BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada
subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB).
Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas
yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna
ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur
transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium
(Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni),
Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur
hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu,
ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan
signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode
keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan
unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu
periode.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
2.1 Untuk mengetahui unsur apa saja yang terdapat pada unsur transisi periode keempat.
2.3 Untuk menjelaskan sifat fisis dan sifat kimia unsur-unsur periode ke empat.
1.3 Metode
Metode yang kami gunakan pada penulisan makalah ini adalah metode deskriptif.
Periode
Keempat
dan
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada
subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB).
Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas
yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna
ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur
transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium
(Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni),
Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
1. Skandium (Sc) skandium ditemukan dalam berbagai bijih logam, tetapi
keberadaannya di alam jarang ditemukan. Keberadaannya di alam diperkirakan
antara 5 ppm hingga 30 ppm. Contoh senyawa yang mengandung skandium adalah
Sc(OH)3 dan Na3ScF6.
2. Titanium (Ti) merupakan logam ke sembilan terbanyak 0,6 persen kerak
bumi. Titanium di alam dapat ditemukan dalam mineral rutil (TiO 2) dan ilmenit
(FeTiO3). Contohnya senyawa yang mengandung unsur Titanium TiCl 4.
3. Vanadium (V) adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit
bumi sekitar 0,02 % massa. Vanadium ditemukan dalam mineral vanadit (Pb 3(VO4)2),
patronit (V2S5), dan karnotit (K2(UO2)2(VO4)3H2O). Contoh senyawa yang
mengandung unsur vanadium adalah V 2O5 yang digunakan untuk katalis pada
pembuatan asam sulfat.
4. Kromium (Cr), terletak pada golongan VI B periode keempat dan
merupakan salah satu logam yang penting ditemukan sekitar 122 ppm dalam kerak
bumi. Kromonium ditemukan dalam mineral kromit (FeCr2O4).
5. Mangan (Mn), ditemukan dalam mineral pirolusit (MnO 2). Contoh
senyawa yang mengandung unsur mangan adalah KMnO 4, yang banyak digunakan
sebagai zat pengoksidasi dalam analisi di labolatorium.
6. Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2%
massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi
umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite (Fe 2O3),
siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Logam Besi bereaksi dengan larutan asam
klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Fe(s) + 2 H+(aq) > Fe2+(aq) + H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion
Fe3+. Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4
yang dapat menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk
senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II)
antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion
Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe 3+ bila terdapat gas oksigen
yang cukup dalam larutan Fe 2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi
(III) adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).
7. Kobalt (Co) di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs 2) dan kobaltit
(CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu.
8. Bijih nikel (Ni) di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit
[(Fe,Ni)9S8) dan gernarit(H2(NiMg)SiO4-. 2H2O).
9. Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious
metal). Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih
mineral, seperti Pirit tembaga (kalkopirit) CuFeS 2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O),
melakonit (CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2). Semua senyawa Tembaga (I) bersifat
diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu 2O yang berwarna merah), sedangkan
semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat
yang mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang
mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO 4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).
10. Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende
(ZnS), dan calamine (ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit
(ZnO.ZnSiO3.H2O).
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam. Sifat itu disebabkan
semua unsur transisi memiliki energi ionisasi yang rendah, yaitu kurang dari 1.000
kJ mol-1 dan keelektronegatifannya rendah, yaitu kurang dari 2.
Unsur
Sc
Ti
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Jari-jari
atom (nm)
0,16
0,15
0,14
0,13
0,14
0,13
0,13
0,13 0,13
0,13
Titik
(0C)
leleh
1540
1680
1900
189
0
1240
1540
1500
145
0
108
0
420
Titik
(0 C)
didih
2370
3260
3400
248
0
2100
3000
2900
273
0
260
0
910
3,0
4,5
6,1
7,2
7,4
7,9
8,9
8,9
8,9
7,1
E ionisasi I
6,30
(kJ/mol)
660
650
650
0
720
760
760
740
750
910
E ionisasi II
1240
(kJ/mol)
1310
1410
159
0
1510
1560
1640
175
0
196
0
1700
E ionisasi III
2390
(kJ/mol)
2650
2870
299
0
3260
2960
3230
339
0
356
0
3800
E0 red
M2+ (aq)
-1,2
0,91
-1,19
-0,44
-0,28
+0,
0,25 34
0,76
E0 red
M3+ (aq)
-2,1
-1,2
-0,86
0,74
-0,28
-0,04
+0,4
4
9,0
5,0
4,5
3,0
2,5
Kerapatan
(g/cm3)
Kekerasan
(
skala mohs)
Cu
Zn
Unsur
Tingkat Oksidasi
Sc
+3
+3
Ti
+2,+3,+4
+4
+2,+3,+4,+5
+5
Cr
+2,+3,+4,+5,+6
+3,+6
Mn
+2,+3,+4,+6,+7
+2,+4,+7
Fe
+2,+3
+2,+3
Co
+2,+3
+2,+3
Ni
+2
+2
Cu
+1,+2
+1,+2
Zn
+2
+2
26
26
26
Skandium (Sc) dan Seng (Zn) hanya memiliki satu tingkat oksidasi. Sc
dengan konfigurasi 21Sc: [Ar] 3d1,4s2 cenderung melepaskan semua elektron
valensinya sehingga memiliki konfigurasi sama dengan argon. Zn dengan
konfigurasi 30Zn: [Ar] 3d10,4s2 cenderung melepaskan elektron pada subkulit 4s
sehingga memiliki konfigurasi elektron argon ditambah dengan subkulit d yang
penuh. Konfigurasi itu disebut pseudo gas mulia.
Sc: [Ar] 3d1,4s2
21
30
Sc3+: [Ar]
21
30
Ion pusat
Bilangan
koordinasi
Ion pusat
Bilangan
koordinasi
Cu2+
2,4
Zn2+
4,6
Ag+
Al3+
4,6
Au+
2,4
Sc3+
Cr2+
Cr3+
Fe2+
Fe3+
Co2+
4,6
Co3+
Ni2+
4,6
Au3+
Cu2+
4,6
2.7.2 Ligan
Ligan adalah spesi yang memiliki atom yang dapat menjadi donor
sepasang elektron pada ion pusat. Ligan merupakan basa Leuwis, sedangkan ion
pusat sebagai asam Leuwis. Ligan dapat berupa ion monoatomik (tapi bukan atom
netral), seperti ion halida ; berupa anion, seperti CN - dan NO2- ,berupa molekul
sederhana, seperti NH3 dan H2O ; berupa molekul kompleks ; seperti piridin (C 5H5N).
Ion kompleks positif :
[Ag(NH3)2]+
[Cu(NH3)4]2+
[Zn(NH3)4]2+
[Co(NH3)6]3+
[Cu(H2O)4]2+
[Co(H2O)6]3+
[Fe(CN)6]3-
[Fe(CN)6]4-
[Co(CN)6]4-
[Co(Cl6]3-
NH3
(bermuatan 0)
Akuo
H2O
(bermuatan 0)
Bromo
Br-
(bermuatan -1)
Hidrokso
OH-
(bermuatan -1)
Iodo
I-
(bermuatan -1)
Kloro
Cl-
(bermuatan -1)
Nitrito
NO2-
Oksalato
Siano
Tiosianato
Tiosulfato
CN-
=
SCN-
=
=
(bermuatatn-1)
(bermuatan -1)
(bermuatan -1)
S2O32- (bermuatan -2)
3.Bila ligan lebih dari 1 maka dinyatakan dengan awalan di- untuk 2, tri- untuk 3,
tetra- untuk 4, penta- untuk 5 dan seterusnya.
Unsur
Nama
Kation
Anion
Al
Aluminim
Aluminium
Aluminat
Ag
Perak
Perak
Argentat
Cr
Krom
Krom
Kromat
Co
Kobalt
Kobal
Kobaltat
Cu
Tembaga
Tembaga
Kuprat
Ni
Nikel
Nikel
Nikelat
Zn
Seng
Seng
Zinkat
Fe
Besi
Besi
Ferrat
Mn
Mangan
Mangan
Manganat
Pb
Timbale
Timbale
Plmbat
Au
Emas
Emas
Aurat
Sn
Timah
Timah
Stannat
hedral) atau segi empat dasar bergantung. Pada jenis orbital yang digunakan oleh
pusatnya.
+1
+2
+3
+4
+5
+6
+7
Sc
Tidak
berwarn
a
Ti
Ungu
Hijau
Tidak
berwarn
a
Ungu
Hijau
biru
Merah
Cr
Biru
Ungu
Jingga
Mn
Merah
muda
Merah
Coklat
tua
Biru
Hijau
Ungu
Fe
Hijau
Jingga
Co
Merah
muda
Biru
Ni
Hijau
Merah
Cu
Tidak
berwar
na
Biru
Zn
Tidak
berwarn
a
Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat
mempunyai beberapa tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin bergantung
pada bilangan oksidasi yang dapat dicapai kestabilannya.
Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya bergantung pada
jenis atom yang mengikat logam transisi, senyawa berbentuk Kristal atau larutan,
PH dalam air.
2.8 Kegunaan
2.8.1
Skandium = SC
Kegunaan :
a. Untuk menghasilkan cahaya berintesitas tinggi
b. Radioaktifnya sebagai perunut pada pemurnian minyak bumi
c.
warna
2.8.2 Titanium = Ti
Kegunaan :
a. Komponen penting logam paduan untuk pesawat, peluru kendali
b. Karena ketahanannya terhadap air laut maka digunakan juga
untuk pembuatan peralatan kapal yang langsung bersentuhan dengan laut, seperti
kipas body kapal dan sebagainya.
2.8.3 Vanadium = V
Kegunaan :
a. Reactor nuklir
b.
kecepatan tinggi
c.
2.8.4 Kromium = Cr
Kegunaan :
a.
Sebagai katalisator
2.8.5 Mangan = Mn
Kegunaan :
a. Komponen penting paduan logam, karena sifatnya keras,
kuat,dan ketahanannya tinggi
b. Memperbesar fungsi Vitamin B dalam tubuh
c. KMnO4 sebagai oksidator kuat dalam bidang kesehatan
2.8.6 Besi = Fe
Kegunaan :
a. Sebagai logam utama pada pembuatan baja
b. Besi dengan paduannya digunakan untuk pembuatan rel,
tulangan beton.
c.
sehari-hari.
2.8.7 Kobal = Co
Kegunaan :
a. Karena keras, tahan karat dan penampilannya menarik maka
sering digunakan untuk menyepuh logam lain
b. Pewarna biru pada porselen, kaca, genting
c.
2.8.8 Nikel = Ni
Kegunaan :
a. Paduan logam baja dan logam lain
b. Pelapis permukaan logam
c.
Sebagai katalisator
2.8.9
Tembaga = Cu
Kegunaan :
a. Peralatan kelistrikan, sebagai rangkian dan kawat kabel.
b. Logam paduan pada kuningan dan perunggu
2.8.10 Seng = Zn
Kegunaan :
a. Komponen paduan pada huruf mesin cetak
b. Sebagai logam patri
c.
karena titanium lebih disukai daripada aluminium dan baja. Aluminium akan
kehilangan kekuatannya pada temperatur tinggi dan baja terlalu rapat (mempunyai
kerapatan yang tinggi).
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang
mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada
temperature tinggi yang bebas oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g)
TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s)
Ti(s) + 2MgCl2(g)
Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi
Mg dan Cl2. Keduanya kemudian didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan
yang disebut sepon. Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam lain sebelum
digunakan.
Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)
Tahap 1 :
3MnO2 (s)
Tahap 2 :
3Mn3O4 (s) +
8Al (s)
Mn3O4 (s)
9Mn (s)
O2(g)
+
4AL203 (s)
Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian meleleh karena suhu tinggi (1.5000C)
Pembuatan baja :
Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur
campuran yang lain. Ada 3 cara :
1. Proses Bessemer :
Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah
dihembuskan udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas.
Setelah beberapa waktu kira-kira jam dihentikan lalu dituang dan dicetak.
2. Open-hearth process
Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi
(besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan
oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang.
3. Dengan dapur listrik.
Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur listrik.
Hingga pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C yang
tertentu.
Co2O3(s) + As2O3(s)
Co2O3(s) + 6HCl
2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Bi2O3(s) + 3 H2S(g)
PbO(s) + H2S(g)
PbS(s) +
H2O(l)
Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni,
dan Co.
- Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair
menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
2 CuFeS2(s) + 4 O2
2.
FeSiO3 (l)
Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai
berikut :
2 Cu2S(l) + 3 O2 (g)
2 Cu2O(l) + Cu2S(s)
3 Cu2S(l) + 3 O2
2 Cu2O(l) + 2 SO2(g)
6 Cu(l) + SO2 (g)
6 Cu(l) + 3 SO2(g)
Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni. Tembaga
tidak murni ini disebut tembaga blister atau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah
tembaga yang mengandung gelembung gas SO2 bebas.
Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis
dengan elektrolit CuSO4 (aq). Pada elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode)
adalah tembaga murni dan sebagai electrode positif (anode) adalah tembaga
blister.
unsur ini dari bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk
membentuk oksida dan mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon yang
dilanjutkan dengan proses distilasi.
Pertanyaan
1.
Urutan yang tepat pada proses pengolahan tembaga dari bijih tembaga adalah .
A. elektrolisis-reduksi-pemekatan-pemanggangan
B. reduksi-elektrolisis-pemanggangan-pemekatan
C. pemekatan-pemanggangan-reduksi-elektrolisis
D. pemanggangan-reduksi-pemekatan-elektrolisis
E. reduksi-pemanggangan-elektrolisis-pemekatan
2.
Konfigurasi elektron atom unsur transisi berikut yang memiliki sifat magnet paling
kuat adalah .
A. [Ar] 4s2 3d2
B. [Ar] 4s2 3d3
C. [Ar] 4s1 3d5
D. [Ar] 4s2 3d5
E. [Ar] 4s2 3d6
3.
4.
Apa yang dimaksud dengan ion kompleks, ligan, dan bilangan koordinasi? Jelaskan
Tuliskan nama senyawa kompleks berikut.
a. [Zn(NH3)4]2+
b. [Co(NH3)4Cl2]Cl
c. K[Co(C2O4)2(NH3)2]
d. [PtCl4(en)]
e. [Ni(H2O)6]Br2
f. [Cr(NH3)4Cl2]ClO4
g. K3[Fe(C2O4)3]
Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
Ion kompleks adalah senyawa ionik yang terdiri atas kation logam transisi (atom
pusat) dan 2 atau lebih anion atau molekul netral. Ligan adalah anion atau molekul
netral terikat pada atom pusat. Bilangan koordinasi adalah jumlah atom donor yang
terikat pada atom pusat.
6.
a. ion tetraaminseng(II)
b. diklorotetraaminkobalt(III) klorida
c. kalium diaminobis(oksalat)kobaltat(III)
d. tetrakloro(etilendiamin)platina(IV)
e. heksa uonikel(II) bromida
f. diklorotetraminkrom(III) perklorat
g. kalium tris(oksalat)ferat(III)
BAB 4 Penutup
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan Unsur Transisi Periode 4 ini kami dapat
menyimpulkan bahwa di dalam Unsur Transisi Periode 4 memiliki
Sifat yang tidak dimiliki Unsur lainnya. Unsur Transisi Periode 4
memiliki 10 Senyawa yang terdapat diantara golongan III B dan II
B.
Dan kita Unsur Transisi Periode 4 banyak digunakan dalam
kehidupan seperti di bidang Analisis Kimia, Industri, dll.
4.2 Saran
Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ke
empat dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa/siswi harus
benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode ke empat,
sehingga menjadi sebuah pengetahuan di masa depan.
Daftar Pustaka
http://chemistry35.blogspot.com/2011/10/kimia-unsur-unsurtransisi-periode-4.html
http://www2.jogjabelajar.org/modul/adaptif/kimia/22UNSUR_TRAN
SISI_PERIODE_KEEMPAT.swf
http://www.google.co.id
http://andykimia03.wordpress.com/2009/10/15/kimia-unsurgolongan-transisi-periode-keempat/
http://yu-mhi.blogspot.com/2011/12/makalah-kimia-unsurtransisi-periode.html
http://belovediinsblog.blogspot.com/2012/01/makalah-unsurunsur-transisi-periode-ke.html
http://www.scribd.com/upload-document?
archive_doc=49928932#files