Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Logam Alkali
Dosen Pengampu: Mukhtar Haris, S. Pd., M. Si

Disusun oleh :
Baiq Laili Nisfi Siami Masruri (E1M021022)
Baiq Ratna Widari (E1M021023)
Dini Sudianti (E1M021065)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Logam Alkali” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Kimia Anorganik II. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman maka penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kesempuraan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Mataram, 15 Februari 2023

Penulis

i
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar ....................................................................................................................
Daftar isi .............................................................................................................................
BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II: Pembahasan
A. Keberadaan Logam Alkali di Alam ......................................................................... 2
B. Sifat Fisika dan Sifat Kimia Logam Alkali............................................................... 3
C. Pembuatan Logam Alkali ........................................................................................ 5
D. Kegunaan Logam Alkali .......................................................................................... 8
E. Senyawa-Senyawa Penting Logam Alkali ................................................................ 9
BAB III: Penutup
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................... 10
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Logam alkali merupakan unsur-unsur kimia logam golongan 1 dalam table periodik.
Logam golongan ini terdiri dari litium(Li), natrium(Na), kalium(K), rubidium(Rb),
sesium(Cs), dan fransium(Fr). Penamaaan alkali pada logam ini disebabkan oleh
reaksinya dengan air membentuk alkali atau basa kuat. Di alam, kebanyakan logam
alkali yang ditemukan ialah logam natrium dan kalium, kedua logam ini memiliki
fungsi yang sangat banyak dalam bentuk pernsenyawaannya dengan unsur lain. Logam
seperti litium, rubidium dan cesium tidak banyak melimpah dan hanya memiliki
beberapa fungsi saja. Sedangkan logam fransium biasanya cepat meluruh dan sangat
radioaktif karenya tidak banyak ditemukan dan dimanfaatkan. Logam alkali sangat
reaktif dengan air menghasilkan basa dan gas hydrogen yang menimbulkan ledakan
sama seperti reaksi alkali dengan halogen yang membentuk garam halide.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana keberadaan logam alkali di alam?
2. Bagaimana sifat fisika dan kimia dari logam alkali?
3. Bagaimana cara membuat logam alkali?
4. Apa kegunaan logam alkali?
5. Apa senyawa penting logam alkali?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui keberadaan logam alkali di alam.
2. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia logam alkali.
3. Untuk mengetahui cara pembuatan logam alkali.
4. Untuk mengetahui kegunaan logam alkali.
5. Untuk mengetahui senyawa penting logam alkali.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keberadaan Logam Alkali di Alam


Sumber utama logam alkali adalah air laut. Air laut merupakan larutan garam-
garam alkali dan alkali tanah dengan NaCl sebagai zat terlarut utamanya. Jika air laut
diuapkan, garam-garam yang terlarut akan membentuk kristal. Selain air laut, sumber
utama logam natrium dan kalium adalah deposit mineral yang ditambang dari dalam
tanah, seperti halit (NaCl), silvit (KCl), dan karnalit (KCl.MgCl.H 2O). Mineral-mineral
ini banyak ditemukan di berbagai belahan bumi.
Unsur Sumber Utama
Litium Spodumen, LiAl(Si2O6)
Natrium NaCl
Kalium KCl
Rubidium Lepidolit, Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3
Cesium Pollusit, Cs4Al4Si9O26.H2O

Pembentukan mineral Logam Alkali tersebut melalui proses yang lama.


Mineral Logam Alkali berasal dari air laut yang menguap dan garam-garam terlarut
mengendap sebagai mineral. Kemudian, secara perlahan mineral Logam Alkali tersebut
tertimbun oleh debu dan tanah sehingga banyak ditemukan tidak jauh dari pantai.
Logam alkali lain diperoleh dari mineral aluminosilikat. Litium terdapat dalam bentuk
spodumen, LiAl(SiO3)2. Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit. Cesium diperoleh
dari pollusit yang sangat jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium bersifat radioaktif.
Keberadaan Logam Alkali di Bumi
 Na, K terdapat dalam jumlah yang cukup banyak di air laut , kerak bumi, dan
komponen dari tumbuh-tumbuhan.
 Li, Rb, Cs terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit di air laut dan kerak bumi.
 Fr jarang ditemukan karena merupakan hasil peluruhan bahan radioaktif 227Ac
dengan waktu 21 menit.
Keberadaan di alam
Senyawa-senyawa alkali yang paling banyak terdapat di alam adalah senyawa
natrium dan kalium. Unsur alkali yang paling sedikit dijumpai adalah fransium, sebab
unsur ini bersifat radioaktif dengan waktu 21 menit, sehingga mudah berubah menjadi
unsur lain.
Natrium terutama didapatkan pada air laut dalam bentuk garam NaCl yang
terlarut. Konsentrasi ion Na+ pada air laut adalah 0,47 molar. NaCl kita temui juga
dibeberapa daerah sebagai mineral pada halit (batu karang NaCl). Selain berupa NaCl,
natrium tersebar di kulit bumi sebagai natron (Na2CO3.10H2O), kriolit (Na3AlF6),
senyawa chili (NaNO3), albit (Na2).Al2O3.3SiO2) dan boraks (Na2B4O7.10H2O).

2
Kalium terdapat dikulit bumi sebagai mineral silvit (KCl), karnalit
(KCl.MgCl2.6H2O), senyawa (KNO3), dan feldspar (K2O.Al2O3.3SiO2). Dalam
tumbuh-tumbuhan, kalium banyak terkandung sebagai garam oksalat dan tatrat.
Natrium dan kalium ikut berperan dalam metabolisme pada tubuh makhluk hidup. Pada
tubuh manusia dan hewan, ion-ion Na+ dan K+ berperan dalam menghantarkan
konduksi saraf, serta dalam memelihara keseimbangan osmosis dan pH darah. Pada
tumbuh-tumbuhan, ion K+ jauh lebih penting dari pada ion Na+, sebab ion
K+ merupakan zat esensial untuk pertumbuhan.
Adapun logam-logam alkali lainnya sedikit dijumpai di alam. Jumlah litium
relatif lebih banyak daripada sesium dan rubidium.
B. Sifat Fisika dan Sifat Kimia Logam Alkali
1. Sifat Fisika
Kecenderungan periodik unsur-unsur golongan 1 dan 2 memenuhi untuk
berbagai sifat kimia dan fisika, unsur-unsur tersebut mentaati model-model teoritis
yang telah dikembangkan lebih baik daripada unsur-unsur dari kelompok lain.
Atom-atom unsur alkali mempunyai jari-jari atom terbesar dibandingkan
atom lain yang terletak dalam satu periode, besarnya jari-jari atom tersebut akan
menyebabkan rendahnya berat jenis unsur-unsur tersebut. Jika atom unsur alkali
melepaskan electron terluarnya akan terbentuk muatan positif, muatan positif inti
dalam ion alkali akan menjadi lebih besar dari muatan negative elektronnya
sehingga tarikan inti menjadi lebih efektif oleh karenanya jari-jari ion yang
terbentuk menjadi lebih kecil dibandingkan jari-jari atomnya. Dari Li hingga Fr
berturut-turut ukuran atomnya semakin besar sebagai akibat dari makin
bertambahnya bilangan kuantum utama maka akan bertambah pula lintasan
electron dalam atom tersebut.
Sesuai dengan besarnya jari-jari atom, unsur alkali lebih mudah melepaskan
electron tterluarnya untuk membentuk ion positif dibandingkan dengan atom unsur
lain yang terletakdalam satu perioda dan dari Li ke Fr karena ukurannya semakin
besar maka makin mudah melepaskan electron terluarnya sehingga besarnya
potensial ionisasi dari Li ke Fr semakin menurun. Unsur alkali dapat memancarkan
elektronnya bila dikenai radiasi cahaya sehingga lithium sering digunakan sebagai
sel fotolistrik.
Semua ion unsur alkali mempunyai konfigurasi electron gas mulia yakni
semua elektronnya berpasangan sehingga bersifat diamagnetic dan tak berwarna,
hal ini dapat ditunjukkan oleh fakta bahwa asemua senyawa alkali berwarna putih,
kecuali senyawanya dengan radikal asam seperti kromat dan permanganat.
Elektronegatifitas unsur-unsur alkali lebih rendah dari unsur-unsur lain
yang terletak dalam satu periode dan dari Li ke Fr elektronegatifitasnya semakin
menurun sehingga bila logam alkali membentuk ikatan dengan unsur lain yang
elektro-negatifitasnya jauh lebih tinggi akan terbentuk senyawa ionik.
Titik lebur dan titik leleh unsur-unsur alkali relative sangat rendah dan
semakin menurun dengan meningkatnya ukuran atom, (hal ini sesuai dengan sifat
logam alkali yang lunak) kecuali litium yang mempunyai titik lebur yang berbeda
dibandingkan unsur alkali yang lain, beberapa sifat fisik pada table berikut:

3
Unsur R logam EI.I EI.II MP BP E0red
(A0) kJmol-1 kJmol-1 x 0
C 0
C (V)
10-3
Li 1,52 520,1 7,2964 180,5 1326 -3,02
Na 1,86 495,7 4,563 97,8 883 -2.71
K 2,27 418,7 3,069 63,7 756 -2,92
Rb 2,48 402,9 2,640 38,98 688 -2,99
Cs 2,65 375,6 2,26 28,59 690 -3,02
Fr
2. Sifat-sifat Kimia Unsur Alkali
Logam-logam golongan 1 adalah diatomic dalam keadaan uap dengan orde ikatam
1,0. Energi dissosiasi berkurang secara teratur dari untuk unsur-unsur satu golongan
dari atas ke bawah, hal ini disebabkan karena efek ukuran, bertambah besarnya
ukuran menyebabkan berkurangnya overlap orbital dan akan melemahkan ikatan.
a. Tetapan Hidrolisis
Tingkat hidrolisis ion logam berkurang dengan meningkatnya nomer atom
untuk unsur-unsur satu golongan, hal ini dikarenakan pengaruh rasio muatan
terhadap ukuran (rapat muatan) dari kation, makin besar rapat muatan suatu
kation akan makin besar kemampuannya untuk mengikat air.
b. Reaktifitas relative
Semua logam bebas dari unsur golongan 1 reaktif terhadap reaktan
kimia kecuali N2, reaktifitasnya dan meningkat dengan berkurangnya harga
potensial ionisasi unsur-unsur tersebut.
Logam-logam bebas bereaksi cepat dengn udara membentuk oksida-
oksida (atau nitride untuk litium). Oksida yang dihasilkan bermacam-macam.
2Li + O2 (udara) Li2O(monoksida) + Li2O2 sedikit atau O2 1 atm
2Na + O2 (udara)  Na2O  Na2O2 (peroksida).
Litium dengan gas N2 akan bereaksi membentuk nitride litium kristal
yang berwarna merah-ruby, pada 25 0C reaksinya berjalan lambat tetapi reaksi
cukup cepat pada 400 0C, karenanya litium dapat digunakan untuk
menghilangkan nitrogen dari gas-gas yang lain.
Logam bebas bila direaksikan dengan air akan menghasilkan gas H2
dengan reaksi sebagai berikut:
M + H2O  MOH + H2 (g)
Litium bereaksi sangat lambat dengan air pada suhu kamar, natrium
(Na) bila dimasukkan dalam air akan terdengar bunyi desis pada permukaan
airnya, hal ini terjadi karena timbulnya gas H2 sedangkan reaksi kalium (K)
dengan air akan menimbulkan panas yang cukup karena gas H2 yang terbentuk
tiba-tiba menyala, sementara untuk Rb dan Cs gas yang terbentuk teroksidasi
seketika. Basa M(OH) yang terbentuk yang terbentuk mudah larut dalam air
kecuali Li(OH).
Litium atau natrium dengna karbon dapat bereaksi membentuk asetilida-
asetelida Li2 C2, dan Na2C2 sedangkan logam alkali yang lebih berat juga dapat
bereaski dengan karbon tetapi menghasilkan senyawa intersisial yang non
stoikiometris.

4
Hidrida litium dapat bereaksi dengan aluminium klorida dalam medium
eter membentuk litium aluminium klorida yang merupakan reduktor yang
banyak digunakan dalam reaksi-reaksi organik.
C. Pembuatan Logam Alkali
elektrolisis. Garam-garam halida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, oleh
karena itu umumnya ditambahkan garam halida yang lain untuk menurunkan titik lebur
garam halidanya.
1. Elektrolisis Litium
Sumber logam litium adalah spodumene (LiAl(SO) 3). Spodumene dipanaskan
pada suhu 1000C kemudian ditambah H2SO4 pekat panas sehingga diperoleh
Li2SO4. Campuran yang terbentuk dilarutkan ke dalam air. Larutan Li2SO4 ini
kemudian direaksikan dengan Na2CO3. Dari reaksi ini terbentuk endapan Li2 CO3.
Li  2SO4(aq) + Na2CO3(aq) ―→ Li2CO3(s) + Na2SO4(aq)
Setelah dilakukan pemisahan Li2 CO3 yang diperoleh direaksikan dengan HCl
sehingga diperoleh garam LiCl.
Li2CO3(s) + 2HCl(aq) ―→ 2LiCl + H2O + CO2
Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis
litium. Namun karena titik lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C maka
ditambahkan KCl dengan perbandingan volume 55% LiCl dan 45% KCl.
Penambahan KCl ini bertujuan untuk menurunkan titik lebur LiCl menjadi 430 ºC.
Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis Li adalah sebagai berikut
Katoda : Li+ + e- ―→ Li
Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e-
Selama elektrolisis berlangsung ion Li+ dari leburan garam klorida akan
bergerak menuju katoda. Ketika tiba dikatoda ion-ion litium akan mengalami reaksi
reduksi menjadi padatan Li yang menempel pada permukaan katoda. Padatan yang
terbentuk dapat diambil secara periodik, dicuci kemudian digunakan untuk proses
selanjutnya sesuai keperluan. Sedangkan ion Cl‾ akan bergerak menuju anoda yang
kemudian direduksi menjadi gas Cl2.
2. Elektrolisis Natrium
Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan menambahkan
CaCl2 menggunakan proses downs cell. Penambahan CaCl2 bertujuan menurunkan
titih leleh NaCl dari 801ºC menjadi 580 ºC. Proses ini dilakukan dalam sel silinder
meggunakan anoda dari grafit dan katoda dari besi atau tembaga. Selama proses
elektrolisis berlangsung, ion-ion Na+bergerak menuju katoda kemudian

5
mengendap dan menempel pada katoda, sedangkan ion Cl‾ memebntuk gas Cl2 pada
anoda. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis natrium dari lelehan NaCl:
Peleburan NaCl ―→ Na+ + Cl‾
Katoda : Na+ + e- ―→ Na
Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e-
Reaksi elektrolisis: Na+ + Cl‾―→ Na + Cl2
3. Metode Reduksi
Kalium, rubidium, dan sesium tidak dapat diperoleh dengan proses elektrolis
karena logam-logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam
larutan garam yang digunakan. Oleh sebab itu untuk memperoleh Kalium,
rubidium, dan sesium dilakukan melalui metode reduksi.
Proses yang dilakukan untuk memperoleh ketiga logam ini serupa yaitu dengan
mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium.
Na + LCl ―→ L + NaCl (L= kalium, rubidium dan sesium)
Dari reaksi di atas L dalam bentuk gas yang dialirkan keluar. Gas yang keluar
kemudian dipadatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu sehingga terbentuk
padatan logam L. Karena jumlah produk berkurang maka reaksi akan bergeser ke
arah produk. Demikian seterusnya hingga semua logam L habis bereaksi.
1) Litium (Li)
Sumber logam litium adalah spodumene (LiAl(SO) 3). Spodumene
dipanaskan pada suhu 1000C kemudian ditambah H2SO4 pekat panas sehingga
diperoleh Li2SO4. Campuran yang terbentuk dilarutkan ke dalam air. Larutan
Li2SO4 ini kemudian direaksikan dengan Na2CO3. Dari reaksi ini terbentuk
endapan Li2CO3.
Li2SO4(aq) + Na2CO3(aq) ―→ Li2CO3(s) + Na2SO4(aq)
Setelah dilakukan pemisahan Li2CO3 yang diperoleh direaksikan dengan
HCl sehingga diperoleh garam LiCl.

Li2CO3(s) + 2HCl(aq) ―→ 2LiCl + H2O + CO2

Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis
litium. Namun karena titik lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600°C maka
ditambahkan KCl dengan perbandingan volume 55% LiCl dan 45% KCl.
Penambahan KCl ini bertujuan untuk menurunkan titik lebur LiCl menjadi 430
ºC. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis Li adalah sebagai berikut:

6
Katoda : Li+ + e- ―→ Li

Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e-

Selama elektrolisis berlangsung ion Li+ dari leburan garam klorida akan
bergerak menuju katoda. Ketika tiba dikatoda ion-ion litium akan mengalami
reaksi reduksi menjadi padatan Li yang menempel pada permukaan katoda.
Padatan yang terbentuk dapat diambil secara periodik, dicuci kemudian
digunakan untuk proses selanjutnya sesuai keperluan. Sedangkan ion Cl‾ akan
bergerak menuju anoda yang kemudian direduksi menjadi gas Cl2.

2) Natrium (Na)

Natrium dibuat dari elektrolisis lelehan natrium klorida (NaCl) yang


dicampur dengan kalsium klorida (CaCl2). CaCl2 berfungsi untuk menurunkan
titik leleh NaCl. Lelehan natrium klorida (NaCl) akan dielektrolisis
menggunakan Sel Downs. Maka, reaksi yang berlangsung adalah sebagai
berikut:

Katode : 2Na+ + 2e- → 2Na


Anode : 2Cl- → Cl2 + 2e-
2Na+ + 2Cl- → 2Na + Cl2
 Cara Pembuatan Senyawa Natrium:
 Pembuatan Na2CO3:
Na2CO3 dibuat dengan melalui proses Solvay. Metode pembuatan
Na2CO3 dikembangkan sejak 1838–1922 oleh Ernest Solvay dari
Belgia dengan batu kapur CaCO3 sebagai bahan bakunya.
 Pembuatan NaCl :
NaCl (natrium klorida) dibuat dari air laut atau garam batu
 Pembuatan NaOH:
NaOH dibuat dengan elektrolisis larutan NaCl

Maka, reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut:

Katode : 2H2O + 2e- → 2OH- + H2(g)


Anode : 2Cl- → Cl2 + 2e-
2H2O(l) + 2Cl-(aq)→ 2OH- (aq) + H2(g) + Cl2 (g)
3) Kalium (K)

7
Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui proses
elektrolisis hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk memproduksi
kalium dari senyawa-senyawa kalium dengan CaC2, C, Si, atau Na. Pembuatan
Logam Kalium ( K ) :
a) elektrolisis lelehan KOH
b) elektrolisis lelehan KCN
c) reduksi garam kloridanya
d) reduksi KCl dengan natrium
Kalium tidak dibuat dengan metode yang sama seperti natrium karena logam
kalium awalnya dibentuk melalui elektrolisis larutan KCl terlarut dalam garam
yang dilelehkan (Anonimous,2010):
Katoda: K+ + e- → K
Anoda: Cl- → 1/2C2 + e-
Kalium dibuat melalui reaksi logam natrium dengan KCl cair pada 850 °C.
Na(s) + KCl(aq) → K+ NaCl(aq)
4) Rubidium (Rb)
Logam rubidium dapat dibuat dengan cara mereduksi rubidium klorida
dengan kalsium dan dengan beberapa metoda lainnya. Dengan mereduksi
lelehan senyawa RbCl:
Na(s) + RbCl → Rb + NaCl
5) Cesium (Cs)
Dalam laboratorium cesium dapat dibuat melalui proses elektrolisis ekstrak
mineral dalam bentuk sianida (cianyde) atau melalui pemanasan hidroksida atau
karbonat magnesium atau aluminium. Dengan mereduksi lelehan senyawa CsCl:
Na + CsCl → Cs + NaCl
6) Fransium (Fr)
Fransium merupakan unsur logam alkali yang bersifat radioaktif. Fransium
dihasilkan ketika unsur radioaktif aktinium meluruh melalui reaksi sebagai

berikut: _89 〖Ac〗^227→_87 〖Fr〗^223+_2 〖He〗^4

D. Kegunaan Logam alkali


Beberapa kegunaan atau manfaat unsur golongan alkali antara lain:
1. NaCl : garam dapur ( garam meja ); pengawet makanan; bahan
baku pembuatan NaOH, Na2CO3, logam Na, dan gas klorin

8
2. Na2CO3 : soda cuci; pelunak kesadahan air; zat pembersih peralatan
rumah tangga; pembuat gelas; industri kertas; sabun; deterjen; minuman botol.
3. NaHCO3 :soda kue; campuran pada minuman dalam botol agar
menghasilkan CO2; bahan pemadam api; obat-obatan; bahan pembuat kue;
sebagai larutan penyangga.
4. NaOCl :zat pengelantang untuk kain.
5. NaNO3 :pupuk; bahan pembuatan senyawa nitrat yang lain.
6. Na2SO4 :garam glauber atau garam inggris; obat pencahar; zat pengering
untuk senyawa organik.
7. KBr :digunakan sebagai obat penenang saraf (sedatif); pembuat plat
fotografi
8. KIO3 :untuk campuran garam dapur
9. K2Cr2O7 :digunakan sebagai zat pengoksidasi
10. NaOH. senyawa alkali NaOH bisa digunakan pada pembuatan sabun, kertas, dan
tekstil.

11. Na-Benzoat. Senyawa Na-benzoat bisa digunakan sebagai pengawet makanan


dalam kaleng.
12. Na-Glutamat. Senyawa alkali Na-glutamat bisa digunakan pada pembuatan
penyedap rasa (vetsin).
13. Na-Salisilat. Senyawa alkali Na-salisilat, dalam bidang farmasi, bisa digunakan
sebagai obat penurun panas.
14. KCI. Senyawa alkali KCI, dalam bidang pertanian, bisa digunakan sebagai
pupuk tanaman.
15. KOH. Senyawa alkali KOH bisa digunakan pada pembuatan sabun mandi.
16. KCIO3. Senyawa alkali KC1O3 bisa digunakan sebagai bahan korek api dan zat
peledak.
17. KIO3. Senyawa alkali KIO3 bisa digunakar sebagai campuran garam dapur,
yakni sebagaj sumber iodin.
E. Senyawa-Senyawa Penting Logam Alkali
Beberapa senyawa-senyawa penting dari logam alkali ialah:
1. Senyawa garam seperti NaCl yang banyak di gunakan sebagai obat pengencer
dahak atau obat kumur. Biasnya garam ini terkandung dalam garam yang
digunakan dalam bahan makanan.
2. Litium stearate (C17H35COOLi) yang biasanya dipakai sebagai pelumas pada
mobil yang bersifat tahan air.
3. LiAlH4 sebuah senyawa anorganik sebagai agen preduksi dalam sintesis organic
khususnya untuk mereduksi ester, asam karboksilat dan amida
4. Rb2CO3 dimanfaatkan dalam beberapa kaca optik, senyawa ini menguatkan
ketahanan kaca dan mengurangi terjadinya konduksi pada kaca
5. Rubidium hidroksida (RbOH) bahan awal untuk sebagaian besar proses kimia
berbasis rubidium
6. Sesium klorida (CsCl) dijadikan sebagai reagen dalam kimia analitis untuk
mengenali ion dari warna dan morfoli endapannya

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logam-logam alkali terdiri dari litium, natrium, kalium, rubidium, sesium dan
fransium. Kelimpahan logam alkali terbatas pada litium, rubidium, sesium, fransium
karena sangat radioaktif, sedangkan natrium dan kalium banyak ditemukan dan
digunakan dalam berbagai fungsi pada persenyawaannya dengan unsur lain. Sifatnya
yang reaktif dengan air membentuk senyawa basa, membentuk garam halide dengan
halogen dan oksida dengan oksigen. Penggunaan logam alkali banyak dimanfaat di
berbagai bidang kehidupan manusia seperti bahan makanan, obat, analitis kimia dan
riset.
B. Saran
Materi logam alkali perlu dipelajari lebih dalam

10
DAFTAR PUSTAKA

Stekom. 2022. Litium Aluminium Hidrida. Diakses dalam website


https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Litium_aluminium_hidrida.

Sriatun, Taslimah dan Suhartana. 2012. Buku Ajar Kimia Unsur. Semarang: Cv. Lestari
Mediakreatif.

Purba, Michael. 2006. KIMIA untuk SMA kelas XII. Jakarta:Penerbit Eirlangga.

Purba, Michael. 2004. KIMIA untuk SMA Kelas XI Semester Ganjil. Jakarta: Penerbit
Eirlangga.

Sugiyarto, Kristian H. Kimia Anorganik II. 2003. Yogyakarta. JICA-IMSTEP.


https://www.academia.edu

11

Anda mungkin juga menyukai