Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kini kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “ UNSUR TRANSISI PERIODE
KEEMPAT”.

Laporan ini merupakan sarana untuk menginformasikan hasil pengamatan


yang telah penulis lakukan dan disusun dengan tujuan membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah
ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan tugas ini di kemudian hari. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan yang
bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
2.1 Landasan Teori .................................................................................................... 2
2.2 Sifat-Sifat Fisis...................................................................................................... 3
2.3 Sifat-Sifat Kimia ................................................................................................... 6
2.4 Proses Pembuatan Unsur .................................................................................... 9
2.5 Kegunaan Unsur ................................................................................................ 11
2.6 Dampak Negatif Pengunaan Unsur .................................................................. 13
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16
LAMPIRAN ................................................................................................................... 16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alam semesta ini kaya akan kandungan unsur-unsur kimia. Unsur-unsur kimia
dapat dikelompokan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam dan gas mulia.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melimpah.sumber unsur-unsur
kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut dan atmosfer baik dalam bentuk unsur
bebas (Pt, Au,C, N2, O2 dan gas-gas mulia), senyawa maupun campurannya.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua
benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia. Tak bisa dipungkiri, selain
memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat
memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sifat fisis unsur-unsur periode ke empat ?


2. Apa sifat kimia unsur-unsur periode ke empat ?
3. Bagaimana Reaksi Unsur Transisi periode empat?
4. Bagaimana proses pembuatan unsur transisi periode empat?
5. Apa saja kegunaan dari unsur golongan transisi ?
6. Apa saja dampak negatif dari penggunaan unsur transisi ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, penulis bertujuan


melakukan suatu pengkajian dan pembahasan tentang :
1. Dapat memahami sifat fisis unsur-unsur periode ke empat.
2. Dapat memahami sifat kimia unsur-unsur periode ke empat.

1.4 Manfaat Penulisan

Agar penulis dan pembaca dapat memahami sifat fisis unsur-unsur periode ke
empat dan memahami sifat kimia unsur-unsur periode ke empat. Jadi pembaca
tidak hanya menggunakan unsur-unsur tersebut saja.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit
3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini
menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang
tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna
ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur
transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium
(Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel
(Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
1. Skandium (Sc) skandium ditemukan dalam berbagai bijih logam, tetapi
keberadaannya di alam jarang ditemukan. Keberadaannya di alam
diperkirakan antara 5 ppm hingga 30 ppm. Contoh senyawa yang
mengandung skandium adalah Sc(OH)3 dan Na3ScF6.
2. Titanium (Ti) merupakan logam ke sembilan terbanyak 0,6 persen kerak
bumi. Titanium di alam dapat ditemukan dalam mineral rutil (TiO2) dan
ilmenit (FeTiO3). Contohnya senyawa yang mengandung unsur Titanium
TiCl4.
3. Vanadium (V) adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit
bumi sekitar 0,02 % massa. Vanadium ditemukan dalam mineral vanadit
(Pb3(VO4)2), patronit (V2S5), dan karnotit (K2(UO2)2(VO4)3H2O). Contoh
senyawa yang mengandung unsur vanadium adalah V2O5 yang digunakan
untuk katalis pada pembuatan asam sulfat.
4. Kromium (Cr), terletak pada golongan VI B periode keempat dan
merupakan salah satu logam yang penting ditemukan sekitar 122 ppm
dalam kerak bumi. Kromonium ditemukan dalam mineral kromit
(FeCr2O4).
5. Mangan (Mn), ditemukan dalam mineral pirolusit (MnO2). Contoh
senyawa yang mengandung unsur mangan adalah KMnO4, yang banyak
digunakan sebagai zat pengoksidasi dalam analisi di labolatorium.
6. Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2%
massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam.
Besi umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti
hematite (Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Logam Besi
bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi
yang terjadi adalah Fe(s) + 2 H+(aq) ——> Fe2+(aq) + H2(g). Larutan
asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+.
Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida
Fe3O4 yang dapat menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi
dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3.
Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O

2
(hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe2+ dapat dengan mudah
teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam
larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III)
adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).
7. Kobalt (Co) di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs2) dan kobaltit
(CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu.
8. Bijih nikel (Ni) di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit
[(Fe,Ni)9S8) dan gernarit(H2(NiMg)SiO4-. 2H2O).
9. Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious
metal). Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu
bijih mineral, seperti Pirit tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3),
kuprit (Cu2O), melakonit (CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2). Semua
senyawa Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali
Cu2O yang berwarna merah), sedangkan semua senyawa Tembaga (II)
bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat yang mengandung
ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang mengandung
Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).
10. Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende
(ZnS), dan calamine (ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit
(ZnO.ZnSiO3.H2O).
Dalam kehidupan sehari-hari,kita sering mendengar kata-kata sepeti
tembaga,besi, emas dan perak. Bagaimana posisi unsur-unsur tersebut dalam tabel
periodik? Unsur-unsur tersebut terletak pada golongan transisi periode ke empat
dan ke lima. Disini kami hanya menjelaskan tentang unsur-unsur transisi periode
ke empat.

2.2 Sifat-Sifat Fisis

Sifat Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Nomor 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
atom
Massa 44,9 47,9 50,9 51,9 54,9 55,8 58,9 58,7 63,5 65,
atom 6 0 4 9 4 5 3 1 4 38
relatif
Jari-jari 1,44 1,32 1,22 1,18 1,17 1,17 1,16 1,15 1,17 1,2
atom (Å) 5
Titik didih 2.83 3.28 3.38 2.67 1.96 2.75 2.87 2.73 2.56 90
(ºC) 1 7 0 2 2 0 0 2 7 7
Titik leleh 1.54 1.66 1.89 1.85 1.24 1.53 1.49 1.45 1.08 42
(ºC) 1 0 0 7 4 5 5 3 3 0
Rapatan 3,0 4,5 6,0 7,2 7,2 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
(g/cm3)
Energi 631 658 650 652 717 759 758 737 745 90
ionisasi 6
(kJ/mol)
Keelektro 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6
negatifan
Kekerasan - - - 9 5 4,5 - - 3 2,5

3
(skala
Mohs)
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada
subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan
IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat
khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik,
warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks.
Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc),
Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt
(Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur
hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu,
ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan
signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode
keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan
unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu
periode
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan
yang lebih besar dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga
kereaktifan unsur transisi tersebut lebih rendah bila dibandingkan Alkali maupun
Alkali Tanah. Sebagian besar unsur transisi periode keempat mudah teroksidasi
(memiliki E°red negatif), kecuali unsur Tembaga yang cenderung mudah tereduksi
(E°Cu = + 0,34 V). Hal ini berarti bahwa secara teoritis, sebagian besar unsur
transisi periode keempat dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl)
menghasilkan gas hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan tetapi, pada
kenyataanya, kebanyakan unsur transisi periode keempat sulit atau bereaksi
lambat dengan larutan asam akibat terbentuknya lapisan oksida yang dapat
menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini terlihat jelas pada unsur Kromium.
Walaupun memiliki potensial standar reduksi negatif, unsur ini sulit bereaksi
dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida (Cr2O3) yang inert. Sifat inilah
yang dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari korosi (perkaratan).
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode
keempat memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing). Akibatnya,
unsur transisi tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar
dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Dengan demikian, ikatan logam
(metallic bonds) yang terjadi pada unsur transisi lebih kuat. Hal ini berdampak
pada titik didih dan titik leleh unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan
unsur logam golongan utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi penguapan
unsur transisi juga jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama.
Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan
oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d dan
4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan elektron pada
subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron pada subkulit 3d
akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur
transisi periode keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi
pada unsur transisi periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s2 3d7).
Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr3+, Mn2+, Fe2+, Fe3+,

4
Cu+, dan Cu2+, sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida,
seperti CrO42-, Cr2O72-, dan MnO4-.

Konfigurasi Elektron Unsur Transisi Periode Keempat

Orbital
Nomor Konfigurasi
Unsur
Atom Elektron
3d 4s

Skandium 
21 (Ar) 3d1 4s2 
(Sc)

Titanium 
22 (Ar) 3d2 4s2 
(Ti)

Vanadium 
23 (Ar) 3d3 4s2 
(V)

Krom (Cr) 24 (Ar) 3d5 4s1  

Mangan 
25 (Ar) 3d5 4s2 
(Mn)

Besi (Fe) 26 (Ar) 3d6 4s2      

Kobalt 
27 (Ar) 3d7 4s2     
(Co)

Nikel (Ni) 28 (Ar) 3d8 4s2      

Tembaga 
29 (Ar) 3d10 4s1     
(Cu)

Seng (Zn) 30 (Ar) 3d10 4s2      

Konfigurasi elektron Cr bukan (Ar) 3d4 4s2 tetapi (Ar) 3d5 4s1. Demikian
halnya dengan konfigurasi elektron Cu bukan (Ar) 3d9 4s2 tetapi (Ar) 3d10 4s1. Hal
ini berkenaan dengan kestabilan orbitalnya, yaitu orbital-orbital d dan s stabil jika
terisi penuh, bahkan 1/2 penuh pun lebih stabil daripada orbital lain.

5
2.3 Sifat-Sifat Kimia
1. Sifat Logam
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam sifat
kimia maupun dalam sifat fisis. Harga energi ionisasi yang relatif rendah (kecuali
seng yang agak tinggi), sehingga mudah membentuk ion positif. Demikian pula,
harga titik didih dan titik lelehnya relatif tinggi (kecuali Zn yang membentuk TD
dan TL relatif rendah). Hal ini disebabkan orbital subkulit d pada unsur transisi
banyak orbital yang kosong atau tersisi tidak penuh. Adanya orbital yang kosong
memungkinkan atom-atom membentuk ikatan kovalen (tidak permanen)
disamping ikatan logam. Orbital subkulit 3d pada seng terisi penuh sehingga titik
lelehnya rendah.
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam. Sifat itu disebabkan
semua unsur transisi memiliki energi ionisasi yang rendah, yaitu kurang dari
1.000 kJ mol-1 dan keelektronegatifannya rendah, yaitu kurang dari 2.

2. Bilangan Oksidasi
Senyawa- senyawa unsur transisi alam ternyata mempunyai bilangan
oksidasi lebih dari satu. Adanya biloks lebih dari satu ini karena mudahnya
melepaskan elektron valensinya. dengan demikian energi ionisasi pertama, kedua
dan seterusnya relatif lebih kecil daripada golongan utama.

NOMOR LAMBANG KONFIGURASI NOMOR


ATOM UNSUR ELEKTRON GOLONGAN
PADA TABEL
PERIODIK
21 Sc 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2 III B

22 Ti 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2 IV B


23 V 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d3 4s2 VB
24 Cr 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1 VI B
25 Mn 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2 VII B
26 Fe 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2 VIII B
27 Co 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2 VIII B
28 Ni 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d8 4s2 VIII B
29 Cu 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s1 IB
30 Zn 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 II B

6
3. Sifat Magnet

Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d


menyebabkan unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik (sedikit ditarik ke dalam
medan magnet). Makin banyak elektron yang tidak berpasangan, maka makin kuat
pula sifat paramagnetiknya. Pada seng dimana orbital pada sub kulit d terisi
penuh, maka bersifat diamagnetik (sedikit ditolak keluar medan magnet).

4. Membentuk Senyawa-Senyawa Berwarna

Senyawa unsur transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan


bermacam warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsur
transisi juga berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh.
Peralihan elektron yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga terjadi
perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyaa logam
transisi.
Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong,
serta senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh,
sehingga tidak terjadi peralihan elektron.

Warna Senyawa Logam Transisi dengan Berbagai Bilangan Oksidasi

Unsur +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc - - Tb - - - -
Ti - - ungu Tb - - -
V - Ungu Hijau biru Merah - -
Cr - Biru Hijau - - Jingga -
Mn - Merah Coklat Coklat Biru Hijau Ungu
muda tua
Fe - Hijau Kuning - - - -
Co - Merah Ungu - - - -
muda
Ni - Hijau - - - - -
Cu Tb Biru - - - - -
Zn - Tb - - -

5. Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi

Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai


beberapa tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin bergantung pada
bilangan oksidasi yang dapat dicapai kestabilannya.
Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya bergantung pada jenis atom
yang mengikat logam transisi, senyawa berbentuk Kristal atau larutan, PH dalam
air. Kestabilan bilangan oksidasi yang tinggi dapat dicapai melalui pembentukan
senyawa dengan oksoaniaon, fluoride, dan oksofluorida

7
Tabel Tingkatan Oksidasi Golongan Transisi

Unsur Tingkat Oksidasi Tingkat Oksidasi yang


Stabil
Sc +3 +3
Ti +2,+3,+4 +4
V +2,+3,+4,+5 +5
Cr +2,+3,+4,+5,+6 +3,+6
Mn +2,+3,+4,+5,+6,+7 +2,+4,+7
Fe +2,+3 +2,+3
Co +2,+3 +2,+3
Ni +2 +2
Cu +1,+2 +1,+2
Zn +2 +2

6. Membentuk Ion Kompleks

Ion kompleks adalah ion yang berbentuk dari suatu kation (biasanya ion
logam transisi) yang meningkat beberapa anion atau molekul netral. Selanjutnya,
kation itu disebut ion pusat dan anion atau molekul netral yang terikat pada ion
pusat disebut ligan. Pada ion kompleks [Cu(Cn)4]2- dan [Fe(H2O)6]2+, Cu2+ dan
Fe2+ adalah ion pusat, sedangkan Cn- dan H2O adalah ligan.
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan atau jumlah atom donor yang
terkait pada ion pusat. Bilangan koordinasi ion Cu2+ pada [Cu(Cn)4]2- adalah 4 dan
bilangan koordinasi ion Fe2+ pada [Fe(H2O)6]2+ adalah 6.
Ligan adalah spesi yang memiiliki atom yang dapat menjadi donor sepasang
elektron pada ion pusat. Ligan merupakan basa Leuwis, sedangkan ion pusat
sebagai asam Leuwis. Ligan dapat berupa ion monoatomik (tapi bukan atom
netral), seperti ion halida ; berupa anion, seperti CN- dan NO2- ,berupa molekul
sederhana, seperti NH3 dan H2O ; berupa molekul kompleks ; seperti piridin
(C5H5N).

Ion kompleks positif :


[Ag(NH3)2]+ = Diamin Perak (I)
[Cu(NH3)4]2+ = Tetra amin Tembaga (II)
[Zn(NH3)4]2+ = Tetra amin Seng (II)
3+
[Co(NH3)6] = Heksa amin Kobal (III)
[Cu(H2O)4]2+ = Tetra Aquo Tembaga (II)
3+
[Co(H2O)6] = Heksa Aquo Kobal (III)
Contoh : [Cr(NH3)4Cl2]+ → atom pusat : Cr3+
Ligan : NH3 (amina) dan Cl (kloro) bilangan koordinasi : 4 + 2 = 6
Nama ionnya = tetraamin dikloro krom (III)

Ion kompleks negatif :


[Ni(CN)4]2- = Tetra siano Nikelat (II)
[Fe(CN)6]3- = Heksa siano Ferat (III)

8
[Fe(CN)6]4- = Heksa siano Ferat (II)
[Co(CN)6]4- = Heksa siano Kobaltat (II)
[Co(Cl6]3- = Heksa kloro Kobaltat (III)
Contoh : [Ni(CN)4]2- → atom pusat : Ni2+
Ligan : CN (siano) Bilangan koordinasi : 4
Nama ionnya = tetrasiano nikelat (II)

7. Sebagai Katalisator

Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu


kemampuannya untuk menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Katalis
adalah zat yang dapat mempercepat reaksi. Di dalam tubuh, terdapat enzim
sitokrom oksidase yang berperan dalam mengoksidasi makanan. Enzim ini dapat
bekerja bila terdapat ion Cu2+. Beberapa logam transisi atau senyawanya telah
digunakan secara komersial sebagai katalis pada proses industry seperti
TiCl3 (Polimerasasi alkena pada pembuatan plastic), V2O5(proses kontak pada
pembuatan margarine), dan Cu atau CuO (oksidasi alcohol pada pembuatan
formalin).

2. 4 Proses Pembuatan Unsur

1. Skandium (Sc) : dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang


dicampurkan dengan klorida-klorida lain.
2. Titanium (Ti) : Salah satu metode yang digunakan dalam proses
pembuatan titanium adalah Metode Kroll yang banyak menggunakan klor
dan karbon. Hasil reaksinya adalah titanium tetraklorida yang kemudian
dipisahkan dengan besi triklorida dengan menggunakan proses distilasi.
Senyawa titanium tetraklorida, kemudian direduksi oleh magnesium
menjadi logam murni. Udara dikeluarkan agar logam yang dihasilkan tidak
dikotori oleh unsur oksigen dan nitrogen. Sisa reaksi adalah antara
magnesium dan magnesium diklorida yang kemudian dikeluarkan dari
hasil reaksi menggunakan air dan asam klorida sehingga meninggalkan
spons titanium. Spon ini akan mencair dibawah tekanan helium atau argon
yang pada akhirnya membeku dan membentuk batangan titanium murni.
3. Vanadium (V) : frevonadium (logam campuran dengan besi) dihasilkan
dari reduksi V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi (Fe), reaksinya:
2V2O5(s) + 5 Si(s) + Fe(s) → 4V(s) + Fe(s) + 5 SiO2(s)
Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak yaitu
bahan yang dihasilkan selama pemurnian logam.
4. Krom (Cr) : logam krom dibuat menurut proses goldschmidt dengan
jalan mereduksi Cr2O3 dengan logam aluminium. Reaksinya:
Cr2O3 (s) + 2Al(s) → Al2O3(s) + 2Cr(s)

9
5. Mangan (Mn) : pembuatan feromangan dilakukan dengan
mereduksi MnO2 dengan campuran besi oksida dan karbon. Reaksinya:
MnO2 + Fe2O3 + 5C → Mn + 2Fe + 5CO
6. Besi (Fe) : proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam
besi dilakukan dalam tanur tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi
oksida besi dengan gas karbon monoksida.
7. Kobalt (Co) : Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan
timbul hipoklorit sodium ( NaOCl) . Berikut reaksinya :
2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O → 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk
membentuk oksida dan kemudian ditambah dengan karbon sehingga
terbentuklah unsur kobalt metal. Berikut reaksinya
2Co(OH)3 → Co2O3 + 3H2O
2Co2O3 + 3C → 4Co(s) + 3CO2(g)
8. Nikel (Ni) : Proses pembuatan biji nikel dilakukan untuk
menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75
persen. Tahap-tahap utama dalam proses pembuatan adalah sebagai
berikut:
a. Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan
kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan
memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
b. Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan
air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel
logam, dan sulfidasi.
c. Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil
kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak
d. Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam
matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.
e. Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari
logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah
dikeringkan dan dikemas.
9. Tembaga (Cu) : proses pengolahan tembaga diawali dengan
pemanggangan kalkopirit (CuFeS2) atau bijih tembaga lain. Hasil
pemanggangan dioksidasi dalam oksigen. Tembaga yang dihasilkan
dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi (proses pemisahan yang
digunakan untuk menghasilkan konsentrat tembaga-emas).
10. Seng (Zn) : pembuatan logam seng dilakukan dengan pemanggangan
seng sulfida (ZnS) kemudian oksida seng direduksi dengan karbon pijar.

10
2.5 Kegunaan Unsur Transisi

1. Scadium (Sc)
Kira-kira 20 kg (dalam bentuk Sc2O3) skandium digunakan setiap tahun di
Amerika Syarikat untuk membuat lampu berkeamatan tinggi. Skandium iodida
yang dicampur ke dalam lampu wap raksa akan menghasilkan sumber cahaya
buatan kecekapan tinggi yang menyerupai cahaya matahari dan membolehkan
salinan warna yang baik untuk kamera TV. Lebih kurang 80 kg skandium
digunakan sejagat setiap tahun dalam pembuatan lampu mentol. Isotop radioaktif
Sc-46 digunakan dalam peretak penapis minyak sebagai agen penyurih.
Penggunaan utamanya dari segi isipadu adalah aloi aluminium-skandium untuk
industri aeroangkasa dan juga untuk peralatan sukan (basikal, bet besbol, senjata
api, dsb) yang memerlukan penggunaan bahan berprestasi tinggi. Apabila
dicampur dengan aluminium, skandium boleh menghasilkan pembaikan dari segi
kekuatan (pada suhu ambien dan suhu ternaik), kemuluran, tindak balas penuaan
dan penghalusan ira melalui pembentukan fasa Al3Sc. Tambahan lagi, ia dapat
mengurangkan pemejalan retak semasa pengimpalan aloi aluminium berkekuatan
tinggi.
Pengilang basikal mendakwa bahawa penggunaan asal aloi skandium-
aluminium adalah pada muncung kon peluru berpandu balistik lancaran kapal
selam Kesatuan Soviet. Kekuatan daripada hasil muncung kon tersebut adalah
mencukupi untuk menembusi litupan ais tanpa kerosakan, maka membolehkan
pelancaran peluru berpandu semasa masih lagi tenggelam di bawah litupan ais
Artik. Sekiranya dakwaan ini benar, ini akan memberikan penjelasan mengapa
simpanan stok bekas Kesatuan Soviet adalah sumber utama Skandium.

2. Titanium
Titanium banyak digunakan dalam industri dan konstruksi.
1. Ti digunakan sebagai bahan konstruksi karena mempunyai sifat fisik:
a) Rapatannya rendah (logam ringan).
b) Kekuatan strukturnya tinggi.
c) Tahan panas.
d) Tahan terhadap korosi.
2. Ti digunakan sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonik, karena
pada temperatur tinggi tidak mengalami perubahan kekuatan (strenght).
3. Ti digunakan sebagai bahan katalis dalam industri polimer polietlen.
4. Ti digunakan sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan
kosmetik.
5. Sebagai katalis pada industri polimer.

3. Vanadium
Vanadium banyak digunakan dalam industri-industri seperti:
a) Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang
tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi.
b) Untuk membuat logam campuran.
c) Oksida vanadium (V2¬O5) digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam
sulfat dengan proses kontak.

11
4. Khrom
Khrom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan
membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna. Kebanyakan
digunakan dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan permukaan logam
yang keras dan indah dan juga dapat mencegah korosi. Khrom memberikan warna
hijau emerald pada kaca. Khrom juga luas digunakan sebagai katalis.
Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena
khromit memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan
kstabilan struktur kristal.

5. Mangan
Mangan dioksida (sebagai pirolusit) digunakan sebagai depolariser dan sel
kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan
oleh pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna lembayung pada kaca.
Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin, dan dalam
pengeringan cat hitam. Senyawa permanganat adalah oksidator yang kuat dan
digunakan dalam analisis kuantitatif dan dalam pengobatan.
Mangan juga banyak tersebar dalam tubuh. Mangan merupakan unsur yang
penting untuk penggunaan vitamin B1.

6. Besi
Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat baja. Baja adalah istilah yang
digunakan untuk semua aloi dari besi (aliase). Baja aliase, yaitu baja spesial yang
mengandung unsur tertentu sesuai dengan sifat yang diinginkan. Salah satu contoh
baja yang terkenal adalah stainless steel, yang merupakan baja tahan karat.

7. Cobalt
Kobal dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya untuk membuat Alnico,
alloy dengan kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai keperluan. Alloy stellit,
mengandung kobal, khrom, dan wolfram, yang bermanfaat untuk peralatan berat,
peralatan yang digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan yang digunakan
dengan kecepatan tinggi.
Kobal juga digunakan untuk baja magnet dan tahan karat lainnya. Sebagai
alloy, digunakan dalam turbin jet, dan generator turbin gas. Logam digunakan
dalam elektroplating karena sifat penampakannya, kekerasannya, dan sifat tahan
oksidasinya.
Garam kobal telah digunakan selama berabad-abad untuk menghasilkan warna
biru brilian yang permanen pada porselen, kaca, pot, keramik dan lapis e-mail
gigi. Garam kobal adalah komponen utama dalam membuat biru Sevre dan biru
Thenard. Larutan kobal klorida digunakan sebagai pelembut warna tinta. Kobal
digunakan secara hati-hati dalam bentuk klorida, sulfat, asetat, nitrat karena telah
ditemukan efektif dalam memperbaiki penyakit kekurangan mineral tertentu pada
binatang.
Tanah yang layak mengandung hanya 0.13 – 0.30 ppm kobal untuk makanan
binatang.

12
8. Nickel
Nikel digunakan untuk:
1. Pembuatan aloi, battery electrode, dan keramik.
2. Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat.
3. Pelapis besi (pernekel).
4. Sebagai katalis

9. Tembaga
Tembaga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk kabel
listrik, bahan uang logam, untuk bahan mesin pembangkit tenaga uap dan untuk
aloi.

10. Seng
Logam ini digunakan untuk membentuk berbagai campuran logam dengan
metal lain. Kuningan, perak nikel, perunggu, perak Jerman, solder lunak dan
solder aluminium adalah beberapa contoh campuran logam tersebut. Seng dalam
jumlah besar digunakan untuk membuat cetakan dalam industri otomotif, listrik,
dan peralatan lain semacamnya. Campuran logam Prestal, yang mengandung 78%
seng dan 22% aluminium dilaporkan sekuat baja tapi sangat mudah dibentuk
seperti plastik. Prestal sangat mudah dibentuk dengan cetakan murah dari keramik
atau semen. Seng juga digunakan secara luas untuk menyepuh logam-logam lain
dengan listrik seperti besi untuk menghindari karatan. Seng oksida banyak
digunakan dalam pabrik cat, karet, kosmetik, farmasi, alas lantai, plastik, tinta,
sabun, baterai, tekstil, alat-alat listrik dan produk-produk lainnya. Lithopone,
campuran seng sulfida dan barium sulfat merupakan pigmen yang penting. Seng
sulfida digunakan dalam membuat tombol bercahaya, sinar X, kaca-kaca TV, dan
bola-bola lampu fluorescent. Klorida dan kromat unsur ini juga merupakan
senyawa yang banyak gunanya. Seng juga merupakan unsur penting dalam
pertumbuhan manusia dan binatang. Banyak tes menunjukkan bahwa binatang
memerlukan 50% makanan tambahan untuk mencapai berat yang sama dibanding
binatang yang disuplemen dengan zat seng yang cukup.

2.5 Dampak Negatif Penggunaan Unsur Transisi

1. Limbah Fe
Pada pengolahan logam besi, jika limbahnya dibuang ke sungai dapat
menyebabkan pertumbuhan fitoplankton yang tidak terkendali. Hal ini
menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam air sehingga akan mengganggu
pertumbuhan ikan dan hewan air lainnya.

2. Cr dalam penyamakan kulit


Krom digunakan dalam penyamakan kulit untuk mencegah mengerutnya
bahan sewaktu pencucian. Krom ini sangat beracun dan menyebabkan kanker.

13
3. Mn dalam pengelasan dan pembuatan baja

Pada pengelasan dan pembuatan baja dengan logam Mn akan dihasilkan


suatu asap dalam jumlah yang banyak. Asap ini bersifat racun dan dapat
mengganggu sistem saraf pusat.
4.Cu
Pada penambangan tembaga, akan terbuang pasir sisa yang masih
mengandung logam Cu. Jika pasir sisa ini dibuang ke perairan maka akan
membahayakan organisme-organisme di perairan tersebut.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc),
Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt
(Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).

Beberapa sifat logam:


Sifat logam sangat keras, tahan panas, elektropositif, dan penghantar listrik yang
baik. Pengecualian untuk Cu merupakan logam yang lembut dan elastis. Banyak
di antaranya dapat membentuk ion – ion berwarna yang berubah – ubah menurut
keadaan bilangan oksidasinya :
1. Mempunyai bilangan oksidasi yang harganya 0 atau positif.
2. Dapat membentuk senyawa kompleks.
Memiliki elektron tidak berpasangan yang mengakibatkan titik didih atau titik
leleh tinggi, bersifat paramagnetik,berwarna dan bersifat katalis.
Kegunaan unsure-unsur periode keempat :
a. Skandium digunakan pada lampu intensitas tinggi
b. Titanium digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia.
c. Vanadium digunakan untuk membuat per mobil dan sebagai katalis pembuatan
belerang.
d. Kromium digunakan untuk bahan pembuatan baja, nikrom, stanless steel.
e. Mangan digunakan untuk bahan pembuatan baja, manganin dalam pembuatan
alat-alat listrik dan sebagai alloy mangan-besi atau ferromanganese.
f. Besi digunakan untuk pembuatan baja, perangkat elektronik, memori komputer,
dan pita rekaman.
g. Kobalt digunakan untuk membuat aliansi (paduan logam)
h. Nikel digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat dan paduan logam
i. Tembaga digunakan untuk kabel – kabel, pipi – pipa, kaleng makanan dan
untuk alat-alat elektronik.
j. Seng digunakan sebagai logam pelapis antikarat, paduan logam, pembuatan
bahan cat putih, dan antioksidan dalam pembuatan ban mobil.

3.2 Saran
Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ke empat dalam kehidupan
sehari-hari, maka siswa harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur
periode keempat, sehingga menjadi sebuah pengetahuan di masa depan dan
manfaatkanlah unsur transisi periode keempat yang ada di bumi dengan sebaik-
baiknya dan tidak berlebihan karena dapat menimbulkan dampak negatif juga
serta jangan disalahgunakan dalam penggunaannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://aminahhareem.blogspot.com/
(jumat, 25 Oktober 2019)
http://www.amazine.co/27097/skandium-sc-fakta-sifat-kegunaan-efek-
kesehatannya/
(Jumat, 25 Oktober 2019)
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/skandium/
(Jumat, 25 Oktober 2019)
vinaarifitriyanti.blogspot.com/2012/12/makalah-kimia-unsur-transisi-
periode.html?m=1
(Jumat, 25 Oktober 2019)
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/08/kelimpahan-pembuatan-
kegunaan-unsur-transisi-dampak-negatif-bahaya.html
(Jumat, 25 Oktober 2019)
http://taman-ilm.blogspot.co.id/2013/08/cara-pembuatan-logam-transisi-periode-
4.html
(Jumat, 25 Oktober 2019)

16

Anda mungkin juga menyukai