Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGELOLAAN LABORATORIUM

PENGAWASAN

(KEGIATAN MENGECEK, MONITORING, MENGUKUR, MENILAI


SEKALAIGUS MENYEMPURKAN SEGALA APA YANG TELAH
DILAKSANAKAN)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VII

KELAS A/VI

ANGGOTA KELOMPOK:

HELITA SEFITRI DECHAYANTARI (E1M017025)

HEZI SEPTI ILIANA (E1M017027)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
PENGAWASAN

(KEGIATAN MENGECEK, MONITORING, MENGUKUR, MENILAI


SEKALAIGUS MENYEMPURKAN SEGALA APA YANG TELAH
DILAKSANAKAN)

Sebagai upaya untuk mengetahui proses manajemen laboratorium dan


penyimpangan-penyimpangan yang ada dalam manajemen laboratorium, maka diperlukan
kegiatan pengawasan. Pengawasan laboratorium dimaksudkan untuk memantau aktivitas
pemakaian atau penggunaan laboratorium, untuk mengontrol alat dan bahan, mesin-mesin
laboratorium, sumber daya manusia, dan pemeliharaan laboratorium. Pengawasan dibedakan
menjadi:

1. Pengawasan preventif, dimaksudkan untuk pengawasan yang dilakukan sebelum


terjadinya penyelewengan, kesalahan atau deviation.
2. Pengawasan repessif, dimaksudkan untuk pengawasan setelah rencana sudah dijalankan,
dengan kata lain diukur hasil-hasil yang dicapai dengan alat pengukur standar yang telah
ditentukan terlebih dahulu.

Prosedur pengawasan terhadap manajemen laboratorium dilakukan hanya dengan


menekankan pada guru pengampu mata pelajaraan saat proses pembelajaran berlangsung,
akan tetapi tidak semua komponen dalam struktur organisasi laboratorium terlibat dalam
pengawasan laboratorium. Pada saat pengawasan jika ditemukan alat dan mesin yang rusak
maka guru tersebut segera melaporkan kepada kepala laboratorium atau ketua kompetensi
keahlian Administrasi Perkantoran agar segera ditindak lanjuti. Sementara itu bentuk
pengawasan terhadap petugas laboratorium dilakukan dengan cara saling mengingatkan.
Pengawasan terhadap pengguna laboratorium yaitu siswa dilakukan dengan cara
menempelkan tata tertib. Pada kenyataannya tata tertib tersebut tidak tertempel di seluruh
laboratorium dan tidak semua siswa mematuhi tata tertib tersebut.

Pengawasan laboratorium tidak dilakukan secara rutin dan teratur. Pengawasan


dilakukan hanya dengan menekankan pada guru pengampu dan tidak semua komponen yang
ada distruktur organisasi terlibat dalam pengawasan sehingga pengawasan tidak secara
menyeluruh dilakukan. Pengawasan sebaiknya dilakukan juga oleh petugas pengelola
laboratorium secara rutin dan berkala. Salah satu upaya yang dilakukan petugas pengelola
laboratorium adalah dengan membuat tata tertib, akan tetapi pada praktiknya tata tertib
penggunaan laboratorium tidak sepenuhnya ditaati oleh siswa. Pengawasan laboratorium
sebaiknya juga menggunaan kartu kendali penggunaan laboratorium sehingga pengawasan
menjadi lebih mudah.

Pengawasan laboratorium hanya ditekankan pada guru pengampu mata pelajaran,


sedangkan komponen yang terlibat dalam struktur organisasi tidak semuanya turut aktif
dalam pengawasan secara langsung. Pengawasan terhadap prasarana dan sarana dilakukan
dengan cara memafaatkan buku penggunaan laboratorium, akan tetapi pelaksanaanya tidak
semua guru tertib mencatat penggunaan laboratorium sehingga jika ada kerusakan alat dan
mesin kantor tidak dapat segera ditangani. Pengawasan terhadap pengelola laboratorium
dilakukan dengan cara saling mengingatkan satu dengan yang lain. Pengawasan terhadap
peserta didik sebagai pengguna yaitu dengan cara membuat tata tertib, akan tetapi pada
kenyataannya tata tertib tersebut tidak sepenuhnya ditaati oleh peserta didik.

Beberapa prinsip pengawasan yang harus ditreapkan agar manajemen laboratorium


menjadi baik, yaitu:

1. Pengawasan bersifat membimbing dan bantu mengatasi kesulitan dan bukan mencari
kesalahan. Keepala sekolah harus memfokuskan perhatian pada usaha mengatasi
hambatan yang dihadapi guru, bukan sekedar mencari kesalahan, kekeliruan guru harus
disampaikan kepala sekolah sendiri dan tidak didepan orang lain.
2. Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung, artinya di upayakan agar yang
bersangkutan mampu mengatasi sendiri, sedangkan kepala sekolah hanya membantu. Hal
ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang pada akhirnya menumbuhkan
motivasi kerja yang lebih baik.
3. Pengawasan dilakukan secara berkala, artinya tidak menunggu sampai terjadi hambatan.
4. Pengawasab dilaksanakan dalam suasana kemitraan, agar guru dengan mudah dan tanpa
takut menyampaikan hambatan yang dihadapi sehingga dapat segera dicari jalan
keluarnya.
A. KEGIATAN MENGECEK
Menurut KBBI mengecek artinya mencocokkan kembali benar atau tidaknya
tentang perhitungan, berita daftar angka dan lain-lain atau memeriksa kembali sesuatu.
Kegiatan pengecekan pada pengawasan laboratorium adalah memeriksa kembali alat dan
bahan yang ada dilaboratorium, apakah barang tersebut masih tersedia atau tidak, berapa
banyak yang terpakai dan lain sebagainya.
1. Tabel pengecekan bahan
No. Nama Bahan Kode Tahun Stok Ket.
Pengadaan Habis Masih ada

2. Tabel pengecekan alat

No Nama Kode Produse Tahun Kondisi ket


. alat n pengadaa Baik Rusak Hilan
n g

B. KEGIATAN MONITORING
Monitoring adalah penilaian secara terus menerus terhadap fungsi kegiatan-
kegiatan atau program-program di dalam hal jadwal penggunaan input/masukan data
oleh kelompok sasaran berkaitan dengan harapan-harapan yang telah direncanakan.
Adapun pengertian monitoring menurut para ahli :
1. Cassely dan Kumar 1987
Monitoring merupakan program yang terintegrasi, bagian penting dipraktek
manajemen yang baik dan arena itu merupakan bagian integral di manajemen sehari-
hari.
2. Calyton dan Petry 1983
Monitoring sebagai suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan,
memproses dan mengkomunikasikan informasi untuk membantu pengambilan
keputusan manajemen program/proyek.
3. Oxfam 1995
Monitoring adalah mekanisme yang sudah menyatu untuk memeriksa yang
sudah untuk memeriksan bahwa semua berjalan untuk direncanakan dan memberi
kesempatan agar penyesuaian dapat dilakukan secara metodologis.
Menurut pengertian yang disampaikan oleh beberapa ahli, maka semakin
jelaslah apa yang dimaksudkan dengan “monitoring “ yaitu kegiatan yang dilakukan
untuk mengecek penampilan dari aktivitas yang sedang dikerjakan. Monitoring adalah
bagian dari kegiatan pengawasan, dalam pengawasan ada aktivitas memantau
(monitoring). Pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa
apakah program yang telah berjalan itu sesuai dengan sasaran atau sesuai dengan tujuan
dari program.

Secara umum Monitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan


program proses pembelajaran yang sedang berjalan, dengan mengetahui kebutuhan ini
pelaksanaan program akan segera mempersiapkan kebutuhan dalam pembelajaran
tersebut. Kebutuhan bisa berupa biaya, waktu, personel, dan alat. Pelaksanaan program
akan mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan, berapa lama waktu yang tersedia untuk
kegiatan tersebut. Dengan demikian akan diketahui pula berapa jumlah tenaga yang
dibutuhkan, serta alat apa yang harus disediakan untuk melaksanakan program tersebut.
Secara lebih terperinci monitoring laboratorium bertujuan untuk :

1. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan bagi peserta pada proses
praktikum.
2. Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program
dilaboratorium bagi praktikan.
3. Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan proses praktikum setelah adanya kegiatan
praktikum.
4. Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan kegiatan
proses praktikum.
5. Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan
selama kegiatan proses pembe praktikum.
6. Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai terhadap
proses praktikum yang telah di lakukan.
Tujuan Monitoring secara khusus, yaitu:
1. pengukuran dan penilaian kinerja pembinaan, sehingga dapat mencapai hasil yang
diharapkan baik secara kualitas dan kuantitas dengan efektif. Pada dasarnya fokus dari
monitoring adalah masukan dan proses pelaksanaan sekaligus kontribusi faktor-faktor
terkait terhadap hasil pembinaan secara kualitas dan kuantitas, kerjasama, proses
pengambilan keputusan dan kebijakan, advokasi dan koordinasi.
2. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana.
Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi melakukan
penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk
mencapai tujuan kegiatan. mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk
memperoleh ukuran kemajuan, menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang
berubah, tanpa menyimpang dari tujuan.
C. KEGIATAN MENGUKUR DAN KEGIATAN MENILAI SEKALIGUS
MENYEMPURKAN SEGALA APA YANG TELAH DILAKSANAKAN
Evaluasi kegiatan laboratorium MIPA itu ada dua macam, yaitu:
1. Evaluasi Kegiatan Praktikum di Laboratorium MIPA
Kegiatan praktikum melibatkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
murid. Lebih dari itu, ranah iman dan taqwa murid juga dapat ditumbuhkembangkan
melalui kegiatan praktikum. Mengapa? Karena dalam kegiatan praktikum murid
pasti melakukan kegiatan pengamatan.
Program kegiatan laboratorium MIPA berkaitan erat dengan jenis dan isi
program. Keberhasilan program kegiatan laboratorium MIPA sangat bergantung
pada keberhasilan penanggung jawab program, praktikan, laboran, dan teknisi
laboratorium MIPA. Oleh karena itu, kejrja sama yang baik antara empat komponen
ini sangat menentukan keberhasilan suatu program. Kedisiplinan, keseriusan, dan
kerjasama yang baik antara empat komponen pelaku program sangat diperlukan.
Oleh sebab itu, situasi dan kondisi yang kondusif dalam laboratorium MIPA di
sekolah harus dijaga dan dilestarikan.
Pengevaluasian kegiatan laboratorium Pengevaluasian kegiatan
laboratorium adalah suatu kegiatan ditujukan untuk mengevaluasi program kegiatan
laboratorium. Evaluasi terhadap kegiatan laboratorium dilakukan oleh kepala
sekolah pada tiap jangka waktu tertentu. Salah satu cara melakukan evaluasi adalah
dengan memeriksa kesesuaian antara program dengan bukti pelaksanaan kegiatan.
Apabila terjadi ketidaksesuaian antara rencana kegiatan dengan program kerja
menunjukkan bahwa ada tindakan yang diperlukan untuk meluruskannya. Tindakan
tersebut biasanya berupa dialog dengan guru untuk memecahkan masalah yang ada.
Dialog ini harus dilakukan dengan suasana persahabatan supaya guru tidak merasa
terbebani dengan fungsi evaluasi. Berdasarkan pengertian di atas maka pengertian
pengelolaan laboratorium dapat didefinisikan sebagai strategi untuk mencapai tujuan
laboratorium melalui perencanaan, pengorganisasian, penggunaan, dan evaluasi
terhadap segenap sumber daya laboratorium untuk mencapai tujuan laboratorium
secara optimal.
Pengawasan dan Evaluasi yang dilakukan bahwa Proses pengawasan dan
pengevaluasian hasil dilakukan sekali dalam setahun, dan tidak adanya sanksi dalam
pelanggaran dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang diharapkan.
Sebaiknya kepala sekolah membuat program dan jadwal yang terdokumentasi
sehingga proses pengawasan dan evaluasi lebih terkontrol dan berjalan dengan baik
dan lancar. Menurut Arikunto (2004: 13) ada tiga fungsi supervisi atau pengawasan,
yaitu:
a. Sebagai kegiatan meningkatkan mutu pembelajaran
b. Sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur yang
terkait dalam pembelajaran
c. Sebagai kegiatan memimpin dan membimbing

Begitu juga halnya Fatta (2002:107) menyatakan bahwa supervisi atau


pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur pemecahan masalah, yaitu:
menemukan masalah dan penyebab, membuat rancangan penanggulangan,
melakukan perbaikan, mengecek hasil perbaikan dan mencegah timbulnya masalah
serupa. Menurut Permendiknas no 12 tahun 2007 tentang standar kompetensi
supervisi akademik dan supervisi manajerial dijelaskan bahwa pengawas maupun
kepala sekolah dalam melakukan pengawasan dan pembinaan sekolah mampu
memahami bidang garapan dan kompetensi yang harus dilakukan. Sedangkan
menurut Muktar (2013: 44) supervisi merupakan kegiatan mengamati, mengawasi,
dan membimbing serta menstimulir kegiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan
maksud untuk memperbaiki. Menurut Roberrt J. Mocker dalam Ditjen PMPTK
(2010:121), pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan–tujuan perencanaan, merancang
system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang
telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-
penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efisien
dalam pencapaiaan tujuan-tujuan perusahaan.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengelolaan Laboratorium Kimia


Belum adanya tenaga laboran menjadi faktor penghambat dalam
pengelolaan laboratorium kimia karena semua tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
laboran secara tidak langsung harus dikerjakan oleh kepala laboratorium dan guru
mata pelajaran ketika pelaksanaan kegiatan praktikum. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Kemendiknas Ditjen PMPTK Dittendik, (2010:17). Kurangnya pengetahuan
dan pengalaman dari personil laboratorium sering menjadi penghambat dalam
pengelolaan laboratorium. Untuk itu sangat diperlukan adanya pelatihan dan
penataran khusus mengenai pengelolaan laboratorium kimia sehingga menghasilkan
tenaga laboratorium yang handal terutama kepala laboratorium. Karena Kepala
laboratorium merupakan unsur terpenting dalam suatu laboratorium. Sesuai dengan
tupoksinya, kepala laboratorium kimia diantaranya harus mampu mengelola semua
hal yang berhubungan dengan laboratorium, yaitu personil, peralatan dan bahan,
sarana dan prasarana, serta kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium. Selain itu
juga beberapa laboratorium kimia masih menerapkan tata letak ruangan yang
memenuhi standar minimal laboratorium bentuk ruangan laboratorium yang sama
dengan ruangan kelas dan tidak terdapatnya aliran air di dalam laboratorium, dan
pintu masuk dan keluar juga hanya ada satu juga dapat mengakibatkan dampak dalam
pembelajaran seperti jika terjadi kebakaran atau kecelakaan kecil di laboratorium akan
kesulitan dalam menanganinya. Menurut Kemendiknas Ditjen PMPTK Dittendik,
(2010:9-10) tata bangunan laboratorium seharusnya mengikuti berbagai aturan yang
dikembangkan baik oleh lembaga internasional atau pemerintah. Pada dasarnya, hal-
hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembangunan laboratorium kimia
adalah:
a. Tata Letak Bangunan (arsitektur)
b. Persyaratan ruang
c. Pengaturan spasial peralatan dan bangku
d. Jalan keluar darurat
e. Persyaratan penyimpanan
f. Instalasi pengelolaan limbah
g. Kontrol akses
h. Fitur pengamanan
i. Pencahayaan dan ventilasi
DAFTAR PUSTAKA

Marlina, Leni. 2016. “Manajemen Laboratorium Kimia”. Manajer Pendidikan. 10 (4): 374-
380.

Sudaryanto, Indrawati, dan Endang Kowara. 1998. Pengelolaan Laboratorium IPA dan
Instalansi Listrik. Jakarta: Depdikbut.

Yosephin Ajeng Indah Herlina Sani. 2011. Pengelolaan Laboratorium di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Sentolo Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta: UNY.

Anda mungkin juga menyukai