Anda di halaman 1dari 11

Makalah Unsur Transisi Periode ke empat

Disusun oleh :
1..Ananda Desam(04)
2.Ardiah Ramania(05)
3.Diaz Galuh(06)
4.Diky Fairus(07)

XII MIPA2
SMA NEGERI 1 BONDOWOSO
TAHUN AJARAN 2019-2020
Makalah Unsur Periode ke-IV

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari,kita sering mendengar sepeti tembaga,besi, emas dan
perak. Bagaimana posisi unsure-unsur tersebut dalam table periodik? Unsur-unsur tersebut
terletak pada golongan transisi periode ke empat dan ke lima. Disini kami hanya menjelaskan
tentang unsur-unsur transisi periode ke empat.
Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem
periodik. Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit
3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini
menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak
dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas
katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks.
Unsur- unsur transisi pada perioda 4 terdiri atas 10 unsur, yaitu : Skandium, Titanium,
Vanadium, Kromium, Mangan, Besi, Kobalt, Nikel, Tembaga dan Seng.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Pengertian unsur trnsisi periode ke empat


2. Sifat fisik dan kimia unsur transisi periode ke empat
3. Macam macam unsur transisi periode ke empat

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian unsur transisi periode ke empat?


2. Apa saja sifat fisik dan kimia unsur transisi periode ke empat?
3. Bagaimana cara pembuatan unsur atau senyawa transisi periode ke empat?
4. Apa kegunaan unsur atau senyawa transisi periode ke empat?
5. Bagaimana aturan pemberian nama pada ion komplek atau senyawa komplek?

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui unsur transisi periode ke empat


2. Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia yang terdapat pada unsur transisi periode ke empat
3. Untuk mengetahui cara pembuatan unsur atau senyawa transisi periode ke empat
4. Untuk mengetahui kegunaan unsur transisi periode ke empat
5. Untuk mengetahui aturan pemberian nama pada ion komplek atau senyawa komplek
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT


Unsur transisi merupakan unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit pertama
terluar untuk berikatan dengan unsur unsur yang lain
Unsur transisi periode ke empat umumnya memiliki elekton falensi pada subkulit 3d
yang belum terisi penuh. Hal ini menyebabkan unsur transisi periode ke empat memiliki
beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur unsur golongan utama, seeeperti sifat
magnetik, warna ion, aktifitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa komplek.

B. SIFAT FISIK DAN KIMIA UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT


1. Sifat Fisik
Unsur transisi periode keempat memiliki sifat fisik khas yang berbeda dengan sifat
unsur utama. Berikut merupakan sifat fisik dari unsur transisi periode keempat.

a. Sifat Logam
Tabel 2.1 sifat logam unsur transisi periode keempat
Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari atom (nm) 0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
Titik leleh (0C) 1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420
Titik didih (0 C) 2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910
Kerapatan (g/cm3) 3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
E ionisasi I (kJ/mol) 6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
E ionisasi II (kJ/mol) 1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
E ionisasi III (kJ/mol) 2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800
E0 red M2+ (aq) - - -1,2 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 0,25 +0,34 0,76
E0 red M3+ (aq) -2,1 -1,2 -0,-86 -0,74 -0,28 -0,04 +0,44 - - -
Kekerasan (skala mohs) - - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5
(Masghon, Aminah, 2012)
b. Sifat Kemagnetan
Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan
unsur-unsur transisi bersifat paramagnetic (dapat ditarik oleh medan magnet) seperti : Sc, Ti, V,
Cr dan Mn. Makin banyak electron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat
paramagnetknya. Unsur yang memiliki elektron berpasangan (Zn dan Cu) bersifat
diamagnetic (tidak tertarik oleh medan magnet. Unsur Fe, Co, Ni
bersifat Ferromagnetic meski logam ini dijauhi medan magnet, tetapi induksi
magnet logam ini tidak hilang. (Fitrya, Dina, 2013)
c. Warna Senyawa
Senyawa unsur transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan bermacam warna
baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsure transisi juga berkaitan dengan
adanya orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada
pengisian subkulit d (sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya
warna pada senyawa logam transisi. Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena
subkulit 3d-nya kosong, serta senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi
penuh, sehingga tidak terjadi peralihan elektron. (Fitrya, Dina, 2013)
2. Sifat Kimia
a. Tingkat Oksidasi
Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa tingkat
oksidasi. Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi
lebih dari satu. Adanya bilangan oksidasi lebih dari satu ini disebabkan mudahnya
melepaskan elektron valensi. Dengan demikian, energi ionisasi pertama, kedua dan
seterusnya memiliki harga yang relatif lebih kecil dibanding unsur golongan utama.
Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali.
Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d
berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam
kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan
dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan berbilangan oksidasi maksimum +7. (Fitrya, Dina, 2013)
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan
konfigurasi elektron (n-1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang
ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting
seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn lebih rendah dari bilangan oksidasi atom
yang kehilangan semua elektron (n–1)d dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam
golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin penting untuk unsur-unsur
pada periode yang lebih besar. (Fitrya, Dina, 2013)
b. Ion Kompleks

Ion pusat berfungsi sebagai akseptor pasangan elektron (asam lewis), sedangkan ligan
berfungsi sebagai donor pasangan elektron (basa lewis). Dengan demikian ion kompleks
dapat terbentuk jika terjadi ikatan antara ion pusat yang memiliki orbital kosong dan ligan
yang memiliki pasangan elektron bebas. Jika ligan menyumbangkan sepasang elektron
disebut ligan unidentat, jika ligan menyumbangkan dua pasang elektron disebut ligan
bidentat, dan jika ligan menyumbangkan lebih dari satu atau dua pasang elektron disebut
ligan polidentat. Berikut adalah istilah yang terdapat dalam ion kompleks.
 Ion Pusat
Adalah asam lewis sebagai ekseptor (penerima) elektron dari ligan. Ion pusat adalah kation
dan biasanya ion logam transisi.
 Bilangan Koordinasi
Adalah jumlah donor atom yang terikat pada ion pusat / menyatakan jumlah ligan, dimana
bilangan koordinasi suatu ion pusat sama dengan dua kali bilangan oksidasinya.
 Ligan
Adalah basa lewis yang memiliki pasangan elektron bebas atau memiliki pasangan elektron π
(donor sepasang elektron kepada ion pusat). Berikut ini adalah tabel beberapa jenis ligan
beserta muatannya.
Tabel 2.2 Daftar ligan ion kompleks
Ligan Nama Muata Ligan Nama Muata
n n
-
H2O Akuo / Aqua - H Hidro / -1
Hidrido
-
NH3 Amina / Amin / - OH Hidrokso -1
Azana
H2S Sulfan - RO- Alkoksi -1
-
H2Te Telan - C6H5O Fenoksi -1
-
CO Karbonil - CN Siano -1
-
CS Tiokarbonil - ONO Nitrito -1
-
NO Nitrosil - NO2 Nitro -1
-
NO2 Nitril - ONO2 Nitrato -1
2-
NS Tionitrosil - OSO2 Sulfito -2
SO Sulfinil / Tionil - OSO32- Sulfato -2
2-
SO2 Sulfonil / Sulfuril - S2O3 Tiosulfato -2
NH2- Amido -1 OCN -
Sianato -1
NH2- Imido -2 NCO -
Isosianato -1
N(CH3)2- Dimetilamido -1 SCN -
Tiosianato -1
N3- Nitrido -3 NCS -
Isotiosianato -1
N3- Azido -1 CH3COO -
Asetato -1
S2- Tio/Tiokso/Sulfido -2 CO3 2-
Karbonato -2
O3- Ozonido -1 C2O4 2-
Oksalato -2
F- Floro -1 H-
Hidro / -1
Hidrido
Cl- Kloro -1 OH -
Hidrokso -1
Br- Bromo -1 RO -
Alkoksi -1
I- Iodo -1 C6H5O -
Fenoksi -1
O2- Okso / Oksido -2 CN -
Siano -1
O22- Perokso -2 ONO -
Nitrito -1
Se2- Selenokso / -2 NO2 -
Nitro -1
Selenido
Te2- Telurokso / -2 ONO2- Nitrato -1
Telurido
SH- Merkapto / -1
Sulfanido
(Susilowati, Endang, 2009)
C. CARA PEMBUATAN UNSUR TRANSISI PERIODE KE
EMPAT

unsur Cara Pembuatan


dibuat dengan elektrolisis
cairan ScCl3 yang
Skandium (Sc)
dicampurkan dengan klorida -
klorida lain
Metode yang digunakan
adalah metode kroll yang
banyak menggunakan klor dan
karbon .hasil reaksinya adalah
Titanium (Ti)
tianium tetraklorida yang
kemudian dipisahkan dengan
besi triklorida dengan
menggunakan proses distilasi
Frevonadium(logam campuran
dengan besi) dihasilkan dari
Vanadium (V) reduksi V2O5 dengan
campuran silikon(Si) dan besi
(Fe)
Logam dibuat menurut proses
Krom (Cr) goldschmidt dengan jalan
mereduksi Cr
Pembuatan feromangan
dilakukan dengan mereduksi
MnO2 dengan campuran
Mangan(Mn)
mereduksi MnO2 dengan
campuran besi oksida dan
karbon
D. KEGUNAAN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

1. Kegunaan Titanium
 Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik
1. Rapatannya rendah (logam ringan)
2. Kekuatasn struktrurnya tinggi
3. Tahan panas
4. Tahan terhadap korosi
 Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
 Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik
2. Kegunaan Vanadium
Banyak digunakan dalam industry-industri,
 Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang
tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi
 Untuk membuat logam campuran
3. Kegunaan Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry
 Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras dan
permukaanya tetap mengkilap.
 Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam
 Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya
digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
4. Kegunaan Mangan
 Untuk produksi baja
 Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
 Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan
vitamin B1.
5. Kegunaan Besi
 Membuat baja
 Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul,
pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya
6. Kegunaan kobalt
 Sebagai aloi
 Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam system
peramalan cuaca
7. Kegunaan Nikel
 Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
 Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
 Pelapis besi (pernekel)
 Sebagai katalis
8. Kegunaan Tembaga
 Bahan kabel listrik
 Bahan uang logam
 Untuk bahan mesin tenaga uap
 Dan untuk aloi
9. Kegunaan Zink
 Bahan cat putih
 Pelapis lampu TL
 Layar TV dan monitor computer
 Campuran logam dengan metal lain
(Masghon, Aminah, 2012)
9. Kegunaan Skandium
 Digunakan pada berbagai perkakas seperti televisi warna, lampu neon, lampu hemat energi,
dan kacamata.
 Memproduksi catalyser serta untuk memoles kaca.
 Untuk membuat paduan aluminium-skandium yang digunakan oleh industri kedirgantaraan
dan peralatan olahraga (sepeda, tongkat bisbol, dll) yang membutuhkan material kinerja
tinggi. (anonim, 2014)



 Muatan Ion kompleks
Muatan ion pusat ditambah dengan muatan ligan-ligannya. Contohnya ion kompleks yang
terdiri atas ion pusat Al3+, empat ligan H2O dan dua ligan OH-memiliki muatan : (+3) + (4 x
0) + (2 x -1) = +1 , sehingga ion kompleks dapat ditulis : [Al(H2O)4(OH)2]+
 Tata Nama Ion Kompleks
Ligan + Ion Pusat , artinya ligan ditulis terlebih dahulu kemudian diikuti oleh ion pusat.
Aturan Penamaan Ligan :
1. Jika terdapat jumlah ligan lebih dari satu (jenis ligan sama), maka penulisan ligan diawali
dengan kata :
2 = di 3 = tri 4 = tetra 5 = penta 6 = heksa
2. Jika terdapat jenis ligan lebih dari satu, maka penulisannya mengikuti abjad. Tetapi biasanya
ligan netral ditulis terlebih dahulu kemudian ligan anion.

Aturan Penamaan Ion Pusat :


1. Jika ion kompleks bermuatan positif (ion kompleks yang terbentuk adalah kation), maka
penamaan ion pusat menggunakan nama Bahasa Indonesia kemudian diikuti dengan
biloksnya yang ditulis dalam angka romawi di dalam kurung.
2. Jika ion kompleks bermuatan negatif (ion kompleks yang terbentuk adalah anion), maka
penamaan ion pusat menggunakan nama Bahasa Latin ditambah akhiran -at kemudian diikuti
dengan biloksnya yang ditulis dalam angka romawi di dalam kurung. (Susilowati, Endang,
2009)
Tabel 2.3 Daftar unsur aturan penamaan ion kompleks anion dan kation
Unsur Kation Anion
Al Aluminum Aluminat
Ag Perak Argentat
Cr Krom Kromat
Co Kobalt Kobaltat
Cu Tembaga Kuprat
Ni Nikel Nikelat
Zn Seng Zinkat
Fe Besi Ferrat
Mn Mangan Manganat
Pb Timbal Plumbat
Au Emas Aurat
Sn Timah Stannat
(Krisbiyantoro, Adi, 2009)
Contoh :
Ion kompleks positif
[Cr(HN3)4Cl2]+
Atom pusat : Cr3+ = Krom (III)
Bilangan koordinasi : 6
Ligan : 1) NH3 sebanyak 4 = tetraamin
2) Cl- sebanyak 2 = dikloro
Penamaan : tetraamindiklorokrom(III)
Ion kompleks negatif
[Cr(CN)4]-
Atom pusat : Cr3+ = Krom (III)
Bilangan koordinasi : 4
Ligan : 1) CN sebanyak 4 = tetrasiano
Penamaan : tetrasianokromat(III)
 Geometri Ion Kompleks
Ikatan Yang terjadi adalah ikatan koordinasi. Bentuk Geometri pada ion kompleks
Berdasarkan teori VSEPR (teori tolakan pasangan elektron valensi) dengan ketentuan :
1. Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 2 memiliki bentuk geometri linear
2. Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 4 memiliki bentuk geometri tetrahedral
3. Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 4 memiliki bentuk geometri oktahedral.
(Susilowati, Endang, 2009)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik
dimana terdiri atas Skandium, Titaniun, Vanadium, Krom, mangan, Besi, Kobalt, Nikel,
Tembaga, dan Seng.
2. Unsur transisi periode keempat memiliki sifat fisik maupun sifat kimia diantaranya sifat
kelogaman, kemagnetan, warna, bilangan oksidasi dan ion kompleks.
3. Unsur trasisi periode keempat terdapat di alam dalam bentuk senyawa kompleks yang berupa
mineral antara lain Ilmenit, Vanadit, Kromit, Pirolusit, Hematit, Magnetit, Pirit, Siderit,
Smaltit, Kobaltit, Nikelit, Kalkosit, Kalkofirit, Malasit, Spalerit.
4. Unsur trasisi periode keempat dapat diperoleh dengan cara pengolahan misalnya :
 Skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi
pemurnian uranium
 Titanium dengan mengubah bijih rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian
TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas oksigen kemudian
MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2. Keduanya kemudian
didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon.
 Seng dari bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan
mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.
 Krom dari kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr disebut
Ferokrom.
 Besi dengan cara peleburan
 Mangan diperoleh dengan (1) Mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium,
aluminium atau dengan proses elektrolisis dan (2) Proses aluminothermy dari senyawa MnO2.
 Nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75
persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai
berikut: Pengeringan, Kalsinasi, Peleburan, Pengkayaan , Granulasi dan Pengemasan untuk
mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah
dikeringkan dan dikemas.

5. Unsur trasisi periode keempat memiliki banyak mamfaat dalam kehidupan seperti Pembuatan
aloi, electrode baterai, keramik, bahan kontruksi, bahan pemutih kertas, kaca, kosmetik,
logam campuran, baja, badan pesawat, layar TV dan monitor computer, pelapis lampu TL,
bahan cat putih, bahan uang logam, untuk bahan mesin tenaga uap, bahan kabel listrik,
katalis, catalyser serta untuk memoles kaca, untuk penyepuhan, televisi warna, lampu neon,
lampu hemat energi, dan kacamata, pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti,
cangkul, pisau, sabit, paku, mesin
B. SARAN
Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ke empat dalam kehidupan
sehari-hari, maka siswa harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode ke
empat, sehingga menjadi sebuah pengetahuan di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2014), Besi, http://id.wikipedia.org/wiki/Besi


Anonim, (2014), Daftar Mineral, http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
Anonim, (2014), Kobalt, http://id.wikipedia.org/wiki/Kobalt
Anonim, (2014), Kromium, http://id.wikipedia.org/wiki/Kromium
Anonim, (2014), Mangan, http://id.wikipedia.org/wiki/Mangan
Anonim, (2014), Nikel, http://id.wikipedia.org/wiki/Nikel
Anonim, (2014), Seng, http://id.wikipedia.org/wiki/Seng
Anonim, (2014), Skandium (Sc) : Fakta, Sifat, Kegunaan & Efek
Kesehatan, http://www.amazine.co/27097/skandium-sc-fakta-sifat-kegunaan-efek-
kesehatannya/
Anonim, (2014), Skandium, http://id.wikipedia.org/wiki/Skandium
Anonim, (2014), Tembaga, http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga
Anonim, (2014), Titanium, http://id.wikipedia.org/wiki/Titanium
Anonim, (2014), Vanadium, http://id.wikipedia.org/wiki/Vanadium
Arianto, Aris, (2014), Kimia Unsur, http://arisarianto.files.wordpress.com/2013/09/untuk-blog-
kimia-unsur.pdf
Fitrya, Dina, (2013), Unsur Transisi Periode
Keempat,http://dinafitrya.blogspot.com/2013/10/unsurtransisi-periode-keempat-unsur.html
Krisbiyantoro, Adi, (2009), Buku Sakti Kimia SMA, PT. Buku Kita, Jakarta
Masghon, Aminah, (2012), Kimia Golongan Unsur Transisi Periode
Keempat,http://aminahhareem.blogspot.com/
Muchtaridi, Sandri Justiana, (2007), Kimia 3, Yudistira, Jakarta
Susilowati, Endang, (2009), Theory and Application of Chemistry 3, Tiga Serangkai, Solo

Anda mungkin juga menyukai