Anda di halaman 1dari 50

UNSUR-UNSUR TRANSISI

OLEH
PUTU SUARYA
1. Pendahuluan
Definisi: suatu unsur yang memiliki kulit d atau
kulit f yang terisi sebagian.
Definisi yang lebih luas mencakup juga unsur-
unsur yang mempunyai kulit d dan kulit f yang
terisi sebagian dalam senyawaannya.
Ini berarti bahwa logam-logam mata uang; Cu, Ag
dan Au merupakan logam transisi karena
Cu
II
mempunyai konfigurasi 3d
9
,
Ag
II
: 4d
9
, dan Au
III
: 5d
8
.
Unsur-unsur Golongan Transisi:

Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang
pengisian elektronnya berakhir pada orbital d.

Fenomena yang terdapat pada orbital-orbital d ialah:
Elektron-elektron dalam orbital- orbital d cenderung
berada dalam keadaan penuh (d
10
) atau setengah
penuh (d
5
).

Oleh karena itu, konfigurasi elektron
24
Cr adalah 4s
1

3d
5
bukannya 4s
2
3d
4
dan
29
Cu adalah 4s
1
3d
10
,
bukannya 4s
2
3d
9


Cara penomoran golongan unsur-unsur transisi:
1. Nomor golongan harus dibubuhi huruf B
2. Nomor golongan = jumlah elektron s + d ( jumlah
elektron dikulit terluar + jumlah elektron d yang diisi
terakhir).
jika s + d = 9 , golongan VIII B
s + d = 10, golongan VIII B
s + d = 11, golongan IB
s + d = 12, golongan II B
Contoh :

21
Sc 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
6
4s
2
3d
1
golongan IIIB

22
Ti 4s
2
3d
2
golongan IVB

23
V 4s
2
3d
3
golongan VB


Beberapa sifat khas unsur-unsur transisi:

1. Semua unsur transisi adalah logam
2. Hampir semua unsur transisi berwujud padat pada
suhu kamar, kecuali Hg
3. Memiliki sifat katalis
4. Bersifat para magnetik ( tertarik oleh medan magnet )
5. Mempunyai valensi dan bilangan oksidasi umumnya
lebih dari satu
6. Dapat membentuk senyawa kompleks
7. Umumnya berwarna-warni

Logam Transisi
Jika unsur-unsur block d membentuk ion-ion, elektron-elektron
pada 4s hilang pertama kali.
Untuk menulis struktur elektronik dari Co
2+
:

Co [Ar] 3d
7
4s
2


Co
2+
[Ar] 3d
7
Ion 2+ dibentuk dengan kehilangan dari dua elektron 4s. Untuk
menulis struktur elektronik untuk V
3+
:
V [Ar] 3d
3
4s
2


V
3+
[Ar] 3d
2
Elektron 4s pertama kali hilang diikuti oleh satu satu dari
elektron 3d .

Variabel tingkat oksidasi (nomor)
Contoh dari variabel tingkat oksidasi dalam logam-logam transisi.

Besi
Besi biasanya mempunyai dua tingkat oksidasi dalam (+2 dan +3) ,
Sebagai contoh, Fe
2+
dan Fe
3+
. Ia juga dapat mempunyai tingkat
oksidasi (tidak umum) +6 dalam ion ferrate (VI) , FeO
4
2-
.

Mangan
+2 dalam Mn
2+

+3 dalam Mn
2
O
3

+4 dalam MnO
2

+6 dalam MnO
4
2-

+7 dalam MnO
4
-


Pembentukan ion-ion komplek
Apakah ion kompleks itu ?
Suatu ion komplek mempunyai ion metal pada pusatnya
dengan sejumlah molekul atau ion lain mengelilinginya yang
terikat pada ion pusat tersebut melalui ikatan koordinasi.
Molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilingi ion metal
pusat disebut ligands. Ligand-ligan sederhana termasuk air,
amonia dan ion klorida.



Beberapa contoh ion kompleks yang dibentuk oleh logam
transisi:

[Fe(H
2
O)
6
]
2+

[Co(NH
3
)
6
]
2+

[Cr(OH)
6
]
3-

[CuCl
4
]
2-


Pembentukan senyawa-senyawa yang berwarna.
.

The origin of colour in the transition metal ions The origin of colour in the transition metal ions The origin of colour in the transition metal ions The origin of colour in the transition metal ions
Keaslian warna dalam ion-ion metal transisi.
Jika sinar putih melalui larutan dari salah satu ion-ion ini,
atau dipantulkannya, beberapa warna dalam sinar diabsorbsi.
Warna yang terlihat adalah bagaimana mata kita melihat apa
yang tertinggal.

Aktivitas katalitik :
Iron in the Haber Process


Proses Haber mereaksikan hidrogen dan nitrogen untuk
membuat amonia menggunakan katalis besi.

Nikel dalam hidrogenasi ikatan C=C


Transition metal compounds as catalysts Transition metal compounds as catalysts Transition metal compounds as catalysts
Senyawa-senyawa logam transisi sebagai katalis.
Vanadium(V) oksida dalam proses kontak.


Ion besi dalam reaksi antara ion persulfat dan ion iodida

The chemistry of some specific transition metals
Senyawa beberapa logam-logam transisi yang spesifik.
VANADIUM
Vanadium(V) oksida sebagai catalis dalam proses reaksi.




Bagaimana jalannya reaksi ?



Sulfur dioksida dioksidasi menjadi sulfur trioksida oleh vanadium (V)
(V) Oksida . Dalam proses, vanadium(V) oksida direduksi menjadi
vanadium(IV) oksida.


Vanadium(IV) oksida kemudian di re-oksidasi oleh oksigen.
Tingkat oksidasi Vanadium
Tingkat oksidasi Vanadium dalam senyawanya adalah +5, +4, +3 dan +2.

Tahap reduksi vanadium(V) ke vanadium(II)
Reduksi dari +5 ke +4

Reduksi dari +4 ke +2
Warna berubah secara teratur.

Pembentukan senyawa-senyawa yang berwarna
Penggantian air oleh ion sulfat.
Penggantian air dengan ion klorida.
Dalam adanya ion klorida (misalnya dengan chromium(III) klorida),
biasanya warna yang teramati adalah hijau.
Ini terjadi jika dua molekul air digantikan oleh ion klorida memberikan
ion tetraaquadichlorochromium(III) - [Cr(H
2
O)
4
Cl
2
]
+
.
Reaksi ion chromium(III)heksa hidrat dengan ion hidroksida
Reaksi dari ion chromium(III)heksa hidrat dengan laruran ammonia
Reaksi ion chromium(III)heksa hidrat dengan
ion karbonat
Oksidasi dari chromium(III) ke chromium(VI)
.

Unsur-unsur transisi dibagi menjadi tiga golongan
sesuai dengan kemiripan sifatnya, yakni:
1. Unsur-unsur transisi utama atau unsur blok d
2. Unsur-unsur lantanida
3. Unsur-unsur aktinida.

Unsur-unsur transisi utama atau unsur blok di
bagi dalam kelompok:
a. unsur transisi blok d deret pertama
b. unsur transisi blok d deret kedua
c. unsur transisi blok d deret ketiga
Unsur Transisi Blok d Deret Pertama
Definisi:
unsur-unsur yang mempunyai kulit 3d terisi
sebagian baik dalam keadaan dasar dari atom
bebas (kecuali Cu) atau dalam satu atau lebih
ion-ion kimianya.
Anggota :
Sc, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni dan Cu.
Sifat khusus unsur transisi:
1. Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektron : penyusunan elektron pada orbital di dalam
atom.
Konfigurasi elektron didasarkan beberapa ketentuan:
1. Aturan Aufbau: pengisisan elektron dimulai dari tingkat
energi yang terendah terlebih dahulu.
2. Aturan Hund: dalam pengisian elektron pada orbital, mula-
mula diisi masing-masing orbital satu elektron dengan arah
yang sama, setelah orbital terisi satu elektron baru mengisi
orbital dengan elektron berpasangan.
3. Larangan Pauli: dalam satu atom tidak mungkin ada 2
elektron yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang
sama.



Tabel Konfigurasi elektron atom dan ion unsur-unsur transisi







Unsur Konfigurasi
elektron dari atom
(Ar)....
Ion yang umum Konfigurasi
elektron dari ion
(Ar)....
Sc
Ti
V
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
3d
1
4s
2
3d
2
4s
2
3d
3
4s
2
3d
5
4s
1
3d
5
4s
2
3d
6
4s
2
3d
7
4s
2
3d
8
4s
2
3d
10
4s
1

Sc
3+
Ti
4+
V
3+
Cr
3+
Mn
2+
Fe
2+
, Fe
3+
Co
2+
Ni
2+
Cu
+
, Cu
2+



3d
2
3d
3
3d
5
3d
6
, 3d
5
3d
7
3d
8
3d
10
, 3d9
2. Sifat logam
Unsur transisi semuanya bersifat logam, hal ini disebabkan:
- jumlah elektron terluarnya yang kecil ( 1 atau 2)
-elektron valensinya yang lebih banyak dibanding golongan
utama.
dengan demikian maka antara atom akan makin mudah
berikatan antar sesamanya (dikenal dengan ikatan logam),
sehingga logam transisi mempunyai sifat:
a. penghantar panas yang baik
b. penghantar listrik yang baik
c. lebih keras
d. titik didih / leleh yang tinggi


3. Bilangan Oksidasi (biloks)
Senyawa unsur transisi mempunyai biloks lebih dari satu.
Contoh: Mn pada KMnO
4
=+7
K
2
MnO
4
= +6
MnO
2
= +4
MnO = +2
Adanya biloks lebih dari satu disebabkan mudahnya melepaskan
elektron dari elektron valensinya. Dengan demikian energi
ionisasi pertama, kedua dan seterusnya mempunyai harga
relatif kecil dibanding unsur golongan utama.


4. Sifat Magnetik
Sifat magnetik dari suatu zat (atom, ion atau molekul)
ditentukan oleh struktur elektronnya.
Kemungkinannya: diamagnetik atau paramagnetik,
Senyawaan transisi deret pertama sebagian besar
bersifat paramagnetik.
Perkiraan momen magnetik yang disebabkan oleh spin
elektron tak berpasangan, ditentukan dengan
persamaan berikut:
= n (n + 2)
= momen magnet dalam Bohr Magneton
(BM)
n = jumlah elektron yang tak berpasangan

Tabel beberapa harga momen magnet ion transisi deret pertama
Ion Jumlah elektron tak
berpasangan
Momen menurut
perhitungan BM
Momen menurut
pengamatan BM
V
4+
Cu
2+
V
3+

Ni
2+
Cr
3+
Co
2+
Fe
3+
Co
3+
Mn
2+
Fe
2+

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
1,73
1,73
2,83
2,83
3,87
3,87
4,90
4,90
5,92
5,92
1,7 1,8
1,7 2,2
2,6 2,8
2,8 - 4,0
3,8
4,1 5,2
5,1 5,5
5,4
5,9
5,9
5. Ion berwarna
Ion-ion unsur transisi mempunyai sifat yang khas yakni
menunjukkan warna.
Warna ini disebabkan oleh elektron pada sub kulit d.








Ion Ti
4+
,Sc
3
+, Zn
2+
dan Cu
+
tidak berwarna:
Pada Ti
4+
,Sc
3
+ tidak mempunyai elektron pada orbital d
sedangkan pada Zn
2+
dan Cu
+
orbotal d penuh dengan
elektron
Unsur Biloks Senyawa Warna
Besi



tembaga
+2
+3
+3

+2
+2
+2
Fe(CN)
6
4-
Fe(CN)
6
3-
[Fe(SCN)(H
2
O)
5
]
2+

Cu(H
2
O)
4
3+
Cu(NH
3
)
4
3+

CuCl
4
2-
Kuning
Kuning
Merah

Biru
Biru tua
kuning
Skandium (Sc)
Skandium merupakan unsur yang melimpah
di alam, namun karena sulitnya
melakukan pemisahan menyebabkan
unsur ini tidak mudah tersedia
Titanium
Titanium relatif melimpah dalam kulit bumi
(0,6 %), bijih-bijih yang utama adalah
ilmenite FeTiO
3
dan rutile TiO
2
.
Sintesis logamnya:
FeTiO
3
atau TiO
2
+ C dan Cl
2
TiCl
2
800
o
C + Mg


Ti
(berbusa)
+
MgCl
2

Reaksi dengan asam:
Titanium tidak bereaksi dengan asam atau basa lemah.
Ti bereaksi dengan HCl panas menghasilkan kompleks
kloro Ti
III
, dengan HF atau HNO
3
+ HF memberikan
komplek fluoro.
Reaksinya dengan HNO
3
panas menghasilkan oksida
nitrat.
Kegunaan:
Titanium digunakan dalam mesin turbin, industri zat
kimia, pesawat terbang dan peralatan kelautan

Senyawaan titanium
Senyawaan biner titanium yang paling dikenal adalah:
TiCl
4
: cairan tidak berwarna, berbau menusuk, berasaap dalam
udara basah
Titanium oksida : berada di alam sebagai mineral; rutile, anatase
dan brookite
Kompleks titanium
Kompleks titanium dapat berupa kompleks Ti
II
, Ti
III
dan Ti
IV
.
Kompleks Ti
II
: TiCl
4
2-
Kompleks Ti
III
: [Ti(H
2
O)
6
]
3+
diperoleh dari reduksi larutan Ti
IV
TiO
2
+(aq) + 2H
+
+ e Ti
3+
+ H
2
O
Kompleks Ti
IV
:
Garam okso : (NH
4
)
2
TiO(C
2
O
4
)
2
.H
2
O
Kompleks anion: TiF
6-
Campuran dari TiX
4
: TiX
4
L
2
Kompleks perokso: [Ti(O
2
)(OH)]
+
Reaksi solvolitik dari TiCl
4
:
TiCl
4
+ 4 ROH + 4 RNH
2
Ti(OR)
4
+ 4RNH
3
Cl

Vanadium (V)
Terdapatnya:
Vanadium tersebar luas di alam tetapi hanya sedikit
sebagai deposit.
Vanadium terdapat dalam minyak tanah dari venezuela.
Sifat-sifat:
-Pada suhu tinggi vanadium cukup reaktif
terhadap O
2
, N
2
dan karbon
-Pada suhu ruang tidak dapat diserang oleh
udara, asam dan basa
bukan pengoksidasi selain HF.
-Larut dalam HNO
3
, H
2
SO
4
pekat dan air raja.
Kegunaan:
Sebagai campuran dalam pembuatan baja dan besi
tuang yakni sebagai ferrovanadium,

Senyawaan vanadium
1. Vanadium (II):
Senyawa ini diperoleh dengan mereduksi vanadium (III),
Contohnya: [V(H
2
O)
6
]
2+
diperoleh dari reduksi larutan V (III) oleh Zn dalam
suasana asam.
Larutan vanadium (II) sering digunakan untuk menghilangkan runutan O
2
dari
gas inert.
2. Vanadium (III)
Seyawa ini diperoleh dari reduksi vanadium (IV), baik reduksi elektrolitik
ataupun reduksi kimia. Senyawa yang dihasilkan juga mudah mengalami
oksidasi menjadi VO
2+
.
3. Vanadium (IV)
Senyawa vanadium (IV) merupakan spesies yang paling stabil. Senyawa
yang paling terkenal adalah senyawa oksovanadium (IV), senyawa ini
berwarna hijau kebiruan. Contohnya misalnya adalah [VO(H
2
O)
6]
2+
.
4. Vanadium (V)
Contoh dari senyawa ini adalah V
2
O
5
, senyawa ini diperoleh dari reaksi
antara ammonium vanadat dengan asam sulfat ecer. Vanadium (V) dapat
membentuk sederet anion isopoli ataupun heteropoli.

Kromium (Cr)
Kromium di alam ditemukan terutama
sebagai chromite, FeCr
2
O
4
, berbentuk spinel
dengan Cr
III
pada lingkungan oktahedral dan
Cr
II
pada lingkungan tetrahedral. Dalam
bidang industri kromium diperlukan dalam
dua bentuk yaitu: kromium murni dan aliasi
besi-kromium (ferrocromium).

Kromium murni diekstraksi dari bijihnya dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Kromium (III) dari bijihnya diubah menjadi kromium
(IV) melalui reaksi dengan lelehan NaOH dan O
2
.
FeCr
2
O
4
+ 4OH
-
+ O
2
FeO + CrO
4
2-
+ H
2
O
2. CrO
4
2-
dilarutkan dengan natrium bikarbonat.
2 CrO
4
2-
+ Na
2
CO
3
+ 4 H
+
Na
2
Cr
2
O
7
+ CO
2
+ 2
H
2
O
3. Reduksi Cr(VI) menjadi Cr(III)
Na
2
Cr
2
O
7
+ 2 C Cr
2
O
3
+ Na
2
CO
3
+ CO
4. Reduksi Cr (III) oksida dengan aluminium
Cr
2
O
3
+ 2 Al Al
2
O
3
+ Cr
Kromium yang dihasilkan adalah berupa logam kromium
dengan kemurnian 97 99 %.
Sedangkan ferrokromium diperoleh dengan mereduksi
chromite dengan kokas atau silikon dalam tanur
listrik.
FeCr
2
O
4
+ 4 C Fe + 2Cr + 4CO
Penggunaan kromium sangat terkenal karena
penyepuhan kromium yang memberikan dua sifat
yakni; sifat dekoratif (indah, mengkilat dan tidak
kusam) dan sifat kekerasan (tahan panas, tahan
pakai, tahan korosi serta koefisien geser rendah).
Penggunaan lainnya adalah sebagai bahan pembuat
baja kromium (stainles steel), larutan K
2
Cr
2
O
7
dalam
asam sulfat pekat adalah oksidator kuat yang
biasanya digunakan sebagai pencuci alat
laboratorium.

Mangan (Mn)
Mangan relatif melimpah di alam, terutama
terdapat sebagai deposit dalam bentuk oksida,
oksida hidrat atu karbonat. Logamnya dapat
diperoleh dengan memanggangnya melalui
reduksi dengan Al.
Mn
3
O
4
+ Al Al
3
O
4
+ Mn
Mangan dengan konfigurasi elektron terluar 3d
5

4s
2
memiliki tingkat oksidasi tertinggi +7, terjadi
pada senyawaan okso MnO
4-
, Mn
2
O
7
dan
MnO
3
F. Mangan cukup elektropositif dan
mudah melarut dalam asam bukan
pengoksidasi
Besi (Fe)
Bijih utama dari besi adalah hematite Fe
2
O
3
, magnetite Fe3O4, limonite
FeO(OH) dan siderite FeCO
3
.
Pada zaman dulu manusia telah berhasil mengekstrak besi dari bijihnya,
campuran gilingan bijih besi dan arang dibiarkan diatas bara sehingga besi
meleleh kemudian besi ditampung.
Sebagai perkembangan dari proses ini, campuran besi dan arang diletakkan
diatas tanur kemudian dihembuskan udara panas ke dasar tanur, sehingga
proses ini dikenal dengan proses tanur hembus (blast furnace). Proses ini
merupakan reduksi bijih besi dengan karbon monoksida yang dihasilkan dari
kokas dan udara yang dihembuskan didasar tanur.
C + O
2
CO
2
CO
2
+ C 2 CO
Gas CO ini yang akan mereduksi bijih besi secara bertahap:
Tahap 1 : 3 Fe
2
O
3
+ CO 2 Fe
3
O
4
+ CO
2
Tahap 2 : Fe
3
O
4
+ CO 3 FeO + CO
2
Tahap 3 : FeO + CO Fe + CO
2
Sehingga reaksi totalnya adalah:
Fe
2
O
3
+ 3 CO 2 Fe + 3 CO
2
Besi yang dihasilkan adalah berupa besi gubal (besi kasar) yang mengandung
95 % besi, 3 4 % karbon dan sisanya pengotor lain seperti Mn, Si, P dan
S.



Pada proses pembuatan besi juga menggunakan kapur
(CaCO
3
) yang berfungsi sebagai fluks, yakni bahan
yang akan bereaksi dengan pengotor dalam bijih besi
dan memisahkan pengotor itu dalam bentuk cairan
kental yang disebut terak (slag). Reaksi pembentukan
terak yang menghilangkan pengotor berlangsung
sebagai berikut:
CaCO
3
CaO + CO
2
CaO + SiO
2
Si + 2 CO
3 CaO + P
2
O
5
Ca
3
(PO
4
)
2
Lapisan terak ini sekaligus berfungsi melindungi besi
cair dari oksidasi kembali. Terak dikeluarkan dari
saluran tersendiri dan dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan jalan dan pupuk.

Sifat-sifat besi
1. Besi bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi
3 Fe + 4 H
2
O Fe
2
O
4
+ 4H
2

2. Besi bereaksi dengan asam klorida dan asam
sulfat encer
Fe + 2H
3
O
+
Fe
2+
+ H
2
+ 2H
2
O

Penggunaan besi
Besi adalah logam yang paling luas
penggunaannya, yaitu sekitar 14 kali total
penggunaan logam lainnya. Hal tersebut
disebabkan karena:
1.Bijih besi relatif melimpah dan tersebar
diberbagai penjuru dunia
2.Pengolahan besi relatif mudah dan murah
3.Sifat-sifat besi mudah dimodifikasi.
Kegunaan utama besi adalah untuk membuat
baja. Baja adalah istilah yang digunakan untuk
semua logam campuran dari besi.

Tabel komposisi beberapa macam baja dan penggunaanya

Macam baja Komposisi Sifat Penggunaan
Baja sedang


Baja berkadar
karbon tinggi


Stainless steel


Baja mangan


Baja walfram
0,09 - 0,2 % C
0,05 - 1,0 % Mn
0,2 - 0,75% Si

0,4 - 0,9 % C
0, 5 - 1,0 % Mn
0,2 - 0,75% Si

0,2 - 0,4 % C
18 % Cr 8% Ni

0,4 - 0,9 % C
13 % Mn

0,4 - 0,9 % C
5 % W
Mudah dibentuk


Keras


Tahan korosi


Kuat dan keras


Sangat keras
Badan mobil,
jarum, pipa


Perkakas, paku,
pelat

Pisau, perkakas


Per


Ujung alat
pemotong
Kobal (Co)
Sumber utama Kobal adalah speisses yakni
sisa dalam peleburan bijih arsen dari Ni, Cu
dan Pb.
Kobal relatif tidak reaktif, ia larut lambat dalam
asam mineral encer.
Tingkat oksidasi yang umum dari kobal adalah:
+2 dan +3
Nikel (Ni)
Sumber utama nikel : -millerit (NiS) dan garnierite
( suatu silikat magnesium nikel dalam berbagai
komposisi) dan aliasi dengan besi dalam
meteor.
Nikel sangat tahan terhadap serangan udara dan
air pada suhu kamar, mudah larut dalam asam
mineral encer, banyak digunakan sebagai
katalis.
Senyawaan nikel yang paling umum adalah
dalam bentuk Ni
II
.
Tembaga (Cu)
Tugas :
Konfigurasi elektron Cu dengan orbital 4s terisi 1
elektron, bandingkanlah sifat-sifatnya dengan
unsur alkali (golongan IA)!

Anda mungkin juga menyukai