Christian Farrel G
Her Dianta Mehaga S
A. Sifat Unsur Golongan Transisi Periode Empat
Sc +3 +3
Ti +2,+3,+4 +4
V +2,+3,+4,+5 +5
Cr +2,+3,+4,+5,+6 +3,+6
Mn +2,+3,+4,+6,+7 +2,+4,+7
Fe +2,+3 +2,+3
Co +2,+3 +2,+3
Ni +2, +2
Cu +1,+2 +1,+2
Zn +2, +2
3. Senyawa Berwarna
Senyawa yang dibentuk dari ion-ion logam transisi sebagian besar berwarna. Warna
disebabkan oleh tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi hampir sama.
. Tidak adanya elektron pada
. orbital d menyebabkan ion-ion tidak berwarna. Kecuali
. Warna yang terbentuk juga dipengaruhi atom lain yang
diikat. Ion yang sama dapat membentuk senyawa-senyawa dengan warna berbeda apa
bila atom yang diikat juga berbeda.
4. Sifat Magnetik
Berdasarkan sifat magnetiknya, unsur transisi periode empat
dikelompokkan menjadi tiga:
a.a. Diamagnetik
Diamagnetik : transisi tidak dapat ditarik medan magnet. Sifat ini
dimiliki unsur yang seluruh elektron pada orbital telah
berpasangan. Contoh : unsur Zn
b. Paramagneti
Paramagnetik : transisi ditarik lemah oleh medan magnet. Sifat ini
dimiliki unsur yang memiliki sedikit elektron yang tidak
berpasangan. Contoh : unsur Sc
c.c. Feromagnetik
Feromagneti : transisi dapat ditarik kuat oleh medan magnet. Sifat
ini dimiliki unsur yang memiliki banyak elektron pada orbital yang
tidak berpasangan. Contoh : unsur Fe, Co dan Ni
5. Ion kompleks
Unsur transisi dapat membentuk ion kompleks karena memiliki
orbital-orbital yang masih kosong. Senyawa ionik yaitu senyawa yang
terbentuk dari kation dari logam transisi yang berikatan dengan dua atau
lebih anion atau molekul netral (ligan). Muatan ion kompleks
merupakan jumlah muatan atom pusat dengan ligannya.
g. Nama ion Komplek bermuatan positif diawali dengan nama ligan diikuti atom
pusatnya. Biloks atom pusat ditulis dengan romawi dan tanda kurung.
h. Nama ion kompleks negatif diawali nama ligannya diikuti nama atom pusatnya
(nama latin) diberi akhiran “at”.
B. Kelimpahan, Manfaat, Dampak, dan Proses
Pembuatan Unsur-Unsur Golongan Transisi Periode
Empat
Ferovanadium
Terak
4. Kromium (Cr)
Kelimpahan kromium di kulit bumi
hanya 0,0122%. Logam kromium reaktif
terhadap oksigen dan membentuk oksida
yang berupa lapisan tipis dipermukaan
logam.
Kromium banyak digunakan untuk melapisi logam agar tahan karat
secara elektroplating, misal nikrom pada alat pemanas mengandung
18%. Kromium juga digunakan sebagai dasar dalam industri baja
sehingga menghasilkan baja kuat dan mengkilap.