Anda di halaman 1dari 19

KIMIA

GOLONGAN UNSUR TRANSISI


PERIODE KEEMPAT

Pengertian Unsur Transisi


Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada
subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB).
Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas
yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur  golongan utama, seperti sifat magnetik, warna
ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur
transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium
(Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni),
Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).

Dalam kehidupan sehari-hari,kita sering mendengar kata-kata sepeti tembaga,besi,


emas dan perak. Bagaimana posisi unsur-unsur tersebut dalam tabel periodik? Unsur-
unsur tersebut terletak pada golongan transisi periode ke empat dan ke lima. Disini
kami hanya menjelaskan tentang unsur-unsur transisi periode ke empat.
1.      Skandium ( Sc )
Skandium merupakan unsur transisi yang berada paling ujung pada deretan unsur
transisi. Unsur ini memiliki massa atom relative sebanyak 21.

2.     Titanium ( Ti )
Tentunya kalian mempunyai jam tangan bukan? Ada jam yang terbuat dari logam,
tidak berat ketika dipakai, tidak berkarat ketika kena air, dan tetap mengilap walaupun
sudah lama dipakai.
Pernahkah kalian perhatikan dari logam apakah jam itu? Salah satu bahan yang
digunakan dalam pembuatan jam tangan adalah titanium.

3.     Vanadium ( V )
Vanadium adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit bumi sekitar
0,02 % massa.

4.     Kromium ( Cr )
Kromium, terletak pada golongan VI B periode keempat dan merupakan salah satu
logam yang penting.
5.     Mangan ( Mn )
Bijih mangan yang utama adalah pirolusit (MnO2).

6.     Besi ( Fe )
Besi bersifat logam dan terletak pada golongan VIII B periode empat dalam tabeln
periodic. Besi di dunia, dengan produksi tahunan mendekati satu miliar ton
merupakan logam penting dalam peradaban modern.

7.    Kobalt ( Co )
Kobalt di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs 2) dan kobaltit (CoAsS) yang
biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu.

8.     Nikel ( Ni )
Bijih nikel di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit [(Fe,Ni) 9S8) dan
garnirit [(Ni, Mg)SiO3. nH2O].

9.     Tembaga ( Cu )
Tentunya kalian sering melihat kawat tembaga bukan ? kawat tembaga yang
berwarna kuning dan digunakan untuk kawat listrik.

10.  Zink ( Zn )
Zink di alam merupakan senyawa yang tersebar luas sebagai bijih tambang.
Umumnya senyawa tersebut adalah zink blende (ZnS) dan calamine (ZnCO 3).

Sifat Fisis Dan Kimia Unsur-Unsur Periode Ke Empat


1.      Sifat Logam
Semua unsure transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam sifat kimia maupun
dalam sifat fisis. Harga energy ionisasi yang relative rendah (kecuali seng yang agak tinggi),
sehingga, mudah membentuk ion positif. Demikian pula, harga titik didih dan titik lelehnya
relative tinggi (kecuali Zn yang membentuk TD dan TL relative rendah). Hal ini disebabkan
orbital subkulit d pada unsure transisi banyak orbital yang kosong atau tersisi tidak penuh.
Adanya orbital yang kosong memungkinkan atom-atom membentuk ikatan kovalen (tidak
permanen) disamping ikatan logam. Orbital subkulit 3d pada seng terisi penuh sehingga titik
lelehnya rendah. Bandingkan dengan unsure utama yang titik didih dan titik lelehnya juga
relative rendah.

Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

Jari-jari
0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
atom (nm)

Titik leleh
1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420
(0C)
Titik didih
2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910
(0 C)

Kerapatan
3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
(g/cm3)

E ionisasi I
6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
(kJ/mol)

E ionisasi II
1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
(kJ/mol)

E ionisasi
2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800
III (kJ/mol)

E0 red - - -
- - -1,2 -0,28 -0,25 +0,34 0,76
M2+ (aq) 0,91 1,19 0,44

E0 red -0,- - - -
-2,1 -1,2 +0,44 - - -
M3+ (aq) 86 0,74 0,28 0,04

Kekerasan (
- - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5
skala mohs)

BILANGAN OKSIDASI UNSUR TRANSISI

Senyawa- senyawa unsur transisi alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi


lebih dari satu. Adnya bilok lebih dari satu ini karena mudahnya melepaskan elektron
valensinya. dengan demikian energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya relative
lebih kecil daripada golongan utama.
NOMOR LAMBANG KONFIGURASI NOMOR GOLONGAN
ATOM UNSUR ELEKTRON PADA TABEL PERIODIK
21 Sc 1s  2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2
2
III B
22 Ti 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2 IV B
23 V 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d3 4s2 VB
24 Cr 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1 VI B
25 Mn 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2 VII B
26 Fe 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2 VIII B
27 Co 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2 VIII B
28 Ni 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d8 4s2 VIII B
29 Cu 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s1 IB
30 Zn 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 II B

2.      Sifat Magnet
Adanya electron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d
menyebabkan unsur-unsur transisi bersifat paramagnetic (sedikit ditarik ke dalam
medan magnet). Makin banyak electron yang tidak berpasangan, maka makin kuat
pula sifat paramagnetknya. Pada seng dimana orbital pada sub kulit d terisi penuh,
maka bersifat diamagnetic (sedikit ditolak keluar medan magnet).

3.      Membentuk Senyawa-Senyawa Berwarna


Senyawa unsure transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan bermacam
warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsure transisi juga
berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan electron
yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi)
menyebabkan terjadinya warna pada senyaa logam transisi.
Senyawa dari Sc3+  dan Ti4+  tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta
senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga tidak
terjadi peralihan electron.

Warna senyawa logam transisi dengan berbagai bilangan oksidasi

Unsure +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7

Sc - - Tb - - - -

Ti - - ungu Tb - - -

V - Ungu Hijau biru Merah - -

Cr - Biru Hijau - - Jingga -

Mn - Merah Coklat Coklat Biru Hijau Ungu


muda tua

Fe - Hijau Kuning - - - -

Co - Merah Ungu - - - -
muda

Ni - Hijau - - - - -

Cu Tb Biru - - - - -

Zn - Tb - - -

4.      Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi


Kecuali Sc dan Zn, unsure-unsur transisi periode keempat mempunyai
beberapa tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin bergantung pada bilangan
oksidasi yang dapat dicapai kestabilannya.
Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya bergantung pada jenis atom
yang mengikat logam transisi, senyawa berbentuk Kristal atau larutan, PH dalam air.
Kestabilan bilangan oksidasi yang tinggi dapat dicapai melalui pembentukan senyawa
dengan oksoaniaon, fluoride, dan oksofluorida.

5.      Banyak Di Antaranya Dapat Membentuk Ion Kompleks


Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas atom pusat dan ligan. Biasanya atom pusat
merupakan logam transisi yang bersifat elektropositif dan dapat menyediakan orbital kosong
sebagai tempat masuknya ligan. Contohnya ion besi (III) membentuk ion kompleks
[Fe(CN)6].

6.      Beberapa Diantaranya Dapat Digunakan Sebagai Katalisator


Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu kemampuannya untuk
menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat
reaksi. Di dalam tubuh, terdapat enzim sitokrom oksidase yang berperan dalam mengoksidasi
makanan. Enzim ini dapat bekerja bila terdapat ion Cu2+. Beberapa logam transisi atau
senyawanya telah digunakan secara komersial sebagai katalis pada proses industry seperti
TiCl3 (Polimerasasi alkena pada pembuatan plastic), V2O5(proses kontak pada pembuatan
margarine), dan Cu atau CuO (oksidasi alcohol pada pembuatan formalin).

  Kegunaan Unsur-Unsur Periode Keempat


1.       Kegunaan Titanium
  Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik :
1.      Rapatannya rendah (logam ringan)
2.      Kekuatasn struktrurnya tinggi
3.      Tahan panas
4.      Tahan terhadap korosi
  Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
  Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik

2.      Kegunaan Vanadium
  Banyak digunakan dalam industri-industri:
-  Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti
per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi
- Untuk membuat logam campuran

3.      Kegunaan Kromium
  Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry :
-  Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras dan
permukaannya tetap mengkilap.
-  Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam
  Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya
digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.

4.      Kegunaan Mangan
  Untuk produksi baja
  Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
  Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan
vitamin B1.

5.      Kegunaan Besi
  Membuat baja
  Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau,
sabit, paku, mesin, dan sebagainya.

6.      Kegunaan kobalt
  Sebagai aloi
  Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam system
peramalan cuaca
7.      Kegunaan Nikel
  Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
  Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
  Pelapis besi (pernekel)
  Sebagai katalis

8.      Kegunaan Tembaga
  Bahan kabel listrik
  Bahan uang logam
  Untuk bahan mesin tenaga uap
  Dan untuk aloi

9.      Kegunaan Zink
  Bahan cat putih
  Pelapis lampu TL
  Layar TV dan monitor computer
 Campuran logam dengan metal lain
Kesimpulan
  

1. Beberapa sifat logam:


 Sifat logam sangat keras, tahan panas, elektropositif, dan penghantar listrik yang baik.
Pengecualian untuk Cu merupakan logam yang lembut dan elastis.
·                  Banyak di antaranya dapat membentuk ion – ion berwarna yang berubah – ubah menurut
keadaan bilangan oksidasinya.
·                   Mempunyai bilangan oksidasi yang harganya 0 atau positif.
·                   Dapat membentuk senyawa kompleks.
 Memiliki elektron tidak berpasangan yang mengakibatkan titik didih atau titik leleh tinggi,
bersifat paramagnetik,berwarna dan bersifat katalis.
2. Kegunaan unsure-unsur periode keempat :
a. Skandium digunakan pada lampu intensitas tinggi
b. Titanium digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia.
c. Vanadium digunakan untuk membuat per mobil dan sebagai katalis pembuatan belerang.
d. Kromium digunakan untuk bahan pembuatan baja, nikrom, stanless steel.
e. Mangan digunakan untuk bahan pembuatan baja, manganin dalam pembuatan alat-alat listrik
dan sebagai alloy mangan-besi atau ferromanganese.
f. Besi digunakan untuk pembuatan baja, perangkat elektronik, memori komputer, dan pita
rekaman.
g. Kobalt digunakan untuk membuat aliansi (paduan logam)
h. Nikel digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat dan paduan logam
i. Tembaga digunakan untuk kabel – kabel, pipi – pipa, kaleng makanan dan untuk alat-alat
elektronik.
j. Seng digunakan sebagai logam pelapis antikarat, paduan logam, pembuatan bahan cat putih,
dan antioksidan dalam pembuatan ban mobil.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com

Muchtaridi.Sandri Justiana.2007.Kimia Tiga.Yudistira.Jakarta.

Makalah Kimia Unsur Transisi Periode Empat


Makalah Kimia
Periode Empat
 

  Kelas : XII IPA 2


Nama Kelompok : 1. Damar Prasetyo
2. Sandytias Adi Prakoso
3. Syarafina Deti Kartika
         4. Vina Ari Fitriyanti
5. Zhafir Farid Yahya
SMAN 4 TAMBUN SELATAN
Tahun Ajaran 2012-2013

Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul periode empat.
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai periode empat secara umum. Adapun
tujuan kami membuat makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari guru pembimbing
kami dalam mata pelajaran KIMIA. Di sisi lain, kami membuat makalah untuk mengetahui
lebih rinci mengenai periode empat.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami untuk ke depannya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi siswa/siswi
yang mau mempelajari lebih luas tentang periode empat.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d
yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan
unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-
unsur  golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta
kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari
sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan
(Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama,
tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur)
serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika
yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang
sangat signifikan dalam satu periode.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.2.1        Untuk mengetahui unsur apa saja yang terdapat pada unsur transisi periode keempat
1.2.2        Manfaat dan kegunaan dari unsur transisi periode keempat
1.2.3        Untuk menjelaskan sifat fisis dan sifat kimia unsur-unsur periode ke empat.
1.3  Metode
Metode yang kami gunakan pada penulisan makalah ini adalah metode deskriptif.

BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1  Pengertian Unsur Transisi Periode Keempat dan Logam Transisi Periode Keempat
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan kulit
pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang
belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur
transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur
golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan
membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur,
yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe),
Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
1.      Skandium (Sc) skandium ditemukan dalam berbagai bijih logam, tetapi keberadaannya di
alam jarang ditemukan. Keberadaannya di alam diperkirakan antara 5 ppm hingga 30 ppm.
Contoh senyawa yang mengandung skandium adalah Sc(OH)3 dan Na3ScF6.
2.      Titanium (Ti) merupakan logam ke sembilan terbanyak 0,6 persen kerak bumi. Titanium di
alam dapat ditemukan dalam mineral rutil (TiO2) dan ilmenit (FeTiO3). Contohnya senyawa
yang mengandung unsur Titanium TiCl4.
3.      Vanadium (V) adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit bumi sekitar 0,02
% massa. Vanadium ditemukan dalam mineral vanadit (Pb3(VO4)2), patronit (V2S5), dan
karnotit (K2(UO2)2(VO4)3H2O). Contoh senyawa yang mengandung unsur vanadium adalah
V2O5 yang digunakan untuk katalis pada pembuatan asam sulfat.
4.      Kromium (Cr), terletak pada golongan VI B periode keempat dan merupakan salah satu
logam yang penting ditemukan sekitar 122 ppm dalam kerak bumi. Kromonium ditemukan
dalam mineral kromit (FeCr2O4).
5.      Mangan (Mn), ditemukan dalam mineral pirolusit (MnO 2). Contoh senyawa yang
mengandung unsur mangan adalah KMnO4, yang banyak digunakan sebagai zat pengoksidasi
dalam analisi di labolatorium.
6.      Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2% massa kerak
bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan dalam
bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite (Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4).
Logam Besi bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Fe(s) +  2 H+(aq) ——>  Fe2+(aq) +  H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+. Sementara
larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat menghambat
reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat oksidasi
+2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam), FeSO 4. 7H2O (hijau),
FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe3+
bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang
mengandung ion Besi (III) adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).
7.      Kobalt (Co) di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs 2) dan kobaltit (CoAsS) yang
biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu.
8.      Bijih nikel (Ni) di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit [(Fe,Ni) 9S8) dan
gernarit(H2(NiMg)SiO4-. 2H2O).
9.      Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal). Tembaga
umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit tembaga
(kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit (CuO), malasit
(CuCO3.Cu(OH)2). Semua senyawa Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna
(kecuali Cu2O yang berwarna merah), sedangkan semua senyawa Tembaga (II) bersifat
paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat yang mengandung ion Cu2+ berwarna biru.
Beberapa contoh senyawa yang mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO 4.5H2O
(biru), dan CuS (hitam).
10.  Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS), dan calamine
(ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).
 
2.1  Konfigurasi Elektron Unsur Transisi Periode Keempat

Orbital
Nomor Konfigurasi
Unsur
Atom Elektron
3d 4s

Skandium (Sc) 21 (Ar) 3d1 4s2  


Titanium (Ti) 22 (Ar) 3d2 4s2  


Vanadium (V) 23 (Ar) 3d3 4s2  

 
Krom (Cr) 24 (Ar) 3d5 4s1


Mangan (Mn) 25 (Ar) 3d5 4s2  

 
Besi (Fe) 26 (Ar) 3d6 4s2     

  
Kobalt (Co) 27 (Ar) 3d7 4s2    
 

   
Nikel (Ni) 28 (Ar) 3d8 4s2   
  

     
Tembaga (Cu) 29 (Ar) 3d10 4s1     

     
Seng (Zn) 30 (Ar) 3d10 4s2 
    

Konfigurasi elektron Cr bukan (Ar) 3d4 4s2 tetapi (Ar) 3d5 4s1. Demikian halnya dengan
konfigurasi elektron Cu bukan (Ar) 3d9 4s2 tetapi (Ar) 3d10 4s1. Hal ini berkenaan dengan
kestabilan orbitalnya, yaitu orbital-orbital d dan s stabil jika terisi penuh, bahkan 1/2 penuh
pun lebih stabil daripada orbital lain.

2.1  Sifat Logam


Sifat Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari atom 1.44 1.32 1.22 1.18 1.17 1.17 1.16 1.15 1.17 1.25
Jari-jari ion X2+ - 1.00 0.93 0.87 0.81 0.75 0.79 0.83 0.87 0.88
Titik lebur (oC) 1.541 1.660 1.890 1.857 1.224 1.535 1.495 1.455 1.083 420
Titik didih (oC) 2.831 3.287 3.380 2.672 1.962 2.750 2.870 2.732 2.567 907
Massa jenis (g cm-3) 3 4.5 6 7.2 7.2 7.9 8.9 8.9 8.9 7.1
Kekerasan (skala Mohs) - - - 9 5 4.5 - - 3 2.5
Energi ionisasi (kJ mol-1) 631 658 650 652 717 759 758 737 745 906
Keelektronegatifan 1.3 1.5 1.6 1.6 1.5 1.5 1.8 1.8 1.9 1.6
E0 red X2+(aq) (volt) - - -1.2 -0.91 -1.19 -0.44 -0.28 -0.25 +0.34 -0.76
E0 red X3+(aq) (volt) -2.1 -1.2 -0.86 -0.74 -0.28 -0.4 - - - -
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam. Sifat itu disebabkan semua unsur
transisi memiliki energi ionisasi yang rendah, yaitu kurang dari 1.000 kJ mol -1 dan
keelektronegatifannya rendah, yaitu kurang dari 2.
2.1  Sifat Magnet
Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan unsur-
unsur transisi bersifat paramagnetik (sedikit ditarik ke dalam medan magnet). Makin banyak
elektron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat paramagnetknya. Pada seng
dimana orbital pada sub kulit d terisi penuh, maka bersifat diamagnetik (sedikit ditolak keluar
medan magnet).
2.2  Membentuk senyawa-senyawa Berwarna
Senyawa unsur transisi (kecuali skandium dan seng), memberikan bermacam warna baik
padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsur transisi juga berkaitan dengan adanya
orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian
subkulit d (sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna
pada senyawa logam transisi.
Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta senyawa
dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan
elektron.
2.3  Tingkat Oksidasi
Unsur transisi periode keempat memiliki beberapa tingkat oksidasi. Misalnya, Mn dapat
memiliki tingkat oksidasi +2 (terdapat pada MnSO 4), +4 (terdapat pada MnO2), +6 (terdapat
pada K2MnO4), dan +7 (terdapat pada KMnO4).
Unsur Tingkat Oksidasi Tingkat Oksidasi yang stabil

Sc +3 +3

Ti +2,+3,+4 +4

V +2,+3,+4,+5 +5

Cr +2,+3,+4,+5,+6 +3,+6

Mn +2,+3,+4,+6,+7 +2,+4,+7

Fe +2,+3 +2,+3

Co +2,+3 +2,+3

Ni +2 +2
Cu +1,+2 +1,+2

Zn +2 +2

Keberagaman tingkat oksidasi unsur transisi periode ke empat disebabkan elektron


valensinya menempati subkulit 3d dan 4s. Tingkat energi ke 2 subkulit itu sangat berdekatan
sehingga unsur transisi periode keempat dapat menggunakan elektron pada sub kulit 3d dan
4s untuk membentuk ikatan. Misalnya, besi (Fe) dapat memiliki tingkat oksidasi +2 dan +3.
Tingkat oksidasi +2 terjadi karena besi melepaskan 2 elektron pada subkulit 4s. Serta tingkat
oksidasi +3 terjadi karena besi melepaskan 2 elektron pada subkulit 4s dan 1 elektron pada
subkulit 3d.
26Fe : [Ar] 3d6, 4s2 26 Fe2+ : [Ar] 3d6
26Fe3+ : [Ar] 3d5
Skandium (Sc) dan Seng (Zn) hanya memiliki satu tingkat oksidasi. Sc dengan konfigurasi
21Sc: [Ar] 3d ,4s cenderung melepaskan semua elektron valensinya sehingga memiliki
1 2

konfigurasi sama dengan argon. Zn dengan konfigurasi 30Zn: [Ar] 3d10,4s2 cenderung
melepaskan elektron pada subkulit 4s sehingga memiliki konfigurasi elektron argon ditambah
dengan subkulit d yang penuh. Konfigurasi itu disebut pseudo gas mulia.
21Sc: [Ar] 3d1,4s2 30 Zn: [Ar] 3d10,4s2
21Sc3+: [Ar] 30 Zn2+: [Ar] 3d10

2.1  Ion Kompleks


Ion kompleks adalah ion yang berbentuk dari suatu kation (biasanya ion logam transisi) yang
mengikat beberapa anion atau molekul netral. Selanjutnya, kation itu disebut ion pusat dan
anion atau molekul netral yang terikat pada ion pusat disebut ligan. Pada ion kompleks
[Cu(CN)4]2- dan [Fe(H2O)6]2+, Cu2+ dan Fe2+ adalah ion pusat, sedangkan CN- dan H2O adalah
ligan.
2.1.1        Bilangan Koordinasi
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan atau jumlah atom donor yang terkait pada ion
pusat. Bilangan koordinasi ion Cu2+ pada [Cu(CN)4]2- adalah 4 dan bilangan koordinasi ion
Fe2+ pada [Fe(H2O)6]2+ adalah 6. Biasanya, bilangan koordinasi suatu ion pusat sama dengan 2
kali bilangan oksidasinya.
Ion pusat Bilangan koordinasi Ion pusat Bilangan koordinasi

Cu2+ 2,4 Zn2+ 4,6

Ag+ 2 Al3+ 4,6

Au+ 2,4 Sc3+ 6

Cr2+ 6 Cr3+ 6

Fe2+ 6 Fe3+ 6
Co2+ 4,6 Co3+ 6

Ni2+ 4,6 Au3+ 4

Cu2+ 4,6

2.1.2        Ligan
Ligan adalah spesi yang memiliki atom yang dapat menjadi donor sepasang elektron pada ion
pusat. Ligan merupakan basa Leuwis, sedangkan ion pusat sebagai asam Leuwis. Ligan dapat
berupa ion monoatomik (tapi bukan atom netral), seperti ion halida ; berupa anion, seperti
CN- dan NO2- ,berupa molekul sederhana, seperti NH3 dan H2O ; berupa molekul kompleks ;
seperti piridin (C5H5N).
Ion kompleks positif :
[Ag(NH3)2]+ = Diamin Perak (I)
[Cu(NH3)4]2+ = Tetra amin Tembaga (II)
[Zn(NH3)4] 2+
= Tetra amin Seng (II)
[Co(NH3)6]3+ = Heksa amin Kobal (III)
[Cu(H2O)4] 2+
= Tetra Aquo Tembaga (II)
[Co(H2O)6]3+ = Heksa Aquo Kobal (III)
Contoh : [Cr(NH3)4Cl2]+ → atom pusat : Cr3+
Ligan : NH3 (amina) dan Cl (kloro) bilangan koordinasi : 4 + 2 = 6
Nama ionnya = tetraamin dikloro krom (III)
Ion kompleks negatif :
[Ni(CN)4]2- = Tetra siano Nikelat (II)
[Fe(CN)6]3- = Heksa siano Ferat (III)
[Fe(CN)6]4- = Heksa siano Ferat (II)
[Co(CN)6]4- = Heksa siano Kobaltat (II)
[Co(Cl6]3- = Heksa kloro Kobaltat (III)
Contoh : [Ni(CN)4]2- → atom pusat : Ni2+
Ligan : CN (siano) Bilangan koordinasi : 4
Nama ionnya = tetrasiano nikelat (II)
Aturan penamaan senyawa kompleks menurut IUPAC :

1.      Kation selalu disebutkan terlebih dahulu dari pada anion


2.      Nama ligan disebutkan secara berurut sesuai abjad.
Ligan adalah gugus molekul netral, ion atau atom yang terikat pada suatu atom logam melalui
ikatan koordinasi.
Daftar ligan sesuai abjad.
Amino = NH3 (bermuatan 0)
Akuo = H2O (bermuatan 0)
Bromo = Br- (bermuatan -1)
Hidrokso = OH -
(bermuatan -1)
Iodo = I- (bermuatan -1)
Kloro = Cl -
(bermuatan -1)
Nitrito = NO2- (bermuatatn-1)
Oksalato = C2O42- (bermuatan -2)
Siano = CN- (bermuatan -1)
Tiosianato = SCN- (bermuatan -1)
Tiosulfato = S2O32- (bermuatan -2)
3.      Bila ligan lebih dari 1 maka dinyatakan dengan awalan di- untuk 2, tri- untuk 3, tetra- untuk
4, penta- untuk 5 dan seterusnya.
Unsur Nama Kation Anion
Al Aluminim Aluminium Aluminat
Ag Perak Perak Argentat
Cr Krom Krom Kromat
Co Kobalt Kobal Kobaltat
Cu Tembaga Tembaga Kuprat
Ni Nikel Nikel Nikelat
Zn Seng Seng Zinkat
Fe Besi Besi Ferrat
Mn Mangan Mangan Manganat
Pb Timbale Timbale Plmbat
Au Emas Emas Aurat
Sn Timah Timah Stannat
4.      Nama ion kompleks bermuatan positif nama usur logamnnya menggunakan bahasa Indonesia
dan diikuti bilangan oksidasi logam tesebut dengan angka romawi dalam tanda kurung.
Sedangkan untuk ion kompleks bermuatan negative nama unsur logamnya dalam bahasa latin
diakhiri –at dan di ikuti bilangan oksidasi logam tersebut dengan angka romawi dalam tanda
kurung.
2.1.3        Muatan ion Kompleks
Muatan ion kompleks sama dengan muatan ion pusat ditambah muatan ligannya. Ion
kompleks yang terdiri atas ion pusat Al3+, 4 ligan H2O, dan 2 ligan OH- : memiliki muatan
(+3) + (4.0) + (2x-1) = +1 sehingga ion kompleksnya dapat ditulis [Al(H2O)4(OH)2]+.
2.1.4        Geometri Ion Kompleks
Ikatan yang terjadi antara ion pusat dan ligan adalah ikatan kovalen koordinasi. Bilangan
koordinasi pada suatu ion kompleks menunjukkan jumlah pasangan elektron. Menurut teori
tolakan pasangan elektron valensi (VSEPR), ion kompleks yang memiliki bilangan
koordinasi 2, bentuk molekulnya linier, yang memiliki bilangan koordinasi 4 bentuk
molekulnya tetra hedron (tetra hedral) atau segi empat dasar bergantung. Pada jenis orbital
yang digunakan oleh pusatnya.
2.1.5        Warna senyawa kompleks
Unsur transisi periode keempat membentuk senyawa berwarna karena adanya subkulit 3d
yang terisi tidak penuh. Jika tidak ada pengaruh luar, semua orbital pada sub kulit yang sama
memiliki tingkat energi sama. Setelah mengikat ligan, terjadilah pemisahan tingkat energi
pada orbital (splitting). Pada sistem oktahedral (ion kompleks dengan bilangan koordinasi 6),
terjadilah pemisahan tingkat energi dengan orbital dx2–y2 dan dz2 menjadi lebih tinggi daripada
orbital dxy, dyz, dan dxz. Perbedaan tingkat energi orbital itu sama dengan energi sinar tampak
dengan demikian ion pusat dari ion kompleks yang memiliki sub kulit d yang tidak penuh
dapat menyerap radiasi dari sinar tampak. Jika sinar itu dipancarkan, ion kompleks menjadi
tampak berwarna.
Unsur +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc - - Tidak - - - -
berwarna

Ti - Ungu Hijau Tidak - - -


berwarna

V - Ungu Hijau biru Merah - -

Cr - Biru Ungu - - Jingga -

Mn - Merah Merah Coklat Biru Hijau Ungu


muda tua

Fe - Hijau Jingga - - - -

Co - Merah Biru - - - -
muda

Ni - Hijau Merah - - - -

Cu Tidak Biru - - - - -
berwarna

Zn - Tidak - - -
berwarna

Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa tingkat
oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin bergantung pada bilangan oksidasi yang dapat
dicapai kestabilannya.
Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya bergantung pada jenis atom yang mengikat
logam transisi, senyawa berbentuk Kristal atau larutan, PH dalam air.
2.2  Kegunaan
2.8.1 Skandium = SC
Kegunaan :
a.         Untuk menghasilkan cahaya berintesitas tinggi
b.         Radioaktifnya sebagai perunut pada pemurnian minyak bumi
c.         Senyawanya sebagai aditif lampu uap-Hg dan transmisi TV warna
2.8.2        Titanium = Ti
Kegunaan :
a.         Komponen penting logam paduan untuk pesawat, peluru kendali
b.         Karena ketahanannya terhadap air laut maka digunakan juga untuk pembuatan peralatan
kapal yang langsung bersentuhan dengan laut, seperti kipas body kapal dan sebagainya.
2.8.3        Vanadium = V
Kegunaan :
a.         Reactor nuklir
b.         Pembuatan baja tahan karat, untuk per, serta peralatan kecepatan tinggi
c.         Oksidanya (V2O5) untuk keramik dan katalisator.
2.8.4        Kromium = Cr
Kegunaan :
a.      Paduan logam untuk pembuatan baja.
b.      Pewarna logam dan gelas
c.       Sebagai katalisator
2.8.5        Mangan = Mn
Kegunaan :
a.      Komponen penting paduan logam, karena sifatnya keras, kuat,dan ketahanannya tinggi
b.      Memperbesar fungsi Vitamin B dalam tubuh
c.       KMnO4 sebagai oksidator kuat dalam bidang kesehatan
2.8.6        Besi = Fe
Kegunaan :
a.      Sebagai logam utama pada pembuatan baja
b.      Besi dengan paduannya digunakan untuk pembuatan rel, tulangan beton.
c.       Digunakan untuk berbagai peralatan dalam kehidupan sehari-hari.
2.8.7        Kobal = Co
Kegunaan :
a.      Karena keras, tahan karat dan penampilannya menarik maka sering digunakan untuk
menyepuh logam lain
b.      Pewarna biru pada porselen, kaca, genting
c.       Pewarna sumber sinar gamma dalam bidang kesehatan
2.8.8        Nikel = Ni
Kegunaan :
a.      Paduan logam baja dan logam lain
b.      Pelapis permukaan logam
c.       Sebagai katalisator
d.      Pewarna hijau pada keramik/porselen
e.      Komponen pada baterai
2.8.9        Tembaga = Cu
Kegunaan :
a.      Peralatan kelistrikan, sebagai rangkian dan kawat kabel.
b.      Logam paduan pada kuningan dan perunggu
2.8.10    Seng = Zn
Kegunaan :
a.      Komponen paduan pada huruf mesin cetak
b.      Sebagai logam patri
c.       ZnO untuk industry cat, kosmetik, farmasi, tekstil.
d.      Zns untuk sinar X dan layar TV.
BAB 3
ANALISIS
3.1 Analisis
Dari materi yang telah dibahas dapat di analisis Bahwa Unsur transisi periode keempat
terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium
(Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dari sepuluh unsur tersebut masing – masing unsur memiliki sifat yang berbeda, tingkat
oksidasi yang berbeda, dan kegunaan yang berbeda.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1  Kesimpulan
Dari pembahasan Unsur Transisi Periode 4 ini kami dapat menyimpulkan bahwa di
dalam Unsur Transisi Periode 4 memiliki Sifat yang tidak dimiliki Unsur lainnya. Unsur
Transisi Periode 4 memiliki 10 Senyawa yang terdapat diantara golongan III B dan II B.
Dan kita Unsur Transisi Periode 4 banyak digunakan dalam kehidupan seperti di bidang
Analisis Kimia, Industri, dll.
4.2  Saran
Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ke empat dalam kehidupan sehari-
hari, maka siswa/siswi harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode ke
empat, sehingga menjadi sebuah pengetahuan di masa depan.
Daftar Pustaka
http://chemistry35.blogspot.com/2011/10/kimia-unsur-unsur-transisi-periode-4.html
http://www2.jogjabelajar.org/modul/adaptif/kimia/
22_UNSUR_TRANSISI_PERIODE_KEEMPAT.swf
http://www.google.co.id
http://andykimia03.wordpress.com/2009/10/15/kimia-unsur-golongan-transisi-periode-
keempat/
http://yu-mhi.blogspot.com/2011/12/makalah-kimia-unsur-transisi-periode.html
http://belovediinsblog.blogspot.com/2012/01/makalah-unsur-unsur-transisi-periode-ke.html
http://www.scribd.com/upload-document?archive_doc=49928932#files

Anda mungkin juga menyukai