Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA TENTANG

“SIFAT-SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE 4”

OLEH:

KELOMPOK II:

1.ANDI SULASTINA

2. IRWAN RUDIYANTO

3. INDRA WIJAYA

4. KUMALA OPU

5. MUHAMMAD GAFFAR

6. SULFIAN

7. WANDA PUTRI AMIRELA

8. AHRIANTO

SMAN 2 KAB.KEP.SELAYAR

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

   Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kimia yang berjudul “UNSUR
TRANSISI (PERIODE KEEMPAT)”. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses
pembelajaran yang diberikan oleh guru pembimbing kepada kelompok kami. Makalah ini dapat
menjadi penuntun siswa dalam memahami materi yang disajikan.

            Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada guru pembimbing dan
teman-teman yang telah banyak membantu  dalam proses penyelesaian  makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat oleh pembaca .  Meski  makalah  ini masih  mempunyai
kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan sarannya. Terima kasih.

SELAYAR, 12 NOVEMBER 2019

PENYUSUN
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI 

BAB I PENDAHULUAN 

A.    Latar Belakang 

B.     Rumusan Masalah 

C.     Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A.    Kelimpahan Unsur Transisi (Periode Keempat) di Alam

B.     Sifat Fisis dan Sifat Kimia Unsur Transisi (Periode Keempat) 

C.     Proses Pembuatan Unsur Transisi (Periode Keempat) 

D.    Kegunaan Unsur Transisi (Periode Keempat)

E.     Dampak dari Unsur Transisi (Periode Keempat)

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan

B.     Saran 

DAFTAR PUSTAKA 
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari ,kita sering mendengar seperti tembaga, besi, emas dan
perak. Bagaimana posisi unsur-unsur terseb utdalam tabel periodik? Unsur-unsur tersebut
terletak pada golongan transisi periode keempat dan kelima. Disini kami hanya membahas
tentang unsur-unsur transisi periode keempat.
Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem
periodik. Unsur transisi (periode keempat) umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d
yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan
unsur transisi (periode keempat) memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-
unsur  golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan
membentuk senyawa kompleks.
Unsur- unsur transisi pada perioda 4 terdiri atas 10 unsur, yaitu : Skandium, Titanium,
Vanadium, Kromium, Mangan, Besi, Kobalt, Nikel, Tembaga dan Seng.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana kelimpahan unsur transisi (periode keempat) di alam?


2.      Apa saja sifat fisis dan sifat kimia unsur transisi (periode keempat)?
3.      Bagaimana proses pembuatan unsur transisi (periode keempat)?
4.      Apa saja kegunaan dari unsur transisi (periode keempat)?
5.      Apa saja dampak dari unsure transisi (periode keempat)?

C.     Tujuan

1.      Untuk mengetahui kelimpahan unsur transisi (periode keempat) di alam.


2.      Untuk mengetahui sifat fisis dan sifat kimia unsur transisi (periode keempat).
3.      Untuk mengetahui proses pembuatan unsur transisi (periode keempat).
4.      Untuk mengetahui kegunaan dari unsur transisi (periode keempat).
5.      Untuk mengetahui dampak dari unsur transisi (periode keempat).
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Kelimpahan Unsur Transisi (Periode Keempat) di Alam


      Unsur unsur yang termasuk periode keempat yaitu, Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium
(V), Kromium (Cr), Kobalt (Co), Mangan (Mn), Besi (Fe), kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga
(Cu), Seng (Zn). Unsur transisi di alam dapat dilihat dalam penjelasan berikut :
1.      Skandium(Sc)
Skandium (Sc) terdapat dalam mineral torvetit (Sc2SiO7).
2.      Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat dalam mineralrutile (TiO2) yang terdapat dalam bijih besi sebagai ilmenit 
(FeTi)2O3  dan  ferrotitanate (FeTiO3) juga terdapat dalam karang, silikat,bauksit batubara, dan
tanah liat.
3.      Vanadium (V)
Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit (K-uranil-vanadat) [(K2(UO2)2(VO4)2.3H2)], dan
vanadinit (Pb5(VO4)3Cl).
4.      Kromium (Cr)
Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit (FeO.Cr 2O2) dan sejumlah kecil dalam
kromoker.
5.      Mangan (Mn)
Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO2),  dan  rodokrosit (MnCO3) dan
diperkirakan cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.
6.      Besi (Fe)
       Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di   kerak   bumi    (sekitar 6,2% massa kerak
bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan dalam
bentuk mineral (bijih        besi), seperti    hematite Logam Besi bereaksi dengan larutan asam
klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Fe (s) +  2H+
 → Fe2+(aq) +  H2(g)
(aq)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe 3+. Sementara
larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat menghambat reaksi
lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3.
Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam), FeSO 4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning),
dan FeS (hitam). Ion Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas
oksigen yang cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III)
adalah Fe2O3(coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).

7.      Kobalt (Co)    


Kobalt terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan dikenal sebagai smaltit,
kobaltit (CoFeAsS) dan eritrit Co3(AsO4)2.8H2O.
8.      Nikel (Ni)
            Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini, yaitu :
          Sebagai senyawa sulfida : penladit (FeNiS), milerit (NiS).
          Sebagai senyawa arsen   : smaltit (NiCOFeAs2).
          Sebagai senyawa silikat   : garnierit (Ni.MgSiO3).
9.      Tembaga (Cu)
            Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal).
Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit.
Tembaga (kalkopirit) CuFeS2,  bornit (Cu3FeS3),  kuprit (Cu2O),  melakonit (CuO),
malasit (CuCO3.Cu(OH)2)(Fe2O3),  siderite (FeCO3),  dan magnetite (Fe3O4).Semua senyawa
Tembaga (I) bersifat diamagnetik            dan tidak berwarna (kecuali Cu2O yang  berwarna
merah), sedangkan semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa
hidrat yang mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang mengandung
Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru),  dan CuS (hitam).
10.  Seng (Zn)
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS),  sebagai
senyawa karbonat kelamin (ZnCO3),  dan senyawa silikat seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).

B.     Sifat Fisis dan Sifat Kimia Unsur Transisi (Periode Keempat)
1.      Sifat Fisis Unsur Transisi (Periode Keempat)

Unsur transisi periode keempat memiliki sifat fisik khas yang berbeda dengan sifat unsur
utama. Berikut merupakan sifat fisik dari unsur transisi periode keempat.

a.       Sifat Logam

Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari atom 0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
(nm)
Titik leleh (0C) 1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420
Titik didih (0 C) 2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910
Kerapatan 3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
(g/cm3)
E ionisasi I 6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
(kJ/mol)
E ionisasi II 1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
(kJ/mol)
E ionisasi III 2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800
(kJ/mol)
E red M2+ (aq)

- - -1,2 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 0,25 +0,34 0,76
E0 red M3+ (aq) -2,1 -1,2 -0,86 -0,74 -0,28 -0,04 +0,44 - - -
Kekerasan - - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5
(skala mohs)

b.      Sifat Kemagnetan


            Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan unsur-
unsur transisi bersifat paramagnetic (dapat ditarik oleh medan magnet) seperti : Sc, Ti, V, Cr dan Mn.
Makin banyak elektron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat paramagnetiknya.
Unsur yang memiliki elektron berpasangan (Zn dan Cu) bersifat diamagnetik (tidak tertarik
oleh medan magnet. Unsur Fe, Co, Ni bersifat  Ferromagnetik meski logam ini dijauhi
medan magnet, tetapi induksi magnet logam ini tidak  hilang.
c.       Warna Senyawa
            Senyawa unsur transisi (kecuali skandium dan seng), memberikan bermacam warna baik
padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsure transisi juga berkaitan dengan adanya
orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit
d (sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyawa
logam transisi. Senyawa dari Sc3+  dan Ti4+  tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta
senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga tidak terjadi
peralihan elektron.

2.      Sifat Kimia Unsur Transisi (Periode Keempat)

a.       Tingkat Oksidasi


      Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa tingkat
oksidasi. Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih
dari satu. Adanya bilangan oksidasi lebih dari satu ini disebabkan mudahnya melepaskan
elektron valensi. Dengan demikian, energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki
harga yang relatif lebih kecil dibanding unsur golongan utama. Walaupun unsur transisi memiliki
beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang
memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d
(selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-
1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan berbilangan
oksidasi maksimum +7. 
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi
elektron (n-1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui
bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti kobal
Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan
semua elektron (n–1)d dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama,
semakin tinggi bilangan oksidasi semakin penting untuk unsur-unsur pada periode yang lebih
besar.
b.      Ion Kompleks
      Ion pusat berfungsi sebagai akseptor pasangan elektron (asam lewis), sedangkan ligan
berfungsi sebagai donor pasangan elektron (basa lewis). Dengan demikian ion kompleks dapat
terbentuk jika terjadi ikatan antara ion pusat yang memiliki orbital kosong dan ligan yang
memiliki pasangan elektron bebas. Jika ligan menyumbangkan sepasang elektron disebut ligan
unidentat, jika ligan menyumbangkan dua pasang elektron disebut ligan bidentat, dan jika ligan
menyumbangkan lebih dari satu atau dua pasang elektron disebut ligan polidentat. Berikut adalah
istilah yang terdapat dalam ion kompleks.
          Ion Pusat
Adalah asam lewis sebagai ekseptor (penerima) elektron dari ligan. Ion pusat adalah kation dan
biasanya ion logam transisi.
          Bilangan Koordinasi
Adalah jumlah donor atom yang terikat pada ion pusat/ menyatakan jumlah ligan, dimana
bilangan koordinasi suatu ion pusat sama dengan dua kali bilangan oksidasinya.
          Ligan
Adalah basa lewis yang memiliki pasangan elektron bebas atau memiliki pasangan elektron π
(donor sepasang elektron kepada ion pusat). Berikut ini adalah tabel beberapa jenis ligan beserta
muatannya.

Ligan Nama Muatan Ligan Nama Muatan


H2O Akuo / Aqua - H- Hidro / Hidrido -1
NH3 Amina / Amin / Azana - OH- Hidrokso -1
H2S Sulfan - RO- Alkoksi -1
H2Te Telan - C6H5O- Fenoksi -1
CO Karbonil - CN- Siano -1
CS Tiokarbonil - ONO- Nitrito -1
NO Nitrosil - NO2- Nitro -1
NO2 Nitril - ONO2- Nitrato -1
NS Tionitrosil - OSO22- Sulfito -2
SO Sulfinil / Tionil - OSO32- Sulfato -2
SO2 Sulfonil / Sulfuril - S2O32- Tiosulfato -2
NH2- Amido -1 OCN- Sianato -1
NH2- Imido -2 NCO- Isosianato -1
N(CH3)2- Dimetilamido -1 SCN- Tiosianato -1
N3- Nitrido -3 NCS- Isotiosianato -1
N3- Azido -1 CH3COO- Asetato -1
S2- Tio/Tiokso/Sulfido -2 CO32- Karbonato -2
O3- Ozonido -1 C2O42- Oksalato -2
F- Floro -1 H- Hidro / Hidrido -1
Cl- Kloro -1 OH- Hidrokso -1
Br- Bromo -1 RO- Alkoksi -1
I- Iodo -1 C6H5O- Fenoksi -1
O2- Okso / Oksido -2 CN- Siano -1
O22- Perokso -2 ONO- Nitrito -1
Se2- Selenokso / Selenido -2 NO2- Nitro -1
Te2- Telurokso / Telurido -2 ONO2- Nitrato -1
SH- Merkapto / Sulfanido -1
          Muatan Ion kompleks
           Muatan ion pusat ditambah dengan muatan ligan-ligannya. Contohnya ion kompleks yang
terdiri atas ion pusat Al3+, empat ligan H2O dan dua ligan OH- memiliki muatan :
(+3) + (4 x 0) + (2 x -1) = +1 , sehingga ion kompleks dapat ditulis : [Al(H2O)4(OH)2]+
          Tata Nama Ion Kompleks
Ligan + Ion Pusat , artinya ligan ditulis terlebih dahulu kemudian diikuti oleh ion pusat.
Aturan Penamaan Ligan :
1)      Jika terdapat jumlah ligan lebih dari satu (jenis ligan sama), maka penulisan ligan diawali
dengan kata :
2 = di         3 = tri              4 = tetra           5 = penta         6 = heksa
2)      Jika terdapat jenis ligan  lebih dari satu, maka penulisannya mengikuti abjad. Tetapi biasanya
ligan netral ditulis terlebih dahulu kemudian ligan anion.

Aturan Penamaan Ion Pusat :

1)      Jika ion kompleks bermuatan positif (ion kompleks yang terbentuk adalah kation), maka
penamaan ion pusat menggunakan nama Bahasa Indonesia kemudian diikuti dengan biloksnya
yang ditulis dalam angka romawi di dalam kurung.
2)      Jika ion kompleks bermuatan negatif (ion kompleks yang terbentuk adalah anion), maka
penamaan ion pusat menggunakan nama Bahasa Latin ditambah akhiran -at kemudian diikuti
dengan biloksnya yang ditulis dalam angka romawi di dalam kurung.
Daftar unsur aturan penamaan ion kompleks anion dan kation

Unsur Kation Anion


Al Aluminum Aluminat
Ag Perak Argentat
Cr Krom Kromat
Co Kobalt Kobaltat
Cu Tembaga Kuprat
Ni Nikel Nikelat
Zn Seng Zinkat
Fe Besi Ferrat
Mn Mangan Manganat
Pb Timbal Plumbat
Au Emas Aurat
Sn Timah Stannat
Contoh :

Ion kompleks positif

[Cr(HN3)4Cl2]+

Atom pusat : Cr3+ = Krom (III)

Bilangan koordinasi : 6

Ligan :

1)      NH3 sebanyak 4 = tetraamin


2)      Cl- sebanyak 2 = dikloro

Penamaan : tetraamindiklorokrom(III)

Ion kompleks negatif

[Cr(CN)4]-

Atom pusat : Cr3+ = Krom (III)

Bilangan koordinasi : 4

Ligan :

1)      CN sebanyak 4 = tetrasiano

Penamaan : tetrasianokromat(III)

          Geometri Ion Kompleks

            Ikatan yang terjadi adalah ikatan koordinasi. Bentuk Geometri pada ion kompleks
Berdasarkan teori VSEPR (teori tolakan pasangan elektron valensi) dengan ketentuan :

1)      Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 2 memiliki bentuk geometri linear
2)      Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 4 memiliki bentuk geometri tetrahedral
3)      Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 4 memiliki bentuk geometri oktahedral.

C.     Proses Pembuatan Unsur Transisi (Periode Keempat)


1.      Skandium (Sc)            : dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang dicampurkan dengan
klorida-klorida lain.

2.      Titanium (Ti)   : Salah satu metode yang digunakan dalam proses pembuatan titanium adalah
Metode Kroll yang banyak menggunakan klor dan karbon. Hasil reaksinya adalah titanium
tetraklorida yang kemudian dipisahkan dengan besi triklorida dengan menggunakan proses
distilasi. Senyawa titanium tetraklorida, kemudian direduksi oleh magnesium menjadi logam
murni. Udara dikeluarkan agar logam yang dihasilkan tidak dikotori oleh unsur oksigen dan
nitrogen. Sisa reaksi adalah antara magnesium dan magnesium diklorida yang kemudian
dikeluarkan dari hasil reaksi menggunakan air dan asam klorida sehingga meninggalkan spons
titanium. Spon ini akan mencair dibawah tekanan helium atau argon yang pada akhirnya
membeku dan membentuk batangan titanium murni.

3.      Vanadium (V) : frevonadium (logam campuran dengan besi) dihasilkan dari reduksi
V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi (Fe), reaksinya:

2V2O5(s)  + 5 Si(s) + Fe(s)  →   4V(s) + Fe(s) + 5 SiO2(s)

Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak yaitu bahan yang dihasilkan
selama pemurnian logam.

4.      Krom (Cr)       : logam krom dibuat menurut proses goldschmidt dengan jalan
mereduksi  Cr2O3 dengan logam aluminium. Reaksinya:
Cr2O3 (s) + 2Al(s)   → Al2O3(s) + 2Cr(s)
5.      Mangan (Mn)  : pembuatan feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan campuran
besi oksida dan karbon. Reaksinya:

MnO2 + Fe2O3 + 5C  →  Mn + 2Fe + 5CO

6.      Besi (Fe)          : proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan dalam
tanur tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi dengan gas karbon monoksida.
7.      Kobalt (Co)     : Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit
sodium ( NaOCl) . Berikut reaksinya :

2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O →  2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)

Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk oksida dan


kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt metal. Berikut reaksinya

2Co(OH)3 → Co2O3 + 3H2O

2Co2O3 + 3C  →  4Co(s) + 3CO2(g)

8.      Nikel (Ni)        : Proses pembuatan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu
produk dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pembuatan adalah
sebagai berikut:
         Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang
dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
         Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih,
mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
         Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk
fasa lelehan matte dan terak
         Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27
persen menjadi di atas 75 persen.
         Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-
butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
9.      Tembaga (Cu) : proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit
(CuFeS2) atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi dalam oksigen. Tembaga yang
dihasilkan dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi (proses pemisahan yang digunakan untuk
menghasilkan konsentrat tembaga-emas).
10.  Seng (Zn)        : pembuatan logam seng dilakukan dengan pemanggangan seng sulfida (ZnS)
kemudian oksida seng direduksi dengan karbon pijar.

D.    Kegunaan Unsur Transisi (Periode Keempat)


1.      Kegunaan Skandium
            Dalam jumlah kecil, skandium digunakan sebagai filamen lampu yang memiliki
intensitas tinggi.
2.      Kegunaan Titanium
         Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik :
1)      Rapatannya rendah (logam ringan)
2)      Kekuatan struktrurnya tinggi
3)      Tahan panas
4)      Tahan terhadap korosi
         Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
         Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik
         Sebagai bahan katalis dalam industry polimer polietlen.
         Membuat jam tangan tahan karat dan bingkai kacamata yang ringan.
         Digunakan untuk pengganti dan penyambung tulang atau lutut yang patah.
3.      Kegunaan Vanadium
            Banyak digunakan dalam industri-industri:
         Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti per
mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi
         Untuk membuat logam campuran
         Oksidasi vanadium, V2O5 , digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat dengan
proses kontak
4.      Kegunaan Kromium
         Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industri :
a.       Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifatkeras dan
permukaannya tetap mengkilap.
b.      Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam
         Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yangbiasanya
digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
         Kromium dapat juga digunakan sebagai pigmen, yaitu PbCrO 4 (kuning kromium) dan
Cr2O3 (hijau kromium).
5.      Kegunaan Mangan
         Untuk produksi baja
         Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
         Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan
vitamin B1
6.      Kegunaan Besi
         Membuat baja
         Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau,
sabit, paku, mesin, dan sebagainya
7.      Kegunaan Kobalt
         Sebagai aloi
         Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam system
peramalan cuaca
8.      Kegunaan Nikel
         Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
         Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
         Pelapis besi (pernekel)
         Sebagai katalis
9.      Kegunaan Tembaga
         Bahan kabel listrik
         Bahan uang logam
         Untuk bahan mesin tenaga uap
         Untuk aloi
10.  Kegunaan Seng
         Bahan cat putih
         Pelapis lampu TL
         Layar TV dan monitor computer
         Campuran logam dengan metal lain

E.     Dampak dari Unsur Transisi (Periode Keempat)


Logam besi mudah terkorosi dalam udara lembap, dalam bentuk senyawa kompleks
[k4Fe(CN)6.3H2O], unsur ini bersifat racun bagi tumbuhan. Tembaga mudah terbakar dalam
bentuk serbuk, dalam bentuk senyawa CuCl2 melalui pernapasan dapat menyebabkan keracunan.
Asam kromium CrO3 beracun dan bersifat karsinogenik.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik
dimana terdiri atas Skandium, Titaniun, Vanadium, Krom, mangan, Besi, Kobalt, Nikel,
Tembaga, dan Seng.
2.      Unsur transisi periode keempat memiliki sifat fisik maupun sifat kimia diantaranya sifat
kelogaman, kemagnetan, warna, bilangan oksidasi dan ion kompleks.
3.      Unsur trasisi periode keempat terdapat di alam dalam bentuk senyawa kompleks yang berupa
mineral antara lain Ilmenit, Vanadit, Kromit, Pirolusit, Hematit, Magnetit, Pirit, Siderit, Smaltit,
Kobaltit, Nikelit, Kalkosit, Kalkofirit, Malasit, Spalerit.

B.     Saran

            Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ke empat dalam kehidupan sehari-
hari, maka siswa harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode keempat, sehingga
menjadi sebuah pengetahuan di masa 
 DAFTAR PUSTAKA

http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/07/sifat-fisika-dan-kimia-unsur-transisi-periode-
ke-4-keempat.html (Jumat, 16 Desember 2016, pukul 14.30 WITA)

http://taman-ilm.blogspot.co.id/2013/08/cara-pembuatan-logam-transisi-periode-4.html (Jumat,
16 Desember 2016, pukul 14.32 WITA)

http://blogibnuseru.blogspot.co.id/2011/12/skandium-sejarah-ciri-dan-sifat-manfaat.html (Jumat,
16 Desember 2016, pukul 16.02 WITA)

http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/08/kegunaan-manfaat-skandium-sc-bilangan-
oksidasi.html (Jumat, 16 Desember 2016, pukul 16.30 WITA)

Anda mungkin juga menyukai