Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA ANORGANIK 1

Unsur Neodymium (Nd) dan Unsur Holmium (Ho)

Disusun Oleh :

Ummu Basyiroh

K3316066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2017
A. Neodymium

1. Biografi unsur

Neodymium dengan lambang unsur Nd merupakan salah satu unsur


dalam kelompok Lantanida atau Logam Tanah Jarang (Rare Earth
Metal). Logam ini memiliki nomor atom 60 dan nomor massa 144.24.
Neodymium memiliki panjang jari-jari atom 181 pm, elektronegativitas
berdasarkan Pauling 1.14, energi ionisasi pertama 533 kJ.mol-1, energi
ionisasi kedua 1040 kJ.mol-1 energi ionisasi ketiga 2130 kJ.mol-1.
Neodymium berwarna putih keperakan dan berwujud padat pada suhu
kamar. Neodymium pertama kali ditemukan oleh Carl Auer von
Welsbach pada tahun 1885.

2. Sifat Unsur

a. Sifat Fisik

Neodymium merupakan logam lunak yang dapat ditempa. Dapat


ditempa disini berarti dapat ditempa menjadi lembaran-lembaran
tipis. Logam ini dapat dibentuk dan dipotong dengan cukup mudah.
Titik didihnya pada suhu 1.021 ° C (1870 ° F) dan titik didih sekitar
3.074 ° C (5565 ° F). Volume atomiknya sebesar 20.6 cm3/mol.
Radius Vanderwaals 0.181 nm. Neodymium memiliki densitas 7,0
gram per centimeter kubik.
b. Sifat Kimia

Neodymium sangat reaktif dan dengan cepat memudar di udara.


Lapisan yang terbentuk akibat reaksi dengan oksigen tidak
melindungi dari oksidasi lebih lanjut. Sehingga logam ini harus
disimpan jauh dari kontak dengan udara. Bilangan oksidasinya pada
umumnya +3 namun bisa pula menjadi +2 dan +4. Logam ini
biasanya disimpan dalam minyak parafin atau dibungkus dengan
plastik. Neodymium juga menunjukkan sifat khas logam aktif, ia
bereaksi dengan air dan asam untuk melepas gas hidrogen.

3. Konfigurasi Elektron

Neodymium memiliki konfigurasi elektron [Xe] 4f 4 6s2

Jumlah elektron pada tiap kulit berturut-turut 2,8,18,22,8,2

4. Sejarah Awal Ditemukan

Pada akhir tahun 1700-an, terjadi dua penemuan mineral penting di


Swedia. Penemuan pertama terjadi di dekat kota Ytterby. Mineral yang
ditemukan di sana, yttria, akhirnya diketahui mengandung sembilan
elemen baru. Penemuan kedua terjadi di dekat kota Bastnas. Mineral
tersebut disebut mineral Cerite, yang kemudian diketahui mengandung
tujuh unsur-unsur baru.

Cerite dipelajari secara menyeluruh oleh kimiawan Swedia Carl


Gustav Mosander (1797-1858). Pada tahun 1839, Mosander mampu
memisahkan mineral cerite menjadi dua bagian, yang disebut cerium dan
lanthanum. Mosander percaya bahwa ia telah menemukan dua unsur
baru. Dua tahun kemudian diketahui bahwa lanthanum bukan merupakan
unsur tetapi campuran dari dua komponen. Mosander menyebut dua
bagian komponen ini lanthanum dan didymium. Mosander memilih nama
didymium karena berarti "kembar." Dia mengatakan bahwa didymium
seperti kembar identik dengan lanthanum. Kimiawan kemudian
menegaskan bahwa dua dari penemuan Mosander ini adalah elemen yang
benar-benar baru: cerium dan lanthanum.

Didymium yang ditemukan Mosander ternyata diketahui bukanlah


unsur. Pada tahun 1885, Carl Auer von Welsbach, kimiawan asal Austria,
menemukan bahwa didymium merupakan campuran dari dua unsur.
Unsur-unsur baru tersebut diberi nama neodymium dan praseodymium.
Auer memilih nama neodymium karena neodymium berarti "kembar
baru." Praseodymium, dengan perbandingan, berarti "kembar hijau."
Senyawa praseodymium berwarna hijau.

Mosander, Auer, dan ahli kimia lain waktu hanya peralatan seadanya
untuk bekerja. Para ilmuwan tersebut tidak pernah mengisolasi setiap
elemen baru dalam bentuk murni. Mereka menemukan senyawa dari
elemen, biasanya senyawa unsur dan oksigen. Sampel murni pertama dari
neodymium tidak diproduksi sampai 1925.

5. Penemu

Penemu unsur Neodymium adalah Dr Carl Auer von Welsbach. Ia


lahir pada 1 September 1858 di Wina, Austria . Auer merupakan seorang
ahli kimia Austria dan pengusaha. Ia menemukan empat elemen, mantel
gas, logam filamen bola lampu dan batu api untuk korek api.

Bidang utama penelitian ilmiahnya adalah mengenai Unsur Tanah


Jarang (Rare Earth) dan zat radioaktif. Unsur Neodymium dan
Praseodymium ditemukan dengan bantuan teknologi yang
dikembangkannya sendiri. Penelitian lebih lanjut Dr. Carl Auer von
Welsbach ini menyebabkan penemuan unsur Ytterbium dan Lutenium.

6. Sifat 4 Unsur di Sekitar Neodymium

a. Praseodymium

Praseodymium (Pr) memiliki nomor atom 59, nomor massa


140,908 dan termasuk kelompok lantanida. Praseodymium berwujud
lunak, mudah dibentuk, dan ulet. Logam praseodymium berwarna
kekuningan. Unsur ini memiliki titik leleh 930 ° C (1710 ° F) dan
titik didih sekitar 3.200 ° C (sekitar 5800 ° F). Densitasnya adalah
6,78-6,81 gram per sentimeter kubik. Energi ionisasi nya 523 kj/mol
dan jari-jari atomnya 182,8 pm
Ketika menjadi lembab, praseodymium bereaksi dengan oksigen
di udara membentuk praseodymium oksida. Praseodymium oksida
(Pr2O3) berbentuk sisik kuning-kehijauan (seperti karat) pada
permukaan logam. Praseodymium harus disimpan jauh dari kontak
udara untuk menghindari reaksi ini. Seperti kebanyakan logam
lainnya, praseodymium juga bereaksi dengan air dan asam. Dalam
reaksi ini, gas hidrogen dilepaskan.

b. Prometium

Prometium (Pm) memiliki nomor atom 61, nomor massa 144.691


dan termasuk golongan lantanida. Promethium merupakan logam
yang bersifat radioaktif dengan titik beku 1042 °C (1908 °F) dan titik
didih 3000 °C (54273 °F). Densitasnya adalah 7,2 gram per
sentimeter kubik. Energi ionisasinya 536 kj/mol dan jari-jari atomnya
181 pm. Promethium merupakan unsur radioaktif dengan waktu
paruh yang relatif singkat, sehingga tidak ditemukan secara alami di
bumi.
c. Uranium

Uranium memiliki nomor atom 92, nomor massa 238.029 dan


termasuk golongan aktinida. Uranium berbentuk logam mengkilap
keperakan yang bersifat ulet dan lentur. Titik lelehnya adalah 1,132.3
° C (2,070.1 ° F) dan titik didih adalah sekitar 3.818 ° C (6904 ° F).
Densitasnya sekitar 19,05 g/ cm3.
Uranium merupakan unsur yang relatif reaktif. Unsur ini
berikatan dengan unsur non logam seperti oksigen, sulfur, klor, fluor,
fosfor, dan bromin. Uranium larut dalam asam dan bereaksi dengan
air. Membentuk banyak senyawa yang cenderung memiliki warna
kekuningan atau kehijauan.

d. Neptunium

Neptunium memiliki nomor atom 93, nomor massa 237.084 dan


termasuk golongan aktinida. Neptunium adalah logam berwarna putih
perak dengan titik leleh 640 ° C (1180 ° F) dan titik didih 3902 ° C
(7056 ° F ). Kepadatannya 20,45 gram per sentimeter kubik.

Neptunium cukup reaktif dan membentuk beberapa senyawa yang


menarik. Contohnya neptunium dialuminide (NpAL2) dan neptunium
beryllide (NpBe3). Senyawa ini tidak biasa karena terdiri dari dua
logam yang bergabung satu sama lain. Biasanya, dua logam tidak
bereaksi satu sama lain dengan sangat mudah. Neptunium juga
membentuk sejumlah senyawa yang lebih tradisional, seperti
neptunium dioksida (NpO2), neptunium trifluorida (NpF3), dan
neptunium nitrit (NpNO2).

7. Posisi dalam SPU

Neodymium dalam SPU termasuk dalam golongan Lantanida dan


merupakan logam transisi. Neodymium memiliki periode 6 dan berada
pada blok f. Unsur ini berada satu gongan dengan unsur Lanthanum (La),
Cerium (Ce), Praseodimium (Pr), Promethium (Pm), Samarium (Sm),
Europium (Eu), Gadolinium (Gd), Terbium (Tb), Dysprosium (Dy),
Holmium (Ho), Erbium (Er), Thulium (Tm), Ytterbium (Yb), Lutetium
(Lu).

8. Manfaat

1. Neodymium dan senyawanya memiliki sejumlah kegunaan penting.


Salah satunya adalah sejenis laser yang dikenal sebagai garnet
neodymium yttrium aluminium (Nd: YAG) laser. Laser Nd: YAG
digunakan untuk mengobati kanker bronkus dan gangguan mata
tertentu

2. Fungsi penting lain neodymium adalah dalam pembuatan magnet


yang sangat kuat. Magnet neodymium-besi-boron (NIB) adalah salah
satu magnet terkuat yang dikenal. Magnet ini begitu kuat dan harus
ditangani dengan perawatan khusus. Dua magnet NIB dapat menarik
satu sama lain dengan sangat kuat mereka dapat menabrak satu sama
lain hingga hancur. Magnet NIB dengan diameter 1 inci dan tebal
seperempat inci biasa digunakan dalam speaker audio stereo.

3. Salah tua penggunaaan neodymium yang paling tua adalah dalam


pewarnaan kaca. Penambahan sedikit unsur ini pada kaca akan
memberikan efek warna kehijauan.

4. Magnet neodymium dapat digunakan sebagai “Free Energy


Generator” dengan sifatnya kemagnetannya yang kuat. Prinsip dari
generator ini adalah penggunaan medan magnet untuk
membangkitkan listrik. Dalam motor sederhana, medan magnet
dibuat oleh kumparan listrik, umumnya kumparan Cu, Al. Motor ini
memerlukan pasokan listrik secara terus menerus untuk
menghasilkan medan magnet. Terdapat kerugian energi yang besar.
Tetapi motor magnet tidak terdiri dari kumparan tersebut. Sehingga
energi yang hilang dapat diminimalisir dan tidak diperlukan suplai
listrik secara terus menerus.
9. Keberadaan di Alam

Neodymium merupakan salah satu unsur tanah jarang (Rare Earth


Elements) yang paling melimpah di alam. Kelimpahannya di kerak bumi
diperkirakan menapai 12 – 24 ppm. Hal ini menempatkan neodymium
menjadi unsur ke-27 yang paling melimpah. Unsur ini berada hanya
sedikit di bawah tembaga dan seng dalam hal keberlimpahan.

Neodymium ditemukan dalam mineral yang mengandung semua


unsur lantanida, seperti monazite dan bastnasite. Wilayah utama
ditemukannya unsur ini adalah di Brazil, China, Amerika Serikat, India,
Sri Lanka dan Australia. Cadangan neodymium diperkirakan mencapai 8
juta ton, produksi Neodymium Oksida dunia adalah sekitar 7.000 ton per
tahun.

B. Holmium

1. Biografi Unsur

Holmium dengan lambang unsur Ho merupakan salah satu unsur


dalam kelompok Lantanida dan termasuk Logam Tanah Jarang (Rare
Earth Metal). Logam ini memiliki nomor atom 67 dan nomor massa
164.93. Elektronegativitas berdasarkan Pauling 1.14. Panjang jari-jari
atom 176 pm. Energi ionisasi pertama 580.7 kJ mol-1. Energi ionisasi
kedua 1139 kJ mol-1. Energi ionisasi ketiga 2204 kJ mol-1. Holmium
berwarna putih-keperakan dan berwujud padat pada suhu kamar. Holmium
pertama kali diidentifikasi secara spektroskopis pada tahun 1878 oleh
Marc Delafontaine and Louis Soret dan pada tahun 1879 oleh kimiawan
Swedia Per Cleve (1840-1905)

2. Sifat Unsur

a. Sifat Fisik

Seperti unsur tanah jarang lainnya, holmium adalah logam perak yang
lunak, ulet, dan mudah dibentuk. Ulet berarti mampu ditarik menjadi
kawat tipis. Holmium juga memiliki beberapa sifat magnetik dan
listrik agak tidak biasa. Unsur ini memiliki titik leleh 1.470 ° C (2680 °
F) dan titik didih 2.720 ° C (4930 ° F). Densitasnya adalah 8,80 gram
per sentimeter kubik.

b. Sifat Kimia

Logam holmium cenderung stabil pada suhu kamar. Di udara


lembab dan pada suhu yang lebih tinggi, logam ini menjadi lebih
reaktif. Contohnya, holmium berikatan dengan oksigen untuk
membentuk holmium oksida (Ho2O3), padatan berwarna kuning.
Umumnya bilangan oksidasi Holmium adalah +3. Seperti kebanyakan
logam lainnya, unsur ini juga larut dalam asam.

3. Konfigurasi Elektron

Holmium memiliki konfigurasi elektron [Xe] 4f116s2

Jumlah elekron pada masing-masing kulit 2,8,18,29,8,2


4. Sejarah Awal Ditemukan

Holmium ditemukan di Jenewa pada tahun 1878 oleh Marc


Delafontaine dan Louis Soret, dan secara independen oleh Per Teodor
Cleve di Uppsala, Swedia. Kedua tim sedang menyelidiki yttrium, yang
terkontaminasi dengan jejak tanah jarang(lantanoid) lainnya dan telah
menghasilkan erbium yang kemudian menghasilkan Yyterbium.

Pada tahun 1787, seorang letnan Swedia bernama Carl Axel Arrhenius
(1757-1824) menjajaki tambang dekat Ytterby, Swedia. Arrhenius adalah
seseorang yang tertarik dalam studi batuan dan mineral. Dalam eksplorasi
nya, Arrhenius menemukan sebuah batu yang belum pernah terlihat
sebelumnya. Dia meminta temannya Johan Gadolin (1760-1852), profesor
kimia di University of Abo di Finlandia, untuk mempelajarinya. Gadolin
menemukan mineral baru di batu tersebut, yang diberi nama ytterite.

Pada tahun 1879, Cleve mempelajari senyawa yang diambil dari yttria
bernama erbia. Erbia telah dianggap sebagai elemen baru untuk beberapa
waktu. Tapi Cleve memisahkan erbia menjadi tiga bagian yang berbeda.
Dia menamai bagian tersebut erbia, holmia, dan thulia. Holmia adalah
senyawa dari mana holmium elemen berasal. Nama unsur holmium berasal
dari bahasa yunani “holmia” yang berarti Stockholm. Atas karyanya,
Cleve diberikan kredit untuk penemuan holmium.

Pada zaman Cleve ini, peralatan bahan kimia belum terlalu maju.
Kimiawan biasanya tidak bisa mempersiapkan sampel yang sangat murni
dari suatu bahan. Sepuluh tahun setelah "penemuan" holmium, ahli kimia
menyadari bahwa unsur holmium terserbut masih tercampur dengan unsur
baru yang lain, dysprosium.
5. Penemu

Penemu unsur holmium adalah Per Teodor Cleve. Ia lahir pada


tanggal 10 Februari 1840 di Stockholm, Swedia. Cleve merupakan
kimiawan Swedia.

Cleve menjadi asisten profesor kimia di


University of Uppsala pada 1868 dan
mengajar di Institut Teknologi di
Stockholm dari tahun 1870 hingga 1874.
Dia kemudian diangkat menjadi guru besar
umum dan pertanian kimia di Uppsala.
Pada tahun 1879 Cleve menunjukkan
bahwa skandium yang baru ditemukan
adalah unsur yang sebelumnya diprediksi
oleh D.I. Mendeleyev, yang disebut eka-boron. Pada tahun yang sama
Cleve menemukan unsur-unsur tanah jarang holmium dan thulium.

6. Sifat 4 Unsur di Sekitar Unsur

a. Dysprosium

Dysprosium memiliki nomor atom 66, nomor massa 162,500 dan


termasuk golongan lantanida. Energi ionisasinya 572 kj/mol dan jari-
jari atomnya 177.3 pm. Dysprosium memiliki penampilan metalik
dengan kilau perak mengkilap. Logam ini begitu lunak dan mudah
dipotong dengan pisau. Dysprosium memiliki titik leleh 1.407 ° C
(2565 ° F) dan titik didih sekitar 2.300 ° C (sekitar 4.200 ° F).
Kerapatannya adalah 8.54 gram per sentimeter kubik.

Dysprosium relatif tidak aktif pada suhu kamar unsur ini tidak
teroksidadi dengan cepat apabila terpapar udara. Bilangan oksidasi
paling umumnya adalah +3. Unsur ini larut dalam baik dalam asam
mineral encer maupun pekat; membentuk oksida putih yang dikenal
sebagai dysprosia; dan, dengan unsur-unsur lainnya, membentuk
beberapa garam berwarna cerah. Dyprosium bereaksi dengan asam
klorida untuk membentuk dysprosium triklorida.

b. Erbium

Erbium memiliki nomor atom 68, nomor massa 167.259 dan termasuk
golongan lantanida. Energi ionisasinya 589 kj/mol dan jari-jari
atomnya 175.7 pm. Logam Erbium memiliki permukaan mengkilap
cerah, seperti perak metalik. Titik lelehnya 1.522 ° C (2772 ° F) dan
titik didihnya sekitar 2.867 oC (5.192 ° F). Kerapatannya adalah 9.16
gram per sentimeter kubik.
Erbium cukup stabil di udara. Reaksinya dengan oksigen tidak secepat
kebanyakan lantanida lainnya. Bilangan oksidasinya +3. Erbia, hasil
oksidasi erbium cenderung berwarna merah muda atau merah.
Senyawa ini kadang-kadang digunakan untuk kaca warna dan keramik.

c. Einsteinium

Einsteinium memiliki nomor atom 99,nomor massa 254 dan termasuk


golongan aktinida. Wujudnya berupa logam radioaktif yang tidak
ditemukan secara alami di kerak bumi dan hanya beberapa miligram
dihasilkan tiap tahun. Isotop yang paling stabil dengan nomor massa
252 memilik waktu paruh 1.29 tahun. Titik lelehnya 860 ° C (1580 ° F)
dan titik didihnya diperkirakan 996° C (1825 ° F). Kerapatannya 8.84
gram per sentimeter kubik.

d. Californium

Californium memiliki nomor atom 98, nomor massa 251,080 dan


termasuk golongan aktinida. Californium merupakan logam radioaktif.
Untuk membuat californium, peneliti menembakkan partikel alfa
(atom helium tanpa elektron) pada target curium. Beberapa tabrakan
menyebabkan atom helium (nomor atom 2) menjadi bagian dari atom
curium (nomor atom 96), membentuk atom baru dengan nomor atom
98. Titik lelehnya 900 ° C (1652 ° F) dan titik didihnya diperkirakan
1470° C (2678 ° F). Kerapatannya 15.1 gram per sentimeter kubik.

Californium, seperti semua elemen aktinida yang lebih berat daripada


plutonium, ada dalam keadaan oksidasi trivalen stabil dalam larutan
air. Californium juga telah ditemukan dalam bentuk oksidasi tetravalen
dalam larutan, namun kurang stabil.

7. Posisi dalam SPU

Holmium dalam SPU termasuk dalam golongan Lantanida dan


merupakan logam transisi. Holmium memiliki periode 6 dan berada pada
blok f. Unsur ini berada satu gongan dengan unsur Lanthanum (La),
Cerium (Ce), Praseodimium (Pr), Neodimium (Nd), Promethium (Pm),
Samarium (Sm), Europium (Eu), Gadolinium (Gd), Terbium (Tb),
Dysprosium (Dy), Erbium (Er), Thulium (Tm), Ytterbium (Yb), Lutetium
(Lu).

8. Manfaat

a. Holmium dapat menyerap neutron, sehingga digunakan dalam reaktor


nuklir untuk menjaga reaksi berantai terkendali.

b. Campuran logamnya digunakan dalam beberapa magnet.

c. Holmia (holmium oksida) digunakan sebagai pewarna kuning atau


merah untuk kaca dan zirkonia kubik.

d. Holmium juga digunakan dalam laser solid-state untuk prosedur


medis non-invasif mengobati kanker dan batu ginjal.
9. Keberadaan di Alam

Holmium tidak ditemukan bebas di alam, tapi ditemukan di beberapa


mineral, terutama Gadolinite dan Monazite. Secara komersial, holium di
ekstrak melalui pertukaran ion dari pasir monazite dan logamnya di isolasi
dengan cara mereduksi fluoride anhidrat nya dengan logam kalsium.
Daftar Pustaka

Emsley, John. 2011. Nature’s Building Blocks: An A-Z Guide to the Elements.
New York: Oxford University Press

Newton, David E. 2006. Chemical Elements: From Carbon to Krypton. Michigan


: The Gale Group, Inc.

Szabadváry, Ferenc. 1998. Handbook of the Chemistry and Physics of the Rare
Earths Vol. 11. Amsterdam : Elsevier Science Publishers

Grover, Mayank, B. Lohith Kumar dan Isaac Ramalla. 2014. The Free Energy
Generator. International Journal of Scientific and Research Publications,
Volume 4, Issue 12

Live Science Staf .2013. Facts About Neodymium. Diambil dari


http://www.livescience.com/37656-neodymium.html (12 Maret 2017 )

Anda mungkin juga menyukai