Anda di halaman 1dari 6

VANADIUM,NIOBIUM,DAN TANTALUM

Vanadium berasal dari kata vanadis yaitu nama dewi kecantikan di Skandavia,pada
tahun 1830 di Swedia oleh N.G Selfstrom bersama-sama dalam bijih besi. Disebut demikian
karena senyawanya kaya akan warna. Sesungguhnya,unsur ini telah dikenali oleh A.M del Rio
pada tahun 1801 yang ditemukan dalam bijih timbel yang disebut dengan eritronium. Namun ia
membatalkan penemuannya ini. Logam ini tampak bersinar cemerlang,cukup lunak sehingga
mudah dibentuk seperti pembuluh,mempunyai titik leleh 1915℃ dan titik didih 3350℃,serta
tahan terhadap korosi.

Niobium pada mulanya dikenali oleh C.Hatchett pada tahun 1801. Beliau berhasil
mengisolasi oksidanya dari minerak columbit menjadi unsur yang dia sebut columbium.
Sementara itu A.G. Ekeberg pada tahun 1802 mengidentifikasi adanya unsur baru yang disebut
tantalum karena sifat mineralnya yang sukar larut dalam berbagai asam. Pada saat itu hingga
tahun 1844 unsur columbium dan tantalum diduga hanya satu saja. Namun H. Rose kemudian
berhasil menunjukkan bahwa mineral columbit ternyata mengandung dua unsur yang berbeda,
yaitu yang pertama disebut tantalum sebagaimana ditemukan Ekeberg dan yang kedua diberi
nama niobium yang artinya anak tantalum.

Logam-logam golongan 5 ini belum terlalu banyak diketahui manfaatnya, kecuali


vanadium yang digunakan sebagai baja vanadium yang merupakan logam panduan keras dan
sering dipakai untuk pisau maupun peralatan-peralatan pertukangan lain. Niobium banyak
digunakan pada berbagai stainless steel terutama untuk penggunaan paada temperature tinggi,dan
kawat Nb/Zr digunakan dalam magnet superkonduktor. Tanatalum yang sangat tahan terhadap
korosi pada temperature kamar,sangat ideal untuk material peralatan operasi (bedah),peralatan
industry elektronik seperti kapasitor dan kawat-filamen.

Ekstraksi Logam-Logam V,Nb dan Ta

 Ekstraksi Logam Vanadium (V)

Langkah pertama ekstraksi logam ini adalah mendapatkan vanadium dalam


bentuk oksidanya, V2O5 ,dari bijihnya melalui berbagai macam proses dan reaksi. Untuk
itu biasanya ditempuh prosedur umum dengan pemanggangan (roasting) bijih bijih yang
telah diremukkan atau residu vanadium dengan garam NaCl atau N 2CO3 pada temperature
kira-kira 850℃. Tahap ini akan menghasilkan natrium vanadate, Na3VO4 yang kemudian
diluluhkan dengan air dan menghasilkan padatan hitam V2O5.

Langkah selanjutnya adalah proses reduksi terhadap V2O5 yang pada garis
besarnya dibedakan dalam dua perlakuan berdasarkan tujuannya. Jika logam vanadium
yang diperoleh dimaksudkan untuk keperluan zat aditif pada baja maka reduksi dilakukan
dalam tanur listrik dengan penambahan bijih besi (Fe), silicon (Si) dan kapur,CaO.
Hasilnya adalah ferovanadium dengan kadar vanadium (35 -95% ) yang dapat dipisahkan
dari ampas atau kerak CaSiO3,menurut persamaan berikut :

2V2O5 + 5Si + Fe + 5CaO→ 4V + Fe +5CaSiO3

Produk ini dapat langsung dipakai sebagai zat aditif pada baja ferovanadium tanpa
pemurnian lebih lanjut. Jika yang diinginkan logam vanadium murni maka reduksi
terhadap V2O5 dapat dilakukan dengan kalsium dan lelehan logam vanadium yang
terbentuk dapat dipisahkan dari kerak CaO menurut persamaan reaksi:

V2O5 (s) + 5Ca (s) → 2V (l) +5CaO (s)

Jika bahan dasar yang digunakan mengandung vanadium (II) klorida, VCl2, maka logam
vanadium dengan kemurnian tinggi dapat diperoleh dengan elektrolisis leburan NaCl-
LiCl-VCl2, atau dengan proses van Arkel de-Boer yaitu melewatkan uap garam natrium
klorida yang sudah dimurnikan melalui kawat panas dalam keadaan vacum (tekanan
rendah).

 Ekstraksi Niobium dan Tantalum

Produksi niobium dan tantalum mempunyai skala lebih kecil dibandingkan dengan
produksi vanadium dan prosesnya lebih bervariasi serta kompleks. Kedua logam ini dapat
dipisahkan dari bijihnya dengan cara fusi yaitu peleburan bijih-bijihnya dengan alkali
atau pemasakan bijih-bijihnya dengan berbagai asam. Proses fusi Ini menghasilkan
larutan kedua logam Nb dan Ta yang kemudian dapat dipisahkan satu dari yang lain.
Pada mulanya proses ini dikembangkan oleh M.C. Marignac pada tahun 1866. Pada
pemakaian HF encer niobium cenderung membentuk senyawa K3NbOF5.2H2O yang
mudah larut,berbeda dengan tantalum yang cenderung membentuk senyawa K2TaF yang
sedikit larut.

Dewasa ini proses pemisahan niobium dan tantalum yang lebih umum digunakan
adalah teknik ekstraksi pelarut sebagai contoh tantalum dapat diekstrak dari larutan HF
encer oleh pelarut organik metil isobutil keton dan dengan membuat keasamaan larutan
HF lebih tinggi,niobium dapat diekstrak dengan pelarut segar yang sama masing-masing
logam kemudian dapat diperoleh setelah proses pengubahan menjadi pentaoksida nya dan
diikuti dengan reduksi pentaoksida ini oleh Na atau C atau melalui elektrolisis

Kecenderungan Golongan 5
Ketiga logam ini mempunyai kenampakan mengkilap seperti perak dan mempunyai
struktur kubus pusat badan,bcc. Logam-logam Golongan ini sedikit kurang elektropositif
dibandingkan dengan logam logam golongan sebelumnya atau golongan 4 dan tantalum
keduanya mempunyai ukuran yang relatif sama sebagai akibat kontraksi lantanoida. Dengan
demikian logam logam transisi seri kedua (4d) dan seri ketiga (5d) ini mempunyai sifat sifat
kimiawi yang sangat dekat seperti halnya Zr-Hf. Dibandingkan logam-logam golongan 4 logam
logam-golongan 5 mempunyai 1 elektron pada orbital d. hal ini mengakibatkan ikatan logam
yang lebih kuat sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan titik leleh dan titik didih logam
logam golongan 5 yang relatif lebih tinggi dari pada titik leleh dan titik didih logam-logam
golongan 4 untuk periode yang sama

Dengan konfigurasi elektron terminal (n-1)d3ns2 atom-atom logam golongan ini dapat
melepaskan 2 hingga 5 elektron menghasilkan tingkat oksidasi +2,+3,+4 atau +5 namun yang
paling umum adalah +2,+ 3 dan +4. Kemudahan melepaskan elektron tentu saja berkaitan
dengan kedudukan ketiga unsur kelompok ini sebagai awal anggota deret transisi yang tarikan
intinya terhadap elektron elektron d masih relatif lemah demikian juga berkaitan dengan
ikatannya terhadap atom-atom yang bersifat sangat elektronegatif seperti oksigen senyawa-
senyawanya bersifat kovalen atau dalam bentuk kompleks. Atas dasar ukurannya atom logam
ukuran terkecil dengan tingkat oksidasi tertinggi atau positif 5 mempunyai daya oksidasi terkuat.
Jadi vanadium(V) merupakan oksidator terkuat dalam golongannya.

Oksida dan Ion-okso

Senyawa-senyawa oksida utama dari ketiga unsur dalam golongan ini adalah V2O5 –
Nb205- Ta2O5 untuk tingkat oksidasi +5 VO 2-NbO2-Ta02 untuk tingkat oksidasi +4 V2O3 untuk
tingkat oksidasi +3 dan VO-NbO-TaO untuk tingkat oksidasi +2.

Dengan rentang tingkat oksidasi yang panjang tersebut maka dapat dipahami bahwa sifat basa
dari oksidanya akan melemah dengan naiknya tingkat oksidasi. V0 dan bersifat V 2O3 basa
sedangkan VO2 dan V205 bersifat amfoter dengan membentuk anion vanadat VO 43- atau kadang-
kadang dirumuskan untuk vanadium(V) Sedangkan untuk vanadium(IV) bentuk ion vanadium
tidak ditemui sebagai ion sederhana melainkan sangat bervariasi.

Vanadium pentoksida ,V205

Berdasarkan argumentasi rasio jari-jari relatif terhadap oksigen (-2) vanadium (+5) agak
terlalu besar ukurannya untuk koordinasi struktur tetrahedron atau bilangan koordinasi empat
tetapi terlalu kecil untuk koordinasi octahedron atau bilangan koordinasi 6. Oleh karena itu V2O5
mengadopsi struktur trigonal bipiramida terdistorsi atau bilangan koordinasi 5 yang bersekutu
pada sisi sisinya membentuk rantai double zigzag yang nampak agak rumit tetapi spesies anion
okso tetraoksovanadat(v), VO43- mempunyai struktur tetrahedron.

Kelarutan V2O5 dalam air sangat kecil atau kira-kira 0,007 gL-1 dan oksida ini lebih bersifat
amfoterik. Oleh karena itu V2O5 larut dalam basa kuat misalnya natrium hidroksida menghasilkan
ion yang tak berwarna jika kedalam larutan ini selanjutnya ditambahkan asam pH 6,5
larutan menjadi orang yang cemerlang jika penambahan asam diteruskan hingga pH
2 ternyata diperoleh endapan berwarna coklat V2O5 tetapi endapan ini terlarut kembali pada
penambahan asam lebih lanjut dengan membentuk kation okso adalah ion kompleks diokso
vanadium(V) atau VO2+. Persamaan reaksi yang telah diusulkan secara sederhana dapat
dituliskan sebagai berikut:

Pada penambahan basa

V2O5 (s) + 6 OH- (aq)→ 2 [VO4]3- (aq) + 3 H2O (l)


Tak berwarna

Pada penambahan asam hingga pH =6,5

[VO4]3- (aq) + 2 H3O+ (aq) → [VO2(OH2)]- (aq) + 2H20 (l)


Kuning oranye

Pada penambahan asam hingga pH = 2

2[VO2(OH)2]- (aq) + 2 H3O+ (aq) → V2O5 (s) + 5 H2O (l)


coklat

Pada penambahan asam lebih lanjut

V2O5 (s) + 2 H3O+ (aq) → 2[VO2]+ (aq) + 3 H2O (l)

Jadi terdapat dua macam ion oksalat vanadium(V) yaitu dalam bentuk Kompleks anion
tetraoksovanadat (V), [VO4]3-dan kation dioksovanadium(V), [VO2]+ .

Vanadium dioksida,VO2
Vanadium dioksida VO2 ,berwarna biru logam ,dan dapat diperoleh dari reduksi padatan
V2O5 dengan reduktor sedang seperti CO2 dan SO2 atau pemanasan langsung V2O5 dengan asam
oksalat. Vanadium dioksida VO2 bersifat amfoter sama seperti V2O5 larut dengan kelarutan yang
sama baiknya dalam asam maupun basa. Dalam asam non-oksidator VO 2 larut dengan
membentuk ion oksovanadium(IV) atau ion vanadil yang berwarna biru. Dalam alkali VO 2
larut dengan membentuk larutan yang berwarna kuning hingga coklat dari Ion vanadat (IV) atau
hipovanadat , [V4O9]2-,atau ion [VO4]4- pada pH tinggi. Pada temperatur kamar VO 2 menganut
sistem struktur rutil.

Vanadium trioksida,V2O3

Vanadium trioksida V2O3 ,berwarna hitam ,dapat diperoleh dari reduksi V2O5 dengan H2
atau CO secara bertahap V2O5 mengadopsi struktur korondum. Oksida ini bersifat basa oleh
karena itu dengan asam bereaksi menghasilkan ion vanadium yang berwarna biru atau hijau dan
bersifat reduktor kuat.

V2O3 (s) + 2 H3O+ (aq) → 2 V3+ (aq) + 9 H2O (l)

Vanadium oksida,VO

Vanadium oksida VO,berwarna abu-abu hitam,dapat diperoleh dari reduksi V2O3 dengan
logamnya V. oksida ini bersifat basa seperti halnya V2O3 larut dalam asam membentuk ion V 2+
yang berwarna violet:

VO (s) + 2 H3O+ (aq) → V2+ (aq) + 3 H2O (l)

Struktur oksida dan isopolimetalat

V2O5 mengadopsi struktur rantai trigonal bipiramida terdistorsi. Setiap unit trigonal
bipiramida saling bersekutu pada dua sisi salah satu titik sudutnya dan satu titik sudut yang lain
bebas sehingga terbentuk rantai double zigzag yang nampak agak rumit.

Senyawa halida dan oksohalida


Untuk tingkat oksidasi +5, vanadium hanya membentuk VF 5, sedangkan niobium dan
tantalum membentuk MX5 (X=F,Cl,Br,dan I). vanadium (IV) tidak membentuk senyawa iodida
sedangkan vanadium(III) dan vanadium (II) membentuk senyawa senyawa Halida. Spesies Nb
dan Ta cenderung diasosiasikan ke dalam bangun tetramer, dimer atau kluster ( gerombolan).

VF5 merupakan polimer yang terdiri atas unit-unit octahedron dengan kedua sudut pada
salah satu sisinya saling bersekutu sehingga terbentuk suatu rantai zigzag tak berhingga. Berbeda
dengan VF5 ,NbF5 dan TaF5 membentuk tetramer (M4X20) dari unit-unit octahedron,dan
NbCl5,TaCl5,NBr5, dan TaBr5 membentuk dimer (M2X10). Warna senyawa halida ini
bervariasi,dari putih untuk fluoride, kuning untuk klorida, orangenya untuk bromide, hingga
coklat untuk iodide. Naiknya sifat kepolaran dari anion F hingga I mengakibatkan menurunnya
energy transfer muatan yang sesuai dengan warna yang bersangkutan.

Logam vanadium ternyata dapat membentuk senyawa kation okso yang sangat bervariasi
baik ditinjau dari perspektif senyawa kompleks maupun non-kompleks. Tingkat oksidasi +5
dapat dipandang sebagai turunan dari dioksivanadium(V), VO2+ dan oksovanadium (V),VO3+.
Tingkat oksidasi + 4 dapat dipandang sebagai turunan dari oksovanadium(IV),VO 2+ dan untuk
tingkat oksidasi +3 sebagai turunan dari VO+.

Soal latihan

Sebutkan mineral apa saja yang merupakan sumber vanadium

Mineral yang merupakan sumber vanadium diantaranya adalah

- Mineral Patronit-VS4 yang merupakan suatu polisulfida


- Mineral Vanadat, misalnya
vanadinat yaitu timbel (II) klorida vanadat PbCl2.3Pb3(VO4)2
karnonit yaitu kalium uranil vanadat,K(U0)2(VO4)1,5 H20
vanadinit yaitu Pb3(VO4)2.Pb2(VO4)Cl atau Pb5(VO4)3Cl

Anda mungkin juga menyukai