Anda di halaman 1dari 15

2.

1 PENGERTIAN UNSUR TRANSISI


Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit
3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini
menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang
tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion,
aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi
periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti),
Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni),
Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan yang
lebih besar dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga kereaktifan
unsur transisi tersebut lebih rendah bila dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah.
Sebagian besar unsur transisi periode keempat mudah teroksidasi (memiliki
E°red negatif), kecuali unsur Tembaga yang cenderung mudah tereduksi (E° Cu = +
0,34 V). Hal ini berarti bahwa secara teoritis, sebagian besar unsur transisi periode
keempat dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl) menghasilkan gas
hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan tetapi, pada kenyataanya, kebanyakan
unsur transisi periode keempat sulit atau bereaksi lambat dengan larutan asam
akibat terbentuknya lapisan oksida yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal
ini terlihat jelas pada unsur Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi
negatif, unsur ini sulit bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida
(Cr2O3) yang inert. Sifat inilah yang dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam
dari korosi (perkaratan).
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode
keempat memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing). Akibatnya, unsur
transisi tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar dibandingkan
Alkali maupun Alkali Tanah. Dengan demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang
terjadi pada unsur transisi lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan titik
leleh unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan
utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi juga jauh
lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama.
Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan oksidasi)
yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d dan 4s yang
hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan elektron pada subkulit
4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron pada subkulit 3d akan ikut
dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode
keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur
transisi periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s2 3d7). Bilangan oksidasi
rendah umumnya ditemukan pada ion Cr3+, Mn2+, Fe2+, Fe3+, Cu+, dan Cu2+,
sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida, seperti CrO 42-,
Cr2O72-, dan MnO4-.
Perubahan bilangan oksidasi ditunjukkan oleh perubahan warna larutan.
Sebagai contoh, saat ion Cr+7 direduksi menjadi ion Cr3+,warna larutan berubah dari
orange (jingga) menjadi hijau.
Cr2O72-(aq) + 14 H+(aq) + 6 e- 2 Cr3+(aq) + 7 H2O(l)
Dalam kehidupan sehari-hari,kita sering mendengar kata-kata sepeti
tembaga,besi, emas dan perak. Bagaimana posisi unsur-unsur tersebut dalam
tabel periodik? Unsur-unsur tersebut terletak pada golongan transisi periode ke
empat dan ke lima. Disini kami akan menjelaskan tentang unsur-unsur transisi
periode ke empat.
1. Skandium ( Sc )
Skandium merupakan unsur transisi yang berada paling ujung pada deretan unsur
transisi. Unsur ini memiliki massa atom relative sebanyak 21.
2. Titanium ( Ti )
Tentunya kalian mempunyai jam tangan bukan? Ada jam yang terbuat dari logam,
tidak berat ketika dipakai, tidak berkarat ketika kena air, dan tetap mengilap
walaupun sudah lama dipakai.
Pernahkah kalian perhatikan dari logam apakah jam itu? Salah satu bahan yang
digunakan dalam pembuatan jam tangan adalah titanium.
3. Vanadium ( V )
Vanadium adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit bumi sekitar
0,02 % massa.
4. Kromium ( Cr )
Kromium, terletak pada golongan VI B periode keempat dan merupakan salah satu
logam yang penting.
5. Mangan ( Mn )
Bijih mangan yang utama adalah pirolusit (MnO2).
6. Besi ( Fe )
Besi bersifat logam dan terletak pada golongan VIII B periode empat dalam tabeln
periodic. Besi di dunia, dengan produksi tahunan mendekati satu miliar ton
merupakan logam penting dalam peradaban modern.
7. Kobalt ( Co )
Kobalt di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang
biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu.
8. Nikel ( Ni )
Bijih nikel di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit [(Fe,Ni) 9S8) dan
garnirit [(Ni, Mg)SiO3. nH2O].
9. Tembaga ( Cu )
Tentunya kalian sering melihat kawat tembaga bukan ? kawat tembaga yang
berwarna kuning dan digunakan untuk kawat listrik.
10. Seng ( Zn )
Seng di alam merupakan senyawa yang tersebar luas sebagai bijih tambang.
Umumnya senyawa tersebut adalah seng blende (ZnS) dan calamine (ZnCO3).
Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir
pada subkulit d. Berdasarkan prinsip Aufbau, unsur-unsur transisi baru dijumpai
mulai periode 4. Pada setiap periode kita menemukan 10 buah unsur transisi, sesuai
dengan jumlah elektron yang dapat ditampung pada subkulit d. Diberi
nama transisi karena terletak pada daerah peralihan antara bagian kiri dan kanan
sistem periodik. Aturan penomoran golongan unsur transisi adalah:
a. Nomor golongan sama dengan jumlah elektron pada subkulit s ditambah d.
b. Nomor golongan dibubuhi huruf B.
Catatan: 1. Jika s + d = 9, golongan VIIIB.

2. Jika s + d = 10, golongan VIIIB.

3. Jika s + d = 11, golongan IB.

4. Jika s + d = 12, golongan IIB.

Tabel 2.1. konfigurasi elektron pada unsur periode empat

Unsur Konfigurasi Elektron Golongan


21Sc [A r ], 3d1, 4s2 IIIB atau 3
22Ti [A r ], 3d2, 4s2 IVB atau 4
23V [A r ], 3d3, 4s2 VB atau 5
24Cr [A r ], 3d5, 4s1 VIB atau 6
25Mn [A r ], 3d5, 4s2 VIIB atau 7
26Fe [A r ], 3d6, 4s2 VIIIB atau 8
27Co [A r ], 3d7, 4s2 VIIIB atau 9
28Ni [A r ], 3d8, 4s2 VIIIB atau 10
29Cu [A r ], 3d10, 4s1 IB atau 11
30Zn [A r ], 3d10, 4s2 IIB atau 12

2.2 SIFAT FISIS DAN KIMIA YANG DIMILIKI OLEH UNSUR TRANSISI
1. Sifat logam
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam sifat kimia
maupun dalam sifat fisis. Harga energy ionisasi yang relative rendah (kecuali seng
yang agak tinggi), sehingga, mudah membentuk ion positif. Demikian pula, harga
titik didih dan titik lelehnya relative tinggi (kecuali Zn yang membentuk TD dan TL
relative rendah). Hal ini disebabkan orbital subkulit d pada unsure transisi banyak
orbital yang kosong atau tersisi tidak penuh. Adanya orbital yang kosong
memungkinkan atom-atom membentuk ikatan kovalen (tidak permanen) disamping
ikatan logam. Orbital subkulit 3d pada seng terisi penuh sehingga titik lelehnya
rendah. Bandingkan dengan unsure utama yang titik didih dan titik lelehnya juga
relative rendah.
Tabel 2.2 sifat fisis unsur transisi
Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari
0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
atom (nm)
Titik leleh
1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420
(0C)
Titik didih
2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910
(0 C)
Kerapatan
3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
(g/cm3)
E ionisasi
6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
I (kJ/mol)
E ionisasi
1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
II (kJ/mol)
E ionisasi
III 2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800
(kJ/mol)
E0 red - - - -
- - -1,2 -0,28 +0,34 0,76
M2+ (aq) 0,91 1,19 0,44 0,25
E0 red -0,- - - -
-2,1 -1,2 +0,44 - - -
M3+ (aq) 86 0,74 0,28 0,04
Kekerasan
( skala - - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5
mohs)

2. Sifat Magnet
Adanya electron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d
menyebabkan unsur-unsur transisi bersifat paramagnetic (sedikit ditarik ke dalam
medan magnet). Makin banyak electron yang tidak berpasangan, maka makin kuat
pula sifat paramagnetknya. Pada seng dimana orbital pada sub kulit d terisi penuh,
maka bersifat diamagnetic (sedikit ditolak keluar medan magnet).
3. Membentuk Senyawa-Senyawa Berwarna
Senyawa unsure transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan
bermacam warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsure
transisi juga berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh.
Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga terjadi
perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyaa logam
transisi.
Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong,
serta senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh,
sehingga tidak terjadi peralihan electron.
Tabel 2.3 warna senyawa logam transisi dengan berbagai bilangan oksidasi
Unsure +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc - - Tb - - - -
Ti - - Ungu Tb - - -
V - Ungu Hijau biru Merah - -
Cr - Biru Hijau - - Jingga -
Mn - Merah Coklat Coklat Biru Hijau Ungu
muda tua
Fe - Hijau Kuning - - - -
Co - Merah Ungu - - - -
muda
Ni - Hijau - - - - -
Cu Tb Biru - - - - -
Zn - Tb - - -

4. Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi


Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai
beberapa tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin bergantung pada
bilangan oksidasi yang dapat dicapai kestabilannya.
Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya bergantung pada jenis atom
yang mengikat logam transisi, senyawa berbentuk kristal atau larutan, PH dalam air.
Kestabilan bilangan oksidasi yang tinggi dapat dicapai melalui pembentukan
senyawa dengan oksoaniaon, fluoride, dan oksofluorida.
5. Banyak Di Antaranya Dapat Membentuk Ion Kompleks
Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas atom pusat dan ligan. Biasanya atom
pusat merupakan logam transisi yang bersifat elektropositif dan dapat menyediakan
orbital kosong sebagai tempat masuknya ligan. Contohnya ion besi (III) membentuk
ion kompleks [Fe(CN)6].
Ion kompleks unsur transisi terdiri dari ion pusat Ligand, yaitu :
1. Ion pusat : ion dari unsur-unsur transisi dan bermuatan positif
2. Ligand : molekul atau ion yang mempunya pasangan elektron bebas. (Cl, CN, NH3,
H2O)
3. Bilangan koordinasi adalah jumlah ligand dalam suatu ion kompleks. Antara ion
pusat dan ligan terdapat ikatan koordinasi.
Daftar tabel ion kompleks unsur transisi
· Tabel 2.4 Ion kompleks positif

[Ag(NH3)2]+ = Diamin Perak (I)


[Cu(NH3)4]2+ = Tetra amin (II)
Tembaga
[Zn(NH3)4]2+ = Tetra amin Seng (II)
[Co(NH3)6]3+ = Heksa amin Kobal (III)
[Cu(H2O)4]2+ = Tetra Aquo (II)
Tembaga
[Co(H2O)6]3+ = Heksa Aquo Kobal (III)
· Tabel 2.5 Ion kompleks negatif
[Ni(CN)4]2- = Tetra siano Nikelat (II)
[Fe(CN)6]3- = Heksa siano Ferat (III)
[Fe(CN)6]4- = Heksa siano Ferat (II)
[Co(CN)6]4- = Heksa siano Kobaltat (II)
[Co(CN)6]3- = Heksa siano Kobaltat (III)
[Co(Cl6]3- = Heksa kloro Kobaltat (III)
6. Beberapa Diantaranya Dapat Digunakan Sebagai Katalisator
Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu kemampuannya
untuk menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Katalis adalah zat yang
dapat mempercepat reaksi. Di dalam tubuh, terdapat enzim sitokrom oksidase yang
berperan dalam mengoksidasi makanan. Enzim ini dapat bekerja bila terdapat ion
Cu2+. Beberapa logam transisi atau senyawanya telah digunakan secara komersial
sebagai katalis pada proses industry seperti TiCl3 (Polimerasasi alkena pada
pembuatan plastic), V2O5(proses kontak pada pembuatan margarine), dan Cu atau
CuO (oksidasi alcohol pada pembuatan formalin).
2.3 KEGUNAAN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
1. Skandium (Sc)

Gambar 2.1 gambar batuan scandium


Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-skandium untuk
peralatan sukan (basikal, bet besbol, senjata api, dan sebagainya) yang
memerlukan bahan berprestasi tinggi. Apabila dicampur dengan aluminium.

2. Titanium (Ti)
Gambar 2.2 gambar batuan titanium
Titanium banyak digunakan dalam industri dan konstruksi :
a. Titanium digunakan sebagai bahan konstruksi karena mempunyai sifat fisik
b. Titanium digunakan sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonik,
karena pada temperatur tinggi tidak mengalami perubahan kekuatan (strenght).
c. Titanium digunakan sebagai bahan katalis dalam industri polimer polietlen.
d. Titanium digunakan sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, DAN
keramik
3. Vanadium (V)
Gambar 2.3 gambar batuan vanadium

Vanadium banyak digunakan dalam industri-industri seperti :


a. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang
tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi,
b. Untuk membuat logam campuran,
c. Oksida vanadium (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat
dengan proses kontak.

4. Khromium (Cr)
Gambar 2.4 gambar batuan chromium
Adapun kegunaan kromium antara lain sebagai berikut :
a. Khromium digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan
membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna.
b. Kebanyakan khromium digunakan dalam proses pelapisan logam utntuk
menghasilkan permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah
korosi.
c. Khromium juga luas digunakan sebagai katalis.
5. Mangan (Mn)
Gambar 2.5 gambar batuan maganese
Mangan merupakan logam putih kemerahan atau putih kehijauan, keras
(lebih keras dari besi), sangat mengkilap, dan sangat reaktif banyak digunakan
untuk panduan logam dan membentuk baja keras yang digunakan untuk mata bor
pada pemboran batuan.
6. Besi (Fe)
Gambar 2.6 gambar batuan iron
Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat baja. Salah satu contoh baja
Baja adalah istilah yang digunakan untuk semua aloi dari besi (aliase). yang
terkenal adalah stainless steel, yang merupakan baja tahan karat.
Berikut uraian beberapa kegunaan dari besi :
a. Sebagai logam, besi memiliki kegunaan paling luas dalam kehidupan, seperti
untuk kontruksi atau rangka bangunan, landasan, untuk badan mesindan kendaraan,
tulkit mobil, untuk berbagai peralatan pertanian, bangunan dan lain-lain.
b. Fe(OH)3 digunakan untuk bahan cat seperti cat minyak, cat air, atau cat tembok.
c. Fe2O3 sebagai bahan cat dikenal nama meni besi, digunakan juga untuk
mengkilapkan kaca.
d. FeSO4 digunakan sebagai bahan tinta.
7. Kobalt (Co)
Gambar 2.7 gambar batuan cobalt
Kobalt merupakan logam putih keperakan dengan sedikit kebiruan bila
digosok langsung mengkilap lebih keras dan lebih terang dari pada nikel, tahan
terhadap udara, sehingga banyak digunakan untuk pelapis logam. Selain itu juga
digunakan sebagai katalis, untuk paduan logam (baja kobalt) digunakan sebagai
bahan magnet permanen. Campuran Co, Cr, dan W digunakan untuk peralatan
berat dan alat bedah atau operasi. Campuran Co, Fe, dan Cr (logam festel)
digunakan untuk elemen pemanas listrik.
8. Nikel (Ni)
Gambar 2.8 gambar batuan nickel
Nikel banyak digunakan untuk hal-hal berikut ini:
a. Merupakan logam putih perak keabuan, dapat ditempa, penghantar panas yang
baik dan tahan terhadap udara, tetapi tidak tahan terhadap air yang mengandung
asam sehingga banyak digunakan sebagi komponen pemanas listrik (nikrom) yang
merupakan campuran dari Ni, Fe, dan Cr.
b. Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat.
c. Sebagai katalis.
9. Tembaga (Cu)
Gambar 2.9 gambar batuan copper
Tembaga merupakan logam berwarna kemerahan, mengkilap bila digosok
dapat ditempa, penghantar panas pada listrik yang baik, tidak mudah berkarat
tetapi bila terkena udara warnanya menjadi hijau oleh terbentuknya tembaga
karbonat.
10. Seng (Zn)
Gambar 2.10 gambar batuan zinc
Logam seng berguna untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Merupakan logam cukup keras, terang berwarna putih kebiruan, tahan dalam
udara lembab dibanding Fe. Hal ini disebabkan diatas lapisan permukaan seng
terbentuk lapisan karbonat basa (Zn2(OH)2CO3) yang dapat menghambat oksidasi
lebih lanjut. Karena sifat tersebut, maka seng banyak digunakan untuk melapisi
logam besi (disebut kaleng)
b. Digunakan sebagai elektroda pada elektroda (katoda) pada sel elektrokimia dan
untuk pembuatan paduan logam.
c. ZnO digunakan untuk bahan cat untuk memberikan warna putih dan digunakan
untuk pembuatan salep seng (ZnO-vaselin).
d. Logam ini digunakan untuk membentuk berbagai campuran logam dengan metal
lain.

2.4 UNSUR TRANSISI PERIODE EMPAT DI ALAM


Unsur unsur yang termasuk periode keempat yaitu, Skandium (Sc), Titanium
(Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Kobalt (Co), Mangan (Mn), Besi (Fe), kobalt (Co),
Nikel (Ni), Tembaga (Cu), Seng (Zn).
Unsur transisi di alam dapat dilihat dalam penjelasan berikut :
a. Skandium(Sc)
Skandium (Sc) terdapat dalam mineral torvetit (Sc2SiO7).
b.Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat dalam mineralrutile (TiO2) yang terdapat dalam bijih besi sebagai
ilmenit (FeTi)2O3 dan ferrotitanate (FeTiO3) juga terdapat dalam karang,
silikat,bauksit batubara, dan tanah liat.
c. Vanadium (V)
Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit (K-uranil-vanadat)
[(K2(UO2)2(VO4)2.3H2)], dan vanadinit (Pb5(VO4)3Cl).
d. Kromium (Cr)
Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit (FeO.Cr2O2) dan sejumlah kecil
dalam kromoker.
e. Mangan (Mn)
Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO2), dan rodokrosit (MnCO3) dan
diperkirakan cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.
f. Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2%
massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi
umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite
Logam Besi bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Fe(s) + 2H+(aq) Fe2+(aq) + H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+.
Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang
dapat menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk
senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II)
antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion
Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen
yang cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi
(III) adalah Fe2O3(coklat-merah) dan FeCl3 (coklat) Kobalt (Co). Kobalt terdapat di
alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan dikenal sebagai smaltit, kobaltit
(CoFeAsS) dan eritrit Co3(AsO4)2.8H2O.

h. Nikel (Ni)
Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini, yaitu :
· Sebagai senyawa sulfida : penladit (FeNiS), milerit (NiS)
· Sebagai senyawa arsen : smaltit (NiCOFeAs2)
· Sebagai senyawa silikat : garnierit (Ni.MgSiO3)
i. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious
metal). Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih
mineral, seperti Pirit.
Tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit
(CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2)(Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite
(Fe3O4).Semua senyawa Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna
(kecuali Cu2O yang berwarna merah), sedangkan semua senyawa Tembaga (II)
bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat yang mengandung ion
Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang mengandung Tembaga (II)
adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).
j. Seng (Zn)
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende
(ZnS), sebagai senyawa karbonat kelamin (ZnCO3), dan senyawa silikat seperti
hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).

Unsur-unsur yang ada di periode ke empat


Gambar 2.11 gambar unsur-unsur periode ke empat

2.5 CARA PEMBUATAN UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT


a. Cara Pembuatan Titanium
Produksi titanium yang makin banyak disebabkan karena kebutuhan dalam
bidang militer dan industri pesawat terbang makin meningkat. Hal ini disebabkan
karena titanium lebih disukai daripada aluminium dan baja. Aluminium akan
kehilangan kekuatannya pada temperatur tinggi dan baja terlalu rapat (mempunyai
kerapatan yang tinggi).
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang
mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada
temperatur tinggi yang bebas oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(g)
Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis
menjadi Mg dan Cl2. Keduanya kemudian didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai
padatan yang disebut sepon. Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam lain
sebelum digunakan.
b. Cara Pembuatan Vanadium
Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam
penggunaannya vanadium dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero vanadium
mengandung 35% - 95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi
V205dengan pereduksi campuran silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan
dengan CaO membentuk kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut.
2 V205(s) + 5Si(s) 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)
SiO2(s) + CaO(s) CaSiO3
Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO3.
c. Cara Pembuatan Kromium
Krom merupakan salah satu logam yang terpenting dalam industri logam dari
bijih krom utama yaitu kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi dapat dihasilkan campuran
Fe dan Cr disebut Ferokrom.
Reksinya sebagai berikut :
Fe(CrO2)2(s) +4C(s) Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)
Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja.
d. Cara Pembuatan Besi
Bahan dasar : Bijih besi hematit Fe2O3, magnetit Fe3O4, bahan tambahan batu
gamping, CaCO3 atau pasir (SiO2). Reduktor kokes (C).
Dasar reaksi : Reduksi dengan gas CO, dari pembakaran tak sempurna C.
Tempat : Dapur tinggi (tanur tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan api.
Reaksi dalam dapur tinggi adalah kompleks. Secara sederhana dapat dilihat
pada penjelasan berikut. Dalam 24 jam rata-rata menghasilkan 1.000 – 2.000 ton besi
kasar dan 500 ton kerak (terutama CaSiO3). Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokes dan 0,3
ton gamping dapat menghasilkan 1 ton besi kasar.
e. Cara Pembuatan Kobalt
Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS)
yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt
dilakukan dengan cara pemanggangan, yaitu :
CoAs (s) Co2O3(s) + As2O3(s)
Co2O3(s) + 6HCl 2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Bi2O3(s) + 3 H2S(g) Bi2S3 (aq) + 3 H2O(l)
PbO(s) + H2S(g) PbS(s) + H2O(l)
Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe
sebagai karbonat. Dengan penyaringan akan diperoleh CoCl3. Tambahan zat
pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3. Selanjutnya CoCO3 direduksi dengan gas
hydrogen, menurut reaksi :
Co2O3 (s) + H2(g) 2 CO(s) + 3 H2O (g)
Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al,
Ni, dan Co.
f. Cara Pembuatan Nikel
Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu
produk dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses
pengolahan adalah sebagai berikut:
1) Pengeringan
Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit
yang dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
2) Kalsinasi dan Reduksi
Kalsinasi dan reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih,
mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
3) Peleburan
Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga
terbentuk fasa lelehan matte dan terak
4) Pengkayaan
Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar
27 persen menjadi di atas 75 persen.
5) Granulasi dan Pengemasan
Granulasi dan pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi
butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
g. Cara Pembuatan Tembaga
Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan
pemekatan biji tembaga. Langkah-langkah pengolahan bijih tembaga adalah seperti
skema berikut
Reaksi proses pengolahannya adalah :
1. 2 CuFeS2(s) + 4 O2 800 0 C Cu2S(l) + 2 FeO (s) + 3 SO2 (g)
2. FeO(s) + SiO2 (s) 14000C FeSiO3 (l)
Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi
sebagai berikut :
2 Cu2S(l) + 3 O2 (g) 2 Cu2O(l) + 2 SO2(g)
2 Cu2O(l) + Cu2S(s) 6 Cu(l) + SO2 (g)
3 Cu2S(l) + 3 O2 6 Cu(l) + 3 SO2(g)
Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni.
Tembaga tidak murni ini disebut tembaga blister atau tembaga lepuh. Tembaga
blister adalah tembaga yang mengandung gelembung gas SO2 bebas.
Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister
dielektrolisis dengan elektrolit CuSO4 (aq). Pada elektrolisis, sebagai electrode
negatif (katode) adalah tembaga murni dan sebagai electrode positif (anode) adalah
tembaga blister.
h. Cara Pembuatan Zink
Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan
mereduksicalamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas. Logam ini
ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang menunjukkan bahwa
unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-bijih
seng yang utama adalahsphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat), calamine (silikat)
dan franklinite (zine, manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur
ini dari bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk
oksida dan mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon yang dilanjutkan
dengan proses distilasi.

2.6 KEGUNAAN UNSUR-UNSUR PERIODE KEEMPAT


a. Skandium (Sc)
Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-skandium untuk
peralatan sukan (basikal, bet besbol, senjata api, dan sebagainya) yang
memerlukan bahan berprestasi tinggi. Apabila dicampur dengan aluminium.
b. Kegunaan Titanium (T)
a. Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik :
1. Rapatannya rendah (logam ringan)
2. Kekuatasn struktrurnya tinggi
3. Tahan panas
4. Tahan terhadap korosi
b. Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
c. Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik
c. Kegunaan Vanadium (V)
Banyak digunakan dalam industri-industri:
1. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang
tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi
2. Untuk membuat logam campuran
d. Kegunaan Kromium (Cr)
a. Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industri :
1. Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat
keras dan permukaannya tetap mengkilap.
2. Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam
b. Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat
yang biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
e. Kegunaan Mangan (Mn)
a. Untuk produksi baja
b. Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
c. Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk
penggunaan vitamin B1.
f. Kegunaan Besi (Fe)
a. Membuat baja
b. Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti,
cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya.
g. Kegunaan kobalt (Co)
a. Sebagai aloi
b. Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga
dalam sistem peramalan cuaca
h. Kegunaan Nikel (Ni)
a. Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
b. Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
c. Pelapis besi (pernekel)
d. Sebagai katalis
i. Kegunaan Tembaga (Cu)
a. Bahan kabel listrik
b. Bahan uang logam
c. Untuk bahan mesin tenaga uap
d. Dan untuk aloi
j. Kegunaan seng (Zn)
a. Bahan cat putih
b. Pelapis lampu TL
c. Layar TV dan monitor computer
d. Campuran logam dengan metal lain

2.7 BAHAYA UNSUR - UNSUR KIMIA


a. Karbon
Berikut adalah bahaya yang di timbulkan oleh karbon, yaitu :
1. Dalam bentuk CO2 menyebabkan terjadinya efek rumah kaca.
2. Dalam bentuk CFC menyebabkan penipisan lapisan ozon.
3. Dalam bentuk CCl4 menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
4. Dalam bentuk CS2 bersifat racun.
5. Dalam bnetuk CO menyebabkan darah kekurangan oksigen.
b. Nitrogen
Campuran NO dan NO2 menyebabkan terjadinya hujan asam dan kabut yang
mengakibatkan iritasi pada mata dan tumbuhan menjadi kering. Selain itu hujan
asam dapat merusak pH, perairan, dan bangunan.
c. Silikon
Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan
kerusakan bentuk wajah dan melumpuhkan beberapa otot wajah.
d. Fosfor
Jika biji fosfor diolah menjadi menjadi fosfat dan larutan dalam air akan
menyebabkan terjadinya limbah radio aktif.
e. Belerang
Dalam belerang dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan
kematian, sedangkan dalam bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan
korosi.

f. Radon
Jika radon terhirup, akan tertinggal di paru-paru dan menyebabkan kanker
paru-paru.
g. Aluminium
Dalam aluminium dapat merusak kulit , dalam bentuk bubuk dapak meledak
di udara jika dipanaskan, dan dalam bentuk Al2O3 jika direaksikan dengan karbon
akan menyebabkan pemanasan global.
h. Krom
Krom sangat beracun dan dapat menyebabkan kanker.
i. Mangan
Pada pengelasan baja dengan logam Mn akan dihasilkan asap, yang bersifat
racun dan dapat mengganggu sistem saraf pusat.
j. Logam Tembaga
Pada penambangan tembaga terdapat pasir sisa yang masih mengandung
logam CO. Jika pasir sisa ini dibuang ke perairan, maka akan membahayakan bagi
organisme-organisme perairan.

Anda mungkin juga menyukai