Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian dan Sifat Unsur Transisi Periode Keempat


Unsur-unsur golongan B disebut juga unsur-unsur golongan transisi. Elektron terakhir
unsur-unsur transisi mengisi subkulit d atau f. unsur transisi yang elektron terakhirnya
mengisi subkulit d disebut unsur transisi blok d, sedangkan unsur transisi yang elektron
valensinya mengisi subkulit f disebut unsur transisi blok f. Biasanya, istilah unsur transisi
dimaksudkan untuk unsur transisi blok d saja, sedangkan unsur transisi blok f disebut unsur
transisi dalam.

Gambar 6.1 Logam transisi (kotak biru). Perhatikan bahwa meskipun unsur golongan 2B (Zn,
Cd dan Hg) digambarkan sebagai logam transisi oleh beberapa kimiawan, tidak satupun logam
atau ionnya mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh.

Gambar 6.2 logam transisi baris pertama

Pengertian unsur transisi menurut IUPAC adalah unsur yang mempunyai subkulit d yang
tidak terisi penuh atau unsur yang dapat membentuk kation dengan subkulit d yang tidak
terisi penuh. Berdasarkan pengertian ini, berarti unsur Sc dan unsur Zn pada periode
keempat tidak termasuk kategori unsur transisi.

1. Konfigurasi Elektron
Unsur Transisi periode keempat – Yohana Kristafani Nubatonis
1
Berikut adalah konfigurasi elektron unsur-unsur transisi periode keempat pada sistem
periodik unsur.
Tabel 6.1 Konfigurasi elektron unsur transisi periode keempat

Unsu Diagram Orbital Jumlah elektron tak


NA Konfigurasi
r 4s 3d berpasangan
Sc 21 [ Ar ] 4 s2 3 d 1 ↑↓ ↑ 1
Ti 22 [ Ar ] 4 s2 3 d 2 ↑↓ ↑ ↑ 2
V 23 [ Ar ] 4 s2 3 d 3 ↑↓ ↑ ↑ ↑ 3
Cr 24 [ Ar ] 4 s1 3 d 5 ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ 6
Mn 25 [ Ar ] 4 s2 3 d 5 ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ 5
Fe 26 [ Ar ] 4 s2 3 d 6 ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑ 4
Co 27 [ Ar ] 4 s2 3 d 7 ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑ 3
Ni 28 [ Ar ] 4 s2 3 d 8 ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ 2
Cu 29 [ Ar ] 4 s1 3 d 10 ↑ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ 1
Zn 30 [ Ar ] 4 s2 3 d 10 ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ 0

Dari diagram orbital, terlihat adanya penyimpangan konfigurasi elektron pada atom Cr
dan Cu terhadap aturan aufbau dan aturan Hund, yang seharusnya Cr mempunyai
konfigurasi 4s23d4 menjadi 4s13d5, dan pada atom Cu yang seharusnya 4s23d9 menjadi
4s13d10. Penyimpangan konfigurasi tersebut terjadi untuk mencapai keadaan yang lebih
stabil. Perhatikan dua hal berikut:
a. Tingkat energi orbital 4s dan 3d pada unsur transisi sangat berdekatan sehingga selisih
energinya sangat kecil.
b. Dalam satu orbital yang terisi dua elektron, elektron akan berada pada spin yang
berlawanan, dan berakibat adanya medan magnetic yang dapat menyebabkan naiknya
tingkat energi.

2. Sifat Fisis Unsur Transisi


Secara umum, sifat fisis unsur transisi adalah sebagai berikut.
a. Semua unsur transisi adalah logam sehingga lebih sering disebut dengan logam transisi
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, sifat-sifatnya, (energi ionisasi, jari-jari atom,
titik leleh, titik didih, dan massa jenisnya) tidak terlalu banyak berubah.
Tabel 6.2 Sifat-sifat umum unsur transisi

Unsur Transisi periode keempat – Yohana Kristafani Nubatonis


2
3. Bilangan Oksidasi Unsur Transisi
Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai bilangan oksidasi
lebih dari satu tingkat. Vanadium mempunyai empat tingkat bilangan oksidasi, yaitu +2,
+3, +4 dan +5, masing-masing pada senyawa V2+, V3+, VO2, dan V2O5. (lihat tabel 6.3)
Bervariasinya bilangan oksidasi dari unsur transisi disebabkan oleh adanya subkulit
3d yang belum terisi penuh. Tingkat energi 5 buah orbital pada subkulit 3d relatif sama,
jadi perubahan konfigurasi yang terjadi pada subkulit 3d akan mempunyai tingkat
kestabilan yang relatif sama pula. Umumnya jika subkulit 3d berisi lebih dari 6 elektron,
maka hanya sebuah elektron dari subkulit 3d yang bisa dilepaskan. Bahkan pada Zn,
elektron subkulit 3d tidak dapat dilepaskan sama sekali. Akibatnya, unsur Zn hanya dapat
mempunyai bilangan oksidasi +2.
4. Warna unsur transisi
Pada umumnya unsur-unsur transisi periode keempat membentuk senyawa berwarna, baik
dalam bentuk padat maupun dalam larutan. Warna senyawa dari unsur transisi juga
berkaitan dengan adanya subkulit d yang tidak terisi penuh. Pembahasan lebih lanjut
mengenai warna senyawa unsur transisi akan diberikan setelah pembahasan ion kompleks.
Tabel 6.3 Warna senyawa unsur transisi dengan berbagai bilangan oksidasi.

Bilangan Warna pada bilangan oksidasi


Unsur
oksidasi +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc +3 - - Tbw - - - -
Ti +3,+4 - - ungu Tbw - - -
+2, +3,
V - ungu hijau biru merah - -
+4, +5
+2, +3,
Cr - biru hijau - - jingga -
+6
+2, +3,
Merah Cokelat
Mn +4, +5, - cokelat biru hijau ungu
mudah tua
+6, +7
Fe +2, +3 - hijau kuning - - - -
Merah
Co +2, +3 - ungu - - - -
mudah
Ni +2, +3 - hijau Tbw - - - -
Cu +1, +2 Tbw Biru - - - - -
Zn +2 - Tbw - - - - -

Unsur Transisi periode keempat – Yohana Kristafani Nubatonis


3
Keterangan : Tbw = tidak berwarna

Gambar 6.3 warna beberapa ion logam transisi. Dari kiri kekanan: Ti3+, Cr3+, Mn2+, Fe3+, Co2+,
Ni2+, Cu2+

5. Kereaktifan katalitik
Salah satu sifat penting dari unsur transisi dan senyawanya adalah kemampuannya untuk
menjadi katalis pada reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh atau di dalam industri.
Tabel 6.4 Beberapa katalis unsur transisi

Unsur Senyawa yang


Reaksi yang dikatalisis
transisi digunakan
Ti TiCl3 Polimerisasi alkena (pembuatan plastik)
V V2O5 Proses kontak (pembuatan H2SO4)
Fe Fe atau Fe2O3 Proses Haber Bosch (Pembuatan NH3)
Ni Ni Adisi Alkena (pembuatan margarin)
Cu Cu atau CuO Oksidasi Alkohol (pembuatan formalin)

6. Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu paramagnetik, dimana
atom, molekul atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron yang
tidak berpasangan pada orbitalnya dan diamagnetik, dimana atom, molekul atau ion dapat
ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada orbitalnya berpasangan.
Sedangkan pada umumnya unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai
elektron yang tidak berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan
semakin kuat jika jumlah elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin
banyak. Logam Sc, V, Ti, Cr dan Mn bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn
bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co dan Ni bersifat Feromagnetik yaitu kondisi yang
sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat (Brady 1990 : 698)
Sifat magnet dari suatu zat dapat ditunjukkan dan diukur dengan neraca seperti pada
gambar 6.4. zat yang bersifat diamagnetik akan menunjukkan berat kurang, sedangkan
yang bersifat paramagnetik menunjukkan berat lebih.

Unsur Transisi periode keempat – Yohana Kristafani Nubatonis


4
Gambar 6.4 menunjukkan sifat magnet suatu zat; zat yang paramagnetik sedikit ditarik kedalam
medan, beratnya bertambah; zat yang bersifat diamagnetik sedikit didorong keluar medan,
beratnya berkurang.

B. Unsur Transisi dan Ion Kompleks


1. Ligan
Ligan adalah anion atau molekul netral yang terikat langsung pada ion atau atom pusat.
Seperti telah disebutkan di atas, ikatan antara ion pusat dengan ligannya adalah ikatan
kovalen koordinat. Dalam hal ini, ligan bertindak sebagai penyumbang pasangan elektron,
sedangkan ion pusat menyiapkan orbital kosong. Jadi, ligan haruslah mempunyai pasangan
elektron bebas. Ligan yang menyumbangkan satu pasang elektron (mempunyai satu atom
donor) disebut ligan unidentat; ligan yang menyumbangkan dua pasang elektron
(mempunyai dua atom donor) disebut ligan bidentat; dan ligan yang menyumbangkan lebih
dari dua pasang elektron disebut ligan polidentat. Pada umumnya ligan yang terdapat pada
senyawa kompleks adalah ligan netral atau ligan negatif.
Tabel 6.5 Beberapa ligan netral, nama senyawa dan nama ligannya

Rumus Kimia Nama senyawa Nama Ligan


H2O Air Aqua
NH3 Ammonia Amina
CO Karbon monoksida Karbonil
SO2 Belerang dioksida Sulfonil atau sulfuril
H2S Hidrogen sulfida sulfan

Tabel 6.6 Beberapa ligan negatif, nama senyawa dan nama ligannya

Rumus Kimia Nama senyawa Nama Ligan


F- Flourida Fluoro
Br- Bromida Bromo
Cl- Klorida Kloro
OH- Hidroksida Hidrokso
CN- Sianida Siano
S2O32- Tiosulfat Tiosulfato
NO2- Nitrit Nitro
CO32- Karbonat Karbonato

2. Bilangan Koordinasi

Unsur Transisi periode keempat – Yohana Kristafani Nubatonis


5
Bilangan koordinasi dalam senyawa koordinasi didefinisikan sebagai banyaknya atom
donor di seputar atom logam pusat dalam ion kompleks. Bilangan koordinasi yang paling
lazim ialah 4 dan 6, namun bilangan koordinasi 2 dan 5 juga telah dikenal.
Contoh :
+¿¿
Bilangan koordinasi 2 : [ Ag( NH 3 )2 ]
2 +¿¿ 2+ ¿¿
Bilangan koordinasi 4 : [ Cu(NH 3)4 ] , [ Zn(NH 3 )4 ]
2−¿¿
, [ Pt Cl 4 ]
3−¿¿ + ¿¿
: [ Fe(CN )6 ] , [ Co( NH 3)4 Cl 2 ] , [ Pt Cl6 ]
2−¿ ¿
Bilangan koordinasi 6
3. Muatan Ion Kompleks
Muatan ion kompleks sama dengan jumlah muatan ion pusat dan muatan ligan-ligannya.
Perhatikan contoh berikut:

4. Tata Nama Senyawa Kompleks

ATURAN PENAMAAN SENYAWA KOMPLEKS

a. Pada ion kompleks, urutan penyebutannya adalah : jumlah ligan – nama ligan – nama
atom pusat (bilangan oksidasi atom pusat)
b. Jumlah ligan dinyatakan dengan awalan angka dalam bahasa Yunani:
1 = mono; 2 = di; 3 = tri; 4 = tetra; 5 = penta; 6 = heksa.
c. Nama ligan ditambahkan dengan akhiran –O dengan cara:
 Ligan –ligan yang berakhiran –ida diganti dengan –o
 Ligan-ligan yang berakhiran –it atau –at diganti dengan –ito dan –ato
d. Ligan netral diberi nama sesuai dengan nama molekulnya (dalam bahasa latin)
e. Jika ligannya lebih dari satu macam, urutan penyebutannya dimulai sesuai dengan urutan
abjad nama depan dari ligan tersebut.
f. Nama atom atau ion pusat :
 Jika ion kompleksnya bermuatan negatif, nama atom pusat diberi akhiran –at
 Jika ion kompleksnya tidak bermuatan atau bermuatan positif, tidak ditambah akhiran
g. Bilangan oksidasi atom pusat ditulis dengan angka romawi dalam kurung setelah nama
atom pusat.

Contoh Soal :
3+ ¿¿
[ Co( H 2 O)6 ] : ion heksaaquakobalt(III)
2+¿ ¿
[ Cr (N H 3)5 Cl ] : ion pentaaminamonoklorokrom(III)

Unsur Transisi periode keempat – Yohana Kristafani Nubatonis


6
4−¿¿
[ Fe(CN )6 ] : ion heksasianoferat(II)
K 4 [ Fe(CN )6 ]: Kalium heksasianoferat(II)

5. Warna Senyawa Kompleks


Dalam buku jilid 2A telah dijelakan bahwa suatu zat akan berwarna apabila zat itu
menyerap sebagian warna dan memantulkan yang lain. Warna tampak ialah warna yang
dipantulkan atau perpaduan dari warna-warna yang dipantulkan.
Diawal bab juga telah disebutkan bahwa unsur
transisi membentuk senyawa-senyawa berwarna dan
hal itu berkaitan dengan adanya subkulit d yang terisi
tidak penuh. Pada suatu atom atau ion yang berdiri
sendiri, kelima orbital dari subkulit d mempunyai
tingkat energi yang sama. Akan tetapi, kehadiran ligan
menyebabkan pemisahan (splitting) tingkat energi
pada orbital-orbital itu. Pada sistem octahedral (ion
kompleks dengan bilangan koordinasi 6), orbital dx2-y2 Gambar 6.4 pembelahan medan Kristal
dan dz2 menjadi lebih tinggi daripada orbital dxy, dyz antara orbital-orbital d dalam kompleks
dan dxz (lihat gambar 6.5). octahedral
Selisih tingkat energi antara orbital d energi rendah dengan orbital d energi tinggi ditandai
dengan delta ( ∆ 0 sistem oktahedral). Nilai ∆ 0 tersebut berada disekitar energi dari sinar-
sinar tampak. Artinya sinar tampak dapat mengeksitasi elektron dari orbital d energi rendah
ke orbital d energi tinggi.

Gambar 6.5 (a) jenis-jenis radiasi elektromagnetik. Sinar gamma memiliki panjang gelombang
terpendek dan frekuensi tertinggi; gelombang radio memiliki panjang gelombang terpanjang dan
frekuensi terendah. (b) cahaya tampak dari panjang gelombang 400 nm (ungu atau violet) sampai
700 nm (merah).
Oleh karena itu, ion pusat dari suatu ion kompleks yang
mempunyai subkulit d yang terisi tidak penuh dapat
menyerap radiasi dari spektrum sinar tampak, dan zat itu

Unsur Transisi periode keempat – Yohana Kristafani Nubatonis


7
Gambar 6.6 warna
akan berwarna. Sebagai contoh, elektron 3d dari ion Cr3+
dieksitasi oleh panjang gelombang 700 nm, celah
energinya menyerap warna merah sehingga warna ion
Cr3+ adalah hijau.

6. Geometri Ion Kompleks


Geometri ion kompleks bergantung pada bilangan koordinasi (jumlah ikatan koordinasi)
dan tipe hibridisasi ion pusatnya. Ion kompleks dengan bilangan koordinasi 2 berbentuk
linear, sedangkan yang mempunyai bilangan koordinasi 6 berbentuk oktahedron. Adapun
ion kompleks yang mempunyai bilangan koordinasi 4 dapat berbentuk tetrahedron, dapat
pula berbentuk segiempat planar. Yang berbentuk tetrahedron mengalami hibridisasi sp 3,
sedangkan yang berbentuk segi empat planar mengalami hibridisasi dsp2.
Contoh :
3−¿ ¿
Struktur ion [ Fe F6 ]
Ion pusat Fe mempunyai konfigurasi elektron: [ Ar ] 3 d 6 4 s 2

Ligan F- mempunyai pasangan elektron bebas yang akan menempati orbital kosong dari ion
Fe3+ yang akan membentuk orbital gabungan dari sebuah orbital 4s, tiga orbital 4p, dan dua
orbital 4d. orbital gabungan (hibridisasi) tersebut mempunyai energi setingkat dan disebut
orbital sp3d2.
C. Unsur Transisi di Alam
Tabel 6.7 kelimpahan mineral unsur transisi di Alam

Unsur Mineral Rumus Kimia


Sc Thortveitite Sc2Si2O
Ti Rutil TiO2
Limenit FeTiO3
V Vanadit Pb3(VO4)2
Cr Kromit FeCr2O4
Mn Pirolusit MnO2
Fe Hematit Fe2O3
Magnetit Fe3O4
Limonit Fe2O3.H2O
Siderit FeCO3
pirit FeS2
Co Kobaltit CoAsS

Unsur Transisi periode keempat – Yohana Kristafani Nubatonis


8
Smaltit CoAs2
Ni Pentlandite (FeNi)S
Cu Kalkopirit CuFeS2
Malasit Cu2(OH)2CO3
Kalkosit Cu2S
Zn Seng blende ZnS
Calamine ZnCO3

Contoh soal : (UN KIMIA 2016/2017)


Berikut ini tabel berisi mineral dan unsurnya :

No Mineral Unsur
1 Pirit Besi
2 Bauksit Tembaga
3 Kriolit Aluminium
4 Kalkopirit Kalsium
5 Hematit Tembaga
Pasangan data yang tepat antara mineral dan unsurnya ditunjukkan oleh nomor….
Penyelesaian :

No Mineral Unsur
1 Pirit Besi
2 Bauksit Aluminium
3 Kriolit Aluminium
4 Kalkopirit Tembaga
5 Hematit Besi
Jadi pasangan yang tepat yaitu 1 dan 3.

D. Kegunaan Unsur-unsur Transisi


1. Scandium digunakan pada lampu intensitas tinggi
2. Titanium digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia (pemutih kertas,
kaca, keramik dan kosmetik)
3. Vanadium digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat
4. Kromium digunakan sebagai plating logam-logam lainnya.
5. Mangan, digunakan pada produksi baja dan umumnya alloy mangan-besi
6. Besi, digunakan pada perangkat elektronik
7. Kobalt digunakan untuk membuat aliansi logam
8. Nikel digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat, membuat monel
9. Tembaga, digunakan pada alat-alat elektronik dan perhiasan
10. Seng digunakan sebagai bahan cat putih, antioksidan pada pembuatan ban mobil dan
bahan untuk melapisi tabung gambar televisi

Unsur Transisi periode keempat – Yohana Kristafani Nubatonis


9

Anda mungkin juga menyukai