Anda di halaman 1dari 10

 Kelimpahan Unsur Transisi

1. Kromium (Cr)
Kromium merupakan logam keras berwarna putih. Ditemukan di alam sebagai bijih krom
besi, yaitu kromit (FeCr2O4) yang banyak ditemukan di Sumatra Barat, Sumatra Utara,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua.

2. Besi (Fe)
Ferrum atau besi adalah logam yang paling murah di antara logam-logam yang dikenal
manusia. Besi berwarna putih , cukup lunak, dan bersifat magnetik. Besi berada di alam
sebagai bijih besi. Bijih utamanya hematit (Fe2O3), limotit (HFeO2), siderit (FeCO3), pirit
(FeS2), dan ilminit (FeTiO3). Bijih besi tersebar di daerah Kalimantan Barat, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, dan Sulawesi Tengah.

3. Tembaga (Cu)
Cuprum atau tembaga merupakan logam transisi berwarna merah-cokelat, berupa logam
lunak tetapi kuat. Ditemukan di alam pada batuan tertentu. Senyawaan tembaga, antara lain
pirit tembaga, (CuFe)S2 dan malasit, CuCO3.Cu(OH)2. Potensi tembaga terbesar di Indonesia
terdapat di Papua, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.

4. Titanium (Ti)
Titanium merupakan logam kesembilan terbanyak, meliputi 0,6% di kerak bumi.

 Sifat Unsur Periode Empat


1.Fisika

Adanya susunan elektron yang khas pada subkulit 3d dan 4s menyebabkan unsur
transisi periode keempat mempunyai sifat yang khas, yang berbeda dengan sifat
keperiodikan pada logam-logam golongan utama (A).

Beberapa sifat umum unsur transisi :


Dari tabel sifat keperiodikan di atas, kita dapat simpulkan beberapa sifat atomik dan sifat fisis
dari logam transisi :

1. Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin bertambahnya
elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya, Sehingga jarak
elektron pada kulit terluar ke inti semakin kecil.
2. Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit fluktuatif,
namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn. Kalau kita
perhatikan, ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian elektron pada logam
transisi. Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p, pengisian dilanjutkan ke
kulit 4s tidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding
Sc. Hal ini berdampak pada grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai
energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam
menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s lah yang terlebih dahulu terionisasi.
2.Kimia

3. Konfigurasi elektron.

Kecuali unsur Cr dan Cu, semua unsur transisi periode keempat mempunyai elektron pada
kulit terluar 4s2, sedangkan pada Cr dan Cu adalah 4s1.

4. Bilangan oksidasi.
Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari
satu. Adanya bilangan oksidasi lebih dari satu ini disebabkan mudahnya melepaskan elektron
valensi. Dengan demikian, energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga
yang relatif lebih kecil dibanding unsur golongan utama.

Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali.
Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d
berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam
kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan
dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi
elektron (n-1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui
bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti
kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang
kehilangan semua elektron (n–1)d dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam
golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin penting untuk unsur-unsur
pada periode yang lebih besar.

5.Membentuk Ion Kompleks


Ion kompleks adalah ion yang berbentuk dari suatu kation (biasanya ion logam transisi)
yang meningkat beberapa anion atau molekul netral. Selanjutnya, kation itu disebut ion pusat
dan anion atau molekul netral yang terikat pada ion pusat disebut ligan. Pada ion kompleks
[Cu(Cn)4]2- dan [Fe(H2O)6] 2+, Cu2+ dan Fe2+ adalah ion pusat, sedangkan Cn- dan H2O
adalah ligan.
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan atau jumlah atom donor yang terkait
pada ion pusat. Bilangan koordinasi ion Cu2+ pada [Cu(Cn)4]2- adalah 4 dan bilangan
koordinasi ion Fe2+ pada [Fe(H2O)6] 2+ adalah 6.
Ligan adalah spesi yang memiiliki atom yang dapat menjadi donor sepasang elektron
pada ion pusat. Ligan merupakan basa Leuwis, sedangkan ion pusat sebagai asam Leuwis.
Ligan dapat berupa ion monoatomik (tapi bukan atom netral), seperti ion halida ; berupa
anion, seperti CN- dan NO2- ,berupa molekul sederhana, seperti NH3 dan H2O ; berupa
molekul kompleks ; seperti piridin (C5H5N).
Ion kompleks positif :
[Ag(NH3)2] + = Diamin Perak (I)
[Cu(NH3)4] 2+ = Tetra amin Tembaga (II)
[Zn(NH3)4] 2+ = Tetra amin Seng (II)
[Co(NH3)6]3+ = Heksa amin Kobal (III)
2+
[Cu(H2O)4] = Tetra Aquo Tembaga (II)
[Co(H2O)6]3+ = Heksa Aquo Kobal (III)
Contoh : [Cr(NH3)4Cl2]+ → atom pusat : Cr3+
Ligan : NH3 (amina) dan Cl (kloro) bilangan koordinasi : 4 + 2 = 6
Nama ionnya = tetraamin dikloro krom (III)

Ion kompleks negatif :


[Ni(CN)4]2- = Tetra siano Nikelat (II)
[Fe(CN)6]3- = Heksa siano Ferat (III)
[Fe(CN)6]4- = Heksa siano Ferat (II)
[Co(CN)6]4- = Heksa siano Kobaltat (II)
[Co(Cl6]3- = Heksa kloro Kobaltat (III)
Contoh : [Ni(CN)4]2- → atom pusat : Ni2+
Ligan : CN (siano) Bilangan koordinasi : 4
Nama ionnya = tetrasiano nikelat (II)

6.Sebagai Katalisator

Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu kemampuannya untuk
menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat
reaksi. Di dalam tubuh, terdapat enzim sitokrom oksidase yang berperan dalam mengoksidasi
makanan. Enzim ini dapat bekerja bila terdapat ion Cu2+. Beberapa logam transisi atau
senyawanya telah digunakan secara komersial sebagai katalis pada proses industry seperti
TiCl3 (Polimerasasi alkena pada pembuatan plastic), V2O5(proses kontak pada pembuatan
margarine), dan Cu atau CuO (oksidasi alcohol pada pembuatan formalin).
 Cara Pembuatan Unsur Transisi

Unsur-unsur transisi berada di alam dalam bentuk senyawaan. Bagaimana cara untuk
mendapatkan unsur-unsur transisi tersebut? Mari kita pelajari cara mendapatkan beberapa
unsur transisi berikut ini.

1. Kromium (Cr)

Dalam bidang industri, kromium diperlukan dalam dua bentuk, yaitu kromium murni, dan
aliansi besi-kromium yang disebut ferokromium. Unsur krom dapat kita peroleh dengan cara
mengekstraksi bijihnya.

Langkah-langkah dalam ekstraksi unsur krom dari bijihnya adalah seperti berikut.

a. Kromium (III) dalam bijih diubah menjadi dikromat (VI)


b. Reduksi Cr (VI) menjadi Cr (III)
c. Reduksi kromium (III) oksida dengan aluminium (reaksi termit)

Hasil ekstrasi ini diperoleh logam kromium dengan kemurnian 97% – 99%.

Adapun ferokromium diperoleh dengan mereduksi bijih dengan kokas atau silikon dalam
tanur listrik.

2. Besi (Fe)

Ferrum atau besi dapat diperoleh dengan cara mengekstrasi bijihnya dalam tanur hembus atau
tanur tinggi. Bahan baku yang diperlukan dimasukkan dalam tanur tinggi yaitu bijih besi,
karbon, dan batu kapur (CaCO3). Proses tanur hembus adalah reduksi bijih besi dengan
karbonmonoksida yang dihasilkan dari kokas dan udara yang dihembuskan dari dasar tanur.

C(s) + O2(g) → CO2(g) : ΔH = -394 kJ mo1-1

Selanjutnya CO2 yang terbentuk bereaksi dengan karbon yang berlebih membentuk CO.

CO2(g) + C(s) → 2CO(g) : ΔH = +172 kJ mo1-1

Karbon monoksida mereduksi bijih besi menjadi besi dengan tahapan reaksi seperti berikut.

3FeO3(s) + CO(g) → 2Fe3O4(s) + CO2(g)


Fe3O4(s) + CO(g) → 3FeO(s) + CO2(g)
FeO(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g)
Reaksi-reaksi tersebut dapat ditulis seperti berikut.

Fe2O3(s) + 3CO(g) ⇌ 2Fe(s) + 3CO2(g) (reaksi kesetimbangan)

Akhirnya besi akan meleleh dan jatuh di bagian tanur yang lebih panas. Adapun batu kapur
(CaCO3) terurai pada suhu tinggi menghasilkan kalsium oksida.

CaCO3(s) → CaO(l) + CO2(g)

Di bagian bawah, kalsium oksida bereaksi dengan zat pengotor seperti silikon (IV) oksida
(silika) menghasilkan kalsium silikat.

CaO(l) + SiO2(s) → CaSiO3(s)

Tanur bekerja terus menerus. Campuran pereaksi dimasukkan dari puncak tanur dalam selang
waktu yang teratur, bergerak ke bawah sampai lapisan terbawah yang panas keputih-putihan.
Suhu pada dasar tanur cukup panas sehingga melelehkan besi dan terak (zat pengotor yang
telah terikat kalsium) yang terdapat sebagai lapisan yang tak tercampur di dasar tanur.
Leburan terak mengapung di atas permukaan lelehan besi.

Besi yang dihasilkan dari tanur hembus masih mengandung zat pengotor seperti karbon,
silikon, belerang dan fosfor. Zat-zat pengotor ini menyebabkan besi lebih getas, besi ini
disebut besi tuang. Komposisi besi tuang bervariasi bergantung pada sumbernya.

Baja merupakan suatu alloy besi. Baja dibuat dari besi tuang. Setelah zat pengotor dalam besi
dihilangkan, kemudian ditambah sejumlah karbon dan unsur lain yang memberikan sifat khas
pada baja itu.

Gambar 1. Tungku Bassemer.


Pada tahun 1856, Henry Bassemer dari Inggris menemukan metode membuat baja dari besi.
Alat yang diperlukan disebut tungku Bassemer. Tungku tersebut dilapisi pelapis tahan api.
Leburan besi dituang ke dalam tungku Bassemer, kemudian dihembuskan oksigen ke leburan.
Karbon, belerang dan fosfor keluar sebagai oksida berupa gas, sedangkan silikon oksida
membentuk terak di atas besi. Setelah terak dipisahkan, pada leburan besi ditambah karbon,
mangan dan unsur lain. Kadar karbon dalam baja berkisar antara 0,09% – 0,9%.

3. Titanium (Ti)

Langkah awal produksi Ti adalah pengubahan bijih (TiO2) rutil menjadi TiCl4. TiCl4 yang
sudah dimurnikan selanjutnya direduksi menjadi Ti dengan menggunakan zat pereduksi yang
baik, proses isi disebut proses Kroll menggunakan Mg. Reaksi dilakukan pada tabung
baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2, keduanya kemudian
didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon. Sepon harus diolah lagi
dan dicampur dengan logam lain sebelum dapat digunakan. Salah satu masalah
pengembangan Ti secara komersial ialah perencanaan teknik metalurgi baru untuk pembuatan
logam Ti di pabrik.

4. Tembaga (Cu)

Proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit (CuFeS2) atau bijih
tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi dalam oksigen. Tembaga yang dihasilkan
dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi (proses pemisahan yang digunakan untuk
menghasilkan konsentrat tembaga-emas).
 Kegunaan Unsur Transisi

1.Titanium
Titanium banyak digunakan dalam industri dan konstruksi.
1. Ti digunakan sebagai bahan konstruksi karena mempunyai sifat fisik:
a) Rapatannya rendah (logam ringan).
b) Kekuatan strukturnya tinggi.
c) Tahan panas.
d) Tahan terhadap korosi.
2. Ti digunakan sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonik, karena pada
temperatur tinggi tidak mengalami perubahan kekuatan (strenght).
3. Ti digunakan sebagai bahan katalis dalam industri polimer polietlen.
4. Ti digunakan sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan
kosmetik.
5. Sebagai katalis pada industri polimer.

2.Krom
Khrom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan
membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna. Kebanyakan digunakan
dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan permukaan logam yang keras dan
indah dan juga dapat mencegah korosi. Khrom memberikan warna hijau emerald pada
kaca. Khrom juga luas digunakan sebagai katalis. Industri refraktori menggunakan
khromit untuk membentuk batu bata, karena khromit memiliki titik cair yang tinggi,
pemuaian yang relatif rendah dan kstabilan struktur kristal.

3.Besi
Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat baja. Baja adalah istilah yang
digunakan untuk semua aloi dari besi (aliase). Baja aliase, yaitu baja spesial yang
mengandung unsur tertentu sesuai dengan sifat yang diinginkan. Salah satu contoh
baja yang terkenal adalah stainless steel, yang merupakan baja tahan karat

4.Tembaga
Tembaga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk kabel listrik,
bahan uang logam, untuk bahan mesin pembangkit tenaga uap dan untuk aloi.
 Daftar Pustaka
 http://ririfazrian.blogspot.com/2015/01/makalah-golongan-
unsur-transisi-periode.html
 https://konsep-kimia.blogspot.com/2016/10/kelimpahan-dan-
kegunaan-unsur-periode.html
 https://www.nafiun.com/2013/08/kelimpahan-pembuatan-
kegunaan-unsur-transisi-dampak-negatif-bahaya.html
 https://metaltransition.wordpress.com/2009/11/27/sifat-sifat-
unsur-transisi-periode-keempat/
OLEH: KELOMPOK 1
 Alicia
 Adel
 Endi
 Enzelina
 Lusi
 Marshendra
 Theresia

T.A 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai