Cara Pembuatan
1. Skandium (Sc): dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang dicampurkan dengan klorida-
klorida lain.
2. Titanium (Ti): Salah satu metode yang digunakan dalam proses pembuatan titanium adalah
Metode Kroll yang banyak menggunakan klor dan karbon. Hasil reaksinya adalah titanium
tetraklorida yang kemudian dipisahkan dengan besi triklorida dengan menggunakan proses
distilasi. Senyawa titanium tetraklorida, kemudian direduksi oleh magnesium menjadi logam
murni. Udara dikeluarkan agar logam yang dihasilkan tidak dikotori oleh unsur oksigen dan
nitrogen. Sisa reaksi adalah antara magnesium dan magnesium diklorida yang kemudian
dikeluarkan dari hasil reaksi menggunakan air dan asam klorida sehingga meninggalkan spons
titanium. Spon ini akan mencair dibawah tekanan helium atau argon yang pada akhirnya
membeku dan membentuk batangan titanium murni.
3. Vanadium (V): frevonadium (logam campuran dengan besi) dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan
campuran silikon (Si) dan besi (Fe), reaksinya:
2V2O5(s) + 5 Si(s) + Fe(s) 4V(s) + Fe(s) + 5 SiO2(s)
Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak yaitu bahan yang dihasilkan
selama pemurnian logam.
4. Krom (Cr): logam krom dibuat menurut proses goldschmidt dengan jalan mereduksi
Cr2O3 dengan logam aluminium. Reaksinya:
Cr2O3 (s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr(s)
5. Mangan (Mn): pembuatan feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan campuran
besi oksida dan karbon. Reaksinya:
MnO2 + Fe2O3 + 5C Mn + 2Fe + 5CO
6. Besi (Fe): proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan dalam tanur
tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi dengan gas karbon monoksida.
7. Kobalt (Co): Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit sodium (
NaOCl) . Berikut reaksinya :
2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk oksida dan
kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt metal. Berikut reaksinya
2Co(OH)3 (heat) Co2O3 + 3H2O
2Co2O3 + 3C 4Co(s) + 3CO2(g)
8. Tembaga (Cu): proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit (CuFeS2)
atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi dalam oksigen. Tembaga yang
dihasilkan dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi (proses pemisahan yang digunakan untuk
menghasilkan konsentrat tembaga-emas).
9. Seng (Zn): pembuatan logam seng dilakukan dengan pemanggangan seng sulfida (ZnS)
kemudian oksida seng direduksi dengan karbon pijar.
Ti V Cr Mn Fe Co Ni
Kelarutan HCl panas, HNO3, HF, HCl encer, HCl encer, HCl encer, HCl encer HCl encer,
dalam asam HF H2SO4 (p) H2SO4 H2SO4 H2SO4 H2SO4
Kereaktifan Tahan Tahan Tahan korosi reaktif reaktif Tahan korosi Tahan koro
korosi korosi
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung ion kompleks. Ion kompleks tersebut
dapat bertindak sebagai kation maupun anion.
Berikut ini adalah beberapa aturan yang berlaku dalam penamaan suatu ion
kompleks maupun senyawa kompleks :
1. Penamaan kation mendahului anion; sama seperti penamaan senyawa ionik pada umumnya.
2. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut urutan abjad, kemudian dilanjutkan dengan
nama kation logam transisi.
3. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat dilihat pada Tabel
Nama Ligan.
4. Ketika beberapa ligan sejenis terdapat dalam ion kompleks, digunakan awalan di-, tri-, tetra-,
penta-, heksa-, dan sebagainya.
5. Bilangan oksidasi kation logam transisi dinyatakan dalam bilangan Romawi.
6. Ketika ion kompleks bermuatan negatif, nama kation logam transisi diberi akhiran –at.
Nama kation logam transisi pada ion kompleks bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama
Kation pada Anion Kompleks.
Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan nama maupun rumus kimia dari berbagai senyawa
kompleks :
1. Ni(CO)4
Bilangan koordinasi = 4
Muatan ion kompleks = 0
Muatan ligan = 0
Muatan kation logam transisi = 0
Nama senyawa = tetrakarbonil nikel (0) atau nikel tetrakarbonil
2. NaAuF4
Terdiri dari kation sederhana (Na+) dan anion kompleks (AuF4-)
Bilangan koordinasi = 4
Muatan anion kompleks = -1
Muatan ligan = -1 x 4 = -4
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = natrium tetrafluoro aurat (III)
3. K3[Fe(CN)6]
Terdiri dari kation sederhana (3 ion K+) dan anion kompleks ([Fe(CN)6]-3)
Bilangan koordinasi = 6
Muatan anion kompleks = -3
Muatan ligan = -1 x 6 = -6
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = kalium heksasiano ferrat (III) atau kalium ferrisianida
4. [Cr(en)3]Cl3
Terdiri dari kation kompleks ([Cr(en)3]3+) dan anion sederhana (3 ion Cl-)
Bilangan koordinasi = 3 x 2 (bidentat) = 6
Muatan kation kompleks = +3
Muatan ligan = 3 x 0 = 0
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = tris-(etilendiamin) kromium (III) klorida
5. Pentaamin kloro kobalt (III) klorida
Terdapat 5 NH3, satu Cl-, satu Co3+, dan ion Cl-
Muatan kation kompleks = (5 x 0) + (1 x -1) + (1 x +3) = +2
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion Cl-
Rumus senyawa kompleks = [Co(NH3)5Cl]Cl2
6. Dikloro bis-(etilendiamin) platinum (IV) nitrat
Terdapat 2 Cl-, 2 en, satu Pt4+, dan ion NO3-
Muatan kation kompleks = (2 x -1) + (2 x 0) + (1 x +4) = +2
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion NO3-
Rumus senyawa kompleks = [Pt(en)2Cl2](NO3)2
7. Natrium heksanitro kobaltat (III)
Terdapat 6 NO2-, satu Co3+, dan ion Na+
Muatan anion kompleks = (6 x -1) + (1 x +3) = -3
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan tiga ion Na+
Rumus senyawa kompleks = Na3[Co(NO2)6]
8. Tris-(etilendiamin) kobalt (III) sulfat
Terdapat 3 en, satu Co3+, dan ion SO42-
Muatan kation kompleks = (3 x 0) + (1 x +3) = +3
Untuk membentuk senyawa kompleks, dua kation kompleks membutuhkan tiga ion
SO42-
Rumus senyawa kompleks = ([Co(en)3])2(SO4)3