Anda di halaman 1dari 3

1.

Ciri khas yang dimiliki oleh logam transisi adalah senyawanya berwarna, bersifat
paramagnetik, pembentukan kompleks, serta mempunyai beberapa bilangan oksidasi
a. Warna yang dihasilkan pada senyawa yang dibentuk logam transisi berkaitan dengan
bilangan oksidasi dimilikinya. Pada sub kulit 3d yang belum penuh, orbital
elektronnya mengalami pemecahan (splitting) menjadi dua tingkat energi. Oleh
karena terjadi splitting, terbentuklah celah energi yang dapat menyerap energi pada
panjang gelombang sinar tampak. Warna yang diserap akibat celah energi merupakan
warna komplemennya. Misalnya ion Cr³+ celah energinya menyerap warna merah
sehingga warna ion Cr³+ adalah hijau. Contoh lainnya, besi (Fe) dengan bilangan
oksidasi +2 berwarna hijau sedangkan Fe³+ berwarna kuning serta tembaga, Cu²+
berwarna biru sedangkan Cu+¹ tidak berwarna.
b. Umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron
yang tidak berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan
semakin kuat jika jumlah elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin
banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn
bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang
sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat
c.
d. Salah satu sifat unsur transisi adalah mempunyai kecenderungan untuk membentuk
ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi memiliki
orbital-orbital kosong yang dapat menerima pasangan elektron pada pembentukan
ikatan dengan molekul atau  anion tertentu membentuk ion kompleks

2. Pada pembahasan tentang senyawa kompleks dikenal istilah atom pusat, ligan dan
bilangan koordinasi.
a. Atom pusat adalah ion-ion logam yang bertindak sebagai asam lewis, atau dengan
kata lain adalah spesi penerima Pasangan Elektron Bebas (PEB) dalam pembentukan
ikatan kovalen koordinat. Atau dapat juga diartikan sebagai atom atau ion logam
yang terdapat dalam ion kompleks, sebagai pusat yang mengikat ligan-ligan.
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia disekitar atom atau
ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang masing-masingnya dapat
dihuni satu ligan (monodentat). Susunan logam-logam sekitar ion pusat adalah
simetris. Jadi, suatu kompleks dengan atom pusat dengan bilangan koordinasi 6,
terdiri dari ion pusat, dipusat suatu octahedron, sedangkan keenam ligannya
menempati ruang-ruang yang dinyatakan oleh sudut-sudut octahedron

b. Berdasarkan banyaknya atom donor yang dimiliki ligan, ligan dapat dikelompokan
menjadi:
1) Ligan monodentat

Ligan yang memiliki satu atom donor, contohnya NH3, H2O, CO dan Cl‾. Ligan
monodentat yang atom donornya memiliki satu PEB biasanya hanya dapat
membentuk sebuah ikatan kovalen koordinasi.

2) Ligan bidentat

Ligan yang memiliki dua atom donor, contohnya misalnya ion oksalat
(COO‾COO‾) dan 1,2-diaminoetana (etilenadiamina) (NH2CH2CH2NH2).

c.

3. Table Nama Kopleks


Kompleks Spesies Yang Ada Nama
[Ni(CO)4] Tetrakarbonilnikel
Cu2+ dan 4NH3

[Cu(NH3)4]2+ ion tetraaminatembaga(II), atau Ion


Mg2+ dan 4Br‾
tetraaminatembaga(2+)
[MgBr4]2-
Cr3+ dan 6F‾
Ion tetrabromomagnesat(II) atau Ion
[CrF6]3- tetrabromomagnesat(2-)
Ion heksafluorokromat(III) atau ion
K3[Fe(CN)6] heksasianofluorokromat(3-)

[CoN3(NH3)5]SO4 Kalium heksasianoferat(II) atau kalium


heksasianoferat(4-)

Pentaaminaazidokobalt(III) sulfat atau


Pentaaminaazidokobalt(2+) sulfat

Anda mungkin juga menyukai