Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH KIMIA ANORGANIK II

UNSUR ALKALI TANAH

DISUSUN OLEH:
ANDINI NURIA HIDAYAT (2282170016)
NIA NURAINI (2282170019)
VIOLITA SALSABILA LESMANA (2282170020)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan Bahan Materi Kuliah untuk
mata kuliah Kimia Anorganik 2 yang berjudul “Unsur Alkali Tanah“ ini.
Penulisan Bahan Materi Kuliah ini merupakan untuk pemenuhan tugas mata kuliah
Kimia Anorganik II
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Indah Langitasari,S.Si, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Kimia Anorganik II yang telah berperan dalam penulisan Bahan Materi Kuliah ini.
Disamping itu juga untuk semua pihak yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membantu dalam penyelesaian Bahan Materi Kuliah ini.
Diharapkan kritik dan saran oleh kami untuk perbaikan Bahan Materi Kuliah ini dari
pembaca. Akhirnya, semoga Bahan Materi Kuliah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Serang, 9 Maret 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................. i
Daftar isi.......................................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang ....................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ...............................................................................................................1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................1
Bab II Pembahasan
2.1 kelimpahan unsur alkali tanah .........................................................................................3
2.2 Ekstraksi Unsur Alkali Tanah .........................................................................................4
2.3 Sifat-sifat Logam Alkali Tanah .......................................................................................7
2.4 Reaktivitas .....................................................................................................................11
2.5 Reaksi Logam Alkali Tanah ..........................................................................................13
2.6 Senyawa Alkali Tanah...................................................................................................16
2.7 Halida ............................................................................................................................17
2.8 Oksida dan Hidroksida ..................................................................................................21
2.9 Garam dari asam okso ...................................................................................................23
2.10 Ion-ion kompleks dalam larutan berair .........................................................................24
2.11 Kesadahan Air ...............................................................................................................28
2.12 Perbedaan Logam Alkali dan Alkali Tanah ..................................................................31
2.13 Hubungan diagonal antara Li dan Mg, serta antara Be dan Al .....................................31
2.14 Kegunaan Alkali Tanah .................................................................................................34

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 35
3.2 Saran ............................................................................................................................................ 35
Daftar Pustaka .......................................................................................................................................... 36

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Golongan II logam terdiri dari berilium, magnesium, kalsium, stronsium, barium dan
radium yang biasanya dikenal dengan nama alkali tanah. Dan berhubungan dengan logam alkali
pada golongan I. Di sebut logam karena memiliki sifat sifat seperti logam. Disebut alkali karena
mempunyai sifat alkalin atau basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena
oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi.
Sebagai suatu golongan, logam alkali tanah mudah bereaksi dengan unsur lainnya namun
jika dibandingan dengan golongan logam alkali maka alkali tanah kurang reaktif jika
dibandingkan dengan logam alkali. Biasanya unsur alkali tanah ini tidak ditemukan dalam
keadaan yang monoatomic karena sifatnya yang sangat reaktif.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 apakah itu alkali tanah?
1.2.2 bagaimanakah kelimpahan alkali tanah di alam?
1.2.3 bagaimanakah ekstraksi logam alkali tanah dilakukan?
1.2.4 bagaimanakah sifat-sifat fisik dan kimia alkali tanah?
1.2.5 bagaimanakah reaktivitas logam alkali tanah?
1.2.6 apa sajakah reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada logam alkali tanah?
1.2.7 apa sajakah persenyawaan dari alkali tanah?
1.2.8 apa sajakah ion-ion kompleks yang dapat dibentuk dari logam alkali tanah?
1.2.9 apa itu kesadahan air?
1.2.10 apa sajakah perbedaan logam alkali tanah dengan logam alkali
1.2.11 apa itu hubungan diagonal antara Li dan Mg, serta antara Be dan Al?
1.2.12 apa sajakah kegunaan logam alkali tanah?
1.3 Tujuan

1.2.1 memahami apa itu alkali tanah


1.2.2 memahami kelimpahan alkali tanah di alam
1.2.3 memahami ekstraksi logam alkali tanah dilakukan?

1
1.2.4 memahami sifat-sifat fisik dan kimia alkali tanah?
1.2.5 memahami reaktivitas logam alkali tanah?
1.2.6 memahami reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada logam alkali tanah?
1.2.7 mengetahui persenyawaan dari alkali tanah?
1.2.8 mengetahui ion-ion kompleks yang dapat dibentuk dari logam alkali tanah?
1.2.9 memahami kesadahan air?
1.2.10 memahami perbedaan logam alkali tanah dengan logam alkali
1.2.11 memahami hubungan diagonal antara Li dan Mg, serta antara Be dan Al?
1.2.12 memahami kegunaan logam alkali tanah?

2
BAB II
PEMBAHASAN
Alkali Tanah

Logam golongan 2 dari berilium Be, sampai


radium, Ra, disebut juga logam-logam alkali
tanah. Di sebut logam karena memiliki sifat sifat
seperti logam. Disebut alkali karena mempunyai
sifat alkalin atau basa jika direaksikan dengan air.
Dan istilah tanah karena oksidasinya sukar larut
dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi.

2.1 Kelimpahan Unsur Alkali Tanah


Logam alkali tanah memiliki sifat yang reaktif sehingga di alam hanya ditemukan dalam
bentuk senyawanya. Berikut keberadaan senyawa yang mengandung logam alkali :
 Berilium tidak begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa dikatakan tidak
ada. Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril [𝐵𝑒3 𝐴𝑙2 (𝑆𝑖𝑂6 )3 ]
dan Krisoberil [𝐴𝑙2 𝐵𝑒𝑂4 ].
 Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 1,9%
keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi Magnesium Klorida
𝑀𝑔𝐶𝑙2 . Senyawa Karbonat 𝑀𝑔𝐶𝑂3, Dolomit [𝑀𝑔𝐶𝑎(𝐶𝑂3 )2 ] [, dan Senyawa Epsomit
[MgSO4.7H2O]
 Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Bahkan kalsium
menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 3,4% keberadaanya. Di
alam kalsium dapat membentuk senyawa karbonat [𝐶𝑎𝐶𝑂3 ], Senyawa Fospat[𝐶𝑎𝑃𝑂4 ],
Senyawa Sulfat [𝐶𝑎𝑆𝑂4 ], Senyawa Fourida [CaF].
 Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam strontium dapat membuntuk
senyawa Mineral Selesit [𝑆𝑟𝑆𝑂4], dan Strontianit.
 Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat membentuk senyawa :
Mineral Baritin[𝐵𝑎𝑆𝑂4 ], dan Mineral Witerit [𝐵𝑎𝐶𝑂3 ].

3
2.2 Ekstraksi Unsur Alkali Tanah
2.2.1 Magnesium
Hanya Mg yang diproduksi dengan ukuran skala besar . Mg dibuat dengan proses
Elektrolitik. Selain itu juga biasanya dibuat dengan proses silikotermik atau proses ferosilikon
dan proses reduksi karbon. Proses reduksi karbon ternyata tidak pernah dapat beroperasi secara
memuaskan, sehingga sejak lama tidak lagi dipakai. Proses silikotermik masih banyak
digunakan saat ini.
 Proses Elektrolisis Magnesium Klorida
Magnesium klorida yang diperlukan diperoleh dari air garam dan reaksi magnesium
hidroksida (dari air laut atau dolomit) dengan asam klorida. Produsen perintis magnesium,
yaitu Dow Chemical Co. di Freeport dan Velasco, Texas, membuat magnesium dengan
mengelektrolisis magnesium klorida dari air laut, dimana gamping yang diperlukan
diperoleh dari kulit kerang. Kulit kerang yang seluruhnya terdiri dari kalsium karbonat yang
hampir murni, dibakar sehingga menjadi gamping, dijadikan slake, dan dicampur dengan air
laut sehingga magnesium hidroksida mengendap. Magnesium hidroksida ini dipisahkan
dengan menyaringnya dan direaksikan dengan asam klorida yang dibuat dengan klor yang
keluar dari sel. Dari sini terbentuk larutan magnesium klorida yang lalu diuapkan menjadi
magnesium klorida padat di dalam evaporator dengan pemanasan langsung dan diikuti
dengan pengeringan di atas rak. Klorida ini cenderung terdekomposisi pada waktu
pengeringan. Setelah dehidrasi (proses penghilangan air), magnesium klorida tersebut
diumpankan ke sel elektrolisis, dimana bahan ini terdekomposisi menjadi logam dan gas
klor.
2HCl + 𝑀𝑔(𝑂𝐻)2 → 𝑀𝑔𝐶𝑙2 + 2𝐻2 𝑂
Katoda: 𝑀𝑔2+ (𝑙) + 2𝑒 − → 𝑀𝑔(𝑙)
Anoda : 2𝐶𝑙 − (𝑙) → 𝐶𝑙2 (𝑔) + 2𝑒 −
 Proses Ferrosilicon
Langkah-langkah proses silikotermik terdiri dari pencampuran dolomit gilingan yang
menjadi campuran MgO dan CaO dan MgO dijadikan slake dengan ferosilikon sebanyak
70-80% dan fluorspar 1% dan kemudian dijadikan pelet. Pelet itu diumpankan ke dalam
tanur. Tanur kemudian divakumkan dan dipanaskan sampai 1170 derajat celsius. Kalsium
oksida (CaO) yang terdapat di dalam dolomit bakaran itu membentuk dikalsium silikat yang

4
tak melebur dan dikeluarkan dari reaktor pada akhir proses. Reaksi pokok proses
silikotermik ini adalah sebagai berikut.
1450𝐾
2MgO + 2CaO + FeSi → 2Mg +𝐶𝑎2 𝑆𝑖𝑂4 + Fe

Pada akhir proses, tanur didinginkan sedikit dan magnesium dikeluarkan dari
kondensor dengan suatu prosedur yang berdasarkan atas perbedaan kontraksi antara
magnesium dan baja.

2.2.2 Berilium
Berilium dapat diperoleh dari beril dengan pemanasan pertama dengan 𝑁𝑎2 𝑆𝑖𝐹6 ,
mengekstraksi Be𝐹2 yang larut dalam air terbentuk, dan mengendapkan Be(𝑂𝐻)2 . Berilium juga
diproduksi dari bertrandite atau beryl oleh proses ekstraksi yang melibatkan pencucian bijih
dengan 𝐻2 𝑆𝑂4 dan uap, dan konversi berilium sulfat menjadi 𝐵𝑒(𝑂𝐻)2 . Ini adalah senyawa
perantara dalam produksi dari Be, Be alloys dan BeO. Produksi logam melibatkan reduksi Be𝐹2
dengan Mg, atau elektrolisis Be𝐶𝑙2menyatu dengan NaCl.
𝐵𝑒3 𝐴𝑙2 [𝑆𝑖6 𝑂18 ] + 3𝑁𝑎2 𝑆𝑖𝐹6 → 3𝐵𝑒𝐹2 + 2𝑁𝑎3 𝐴𝑙𝐹6 + 9𝑆𝑖𝑂2

2.2.3 Kalsium
Produksi Ca adalah dengan elektrolisis 𝐶𝑎𝐶𝑙2 dan tergabung 𝐶𝑎𝐹2 . Logam Sr dan Ba
diekstraksi dengan reduksi oksida yang sesuai dengan Al, atau dengan elektrolisis 𝑀𝐶𝑙2 . (M
=Sr, Ba).
Reduksi CaO oleh Al : 6𝐶𝑎𝑂 + 2𝐴𝑙 → 3𝐶𝑎 + 𝐶𝑎3 𝐴𝑙2 𝑂6
Reduksi 𝐶𝑎𝐶𝑙2 oleh Na : 𝐶𝑎𝐶𝑙2 + 2𝑁𝑎 → 𝐶𝑎 + 2𝑁𝑎𝐶𝑙

Logam Ca juga dapat dihasilkan dari reduksi CaO oleh Al atau reduksi CaCl2 oleh Na.

𝐶𝑎𝐶𝑂3 + 2𝐻𝐶𝑙 → 𝐶𝑎𝐶𝑙2 + 𝐻2 𝑂 + 𝐶𝑂2

Ca dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan 𝐶𝑎𝐶𝑙2 sebagai berikut:

Katode : 𝐶𝑎2+ (𝑙) + 2𝑒 − → 𝐶𝑎(𝑙)


Anoda : 2𝐶𝑙 − → 𝐶𝑙2 (𝑔) + 2𝑒 −
CaCl2 juga dapat diperoleh sebagai produk samping dari pembuatan Na2CO3 dengan proses
solvay.

5
2.2.4 Barium
Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah diproses
menjadi BaCl2 barium bisa diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang terjadi :
Katode : 𝐵𝑎2+ + 2𝑒 − → 𝐵𝑎
Anoda : 2𝐶𝑙 − → 𝐶𝑙2 + 2𝑒 −

Logam barium juga dapat diperoleh dengan reduksi BaO oleh Al dengan reaksi sebagai berikut:

6BaO + 2Al → 3Ba +𝐵𝑎3 𝐴𝑙2 𝑂6

2.2.5 Strontium
Untuk mendapatkan Strontium (Sr), Kita bisa mendapatkannya dengan elektrolisis
lelehan 𝑆𝑟𝐶𝑙2 − Lelehan SrCl2 bisa didapatkan dari senyawa selesit [𝑆𝑟𝑆𝑂4 ]. Karena Senyawa
selesit merupakan sumber utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi ;
Katode : 𝑆𝑟 2+ (𝑙) + 2𝑒 − → 𝑆𝑟(𝑙)
Anoda : 2𝐶𝑙 − → 𝐶𝑙2 (𝑔) + 2𝑒 −

2.2.6 Radium
Logam radium diperoleh dari elektrolisis lelehan 𝑅𝑎𝐶𝑙2 sebagai berikut:
Katode : 𝑅𝑎2+ (𝑙) + 2𝑒 − → 𝑅𝑎(𝑙)
Anoda : 2𝐶𝑙 − → 𝐶𝑙2 (𝑔) + 2𝑒 −
Di sini digunakan katode Hg yang memberikan senyawa radium amalgam. Logam radium
kemudian dipisahkan dari Hg dengan destilasi.

6
2.3 Sifat-sifat Logam Alkali Tanah

 Konfigurasi elektronnya menunjukan bahwa logam alkali tanah mempunyai


elektron valensi ns2. Selain jari-jari atomnya yang lebih kecil dibandingkan
logam alkali, kedua elektron valensinya yang telah berpasangan mengakibatkan
energi ionisasi logam alkali tanah lebih tinggi daripada alkali.
 Meskipun energi ionisasinya tinggi, tetapi karena energi hidrasi dari ion M2+ dari
alkali tanah lebih besar daripada energi hidrasi ion M+ dari alkali, mengakibatkan
logam alkali tetap mudah melepaskan kedua electron valensinya, sehingga lebih
stabil sebagai ion M2+.
 Jari-jari atomnya yang lebih kecil dan muatan intinya yang lebih besar
mengakibatkan logam alkali tanah membentuk kristal dengan susunan yang lebih
rapat, sehingga mempunyai sifat yang lebih keras daripada logam alkali dan
massa jenisnya lebih tinggi.

7
 Berilium mempunyai energi ionisasi yang sangat tinggi dan keelektronegatifan
yang cukup besar, kedua hal ini menyebabkan berilium dalam berikatan
cenderung membentuk ikatan kovalen.
 Potensial elektrode (reduksi) standar logam alkali tanah menunjukkan harga yang
rendah (negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam alkali tanah merupakan
reduktor yang cukup kuat, bahkan kalsium, stronsium, dan barium mempunyai
daya reduksi yang lebih kuat daripada natrium.
 Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih tinggi daripada suhu ruangan.
Oleh karena itu, unsur-unsur logam alkali tanah berwujud padat pada suhu
ruangan.

2.3.1 Sifat Fisik Alkali Tanah


1. Nyala Api

Secara spesifik warna nyala logam alkali tanah adalah sebagai berikut.

UNSUR WARNA NYALA


Berilium Putih
Magnesium Putih cemerlang
Kalsium Merah bata
Strontium Merah crimson
Barium Hijau apel
Radium Merah crimson

Sedangkan untuk logam alkali, spektrum emisi untuk golongan II logam alkali
tanah mudah diamati dan tes nyala api) dapat digunakan untuk membedakan antara
Ca-, Srand Senyawa yang mengandung Ba: Ca (oranye-merah, tetapi pucat hijau jika
dilihat melalui kaca biru), Sr (merah tua, tetapi violet melalui kaca biru), Ba (apel-
hijau).

8
2. Isotop Radioaktif

Isotop 99Sr adalah β-emitor (𝑡1 = 29,1 tahun) dan fisi produk uranium. Jika terjadi
2

energi nuklir bencana tanaman atau melalui pembuangan limbah nuklir, ada bahaya
90
bahwa rumput, dan kemudian susu, dapat terkontaminasi dengan 𝑆𝑟 dan bahwa itu
dapat digabungkan dengan kalsium fosfat ke dalam tulang.

Kelimpahan barium di alam merupakan campuran dari tujuh isotopnya yang


stabil. Ada dua puluh isotop barium yang diketahui, tapi kebanyakan bersifat sangat
radioaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek. Contoh isotop barium
antara lain adalah 133Ba yang memiliki waktu paruh 10,51 tahun dan 137Ba yang
memiliki waktu paruh 2,55 menit.

3. Penampilan

Berilium dan magnesium adalah logam keabu-abuan, sedangkan sisa logam


kelompok 2 berwarna lembut dan berwarna perak. Logam-logam ini mudah ditempa,
ulet dan cukup rapuh. Di udara, permukaan yang mengkilap dari masing-masing
logam dengan cepat menodai. Radium berwarna putih bersih tetapi jika teroksidasi
dengan udara warna radium akan menjadi hitam.

Berilium Magnesium

Kalsium Strontium

9
Barium Radium

2.3.2 Sifat Kimia Alkali Tanah

Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari berilium ke barium. Fakta ini sesuai
dengan yang diharapkan . Oleh karena, dari berilium ke barium jari-jari atom bertambah besar
sehingga energi ionisasi serta keelektronegatifan berkurang. Akibatnya, kecendrungan untuk
melepas elektron membentuk senyawa ion makin besar. Semua senyawa dari kalsium, strontium,
dan barium, yaitu logam alkali tanah yang bagian bawah, berbentuk senyawa ion, tetapi
magnesium membentuk beberapa senyawa kovalen sedangkan senyawa-senyawa berilium
bersifat kovalen. Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam
alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi, berilium kurang reaktif
dibandingkan litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium, dan seterusnya.

10
Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil sehingga energi pengionan lebih
besar. Lagi pula logam alkali tanah hanya satu.

Kereaktifan kalsium, stronsium,dan barium dan tidak terlalu berbeda dari logam alkali,
tetapi berilium dan magnesium jauh kurang aktif. Unsur golongan ini bersifat basa, sama seperti
unsur golongan alkali, namun tingkat kebasaannya lebih lemah. Senyawa Be(OH)2 bersifat
amfoter. Artinya bisa bersifat asam atau pun basa. Sedangkan unsur Ra bersifat Radioaktif.
Semua logam alkali tanah merupakan logam yang tergolong reaktif, meskipun kurang reaktif
dibandingkan dengan unsur alkali. Alkali tanah juga memiliki sifat relatif lunak dan dapat
menghantarkan panas dan listrik dengan baik, kecuali Berilium. Logam ini juga memiliki kilapan
logam. Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga ionisasi yang kecil. Dari
Berilium ke Barium, nomor atom dan jari-jari atom semakin besar. Selain itu semua logam alkali
tanah juga mempunyai kecenderungan teratur mengenai keelektronegatifan yang semakin kecil
dan daya reduksi yang semakin kuat dari Berilium ke Barium.

2.4 Reaktivitas
Berilium dan magnesium dipasivasi dan inert secara kinetik ke O2 dan H2O pada suhu
sekitar. Namun, Mg amalgam membebaskan H2 dari air, karena tidak lapisan oksida terbentuk di
permukaannya. Mg logam bereaksi dengan uap atau air panas .
2Be + O2 → 2𝐵𝑒𝑂

𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛
𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎
𝑝𝑒𝑙𝑖𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔
𝑙𝑜𝑔𝑎𝑚

Mg + 2H2 O → 𝑀𝑔(𝑂𝐻)2 + 𝐻2

Berilium dan magnesium mudah larut dalam non-pengoksidasi asam. Magnesium


diserang oleh asam nitrat, sedangkan berilium bereaksi dengan HNO3 encer tetapi dipasivasi
dengan pekat asam sendawa. Magnesium tidak bereaksi dengan air alkali, sedangkan Be
membentuk hidroksida amfoter. Logam Ca, Sr dan Ba menunjukkan perilaku kimia yang serupa,
umumnya mirip, tetapi sedikit kurang reaktif dari pada, Na. Mereka bereaksi dengan air dan
asam membebaskan 𝐻2 , dan kesamaan dengan Na meluas ke pembubaran dalam 𝑁𝐻3 cair untuk
memberikan solusi biru yang mengandung elektron terlarut. Dari solusi ini, dimungkinkan untuk

11
mengisolasi heksaammina, [M(NH3)6] (M=Ca, Sr, Ba), tapi ini perlahan terurai menjadi amida
[M(NH3)6] → [M(NH2)2] + 4NH3 + H2 (M=Ca, Sr,Ba). Saat dipanaskan, semua logam
golongan II bergabung dengan O2, N2, sulfur atau halogen


2𝑀 + 𝑂2 → 2𝑀𝑂


3𝑀 + 𝑁2 → 2𝑀3 𝑁2


8𝑀 + 8 → 8𝑀𝑆


𝑀 + 𝑋2 → 2𝑀𝑋2 𝑋 = 𝐹, 𝐶𝑙, 𝐵𝑟, 𝐼

Perbedaan diantara yang pertama dan selanjutnya golongan II diilustrasikan oleh


pembentukan hidrida dan karbida. Ketika dipanaskan dengan 𝐻2 , Ca, Sr dan Ba membentuk
saline hidrida, 𝑀𝐻2 , tetapi Mg hanya bereaksi di bawah tekanan tinggi. Di Sebaliknya, 𝐵𝑒𝐻2
(yang bersifat polimer,) disiapkan dari berilium alkil. Berilium bergabung dengan karbon pada
suhu tinggi untuk menghasilkan 𝐵𝑒2 𝐶 yang memiliki struktur antifluorit. Kelompok 2 logam
lainnya membentuk karbida 𝑀𝐶2 yang mengandung the [𝐶 ≡ 𝐶]2− , dan mengadopsi struktur tipe
NaCl yang memanjang sepanjang satu sumbu. 𝐵𝑒2 𝐶 bereaksi dengan air sesuai untuk persamaan.

𝐵𝑒2 𝐶 + 4𝐻2 𝑂 → 𝐵𝑒(𝑂𝐻)2 + 𝐶𝐻4

Karbida Ca, Mg, Sr dan Ba bereaksi dengan air untuk menghasilkan 𝐶2 𝐻2 . Untuk 𝐶𝑎𝐶2,
reaksi ini adalah cara pembuatan asetilena di wilayah dunia di mana batubara lebih banyak bahan
baku penting untuk industri kimia selain minyak. Afrika Selatan dan Cina. Kalsium karbida
terbuat dari CaO, yang pada gilirannya diproduksi oleh kapur kalsinasi. Produksi dan konsumsi
𝐶𝑎𝐶2, di China menyumbang 95% dari permintaan global. Di Eropa, AS dan Jepang, produksi
𝐶𝑎𝐶2, telah menurun dan itu dibuat, bukan untuk konversi ke asetilena tetapi untuk memproduksi
pupuk nitrogen kalsium sianamida

𝐶𝑎𝐶2 + 2𝐻2 𝑂 → 𝐶2 𝐻2 + 𝐶𝑎(𝑂𝐻)2


𝐶𝑎𝐶𝑂3 → 𝐶𝑎𝑂 + 𝐶𝑂2

12
2300𝐾
𝐶𝑎𝑂 + 3𝐶 → 𝐶𝑎𝐶2 + 𝐶𝑂

1300𝐾
𝐶𝑎𝐶2 + 𝑁2 → 𝐶𝑎𝑁𝐶𝑁 + 𝐶

𝐶𝑎𝐻2 digunakan sebagai agen pengeringan tetapi reaksi dengan air sangat eksotermik.
Karbida 𝑀𝑔2 𝐶3 (yang berisi linier 𝐶3 4− ion, 12.1, isoelektronik dengan 𝐶𝑂2 dibentuk dengan
memanaskan MgC2, atau dengan reaksi debu Mg dengan uap pentana pada 950 K. Reaksi𝑀𝑔2 𝐶3
dengan air menghasilkan MeC≡CH.

[𝐶 = 𝐶 = 𝐶]4−

2.5 Reaksi Logam Alkali Tanah


Kemiripan sifat logam alkali tanah disebabkan oleh kecenderungan melepaskan dua
elektron valensi. Oleh karena itu senyawanya mempunyai bilangan oksidasi +2, sehingga logam
alkali tanah diletakkan pada golongan II A. Alkali tanah termasuk logam yang reaktif, namun
berilium (Be) adalah satu-satunya unsur alkali tanah yang kurang reaktif, bahkan tidak bereaksi
dengan air. Logam alkali tanah bersifat pereduksi kuat. Semakin ke bawah, sifat pereduksi ini
semakin kuat. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan bereaksi dengan air yang semakin meningkat
dari Berilium ke Barium. Selain dengan air unsur logam alkali tanah juga bisa bereaksi dengan
Oksigen, Nitrogen, dan Halogen.
2.5.1 Reaksi dengan air
Berilium tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam magnesium bereaksi sangat lambat
dan hanya dapat bereaksi dengan air panas. Logam Kalsium, Stronsium, Barium, dan Radium
bereaksi sangat cepat dan dapat bereaksi dengan air dingin. Logam alkali tanah bereaksi dengan
Air membentuk logam hidroksida [M(OH)2].
M(s) + 2H2 O(ℓ) → M(OH)2(aq) + H2(g)

Contoh reaksi logam alkali tanah dan air berlangsung sebagai berikut:
Ca(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + H2(g)

2.5.2 Reaksi dengan Oksigen atau udara


Adanya pemanasan yang kuat menyebabkan logam alkali tanah terbakar di udara
membentuk oksida dan nitrida. Logam alkali tanah, kecuali Be dan Mg dengan udara juga dapat

13
berlangsung, tetapi terjadinya korosi yang berlanjut dapat dihambat karena lapisan oksida yang
terbentuk melekat kuat pada permukaan logam. Dengan pemanasan, berilium dan magnesium
dapat bereaksi dengan oksigen. Oksida berilium dan magnesium yang terbentuk akan menjadi
lapisan pelindung pada permukaan logam.

2.5.3 Logam Alkali Tanah bereaksi dengan Oksigen membentuk Oksida (O2-)
2M(s) + O2 (g) → 2MO(s)

Contoh : 2Mg(s) + O2(g) →2MgO(s)


2.5.4 Logam Alkali Tanah bereaksi dengan Oksigen membentuk Peroksida (O22-)
M(s) + O2 (g) → MO2(s)

Contoh : Ba(s) + O2(g) (berlebihan) → BaO2(s)


2.5.5 Logam Alkali Tanah bereaksi dengan Oksigen membentuk Superoksida (O2-)
M(s) + O2 (g) → M(O2 )2(s)

Contoh : Ra(s) + O2(g) → Ra(O2)2(s)


Pembakaran Magnesium di udara dengan Oksigen terbatas pada suhu tinggi akan dapat
menghasilkan Magnesium Nitrida (Mg3N2).
4Mg(s) + ½ O2(g) + N2 (g) → MgO(s) + Mg3N2(s)
Bila Mg3N2 direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas NH3
Mg3N2(s) + 6H2O(l) → 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)

2.5.6 Reaksi dengan hidrogen


Adanya pemanasan menyebabkan logam alkali tanah dapat bereaksi dengan hidrogen
membentuk senyawa hidrogen. Logam Alkali Tanah Bereaksi dengan hidrogen membentuk
senyawa hidrida (MH2).
𝑀(𝑆) + 𝐻2(𝑔) → 𝑀𝐻2 (𝑆)

2.5.7 Reaksi dengan Nitrogen


Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk senyawa oksida dan senyawa
Nitrida dengan demikian Nitrogen yang ada di udara bereaksi juga dengan Alkali Tanah. Logam
Alkali Tanah Bereaksi dengan Nitrogen membentuk senyawa nitrida (M3N2).
3𝑀(𝑆) + 𝑁2(𝑔) → 𝑀3 𝑁2 (𝑆)

Contoh: 3Mg(s) + N2(g) → Mg3N2(s)

14
2.5.8 Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan Halogen
Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat membentuk garam
halida, kecuali Berilium. Lelehan halida dari berilium mempunyai daya hantar listrik yang buruk.
Hal itu menunjukkan bahwa halida berilium bersifat kovalen. Oleh karena daya polarisasi ion
Be2+ terhadap pasangan elektron halogen kecuali F-, maka BeCl2 berikatan kovalen. Sedangkan
alkali tanah yang lain berikatan ion. Logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen membentuk
garam halida (MX2).
𝑀(𝑆) + 𝑋2(𝑔) → 𝑀𝑋2 (𝑆)

Contoh: Ca(s) + Cl2(g) → CaCl2(s)

2.5.9 Reaksi dengan Asam dan Basa


 Semua logam dan alkali tanah bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl) membentuk
garam dan gas hidrogen. Reaksi makin kuat dari atas ke bawah.
M(s) + 2HCl2(g) → MCl2(aq) + H2(g)

Salah satu unsur logam alkali tanah yaitu Be, memiliki sifat amfoter. Berilium
selain dapat bereaksi dengan asam kuat juga dapat bereaksi dengan basa kuat.
Contoh : Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl (aq) + H2(g)

 Semua logam alkali tanah bereaksi dengan basa kuat (NaOH) membentuk
Na2M(OH)4 dan gas hidrogen.
M(s) + 2NaOHaq) + 2H2O(l) → Na2M(OH)4 (aq) + H2(g)
Contoh:
Be(s) + 2NaOH (aq) + H2O(l) → Na2Be(OH)4 + H2 (g)
BeO(s) + 2NaOH(aq) + H2O(l) → Na2Be(OH)4(aq)
Be(OH)2(𝑠) + 2NaOH(aq) → Na2Be(OH)4(aq)

2.5.10 Reaksi dengan belerang


Reaksi logam alkali tanah dengan belerang menghasilkan senyawa sulfida.
M(s) + S(s) → MS (s)

15
2.6 Senyawa Alkali Tanah
2.6.1 Alkali tanah oksida
Senyawa logam golongan II A dengan oksigen disebut oksida alkali tanah (LO),
yang dapat dibuat dari logamnya dan oksigen.
2L(s) + 𝑂2(g)→2LO(s) (L= Mg, Ca, Sr, Ba)

Atau penguraian garam karbonatnya.

𝐿𝐶𝑂3(s) → LO(s) + 𝐶𝑂2(g)

Oksida ini cukup stabil, karena kalor pembentukan energi bebas pembentukannya
bertanda negatif.

2.6.2 Alkali tanah hidroksida


Alkali tanah hidroksida L(OH)2 darpat dibuat dengan mereaksikan oksidanya dengan
air.
LO(s) + 𝐻2 𝑂(l) → 𝐿(𝑂𝐻)2 (s) (L = Ca, Cr, Ba)

Hidroksida ini sukar larut dalam air, dan kelarutannya bertambah dari atas ke bawah
dalam sistem periodik.

2.6.3 Alkali tanah halida


Semua logam alkali tanah dapat membentuk halida (𝐿𝑋2) langsung dari unsurnya.
L + 𝑋2 → 𝐿𝑋2
Sifat fisika berilium klorida berbeda jauh dari halida yang klain. Hal ini
menunjukkan bahwa berilium kurang bersifat logam dibandingkan dengan unsur alkali
tanah yang lain. Tidak ada bukti kuat bahwa ada ion bebas 𝐵𝑒 2+ dalam 𝐵𝑒𝐶𝑙2 , tetapi
menunjukkan sifat kovalenhal ini disokong oleh bukti bahwa larutan senyawa ini tidak
menghantar listrik dan tidak dapat di elektrolisis.

2.6.4 Alkali tanah sulfat


Alkali tanah sulfat merupakan garam yang sukar larut, dengan kelarutan makin kecil
dari kalsium ke berium. Berium sulfat dipakai sebagai pemutih kertas fotografi dan
pembuat polimer. Dalam diagnosis dengan sinar X, dipakai 𝐵𝑎𝑆𝑂4untuk mencari

16
ketidakteraturan usus halus. Usus yang telah diisi 𝐵𝑎𝑆𝑂4akan dapat dipotret, karena
senyawa ini tidak tembus sinar X.
2.6.4 Alkali tanah karbonat
Senyawa kalsium karbonat (𝐶𝑎𝐶𝑂3) terdapat dalam batu kapur dan marmer , sedangkan
dolomit mengandung 𝑀𝑔𝐶𝑂3 dan 𝐶𝑎𝐶𝑂3. Kalsium karbonat adalah bahan pembuatan kapur tulis
dan dipakai dalam pasta gigi. Batu kapur sangat penting dalam industri, seperti bahan pembuatan
semen. Rumah binatang laut , seperti siput, lokan, dan penyu terbuat dari kalsium karbonat.

2.7 Halida
2.7.1 Berilium Halida
Berilium halida anhidrat adalah kovalen. Fluoride, 𝐵𝑒𝐹2 , diperoleh sebagai gelas (titik
sublimasi 1073 K) dari dekomposisi termal [𝑁𝐻4 ]2 [𝐵𝑒𝐹4], itu sendiri dibuat dari BeO dan
𝑁𝐻3 dalam kelebihan HF berair. Molten 𝐵𝑒𝐹2 , sebenarnya adalah non-konduktor listrik, dan
fakta bahwa 𝐵𝑒𝐹2 , padat mengadopsi struktur β-kristobalit konsisten dengan menjadi kovalen
2+
padat. Berilium difluoride sangat larut dalam air pembentukan [𝐵𝑒(𝑂𝐻)2 ]4 menjadi
termodinamika menguntungkan. 𝐵𝑒𝐶𝑙2 anhidrat (mp 688 K, bp 793 K) dapat disiapkan oleh
reaksi. Ini adalah metode standar mempersiapkan logam klorida yang tidak dapat dibuat
2+
dengan dehidrasi hidrat diperoleh dari media berair. Dalam kasus Be, [𝐵𝑒(𝑂𝐻)2 ]4
terbentuk dan dicoba dehidrasi [𝐵𝑒(𝑂𝐻)2 ]4 𝐶𝑙2 menghasilkan hidroksida, bukan klorida.

1070𝐾
2BeO + 𝐶𝐶𝑙4 → 2𝐵𝑒𝐶𝑙2 + 𝐶𝑂2


[𝐵𝑒(𝑂𝐻)2 ]4 𝐶𝑙2 → 𝐵𝑒𝑂𝐻2 + 𝐻2 𝑂 + 𝐻𝐶𝑙

Deliquescence adalah suatu sifat zat yang sangat hygroskopis, dimana zat menyerap
kelembaban dari atmosfer, hingga zat tersebut mencair.

Dalam keadaan uap di atas 1020 K, BeCl2 adalah monomer dan memiliki struktur
linier. Pada suhu yang lebih rendah, uapnya juga berisi dimer planar. Kami kembali ke
struktur gasphase Molekul BeX2 di bagian selanjutnya. Bentuk BeCl2 tidak berwarna, kristal
deliquescent mengandung rantai tak terbatas di mana lingkungan koordinasi setiap Be adalah
tetrahedral.

17
Jarak Be – Cl lebih panjang dari pada monomer.
Ikatan dalam BeCl2 monomer dalam hal hibridisasi sp. Dalam polimer, masing-masing
atom Be dapat dianggap sebagai hibridisasi sp3 dan skema ikatan-s yang terlokalisasi sesuai
untuk dimana masing-masing Cl menyumbangkan sepasang elektron bebas ke dalam orbital
hybrid kosong pada atom Be yang berdekatan.

Pembentukan rantai ini menunjukkan keasaman Lewis berilium dihalida. BeCl2


bertindak sebagai katalis Friedel-Crafts (Yaitu seperti AlCl3), dan pembentukan adduct
diilustrasikan oleh [BeF4]2-, [BeCl4]2- dan BeCl2 2L (L = ether, aldehida, keton).
Reaksi BeCl2 dengan [Ph4P]Cl dalam rasio molar 1: 1 menghasilkan [Ph4P]2[Be2Cl6]
yang berisi anion.

Obligasi Be-Cl terlibat dalam interaksi bridging lebih panjang (210pm) dari ikatan
terminal (196pm), konsisten dengan perbedaan yang diamati pada dari BeCl2 polimer ke BeCl2
fase gas. Ketika BeCl2 bereaksi dengan dua ekuivalen dari [Ph4P] Cl, [Ph4P]2 [BeCl4] terbentuk
yang berisi tetrahedral [BeCl4]2 ion.

18
2.7.2 Halida dari Mg, Ca, Sr dan Ba
Fluorida Mg (II), Ca (II), Sr (II) dan Ba (II) bersifat ionik, memiliki titik leleh tinggi, dan
sedikit larut dalam air kelarutan sedikit meningkat dengan meningkatnya ukuran kation (Ksp
untuk MgF2, CaF2 ,SrF2 dan BaF2 = 7.42 x 10-11 , 1.46 x 10-10, 4.33 x 10-9 dan 1.84 x 10-7 ).
Sedangkan MgF2 mengadopsi struktur rutil, CaF2, SrF2 dan BaF2 mengkristal dengan struktur
fluorit. Berbeda dengan perilaku BeF2, tidak ada logam fluorida kemudian bertindak sebagai
asam Lewis. Struktur gas fluorida logam kelompok 2 dan Molekul halida kemudian adalah
subjek dari teori yang sedang berlangsun. Disarankan bahwa istilah 'quasilinear' digunakan untuk
spesies yang perbedaan energinya dihitung antara struktur linier dan bengkok (dengan perubahan
dalam sudut> 208) kurang dari 4 kJ mol-1. Menggunakan definisi ini mengarah ke struktur yang
diberikan pada Tabel dibawah ini :

Dari senyawa-senyawa itu terdaftar sebagai quasilinear, SrBr2 memiliki energi terendah
penghalang antara struktur linier dan bengkok. Beberapa teori studi menyarankan hanya CaF2,
CaCl2, SrCl2 dan SrBr2 yang seharusnya dikategorikan sebagai quasilinear, sedangkan di
ekstrem, hanya SrBr2 harus dipertimbangkan quasilinear, dengan CaCl2, CaBr2, CaI2 dan SrI2
menjadi linier dan CaF2, SrCl2 dan BaI2 menjadi yang dibengkokan. Yang paling bengkok dari
dihalida adalah BaF2. Ia memiliki ikatan sudut di wilayah 110-1268 (nilai berasal dari rentang
data teoritis dan eksperimental) dan yang dihitung energi untuk mengubah BaF2 bengkok
menjadi molekul linier adalah 21 kJ mol-1. Preferensi untuk struktur bengkok untuk logam
terberat dikombinasikan dengan F, Cl atau Br telah dijelaskan dalam hal kebalikan keduanya
(atau inti) polarisasi 'dan partisipasi orbital atom d untuk Ca, Sr dan Ba. Polarisasi terbalik terjadi

19
ketika ion logam dapat dipolarisasi dan dipolarisasi oleh F- atau Cl-, atau ke tingkat lebih rendah,
oleh Br-. Polarisasi disebut 'terbalik' untuk membedakannya polarisasi anion besar yang dapat
dipolarisasi oleh kation.

Penjelasan alternatif berfokus pada partisipasi orbital d dalam ikatan di CaX2, SrX2 dan
BaX2. Tabel diatas menunjukkan bahwa Be dan Mg hanya berbentuk gas linier dihalides. Kedua
logam ini hanya memiliki orbital atom s dan p tersedia untuk pengikatan dan tumpang tindih
orbital M-X terbaik dicapai untuk molekul linier. Ini ditunjukkan dalam diagram (12.3) untuk
orbital np pada M dengan kombinasi out-of-phase orbital X– - –X Untuk Ca, Sr dan Ba, 3d
kosong, 4d dan orbital 5d, masing-masing, tersedia, tetapi hanya bisa tumpang tindih secara
efisien dengan orbital pada atom X jika Molekul MX2 tertekuk. Dua interaksi harus
dipertimbangkan seperti yang ditunjukkan pada diagram (12.4) (sumbu didefinisikan secara
sewenang-wenang sebagai ditunjukkan). Meskipun interaksi antara orbital dz2 logam dan
kombinasi orbital X– -X dalam fase paling efisien ketika MX2 linier, masih efektif ketika
molekul bengkok (diagram 12.4). Polarisasi terbalik dan partisipasi d orbital atom keduanya
berkontribusi pada masalah bengkok Molekul MX2, dan penjelasan untuk tren di bentuk yang

tercantum dalam Tabel diatas tetap menjadi masalah untuk diperdebatkan.

20
Selain monomer MX2 hadir dalam uap nyata, ada bukti bahwa magnesium dan kalsium
halida bentuk dimer. Data difraksi elektron konsisten dengan kehadiran <5% Ca2X4 untuk
kalsium halida, sementara data pada 1065K untuk magnesium bromida menunjukkan bahwa
12% dari sampel gas terdiri dari Mg2Br4. Magnesium klorida, bromida dan iodida mengkristal
dari larutan berair sebagai hidrat yang mengalami hidrolisis parsial saat dipanaskan. Garam
anhidrat, oleh karena itu, disiapkan oleh reaksi :

Padatan higroskopis menyerap air dari udara di sekitarnya tetapi


tidak menjadi cairan
2.8 Oksida dan hidroksida
2.8.1 Oksida
Berilium oksida, BeO, dibentuk oleh pengapian Be atau nya senyawa dalam O2. Ini
adalah padatan putih yang tidak larut mengadopsi struktur tipe wurtzite.Oksida dari kelompok
lain 2 logam biasanya disiapkan oleh dekomposisi termal dari karbonat yang sesuai , untuk itu
suhu T mengacu pada P(CO2) = 1 bar.

MgO, CaO, SrO dan BaO mengkristal dengan tipe NaCl struktur dan penurunan titik
leleh mencerminkan berkurang energi kisi sebagai ukuran kation meningkat. Titik lebur tinggi
MgO membuatnya cocok sebagai bahan tahan api. Bahan tahan api cocok untuk digunakan
dalam lapisan tungku; seperti itu bahan memiliki titik leleh tinggi, konduktivitas listrik rendah
dan konduktivitas termal yang tinggi, dan secara kimiawi lembam di ketinggian suhu operasi
tungku.

21
Tindakan air pada MgO perlahan mengubahnya menjadi Mg(OH)2 yang tidak banyak
larut. Oksida Ca, Sr dan Ba bereaksi dengan cepat dan eksotermis dengan air, dan menyerap
CO2 dari atmosfer. Konversi CaO menjadi kalsium karbida dan selanjutnya. Peroksida logam
grup 2, MO2, dikenal dengan M = Mg, Ca, Sr dan Ba.
Semua peroksida adalah zat pengoksidasi kuat. Magnesium peroksida diproduksi dengan
mereaksikan MgCO3 atau MgO dengan H2O2, dan digunakan dalam pasta gigi dan dalam
lingkungan digunakan dalam aplikasi pertanian sebagai agen yang melepaskan O2 secara
lambat. Kalsium peroksida dibuat dengan dehidrasi CaO2.8H2O, itu sendiri dibuat oleh reaksi :

Reaksi SrO dan BaO dengan O2 (600 K, 200 bar tekanan, dan 850 K, masing-masing)
menghasilkan SrO2 dan BaO2. BaO2 murni belum diisolasi dan secara komersial bahan yang
tersedia mengandung BaO dan Ba (OH) 2. Reaksi peroksida dengan asam menghasilkan H2O2 :

2.8.2 Hidroksida
Berilium hidroksida bersifat amfoter dan ini membedakannya dari hidroksida logam
-
kelompok 2 lainnya. Di hadapan kelebihan [OH] , Be(OH)2 berperan sebagai asam Lewis,
membentuk tetrahedral kompleks, tetapi Be(OH)2 juga bereaksi dengan asam.

Kelarutan dalam air M(OH)2(M = Mg, Ca, Sr, Ba) tingkatkan grup, seperti halnya
stabilitas termal dengan sehubungan dengan dekomposisi menjadi MO dan H2O. Magnesium

22
hidroksida bertindak sebagai basa lemah, sedangkan Ca(OH)2, Sr(OH)2 dan Ba(OH)2 adalah
basa kuat. Soda kapur adalah campuran NaOH dan Ca(OH)2 dan diproduksi dari CaO dan
berair NaOH. Soda kapur lebih mudah ditangani daripada NaOH tersedia secara komersial,
sedang digunakan, misalnya, sebagai penyerap untuk CO2, dan dalam tes kualitatif untuk
[NH4] + garam, amida, imida dan senyawa terkait yang berevolusi NH3 saat dipanaskan dengan
soda kapur.

2.9 Garam dari asam okso


Sebagian besar garam berilium dari asam okso yang kuat mengkristal hidrat terlarut.
Berilium karbonat cenderung menghidrolisis, memberi garam yang mengandung [Be (OH2)4]
2+
.BeCO3 dapat diisolasi hanya dengan pengendapan di bawah atmosfer CO2. Kecenderungan
menuju hidrolisis juga diilustrasikan oleh pembentukan berilium asetat dasar [Be4 (4-O) (-
O2CMe)6] (daripada Be (MeCO2)2) oleh aksi MeCO2H pada Be(OH)2.

Karbonat dari Mg dan logam-logam selanjutnya tidak banyak larut dalam air. Stabilitas
termal mereka meningkat dengan ukuran kation, dan hal ini dapat dirasionalisasi dalam hal
energi kisi. Logam karbonat banyak lebih mudah larut dalam larutan CO2 daripada dalam air
karena pembentukan [HCO3]- . Namun, garam tipe 'M (HCO3) 2' belum diisolasi. Air sadah
mengandung Mg2+ dan Ca2+ ion yang kompleks dengan stearate ion dalam sabun, menghasilkan

23
'buih' yang tidak larut. Kekerasan sementara disebabkan oleh kehadiran garam hidrogen carbonat
dan dapat diatasi dengan merebus (yang menggeser kesetimbangan ke sisi kanan menyebabkan
CaCO3, atau sejenisnya MgCO3, untuk mengendapkan) atau dengan menambahkan jumlah
Ca(OH) 2 yang tepat sekali lagi menyebabkan pengendapan.

2.10 Ion-ion kompleks dalam larutan berair


2.10.1 Spesi Berillium dalam larutan
Ada kecenderungan yang tinggi beryllium untuk membentuk [Be(OH2)4]2+
dalam larutan. Dalam air yang kaya akan 17O, pertukaran antara air yang terkoordinasi dan
pelarut berjalan lambat pada skala waktu spektroskopik NMR, memperbolehkan sifat dari
ion yang terhidrasi untuk terbentuk. Koordinasi bidang tetrahedral (Be – O = 162.0pm)
telah terbentuk pada struktur padatan dari [Be(OH2)4]Cl2 dan [Be(OH2)4][O2CC=CCO2]
(Fig. 12.8). Kerapatan muatan dari Be2+ tinggi dan larutan-larutan dari garam-garam
beryllium bersifat asam. Reaksi 12.31 adalah gambaran yang disederhanakan dari
disosiasi asam, sejak beragam proses kondensasi terjadi, seperti reaksi 12.32 dan spesi
hydroxido yang terjembatani juga ada

2.10.2 Spesi-spesi dari Mg2+, Ca2+, Sr2+, dan Ba2+ dalam larutan
Bilangan koordinasi empat ion Be2+ dalam larutan, setiap ion-ion logam dari
golongan 2 dapat menyediakan enam atau lebih molekul-molekul air pada bidang
17 17
koordinasi pertama. Dalam larutan (air berlabel O), data spektroskopik NMR O
konsisten dengan adanya [Mg(OH2)6]2+, dan data kristalografi dalam rentang garam

24
mengonfirmasi bahwa ion kompleks ini berbentuk octahedral. Ion [Mg(OH2)6]2+
terdisosiasi menjadi beberapa tingkat dalam larutan berair (pKa=11.44).
Dalam larutan, bilangan koordinasi dari [Ca(OH2)n]2+ bergantung pada
konsentrasi dengan n>6. Dalam keadaan padat, [Ca(OH2)6]2+ octahedral tersaji dalam
kristal CaCl2.6H2O dan CaBr2.6H2O, dan bilangan dari garam-garam mengandung
[Ca(OH2)7]2+ telah terkarakterisasi secara terstruktur. Geometri dari cation beragam, seperti
pentagonal Bipyramidal dalam [Ca(OH2)7][Co(EDTA)]2 dan octahedral tertutup dalam
[Ca(OH2)7][Bi(EDTA)]2.H2O. ion-ion [Ca(OH2)8]2+ terjadi dalam CaK[AsO4].8H2O. ion-
ion Sr2+ dan Ba2+ yang besar juga dapat menyediakan lebih dari enam ligan aqua. Adanya
ion-ion [M(OH2)8]2+ (M = Sr, Ba) dalam larutan berair telah dikonfirmasi menggunakan
teknik EXAFS (Extended X-ray Absorption Fine Structure). Struktur kristal tunggal dari
[Sr(OH2)8][OH]2 dan [Sr(OH2)8][OH]2 telah mengungkap jaringan ikatan hydrogen
mengelilingi persegi antiprismatik terdistorsi ion-ion [M(OH2)8]2+. Koordinasi geometri
yang sama telah diobservasi untuk ion [Sr(OH2)8]2+ (Fig. 12.9) dalam kompleks host–guest
yang melibatkan jaringan ikatan hydrogen yang luas dengan ion [Sr(OH2)8]2+ dalam
rongga-rongga. Kation-kation yang terhidrasi dari Ca2+, Sr2+ dan Ba2+ tidak mengalami
disosiasi asam yang cukup besar, dan larutan dari garamnya yang berasal dari asam kuat
bersifat netral.

25
2.10.3 Kompleks dengan ligan lain selain air
Ion-ion logam golongan 2 adalah asam kuat dan berkoordinasi secara khusus
oleh basa kuat. Dalam bagian ini kita memikirkan kompleks-kompleks yang terbentuk
dalam larutan berair dimana pusat logam terkoordinasi oleh O- dan ligan N-donor untuk
memberikan spesi kationik. Dua ligan yang penting adalah [EDTA]4- dan [P3O10]5-.
Keduanya membentuk kompleks yang larut dalam air dengan Mg2+dan ion logam yang
lebih berat, dan agen pemisah digunakan dalam pelunakan air untuk memisahkan ion
Mg2+ dan Ca2+.
Ligan-ligan makrosiklik, termasuk puncak eter dan cryptands, membentuk
kompleks yang stabil dengan Mg2+, Ca2+, dan Ba2+. Dalam cara yang sejalan pada
kation golongan I, selektivitas yang sesuai dengan kation yang sesuai dan ukuran
rongga ligan teramati. Demikian, nilai dari kestabilan konstan untuk kompleksasi
dengan cryptand-222 (cavity radius 140 pm) dalam air mengikuti urutan Ba2+ >
Sr2+>>Ca2+>Mg2+. Sebuah kelas yang penting dari ligan-ligan makrosiklik adalah
porphyrins dan senyawa induk ditunjukkan pada Fig. 12.10a. Deprotonasi dari dua
gugus NH dari porphyrin memberikan sebuah ligan dianionik porphyrinato. Klorofil,
pigmen dalam tumbuhan hijau yang terlibat dalam fotosintesis, adalah turunan
porphyrinato yang mengandung Mg2+ yang terkoordinasi dengan susunan persegi planar
dengan empat atom N-donor. Struktur klorofil-a ditunjukkan pada Fig. 12.10b.
Konjugasi yang cukup luas dalam sistem cincin berarti bahwa molekul mengabsorbsi
cahaya dalam daerah yang terlihat (λmax = 660 nm) dan ini memulai sebuah rangkaian
reaksi yang melibatkan sistem lain yang mengandung Mn dan Fe. Ingat bahwa ligannya
(bukan Mg2+) yang terlibat dalam reaksi-reaksi redoks ini.

26
2.10.4 Kompleks-kompleks dengan ligan amido atau alkoxy
Kompleks-kompleks logam halide golongan 2 dideskripsikan sebagai trans-
[CaI2(THF)4] and trans-[SrBr2(py)5]. Kompleks-kompleks bilangan dari logam
golongan 2 dengan ligan-ligan donor N- atau O- terus berkembang, terutama yang
tergabung secara sterik meminta ligan-ligan amido atau alkoxy.
Dengan ligan amido yang dua kali lebih besar (trimethylsilyl), setiap ion M2+
membentuk setidaknya satu jenis kompleks. Pada wujud gas, secara monomer
[Be{N(SiMe3)2}2] mengandung unit linear N – Be – N. dalam keadaan padat struktur
dari [Mg{N(SiMePh3)2}2, N - Mg N= 162.88o, deviasi dari linearitas menjadi terkait
pada interaksi dipolar lemah antara pusat logam yang elektropositif dan kerapatan
electron dari cincin aromatic. Bilangan koordinasi 3 dan 4 untuk Mg (II), Ca(II), Sr(II)
dan Ba(II) terlihat pada dimer-dimer [M{N(SiMe3)2}2]2 atau monomer-monomer
tersolvasi, misalnya or solvated monomers, tetrahedral [Ba{N(SiMe3)2}2(THF)2].
Struktur dari [Ca{N(SiMe3)2}2]2 ditunjukkan pada Fig. 12.11a, dan struktur yang sama
telah dikonfirmasi secara kristalografi untuk sekian senyawa Mg, Sr dan Ba sama
baiknya dengan [Mg{N(CH2Ph)2}2]2.
Ketika turunan alkoxy dari logam alkali tanah telah dikenal dalam beberapa
kurun waktu, areanya telah mengalami ekspansi yang signifikan sejak 1990. Banyak
dari akar perhatian ini berasal daei fakta bahwa alkoxida kalsium, strontium dan barium

27
adalah pelopor pontesial bagi superkonduktor bertemperatur tinggi dan penelitian
senyawa volatile yang sesuai untuk pengendapan uap kimia (Chemical Vapour
Deposition/CVD) sedang dilakukan. Kompleks-kompleks mononuclear termasuk
beberapa jenis [M(OR)2(THF)3], misalnya [Ca(OC6H2-2,6-tBu2-4-Me)2(THF)3].
Beberapa spesi dengan nukliritas tinggi yang menarik juga telah diisolasi, termasuk
[Ba4(µ4-O)(µ-OC6H2(CH2NMe2)3-2,4,6)6], terbentuk dari memperlakukan BaI2 dengan
K[OC6H2(CH2NMe2)3-2,4,6] dalam THF, dan
[Ca9(OCH2CH2OMe)18(HOCH2CH2OMe)2] (Fig. 12.11b), dihasilkan dari mereaksikan
logam Ca dengan 2-methoxyethanol dalam hexane.

2.11 Kesadahan Air


Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral yang terdapat di dalam air umumnya
mengandung ion 𝐶𝑎2+ dan 𝑀𝑔2+ . Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga
bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Kesadahan air ini
dapat dilihat pada air ketika sedang mencuci, karena sebenarnya air sadah sendiri adalah air biasa
yang sering digunakan sehari-hari. Dari air tersebut kita akan menemukan dua jenis air:

28
2.11.1 Air Lunak
Jika busa sabun yang dihasilkan pada air itu cukup banyak maka air tersebut termasuk air
lunak. Air lunak adalah air yang mengandung kadar mineral yang rendah. Penentuan air ini
dilihat dari jumlah busa sabun yang dihasilkan.

2.11.2 Air Sadah (hard water)


Jika busa sabun yang dihasilkan pada air itu sangat sedikit atau bahkan tidak
menghasilkan sabun sama sekali maka air tersebut merupakan air sadah. Air sadah ini adalah air
yang mengandung kadar mineral yang sangat tinggi. Biasanya secara fisik terlihat air tampak
keruh. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari 𝐶𝑎𝐶𝑂3. Air
sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan (scum) yang sukar dihilangkan.Air
sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (n 𝐶𝑎2+
atau 𝑀𝑔2+ ), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. Air Sadah Sementara, yaitu air yang
mengandung garam hidrogen karbonat (𝐶𝑎(𝐻𝐶𝑂3 )2 ) dan (𝑀𝑔(𝐻𝐶𝑂3 )2 ). Senyawa Kalsium
Karbonat dan Magnesium Karbonat dari batu kapur dan dolomite dapat larut menjadi senyawa
Bikarbonat karena adanya gas karbondioksida di udara.

CaCO3 (s) + 2H2 O(l) + CO2 (g) → Ca(HCO3 )2

Air Sadah Tetap, yaitu air yang mengandung garam selain garam hidrogen karbonat,
seperti garam sulfat (𝐶𝑎𝑆𝑂4 , 𝑀𝑔𝑆𝑂4) dan garam klorida (𝐶𝑎𝐶𝑙2, 𝑀𝑔𝐶𝑙2 ). Air sadah tetap tidak
dapat dihilangkan dengan pemanasan, tetapi harus ditambahkan Natrium Karbonat (soda)

𝑀𝑔𝐶𝑙2 (𝑎𝑞) + 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 (𝑎𝑞) → 𝑀𝑔𝐶𝑂3 (𝑠) + 2𝑁𝑎𝐶𝑙

Air sadah kurang baik apabila digunakan untuk mencuci dengan menggunakan
sabun𝑁𝑎𝐶𝑙17 𝐻35 𝐶𝑂𝑂. Hal ini disebabkan karena ion 𝐶𝑎2+ atau 𝑀𝑔2+ dalam air sadah dapat
mengendapkan sabun sehingga membentuk endapan berminyak yang terapung dipermukaan air.
Dengan demikian, sabun hanya sedikit membuih dan daya pembersih sabun berkurang.

2𝑁𝑎𝐶𝑙17 𝐻35 𝐶𝑂𝑂 (𝑎𝑞) + 𝐶𝑎2+ → 𝐶𝑎(𝐶17 𝐻35 𝐶𝑂𝑂)2

Walaupun tidak berbahaya, air sadah dapat menimbulkan kerugian, diantaranya :


 Kesadahan Air dapat menurunkan efisiensi dari deterjen dan sabun.

29
 Kesadahan Air dapat menyebabkan noda pada bahan pecah belah dan bahan flat.
 Kesadahan Air dapat menyebabkan bahan linen berubah pucat.
 Mineral Kesadahan Air dapat menyumbat semburan pembilas dan saluran air.
 Residu Kesadahan Air dapat melapisi elemen pemanas dan menurunkan efisiensi panas.
 Kesadahan Air dapat menciptakan buih logam pada kamar mandi shower dan bathtubs.

2.11.3 Menghilangkan Kesadahan


Pemanasan. Pemanasan dapat menghilangkan kesadahan sementara. Pada suhu tinggi,
garam hidrogen karbonat 𝐶𝑎(𝐻𝐶𝑂3 )2 akan terutarai, sehingga ion 𝐶𝑎2+ akan mengendap
sebagai 𝐶𝑎𝐶𝑂3

𝐶𝑎(𝐻𝐶𝑂3 )2 (aq) → 𝐶𝑎𝐶𝑂3(s) + 𝐶𝑂2(g) + 𝐻2 𝑂 (𝑙)

Penambahan ion karbonat. Soda (𝑁𝑎𝐶𝑂3). 10𝐻2 𝑂 yang ditambahkan dalam air sadah
dapat mengendapkan ion 𝐶𝑎2+ menjadi endapan 𝐶𝑎𝐶𝑂3.

(𝑁𝑎𝐶𝑂3). 10𝐻2 𝑂 (s) → 2𝑁𝑎 + + 𝐶𝑂3 2− + 10𝐻2 𝑂 aq)

𝐶𝑎𝐶𝑙2 → 𝐶𝑎2+ (𝑎𝑞) + 2𝐶𝑙 − (𝑎𝑞)

(𝑁𝑎𝐶𝑂3 ). 10𝐻2 𝑂 (s) + 𝐶𝑎𝐶𝑙2 → 2NaCl + 𝐶𝑎𝐶𝑂3 + 10𝐻2 𝑂 aq)

Menggunakan zat pelunak air. Natrium Heksametafosfat 𝑁𝑎2 [𝑁𝑎4 (𝑃𝑂3 )6 ] dapat
digunakan untuk menghilangkan air sadah yang mengandung ion 𝐶𝑎2+ atau 𝑀𝑔2+ . Kedua ion
ini akan diubah menjadi ion kompleks yang mudah larut, sehingga tidak dapat bergabung dengan
ion dari sabun.

𝑁𝑎2 [𝑁𝑎4 (𝑃𝑂3 )6 ] (s)→ 2𝑁𝑎 + (aq) + 𝑁𝑎2 [𝑁𝑎4 (𝑃𝑂3 )6 ] 2−aq)

𝐶𝑎𝐶𝑙2 → 𝐶𝑎2+ (𝑎𝑞) + 2𝐶𝑙 − (𝑎𝑞)

𝑁𝑎2 [𝑁𝑎4 (𝑃𝑂3 )6 ] + 𝐶𝑎𝐶𝑙2 → 2NaCl + Ca[𝑁𝑎4 (𝑃𝑂3 )6 ]

Menggunakan resin penukar ion. Resin berfungsi mengikat semua kation atau anion yang
ada di dalam air sadah.

30
2.12 Perbedaan Logam Alkali dan Alkali Tanah
 Logam alkali tanah lebih keras dari alkali karena memiliki dua elektron valensi.
 Kerapatannya lebih tinggi, titik lebur lebih tinggi.
 Berbilangan oksidasi +2 (bandingkan data energi bebas untuk reaksi logam kalsium
dengan asam menghasilkan 𝐶𝑎+ dan 𝐶𝑎2+ ) walaupun energi ionisasi kedua untuk
ion alkali tanah lebih tinggi dari yang pertama.
 Kelarutan dalam air relatif lebih sukar, khususnya yang memiliki anion berbilangan
oksidasi -2.

2.13 Hubungan diagonal antara Li dan Mg, serta antara Be dan Al


Kita ingat bahwa sifat dari Li dan senyawanya biasanya dipertimbangkan menjadi
penyimpangan ketika dibandingkan dengan logam-logam golongan 1, dan bahwa sebuah
hubungan diagonal terjadi antara Li dan Mg. Pada bagian ini, kami memikirkan hubungan ini
secara detail dan juga mendeskripsikan sebuah hubungan diagonal yang sama antara Be dan Al.
posisi dari Li, Be, Mg, dan Al dalam table periodic ditunjukkan di bawah ini:

Table 12.3 mendaftarkan sifat fisik yang terpilih dari tiga unsur pertama pada golongan 1,
2, dan 13. Dari perbandingan sifat Li dengan Na dan K, atau Li dengan Mg, terlihat bahwa Li
lebih dekat menyerupai Mg daripada dengan anggota golongan 1 setelahnya. Perbandingna yang
sama antara Be, Mg, Ca, dan Al membawa kesimpulan bahwa sifat fisik dari Be yang terdapat
pada Table 12.3 menyerupai Al lebih daripada logam-logam golongan 2 setelahnya. Ion Li2+
kecil dan terpolarisasi tinggi, dan hasilnya dalam tingkat dari kovalensi dalam beberapa
senyawanya. Beranjak dari Li2+ ke Be2+, jari-jari ion menurun, saat golongan 2 semakin ke
bawah dari Be2+ ke Mg2+ jari-jari ion meningkat. Hasil bersihnya bahwa ukuran Li+ dan Mg2+
sama, dan kami mengamati pola yang sama dalam kelakuan antara lithium and magnesium

31
meskipun faktanya bahwa mereka berada di golongan yang berbeda. Hubungan diagonal yang
ada antara Li+ dan Mg2+ juga teramati antara Be2+ dan Al3+ serta antara Na+ dan ion Y3+.

2.13.1 Litium dan Magnesium


Beberapa sifat kimia dari Li yang membuatnya terhubung secara diagonal pada Mg
daripada terhubung secara vertical pada logam alkali lainnya:
 Litium segera tercampur dengan N2 untuk meghasilkan nitride, Li3N, Mg bereaksi
dengan N2 menghasilkan Mg3N2.
 Litium bercampur dengan O2 menghasilkan oksida Li2O daripada peroksida atau
superoksida;Mg membentuk MgO. Peroksida dari kedua logam dapat terbentuk dari
mereaksikan LiOH atau Mg(OH)2 dengan H2O2.
 Litium dan magnesium karbonat segera terurai pada pemanasan masing-masing
menghasilkan Li2O dan CO2, serta MgO dan CO2;semakin ke bawah dalam satu
golongan, karbonat dari Logam-logam golongan 1 meningkat kestabilannya berkenaan
pada dekomposisi termal.
 Litium nitrat dan magnesium nitrat terurai pada pemanasan mengacu pada eqs. 12.33 and
12.34, dimana NaNO3 dan nitrat logam alkali setelahnya terurai mengacu pada eq.
12.35.

32
 Ion-ion Li+ dan Mg2+ lebih terhidrasi secara kuat dalam larutan berair daripada ion-ion
logam golongan 1 dan 2 lainnya.
 LiF dan MgF2 larut dengan sedikit dalam air, florida golongan 1 lainnya larut.
 LiOH lebih sedikit larut dalam air daripada hidroksida logam alkali; Mg(OH)2 sedikit
larut.
 LiClO4 lebih bnayak larut dalam air daripada perkolorat logam alkali lainnya; Mg(ClO4)2
dan perklorat logam golongan 2 sangat mudah larut.

2.13.2 Beryllium and aluminium


Mewakili sifat kimia dari Be yang membuatnya terhubung secara diagonal dengan Al
daripada terhubung secara vertical dengan anggota logam golongan 2 lainnya:
 Ion Be2+ terhidrasi dalam larutan berair, membentuk [Be(OH2)4]2+ dimana pusat Be2+
secara signifikan mempolarisasikan ikatan polar O – H yang sudah ada, menyebabkan
hilangnya H+ (see eq. 12.31); nilai pKa 5.4 untuk [Be(OH2)4]2+ dekat pada nilai pKa
[Al(OH2)6]3+ (pKa = 5.0) yang mengandung ion Al3+ yang terpolarisasi dengan tinggi.
 Be and Al keduanya bereaksi dengan larutan alkali, membebaskan H2; Mg tidak bereaksi
dengan larutan alkali
 Be(OH)2 and Al(OH)3 bersifat amfoter, bereaksi dengan asam dan basa (see eqs. 12.25
and 12.26 for reactions of Be(OH)2, and eqs. 7.41 and 7.42 for Al(OH)3); hidroksida dari
logam golongan 2 lainnya bersifat basa.

33
 BeCl2 dan AlCl3 mengeluarkan asap pada udara lembab, bereaksi menghasilkan HCl.
 Baik Be and Al membentuk kompleks halida, oleh karena itu kemampuan kloridanya
berperan sebagai katalis Friedel–Crafts.

2.14 Kegunaan Alkali Tanah


Adapun manfaat dan kegunaan logam alkali tanah dalam kehidupan yaitu:
2.14.1 Berilium (Be)
a. Berilium digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat, akan tetapi bermassa
lebih ringan. Biasanya paduan ini digunakan pada kemudi pesawat Zet
b. Berilium digunakan untuk mengontrol reaksi fisi pada reaktor nuklir
c. Campuran berilium dan tembaga banyak dipakai pada alat listrik, maka berilium
sangat penting sebagai komponen televisi.
d. Berilium digunakan sebagai agen alloy (campuran) di dalam pembuatan tembaga
berilium. (Be dapat menyerap panas yang banyak). Campuran tembaga-berilium
digunakan dalam berbagai kegunaan karena konduktivitas listrik dan konduktivitas
panas, kekuatan tinggi dan kekerasan, sifat yang nonmagnetik, dan juga tahan karat
serta tahan fatig (logam). Kegunaan-kegunaan ini termasuk pembuatan: mold,
elektroda pengelasan bintik, pegas, peralatan elektronik tanpa bunga api dan
penyambung listrik.
e. Karena ketegaran, ringan, dan kestabilan dimensi pada jangkauan suhu yang lebar,
campuran tembaga-berilium digunakan dalam industri angkasa-antariksa dan
pertahanan sebagai bahan penstrukturan ringan dalam pesawat berkecepatan tinggi,
peluru berpandu, kapal terbang dan satelit komunikasi.
f. Berilium digunakan pada kaca dari sinar X.
g. Kepingan tipis berilium digunakan bersama pemindaian sinar-X untuk menepis
cahaya tampak dan memperbolehkan hanya sinaran X yang terdeteksi.

34
h. Dalam bidang litografi sinar X, berilium digunakan untuk pembuatan litar
bersepadu mikroskopik.
i. Karena penyerapan panas neutron yang rendah, industri tenaga nuklir menggunakan
logam ini dalam reaktor nuklir sebagai pemantul neutron dan moderator.
j. Berilium oksida sangat berguna dalam berbagai kegunaan yang memerlukan
konduktor panas yang baik, dan kekuatan serta kekerasan yang tinggi, dan juga titik
lebur yang tinggi, seterusnya bertindak sebagai perintang listrik.
k. Campuran berilium pernah pada satu ketika dahulu digunakan dalam lampu
floresens, tetapi penggunaan tersebut tidak dilanjutkan lagi karena pekerja yang
terpapar terancam bahaya beriliosis.

2.14.2 Magnesium (Mg)


a. Magnesium digunakan untuk memberi warna putih terang pada kembang api dan
pada lampu Blitz.
b. Senyawa MgO dapat digunakan untuk melapisi tungku, karena senyawa MgO
memiliki titik leleh yang tinggi.
c. Senyawa Mg(OH)2 digunakan dalam pasta gigi untuk mengurangi asam yang
terdapat di mulut dan mencegah terjadinya kerusakan gigi, sekaligus sebagai
pencegah maag.
d. Mirip dengan berilium yang membuat campuran logam semakin kuat dan ringan
sehingga biasa digunakan pada alat-alat rumah tangga.
e. Membuat logam campur, misalnya paduan Mg dan Al yang sering disebut
magnelium sebagai komponen pesawat terbang, rudal, baik truk dan sebagainya.
f. Melapisi tanur dan pembakaran semen.
g. Untuk menghapus belerang dari besi dan baja.
h. Untuk memperbaiki titanium dalam proses Kroll.
i. Untuk photoengrave piring di industri percetakan.
j. Untuk menggabungkan di alloys, dimana logam ini sangat penting untuk pesawat
dan peluru konstruksi.
k. Dalam bentuk turnings atau kendali, untuk mempersiapkan Grignard reagents, yang
berguna dalam sintesis organik.

35
l. Alloying sebagai agen, meningkatkan mekanis, pemalsuan dan welding
karakteristik aluminium.

2.14.3 Kalsium (Ca)


a. Kalsium digunakan pada obat-obatan, bubuk pengembang kue dan plastik.
b. Senyawa CaSO4 digunakan untuk membuat Gips yang berfungsi untuk membalut
tulang yang patah.
c. Senyawa CaCO3 biasa digunakan untuk bahan bangunan seperti komponen semen
dan cat tembok. Selain itu digunakan untuk membuat kapur tulis dan gelas.
d. Kalsium Oksida (CaO) dapat mengikat air pada etanol karena bersifat dehidrator,
dapat juga mengeringkan gas dan mengikat Karbondioksida pada cerobong asap.
e. Ca(OH)2 digunakan sebagai pengatur pH air limbah dan juga sebagai sumber basa
yang harganya relatif murah
f. Kalsium Karbida (CaC2) disebut juga batu karbit merupakan bahan untuk
pembuatan gas asetilena (C2H2) yang digunakan untuk pengelasan.
g. Kalsium banyak terdapat pada susu dan ikan teri yang berfungsi sebagai pembentuk
tulang dan gigi.
h. Untuk mengaktifkan saraf, melancarkan peredaran darah, melenturkan otot,
menormalkan tekanan darah, menyeimbangkan tingkat keasaman darah, menjaga
keseimbangan cairan tubuh, mencegah osteoporosis (keropos tulang ), serta
membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi

2.14.4 Stronsium (Sr)


a. Stronsium dalam senyawa Sr(NO3)2 memberikan warna merah apabila digunakan
untuk bahan kembang api.
b. Stronsium sebagai senyawa karbonat biasa digunakan dalam pembuatan kaca
televisi berwarna dan komputer.
c. Untuk pengoperasian mercusuar yang mengubah energi panas menjadi listrik dalam
baterai nuklir RTG (Radiisotop Thermoelectric Generator).

36
d. Strontium titanat memiliki indeks bias dan penyebaran optikal yang jauh lebih baik
dari pada berlian, membuatnya memiliki banyak kegunaan dalam berbagai jenis
alat-alat optik.
e. Strontium klorida biasanya digunakan dalam pasta gigi untuk gigi sensitif.
f. Strontium oksida terkadang digunakan untuk menambah kualitas lapisan keramik.
g. Strontium ranelat digunakan dalam penyembuhan osteoporosis.

2.14.5 Barium (Ba)


a. BaSO4 digunakan untuk memeriksa saluran pencernaan karena mampu menyerap
sinar X meskipun beracun.
b. BaSO4 digunakan sebagai pewarna pada plastik karena memiliki kerapatan yang
tinggi dan warna terang.
c. Senyawa barium, khususnya barit (BaSO4), memiliki peran yang sangat penting
dalam industri minyak bumi. Barit digunakan dalam pengeboran sumur minyak.
Barit juga digunakan secara ekstensif dalam pembuatan karet.
d. Ba(NO3)2 digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api.
e. Barium karbonat dapat digunakan untuk racun tikus dan juga dapat digunakan
dalam pembuatan batu bata. Berbeda dengan sulfat, karbonat akan melarut di dalam
perut, sehingga menjadi racun bagi tubuh.
f. Barium karbonat digunakan dalam pembuatan kaca. Karena beratnya, barium dapat
meningkatkan indeks bias dan kilau kaca.
g. Barium oksida digunakan untuk melapisi elektroda pada lampu fluoresensi, yang
dapat melepaskan elektron.

2.15.6 Radium (Ra)


a. Dimasa yang lampau Indonesia banyak menggunakan Radium-226 sebagai sumber
radiasi yang dipakai dalam brachyteraphy. Brachyteraphy adalah suatu radioterapi
dengan zat radioaktif sebagai sumber radiasinya. Brachyteraphy dilakukan dengan
cara penyinaran pada jarak sangat dekat bahkan pada kondisi tertentu sumber
radiasi dimasukkan kedalam tubuh pasien. Biasanya digunakan untuk terapi kanker
leher rahim.

37
b. Untuk keperluan medis, radium yang digunakan mempunyai aktivitas maksimum 4
GBq (100 mg) dengan aktivitas rata-rata sumber sekitar 200 MBq (5,6 mg) untuk
yang berbentuk jarum dan sekitar 260 MBq (7 mg) untuk yang berbentuk kapsul.
Sedangkan untuk pemakaian non medis, radium digunakan dalam aktivitas yang
lebih tinggi, misalnya sumber nuetron Ra-Be mempunyai aktivitas sekitar 20 GBq
(5000 mg) dan pemakaian lainnya sekitar 40 GBq (1000 mg).
c. Selain dalam bidang kedokteran, Radium-226 juga dimanfaatkan sebagai penangkal
petir. Di negara maju sudah sejak sekitar tahun 1960-an pemakaian Ra-226 baik
dalam bidang kedokteran maupun dalam penangkal petir sudah dihentikan, namun
demikian di beberapa negara lain sumber Ra-226 hingga saat ini masih ada dengan
pemakaian yang sudah mulai berkurang.

38
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Kata alkali ini menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali tanah dalah
membentuk basa.
 Unsur pada golongan IIA ini memiliki sifat yakni suatu reduktor, pembentuk basa, dan
mempunyai warna nyala yang indah, sehingga digunakan sebagai kembang api.
 Logam alkali tanah di alam tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan dalam keadaan
terikat dalam bentuk senyawanya.
 Titik leleh dan titik didih lebih tinggi, lebih keras, lebih kuat dan lebih padat. Hal ini
disebabkan karena terdapat dua delokalisas elektron per ion dalam kristal yang
memberikan gaya elektronik lebih besar dengan muatan ion . M2+ yang lebih tinggi.
 Sifat kimia sangat mirip misalnya dalam pembentukan senyawa ionik tetapi berbeda
dalam rumus dan reaktivitas lebih rendah karena energi ionisasi (IE) pertama lebih tinggi
dan terdapatnya energi ionisasi kedua membentuk ion M2+ yang stabil.
 Bilangan oksidasi senyawa selalu +2 di dalam senyawa.
 Pada umumnya makin ke bawah dalam satu golongan nomor atom cenderung makin
meningkat.
 Energi Ionisasi pertama atau kedua menurun
 Karena jari-jari atom makin besar akibat adanya ekstra kulit yang terisi. Elektron terluar
sangat jauh dari inti sehinga tertarik lemah oleh inti sehingga lebih sedikit energi yang
diperlukan untuk melepaskannya.
 Potensial energi selalu meningkat dengan urutan . … ke 3 > 2 > 1, karena muatan inti
yang sama menarik sedikit elektron yang rata-rata lebih dekat dengan inti. TETAPI
dengan catatan IE ke 2 untuk golongan 1, IE ke 3 untuk golongan 2 menunjukkan
menunjukkan peningkatan yang luar biasa dibandingkan IE sebelumnya.

39
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, Albert. Wilkinson, Geofrey. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas Indonesia.
Housecraft, E. Catherine. 2012. Inorganic Chemistry Fourth Edition. England: Pearson
Education Limited
Keenan. Kleinferter. Wood. 1993. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Syukri,S. 2000. Kimia Dasar Jilid 2.Bandung : Penerbit ITB.

40

Anda mungkin juga menyukai