu Kesadahan Air dapat melapisi elemen pemanas dan menurunkan efisiensi panas.
Kesadahan Air dapat menciptakan buih logam pada kamar mandi shower dan bathtubs.
Penambahan ion karbonat. Soda (𝑁𝑎𝐶𝑂3). 10𝐻2 𝑂 yang ditambahkan dalam air sadah
dapat mengendapkan ion 𝐶𝑎2+ menjadi endapan 𝐶𝑎𝐶𝑂3.
Menggunakan zat pelunak air. Natrium Heksametafosfat 𝑁𝑎2 [𝑁𝑎4 (𝑃𝑂3 )6 ] dapat
digunakan untuk menghilangkan air sadah yang mengandung ion 𝐶𝑎2+ atau 𝑀𝑔2+ . Kedua ion
ini akan diubah menjadi ion kompleks yang mudah larut, sehingga tidak dapat bergabung dengan
ion dari sabun.
𝑁𝑎2 [𝑁𝑎4 (𝑃𝑂3 )6 ] (s)→ 2𝑁𝑎 + (aq) + 𝑁𝑎2 [𝑁𝑎4 (𝑃𝑂3 )6 ] 2−aq)
Menggunakan resin penukar ion. Resin berfungsi mengikat semua kation atau anion yang
ada di dalam air sadah.
30
2.12 Perbedaan Logam Alkali dan Alkali Tanah
Logam alkali tanah lebih keras dari alkali karena memiliki dua elektron valensi.
Kerapatannya lebih tinggi, titik lebur lebih tinggi.
Berbilangan oksidasi +2 (bandingkan data energi bebas untuk reaksi logam kalsium
dengan asam menghasilkan 𝐶𝑎+ dan 𝐶𝑎2+ ) walaupun energi ionisasi kedua untuk
ion alkali tanah lebih tinggi dari yang pertama.
Kelarutan dalam air relatif lebih sukar, khususnya yang memiliki anion berbilangan
oksidasi -2.
Table 12.3 mendaftarkan sifat fisik yang terpilih dari tiga unsur pertama pada golongan 1,
2, dan 13. Dari perbandingan sifat Li dengan Na dan K, atau Li dengan Mg, terlihat bahwa Li
lebih dekat menyerupai Mg daripada dengan anggota golongan 1 setelahnya. Perbandingna yang
sama antara Be, Mg, Ca, dan Al membawa kesimpulan bahwa sifat fisik dari Be yang terdapat
pada Table 12.3 menyerupai Al lebih daripada logam-logam golongan 2 setelahnya. Ion Li2+
kecil dan terpolarisasi tinggi, dan hasilnya dalam tingkat dari kovalensi dalam beberapa
senyawanya. Beranjak dari Li2+ ke Be2+, jari-jari ion menurun, saat golongan 2 semakin ke
bawah dari Be2+ ke Mg2+ jari-jari ion meningkat. Hasil bersihnya bahwa ukuran Li+ dan Mg2+
sama, dan kami mengamati pola yang sama dalam kelakuan antara lithium and magnesium
31
meskipun faktanya bahwa mereka berada di golongan yang berbeda. Hubungan diagonal yang
ada antara Li+ dan Mg2+ juga teramati antara Be2+ dan Al3+ serta antara Na+ dan ion Y3+.
32
Ion-ion Li+ dan Mg2+ lebih terhidrasi secara kuat dalam larutan berair daripada ion-ion
logam golongan 1 dan 2 lainnya.
LiF dan MgF2 larut dengan sedikit dalam air, florida golongan 1 lainnya larut.
LiOH lebih sedikit larut dalam air daripada hidroksida logam alkali; Mg(OH)2 sedikit
larut.
LiClO4 lebih bnayak larut dalam air daripada perkolorat logam alkali lainnya; Mg(ClO4)2
dan perklorat logam golongan 2 sangat mudah larut.
33
BeCl2 dan AlCl3 mengeluarkan asap pada udara lembab, bereaksi menghasilkan HCl.
Baik Be and Al membentuk kompleks halida, oleh karena itu kemampuan kloridanya
berperan sebagai katalis Friedel–Crafts.
34
h. Dalam bidang litografi sinar X, berilium digunakan untuk pembuatan litar
bersepadu mikroskopik.
i. Karena penyerapan panas neutron yang rendah, industri tenaga nuklir menggunakan
logam ini dalam reaktor nuklir sebagai pemantul neutron dan moderator.
j. Berilium oksida sangat berguna dalam berbagai kegunaan yang memerlukan
konduktor panas yang baik, dan kekuatan serta kekerasan yang tinggi, dan juga titik
lebur yang tinggi, seterusnya bertindak sebagai perintang listrik.
k. Campuran berilium pernah pada satu ketika dahulu digunakan dalam lampu
floresens, tetapi penggunaan tersebut tidak dilanjutkan lagi karena pekerja yang
terpapar terancam bahaya beriliosis.
35
l. Alloying sebagai agen, meningkatkan mekanis, pemalsuan dan welding
karakteristik aluminium.
36
d. Strontium titanat memiliki indeks bias dan penyebaran optikal yang jauh lebih baik
dari pada berlian, membuatnya memiliki banyak kegunaan dalam berbagai jenis
alat-alat optik.
e. Strontium klorida biasanya digunakan dalam pasta gigi untuk gigi sensitif.
f. Strontium oksida terkadang digunakan untuk menambah kualitas lapisan keramik.
g. Strontium ranelat digunakan dalam penyembuhan osteoporosis.
37
b. Untuk keperluan medis, radium yang digunakan mempunyai aktivitas maksimum 4
GBq (100 mg) dengan aktivitas rata-rata sumber sekitar 200 MBq (5,6 mg) untuk
yang berbentuk jarum dan sekitar 260 MBq (7 mg) untuk yang berbentuk kapsul.
Sedangkan untuk pemakaian non medis, radium digunakan dalam aktivitas yang
lebih tinggi, misalnya sumber nuetron Ra-Be mempunyai aktivitas sekitar 20 GBq
(5000 mg) dan pemakaian lainnya sekitar 40 GBq (1000 mg).
c. Selain dalam bidang kedokteran, Radium-226 juga dimanfaatkan sebagai penangkal
petir. Di negara maju sudah sejak sekitar tahun 1960-an pemakaian Ra-226 baik
dalam bidang kedokteran maupun dalam penangkal petir sudah dihentikan, namun
demikian di beberapa negara lain sumber Ra-226 hingga saat ini masih ada dengan
pemakaian yang sudah mulai berkurang.
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata alkali ini menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali tanah dalah
membentuk basa.
Unsur pada golongan IIA ini memiliki sifat yakni suatu reduktor, pembentuk basa, dan
mempunyai warna nyala yang indah, sehingga digunakan sebagai kembang api.
Logam alkali tanah di alam tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan dalam keadaan
terikat dalam bentuk senyawanya.
Titik leleh dan titik didih lebih tinggi, lebih keras, lebih kuat dan lebih padat. Hal ini
disebabkan karena terdapat dua delokalisas elektron per ion dalam kristal yang
memberikan gaya elektronik lebih besar dengan muatan ion . M2+ yang lebih tinggi.
Sifat kimia sangat mirip misalnya dalam pembentukan senyawa ionik tetapi berbeda
dalam rumus dan reaktivitas lebih rendah karena energi ionisasi (IE) pertama lebih tinggi
dan terdapatnya energi ionisasi kedua membentuk ion M2+ yang stabil.
Bilangan oksidasi senyawa selalu +2 di dalam senyawa.
Pada umumnya makin ke bawah dalam satu golongan nomor atom cenderung makin
meningkat.
Energi Ionisasi pertama atau kedua menurun
Karena jari-jari atom makin besar akibat adanya ekstra kulit yang terisi. Elektron terluar
sangat jauh dari inti sehinga tertarik lemah oleh inti sehingga lebih sedikit energi yang
diperlukan untuk melepaskannya.
Potensial energi selalu meningkat dengan urutan . … ke 3 > 2 > 1, karena muatan inti
yang sama menarik sedikit elektron yang rata-rata lebih dekat dengan inti. TETAPI
dengan catatan IE ke 2 untuk golongan 1, IE ke 3 untuk golongan 2 menunjukkan
menunjukkan peningkatan yang luar biasa dibandingkan IE sebelumnya.
39
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, Albert. Wilkinson, Geofrey. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas Indonesia.
Housecraft, E. Catherine. 2012. Inorganic Chemistry Fourth Edition. England: Pearson
Education Limited
Keenan. Kleinferter. Wood. 1993. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Syukri,S. 2000. Kimia Dasar Jilid 2.Bandung : Penerbit ITB.
40