Anda di halaman 1dari 6

SHERLY ARTANTI S

11180960000044

KOROSI BESI (PERCOBAAN I)

Pada percobaan 1, dilakukan pengamatan korosi paku lurus dan paku bengkok. Perlakuan
khususnya yakni mencampurkan Nacl, K3[Fe(CN)6], dan indikator fenolftalein dengan
medium utama yaitu agar-agar yang kemudian diberikan kepada paku lurus dan bengkok.

 Pada paku yang mengandung NaCl:


NaCl merupakan larutan elektrolit. Kontak dengan elektrolit dapat mempercepat
korosi karena elektrolit memberikan pengaruh, seperti jembatan garam sehingga
mobilitas elektron akan makin tinggi dan korosi akan berjalan lebih cepat. Sehingga
pada paku lurus dan bengkok pun mengalamin perkaratan (korosi). (Suyatno, dkk.
2007)
 Pada paku yang mengandung K3[Fe(CN)6]:
Larutan K3[Fe(CN)6] membuat paku akan mengalami proses oksidasi. Dimana
lapisan paku akan terbuka dan reaksi yang terjadi yaitu:
Fe2+ + [Fe(CN)6]3-  Fe3+ + [Fe(CN)6]4-
Berdasarkan reaksi di atas, besi teroksidasi dari Fe 2+ menjadi Fe3+. Korosi ini akan
menghasilkan warna biru turnbull dari reaksi oksidasi besi dengan K 3[Fe(CN)6]
(Shevla, 1985). Percobaan ini lebih cepat mengalami korosi dibanding percobaan
dengan NaCl.
 Pada paku yang mengandung PP (Fenolftalein):
Di sekeliling paku berubah warna menjadi merah muda. Perubahan ini terjadi karena
adanya reaksi reduksi dari H2O yang menghasilkan OH-. Warna merah muda dalam
agar-agar menunjukkan tempat dimana paku mengalami reduksi.

Sehingga korosi besi yang berlangsung paling cepat yaitu pada paku yang mengandung
K3[Fe(CN)6] > NaCl .> PP(fenolftalein). Jika dibandingkan dari segi pakunya, paku yang
dibengkokkan lebih cepat mengalami korosi karena pada paku yang dibengkokan terdapat
celah kecil yang artinya lapisan paku terbuka dan pengkorosian pun lebih cepat dibandingkan
paku lurus. (Radetyo, Iqbal, dkk. 2012).

DAFTAR PUSTAKA:

Radetyo,Iqbal,dkk. 2012. Modul Praktikum Kimia Anorganik I. Jakarta: UIN Syarif


Hidayatullah.

Shevla.1985. Analisis Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta: Kalman Media Pustaka.

Suyatno,dkk. 2017. KIMIA. Jakarta: PT. Grasindo.


 KASUS KOROSI

KOROSI PADA PLAT LAMBUNG KAPAL BAJA

Kasus:

Kapal baja merupakan kapal dengan seluruh bangunan terbuat dari baja. Konstruksi baja
tersebut selalu berhubungan dengan air laut yang merupakan elektrolit yang korosi. Hal ini
membuat terjadinya korosi dan dapat menimbulkan kerugian yang besar dari segi teknis
maupun ekonomis yaitu turunnya kekuatan dan umur pakai kapal sehingga dapat mengurangi
jaminan keselamatan muatan barang dan penumpang kapal.

Analisis faktor-faktor mempengaruhi korosi:

Terdapat 6 korosi pada kapal, yaitu:

1. Uniform Corrosion (Korosi Seragam)


Korosi ini disebabkan karena pada air laut yang memilikik pH air yang rendah dan
udara yang lembab, sehingga makin lama plat baja makin menipis. Hal ini ditandai
dengan reaksi kimia atau elektrokimia yang berlangsung seragam di seluruh
permukaan yang terbuka atau di area luas.
2. Galvanic or Two-Metal Corrosion (Korosi Galvanis)
Korosi ini terjadi ketika dua buah logam atau paduan yang berbeda saling kontak atau
bersentuhan dalam suatu larutan elektrolit sehingga logam yang bersifat lebih anodik
akan terkorosi. Larutan elektrolit yang maksud yaitu larutan air garam (air laut).
3. Crevice Corrosion (Korosi Celah)
Korosi ini disebabkan oleh lubang yang kecil dan celah-celah dibawah kepala baut
dan paku keling. Terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam lain dan
diantaranya terdapat celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga terdapat
konsentrasi oksigen.
4. Pitting Corrosion (Korosi Lubang)
Korosi ini disebabkan oleh lingkungan kimia yang berisi spesies unsur kimia agresif
seperti klorida. Korosi ini menimbulkan lubang yang terlokalisir pada permukaan
logam. Lubang-lubang ini mungkin berdiameter kecil atau besar, tetapi dalam
kebanyakan kasus mereka relatif kecil.
5. Errosion Corrosion (Korosi Erosi)
Korosi pada material logam yang disebabkan karena menerima tumbukan partikel
cairan korosi yang mengalir dengan kecepatan tinggi. Korosi ini biasanya terjadi pada
bagian pipa dan propeller.
6. Stress Corrosion (Korosi Tegangan)
Korosi ini disebabkan karena 3 faktor, yaitu bahan rentan terhadap korosi, adanya
larutan elektrolit (air laut), dan adanya tegangan.

Langkah-langkah pencegahan:

Pencegahan terjadinya korosi pada baja lambung kapal dapat dilakukan dengan cara
menghubungkan plat baja lambung kapal dengan logam yang mempunyai elektrode sangat
rendah. Anoda yang berpotensial lebih negative dapat melindungi spesimen yang lebih positif
dengan melakukan pertukaran ionnya. Pertukaran ion yang terjadi pada spesimen dapat
membentuk lapisan yang akan mengganggu proses masuknya oksigen ke permukaan katoda
sehingga dapat memperlambat korosi.

Untuk menanggulangi kasus korosi tersebut, spesi yang memiliki elektrode rendah yaitu
seng. Sehingga baja lambung kapal akan menarik elektron dari seng dan oksidasi akan
berlangsung pada anoda seng tersebut.

 Secara Umum

Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi:

1. ELEKTROLIT DAN KONSENTRASI

Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan
menambah terjadinya reduksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit dapat menaikkan
laju aliran e– sehingga korosi meningkat

2. SUHU

Pada umumnya, laju korosi naik dengan kenaikan suhu

3. KEBERADAAN ZAT PENGOTOR

Zat pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan
sehingga lebih banyak logam yang terkorosi

4. DERAJAT KEASAMAN ATAU PH

Korosi dalam kondisi pH < 7 lebih besar karena adanya reaksi reduksi tambahan, yaitu
reduksi H+ pada katode

5. KANDUNGAN H2O DAN O2

Logam yang diletakkan di luar ruangan akan lebih cepat terkorosi dibandingkan yang
tersimpan kering di dalam ruangan

6. GALVANIC COUPLING

Apabila logam terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif (tidak mudah
teroksidasi, Eo lebih positif), maka akan timbul beda potensial yang menyebabkan terjadinya
aliran elektron dari logam tersebut (anode) ke logam yang kurang reaktif (katode). Dengan
kata lain, logam akan terkorosi lebih cepat dibandingkan tanpa keberadaan logam kurang
reaktif
7. METALURGI

Kecenderungan bagian logam bertindak sebagai anode atau katode tergantung dari faktor
metalurgi seperti:

- Kekerasan; permukaan yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan
cenderung menjadi anode yang terkorosi
- Keberadaan unsur lain dalam logam yang tidak merata akan mempercepat laju korosi
karena efek galvanic coupling

Pencegahan korosi:

Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi korosi pada logam
adalah memberikan perlindungan terhadap materi logam menggunakan lapisan pelindung
dengan tujuan mencegah kontak langsung dengan H2O dan O2, serta perlindungan katode dan
anode.
1. MENGGUNAKAN LAPISAN PELINDUNG
Beberapa lapisan pelindung yang dapat digunakan untuk mencegah korosi logam adalah
sebagai berikut:

Metode Penggunaan Keterangan

Lapisan cat mencegah kontak langsung besi dengan


Kapal, jembatan, O  dan H O. Hanya jika cat tergores maupun terkelupas,
Lapisan cat
2 2

mobil maka korosi mulai terjadi dan menyebar di bawah cat


yang masih utuh

Bagian bergerak Lapisan oli dan gemuk mencegah kontak langsung besi
Lapisan oli dan gemuk
dari mesin dengan O  dan H O dan harus dioleskan secara berkala
2 2

Barang-barang Lapisan plastik mencegah kontak langsung besi dengan


Lapisan plastik dapur seperti rak O  dan H O, hanya jika plastik terkelupas korosi akan
2 2

pengering terjadi

Lapisan Cr mencegah kontak langsung logam dengan


Ketel dan setang O  dan H O. Di samping itu, Cr teroksidasi membentuk
Pelapisan Cr
2 2

sepeda lapisan oksida Cr2O  yang sangat kuat sehingga dapat


3

melindungi logam besi di bawahnya

Galvanisir atau pelapisan Besi penopang Lapisan Zn dapat mencegah kontak langsung logam
Zn untuk konstruksi dengan O  dan H O. Di samping itu, Zn yang teroksidasi
2 2

bangunan dan menjadi Zn(OH)   dapat bereaksi lebih lanjut dengan


2
CO  di udara membentuk lapisan oksida Zn(OH) .x
jembatan
2 2

ZnCO  yang sangat kuat


3

Lapisan Sn dapat mencegah kontak langsung logam


dengan O  dan H O. Akan tetapi kurang reaktif
Pelapisan Sn Kaleng makanan
2 2

dibanding besi. Jadi, apabila lapisan Sn tergores, maka


besi di bawahnya mulai terkorosi

2. MENGGUNAKAN PERLINDUNGAN KATODE

a. Menggunakan logam lain yang lebih reaktif sebagai anode korban

Logam lain yang lebih reaktif dari besi, seperti Zn, Cr, Al, dan Mg, akan berfungsi sebagai
anode korban yang menyuplai elektron yang digunakan untuk mereduksi oksigen pada katode
besi. Metode perlindungan katode ini dapat dilakukan dengan pelapisan seperti pada
galvanisasi dan chrome plating ataupun dengan hanya menghubungkan logam anode korban
dengan besi. Sebagai contoh, pipa besi yang ditanam di bawah tanah dan badan kapal laut
umumnya dihubungkan dengan batang magnesium. Magnesium akan berfungsi sebagai
anode korban dan besi menjadi katode yang terlindungi dari korosi (E° Fe = −0,44 V; E° Cr =
−2,37 V). Batang magnesium tersebut harus diganti secara berkala.

b. Menyuplai listrik dari luar

Untuk melindungi tangki besi bawah tanah juga dapat digunakan anode inert seperti grafit
yang dihubungkan dengan sumber listrik. Elektron dari sumber listrik akan mengalir ke
anode, lalu oksidasi yang terjadi di anode akan melepas elektron yang akan mengalir menuju
katode tangki besi melalui elektrolit tanah.
DAFTAR PUSTAKA:

BUKU:

Rachmawati, M, Johari, J, M, C. 2008. Kimia 3. Jakarta: ESIS.

INTERNET:

Anonim. “Korosi” , https://www.studiobelajar.com/korosi/. Diakses pada 25 Maret 2020


pukul 15:40.

Anonim. 2019. “Korosi Pada Kapal dan Penanggulangannya” , http://blog.docking.id/korosi-


pada-kapal-dan-penanggulangannya/. Diakses pada 25 Maret 2020, pukul 13:11.

Edi Septe, dkk. 2015. “Pengendalian Korosi Pada Plat Lambung Kapal dengan Menggunakan
Anoda Korban” , http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?
journal=JFTI&page=article&op=view&path%5B%5D=6870&path%5B%5D=5805. Diakses
pada 25 Maret 2020, pukul 13:00.

Anda mungkin juga menyukai