Anda di halaman 1dari 4

Unsur Golongan Transisi Periode 4

Manfaat dan Dampak


1. Skandium (Sc): digunakan sebagai komponen pada lampu berintensitas tinggi, bahan
pembentuk gelatin hidroksida yang bersifat atmosfer. Skandium tidak beracun, namun perlu
berhati-hati karena beberapa senyawa scandium mungkin bersifat karsinogenik pada manusia
selain itu dapat menyebabkan kerusakan pada liver jika terakumulasi dalam tubuh. Bersama
dengan hewan air, Sc dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel, sehingga memberikan
pengaruh negatif pada reproduksi dan sistem syaraf.
2. Titanium (Ti): dimanfaatkan untuk membuat pemutih dan pengilap kertas, pigmen putih dalam
cat; kramik; kosmetik; kaca; plastik. titanium dioksida ini dapat menjauhkan bakteri, baik bakteri
medik seperti MRSA dan Pseudomonas, maupun bakteri makanan seperti Staphylococcus
aureus, Colon bacillus, Salmonella, dan Listeria monocytogenes.
3. Vanadium (V): dimanfaatkan untuk pembuatan peralatan teknik yang tahan getaran. Misal:
pegas, per mobil, pesawat terbang, dan kereta api.
4. Krom (Cr): dimanfaatkan untuk melapisi logam lain agar tahan karat, sebagai bahan dasar
dalam industri baja. Daya racun yang dimiliki akan bekerjasebagai penghalang kerja
enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi,logam berat ini akan
bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagimanusia. Jalur
masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan pencernaan
5. Mangan (Mn): dimanfaatkan pada industri baja sebagai campuran mangan dengan besi disebut
feromangan.Feromangan digunakan sebagai bahan pembuat mesin dan alat berat. Selain itu,
mangan dalam bentuk senyawa MnO2 digunakan pada baterai kering. Mangan dapat bersifat
karsinogenik.
6. Besi (Fe): digunakan sebagai perangkat elektronik, memori komputer, dan pita rekam. Besi juga
selalu dipadukan dengan logam lain membentuk aliase.
7. Kobalt (Co): dimanfaatkan untuk membuat paduan logam, pembuatan mesin jet, mesin turbin,
dan peralatan tahan panas. Isotop radioaktif kobalt berguna dalam pengobatan kanker, ion
Co2+ dalam bentuk larutan digunakan sebagai bahan tinta yang tidak berwarna. Pada kertas
yang mengandung ion Co2+ digunakan untuk mendeteksi perubahan cuaca.
8. Nikel (Ni): digunakan untuk melapisi logam agar tahan karat, sebagai katalis dalam reaksi
reduksi senyawa hidrokarbon. Uap dan debu nikel sulfida beresiko karsinogenik.
9. Tembaga (Cu): digunakan sebagai kabel listrik (alat-alat elektronik). Pada pembuatan kerajinan,
dibuat paduan logam seperti kuningan, perunggu, monel, alniko.
10. Seng (Zn): digunakan sebagai pelapis besi agar tahan karat, paduan logam, zat antioksidan
pada pembuatan ban mobil, bahan pembuat cat putih dan bahan untuk melapisi tabung gambar
televisi. Lembaran seng dapat dimanfaatkan sebagai atap bangunan.

Cara Pembuatan
1. Skandium (Sc): dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang dicampurkan dengan klorida-
klorida lain.
2. Titanium (Ti): Salah satu metode yang digunakan dalam proses pembuatan titanium adalah
Metode Kroll yang banyak menggunakan klor dan karbon. Hasil reaksinya adalah titanium
tetraklorida yang kemudian dipisahkan dengan besi triklorida dengan menggunakan proses
distilasi. Senyawa titanium tetraklorida, kemudian direduksi oleh magnesium menjadi logam
murni. Udara dikeluarkan agar logam yang dihasilkan tidak dikotori oleh unsur oksigen dan
nitrogen. Sisa reaksi adalah antara magnesium dan magnesium diklorida yang kemudian
dikeluarkan dari hasil reaksi menggunakan air dan asam klorida sehingga meninggalkan spons
titanium. Spon ini akan mencair dibawah tekanan helium atau argon yang pada akhirnya
membeku dan membentuk batangan titanium murni.
3. Vanadium (V): frevonadium (logam campuran dengan besi) dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan
campuran silikon (Si) dan besi (Fe), reaksinya:
2V2O5(s) + 5 Si(s) + Fe(s) 4V(s) + Fe(s) + 5 SiO2(s)
Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak yaitu bahan yang dihasilkan
selama pemurnian logam.
4. Krom (Cr): logam krom dibuat menurut proses goldschmidt dengan jalan mereduksi
Cr2O3 dengan logam aluminium. Reaksinya:
Cr2O3 (s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr(s)
5. Mangan (Mn): pembuatan feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan campuran
besi oksida dan karbon. Reaksinya:
MnO2 + Fe2O3 + 5C Mn + 2Fe + 5CO
6. Besi (Fe): proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan dalam tanur
tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi dengan gas karbon monoksida.
7. Kobalt (Co): Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit sodium (
NaOCl) . Berikut reaksinya :
2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk oksida dan
kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt metal. Berikut reaksinya
2Co(OH)3 (heat) Co2O3 + 3H2O
2Co2O3 + 3C 4Co(s) + 3CO2(g)
8. Tembaga (Cu): proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit (CuFeS2)
atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi dalam oksigen. Tembaga yang
dihasilkan dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi (proses pemisahan yang digunakan untuk
menghasilkan konsentrat tembaga-emas).
9. Seng (Zn): pembuatan logam seng dilakukan dengan pemanggangan seng sulfida (ZnS)
kemudian oksida seng direduksi dengan karbon pijar.

Ion Kompleks dan Tata Nama


Unsur transisi dapat membentuk ion kompleks karena memiliki orbital-orbital yang masih kosong.
Ion kompleks merupakan gabungan antara atom pusat dengan molekul atau ion-ion lain yang
disebut ligan. Ion logam transisi bertindak sebagai atom pusat. Ion logam transisi menyediakan
orbital-orbital kosong, sedangkan molekul netral atau ligan akan menyediakan pasangan
elektron untuk mengisi orbital-orbital kosong yang tersedia. Ligan-ligan tersebut akan berikatan
dengan atom pusat melalui ikatan kovalen koordinasi.
contoh pembentukan ion kompleks:
Cu+ + 4CN- [Cu(CN4)]2-
(ion logam (ligan) ion kompleks
transisi) tetrasiano kuprat (II)
Kereaktifan dan kelarutan unsur-unsur transisi periode 4:

Ti V Cr Mn Fe Co Ni

Kelarutan HCl panas, HNO3, HF, HCl encer, HCl encer, HCl encer, HCl encer HCl encer,
dalam asam HF H2SO4 (p) H2SO4 H2SO4 H2SO4 H2SO4
Kereaktifan Tahan Tahan Tahan korosi reaktif reaktif Tahan korosi Tahan koro
korosi korosi

Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung ion kompleks. Ion kompleks tersebut
dapat bertindak sebagai kation maupun anion.
Berikut ini adalah beberapa aturan yang berlaku dalam penamaan suatu ion
kompleks maupun senyawa kompleks :
1. Penamaan kation mendahului anion; sama seperti penamaan senyawa ionik pada umumnya.
2. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut urutan abjad, kemudian dilanjutkan dengan
nama kation logam transisi.
3. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat dilihat pada Tabel
Nama Ligan.
4. Ketika beberapa ligan sejenis terdapat dalam ion kompleks, digunakan awalan di-, tri-, tetra-,
penta-, heksa-, dan sebagainya.
5. Bilangan oksidasi kation logam transisi dinyatakan dalam bilangan Romawi.
6. Ketika ion kompleks bermuatan negatif, nama kation logam transisi diberi akhiran –at.
Nama kation logam transisi pada ion kompleks bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama
Kation pada Anion Kompleks.

Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan nama maupun rumus kimia dari berbagai senyawa
kompleks :
1. Ni(CO)4
Bilangan koordinasi = 4
Muatan ion kompleks = 0
Muatan ligan = 0
Muatan kation logam transisi = 0
Nama senyawa = tetrakarbonil nikel (0) atau nikel tetrakarbonil
2. NaAuF4
Terdiri dari kation sederhana (Na+) dan anion kompleks (AuF4-)
Bilangan koordinasi = 4
Muatan anion kompleks = -1
Muatan ligan = -1 x 4 = -4
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = natrium tetrafluoro aurat (III)
3. K3[Fe(CN)6]
Terdiri dari kation sederhana (3 ion K+) dan anion kompleks ([Fe(CN)6]-3)
Bilangan koordinasi = 6
Muatan anion kompleks = -3
Muatan ligan = -1 x 6 = -6
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = kalium heksasiano ferrat (III) atau kalium ferrisianida
4. [Cr(en)3]Cl3
Terdiri dari kation kompleks ([Cr(en)3]3+) dan anion sederhana (3 ion Cl-)
Bilangan koordinasi = 3 x 2 (bidentat) = 6
Muatan kation kompleks = +3
Muatan ligan = 3 x 0 = 0
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = tris-(etilendiamin) kromium (III) klorida
5. Pentaamin kloro kobalt (III) klorida
Terdapat 5 NH3, satu Cl-, satu Co3+, dan ion Cl-
Muatan kation kompleks = (5 x 0) + (1 x -1) + (1 x +3) = +2
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion Cl-
Rumus senyawa kompleks = [Co(NH3)5Cl]Cl2
6. Dikloro bis-(etilendiamin) platinum (IV) nitrat
Terdapat 2 Cl-, 2 en, satu Pt4+, dan ion NO3-
Muatan kation kompleks = (2 x -1) + (2 x 0) + (1 x +4) = +2
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion NO3-
Rumus senyawa kompleks = [Pt(en)2Cl2](NO3)2
7. Natrium heksanitro kobaltat (III)
Terdapat 6 NO2-, satu Co3+, dan ion Na+
Muatan anion kompleks = (6 x -1) + (1 x +3) = -3
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan tiga ion Na+
Rumus senyawa kompleks = Na3[Co(NO2)6]
8. Tris-(etilendiamin) kobalt (III) sulfat
Terdapat 3 en, satu Co3+, dan ion SO42-
Muatan kation kompleks = (3 x 0) + (1 x +3) = +3
Untuk membentuk senyawa kompleks, dua kation kompleks membutuhkan tiga ion
SO42-
Rumus senyawa kompleks = ([Co(en)3])2(SO4)3

Anda mungkin juga menyukai