Anda di halaman 1dari 191

PETUNJUK

PENGGUNAAN
BUKU

1. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Kimia


Mata pelajaran kimia di SMA & MA bertujuan dan berfungsi sebagai berikut:
1. Menyadari keteraturan dan keindahan alam untuk mengagungkan
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memupuk sikap ilmiah yang mencakup:
Sikap jujur dan obyektif terhadap data;
Sikap terbuka, yaitu bersedia menerima pendapat orang lain serta mau
mengubah pandangannya jika ada bukti bahwa pandangannya tidak
benar;
Ulet dan tidak cepat putus asa;
Kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa ada
dukungan hasil observasi empiris; dan
Dapat bekerja sama dengan orang lain.
3. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian hipotesis
dengan merancang eksperimen melalui pemasangan instrumen,
pengambilan, pengolahan dan interpretasi data, serta mengkomunikasikan
hasil eksperimen secara lisan dan tertulis.
4. Meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat bermanfaat dan
juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta
menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkunga demi
kesejahteraan masyarakat.
5. Memahami konsep-konsep kimia dan saling berkaitannya dan
penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari
dan teknologi.
6. Membentuksikap yang positif terhadap kimia, yaitu merasa tertarik untuk
mempelajari kimia lebih lanjut kerena merasakan keindahan dalam
keteraturan perilaku alam serta kemampuan kimia dalam menjelaskan
berbagai peristiwa alam dan penerapannya dalam terknologi.

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kimia mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai yang dirumuskan dalam kompetensi kimia yang harus dimiliki siswa.
Kompetensi kimia di SMA dan MA merupakan kelanjutan dari kompetensi
kimia di SMP dan juga sebagai prasyarat untuk belajar kimia lebih lanjut di
perguruan tinggi serta berguna dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi
kimia di kelas X ditekankan pada pengembangan kecakapan hidup (life skill)
yang bermanfaat bagi semua siswa untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Di samping itu, diberikan juga kompetensi kimia
sebagai prasyarat untuk belajar kimia di kelas XI dan XII.
Secara garis besar materi pokok kimia di SMA dan MA adalah sebagai
berikut:
Kelas X
Struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia; Stoikiometri; Larutan
elektrolit dan non elektrolit; Reaksi oksidasi reduksi; Hidrokarbon dam
Minyak bumi.
Kelas XI
Struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia (lanjutan); Termokimia; Laju
Reaksi dan Keseimbangan; Larutan Asam Basa; Stoikiometri Larutan;
Kesetimbangan Ion dalam Larutan dan Sistem Koloid.
Kelas XII
Sifat Koligatif Larutan; Redoks dan elektrokimia; Karakteristik Unsur,
Kegunaan, dan Bahayanya; Senyawa karbon dan reaksinya; Benzena dan
Turunannya; dan Makromolekul.
3. Kerja Ilmiah
a. Merencanakan Penelitian Ilmiah
Siswa mampu membuat perencanaan penelitian sederhana antara lain
menetapkan dan merumuskan tujuan penelitian, langkah kerja, hipotesis,
variabel, dan instrumen yang tepat untuk tujuan penelitian.
b. Melaksanakan Penelitian Ilmiah
Siswa mampu melaksanakan langkah-langkah kerja ilmiah yang
terorganisir dan menarik kesimpulan terhadap hasil temuannya.
c. Mengkomunikasikan Hasil Penelitian Ilmiah
Siswa mampu menyajikan hasil penelitian dan kajiannya dengan berbagi
cara kepada berbagai kelompok sasaran untuk berbagai tujuan.
d. Bersikap Ilmiah
Siswa mengambangkan sikap ilmiah antara lain keingintauan, berani dan
santun, kepedualian lingkungan, berpendapat secara ilmiah dan kritis,
bekerja sama, jujur dan tekun.
4. Pemahaman Konsep dan Penerapannya
a. Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
Siswa mendemontrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang
makhluk hidup dan proses kehidupan serta interaksinya dengan
lingkungan untuk meningkatkan kualitas kehidupan.
b. Materi dan Sifatnya
Siswa mendemontrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang
komposisi, sifat dan struktur, transformasi, dinamika, dan energitika zat
serta menerapkannya untuk memecahkan masalah sehari-hari.
c. Energi dan Perubahannya
Siswa mendemontrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang energi
dan proses interaksinya serta konsekuensinya terhadap lingkungan dan
masyarakat.
d. Bumi dan Alam Semesta
Siswa mendemontrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang
perilaku bumi dan sistem alam serta menerapkannya untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan cuaca, struktur, permukaan bumi, sistem
tata surya, dan jagad raya.
e. Sains, Lingkungan, Teknologi, Dan Masyarakat
Siswa mendemontrasikan pengetahuan dan pemahamannya tentang adanya
keterkaitan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi,
dan masyarakat.
Daftar isi
BAB 1 : STRUKTUR ATOM
A. Perkembangan Teori Atom
B. Partikel Dasar
C. Nomor Atom dan Nomor Massa
D. Isotop, Isobar dan Isoton
E. Konfigurasi Elektron dan Elektron
Valensi

BAB 2 : SISTEM PERIODIK


A. Sejarah Perkembangan Sistem
Periodik
B. Periode dan Golongan
C. Sifat-sifat Unsur
D. Sifat Keperiodikan Unsur

BAB 3 : IKATAN KIMIA


A. Kecenderungan Suatu Unsur
Untuk Mencapai Konfigurasi
Kestabilan Gas Mulia
B. Lambang Lewis
C. Ikatan Ionik
D. Ikatan Kovalen
E. Ikatan Kovalen Polar
F. Ikatan Kovalen Koordinasi (dativ)
G. Ikatan Logam
H. Sifat Fisis Senyawa Ion Dan
Senyawa Logam

BAB 4 : TATANAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI


A. Rumus Kimia
B. Tatanama Senyawa Kimia

BAB 5 : HUKUM HUKUM DASAR KIMIA


A. Hukum Kekekalan Massa
B. Hukum Perbandingan Tetap
(Proust)
C. Hukum Kelipatan Perbandingan
( Dalton)
D. Hukum Perbandingan Volum
(Gay-Lussaac)

BAB 6 : PERHITUNGAN KIMIA


A. Hukum Avogadro
B. Menghitung Volume Gas dalam
Reaksi
C. Konsep Mol
D. Massa Atom Relatif (Ar) dan
Massa Molekul Relatif
E. Hubungan Mol dengan Massa
F. Volume Molar Gas
G. Komposisi Zat
H. Rumus Empiris dan Rumus
Molekul
I. Pereaksi Pembatas
BAB 7 : LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
A. Penertian Larutan Elektrolit dan
Non Elektrolit
B. Elektrolit Kuat dan Elektrolit
Lemah

BAB 8 : REAKSI OKSIDASI REDUKSI


A. Perkembangan Konsep Oksidasi
Reduksi
B. Bilangan Oksidasi
C. Oksidator dan Reduktor
D. Tatanama IUPAC
E. Lumpur Aktif

BAB 9 : KEKHASAN ATOM KARBON


A. Kekhasan Atom Karbon
B. Senyawa Hidrokarbon
BAB 10 : MINYAK BUMI DAN PETROKIMIA
A. Minyak Bumi
B. Petrokimia
5. Kurikulum
Kelas :X
Standar Kompetensi:
1. Mendeskripsikan struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
serta struktur molekul dan sifat-sifatnya.
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
1.1 Mengindentifi Membandingkan Sist
kasi atom, perkembangan sistem periodik em Periodik
struktur atom, melalui studi kepustakaan. dan Struktur
sifat-sifat unsur, Menentukan golongan Atom
massa atom dan perioda unsur-unsur dalam
relatif, dan sifat- tabel periodik.
sifat periodik dari Menentukan struktur
tabel periodik. atom berdasarkan tabel periodik.
Menentukan elektron
valensi unsur dari kofigurasi
elektron dan tabel periodik.
Menentukan jumlah
proton, elektron dan netron
suatu unsur berdasarkan nomor
atom dan nomor massanya atau
sebaliknya.
Menentukan isotop,
isobar dan isoton suatu unsur.
Menentukan sifat-sifat
unsur, massa atom relatif dari
tabel periodik.
Menganalisis tabel atau
grafik sifat keperiodikan unsur
(jari-jari ato, afinitas elektron,
energi ionisasi, dan
keelektronegatifan).
Membandingkan
perkembangan teori atom mulai
dari atom Dalton hingga teori
atom Niels Bohr.
1.2 Mendeskripsi Menjelaskan Ikat
kan kemungkinan kecenderungan suatu unsur an Kimia
terjadinya ikatan untuk mencapai kestabilannya
kimia dengan dengan cara berkaitan dengan
mengunakan tabel unsur lain.
periodik. Menggambarkan
susunan elektron valensi atom
gas mulia (duplet dan okted)
dan elektron valensi bukan gas
mulia (struktur Lewis).
Menjelaskan proses
terjadinya ikatan ion dan contoh
senyawanya.
Menjelaskan proses
terbentuknya ikatan kovalen
tunggal, rangkap dua, dan
rangkap tiga serta contoh
senyawanya.
Menyelidiki kepolaran
beberapa senyawa dan
hubungannya dengan
keelektronegatifan melalui
percobaan.
Menjelaskan proses
terbentuknya ikatan koordinasi
pada beberapa contoh senyawa
sederhana.
Menjelaskan proses
pembentukan ikatan logam dan
hubungannya dengan sifar fisis
logam.
Memprediksi jenis
ikatan yang terjadi pada berbagai
senyawa dan membandingkan
sifat fisisnya.

Standar Kompetensi:
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia (Stoikiometri)
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
2.1 Menuliskan Menuliskan nama-nama Tata
nama senyawa senyawa biner dan poliatomik Nama
anorganik dan dari senyawa anorganik dan Senyawa dan
organik sederhana organik. Persamaan
serta persamaan Menyetarakan Reaksi
reaksinya. persamaan reaksi sederhana Sederhana
dengan diberikan nama-nama zat
yang terlibat dalam reaksi atau
sebaliknya.
2.2 Membuktikan Membuktikan Huk
dan berdasarkan percobaan bahwa um Dasar
mengkomunikasi- massa zat sebelum dan sesudah Kimia
kan berlakunya reaksi tetap (Hukum Kekekalan
hukum-hukum Massa/Hukum Lavoisier).
dasar kimia Membuktikan
melalui berdasarkan percobaan dan
percobaan. menafsirkan data tentang massa
dua unsur yang bersenyawa
(Hukum Proust).
Membuktikan
berlakunya hukum kelipatan
perbandingan (hukum Dalton)
pada beberapa senyawa.
Menggunakan data
percobaan untuk membuktikan
hukum perbandingan volum
(hukum Gay Lussac).
2.3 Menerapkan Menghitung volume gas Perh
hukum Gay pereduksi atau hasil reaksi itungan
Lussac dan hukum berdasarkan hukum Gay Lussac. Kimia
Avogadro serta Menemukan hubungan
konsep mol dalam antara volum gas dengan jumlah
menyelesaikan molekulnya yang diukur pada
perhitungan kimia suhu dan tekanan yang sama
(Stoikiometri). (hukum Avogadro).
Menjelaskan pengertian
mol sebagai satuan jumlah zat.
Mengkonversikan
jumlah mol dengan jumlah
partikel, massa, dan volum zat.
Menentukan rumus
empiris, rumus molekul dan air
kristal serta kadar zat dalam
suatu senyawa.
Menentukan pereaksi
pembatas dalan suatu reaksi.

Standar Kompetensi:
3. Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya.
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
3.1 Menyelidiki Menyimpulkan gejala- Laru
daya hantar gejala hantaran arus listrik tan Elektrolit
listrik berbagai dalam berbagai larutan dan Non
larutan untuk berdasarkan hasil pengamatan. Elektrolit
membedakan Mengelompokkan
larutan elektrolit larutan ke dalam larutan
dan non elektrolit dan non elektrolit
elektrolit. berdasarkan sifat hantaran
listriknya.
Menjelaskan penyebab
kemampuan larutan elektrolit
menghantarkan arus listrik.
Menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyaw
kovalen polar.
3.2 Menjelaskan Membedakan konsep Rea
perkembangan oksidasi reduksi ditinjau dari ksi Oksidasi
konsep reaksi penggabungan dan pelepasan Reduksi
oksidasi reduksi oksigen, pelepasan dan
dan hubungannya penerimaan elektron, serta
dengan tata nama peningkatan dan penurunan
senyawa serta bilangan oksidasi.
penerapannya. Menentukan bilangan
oksidasi atom unsur dalam
senyawa atau ion.
Menentukan oksidator
dan reduktor dalam reaksi
redoks.
Memberi nama senyawa
menurut IUPAC.
Menerapkan konsep
larutan elektrolit dan konsep
redoks dalam memecahkan
masalah lingkungan (lumpur
aktif).

Standar Kompetensi:
4. memahami senyawa organik dan makromolekul, menentukan hasil reaksi
dan mensintesa makromolekul serta kegunaannya.
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
4.1 Mendeskripsi Menguji keberadaan Kek
kan kekhasan unsur-unsur C, H, dan O dalam hasan Atom
atom karbon senyawa kabon. Karbon
dalam Menganalisis kekhasan
membantuk atom karbon dalam senyawa
senyawa karbon.
hidrokarbon dan Menjelaskan atom
karboksida. karbon dalam membentuk
karboksida.
Membedakan atom C
primer, sekunder, tertier dan
kuarterner.
4.2 Menggolongk Mengelompokkan Min
an senyawa senyawa hidrokarbon yak Bumi
hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan dan
berdasarkan dan tata namanya. Petrokimia
strukturnya dan Menyimpulkan
hubungannya hubungan titik didih senyawa
dengan sifatl-sifat hidrokarbon dengan massa
senyawa. molekul relatifnya dan
strukturnya.
Menjelaskan konsep
isomer dan penerapannya pada
sifat senyawa hidrokarbon.
Menuliskan reaksi
sederhana pada senyawa alkana,
alkena, dan alkuna (reaksi
oksidasi, reaksi adisi, reaksi
subtitusi, dan reaksi eliminasi).
4.3 Mendeskripsik Menjelaskan proses Min
an proses pembentukan minyak bumi dan yak Bumi
pembentukan dan gas alam. dan
teknik pemisahan Menjelaskan komponen- Petrokimia
fraksi-fraksi komponen utama penyusun
minyak bumi serta minyak bumi.
kegunaannya. Menafsirkan bagan
penyulingan bertingkat untuk
menjelaskan dasar dan teknik
pemisahan fraksi-fraksi minyak
bumi.
Membedakan kualitas
bensin berdasarkan bilangan
oktannya.
Menjelaskan
penggunaan residu minyak bumi
dalam industri petrokimia.
Menganalisis dampak
pembakaran bahan bakar
terhadap lingkungan.
STRUKTUR ATOM

A. PETA KONSEP

Kulit-kulit atom
STRUKTUR ATOM
proton
Inti

netron

PARTIKEL DASAR

Elektron Proton Netron

Thomson Golstein Chadwik

Gambar 1.1
Molekul NaCl dan H2O
Sumber Encarta 2004
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Membandingkan perkembangan teori atom mulai teori atom Dalton hingga
teori atom Niels Bohr.
2. Menentukan jumlah proton, elektron dan netron suatu unsur.
3. Menentukan isotop, isobar, dan isoton suatu unsur..
4. Menentukan elektron valensi unsur dari konfigurasi elektron.

C. MANFAAT HASIL BELAJAR


Setelah mempelajari bab ini diharapkan siswa dapat:
1. Membandingkan perkembangan teori atom mulai teori atom Dalton hingga
teori atom Niels Bohr.
2. Menentukan jumlah elektron, proton, dan netron.
3. Mengidentifikasi tentang isotop, isobar dan isoton.
4. Mengidentifikasi elektron valensi unsur dari konfigurasi lektron.

Lama sebelum tahun masehi, Demoscritos seorang filsuf Yunani


mengutarakan tentang diskontinuitas tentang materi, yaitu materi terdiri atas
partikel-partikel yang tak terbagi-bagi lagi dan yang dinamakan atom. Atom
berasal dari kata Yunani atomos yang berarti tak terbagi. Pada saat itu teori
tentang atom hanya merupakan spekulasi filsafat saja dan pengertiannya masih
sangat kabur. Pada permulaan abad XIX John Dalton memperkenalkan teori
tentang atom tersebut dalam beberapa konsep kuantitatif sehingga dapat dipakai
untuk menerangkan peristiwa-peristiwa kimia.
Agar dapat mempelajari materi secara mendalam, kita harus mengetahui
struktur materi tersebut. Tanpa mengetahui struktur materi atau struktur atom-
atom yang membentuk materi tersebut, kita tidak mungkin dapat mempelajari
tentang kereaktifan, sifat-sifat, serta klasifikasi materi tersebut. Dengan semata-
mata berpegang pada teori atom Dalton, rahasia tentang struktur atom tidak akan
terungkap, sebab teori tersebut berlandaskan atom sebagai suatu partikel
fundamental, yaitu suatu partikel yang tidak terurai lagi. Namun karena
kesederhanaannya, model atom Dalton masih dipakai juga dalam kehidupan
sehari-hari.

PERTANYAAN PRASYARAT

NO. MASALAH DISKUSI


1. Bagaimana susunan partikel pada zat padat,
cair, dan gas? Mana yang lebih rapat?
2. Apa yang kalian ketahui tentang atom?
3. Apakah partikel dasar penyusun atom?
4. Eksperimen apa yang memberikan bukti
adanya partikel-partikel tersebut?
5. Siapakah tokoh yang pertama kali
mengemukakan tentang teori atom?
1. PERKEMBANGAN TEORI ATOM

Teori atom-teori atom melahirkan suatu model atom tersendiri. Model


atom adalah suatu gambaran tentang atom. Model atom ini berkembang
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan manusia. Para ahli fisika dan
kimia membuat percobaan dan menganalisis hasil percobaan tersebut
kemudian membuat teori atom dan model atom.
Secara garis besar, model atom dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Model Atom Klasik

1. Model Atom John Dalton (1803), yang intinya adalah:


a) Atom adalah bagian terkecil penyusun materi yang tidak dapat
dibagi lagi.
b) Atom-atom suatu unsur mempunyai sifat-sifat yang sama
sedangkan atom-atom unsur yang berbeda mempunyai sifat-sifat
yang berbeda pula.
c) Di dalam reaksi kimia terjadi pertukaran atau perpindahan
atom-atom.

Dalam perkembangannya tidak semua isi teori atom Dalton adalah


benar. Atom ternyata masih dapat dibagi lagi menjadi partikel-partikel
yang lebih kecil atau partikel-partikel subatomik. Hal ini berkat
penemuan metode elektrolisis yang dapat menguraikan senyawa stabil
menjadi atom-atom bermuatan dengan bantuan arus listrik. Dengan
kata lain, atom dapat mengandung muatan listrik. Oleh karena itu,
ilmuwan memikirkan kembali tentang gambaran struktur atom, yakni
keberadaan partikel subatomik dalam atom.

2. Model atom Joseph J. Thomson (1897), yang


intinya adalah:
elektron

Muatan positif
tersebar merata
dalam atom
Gambar 1.2 Gambar 1.3
Model Atom Thomson Joseph J Thomson
Sumber Encarta 2004 Sumber Encarta 2004

a) Atom merupakan bola masif yang bermuatan positif.


b) Pada tempat-tempat tertentu (di dalam atau pada kulit bola)
terdapat elektron-elektron.
Model Atom Modern
1. Model atom Ernest Rutherford (1911), yang
intinya adalah:
nukleus
elektron

Gambar 1.4
Model Atom Rutherford Gambar 1.5
Sumber Encarta 2004 Ernest Rutherford
Sumber Encarta 2004

a) Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif.


b) Massa atom terpusat pada inti atom.
c) Elektron-elektron di dalam atom beredar
mengelilingi inti.
d) Muatan suatu atom adalah netral, sehingga jumlah proton selalu
sama dengan jumlah elektronnya.
e) Jari-jari atom + 1 (10-10 m), sedangkan jari-jari inti atom adalah
10-4 (10-14 m).

Teori Rutherford ini tidak sesuai dengan teori Maxwell yang


menyatakan: jika partikel bermuatan bergerak cepat, maka akan
kehilangan energi dalam bentuk radiasi. Hal ini terjadi pula pada
elektron, sehingga akhirnya elektron akan jatuh ke inti.

2. Model atom Niels Bohr (1913), yang intinya


adalah:
nukleus

quantized elektron
Gambar 1.6
Model Atom Bohr
Gambar 1.7
Sumber Encarta 2004
Niels Bohr
Sumber Encarta 2004
a) Elektron-elektron beredar mengelilingi
inti.
b) Garis edar elektron dapat berupa lingkaran
atau elips dengan inti sebagai titik
fokusnya.
c) Garis edar elektron-elektron sesuai dengan tingkat energinya atau
kulitnya.
d) Elektron-elektron mengelilingi inti tanpa menyerap atau
melepaskan energi.
e) Elektron-elektron dapat berpindah dari tingkat energi (kulit) yang
lebih rendah ke tingkat energi (kulit) yang lebih tinggi dengan
menyerap energi. Demikian pula, elektron-elektron dari tingkat
energi (kulit) yang lebih tinggi dapat berpindah ke tingkat energi
(kulit) yang lebih rendah dengan melepaskan energi.

3. Model atom Mekanika Gelombang (Modern)


Model atom mekanika gelombang didasarkan atas tiga hal, yaitu:
a) Elektron bersifat gelombang dan partikel oleh Broglie (1924)
b) Asas ketidakpastian oleh Heisenberg (1927)
c) Persamaan gelombang elektron dalam atom oleh Schrodinger
(1927).
Menurut teori atom mekanika gelombang, elektron tidak bergerak pada
lintasan tertentu. Berdasarkan hal di atas, maka model atom mekanika
gelombang adalah sebagai berikut:
nukleus
Gelombang
elektron Gambar 1.8
Model Atom Mekanika Gelombang
Sumber Encarta 2004

1) Atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton dan netron,
serta elektron-elektron mengitari inti atom dengan berada pada
orbital-orbital tertentu yang membentuk kulit atom. Hal itu
dikatakan dengan konsep orbital.
2) Dengan memadukan asas ketidakpastian dari Heisenberg dan
mekanika gelobang dari Broglie, Schrodinger merumuskan konsep
orbital, yaitu Orbital adalah suatu ruang tempat peluang elektron
dapat ditemukan.
3) Kedudukan elektron pada orbital-orbitalnya dinyatakan dengan
bilangan kuantum.

Catatan:
Model atom Rutherford dan Bohr kadang dijadikan satu, yaitu model
atom Rutherford Bohr. Hal ini karena Bohr melengkapi model atom
Rutherford dengan lintasan atau orbit elektron yang mengelilingi inti.
1. Kelemahan Teori Atom Dalton
Tidak dapat menerangkan karakter atom-atom.
2. Kelemahan Teori Atom Thomson
Tidak dapat menerangkan dinamika reaksi kimia yang terjadi antar
atom.
3. Kelemahan Teori Atom Bohr Rutherford
Tidak dapat menerangkan mengapa elektron yang mengelilingi inti
tidak jatuh ke inti karena ada gaya tarik-menarik antara inti dan
elektron.

UJI PEMAHAMAN
1. Apa yang dimaksud dengan model atom?
2. Jelaskan model atom yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh di bawah ini:
a. Dalton
b. Thomson
c. Rutherford
3. Jelaskan kelemahan dan keunggulan dari model atom di bawah ini:
a. Dalton
b. Thomson
c. Rutherford

2. PARTIKEL DASAR
Menurut teori atom

Gambar 1.4 1.9 Dalton, atom-atom suatu unsur


Struktur
Struktur Inti
Inti Atom
atom segala sifatnya sama dan atom unsur-
Sumber Encarta 2004 unsur yang berbeda sifatnya pun
berbeda. Penyelidikan-penyelidikan
menunjukkan bahwa hal tersebut
disebabkan oleh adanya partikel-
partikel dasar penyusun atom, seperti
elektron, proton, dan netron.
Inti atom terdiri dari proton dan
netron. Sedangkan elektron beredar
mengelilingi inti

a. Penemuan Elektron

Partikel dasar penyusun atom yang pertama ditemukan adalah


elektron. Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun
1897. Thomson melakukan percobaan dengan tabung kaca yang
bertekanan udara sangat rendah (hampir vakum). Pada bagian ujung
tabung dipasang plat logam sebagai elektroda. Elektroda yang
dihubungkan dengan kutub negatif disebut katoda dan elektroda yang
dihubungkan dengan kutub positif disebut anoda. Kemudian, dua plat
elektroda dihubungkan dengan listrik tegangan tinggi (ribuan volt). Sinar
mengalir dari katoda menuju anoda. Sinar yang berasal dari dari katoda
disebut sinar katoda dan tabung kaca ini disebut tabung sinar katoda
(tabung crookes). Pada percobaan ini, tabung menjadi gelap dan sinar
katoda yang memancar dari katoda tidak terlihat oleh mata. Tetapi,
keberadaan sinar katoda terdeteksi karena sinar katoda membentu gelas
sehingga gelas berpendar (mengeluarkan cahaya berwarna hijau).
Sifat-sifat sinar katoda adalah:
1. Sinar
katod
a
dipan
carka
n
oleh
katod
a
dala
m
sebua
h
tabun
g
hamp
a jika
dilew
atkan
listrik
berte
gang
an
tinggi
.
2. Sinar katoda berjalan di
tengah garis yang lurus menuju anoda.
3. Jika sinar katoda membentur gelas, maka akan
terjadi fluorensi (mengeluarkan cahaya). Dari
fluorensi inilah kita bisa mengetahui
keberadaan sinar katoda karena sinar katoda
Gambar 1.10
sendiri tak terlihat oleh mata. Tabung Sinar Katoda
4. Sinar katoda Sumber ESIS
dibelokkan oleh medan listrik dan medan
magnet. Oleh karena itu, sinar katoda
bermuatan listrik negatif.
5. Sifat-sifat sinar katoda tidak bergantung pada bahan elektrodanya. Hal itu
berarti, setiap elektroda dapat memencarkan sinar katoda. Jadi, setiap materi
mengandung partikel seperti sinar katoda.
Berdasar pada sifat-sifat tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
sinar katoda adalah partkel dasar atom yang ada pada setiap atom dan
disebut elektron.
Muatan elektron adalah 1,6 x 10-19 Coulomb (tandanya =-1),
sedangkan massanya adalah 9,11 x 10-28 gram, atau 0,00055 sma
(dibulatkan = 0).

b. Penemuan Proton

Dengan ditemukannya elektron, para ilmuwan semakin yakin bahwa di


dalam inti atom pasti ada partikel yang bermuatan positif untuk
mengimbangi muatan negatif dari elektron. Pada tahun 1888, Eugene
Doldstein mengisyaratkan adanya partikel bermuatan postif yang
dikandung oleh atom. Goldstein melakukan suatu percobaan dengan sinar
katoda. Apabila sinar katoda dibuat rapat, ternyata gas di belakang katoda
tetap gelap. Tetapi bila katoda diberi lubang atau saluran, maka gas di
belakang katoda menjadi berpijar (terang). Peristiwa ini menunjukkan
adanya radiasi yang merasal dari anoda, menerobos lubang pada katoda,
dan memijarkan gas di belakang katoda. Sinar ini disebut dengan sinar
anoda atau sinar positif atau sinar salur atau sinar terusan.

Gambar 1. 11
Tabung Sinar Terusan
Sumber ESES

Peristiwa terjadinya sinar terusan dijelaskan oleh Goldstein sebagai


berikut: sinar katoda merupakan berkas elektron yang bergerak menuju
anoda. Dalam pergerakannya, elektron tersebut menumbuk gas hidrogen
yang terdapat dalam tabung, dan menyebabkan elektron yang terkandung
dalam gas hidrogen terlepas, dan atom hidrogen menjadi bermuatan positif
(membentuk ion positif). Ion ini bergerak menuju katoda dan sebagian
dapat menembus lubang pada katoda, sehingga menumbuk dinding di
belakang katoda.
Ion positif merupakan partikel dasar bermuatan positif dan dikenal
dengan sebutan proton. Muatan proton sama dengan muatan elektron,
hanya tandanya yang berlawanan (+1). Massa proton sama dengan massa
satu atom hidrogen, yaitu 1,00758 sma (dibulatkan = 1).

c. Penemuan Netron

Penemuan netron tidak terlepas dari percobaan yang dilakukan oleh


Ernest Rutherford yang meradiasi lempeng tipis emas dengan partikel alfa.
Sebagian kecil partikel alfa yang bermuatan positif dapat dipantulkan oleh
lempengan emas. Menurut Rutherford, gejala tersebut akibat adanya
sesuatu partikel yang dinamakan dengan atom. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa kira-kira dari massa inti atom berasal dari massa
proton, sehingga menurut Rutherford harus ada partikel lain yang tidak
bermuatan yang massanya hampir sama dengan massa proton.
Pada tahun 1932 James Chadwick menemukan netron-netron, partikel
inti yang tidak bermuatan. Muatan netron adalah nol (= 0) atau tidak
bermuatan. Sedangkan massa netron hampir sama dengan massa proton,
yaitu 1,00893 sma (dibulatkan = 1).

UJI KOMPETENSI
Lengkapi tabel berikut!
Partikel Penemu Massa Muatan
elektron
proton
netron

3. NOMOR ATOM DAN NOMOR MASSA

a. Nomor Atom

Nomor atom
menunjukkan jumlah proton dalam inti atom suatu unsur.

Nomor atom diberi simbol Z untuk memudahkan dalam mempelajari.


Pada pembahasan terdahulu disebutkan bahwa atom bersifat netral, artinya
jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif. Sehingga,
nomor atom selain menunjukkan jumlah proton yang terdapat dalam inti
atom, juga menunjukkan jumlah elektron yang beredar di sekitar inti atom.
Nomor atom bersifat karakteristik untuk setiap unsur. Jika nomor atom
berbeda, maka unsurnya juga berbeda.

Contoh:
18 Ar maksudnya atom Argon mempunyai nomor atom 18, artinya dalam
inti atom terdapat 18 proton, dan terdapat pula 18
elektron yang beredar mengelilingi inti atom.
b. Nomor Massa

Nomor massa
menunjukkan jumlah proton dan neutron dalam inti atom (nukleon)

Atom tersusun atas sejumlah prorton, netron, dan elektron. Massa


proton dan massa netron jauh lebih besar dibandingkan massa elketron,
sehingga massa suatu atom dapat dianggap sama dengan total massa
proton dan massa netronnya. Massa atom ini dinyatakan sebagai nomor
massa (A) yang merupakan jumlah proton dan netron dalam atom. Proton
dan neutron merupakan partikel penyusun inti atom dan disebut nukleon.
Perhatikan lambang unsur berikut:
A
Z X =
p+n
X
e/p = 2412Mg
Keterangan:
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang atom

Untuk lebih jelas perhatikan tabel 1.8 berikut:

Jumlah partikel
No. Nama Lambang Z A dalam inti atom
Unsur n p elektron
16
1. Oksigen 8 O 8 16 8 8 8
23
2. Natrium 11Na 11 23 12 11 11
32
3. Belerang 16S 16 32 16 16 16
84
4. Kripton 36Kr 36 84 48 36 36
137
5. Barium Ba
56 56 137 81 56 56

CONTOH SOAL 1.2


Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron yang terdapat pada unsur
238
92U!

Penyelesaian: Unsur 23892U


Berarti uranium mempunyai:
Proton = 92; elektron = 92; dan
neutron = 238 92 = 146

Dari Uraian di atas jawablah pertanyaan yang berkaitan dengan nomor


atom dan nomor massa berikut

KONSEP PERTANYAAN HASIL DISKUSI


1. Sebutkan partikel-
partikel dasar penyusun
Partikel- atom?
partikel 2. Tuliskan notasi, massa,
Dasar dan muatan dari masing-
masing partikel tersebut!
3. Siapakah penemu
masing-masing partikel
dasar tersebut?
1. Unsur X
mempunyai nomor massa
210 dan nomor atom 81,
hitung jumlah elektron,
Nomor Atom proton, dan netron unsur X!
dan nomor 2. Unsur Y mempunyai 125
massa netron dan 82 proton.
Tentukan:
a. jumlah
elektronnya
b. nomor atomnya
c. nomor massanya

UJI PEMAHAMAN

1. Lengkapilah tabel berikut!

Jumlah partikel
No. Lambang Z A dalam inti atom Jumlah
n p elektron
28
1. 14Si 14 28
2. 30 26
3. 45 35
4. 55 133
226
5. 88 Ra

2. Tentukan partikel dasar penyusun atom berikut! Berapa jumlahnya?


a. 42He b. 2311Na c. 2713Al d. 4020Ca

4. ISOTOP, ISOBAR, DAN ISOTON


a. Isotop
Atom-atom dari unsur yang sama selalu mempunyai nomor atom yang
sama. Pada kenyataannya di alam atom-atom tersebut dapat mempunyai
nomor massa yang berbeda (jumlah netron yang berbeda). Sebagai
contoh, atom hidrogen di alam ada yang tidak memiliki netron, ada yang
memiliki 1 netron, dan ada pula yang memiliki 2 netron. Sedangkan
jumlah proton dalam semua atom hidrogen adalah sama, yaitu sebanyak 1.
Jumlah elektron dalam setiap atom hidrogen juga juga sama, yaitu
sebanyak 1. Isotop atom hidrogen dilambangkan dengan 11H, 21H, dan 31H.

Gambar 1.12
Isotop Atom Hidrogen
Sumber Encarta 2004

Atom-atom unsur yang sama tetapi mempunyai jumlah netron yang


berbeda merupakan isotop satu sama lain. Jadi, isotop-isotop suatu unsur
mengandung netron dengan jumlah yang berbeda, sehingga jumlah netron
dan proton dalam atom juga akan berbeda.
Proton dan netron sebagai partikel penyusun inti atom disebut dengan
nukleon. Jumlah nukleon (proton + netron) dalam suatu atom unsur
dinyatakan sebagai nomor massa atom unsur tersebut dan dilambangkan
dengan A.
Isotop suatu unsur mempunyai sifat kimia yang sama. Sehingga untuk
memisahkan isotop satu dengan yang lain sangat susah.
Beberapa contoh isotop, di antaranya:

Unsur Isotop
1 2 3
H 1H, 1H, dan 1H.
12 13 14
C 6C, 6C dan 6C
16 17 18
O 8O, 8O dan 8O

Tabel 1.1 Beberapa Contoh Isotop

b. Isobar
Atom-atom dari unsur yang berbeda (nomor atom berbeda) dapat
mempunyai nomor massa yang sama. Atom-atom demikian disebut
isobar.

Gambar 1.13
Atom-atom104 Be dan 103 B merupakan isobar-isobar
Sumber Koleksi Pribadi

Perhatikan tabel berikut!

Inti atom Jumlah


No. Nama unsur Lambang Z A
n p elektron
10
1. Berilium- 10 4 Be 4 10 6 4 4
10
Boron - 10 3B 3 10 7 3 3
14
2. Nitrogen-14 7N 7 14 7 7 7
14
Karbon-14 6C 6 14 8 6 6
113
3. Kadmium-113 48 Cd 48 113 65 48 48
113
Indium-113 49 In 49 113 64 49 49
59
4. Kobalt-59 27 Co 27 59 32 27 27
59
Nikel-59 28 Ni 28 59 31 28 28
Tabel 1.2 Beberapa Contoh Isobar

c. Isoton
Atom-atom dari unsur yang berbeda (nomor atom berbeda) dapat
mempunyai jumlah netron sama. Isoton adalah unsur yang mempunyai
jumlah netron sama.
Perhatikan tabel berikut!
No. Nama unsur Lambang Z A Inti atom Jumlah
n P elektron
3
1. Hidrogen-3 1 H 1 3 2 1 1
4
Helium-4 2He 2 4 2 2 2
13
2. Karbon-13 6C 6 13 7 6 6
14
Nitrogen-14 7N 7 14 7 7 7
31
3. Pospor-31 15 P 15 31 16 15 15
32
Belerang-32 16 S 16 32 16 16 16

Tabel 1.3 Beberapa Contoh Isoton


Dari tabel di atas, unsur Pospor merupakan isoton dari unsur
belerang karena kedua unsur mempunyai jumlah netron yang sama.

UJI PEMAHAMAN
1. Lengkapi tabel berikut:
No. Lambang Z A Inti atonm Jumlah
n p elektron
12
1. 6 C
13
2. 6C
14
3. 7N
14
4. 6C
15
5. 7N

2. Gunakan tabel yang sudah dilengkapi untuk menyelesaikan pertanyaan


berikut!
a. Tentukan pasangan unsur yang merupakan
isotop!
b. Tentukan pasangan unsur yang merupakan
isobar!
c. Tentukan pasangan unsur yang merupakan
isoton!

5. KONFIGURASI ELEKTRON DAN ELEKTRON


VALENSI

a. KONFIGURASI ELEKTRON

Elektron-elektron beredar mengelilingi inti atom pada tingkat-tingkat


energi tertentu. Tingkat energi yang paling rendah adalah tingkat energi
yang terdekat pada inti atom dan disebut dengan tingkat energi pertama
atau kulit K. Tingkat energi yang lebih tinggi dari kulit K letaknya lebih
luar dan disebut dengan tingkat energi kedua atau kulit L. Tingkat energi
selanjutnya adalah tingkat energi ketiga dan disebut dengan kulit M.
Tingkat energi keempat dan selanjutnya disebut dengan kulit N, O, P, Q,
dan seterusnya.
Menurut Pauli, banyak elektron maksimum yang dapat menempati
elektron tiap kulit dirumuskan dengan: 2n2 dengan n adalah nomor
kulit.
Banyaknya elektron maksimum dalam kulit:
K (n = 1) = 2 x 12 = 2 x 1 = 2 elektron
L (n = 2) = 2 x 22 = 2 x 4 = 8 elektron
M (n = 3) = 2 x 32 = 2 x 9 = 18 elektron

Tabel 1.4 di bawah ini adalah Contoh Konfigurasi Elektron


Atom Z Elektron pada Kulit Atom Konfigurasi
K L M Elektron
H 1 1 - - 1
O 8 2 6 - 2.6
Ne 10 2 8 - 2.8
Mg 12 2 8 2 2.8.2
P 15 2 8 5 2.8.5

Selain dengan tabel, konfigurasi elektron juga dapat ditunjukkan


dengan gambar.

Gambar 1.14
Konfigurasi Elektron pada Atom 1H, 8O, 10Ne, 12Mg, dan 20P
Sumber Koleksi Pribadi

Cara menyusun elektron dalam kulit adalah:


1) Kulit K diisi lebih dulu, sampai maksimum 2 elektron.
2) Setelah kulit K penuh, kulit L diisi sampai maksimum 8 elektron.
3) Kulit M berisi maksimum 18 elektron, tetapi pengisiannya
berlangsung dua tingkat, yaitu:
a) Penuh berisi 8 elektron, jika ada elektron sisa < 18
b) Penuh berisi 18 elektron, jika ada elektron sisa > 18
4) Kulit terisi sebagai berikut:
a) Penuh berisi 8 elektron, jika elektron yang tersisa < 18
b) Penuh berisi 18 elektron, jika ada elektron sisa > 18,
tetapi < 32
c) Penuh berisi 32 elektron, jika ada elektron sisa > 32
Contoh:
Atom Kalsium mengandung 20 elektron, yaitu:
Kulit K : 2 elektron (penuh)
Kulit L : 8 elektron (penuh)
Kulit M : 8 elektron (tidak penuh)
Kulit N : 2 elektron (tidak penuh)

b. ELEKTRON VALENSI
Elektron valensi adalah banyak elektron yang terdapat pada kulit
terluar. Contoh: dengan memperhatikan konfigurasi elektron pada tabel 1.
4 di atas dapat disimpulkan bahwa:
elektron valensi H =1
elektron valensi O =6
elektron valensi Ne = 8
elektron valensi Mg = 2
elektron valensi P =5
Banyak elektron valensi pada kulit terluar menentukan sifat kimia
suatu atom. Atom-atom dengan jumlah elektron terluar (elektron valensi)
sama mempunyai kemiripan sifat kimia.

Tabel 1.5 menyatakan Hubungan Kesamaan Elektron Valensi dengan


Kemiripan Sifat Kimia

Atom Konfigurasi Elektron Sifat Kimia


Unsur Elektron Valensi
11Na (2.8.1) 1 Unsur Na dan K adalah
19K (2.8.8.1) 1 unsur logam yang sangat
reaktif

Dari Uraian di atas jawablah pertanyaan yang berkaitan dengan


konfigurasi elektron dan elektron valensi berikut:

1) Lengkapilah tabel berikut dengan melihat


nomor atom pada tabel periodik unsur!

Unsur Jumlah Kulit Penulisan Elektron


Elektron K L M N O Konfigurasi Elektron Valensi
H
He
Li
Be
B
C
N
O
F
Ne
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Ar
Ca

2) Dari data konfigurasi elektron di atas, unsur yang elektron valensinya:


1 adalah _____________
2 adalah _____________
3 adalah _____________
5 adalah _____________
6 adalah _____________
7 adalah _____________

UJI PEMAHAMAN

1. Suatu unsur bernomor massa 32 dan mempunyai 16 netron dalam intinya.


Hitunglah elektron valensi unsur tersebut!
2. Suatu unsur memiliki elektron valensi = 3 dan terdapat pada periode
ketiga. Di dalam inti atomnya terdapat 14 netron. Tentukan nomor atom
dan nomor massa unsur tersebut!

3. Suatu unsur memiliki bilangan massa 80 dan di dalam intinya terdapar 45


netron. Tentukan periode dan golongan unsur tersebut dalam sistem
periodik!

4. Diketahui unsur-unsur P, Q, R, S, dan T dengan nomor atom berturut-turut


adalah 8, 10, 13, 17, dan 35. Tentukan konfigurasi elektron masing-
masing unsur tersebut beserta elektron valensinya!

5. Tuliskan konfigurasi elektron pada unsur-unsur berikut!


a. 126C b. 147N c. 3115P d. 2311Na

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat, jelas, dan padat!

1. Jelaskan sejarah perkembangan teori atom mulai dari teori atom Dalton hingga
teori atom Mekanika Gelombang!

2. Sebutkan partikel dasar penyusun atom!

3. a. Apakah yang dimaksud dengan nomor atom?


b. Mengapa nomor atom ( Z ) sifatnya karakteristik suatu unsur?
4. a. Apakah yang dimaksud dengan nomor atom?
b. Apa perbedaan nomor atom dan nomor massa?

5. a. Apa yang dimaksud elektron valensi?


b. Tentukan elekton valensi unsur berikut : 3Li, 11Na, 12Mg.
Dari ketiga unsur tersebut mana yang sifat kimianya mirip dan jelaskan!

6. a. Apa yang dimaksud dengan konfigurasi elektron?


b Tuliskan konfigurasi elektron unsur berikut : 4Be, 17Cl, 20Ca

7. Lengkapilah tabel berikut!


No. Lambang Nomor Nomor Jumlah
unsur Atom massa Elektron Proton netron
1
1. 1H
4
2. 2He
23
3. 11Na
27
4. 13Al
35
5. 17Cl

8. Dari 6 pasangan atom-atom berikut ini, tentukan mana yang merupakan


isotop, isobar, dan isoton!
a. 3919K dan 3917Cl
b. 199F dan 2010 Ne
c. 3115P dan 3016S
d. 105B dan 115B
e. 157N dan 178O
f. 10547Ag dan 10648Cd

9. Unsur X mempunyai 92 elektron dan 146 netron. Tentukan:


a. jumlah proton
b. nomor atom
c. nomor massa

10. Lengkapi tabel berikut:

Unsur Konfigurasi Elektron Elektron Valensi


19 K

20 Ca

31 Ge

32 Ge

33As

34 Se

35 Br

36 Kr
elektron: partikel dasar yang penting dalam ikatan kimia dengan massa 9,11 x
10-28 gram atau 0,00055 sma (dibulatkan = 0) dan bermuatan negatif
sebesar 1,6 x 10-19 Coulomb (tandanya =-1)

isobar : atom-atom dari unsur-unsur yang berbeda yang mempunyai nomor


massa sama

isoton : atom-atom dari unsur-unsur yang berbeda yang mempunyai jumlah


netron sama

isotop : atom-atom dari unsur-unsur yang sama tetapi mempunyai jumlah


neutron yang berbeda

netron : partikel dasar yang tidak bermuatan (= 0) dengan massa hampir sama
dengan massa proton, yaitu 1,00893 sma (dibulatkan = 1) dan
merupakan salah satu partikel penyusun inti atom

proton : partikel dasar yang merupakan salah satu penyusun inti atom dengan
massa sama dengan massa 1 atom hidrogen, yaitu 1,00758 sma
(dibulatkan = 1) dan bermuatan positif sebesar 1,6 x 10-19 (tandanya =
+1)
SISTEM PERIODIK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Membandingkan sejarah perkembangan sistem periodik.
2. Menentukan periode dan golongan dalam tabel periodik.
3. Menentukan struktur atom berdasarkan tabel periodik.
4. Menganalisa tabel atau grafik sifat keperiodikan

B. MANFAAT HASIL BELAJAR


Setelah mempelajari bab ini diharapkan siswa dapat:
1. Memahami sejarah perkembangan sistem periodik.
2. Menentukan periode dan golongan dalam tabel periodik.
3. Mengidentifikasi struktur atom berdasarkan tabel periodik.
4. Menganalisa tabel atau grafik sifat keperiodikan

Jika kita pergi ke pusat perbelanjaan, barang-barang yang ada di sana


dikelompokkan sesuai dengan jenisnya. Mengapa hal itu dilakukan?

Gambar 2.1
Sistem periodik dapat dianalokkan dengan penataan
barang-barang dirumah
sumber koleksi pribadi
Sifat Periodik Unsur (SPU)
PETA KONSEP

Sejarah perkembangan SPU MODERN No Atom MOSLEY Sifat Keperiodikan

IUPAC

Jari-jari
TRIAD OKTAV Bentuk Panjang Periode Energi ionisasi
Golongan
Tradisional
1-18
keelektronegatifan
TRANSISI
DOBEREINER
MENDELEYER
A B
LANTANIDA Afinitas elektron
NEW LANDS

IA II A III A IV A VA VI A VII A VIII A

N
Alkali Alkali Boron O Gas mulia
tanah C

HALOGEN
PERTANYAAN PRASYARAT

NO. MASALAH DISKUSI


1. Pernahkah kalian pergi ke supermarket?
Bagaimana penataan barang yang ada di
sana?
2. Berikan 3 contoh logam dan non logam
yang sering anda jumpai dalam kehidupan
sehari-hari?
3. Tuliskan sifat dari unsur tersebut?
4. Bagaimana cara yang paling mudah untuk
mempelajari unsur-unsur?
5. Mengapa unsur-unsur perlu dikelompokkan?

1. SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK

Pengelompokan unsur merupakan salah satu upaya yang dilakukan


manusia agar dapat mempelajari unsur secara mudah. Tabel periodik
merupakan hasil dari sistem pengelompokan tersebut. Dari tabel tersebut kita
dapat melihat letak unsur dan meramalkan sifat yang dimiliki.
Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 114 macam unsur. Ada unsur-
unsur yang sifat kimianya sama dan ada pula unsur-unsur yang sifat kimianya
berbeda. Beberapa cara pengelompokan unsur telah dilakukan, antara lain
berdasarkan sifat kimianya. Cara pengelompokan unsur-unsur yang pada saat
ini dipakai adalah dalam bentuk susunan berkala. Cara-cara pengelompokan
ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

1. Logam dan non logam

Beberapa sifat yang dimiliki oleh unsur logam, yaitu: dapat


menghantarkan listrik dan panas, dapat ditempa, serta pada umumnya
berwujud padat pada suhu kamar. Beberapa unsur logam adalah besi,
emas, tembaga, perak, zink , platina, dan nikel. Sedangkan sifat unsur non
logam adalah sukar menghantarkan panas dan listrik. Beberapa unsur non
logam adalah belerang, karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen.

2. Triad Dobereiner

Johan Dobereiner menemukan hubungan antara sifat kimia dengan


massa atom relatifnya. Ia mengelompokkan unsur-unsur dan tiap
kelompok terdiri dari tiga unsur yang sifatnya sama. Tabel 2.1 berikut
menampilkan unsur-unsur Triade Dobereiner

Komponen yang Unsur-unsur Triade yang diusulkan Dobereiner


dipelajari 1 2 3
Li Na K Ca Sr Ba Cl Br I
Massa atom 6,94 22,99 39,10 40,08 87,62 137,30 35,45 79,92 126,91
Perhitungan Massa atom Na = Massa atom Sr =
massa unsur Massa atom Li + massa atom K Massa atom Ca + massa atom Ba
yang di tengah 2 2
= 6,94 + 39,10 = 23,02 = 40,08 + 137,30 =
2 2
= 88,69

Dengan cara yang sama coba kalian hitung massa atom Br!

Dari tabel di atas terlihat bahwa apabila unsur-unsur dalam satu triade
disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, ternyata massa atom
maupun sifat unsur kedua merupakan rata-rata dari massa atom relatif
maupun sifat unsur pertama dan ketiga (Hukum Triade). Namun hukum ini
tidak dapat dipertahankan karena ada beberapa unsur yang disusun secara
Triade namun menyimpang dari hukum Triade.

3. Oktaf Newlands

Pada tahun 1864 John Newlands menyusun unsur-unsur berdasarkan


kenaikan massa atom relatifnya. Ia mendapatkan kesimpulan bahwa unsur
kedelapan mempunyai sifat yang mirip dengan unsur pertama, unsur
kesembilan mempunyai sifat yang mirip dengan unsur kedua, dan
seterusnya. Sifat-sifat unsur diketemukan kembali secara berlaka atau
periodik setelah 8 unsur (Hukum Oktaf).
Hukum Oktaf dari Newlands dapat dituliskan dalam bentuk tangga
nada seperti digambarkan tabel 2.2 sebagai berikut:

Do Re Mi Fa Sol La Si
1. H 2. Li 3. Be 4. B 5. C 6. N 7. O
8. F 9. Na 10. Mg 11. Al 12. Si 13. P 14. S
15. Cl 16. K 17. Ca 18. Cr 19. Ti 20. Mn 21. Fe
Co, Ni Cu Zn Y In As Sc

Menurut Hukum Oktaf Newlands, unsur H, F, dan Cl mempunyai sifat


yang mirip. Demikian pula, unsur Be, Mg, dan Ca mempunyai sifat yang
mirip, dan seterusnya. Ternyata Hukum Oktaf hanya berlaku untuk unsur
yang massanya kecil. Disamping itu ada beberapa kelemahan antara lain:
c. Perhatikan kolom pertama. Co adalah unsur logam, sedangkan H, F
dan Cl adalah unsur non logam.
d. Perhatikan kolom terakhir. O dan S adalah unsur non logam,
sedangkan Sc adalah unsur metaloid.
Kedua hal tersebut memperlihatkan bahwa kemiripan sifat tidak dapat
dipertahankan.

4. Sistem Periodik Mendeleyev


Pada tahun 1869 Medeleyev menyusun unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya. Secara berkala ia mendapatkan unsur-
unsur yang massanya sama. Kemudian, unsur-unsur tersebut diletakkan di
bawah unsur yang telah ada. Susunan ini disebut susunan berlaka
Mendeleyev. Tabel berkala unsur-unsur atau Sistem Periodik Unsur-unsur
Mendeleyev mendasarkan pengelompokan unsur pada Hukum Periodik,
yaitu sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari massa atom
relatifnya. Dalam susunan ini terdapat tempat-tempat kosong dan
berdasarkan pengamatannya, ia meramalkan ada unsur-unsur yang pada
saat itu masih belum ditemukan dan akan ditemukan di masa datang.

Berikut adalah tabel 2.3 tentang periodik Mendeleyev

periode Gol I Gol II Gol III Gol IV Gol V Gol VI Gol VII Gol VIII
1 H=1
2 Li = 7 Be = 9,2 B = 11 C = 12 N = 14 O = 16 F = 19
3 Na = 23 Mg = 24 Al = 27,2 Si = 28 P = 31 S = 32 Cl = 35,3
4 K = 39 Ca = 40 .... = 44 Ti = 48 V = 51 Cr = 52 Mn = 55 Fe = 56
Co = 59
N = 59
Cu = 63
5 (Cu) = 63 Zn = 65 .... = 68 .... = 72 As = 75 Se = 78 Br = 80
6 Rb = 65 Sr = 87 ?Y/88 Zr = 80 Nb = 94 Mo = 96 .... = 100Ru = 104
Rh = 104
Pd = 106
Ag = 108
7 (Ag) = Cd = 112 In = 113 Sn = 118Sb = 122 Te = 128 I = 127 .............
108
8 Cs = 133 Ba = 137 ?Di = 138 ?Ce = 140............. ............. ............. .............
9 ............. ............. ............. ............. ............. ............. ............. .............
10 ............. ............. ?Er = 178 ?La = 180Ta = 182 W = 184 .............Os = 195
Ir = 197
Pt = 198
Au = 199
11 (Au) = Hg = 200 Ti = 204 Pb = 207Bi = 208 ............. ............. .............
199
12 ............. ............. ............. Th = 231............. U = 240 ............. .............

Salah satu kelemahan sistem periodik Medeleyev adalah adanya unsur


dengan massa atom relatif lebih besar terletak di depan unsur yang massa
atom relatifnya lebih kecil, karena susunanya berdasarkan kenaikan massa
atom. Contoh: unsur Te yang massanya 128 terletak di depan unsur I yang
massanya 127. Hal ini bertentangan dengan hukum periodik Mendeleyev.

5. Sistem Periodik Modern (Sistem Periodik Bentuk Panjang)


Susunan berkala bentuk panjang yang dipakai sekarang didasarkan
pada susunan berkala Mendeleyev, akan tetapi tidak lagi menurut kenaikan
massa atom relatifnya. Pada tahun 1914 Henry Moseley melakukan
eksperimen dan mengumpulkan data bahwa sifat dasar atom adalah nomor
atom dan bukan massa atom relatifnya. Dengan penemuan ini, hukum
periodik Medeleyev diperbaharui menjadi Hukum Periodik Modern
sebagai berikut: Sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari
nomor atomnya.
Selain menggunakan kenaikan nomor atom, penyusunan unsur pada
sistem periodik modern juga berdasarkan kemiripan sifat. Penyusunan
unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat
menghasilkan keteraturan pengulangan sifat berupa periode (baris) dan
kemiripan sifat berupa golongan (kolom).
Kemiripan sifat dari unsur-unsur dalam golongan yang sama terkait
dengan konfigurasi elektronnya. Unsur-unsur tersebut ternyata
mempunyai jumlah elektron valensi yang sama. Hubungan konfigurasi
elektron dengan letak unsur dalam sistem periodik modern akan dibahas
dalam sub bab penentuan periode dan golongan.

Tabel 2.4 Susunan Berkala Bentuk Panjang

Golongan IA sampai dengan VIIIA disebut dengan golongan utama.


Golongan IB sampai dengan VIIB, ditambah dengan golongan VIIB
disebut dengan golongan transisi.
Terdapat 2 cara penyebutan golongan dalam Sistem Periodik Unsur,
yaitu:

a. Sistem IUPAC
Sistem ini dikenalkan pada tahun 1985. Pada sistem ini penyebutan
golongan adalah dengan menggunakan angka biasa, yaitu Golongan 1
sampai dengan Golongan 18.
b. Sistem Tradisional
Pada sistem ini penyebutan golongan adalah dengan menggunakan
angka romawi dan disertai golongannya. Ada dua golongan pada
sistem periodik moder, yaitu:
1) Golongan utama adalah Golongan IA sampai Golongan VIIIA
2) Golongan transisi adalah Golongan IB sampai Golongan VIIIB

Dari Uraian di atas jawablah pertanyaan yang berkaitan dengan sejarah


perkembangan sistem periodik unsur di bawah ini!

KONSEP PERTANYAAN HASIL DISKUSI


a. Apakah dasar
pengelompokan unsur
Triad menurut Dobereiner?
Dobereiner b. Apakah kelemahan
pengelompokan unsur
menurut Dobereiner?
a. Unsur manakah yang
sifatnya mirip dalam tabel
Oktaf oktaf Newlands?
Newlands b. Apakah kelemahan
pengelompokan unsur
menurut Newlands?
a. Apa kelebihan tabel periodik
Mendeleyev dibandingkan
Tabel Periodik dengan pengelompokan
Mendeleyev unsur-unsur sebelunnya?
b. Apa kelemahan tabel
periodik Mendeleyev?
a. Apakah yang menjadi dasar
Sistem pada Sistem Periodik
Periodik Bentuk Panjang (modern)?
Bentuk b. Apa yang dimaksud dengan
Panjang golongan dan periode?
(modern) c. Ada berapa golongan dan
berapa periode dalam
Sistem Periodik Modern?

UJI PEMAHAMAN
Jodohkan nama pakar dan sistem pengelompokan unsur pada tabel di bawah
ini!

Nama Pakar Sistem Pengelompokan Unsur


1. Dobereiner a. Hukum oktaf
b. Sifat-sifat unsur merupakan fungsi
2. John Newlands periodik dari massa atom relatifnya
c. Sifat-sifat unsur merupakan fungsi
3. Mendeleyev periodik dari nomor atomnya
d. Logam dan nonlogam
4. Henry Moseley e. Hukum Triad

2. PERIODE DAN GOLONGAN

Sistem Periodik Modern dikenal pula sebagai Sistem Periodik bentuk


Panjang yang disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat
unsur. Struktur dasar sistem epriodik modern adalah pengaturan unsur-unsur
ke dalam baris (periode) dan kolom (golongan). Periode atas unsur-unsur
dalam baris horizontal. Golongan terdiri atas unsur-unsur dalam kolom
vertikal.

a. PERIODE DALAM SISTEM PERIODIK MODERN

Deretan mendatar (horizontal) dalam Sistem Periodik Modern disebut


dengan periode. Terdapat 7 lajur horizontal atau 7 periode dalam Sistem
Periodik Mordern.

Tabel 2.5 menunjukkan unsur-unsur yang terdapat dalam periode 1


sampai dengan periode 7
Nomor Nama Periode Jumlah Nomor Atom Unsur paling
Periode Unsur Kiri Kanan
1 Sangat Pendek 2 1 2
2 Pendek 8 3 10
3 Pendek 8 11 18
4 Panjang 18 19 36
5 Panjang 18 37 54
6 Paling Panjang 32 55 86
7 Sangat Panjang tapi
Belum Lengkap

Unsur-unsur 11Na, 12Mg, 13Al, 14Si, 15P, 16S, 17Cl, dan 18Ar merupakan
unsur-unsur yang terletak pada satu periode, yaitu periode tiga. Unsur-
unsur tersebut memiliki tiga buah kulit, yaitu kulit K, L, dan M. Jumlah
kulit ini sesuai dengan nomor periode tempat unsur-unsur tersebut
diletakkan dalam sistem priodik.
Dengan demikian, terdapat beberapa ketentuan dalam menentukan
nomor periode unsur dalam sistem periodik, yaitu:
1. Memperhatikan nomor atom unsur yang paling kanan pada periode
sebelumnya.
2. Sesuai dengan jumlah kulit pada konfigurasi elektron unsur tersebut.

b. GOLONGAN DALAM SISTEM PERIODIK MODERN

Unsur-unsur yang terletak pada satu lajur tegak dalam Sistem Periodik
Modern mempunyai sifat-sifat yang sangat mirip. Kelompok-kelompok
unsur pada tiap-tiap lajur tegak merupakan unsur-unsur segolongan.
Dalam sistem periodik terdapat 2 golongan, yaitu:
1. Golongan A (Utama/Representatif)
2. Golongan B (Transisi/Tambahan)

Tabel 2.6 menyatakan Unsur Golongan I A sampai dengan Golongan


VIII A

Golongan A Nama Golongan Unsur-unsurnya


IA Alkali Li, Na, K, Rb, Cs, Fr
II A Alkali Tanah Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra
III A Aluminium B, Al, Ga, In, Ti
IV A Karbon C, Si, Ge, Sn, Pb
VA Nitrogen N, P, As, Sb, Bi
VI A Oksigen O, S, Se, Te, Po
VII A Halogen F, Cl, Br, I, At
VIII A Gas Mulia He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn

Terdapat beberapa ketentuan dalam menentukan nomor golongan


unsur dalam sistem periodik, yaitu:
2. Melihat elektron valensi unsur tersebut. Nomor golongan dinyatakan
oleh elektron valensinya. Untuk golongan A elektron valensi sama
dengan jumlah elektron pada kulit terluarnya, kecuali helium. Helium
mempunyai 2 elektron valensi tetapi terletak pada golongan VIIIA.
Pada unsur golongan transisi, penentuan golongan akan dipelajari pada
kelas XI. Unsur golongan transisi (Golongan B) berada antara
golongan IIA dan IIIA dan dimulai dari periode 4. Semua golongan B
termasuk logam.
3. Nomor golongan suatu unsur adalah selisih antara nomor atom unsur
tersebut dengan nomor atom unsur terakhir periode sebelumnya.

Nomor golongan unsur X = Nomor atom X nomor atom unsur


terakhir periode sebelumnya.

Contoh Soal 2.1:


Tentukan letak golongan unsur dengan nomor atom 20!
Penyelesaian: Nomor golongan unsur X = Nomor atom X nomor atom unsur
terakhir periode sebelumnya
= 20 - 18
=2
Jadi, unsur X terletak pada golongan kedua dari kiri (golongan IIA)

Berdasarkan uraian di atas jawablah pertanyaan yang berkaitan dengan


periode dan golongan unsur dalam sistem periodik di bawah ini!

No. Konsep Pertanyaan Hasil Diskusi


Apakah yang dimaksud
dengan periode?
Berapakah nomor atom
1. Periode unsur yang memulai periode
4?
Tentukan nomor periode
unsur K, L, M, dan N yang
masing-masing mempunyai
nomor atom: 8, 17, 37, dan
85!
Tentukan nomor golongan
2. Golongan unsur A, B, C, dan D yang
masing-masing mempunyai
nomor atom: 9, 15, 24, dan
55!
Dengan tanpa melihat tabel
periodik, tentukan periode
3. Periode dan dan golongan unsur-unsur
golongan berikut:
a. Na (Nomor atom 11)
b. Cl (Nomor atom 11)
c. Fe (Nomor atom 26)
d. Kr (Nomor atom 36)

3. SIFAT-SIFAT UNSUR

Sifat unsur dapat menjelaskan kereaktifan suatu unsur. Kereaktifan


suatu unsur dipengaruhi oleh susunan elektron yang ada dalam unsur tersebut.
Berdasarkan elektron valensinya kita dapat mengetahui letak unsur dalam
sistem periodik, sehingga dapat diperkirakan sifat logam atau non logamnya.
Berdasarkan titik didih dan titik leleh kita dapat meramalkan wujud unsur
tersebut pada suhu kamar.
Tabel 2.7 Hubungan elektron valensi dengan sifat unsur serta titik
didih dan titik leleh dengan wujudnya.
Unsur Konfigurasi Elektron Sifat Titik Titik Wujud
elektron Valensi Logam Non didih Leleh
logam
1
1 H 1 1 -253,0 -259,0 gas
20
10Ne 2.8 8 -246,0 -248,0 gas
23
11Na 2.8.1 1 880,0 97,5 padat
27
13Al 2.8.3 3 2447,0 660,0 padat
40
20Ca 2.8.8.2 2 1170,0 810,0 padat

Perhatikan tabel di atas! Kesimpulan apa yang dapat Anda peroleh


tentang hubungan elektron valensi dengan sifat zat serta antara titik didih dan
titik leleh dengan wujud zat?
Titik didih adalah suhu di mana tekanan uap zat cair sama dengan
tekanan di sekitarnya. Titik leleh adalah suhu di mana tekanan uap zat padat
sama dengan tekanan uap zat cairnya. Titik didih dan titik leleh unsur-unsur
dengan nomor atom 1 sampai dengan 20 dapat dilihat pada grafik di bawah
ini.

Gambar 2.2 Gambar 2.3


Titik Didih Unsur-unsur Nomor Atom < 20 Titik cair Unsur-unsur Bernomor Atom < 20
Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi

Dalam satu periode, titik leleh dan titik didih awalnya meningkat dari
kiri ke kanan sampai golongan IV A, kemudian berkurang mencapai harga
terendah pada golongan VIII A. Dalam satu golongan, titik didih dan titik
leleh unsur logam berkurang dari atas ke bawah. Sedangkan titik didih dan
titik leleh unsur non logam bertambah dari atas ke bawah.
Selain dengan mempelajari elektron valensi dan titik didih serta titik
leleh, kereaktifan unsur juga dipengaruhi oleh beberapa sifat, diantaranya:
jari-jari atom, afinitas elektron, energi ionisasi, dan keelektronegatifan.
4. SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR
Dengan menggunakan sistem periodik bentuk panjang kita dapat
mempelajari sifat unsur yang seperiode atau segolongan. Hal ini disebabkan
sifat periodik unsur berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor
atom unsur tersebut. Sifat periodik yang akan dibahas di sini adalah sifat
atomik, yaitu meliputi: jari-jari atom, afinitas elektron, energi ionisasi,
dan keelektronegatifan.

a. JARI-JARI ATOM

Ukuran atom dapat ditentukan oleh jari-jari atom atau jari-jari ion dan
tergantung pada jenis senyawa yang dibentuk oleh unsur yang
bersangkutan. Jari-jari beberapa atom terdapat pada tabel 2.8 berukut ini.

Li Be B C N O F
0,123 0,089 0,088 0,077 0,070 0,066 0,064
Na Mg Al Si P 0,110 S 0,104 Cl
0,157 0,136 0,125 0,117 As 0,121 Se 0,099
K Ca Ga Ge Sb 0,141 0,117 Br
0,023 0,174 0,125 0,122 Bi Te 0,137 0,114
Rb Sr In Sn 0,152 Po 0,153 I
0,216 0,192 0,150 0,140 0,133
Cs Ba Ti 0, Pb
0,235 0,198 155 0,154

Jari-jari atom diukur pada senyawa kovalen, yaitu setengah jarak antar
inti yang berikatan. Makin besar nomor atom unsur-unsur segolongan,
makin banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga makin besar pula
jari-jari atomnya.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan nomor atom semakin besar. Hal
ini berarti inti semakin bertambah muatan, sedangkan jumlah kulit
elektron tetap. Bertambahnya muatan inti yang bermuatan positif akan
menarik elektron yang bermuatan negatif, menyebabkan jari-jari atom
semakin kecil. Hubungan jari-jari atom dengan nomor atom digambarkan
dalam gambar 2._ di bawah ini.
Gambar 2.4
Hubungan Jari-jari Atom dengan Nomor Atom
Sumber ENCARTA

PERTANYAAN

1. Dalam setiap periode unsur golongan manakah yang mempunyai jari-


jari terbesar? Unsur golongan manakah yang mempunyai jari-jari
terkecil?
2. Adakah hubungan antara jari-jari atom dengan sifat unsur yang
bersangkutan?

b. ENERGI IONISASI

Energi ionisasi merupakan energi minimum yang diperlukan atom


netral dalam bentuk gas untuk membentuk ion dengan muatan +1.
Apabila atom tersebut akan melepaskan elektron yang kedua, diperlukan
energi yang lebih besar. Hal ini disebabkan perlunya sejumlah energi
untuk mengatasi gaya tarikan inti terhadap elektron yang akan dilepas.
Energi ini disebut energi ionisasi kedua, dan seterusnya. Jumlah energi
ionisasi akan semakin besar dengan semakin banyak jumlah elektron yang
akan dilepas oleh suatu atom.

Tabel 2.9 Energi Ionisasi Beberapa Atom Unsur

Li 520 Be 900 B 800 C 086 N 1420 O 1314 F 1618 Ne 2080


Na 496 Mg 788 Al 578 Si 786 P 1012 S 1000 Cl 1255 Ar 1520
K 419 Ca 590 Ga 579 Ge 762 As 947 Se 941 Br 1140 Kr 1361
Rb 403 Sr 550 In 558 Sn 709 Sb 834 Te 869 I 1008 Xe 1170
Cs 376 Ba 508 Ti 595 Pb 723 Bi 711 Rn 1048

Harga energi ionisasi dipengaruhi oleh besarnya muatan inti dan


besarnya jari-jari atom. Semakin besar muatan inti, semakin besar pula
energi ionisasinya. Sedangkan semakin besar jari-jari atom menyebabkan
semakin kecil pula daya tarik inti terhadap elektron terluarnya, sehingga
energi ionisasi semakin kecil dan unsur tersebut semakin reaktif.
Berdasarkan hal tersebut, energi ionisasi unsur-unsur segolongan dari
atas ke bawah semakin kecil. Hal tersebut disebabkan semakin besarnya
jari-jari atom unsur segolongan dari atas ke bawah dengan bertambahnya
jumlah kulit elektron. Sebaliknya, energi ionisasi unsur-unsur seperiode
dari kiri ke kanan semakin besar. Hal tersebut disebabkab bertambahnya
muatan inti dari kiri ke kanan, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap.
Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom unsur-unsur digambarkan
pada gambar 2._ berikut.

Gambar 2.5
Hubungan Energi Ionisasi Pertama dengan Nomor Atom
Sumber ENCARTA

c. AFINITAS ELEKTRON

Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan atau diserap oleh


atom netral dalam bentuk gas apabila menerima sebuah elektron untuk
membentuk ion negatif.
Jika pada penangkapan elektron diserap energi, maka tanda afinitas
elektronnya negatif. Hal ini berati bahwa ion negatif yang terbentuk
cukup stabil. Contoh:
Cl (g) + e Cl- H = - 349 kJ/mol
Artinya jika 1 mol atom Cl menangkap 1 mol elektron, akan dibentuk
1 mol ion Cl- dan dilepaskan energi sebesar 349 kJ (dalam bentuk kalor).
Kemudian ion Cl- yang dibentuk akan bersifat stabil seperti golongan
VIIIA.
Harga afinitas elektron semakin negatif dalam satu periode dari kiri ke
kanan. Sedangkan dalam satu golongan dari atas ke bawah, harga afinitas
elektron akan bertambah positif. Semakin negatif harga afinitas elektron
suatu unsur, maka unsur tersebut semakin reaktif dan semakin mudah
menerima elektron. Sebaliknya, semakin positif harga afinitas elektron
suatu unsur, maka unsur tersebut semakin tidak reaktif dan semakin sulit
menerima elektron. Harga afinitas elektron dari atom unsur-unsur
golongan utama dalam tabel periodik diberikan berikut ini.

IA VIII A
H He
Periode 1
-73 II A III A IV A VA VI A VII A >0
Li Be B C N O F Ne
Periode 2
-60 >0 -27 -122 >0 -141 -328 >0
Na Mg Al Si P S Cl Ar
Periode 3
-53 >0 -43 -134 -72 -200 -349 >0
K Ca Ga Ge As Se Br Kr
Periode 4
-48 -2 -30 -119 -78 -195 -325 >0
Rb Sr In Sn Sb Te I Xe
Periode 5
-47 -5 -30 -107 -103 -190 -295 >0
Tabel 2.10 Afinitas Elektron Unsur-unsur dalam Sistem Periodik Modern

d. KEELEKTRONEGATIFAN

Keelektronegatifan adalah ukuran kecenderungan suatu atom untuk


menarik elektron ke pihaknya dalam suatu ikatan. Unsur-unsur seperiode
dari kiri ke kanan, muatan inti atomnya semakin bertambah sehingga gaya
tarik inti ke elektron terluar bertambah. Akibatnya, jari-jari atom makin
kecil, energi ionisasi makin besar, afinitas elektron makin besar (makin
negatif) dan kecenderungan untuk menarik elektron makin besar
(keelektronegatifan makin besar). Keelektronegatifan unsur-unsur
segolongan dari atas ke bawah makin berkurang. Unsur-unsur gas mulia
memiliki konfigurasi elektron stabil, jadi gas mulia sukar menerima dan
melepas elektron (energi ionisasi besar).
Menurut Pauli keelektronegatifan gas mulia adalah nol artinya gas
mulia idak memiliki kecenderungan untuk menarik elektron.

Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8


Keelektronegatifan Unsur- Keeleltronegatifan Unsur- Keelektronegatifan Unsur-
unsur unsur unsur Golongan Halogen
Periode 3 Golongan Alkali Sumber Encarta 2004
Sumber Encarta 2004 Sumber Encarta 2004
UJI PEMAHAMAN
1. Diketahui unsur-unsur 2P, 8Q, 10R, dan 15S . Bersifat apakah unsur P, Q, R,
dan S tersebut (logam, semi logam, atau non logam)? Jelaskan sebabnya!
2. Jelaskan perubahan ukuran jari-jari atom pada unsur-unsur:
a. periode 2 dari kiri ke kanan
b. golongan halogen
3. Jelaskan perubahan energi ionisasi, afinitas elektron, dan kelektronegatifan
unsur-unsur:
a. periode tiga
b. golongan alkali
4. Jelaskan hubungan antara kelektronegatifan dengan energi ionisasi!
5. Diketahui atom-atom unsur: 6M, 11N, 17O, dan 20P . Urutkan atom-atom
tersebut berdasarkan kenaikan:
a. jari-jari atom
b. energi ionisasi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat, jelas, dan padat!

1. Jelaskan pengelompokan unsur menurut:


a. Triade Dobereiner
b. Oktaf Newlands
c. Sistem Periodik Mendeleyev
d. Sistem Periodik Modern

2. Tentukan golongan dan periode unsur berikut:


a. 9F b. 12 Mg c. 17Cl d. 36Kr

3. Diketahui data secara acak 3Li, 4 Be, 7 N,11Na, 19K, dan 37 Rb. Unsur manakah
yang memiliki jari-jari atom terkecil?

4. Apakah yang dimaksud dengan afinitas elektron?

5. Apakah yang dimaksud dengan keelektronegatifan? Bagaimana hubungan


antara jari-jari atom dengan keelektronegatifan?

6. Suatu unsur mempunyai nomor massa 207 dan nomor atom 82. Tentukan:
a. jumlah proton
b. konfigurasi elektron
c. elektron valensi
d. letak periode dan golongan.
afinitas elektron : energi yang dibebaskan atau diserap oleh
atom netral dalam bentuk gas apabila
menerima sebuah elektron untuk membentuk
ion negatif

energi ionisasi : energi minimum yang diperlukan atom


netral dalam bentuk gas untuk membentuk
ion dengan muatan +1

golongan : kelompok-kelompok unsur pada tiap-tiap


lajur tegak (vertikal) dalam Sistem Periodik
Modern

jari-jari atom atau jari-jari ion : ukuran atom yang ditetapkan berdasarkan
jenis senyawa yang dibentuk oleh dua atom
atau ion yang bersangkutan

keelektronegatifan : ukuran kecenderungan suatu atom untuk


menarik elektron ke pihaknya dalam suatu
ikatan

periode : kelompok-kelompok unsur pada tiap-tiap


lajur mendatar (vertikal) dalam Sistem
Periodik Modern

titik didih : suhu di mana tekanan uap zat cair sama


dengan tekanan di sekitarnya

titik leleh : suhu di mana tekanan uap zat padat sama


dengan tekanan uap zat cairnya.
IKATAN KIMIA

A. PETA KONSEP

IKATAN KIMIA

ION KOVALEN LOGAM Mengkilap

Interaksi ion positif dan negatif sifat


Daya hantar listrik
Jumlah pasangan elektron Asal elektron

Daya hantar panas


Koordinasi/datif
Tunggal Rangkap

Dapat ditempa

dua tiga

Dibengkokkan

Dicarik

pasangan elektron ikatan

inti atom

Elektron pada kulit


lebih dalam

Gambar 3.1 Gambar 3.2


Proses Terbentuknya Ikatan Molekul Amoniak
Sumber Encarta 2004 Sumber Encarta 2004
KOMPETENSI DASAR

1.3. Mendiskripsikan kemungkinan terjadinya ikatan kimia dengan


menggunakan tabel periodik

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kedaan
stabil.
2. Menggambarkan susunan elektron valensi gas mulia.
3. Menjelaskan proses terjadinya ikatan ionik.
4. Menjelaskan proses terjadinya ikatan kovalen.
5. Menyelidiki kepolaran suatu senyawa.
6. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi.
7. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan logam.
8. Memprediksi jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa dan
membandingkan sifat-sifat fisisnya.

C. MANFAAT HASIL BELAJAR


Siswa dapat:
1. Mengerti tentang kecenderungan suatu unsur.
2. Memaparkan susunan elektron gas mulia.
3. Mengidentifikasi tentang senyawa ionik dan senyawa kovalen.
4. Melakukan percobaan sederhana tentang kepolaran suatu senyawa.

Sebagian besar unsur di alam terdapat dalam bentuk molekul. Molekul-


molekul tersebut dapat terdiri atom-atom sejenis maupun atom-atom tak sejenis,
dan jarang ditemukan berupa atom-atom tunggal. Hal ini menunjukkan bahwa
atom yang satu cenderung bergabung dengan atom yang lain membentuk ikatan.
Ikatan yang terjadi antara atom-atom yang sejenis menyebabkan terbentuknya
senyawa.
Senyawa adalah penggabungan dari atom-atom unsur yang berbeda
melalui ikatan antara partikel-partikel yang disebut ikatan kimia. Apabila
beberapa senyawa dilarutkan dalam air, maka larutannya ada yang dapat
menghantarkan arus listrik ada pula yang tidak. Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan jenis ikatan dalam pembentukan senyawa tersebut.
Bab ini akan membahas tentang kecenderungan suatu unsur untuk
mencapai kestabilan, penggambaran susunan elektron valensi gas mulia dan
bukan gas mulia, proses terjadinya ikatan ionik, ikatan kovalen, kepolaran
senyawa, proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi, serta ikatan logam.
PERTANYAAN PRASYARAT

No. Masalah Diskusi


1. Diketahui unsur 42A, 2311B, 4020C, dan
80
35D. Tentukan:
a. jumlah elektron, neutron, dan
proton yang dimiliki oleh masing-
masing unsur tersebut!
b. konfigurasi elektron unsur
tersebut!
2. Berapakah elektron valensi masing-
masing unsur pada soal nomor 1?
3. Mengapa unsur-unsur jarang
ditemukan dalam keadaan bebas?
4. Bagaimana cara unsur-unsur
bergabung dengan unsur-unsur lain?
5. Apa yang kalian ketahui tentang
konfigurasi elektron stabil?

1. KECENDERUNGAN SUATU UNSUR UNTUK MENCAPAI


KESTABILAN KONFIGURASI ELEKTRON GAS MULIA

Ne
He

Gambar 3.3
Konfigurasi elektron He dan Ne
Sumber Koleksi Pribadi

Unsur-unsur golongan VIII A (gas mulia) merupakan unsur-unsur yang


stabil. Keistimewaan dari unsur-unsur gas mulia adalah memiliki konfigurasi
elektron terluar (elektron valensi) yang stabil karena masing-masing elektron
valensinya sudah berpasangan.
Tabel 3.1 Konfigurasi Unsur-unsur Gas Mulia

Unsur Gas Nomor Elektron pada Kulit Atom Konfigurasi Elektron


Mulia Atom K L M N O P Elektron valensi
He 2 2 2 2
Ne 10 2 8 2 8 8
Ar 18 2 8 8 2 8 8 8
Kr 36 2 8 18 8 2 8 18 8 8
Xe 54 2 8 18 18 8 2 8 18 18 8 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8 2 8 18 32 18 8 8

Unsur-unsur gas gas mulia memiliki 8 elektron valensi (oktet), kecuali


He yang hanya memiliki 2 elektron valensi (duplet). Hal inilah yang
menyebabkan unsur-unsur gas mulia sangat sukar bereaksi dengan unsur lain,
sehingga gas mulia bersifat stabil (W. Kossel dan Gilbert N. Lewis, 1916).
Semua unsur dalam sistem periodik akan berusaha untuk mencapai
keadaan seperti yang dimiliki oleh gas mulia. Hal ini dilakukan dengan cara
melepas, menerima, atau menggunakan pasangan elektron bersama agar
elektron valensinya sama dengan gas mulia sehingga tercapai kestabilan.
Peristiwa tersebut akan menyebabkan terbentuknya ikatan kimia.
Atom-atom yang menerima atau melepas elektron akan membentuk
ikatan ion. Atom-atom yang menggunakan elektron bersama akan membentuk
ikatan kovalen. Di dalam ikatan kovalen elektron-elektron yang digunakan
bersama dapat berasal dari satu atom saja, sehingga menghasilkan ikatan
kovalen koordinasi. Atom-atom suatu unsur logam juga menggunakan
elektron bersama membentuk ikatan logam.

Unsur-unsur yang elektropositif seperti logam-logam golongan alkali


dan alkali tanah cenderung melepaskan elektron valensinya untuk mencapai
kestabilan dengan membentuk ion positif. Unsur-unsur dengan nomor atom
kecil seperti Li dan Be akan membentuk ion Li+ dan Be2+ dengan cara melepas
semua elaktron valensinya, sehingga memiliki konfigurasi elektron seperti He
yang ada di dekatnya. Sedangkan unsur alkali dan alkali tanah yang nomor
atomnya lebih besar akan membentuk konfigurasi elektron oktet seperti yang
yang dimiliki oleh gas mulia yang ada di dekatnya juga.
Contoh 3.1:
11Na (2.8.1) Na+ (2.8) + 1 e seperti konfigurasi elektron
Ne
20Ca (2.8.8.2) Ca 2+ (2.8.8) + 2 e seperti konfigurasi elektron Ar

Unsur-unsur yang elektronegatif seperti unsur-unsur golongan halogen


(golongan VIIA) memiliki 7 elektron valensi, sehingga untuk mencapai
keadaan stabil (mempunyai konfigurasi elektron seperti gas mulia) dilakukan
dengan menerima elektron sehingga membentuk ion negatif.
Contoh 3.2:
9F (2.7) + 1e F- (2. 8) seperti konfigurasi Ne
17Cl (2.8.7) + 1e Cl- (2.8.8) seperti konfigurasi Ar
35Br (2.8.18.7) + 1e Br- (2.8.18.8) seperti konfigurasi Kr

Sama seperti unsur golongan VIIA, unsur golongan VIA seperti


oksigen, belerang dan telurium yang bersifat non logam, untuk mencapai
konfigurasi oktet, unsur tersebut harus menerima 2 elektron sehingga
membentuk ion negatif dengan muatan -2.
Contoh 3.3:
8 O (2.6) + 2e O2- (2.8) seperti konfigurasi Ne
2-
16S (2.8.6) + 2e S (2.8.8) seperti konfigurasi Ar

2. LAMBANG LEWIS

Untuk menggambarkan keberadaan elektron valensi dalam suatu atom


dapat digunakan titik-titik atau lingkaran-lingkaran kecil disekeliling atom
unsur tersebut. Struktur ini dikenal dengan nama struktur Lewis. Cara
membuat struktur Lewis untuk unsur-unsur golongan utama sebagai berikut:
1. Jumlah titik atau lingkaran kecil sesuai dengan jumlah elektron valensi.
2. Letakkan titik atau lengkaran kecil tersebut mengelilingi atom unsur
tersebut. Apabila elektron valensi lebih dari 4, maka elektron yang kelima
dipasangkan dengan salah satu elektron lainnya.

Contoh 3.4:
Unsur Konfigurasi Elektron Lambang Lewis
7N 2.5
N

8 O 2.6
O
9 F 2.7
F

11Na 2.8.1 Li
20Ca 2.8.8.2 Ca

Dari uraian di atas jawablah pertanyaan yang berkaitan dengan


kecenderungan suatu unsur dan konfigurasi elektron gas mulia berikut!

KONSEP PERTANYAAN HASIL DISKUSI


1. Apakah yang
dilakukan unsur-unsur
Kecenderungan logam agar mencapai
suatu unsur keadaan stabil seperti gas
dalam sistem mulia?
periodik 2. Apakah yang
dilakukan unsur-unsur non
logam agar mencapai
keadaan stabil seperti gas
mulia?
1. Tuliskan konfigurasi
Konfigurasi eletron unsur-unsur gas
elektron gas mulia!
mulia 2. Berapakah elektron
valensi unsur-unsur gas
mulia?

1. Bagaimanakah cara
unsur-unsur golongan
Cara mencapai VIIA untuk mencapai
kestabilan keadaan stabil?
2. Apa yang dimaksud
unsur elektropositif dan
unsur elektronegatif?
Tentukan lambang Lewis
Lambang Lewis untuk unsur 8O, 11Na, dan
17Cl!

UJI PEMAHAMAN
1. Unsur-unsur golongan berapakah yang cenderung melepas elektron?
2. Unsur-unsur golongan berapakah yang cenderung menerima elektron?
3. Diketahui unsur A, B, C, dan D dengan nomor atom berturut-turut
adalah 6, 8, 10, dan 19. Unsur manakah yang paling stabil?
Bagaimanakah cara unsur-unsur tersebut untuk mencapai kestabilan?
4. Ion-ion apakah yang terbentuk dari unsur-unsur 7N, 17Cl, dan 38 Sr?
Sesuai dengan gas mulia manakah masing-masing ion yang dibentuk
tersebut?
5. Lengkapi tabel berikut:
Unsur Konfigurasi Elektron Kecenderungan Proses Gas Mulia
Elektron Valensi (melepas/ Pembentukan yang Ditiru
Unsur menerima) Ion
3 Li
4Be

7N

8O

35Br
3. IKATAN IONIK

Suatu atom dapat bergabung dengan atom lain melalui ikatan kimia
yang terbentuk antara keduanya. Ikatan ionik terjadi pada senyawa-senyawa
ionik. Pada pembentukan senyawa-ionik dari atom-atomnya dalam fasa gas,
terjadi transfer satu atau lebih elektron valensi dari satu atom ke atom yang
lain. Dalam peristiwa tersebut jumlah elektron yang dilepas harus sama
dengan jumlah elektron yang diterima.
Contoh 3.5:
Na (g) + Cl (g) Na+ (g) + Cl- (g) (transfer 1 e dari atom Na ke atom
Cl)
Ca (g) + O (g) Ca2+ (g) + O2- (g) (transfer 2 e dari atom Ca ke atom
O)

Atom yang sebagian elektronnya pindah ke atom lain akan membentuk


ion positif atau kation, sedang atom yang menerima elektron dari atom lain
akan membentuk ion negatif atau anion. Transfer elektron tersebut diikuti
dengan terjadinya gaya tarik antara ion positif dan ion negatif sehingga
terbentuk senyawa yang tersusun atas ion-ion yang disebut senyawa ionik.
Contoh 3.6:
Na+ (g) + Cl- (g) NaCl (g)
2+ 2-
Ca (g) + O (g) CaO (g)

Penggunaan lambang lewis untuk menggambarkan ikatan ionik pada


senyawa NaCl dapat dilihat pada persamaan berikut:
Transfer
elektron
xx xx
+
Na + x Cl xx [Na] + [ . x Cl xx ]-
xx
xx
Tarikan atau gaya tarik antara kation dan anion dalam senyawa ionik
disebut ikatan ionik (Brady, Russel, dan Holum, 2000). Ikatan senyawa ionik
sangat kuat, hal ini mengakibatkan titik didih dan titik teleh senyawa ionik
sangat tinggi. Apabila senyawa ionik dilarutkan dalam air maka akan terurai
menjadi ion-ionnya, sehingga larutannya dapat menghantarkan arus listrik.
Rumus kimia senyawa ionik merupakan rumus empiris.
Ion-ion positif yang terbentuk dari logam alkali dan alkali tanah
(golongan IA dan IIA) melalui gaya elektrostatik akan tarik-menarik dengan
ion-ion negatif dari unsur-unsur golongan VIA dan VIIA membentuk zat
padat. Pada pembentukan zat padat ini dibebaskan sejumlah energi yang
disebut energi kisi, sehingga keberadaannya lebih stabil. Dengan cara inilah
ion positif dan ion negtif membentuk ikatan ionik. Misalnya, reaksi logam
Na dan gas Cl2 meliputi langkah-langkah :
1. Na (s) Na (g)
Na (g) Na+(g) + e-
2. Cl2 (g) 2 Cl (g)
Cl (g) + e- Cl- (g)
3. Na+ (g) + Cl- (g) Na+Cl-(s)

Secara energetik pembentukan senyawa ionik dari unsur-unsurnya


adalah menguntungkan apabila: (1) senyawa ionik yang terbentuk memiliki
energi potensial yang lebih rendah daripada atom-atom pembentuknya, seperti
contoh-contoh berikut:
Na (s) + Cl2 (g) NaCl (s) Hf = - 410,90
kJ/mol
Ca (s) + O (g) CaO (s) Hf = - 635,09
kJ/mol
dan (2) struktur yang diadopsi oleh senyawa ionik yang terbentuk merupakan
struktur yang memiliki energi potensial yang terendah, yaitu struktur dengan
kestabilan termodinamika terbesar.

Ikatan ionik disebut juga ikatan elektrovalen atau heteropolar. Kisi


kristal senyawa ionik terdiri atas kation-kation dan anion-anion yang tersusun
secara teratur dan berulang (periodik). Pola susunan yang teratur dan berulang
dari ion-ion yang terdapat dalam suatu kristal menghasilkan kisi kristal dengan
bentuk tertentu. Kisi kristal senyawa ionik ada bermacam-macam. Contoh
kisi kristal NaCl adalah kubus berpusat muka (face centered cubic).
Sifat sifat senyawa ionik yaitu:
1. Memiliki daya hantar listrik yang rendah dalam keadaan padat, tetapi
cukup tinggi dalam keadaan lebur atau terlarut dalam pelarut polar. Daya
hantar yang tinggi senyawa ionik dalam kedaa lebur disebabkan oleh
adanta kation-katin dan anion-anion yang dapat bergerak bebas di bawah
pengaruh medan listrik. Dalam keadaan padat, ion-ion dalam senyawa
ionik terikat secara kuat dalam kisi kristal dan tidak bebas bergerak.
2. Memiliki titik lebur dan titik didih yang tinggi, karena ikatan ionik kuat
dan menuju kesegala arah.
3. Mudah larut dalam pelarut polar yang mempunyai tetapan dielketrik yang
tingg.
4. Umumnya keras tetapi rapuh.
Dari uraian di atas jawablah pertanyaan yang berkaitan dengan
pembentukan ikatan ionik berikut:
KONSEP PERTANYAAN HASIL DISKUSI
Ikatan ionic Tuliskan langkah-langkah
terbentuknya ikatan ionik
antara:
7 16
1. 3Li dengan 8O
40
2. 20Ca dengan
35
17Cl
39 32
3. 19K dengan 16
S
42
4. 21Mg dengan
16
8O
23
5. 11Na dengan
31
16S
UJI PEMAHAMAN

1. Apa yang dimaksud dengan ikatan ionik?


2. Bagaimana proses pembentukan senyawa ionik?
3. Ramalkan rumus senyawa ionik dari pasangan berikut:
a. 12 Mg dengan 35 Br
b. 56Ba dengan 8O
4. Bagaimanakah terbentuknya ikatan ionik antara unsur-unsur golongan IA
dalam sistem periodik dengan unsur-unsur golongan VIIA? Jelaskan!
5. Bagaimanakah terbentuknya ikatan ionik antara unsur-unsur golongan IIA
dalam sistem periodik dengan unsur-unsur golongan VIA? Jelaskan!

4. IKATAN KOVALEN

Sifat kimia maupun fisika suatu senyawa seperti dapat menghantarkan


arus listrik, kepolaran, kereaktifan, bentuk molekul, warna, sifat magnet, dan
titik didih yang tinggi dapat dijelaskan melalui berbagai teori mengenai ikatan
kimia. Ikatan yang terbentuk antara 2 atom dengan cara menggunakan secara
bersama pasangan elektron disebut ikatan kovalen (ko = bersama, valen =
bergabung).
Pada unsur-unsur gas mulia kulit terluar atomnya mempunyai 8
elektron dan sukar bereaksi dengan unsur lain. Kedua hal tersebut merupakan
alasan bagi G.N. Lewis dan Kassel untuk mengemukakan gagasan mengenai
ikatan kimia. Apabila suatu atom berikatan dengan atom-atom lain dan
membentuk senyawa, maka atom-atom tersebut mengalami perubahan
sedemikian rupa, sehingga mempunyai konfigurasi elektron yang
menyerupai konfigurasi elektron atom unsur gas mulia yaitu 8 elektron
pada kulit terluar (2 elektron pada atom atom He). Sehingga teori Lewis
mengenai ikatan kovalen disebut dengan teori oktet.
Setiap atom yang berikatan secara kovalen mempunyai 8 elektron di
sekeliling tiap atom, keculai pada atom H hanya mempunyai 2 elektron di
sekeliling atomnya.Berikut ini beberapa contoh senyawa yang terbentuk
melalui ikatan kovalen.

Cl
H

H:H H H

Gambar 3.4
Pembentukan Ikatan Kovalen pada Molekul HCl dan H2
Sumber Encarta 2004 dan Koleksi Pribadi
Pada pembentukan senyawa HCl, 1 elektron Cl dan 1 elektron H
digunakan bersama supaya Cl mempunyai 8 elektron valensi dan H
mempunyai 2 elektron valensi. Sedangkan pada pembentukan senyawa H2,
atom 1H dengan elektron valensi 1 bergabung dengan atom H lainnya.
Masing-masing menggabungkan 1 elektron untuk memperoleh 2 elektron
valensi. Dengan demikian, masing-masing atom telah menjadi stabil.

Atom-atom yang berikatan secara kovalen umumnya adalah atom-


atom non logam. Namun terdapat perkecualian, seperti unsur Be yang
cenderung berikatan secara kovalen dengan atom unsur non logam. Gabungan
atom-atom melalui ikatan kovalen dinamakan molekul.
Beberapa sifat fisis yang dimiliki oleh ikatan kovalen adalah:
a. Berupa gas, cairan, atau padatan lunak pada suhu ruang
b. Bersifat lunak dan tidak rapuh
c. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah
d. Umumnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik
e. Umumnya tidak dapat menghantarkan listrik

Ikatan pada berbagai senyawa kovalen dapat dijelaskan melalui


struktur Lewis. Atom-atom membentuk ikatan kovalen dengan cara
membentuk pasangan elektron hasil sumbangan kedua atom yang berikatan.
Untuk membentuk satu ikatan kovalen tunggal, setiap atom menyumbangkan
satu elektron valensinya. Bila antara kedua atom terbentuk ikatan kovalen
ganda (rangkap) maka setiap atom akan menyumbangkan elektron sesuai
dengan derajat penggandaannya. Yang dapat disumbangkan atau
dipergunakan pada pembentukan ikatan kovalen adalah elektron yang belum
berpasangan.

a. Pembentukan Ikatan Kovalen Tunggal


1) Pada molekul H2

2) Pada molekul H2O

3) Pada Molekul Cl2

Cl2
b. Pembentukan ikatan kovalen rangkap
1) Pada molekul O2 terdapat 2 pasang elektron ikatan, sehingga
menghasilkan ikatan kovalen rangkap dua.

2) Pada molekul N2 terdapat 3 pasang elektron ikatan, sehingga


menghasilkan ikatan kovalen rangkap tiga.

Gambar 3.5
Nitrogen cair
Sumber Encarta 2004

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap molekul senyawa,


dikemukakan beberapa langkah yang dapat digunakan dalam menuliskan
struktur Lewis, yaitu:
1) Jumlahkan elektron valensi setiap atom yang berikatan. Untuk ion
tambahkan atau kurangi dengan sejumlah elektron sesuai dengan
muatan negatif atau muatan positif ion bersangkutan.
2) Gunakan satu pasang elektron untuk membentuk ikatan antar dua atom
yang berikatan.
3) Lengkapi elektron dari atom yang terikat pada atom pusat sehingga
memenuhi hukum oktet (kecuali untuk hidrogen).
4) Sisa elektron ditempatkan pada atom pusat.
5) Bila atom pusat belum memenuhi hukum oktet, lakukan pengaturan
kembali dengan membentuk ikatan rangkap 2 atau 3.

c. Penyimpangan Kaidah Oktet


Tidak semua senyawa dalam membentuk ikatan memenuhi kaidah
oktet. Ada beberapa senyawa yang menyimpang dari hal tersebut.
Contoh 3.6 Penyipangan Kaidah Oktet

1) Oktet tidak lengkap

Senyawa Struktur Lewis Keterangan


BeCl2 .. .. Be setelah berikatan
: Cl : Be : Cl : memiliki 4 elektron
.. ..
BH3 H : B : H B setelah berikatan
.. memiliki 6 elektron
H

2) Oktet Berkembang

Senyawa Strukutr Lewis Keterangan


PCl5 P setelah berikatan
: Cl : memiliki 10 elektron

: Cl : P : Cl :

: Cl : : Cl :

SF6 S setelah berikatan
: F : : F : memiliki 12 elektron

: F : S : F :

:F : : F :

Dari uraian di atas jawablah pertanyaan yang berkaitan dengan


pembentukan ikatan kovalen berikut!

KONSEP PERTANYAAN HASIL DISKUSI


Ikatan 1. Tuliskan
Kovalen langkah-langkah terbentuknya
ikatan antara:
a. 1
1H
16
dengan 8O dalam molekul H2O
b. 12
6C
35
dengan 17Cl dalam molekul
CCl4
c. 1
1 H, 168O
32
dan 16 S dalam molekul H2SO4
2. Unsur 15X berikatan dengan
17Ymembentuk senyawa dengan
mengikuti kaidah oktet.
a. Tentukan ikatan yang
terjadi antara X dan Y!
b. Tentukan struktur Lewis
yang terjadi!
3. Tuliskan struktur Lewis dari SF4!
Apakah atom S mengikuti kaidah
oktet? Jelaskan!

UJI PEMAHAMAN
1. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan kovalen?
2. Berdasarkan jumlah pasangan elektron hasil sumbangan kedua
atom yang dipakai secara bersama-sama, ada berapa macam ikatan
kovalen yang kalian kenal? Beri masing-masing contoh
molekulnya!
3. Gambarkan dengan struktur Lewis terbentuknya NH3, CH4, H2, dan
Br2!
4. Struktur gas mulia manakah yang dibentuk oleh N dalam molekul
NH3; C dalam CH4; O dalam H2O; dan Br dalam Br2?
5. Gambarkan struktur Lewis dari CO2, SO2, C2H4, dan C2H2!

5. IKATAN KOVALEN POLAR

Apabila dua atom yang berbeda berikatan dan antara kedua atom
tersebut mempunyai perbedaan keelektronegatifan cukup besar, maka
pasangan elektron ikatan akan berada lebih dekat dengan unsur yang lebih
elektronegatif dan menjauhi atom unsur yang lebih elektropositif. Makin
besar perbedaan keelektronegatifannya, makin jauh pula pemisahan muatan
dan terbentuklah dipol (dwi kutub).
Molekul-molekul yang memiliki dipol disebut molekul polar dan
ikatan yang membentuk molekul itu ialah ikatan kovalen polar. Makin besar
perbedaan keelektronegatifan unsur-unsur yang berikatan, makin polar pula
molekul yang terbentuk. Kepolaran suatu molekul dapat diketahui dari harga
momen dipolnya.
Gambar 3.5
Ikatan kovalen polar molekul HCl dan kovalen nonpolar pada molekul H2 .
Bandingkan arah awan elektron pada kedua molekul tersebut.
Sumber encarta 2004

Semakin besar harga momen dipol, semakin polar senyawa yang


bersangkutan. Senyawa nonpolar mempunyai momen dipol nol. Momen
dipol Beberapa Senyawa terdapat dalam tabel 3.2 di bawah ini.

Molekul Momen Dipol (D)


HF 1,91
HCl 1,03
HBr 0,78
Hl 0,38
H2O 1,85
NH3 1,49
SO2 2,62
BF3 0
CO2 0

Kepolaran molekul poliatom ditentukan baik oleh kepolaran ikatan


maupun oleh struktur ruang molekul tersebut. Sebagai contoh, ikatan C-Cl
bersifat polar, tetapi sentawa CCl4 ternyata bersifat nonpolar. Mengapa
demikian? Struktur ruang CCl4 adalah tetrahedral, dengan atom C sebagai
pusatnya dan atom Cl pada sudut-sudutnya. Struktur ruang CCl4 dapat dilihat
pada Gambar di bawah ini.

Gambar 3.6
Struktur Ruang CCl4
Sumber Encarta 2004

Kesimetrisan bentuk molekul CCl4 menyebabkan titik berat muatan


negatif berhimpit dengan titik berat muatan positif molekul, yaitu pada atom
C. Sehingga, molekul CCl4 bersifat non polar. Sifat kepolaran senyawa CCl4
akan berubah menjadi polar apabila satu Cl dari molekul tersebut diganti
dengan atom H, karena kepolaran satu ikatan C-H berbeda dengan kepolaran
tiga ikatan C-Cl yang lain.

Kegiatan Laboratorium
Untuk dapat membedakan senyawa polar dan non polar lakukan percobaan
berikut!

1. Pasanglah alat seperti pada gambar!

2. Tuliskan nama alat yang akan kalian gunakan untuk kegiatan ini!
3. Cara Kerja
Kegiatan Pengamatan
a. Masukkan air ke dalam 1. Amati apa yang terjadi setelah
buret penggaris tersebut didekatkan
b. Gosoklah penggaris pada aliran zat yang di uji?
plastik dengan kain wool! 2. Jelaskan mengapa hal itu
c. Buka kran buret, biarkan terjadi?
air mengalir kemudian
dekatkan penggaris plastik
pada aliran air, kemudian
amati apa yang terjadi!
d. Ulang kegiatan tersebut
dengan mengganti air
dengan alkohol,
kloroform, amonia, dan
larutan asam klorida!
4. Hasil Diskusi
Zat yang diuji Dibelokkan Tidak dibelokkan
Air
Alkohol
Kloroform
Asam klorida
Penjelasan:

5. Kesimpulan:
UJI PEMAHAMAN
1. Mengapa CO2 bersifat nonpolar? Jelaskan berdasarkan struktur ruangnya!
2. Mungkinkah unsur-unsur sejenis mebentuk ikatan kovalen polar?
Mengapa?
3. Ikatan antara unsur-unsur golongan manakah yang merupakan ikatan
kovalen polar?
4. Apakah kepolaran ikatan selalu menyebabkan kepolaran molekul?
Jelaskan sebabnya!

5. Diketahui molekul-molekul:
a. H2 b. CO2 c. CH4 d. HF
6. Manakah yang bersifat polar dan manakah yang bersifat non polar?
Jelaskan sebabnya!

6. IKATAN KOVALEN KOORDINASI (DATIV)

Pada pembentukan senyawa kovalen, pasangan elektron yang dipakai


untuk berikatan bisa berasal dari kedua atom atau berasal dari salah satu atom
yang berikatan.
Dalam senyawa tertentu pasangan elaktron yang dipakai berikatan
berasal dari salah satu atom yang berikatan, sedangkan atom yang lainnya
hanya menerima saja pasangan elaktron yang dipakai berikatan tersebut.
Ikatan kovalen yang terbentuk disebut ikatan kovalen koordinasi atau ikatan
dativ. Pasangan elektron ikatan pembentuk ikatan dativ digambarkan dengan
anak panah kecil yang arahnya menuju atom yang menerima pasangan
elektron. Contoh terbentuknya senyawa NH3.AlCl3 melalui reaksi:

Cl H Cl H Cl
H

Cl Al + : N H Cl Al : N H atau Cl Al N H

Cl H Cl H Cl
H

UJI PEMAHAMAN

1. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan kovalen koordinat (dativ)?


2. Gambarkan terbentuknya ikatan kovalen dativ antara:
a. BF3 dan NH3
b. NH3 dan H+
c. H+ dan H2O
d. BCl3 dan NH3
7. IKATAN LOGAM

Gambar 3.6
Perkaratan Besi
Sumber Encarta 2004

Sifat unsur logam yang mudah kita kenali secara umum adalah dapat
menghantarkan listrik dan panas, mempunyai kilap yang khusus, titik didih
dan titik leleh tinggi, dapat ditempa dan dibengkokkan, dapat membentuk
aliasi dengan logam lain, serta tersusun dalam kristal logam. Kristal logam
yang umum dikenal adalah yang berbentuk kubus berpusat muka, heksagonal
tersusun rapat, dan kubus berpusat ruang.
Ikatan macam apakah yang terdapat di antara atom-aton logam dalam
kisi kristalnya? Ikatan ionis tidak mungkin terdapat di antara atom-atom
logam, karena tidak mungkin pula terjadi perpindahan elektron dari satu atom
logam ke atom yang sejenis. Ikatan kovalen juga tidak mungkin terbentuk,
karena dalam kristal logam, ternyata sebuah atom dikelilingi oleh 8 atau 12
atom yang lain, sedangkan valensi elektron dari logam-logam adalah 1, 2, 3,
atau 4.
Untuk menjelaskan berbagai sifat logam, dikemukakan beberapa teori
mengenai ikatan yang terdapat di antara atom-atom logam antara lain adalah:

Teori Awan Elektron


yang Dikemukakan oleh Drude dan Lorentz pada Awal Abad ke-20

Menurut teori ini, di dalam kristal logam setiap atom melepaskan


elektron valensinya, sehingga terbentuk awan elektron dan kation yang
bermuatan positif dan tersusun rapat dalam awan elektron tersebut. Ion logam
yang bermuatan positif tersebut terdapat pada jarak tertentu satu sama lain
dalam kristalnya. Karena elektron valensi tidak terikat pada salah satu ion
logam atau pasangan ion logam, tetapi terdelokalisasi terhadap semua ion
logam, maka elektron valensi tersebut bebas bergerak ke seluruh bagian dari
kristal logam, sama halnya dengan molekul-molekul gas yang dapat bergerak
dengan bebas dalam ruangan tertentu.

Jadi menurut teori ini, kristal logam terdiri dari kumpulan ion logam
bermuatan positif di dalam lautan elektron yang mudah bergerak. Ikatan
logam terdapat antara ion logam positif dan elektron yang mudah bergerak
tersebut.
Teori awan elektron yang juga disebut teori elektron bebas, teori lautan
elektron, atau fluida elektron. Teori ini secara kualitatif dapat menjelaskan
berbagai sifat fisika dari logam, seperti sifat mengkilap, dapat menghantarkan
listrik dan panas, dapat ditempa, dibengkokkan, dan ditarik.

a. Sifat mengkilap
Bila cahaya tampak jatuh pada permukaan logam, sebagian elektron
valensi yang mudah bergerak tersebut akan tereksitasi. Ketika elektron
yang tereksitasi tersebut kembali kepada keadaan dasarnya, maka energi
cahaya dengan panjang gelombang tertentu (di daerah cahaya tampak)
akan dipancarkan kembali. Peristiwa ini dapat menimbulkan sifat kilap
yang khas untuk logam.

b. Daya hantar listrik


Daya hantar listrik pada logam disebabkan karena adanya elektron
valensi yang mudah bergerak. Elektron-elektron valensi tersebut bebas
bergerak dalam medan listrik yang ditimbulkan sumber arus sehingga
listrik listrik dapat mengalir melalui logam.

c. Daya hantar panas


Sama halnya dengan daya hantar listrik, daya hantar panas juga
disebabkan adanya elektron valensi yang dapat bergerak dengan bebas.
Bila bagian tertentu dari logam dipanaskan, maka elektron-elektron pada
bagian logam tersebut akan menerima sejumlah energi sehingga energi
kinetisnya bertambah dan gerakannya makin cepat. Elektron-elektron
yang bergerak dengan cepat tersebut menyerahkan sebagian energi
kinetisnya kepada elektron lain sehingga seluruh bagian logam menjadi
panas dan naik suhunya.

d. Dapat ditempa, dibengkokkan, dan ditarik


Elektron valensi dalam kristal logam memiliki sifat mudah bergerak.
Elektron-elektron tersebut mengelilingi ion logam yang bermuatan positif
secara simetri, karena gaya tarik antara ion logam dan elektron valensi
sama ke segala arah. Ikatan dalam kisi kristal logam tidak kaku seperti
ikatan ikatan dalam kristal senyawa kovalen, sebab dalam kisi kristal
logam tidak terdapat ikatan yang terlokalisasi.
Karena gaya tarik setiap ion logam yang bermuatan positif terhadap
elektron valensi sama besarnya, maka suatu lapisan logam yang bermuatan
positif mudah bergeser. Bila sebah ikatan logam putus, maka akan segera
terbentuk ikatan logan baru. Karena itu logam dapat ditempa menjadi
sebuah lempeng yang sangat tipis dan ditarik menjadi kawat yang halus
dan dibengkokkan.
ion perak

Elektron valensi

Gambar 3.7
Pergeseran Lapisan ion-ion Logam Bermuatan Negatif dalam Kristal Logam
Sumber Encarta 2004

UJI PEMAHAMAN
1. Jelaskan tentang ikatan logam berdasarkan teori awan elektron!
2. Jelaskan sifat-sifat logam beikut berdasarkan ikatan logam!

8. SIFAT FISIS SENYAWA ION, SENYAWA KOVALEN DAN SENYAWA


LOGAM
Sifat fisis suatu senyawa ditentukan oleh gaya antar partikel penyusun
zat. Gaya antar partikel yang terjasi pada suatu senyawa tergantung pada jenis
ikatan yang terjadi pada zat tersebut. Misalnya pada senyawa ionik dan senyawa
logam, gaya antar partikel tersebut adalah ikatan ionik dan ikata logam tersebut.
Sedangka pada senyawa kovalen, gaya antar partikel tersebut adalah gaya antar
molekul. Untuk lebih jelas marilah kita lihat perbedaan ketiga senyawa tersebut.
Senyawa ionik Senyawa Logam
Kovalen
Jenis ikatan kimia Ikatan ion Ikatan Kovalen Ikatan Logam
Partikel penyusun Ion-ion positif dan Molekul-molekul Ion-ion positif yang
ion nrgatif dikelilingi oleh
lautan elaktron
Gaya antar Ikatan ionik Gaya Ikatan logam
partikel berupa gaya elektrostatik yang berupa gaya
elektrostatik yang relatif lemah elektrostatik yang
kuat antar ion kuat antara ion-ion
positif dan negatif positif dan elektron-
elektron bebas.
Bandingkan sifat fisis dari senyawa ionik, senyawa kovalen dan logam!
1. Unsur-unsur gas mulia mempunyai konfigurasi elektron stabil.
a. Apakah yang dimaksud dengan konfigurasi elektron stabil?
b. Apakah yang dilakukan oleh suatu unsur untuk mencapai keadaan stabil?
c. Apakah yang dimaksud dengan sistem oktet dan duplet?

2. a. Apakah yang dimaksud dengan ikatan ionik?


b. Buatlah lambang Lewis untuk menggambarkan terbentuknya ikatan ionik
pada seyawa berikut:
1) NaCl 2) K2O
3) AlCl3

3. a. Apakah yang dimaksud dengan ikatan Kovalen ?


b. Buatlah peta konsep tentang pembagian ikatan kovalen!
c. Buatlah lambang Lewis untuk menggambarkan terbentuknya ikatan
kovalen pada seyawa berikut:
1) NH3 2) H2SO4 3) CO2

4. Bagaimana proses bergabungnya NH3 dengan ion H+? Ikatan apa yang terjadi
pada senyawa tersebut?

5. Bagaimanakah sifat fisis yang dimiliki oleh senyawa-senyawa yang berikatan


ionik?

6. Bagaimanakah sifat fisis yang dimiliki oleh senyawa-senyawa yang berikatan


kovalen ?

7. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan logam?

8. Bagaimanakah sifat fisis dari logam?

9. Mengapa logam bersifat rapuh?

10. Unsur X memiliki nomor massa 31 dan jumlah netron dalam inti atomnya
adalah 16 buah. Bereaksi dengan unsur Y yang mempunyai nomor atom 17.
a. Ikatan apa yang terjadi antara X dan Y?
b. Bagaimanakah Struktur Lewis dan proses terbentuknya ikatan antara X
dan Y?
c. Bagaimanakah rumus kimia senyawa yang dihasilkan?
ikatan ionik : ikatan yang terjadi sebagai akibat serah terima elektron
antar atom

ikatan kovalen : ikatan yang terjadi karena adanya pemakaian bersama


sepasang elektron atau lebih.

ikatan logam : ikatan yang terjadi akibat penggunaan bersama elektron-


elektron oleh atom-atom logam

senyawa : penggabungan dari atom-atom unsur yang berbeda


melalui
ikatan antara partikel-partikel yang disebut ikatan kimia
TATA NAMA SENYAWA DAN
PERASAMAAN REAKSI
LOGAM
Contoh :
Fe = besi
Al = Aluminium

ATOM ATOM
MONOATOMIK NON LOGAM
Contoh :
S = Belerang
He = Helium

RUMUS KIMIA
TATA NAMA

RUMUS EMPIRIS
Contoh : CH
CH2O
MOLEKUL H2O

SENYAWA
ORGANIK
Contoh :
CH4 = metana
C2H4 = etana
C2H5OH = etanol
RUMUS
MOLEKUL
SENYAWA
BINER
Contoh :
- NaCl = Natrium
klorida
- KI = Kalium Iodida
SENYAWA
ANORGANIK
SENYAWA
POLIATOM
Contoh :
Na2SO4 = Natium Sulfat
Fe(NO3)3 = Besi (II) Nitrat

ASAM
Contoh :
HI = Asam Iodida
H2SO4 = Asam Sulfat
KOMPETENSI DASAR :
Menuliskan nama senyawa anorgonik dan organic
sederhana serta persamaan reaksinya.

TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat :
Menuliskan nama-nama senyawa biner dan poliatom dari senyawa
anorganik dan organik
Menyetarakan persamaan reaksi sederhana dengan diberikan
nama-nama yang terlibat dalam reaksi

MANFAAT HASIL BELAJAR:


Siswa dapat mennuliskan nam senyawa anorganik
Siswa dapat menuliskan nama senyawa organik
Siwa dapat menetarakan persamaan reaksi sederhana

Sekitar kita banyak di temukan macam-macam


zat kimia dan zat
tersebut mempunyai
nama tertentu sesuai
dengan karakternya.
Dengan perkembangan
ilmu kimia yang sangat
pesat, semakin banyak
zat berupa senyawa
Gambar 4.1 baik organik maupun
Pemanasan Besi anorganik. Maka untuk mempermudah
Sumber : Encarta 2005
mempelajarinya dalam ilmu kimia banyak dijumpai
lambang-lambang yang bertujuan menyederhanakan
suatu konsep. Penggunaan lambang dan simbul
dalam ilmu kimia diatur oleh suatu badan
internasional yang disebut IUPAC (International
Union Pure and Applied Chemistry).

Dalam bab ini akan dibahas pemberihan lambang-lambang atau simbol-


simbol bagi suatu zat yang menunjukkan komposisi zat tersebut disebut Rumus
Kimia. Serta memberikan lambang-lambang bagi suatu perubahan kimia (Reaksi
Kimia) disebut Persamaan Reaksi

No Masalah No Diskusi
1 Apakah zat disekeliling kita
mempunyai nama ?
Pernahkah kalian mengunjungi
supermarket?Bagaimana cara
menempatkan zat-zat tersebut ?
2 Pernahkah kalian membaca
komposisi zat yang rertera pada
tempat salah satu produk dalam
kebutuhan sehari-hari.

3 Nama kimia sering tercantum


pada komposisi zat.Kenalkah
kalian rumus kimianya?

4 Coba sebutkan beberapa produk


kebutuhan sehari-hari yang
komposisinya tercantum nama
kimia ?
5 Tentunya kalian mengenal nama
dan rumus kimia zat yang
banyak digunakan dalam
kehidupan sehari .

1. RUMUS KIMIA
Untuk mengenal tata nama zat kimia awal mula kita mengenal rumus
kimia dari senyawa, rumus kimia adalah gambaran suatu zat dengan
menggunakan simbol atau lambang. Penulisan tata nama senyawa diperlukan
pengetahuan tentang pertikel penyusun materi khususnya senyawa.
Pada saat kalian duduk di bangku SMP kelas IX kalian telah mengenal
istilah partikel materi. Terdapat tiga pertikel materi yakni atom, molekul dan ion,
ketiga partikel ini merupakan komponen terkecil materi yang masih memiliki sifat
yang sama dengan sifat materi tersebut. Kecuali ketiga jenis partikel meteri di atas
juga telah diperkenalkan istilah partikel unsur, contoh, Al, Fe dan senyawa
partikel, contoh, H2, O2.

No Masalah No Diskusi
Jelaskan pengertian partikel
1 materi 1

Jelaskan dengan singkat


2 istilah atom, molekul dan ion 2

Jelaskan istilah partikel unsur


3 dan contohnya 3

4 Sebutkan contoh partikel 4


unsur yang termasuk:
a. Logam
b. Non logam

Jelaskan istilah pertikel


5 senyawa dan contohnya 5

Rumus kimia suatu zat memuat informasi tentang jenis unsur dan
perbandingan atom-atom unsur penyusun zat.Lambang unsur menunjukkan jenis
unsur sedangkan angka indeks menunjukkan perbandingan atom atom unsur.

Contoh : - Rumus kimia gas oksigen

O2 O = lambang unsur oksigen


2 = angka indeks 0 = 2
Gambar 4.2
- Rumus kimia air Molekul O2
Sumber : Milik pribadi
H2O H = lambang unsur Hidrogen
O = lambang unsur Oksigen
2 = angka indeks H = 2
Gambar 4.3
Molekul H2O 1 = angka indeks O = 1
Sumber : Milik Pribadi

Rumus kimia zat dapat berupa :

Rumus kimia unsur-unsur monoatomik.


Unsur-unsur yang partikelnya merupakan atom tunggal dan mempunyai rumus
kimia yang sesuai dengan lambang unsure tersebut.
Contoh : - Emas mempunyai rumus kimia Au
- Besi mempunyai rumus kimia Fe
- Belerang mempunyai rumus kimia S
- Helium mempunyai rumus kimia He

Gambar 4.4
Macam- macam logam
Rumus kimia unsure-unsur diatomik Sumber : milik pribadi
Unsur-unsur yang partikelnya merupakan molekul beratom dua dan mempunyai
rumus kimia yang sesuai dengan lambang unsure tersebut.
Contoh :- Hidrogen mempunyai rumus kimia H2
- Oksigen mempunyai rumus kimia O2
- Nitrogen mempunyai rumus kimia N2

Gambar 4.5
Model atom
Sumber : milik pribadi
Rumus Empiris ( RE)
Rumus empiris digunakan untuk menyatakan jenis dan perbandingan paling
sederhana dari atom-atom unsur dalam senyawa.
Contoh : CH , CH2O , H2O, NaCl

Rumus Molekul (RM)


Menyatakan jenis dan perbandingan atom-atom unsur dalam molekul unsur atau
senyawa.
Contoh : H2 , O2 , NH3 , C6H12O6

Tabel.4.1 BEBERAPA CONTOH RUMUS KIMIA

No Nama Molekul Rumus Rumus Perbandingan


Senyawa Molekul Empiris terkecil atom-
atom
unsure(RE)
1 Hidrogen Molekul unsure H2 H2 2 atom H
2 Oksigen Molekul unsur O2 O2 2 atom O
3 Air Molekul H2O H2O H:O=2 : 1
4 Karbon Senyawa CO2 CO2 C:O = 1 : 2
dioksida Molekul
5 Metana Senyawa CH4 CH4 C:H=1:4
6 Glukosa C6H12O6 CH 2O C: H:O = 1:2:1
7 Benzana Molekul C6H6 CH C:H= 1:1
Senyawa
Molekul
Senyawa
Molekul
Senyawa

Contoh Soal :4.1


Bila rumus molekul gas Butana = C4H10 . Sebutkan perbandingan atom-atom
unsurnya.

Penyelesaian : 1molekul C4H10 terdiri atas 4 atom C dan 10 atom H


Perbandingan C : H = 4 : l0 atau C : H = 2 : 5

Contoh Soal :4.2


Rumus molekul gula tebu = C12H22O11 .Bila diketahui 2 molekul gula tebu,
tentukan jumlah atom-atom penyusunnya.

Penyelesaian :
l molekul gula tebu = C12H22O11
2 molekul gula tebu = 2 C12H22O11 , berarti terdiri dari 24 atom C ,
44 atom H dan 22 atom O .

B. TATA NAMA SENYAWA KIMIA


Tata nama sistematik dari senyawa kimia disusun dan diatur oleh IUPAC ,
sebagai berikut :
a. Tata nama senyawa an organik
@ Senyawa biner antara logam dan nonlogam
- Senyawa biner antara logam dan non logam akan membentuk senyawa
ion.Logam sebagai ion positif (kation) ditulis lebih dahulu kemudian non
logam sebagai ion negative (anion) yang berakhiran -ida.
- Penulisan rumus senyawa:
Untuk menulis rumus bangun selalu dimulai dengan ion posilitif
Perbandingan ion positif dengan ion negative sedemikian rupa,
sehingga diperoleh jumlah total muatan positif sama dengan jumlah total
muatan negative, rumus bangun harus dalam keadaan muatan listrik netral
Yang selalu dipilih adalah zat sekecil mungkin yang bermuatan
listrik netral. Kita selalu menulis rumus empiris untuk senyawa ion
Misalnya :
Kation = Ay+
Anion = Bx+
Ay+ Bx+ AxBy

Tabel : l.2. BEBERAPA NAMA KATION

Nama Nama logam Kation dan Nama kation


golongan muatannya
Alkali (IA) Litium Li+ Ion litium
Natrium Na+ Ion natrum
Kalium K+ Ion kalium
Rubidium Rb+ Ion rubidium
Sesium Cs+ Ion sesium
Alkali tanah Magnesium Mg2+ Ion magnesium
(IIA) Kalsium Ca2+ Ion kalsium
Stronsium Sr2+ Ion stronsium
Barium Ba2+ Ion barium
Aluminium Aluminium Al3+ Ion aluminium
(IIA)
Transisi Perak Ag+ Ion perak
(B) Tembaga Cu+ Ion tembaga (I)
Cu2+ Ion tembaga (II)
Emas Au+ Ion emas (I)
Au3+ Ion emas (III)
Seng Zn2+ Ion seng
Besi Fe2+ Ion besi (II)
Fe3+ Ion besi (III)
Kobalt Co2+ Ion kobalt (II)
Krom Co3+ Ion kobalt (III)
Cr2+ Ion krom (II)
Kadmium Cr3+ Ion krom (III)
Cd2+ Ion kadmium

Tabel 4.3 Beberapa Anion dari Ion Non logam

Nama gologan Nama non Anion dan Nama anion


logam muatannya
Karbon (IVA) Karbon C4- Ion karbida
Silikon Si4- Ion silisida
Nitrogen(VA) Nitrogen N3- Ion nitrida
Fosforus P3- Ion fosfida
Arsenic As3- Ion arsenida
Oksigen (VIA) Oksigen O2- Ion oksida
Belerang S2- Ion sulfida
Selenium Se2- Ion selenida
Tellurium Te2- Ion tellurida
Halogen (VIIA) Flourin F- Ion florida
Klorin Cl- Ion klorida
Bromin Br- Ion bromida
Iodin I- Ion iodida

Contoh A.1 :
Kation Anion Rumus Kimia Nama Senyawa
K+ I- Kl Kalium Ionida
Na+ S2- Na2S Natrium Sulfida
Mg2+ O2- MgO Magnesium
Oksida
Al3+ Cl- AlCl3 Klorida
Aluminium

Logam transisi yang memiliki beberapa muatan, muatan


kation dinyatakan dengan angka romawi.

Contoh A.2:
Kation Anion Rumus Kimia Nama Senyawa
Fe2+ Cl- FeCl2 Besi (II) Klorida
Fe3+ Cl- FeCl3 Besi (III) Klorida
Au+ S2- Au2S Emas (I) Sulfida
Au3+ O2- Au2O3 Emas (III) Oksida
Senyawa biner antara nonlogam dan nonlogam
Senyawa biner antara non logam dengan non logam umumnya membentuk
molekul senyawa.
Tabel 4.4 : Data elektronegatifan non logam
IV A VA VI A VII A
C 2.5 N 3.0 O 3.5 F 4.0
Si 1.8 P 2.1 S 2.5 Cl 3.0
Ge As 2.0 Se 2.4 Br 2.8

Penamaan dimulai dari unsur non logam yang harga elektronegatifan rendah
kemudian unsur non logam yang harga elektronegatifan lebih tinggi yang diberi
akhiran -ida.
Contoh A.3 :
Anion Anion Molekul Senyawa Nama Senyawa
H- F- HF Hidrogen Fluorida
F- Cl- ClF Klorin Fluorida

Jika dua jenis non logam dapat membentuk lebih dari satu
jenis senyawa, maka digunakan awalan Yunani sesuai dengan indeks
dalam rumus kimianya.
Angka Nama Yunani
1 Mono
2 Di
3 Tri
4 Tetra
5 Penta
6 Heksa
7 Hepta
8 Okta
9 Nona
10 Deka
Contoh A.4:
Anion Anion Rumus Molekul Nama Molekul
4- 2-
C O C2O4 = CO2 Karbondioksida
Si4- S2- Si2O4=SiO2 Silikondioksida
N3- O2- N2O3 diNitrogentrioksida
3-
P Cl- PCl3 Fosfortriklorida

Senyawa yang mengandung ion poliatom


Banyak ion yang mengandung lebih dari satu atom oleh sebab itu
senyawa ini adalah ion yang mempunyai atom banyak (ion poliatom).
Senyawa ini menjadi tergabung ke dalam senyawa ionik. Tetapi
merupakan unit yang tersendiri dari pada umumnya tetap utuh dalam
kebanyakan reaksi kimia.
Pemberian nama dimulai dengan ion yang bermuatan positif
(kation) kemudian diikuti dengan ion poliatom.

Tabel 1.5 :
KATION DAN ANION POLIATOM DAN PENAMAANNYA

Contoh A.5:
Kation logam Anion Rumus kimia Nama senyawa
poliatom
K+ NO3- KNO3 Kalium Nitrat
Na+ CO32- Na2CO3 Natrium Karbonat
Ba2+ CN- Ba (CN)2 Barium Sianida
Mg2+ MnO4- Mg(MnO4)2 MagnesiumPermanganat
Al3+ SO32- Al2 (SO3)3 Aluminium Sulfit
Cu2+ PO33- Cu3 (PO3)2 Tembaga (II) Fosfit
Fe3+ CrO42- Fe2 (CrO4)3 Besi (III) Kromat

Untuk senyawa yang terdiri dari kation poliatom dengan


anion mono atom atau kation poliatom, penamaan dimulai dari nama
kation poliatom diikuti nama anionnya.

Contoh A.6:
Kation Anion Anion Rumus kimia Nama senyawa
poliatom mono poliatom
atom
NH4+ Cl- - NH4Cl Amonium klorida
NH4+ I- - NH4I Amonium Ionida
NH4+ - OH- NH4OH Amonium Hidroksida
NH4+ - SO42- (NH4)2SO4 Amonium Sulfat
NH4+ - AsO33- (NH4)3AsO3 Amonium Arsenit

Senyawa Asam
Nama untuk senyawa asam diawali dengan nama asam yang diikuti
dengan nama anionnya atau nama sisa asamnya.
Untuk senyawa molekul biner nama dapat diawali dengan hydrogen
kemudian sisa asamnya.

Contoh:
Ion H+ Anion ion sisa Rumus kimia Nama senyawa
asam
H+ I- Hl Asam ionida/hydrogen
H+ iodida
H+ S2- H2S Asam sulfida/hydrogen
H+ sulfida
H+ NO2- HNO2 Asam Nitrit
C2O42- H2C2O4 Asam oksalat
SbO43- H3SbO4 Asam Antimonat

b. TATA NAMA SENYAWA ORGANIK

Gambar 4.6
Model atom
Sumber : milik pribadi

Tata nama senyawa organik lebih kompleks dibandingkan senyawa


anorganic, hal ini terutama dikarenakan sebagian besar senyawa organic tidak
dapat ditentukan dari rumus kimianya saja, melainkan harus dari rumus
strukturnya, dan gugus fungsi yang diikat. Contor tata nama senyawa organic
yang sederhana.

a. Senyawa oraganik yang mengandung atom C dan H.


Rumus Rumus
Gugus Rumus
Jumlah kimia kimia
ALKIL Alkana Nama Nama Nama
atom C Alkena Alkuna
CnH2n +1 CnH2n + 2
CnH2n CnH2n - 2
-
1 CH3 CH4 Matana - - - -
2 C2H5- C2H6 Etana C2H4 Etana C2H2 Etuna
3 C3H7- C3H8 Propana C3H6 Propena C3H4 Propena
-
4 C4H9 C4H10 Butana C4H8 Butena C4H6 Butana

b. Senyawa organic yang mengandung gugus fungsi.


Jumlah ALKIL Gugus Fungsi Rumus kimia Nama
atom CnH2n + 1
1 CH3- - OH CH3OH Metanol
2 CH3- - CHO CH3-CHO Etanal
3 C2H5- - COOH C2H5COOH Asam
Propanoat
4 C2H5- - CO - C2H5COC2H5 Pentanon
5 C2H5- -O- C2H5O-C2H5 Etoksi
Etana

Catatan:
Tata nama yang mengandung gugus fungsi akan dibahas pada bab khusus
gugus fungsi senyawa karbon.

KEGIATAN 4.1:
Setelah mempelajari konsep di atas selesaikan kegiatan berikut:

No Konsep Pertanyaan Hasil diskusi


1 Rumus kimia Tulis rumus kimia dari dari zat-
zat berikut:
a.
Molekul senyawa yang
mengandung 6 atom C, 12
atom H dan 6 atom O
b.
S
enyawa ion yang mengandung
ion Mg2+ dan ion I-
c.
Molekul senyawa yang
mengandung 2 atom P dan 3
atom O
2 Rumus empiris Tulis rumus empiris dari senyawa
berikut:
a. C4H10
C

b. H5OH
c. Ca(OH)2
d. H2O2
3 Rumus dan tata Tulislah rumus nama semua
nama senyawa senyawa ion yang dibentuk oleh
kimia logam berikut dengan nonlogam
ion klorida dan dengan ion
sulfida
a. Kalium
b. Besi (II)
c. Tembaga
d. Perak
e. Karbon
4 Rumus kimia Tulis rumus kimia dari senyawa-
senyawa berikut:
a. Aluminium sulfida
b. Besi (III) oksida
c. Barium florida
d. Dinitrogen trioksida
e. Belerang dioksida
f. Natrium oksalat
g. Asam fosfit
h. Nikel nitrat
i. Propanol
j. Asam butanoat
5 Tata nama Tulis nama dari senyawa-
senyawa berikut:
a. Mg3P2
b. Cu2S
c. PBr3
d. CS2
e. Co(CN)3
f. (NH4)2 C2O4
g. SiO2
h. C2H5I
i. C3H7-OH
j. C2H5COC2H5
KEGIATAN:
Setelah mempelajari rumus kimia dan tata nama, diskusikan dengan teman
kalian rumus kimia dan tata nama posisi zat pada produk berikut.
Tulis yang dikenal
No Produk Komposisi
Rumus kimia Nama kimia
1 Fruit Tea - Air
X-Treme - Gula
- Ekstrak teh
- Asam Sitrat
- Asam Askorbat
- Konsentrat sari buah
- Perisa
2 Teh Botol - Air
Sosro - Ekstrak
teh melati
- Gula
3 Royko - Ekstra protein ikan
Pelezat Cair - Gula
- Garam
- Rempah
- Yeast ekstrak
- Penguat rasa natrium
inosinat & guanilat
- Pengawet natrium
benzoat
4 Saos tomat - Pasta tomat
indofood - Air
- Gula
- Pati jagung
- Asam cuka
- Rempah-rempah
- Pengawet natrium
benzoate
5 Nutri Sari - Gula pasir
- Asam sitrat
- Natrium sitrat
- Natrium karboksimetil
selulosa
- Flavor alami
- Kuning FCF Cl 15985
- Tartrazin Cl 19140
- Vitamin
- Mineral
6 Mylanta - Aluminium hidroksida
- Magnesium hidroksida
- Simeton
LATIHAN SOAL :
1. Tentukan jumlah atom masing masing unsure dalam rumus kimia berikut :
a. C6H12O6
b. C2H5OH
c. Na2SO4
d. CH3COOH
e. CuSO4.5H2O
2. Sebutkan nama senyawa berikut ini :
a. KCl f.. BaCO3
b. Na2S g. Ni3(PO3)2
c. CuO h. MgC2O4
d. FeI3 i. KMnO4
e. Al(NO3)3 j. NH4ClO4
3. Tentukan rumus kimia dari senyawa-senyawa berikut :
a. Natrium Sulfit f. Amonium Sulfida
b. Besi(III) bromida g. Kalium Fosfat
c. Barium oksalat h. Emas(III) klorida
d. Aluminium karbonat i. Perak Nitrit
e. Kobalt(II) asetat j. Litium arsenit

4. Jodohkanlah rumus senyawa yang ada disebelah kiri dengan nama senyawanya
yang ada disebelah kanan
a. CaCO3 1. kobalt(III) Nitrat
b. AgI 2. Barium karbonat
c. NH4Cl 3. Aluminium Sulfida
d. Co(NO3)3 4. Kalsium karbonat
e. BaCO3 5. Perak Iodida
f. Al2S3 6.Amonium Klorida
g. Cu2SO4 7. Besi(III) klorat
h. Ni3(PO4)2 8. Tembaga(II) sulfat
i. Fe(ClO3)3 9. Nikel Fosfat
j. Na2C2O4 10. Natrium Oksalat

5. Tulis nama senyawa-senyawa asam berikut :


1. HF
2. H2S
3.HCN
4. H2CO3
5.H3AsO3:
___________________________________

Partikel materi Komponen penyusun terkecil materi yang masih memiliki sifat
yang sama dengan sifat materi
Atom Partikel terkecil dalam unsure
Ion Satu atau kumpulan atom yang kehilangan atau memperoleh satu atau lebih
electron sehingga menjadi species yang bermuatan listrik
Molekul Kelompok yang terdiri dari dua atom atau lebih yang diikat oleh gaya
yang cukup kuat untuk mempertahankan keberadaannya dalam waktu yang
cukup lama
Unsur zat yang tidak dapat terurai menjadi zat yang lebih sederhana lewat cara-
cara kimia
Zat Materi yang tidak dapat dipisahkan lewat cara fisis menjadi dua materi atau
lebih dengan sifat yang berbeda
Non Logam Zat yang tidak memiliki kilat logam, penghantar listrik yang buruk,
dan tidak dapat ditempa
Rumus kimia Penggambaran komposisi kimia suatu zat, mengacu pada rumus
empiris atau rumus molekul
Senyawa Zat yang mengandung dua unsure atau lebih
Persamaan kimia Persamaan reaksi kimia yang menggunakan rumus kimia dan
lambang lain dan sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa dan Muatan
Koeffisien Angka dalam persamaan kimia yang menunjukkan kuantitas relative
species yang terlibat dalam reaksi itu.
Rumus Empiris Rumus kimia senyawa yang menyatakan jumlah bahan kimia
relative unsure-unsurnya dalam rupa bilangan bulat terkecil
Rumus molekul Rumus kimia yang menyatakan jumlah setiap atom secara
nyata dalam satu molekul
Ikatan kovalen Ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama dua electron
atau lebih di antara dua atom
Ikatan kovalen koordinat
Senyawa kovalen Senyawa yang terbentuk dari penggunaan electron bersama,
cenderung memiliki titik leleh dan titik didih rendah dan bersifat tidak
menghantar listrik
Elektronegativ Memiliki elektronegativitas yang relative besar
Elektronegativitas Ukuran kecenderungan atom atau molekul untuk menarik
electron ke dirinya sendiri dalam suatu ikatan kimia
Ikatan ionic Ikatan yang terbentuk lewat tarikan Coulomb dari dua yang
muatannya berlawanan, terbentuk dari atom yang elektronegativitasnya sangat
berbeda
HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

Gambar 5.1
Neraca Massa
Sumber : milik pribadi

STOKIOMETRI

Tata Nama Senyawa dan Hukum Dasar Kimia Perhitungan Kimia


Persamaan Reaksi
Sederhana

Konsep Mol

Tata Nama Senyawa


Biner dan Poliatomik

Persamaan Reaksi
Sederhana

Hukum Kekekalan Hukum Perbandingan Hukum Kelipatan Hukum Perbandingan


Massa Tetap Perbandingan Volume
KOMPETENSI DASAR
Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hokum-hukum dasar
kimia melalui percobaan

TUJUAN PEMBELAJARAN
-Membuktikan berdasarkan percobaan bahwa massa zat sebelum dan sesudah
reaksi tetap( Hukum Kekekalan Massa )
-Membuktikan berdasarkan percobaan dan menafsirkan data tentang massa dua
unsure yang bersenyawa ( Hukum Proust )
-Membuktikan berlakunya hokum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton ) pada
beberapa senyawa.
-Menggunakan data percobaan untuk membuktikan Hukum Perbandingan Volume
( Hukum Gay Lussac )

MANFAAT HASIL BELAJAR


Siswa dapat membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hokum-hukum
dasar kimia melalui percobaan.

1. HUKUM KEKEKALAN MASSA


[LAVOISIER]

Materi dapat mengalami perubahan fisika atau


perubahan kimia. Pada perubahan kimia terjadi zat baru
yang sifatnya berbeda dengan asalnya. Sebagai contoh
logam magnesium dibakar di udara maka logam magnesium
akan bereaksi dengan oksigen menjadi suatu senyawa
magnesium oksida (MgO). Bagaimana massa zat-zat
sebelum bereaksi dibandingkan sesudah bereaksi?

No Masalah Diskusi
1 Bandingkan massa kertas sebelum
dibakar dan massa abu hasil
pembakaran tersebut?
2 Pernahkah kalian melihat proses
pembakaran besi?
Perkirakan massa besi
3 Segelas susu cair dicampur
deengan segelas air. Berapa
volume campuran tersebut
4 Pernahkah kalian melihat ibu
membuat kue? Bagaimana
komposisi bahan yanh
digunakannya?
Pada tahun 1774, Priestley bertemu Antoine Lavoisier (1743-1794)
kimiawan besar Perancis menggunakan neraca untuk menunjukkan bahwa jumlah
dari massa produk reasi kimia sama dengan jumlah massa reaktannya. Beliau
melakukan pemanasan Merkuri dalam labu tertutup yang berisi udara. Setelah
beberapa hari muncul zat yang berwarna merah, yaitu merkuri (II) oksida. Gas
yang tersisa dalam labu berkurang massanya dan tidak dapat lagi menyangga
kehidupan atau pembakaran; lilin tidak menyala di dalamnya ternyata gas tersebut
Nitrogen dan Oksigen di udara telah bereaksi dengan merkuri. Merkuri oksida
yang berwarna diambil kemudian dipanaskan dengan kuat. Kemudian merkuri
maupun gas yang dihasilkan menunjukkan massa gabungannya dengan massa
merkuri (II) oksida yang digunakan semula.
Penelitian yang dilakukan dengan teliti oleh Lavoisier menjadi dasar
Hukum kekekalan massa
Yaitu;
Jumlah massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
2 HgO (s) 2 Hg (s) + O2 (g)

Contoh soal 5.1:


Sejumlah 14 gram besi tepat habis bereaksi dengan 8 gram belerang.
Hitung massa zat sesudah reaksi.
Penyelesaian :
Reaksi = Fe (s) + S (s) FeS (s)
14 gr 8 gr 22 gr

Contoh soal 5.2:


Jika 2,4 gram magnesium dibakar di udara menghasilkan 4,0 gram
magnesium oksida. Berapa gram massa gas oksigen dari udara yang dipakai pada
pembakaran itu?
Penyelesaian :
Reaksi 2 Mg (s) + O2 (g) 2 MgO (s)
2,4 gr ? gr 4,0 gr
Jadi massa O2 = 4,0 gr 2,4 gr
= 1,6 gr

Contoh soal 5.3 :


Perbandingan massa C dan O pada CO2 adalah 3 : 8. Berapa massa CO2
yang dihasilkan dan berapa massa zat yang tersisa jika;
a. 4 gram C direaksikan dengan 8 gram O
b. 3 gram C direaksikan dengan 10 gram O
c. 9 gram C direaksikan dengan 16 gram O
Penyelesaian :
Perbandingan antara C : O = 3 : 8
a. Bila C = 4 gram dan O = 8 gram CO 2 yang
dihasilkan = 11 gram C yang sisa = 1 gram
b. Bila C = 3 gram dan O = 10 gram CO 2 yang
dihasilkan 11 gram O yang tersisa = 2 gram
c. Bila C = 9 gram dan O = 16 gram CO 2 yang
dihasilkan 22 gram O yang sisa = 3 gram

KEGIATAN 5.1:
HUKUM KEKEKALAN
MASSA

No Kegiatan Pengamatan
1 Di meja praktek disiapkan alat-alat dan
bahan yang diperlukan untuk
membuktikan hukum kekekalan massa.
Reaksikan larutan Tembaga (II) sulfat
dengan larutan Natrium Hidroksida.
a. Timbanglah zat yang akan direaksikan Massa alat yang dipakai g
bersama dengan alat yang dipakai

Reaksi yang terjadi


Massa zat sesudah reaksi
dengan alatnya g

b. Reaksikan kedua larutan itu


c. Timbang kembali zat sesudah reaksi
bersama dengan alat yang dipakai

2 Dengan cara yang sama dengan kegiatan


No. 1, reaksikan larutan kalium iodide
dengan larutan timbal (II) nitrat

HASIL DISKUSI
2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP
(HUKUM PROUST)

Hukum ini dikenal juga sebagai Hukum Susunan Tetap.


Suatu senyawa murni selalu terjadi dari unsur-unsur yang sama,
yang tergabung dalam perbandingan tetentu.

Contoh 5.4 :
18 g air murni dapat diuraikan menjadi unsur-unsur
pembentuknya menjadi 16 g oksigen dan 2 g hidrogen. Persen
komposisi pada air adalah
Oksigen = 16 x 100 % = 1600 = 88,9 %
(16+2) 18
Hidrogen = 2 x 100 % = 200 = 11,1 %
(16+2) 18
Maka perbandingan massa Oksigen dan hydrogen = 88,9 = 8 : 1
11,1
Komposisi air selalu tetap, sepanjang air itu murni, tidak bergantung dari
sumber atau cara pembuatannya.
Hukum perbandingan tetap hanya berlaku untuk senyawa dan tidak
berlaku untuk campuran seperti batu, air dan udara.

Tabel 5.1 Hasil Eksperimen Proust

Massa hydrogen Massa oksigen Massa air yang Sisa hydrogen


yang direaksikan yang direaksikan terbentuk atau okesigen
(gram) (gram) (gram) (gram)
1 8 9 0
2 8 9 1 g hidrogen
1 9 9 1 g oksigen
2 16 18 0
Hal ini membuktikan juga bahwa unsur hydrogen dan unsure oksigen selalu
bereaksi membentuk senyawa air dengan perbandingan massa yang tetap yakni 1 :
8.
Berdasarkan tabel data di atas, Proust merumuskan hukum yang dikenal
sebagai Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Yang berbunyi:
Perbandingan massa unsur-unsur dalam sutu senyawa adalah tetap

Tabel 5.2 Reaksi antara tembaga dan belerang


Massa senyawa
Massa belerang yang
Massa tembaga tembaga sulfida yang
No bereaksi
(gram) terbentuk
(gram)
(gram)
1 0.24 0.12 0.36
2 0.31 0.15 0.46
3 0.41 0.19 0.60
4 0.51 0.24 0.75
5 0.64 0.31 0.95

Dari data percobaan tersebut maka diambil kesimpulan bahwa untuk


membentuk senyawa tembaga dan belerang harus menggunakan perbandingan
tembaga dan belerang adalah 2 : 1.

KEGIATAN 5.2 :
MEMBUKTIKAN HUKUM PERBANDINGAN TETAP

No Kegiatan Pengamatan
1 Sediakan cawan dan tutupnya. Massa wadah+tutup = g
Kemudian ditimbang (W1)

2 Masukkan seepotong pita magnesium Massa sebelum pemanasan


dalam cawan krus kemudian (W2)
ditimbang

3 Panaskan cawan krus tersebut Massa setelah pemanasan


Gambar ..g
(W3)

- selama pemanasan gunakan


penjepit untuk membuka tutup
cawan krus sedikit, agar oksigen di
udara bisa masuk
- usahakan asap putih yang
terbentuk tidak keluar dari cawan
krus
4 Setelah pemanasan selesai timbang Massa Mg yang bereaksi =
dan catat massanya W2-W1
Massa oksigen yang bereaksi=
W3-W1
Massa Magnesium Oksida
yang terbentuk= W3-W1

5 Ambil potongan pita magnesium yang


lain, lakukan pemanasan sesuai
dengan kegiatan di atas

HASIL DISKUSI

3. HUKUM KELIPATAN PERBANDINGAN


(HUKUM DALTON)

Apakah dua unsure dapat bergabung menjadi lebih dari satu senyawa?.
Apakah ada hubungan senyawa yang satu dengan senyawa yang lain?
Hukum Proust dikembang kan lebih lanjut oleh para ilmuan untuk unsur-
unsur yang membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Pada abad ke-19 Jhon
Dalton (1766-1844) mengamati dua senyawa yang berbeda yang tersusun dari
unsure yang sama misalnya, CO dan CO2
Beliau mengukur massa karbon dan massa oksigen pada tiap senyawa
dengan data sebagai berikut:

Tabel 5.3 Perbandingan massa atom C dan perbandingan massa atom O


Jenis (sample) Massa sample (g) Massa O (g) Massa C (g) Perbandingan C & O
CO 2,33 g 1,33 g 1,00 g 1,33 : 1
CO2 3,66 g 2,66 g 1,00 g 2,66 : 1
Perhatikan bahwa massa karbon yang sama (1,00 g) dan massa O berada
pada perbandingan 2 : 1 (Perbandingan dengan angka yang kecil dan bulat)
Percobaan lain menunjukkan data sebagai berikut :

Tabel 5.4 Perbandingan massa atom S dan massa atom O


Massa S Massa O Perbandingan massa Rumus Senyawa
atom relative
oksigen
32 32 2 SO2
32 48 3 SO3
Dari data diatas kita dapat melihat perbandingan massa antar atom O yang
bersenyawa dengan atom S yang massanya tetap pada senyawa SO 2 dan SO3
adalah 2 : 3 .
Fakta tersebut dikenal sebagai Hukum Perbandingan Berganda
Yang berbunyi : Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari
satu senyawa, dan untuk massa salah satu unsur sama,massa unsur
kedua dalam masing-masing senyawa berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana.

Contoh soal 5.5


Contoh beberapa senyawa yang yang nenunjukkan Hukum Perbandingan
Berganda(Hukum Dalton )

Senyawa dari Rumus Kimia Perbandingan Perbandingan


unsur massa tiap unsur massa O dalam
senyawa untuk
massa unsur
lain yang tetap
H dan O H2O H:O=1:8 8 : 16 = 1 : 2
H2O2 H : O = 1 : 16
N dan O N2O N : O = 14 : 8 8 : 16 : 32 =
NO N : O = 14 : 16 1: 2 : 4
NO2 N : O = 14 : 32
P dan O P2O3 P : O = 31 : 24 24 : 40 = 3 : 5
P2O5 P : O = 31 : 40

Contoh 5.6 :
Dua jenis senyawa yang berbeda masing-masing mempunyai komposisi sebagai
berikut ,senyawa pertama mengandung 42,9 % karbon dan 51,1 %
oksigen.Sedang komposisi senyawa kedua adalah 27,3 % karbon dan 72,7 %
oksigen.Perhatikan apakah data tersebut sesuai dengan Hukum Perbandingan
Berganda ?

Penyelesaian :
Misal massa senyawa I = 100 g dan massa senyawa II juga 100 g

Jenis Massa Massa Massa Perbandingan


Sampel senyawa karbon oksigen massa karbon dan
oksigen
Senyawa I 100 42,9 57,1 42,9 : 57,1 = 1 :
1,33

Senyawa 100 27,3 72,7 27,3 : 72,7 = 1 :


II 1,66
Perbandingan massa oksigen pada senyawa I : senyawa II = 1,33 : 2,66 atau 1 : 2
Maka berdasarkan data diatas menunjukkan Hukum Perbandingan Berganda .
4. HUKUM PERBANDINGAN VOLUME
(HUKUM GAY LUSSAC)
Pada abad ke-19 kimiawan Perancis Joseph Gay Lussac
(1778 1850 ) melakukan eksperimen yang sangat penting
mengenai volume gas yang bereaksi dengan gas lain
membentuk gas baru. Beliau menemukan Hukum
Perbandingan Volume.
Yaitu Pada suhu dan tekanan yang sama,perbandingan
volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi
merupakan perbandingan bilangan bulat dan sederhana
Kita ambil contoh beberapa reraksi gas sederhana :
a. Sintesis air pada suhu 100o C
2 volume H2(g) + 1 volume O2(g) 2 volume H2O(g)
b. Pembentukkan dan Hidrogen Klorida
1 volume gas H2 + 1 volume gas Cl2 2 volume gas HCl
c. Pembentukkan gas Amonia
3 volume gas H2 + 1 volume gas N2 2 volume gas NH3

KEGIATAN 5.3 : HASIL EKSPERIMEN GAY LUSSAC

No Percobaan Volum gas yang Volum gas Perbandingan


bereaksi hasil reaksi volum gas
1 Sintesis air Gas Hidrogen + gas uap air Hydrogen:
pada suhu oksigen oksigen : uap air
diatas 100oC
2 Pembentukkan Gas Hidrogen
gas hydrogen Klorida
klorida 2 volum
3 Pembentukkan Gas Amonia
gas amonia 2 volum

No Pertanyaan Hasil Diskusi


1 Bagaimana perbandingan volum
yang bereaksi volum gas hasil
resksi
2 Apa syarat yang harus dipenuhi
agar Hukum Perbandingan Volume
berlaku ?

LATIHAN SOAL :

1. Perbandingan besi dan belerang 7 : 4.Hitunglah massa besi yang harus


direaksikan dengan 16 gram belerang agar dihasilkan senyawa besi belerang .
2. Jika 6 gram karbon direaksikan dengan 20 gram gas oksigen dihasilkan
senyawa karbondioksida 22 gram dan terdapat sisa oksigen 4 gram.Tentukan
perbandingan unsur karbon dan oksigen.

3. Data dibawah ini dioperoleh dari hasil pemanasan pita magnesium dengan gas
oksigen yang menghasilkan serbuk putih magnesium oksida.

Massa magnesium Massa magnesium oksida


Pita magnesium
sebelum dipanaskan yang terjadi
Pita 1 O,93 gram 1,53 gram
pita 2 0,72 gram 1,19 gram
pita 3 0,54 gram 0,90 gram
Tunjukkan bahwa data diatas sesuai dengan Hukum Perbandingan Tetap.

4. Analisis dua cuplikan garam dapur murni menghasilkan data sebagai berikut :

Massa garam
Cuplikan Massa natrium Massa klor
dapur
Cuplikan 1 0,4388 gram 0,1725 gram 0,2663 gram
1,5975 gram
Cuplikan 1 2,6325 gram 1,0350 gram
Tunjukkan bahwa data diatas sesuai dengan Hukum Perbandingan Tetap ?

5. Perbandingan massa karbon dengan massa oksigen dalam senyawa


karbondioksida adalah 3 : 8. Berapa gram karbon dioksida yang dapat
dihasilkan jika direaksikan 6 gram karbon dengan 16 gram oksigen.

6. Seorang ahli kimia mereaksikan 5 gram unsur Natrium dengan 5 gram unsure
klorin. Diakhir reaksi ia memperoleh 8,24 gram senyawa natrium klorida
dengan sisa 1,76 gram unsure natrium. Hitung perbandingan massa unusr
natrium dengan unsure klorin dalam senyawa natrium klorida.

7. Belerang dapat membentuk dua macam senyawa. Dalam senyawa pertama


1,341 gram belerang bereaksi dengan 3,18 gram fluor dan dalam senyawa
kedua 0,876 gram belerang bereaksi dengan 3,12 gram fluor. Tunjukkan bahwa
data diatas sesuai dengan Hukum Kelipatan Perbandingan.

8. Tunjukkan bahwa data berikut sesuai dengan Hukum Dalton.


Massa senyawa
Jenis senyawa Massa nitrogen Massa oksigen
yang terbentuk
Senyawa I 0,875 gram 1,00 gram 1,875 gram
Senyawa II 0,875 gram 2,00 gram 2,875 gram

9. Belerang dan oksigen bersenyawa membentuk belerang trioksida,perbandingan


belerang dan oksigen 2 : 3. Jika 6 gram belerang direaksikan dengan 6 gram
oksigen,tentukan massa unusr yang tersisa ?
10.Diberikan data reaksi sebagai berikut :
Besi(III)oksida yang
Besi yang bereaksi Oksigen yang bereaksi
terbentuk
1,40 gram 0,6 gram 2 gram
2,10 gram 0,9 gram 3 gram
2,45 gram 1,05 gram 3,5 gram
3,5 gram L,5 gram 5 gram

Tentukan perbandingan besi dan oksigen dalam senyawa tersebut ?

___________________________________

Materi : Materi tersusun kumpulan atom yang tidak dapat dihancurkan


Atom : Partikel terkecil dari unsure
Rumus Kimia : Paenggambaran komposisi kimia suatu zat, mengacu pada rumus
empiris atau rumus molekul
Senyawa : Zat yang mengandung dua unsure atau lebih
Hukum Kekekalan Massa (Hukum lavoisier) : dalam perubahan kimia,
kuantitas materi sebelum reaksi sama dengan kuantitas sesudah
reaksi
Hukum Perbandingan Tetap(Hukum Proust) : Proporsi massa unsure-unsur
yang menyusun senyawa selalu tetap, tidak bergantung pada
asal senyawa atau pembuatannya
Hukum Perbandingan Volume : Volume gas yang bereaksi pada suhu dan
tekanan tetap merupakan bilangan bulat sederhana
Unsur : Zat yang tidak dapat terurai menjadizat yang lebih sederhana lawat cara-
cara kimia
Campuran : Bagian materi yang dapat dipisahkan menjadi dua atau lebih zat
hanya dengan cara fisis
Molekul : Kelompok yang terdiri dari dua atom atau lebih yang di ikat oleh gaya
yang cukup kuat untuk mempertahankan keberadaannya dalam
wakttu yangcukup lama
Hukum Kelipatan Perbandingan : Bila dua unsure membentuk sederet
senyawa, maka massa atau unsure yang bergabung dengan
unsure ke dua yang massanya tertentu akan berupa bilangan
bulat yang kecil
Zat : Materi yang tidak dapat dipisahkan dengan cara fisis menjadi dua materi
atau lebih dengan sifat yang berbeda
Persamaan reaksi : Persamaan reaksi kimia yang menggunakan rumus kimia dan
lambang lain yang sesuai dengan hukum Kekekalan Massa dan
Muatan
Koefisien : Angka dalam persamaan kimia yang menunjukkan kuantitas yang
terlibat dalam reaksi itu
PERHITUNGAN KIMIA

Gambar 6.1: Molaritas Gambar 6.2: macam-macam pelarut


(koleksi pribadi) (koleksi pribadi)

KOMPETENSI DASAR:
Menerapkan hukum dasar Gay Lussae dan hukum Avogardo serta
konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia (stoikiometri).

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari bab ini ,siswa diharapkan dapat :
1. Menghitung volume gas pereaksi dan hasil reaksi berdasarkan Hukum Gay
Lussac.
2. Menentukan hubungan antara volume gas dengan jumlah molekul yang diukur
pada suhu dan tekanan yang sama( Hukum Avogadro)
3. Menjelaskan pengertian mol sebagai satuan jumlah zat.
4. Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel,massa dan volum zat
5. Menentukan rumus empiris,rumus molekul dan air kristal serta kadar zat dalam
suatu senyawa
6. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
MANFAAT HASIL BELAJAR
Siswa dapat menerapkan Hukum Gay Lussac dan Hukum Avogadro serta konsep
mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia ( stoikoimrtri ).

Dalam dunia sekarang ini, pelajaran dari zat dan reaksi kimia memerlukan
kemampuan untuk mencoba menentukan sifat dari hasil reaksi kimia. Kita harus
dapat menemukan rumus, dan menemukan seberapa banyak berbagai zat kimia
diperlukan bila kita akan melakukan reaksi kimia. Dengan perkataan lain kita
harus dapat bekerja secara kuantitatif dengan unsure, senyawa dan reski kimia.
Stoikiometri (berasal dari kata yunani, stoicheion = elemen dan metron =
mengukur) adalah istilah yang dipakai dalam menggambarkan bentuk kuantitatif
dari reaksi dan senyawa kimia. Sebelum mempelajari stoikiometri, konsep yang
terpenting di dalamnya adalah mol.
Partikel zat seperti atom, molekul dan ion mempunyai massa yang sangat
kecil. Dalam reaksi kimia yang melibatkan jumlah zat yang banyak tentu akan
melibatkan otom atau molekul dengan jumlah libatkan atom atau molekul dengan
jumlah yang sangat besar.
Ukuran (takaran) atom atau molekul yang dipakai untuk menyatakan
jumlah zat dalam reaksi kimia tidak efektif. Hal ini sama seperti bila kita membeli
gula pasir dalam ukuran butir, misalnya sebanyak 10.000 butir. Untuk jumlah
yang sangat banyak, tidak mungkin kita mengukur gula pasir dalam satuan butir.
Oleh karena itu akan lebih mudah apabila kita memakai satuan ukuran gram,
kilogram, ons dan lain-lain.
Demikian juga dalam reaksi kimia untuk menyatakan jumlah zat yang
bereaksi para kimiawan menggunakan konsep mol

No Masalah Diskusi
1 Satuan apa yang digunakan untuk
membeli buku, pensil, setip?
2 Satuan apa yang digunakan untuk
membeli beras, gula, tepung?
3 Bila kita akan membeli suatu zat,
satuan jumlah zat yang digunakan
apakah harus sama ?
4 Untuk apa yang terlibat reaksi kimia
jumlah zat dinyatakan dan konsep
apa?
5 Konsep apa yang digunakan zat
berwujud gas yang terlibat pada
reaksi kimia?
6 Apa rumus kimia yang berperan
dalam konsep mol?
7 Bagaimana komposisi membuat sirup
satu gelas ?
1. HUKUM AVOGADRO
Gay Lussuc tidak mengeluarkan teori mengenai temuan-
temuan eksperimennya berupa Hukum Perbandingan
Volume, tetapi setelah seorang kimiawan Italia, Amedeo
Avogadro, menggunakan temuan-temuan tersebut,
didapatkan hipotesis Avogadro, yaitu Pada volume yang
sama, gas-gas yang berbeda (pada suhu dan tekanan
yang sama)
Akibatnya muncul pertanyaan, apakah partikel dari unsur-
unsur itu adalah atom-atom Dalton? Avogadro tidak berpendapat demikian,
melainkan unsur-unsur dapat hadir sebagai molekul diatomic. Dengan hipotesis
ini Avogadro dapat menjelaskan Hukum Perbandingan Volume Gay Lussac

Keterangan gambar:

Setiap kubus merupakan wadah dengan volume yang sama, pada kondisi yang
sama, jika setiap kubus berisi jumlah molekul yang sama (hipotesis Avogadro)
dan jika hydrogen, oksigen dan nitrogen sebagai molekul diatomic, maka
penggabungan volume yang diamati Gay Lussacdalam ketiga tersebut dapat
dimengerti

Contoh reaksi beberapa gas yang dilakukan oleh Gay Lussacyangditulis


dengan kata-kata dapat menjadi:
2 volume hydrogen + 1 volume oksigen 2 volum uap air
2 H2 + O2 2 H2O
Tampak pada reaksi di atas semua koefisiennya berbanding lurus dengan
volume gas reaksat dan gas produk dalam eksperimen Gay Lussae dan yang
rumus kimianya sesuai dengan hasil-hasil yang diperoleh saat ini.
Hasil eksperimen di atas menurut pendapat Dalton:
N + O OH
N + O NO
H + N NH
Melihat reaksi di atas koefisien tidak bersesuaian dengan apa yang diamati
Gay Lussae. Tidak semua ahli setuju dengan pernyataan Dalton. Menurut
Avogadro, partikel unsure tidak atom tunggal (mono atom), dapat berupa 2 atom
(diatomic). Avogadro menyebut partikel tersebut tersebut sebagai molekul pada
contoh di atas , partikel gas hidrogen dan partikel gas oksigen tidak berapa atom
tunggal, melainkan sebagai molekul.

Pada contoh diatas partikel gas hydrogen dan partikel gas oksigen tidak berupa
atom tunggal melainkan sebagai molekul. Molekul hydrogen mengandung 2 atom
H dan molekul oksigen mengandung 2 atom O.
Maka secara lengkap hipotesis Avogadro dapat ditulis :
2 volum gas hydrogen + 1 volum gas oksigen 2 volum uap air
2 molekul gas hydrogen + 1 molekul gas oksigen 2 molekul uap air
2 H2(g) + O2(g) 2 H2O(g)

KEGIATAN 6.1 HIPOTESIS AVOGADRO


No KONSEP PERTANYAAN
1 Hipotesis Avogadro Pada suhu dan tekanan yang sama,terjadi reaksi
pembakaran sempurna antara gas metana
dengan gas oksigen membentuk gas
karbondioksida dan uap air.
a. Tulis reaksi yang terjadi(belum setara )
b. Terapkan konsep Avogadro
2 Hubungan antara koefi- Amati data percobaan antara gas hydrogen dan
sien dan volum gas gas nitrogen sebagai berikut :
H2(g) + N2(g) NH3(g)
1 liter 3 liter 2 liter
10 liter 30 liter 20 liter
20 liter 60 liter 40 liter
Melalui data diatas, kesimpulan apa yang
kalian dapatkan ?

3 Hubungan antara Diketahui 2 liter gas Etuna ( C2H2) bereaksi


volum gas, jumlah dengan 10 liter gas Oksigen, membentuk 4
molekul berdasarkan litergas karbondioksida dan 2 liter uap air.
hipotesis Avogadro Semuanya diukur pada suhu dan tekanan yang
sama.
Tentukan :
a. Persamaan Reaksi ( belum setara )
b.Perbandingan volum dan perbandingan
molekulnya dalam bentuk bilangan bulat dan
sederhana.

HASIL DISKUSI

2. MENGHITUNG VOLUME GAS


DALAM REAKSI

Berdasarkan Hukum Perbandingan Volume ( Hukum Gay Lussac ) yang telah


kita pelajari maka kita dapat menghitung volume gas-gas yang bereaksi dan hasil
reaksi serta menemukan hubungan antara volume gas dengan jumlah m olekulnya
yang diukur pada suhu dan tekanan yang sama.

KEGIATAN 6.2:VOLUME GAS DAN KOEFISIEN REAKSI

No konsep Pertanyaan Hasil


diskusi
1 Menentukan Isilah koeffisien reaksi pada reaksi
koeffisien berikut :
reaksi a. CO(g)+O2(g)CO2(g)
b. N2(g)+O2(g)NO(g)
c. C2H6(g)+O2(g)CO2(g)+H2O(g)
2 Hukum Pada suhu dan tekanan yang
Perbandingan sama,tunjukkan perbandingan volume
Volume yang terjadi pada reaksi:
a.2SO2(g)+O2(g)2SO3(g)
b.2C2H2(g)+5O2(g)4CO2(g_)+2H2O(g)
3 Hubungan Samakah perbandingan volum gas-gas
perbandingan dengan perbandingan koeffisien gas-gas
volume gas yang terlibat dalam reaksi diatas ?
dan koeffisien Jelaskan.
Berdasarkan kegiatan diatas,kesimpulan dari Hukum Perbandingan Volume
adalah : Pada reaksi yang wujudnya gas,perbandingan koeffisien reaksi
ekuivalen dengan perbandingan volume jika reaksi tersebut dilakukan pada
temperature dan tekanan yang sama .
Contoh Soal : 6.1
Pada suhu dan tekanan teertentu,gas hydrogen bereaksi dengan gas oksigen
menghasilkan uap air.
a. Tentukan perbandingan volume gas-gas pereaksi dan hasil reaksi.
b. Jika gas hydrogen yang bereaksi sebanyak 20 liter,berapa liter gas oksigen yang
diperlukan dan berapa liter uap air yang dihasilkan ?
Penyelesaian :
a. Persamaan reaksi : 2 H2(g) + O2(g) 2 H2O(g)
Perbandingan volume H2 : O2 : H2O = 2 : 1 : 2

b. Jika voleme gas H2 = 20 liter, maka volume gas O2 = x 20 liter = 10 liter


dan volume H2O yang dihasilkan = 2/2 x 20 liter = 20 liter.

Contoh soal : 6.2

Pada temperature dan tekanan tertentu 10 liter gas Nitrogen bereaksi dengan 5
liter gas oksigen menghasilkan 10 liter gas gelak.
Tentukan :a. Rumus molekul gas gelak tersebut ?
b. Perbandingan volume gas pereaksi dan gas hasil reaksi ?
Penyelesaian :
a. Persamaan reaksi : 10 liter N2(g) + 5 liter O2(g) 10 liter gas Gelak
Sesuai dengan Hukum Gay Lussac,harga koeffisien reaksi sesuai perbandingan
volume atau sebaliknya.
Maka reaksi dapat ditulis : 10 N2(g) + 5 O2(g) 10 Gas Gelak
Atau 2 N2(g) + O2(g) 2 NxOy
Agar koeffisiennya setara 2 N2(g) + O2(g) 2 N2O
Maka rumus molekul gas Gelak = N2O

b. Perbandingan volume gas yang terjadi : N2 : O2 : N2O = 2 : 1 : 2

Contoh soal : 6.3


Untuk membakar 20 cm3 campuran gas metana ( CH4 ) dan gas etana(C2H6)
diperlukan 40 cm3 oksigen (toC ,P cmHg).Berapa persen volume metana dan
volume etana dalam campuran gas itu ?

Penyelesaian :
Volume gas (CH4 + C2H6 ) = 20 cm3
Misal volume gas CH4 = X cm3 ,maka volume C2H6 = ( 20 - X) cm3 .

Persamaan reaksi I : CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(g)

Persamaan reaksi II: C2H6(g) + 7/2 O2(g) 2 CO2(g) + 3 H2O(g)


Perhatikan reaksi I : Volume O2 = 2/1 x X cm3 = 2X cm3

Perhatikan reaksi II: Volume O2 = 3,5/1 x (20-X) cm3 = (70 3,5 X)cm3
Volume O2 seluruhnya = Volume O2 I + volume O2II
40 = 2X + 70-3,5 X
1,5X = 30 Jadi volume CH4 = 20 cm3
X = 20
Dan volume C2H6 = 20 cm3

3.KONSEP MOL
Atom dan molekul mempunyai massa yang sangat kecil sehingga eksperimen
kimia dengan jumlah zat yang sangat banyak akan melibatkan banyak sekali atom
dan molekul. Salah satu langkah untuk memperbesar jumlah dalam reaksi kimia
adalah bekerja dengan lusinan atom bukan dengan satuan atom.
Misal :a. 1 atom C + 1atom O 1 molekul CO
1 lusin atom C + 1 lusin atom O 1 lusin molekul CO
( 12 atom C ) (12 atom O ) (12 molekul CO )
Perhatikan bahwa perbandingan 1 : 1 lusinan atom tepat sama dengan
perbandingan 1 : 1 satuan atom itu sendiri.
b.2 atom H + 1 atom O 1 molekul H2O
2 lusin atom H + 1 lusin atom O 1 lusin molekul H2O
(24 atom H ) (12 atom O) (12 molekul H2O)
Dalam tiap persamaan,tetap dipertahankan perbandingan 2:1 antara atom H dan
atom O.

Selusin atom atau molekul masih terlalu kecil untuk dikerjakan,sebab itu kita
harus mengambil satuan yang lebih besar.Lusinannya ahli kimia disebut mole
disingkat mol .Mol ini terdiri dari 6,02 x 1023 partikel.
1 lusin = 12 objek
1 mol = 6,02 x 1023 partikel
Keterangan yang sama untuk lusinan dapat diterapkan juga pada mol. Mol
hanyalah suatu jumlah yang lebih besar.
Sesuai dengan contoh diatas:
1 atom C + 1 atom O 1 molekul H2O
1 lusin atomC + 1 lusin atom O 1 lusin molekul H2O
1 mol atom C + 1 mol atom O 1 mol molekul H2O
6,02 x 1023 atom C + 6,02 x 1023 atom O 6,02 x 1023 molekul H2O
Dengan memperhatikan contoh diatas dapat diambil kesimpulan perbandingan
atom-atom yang bergabung untuk membentuk molekul akan tapat sama dengan
perbandingan mol dari atom-atom ini bergabung.
Satuan mol dinyatakan sebagai jumlah partikel(atom,molekul atau ion)dalam
suatu zat. Para ahli sepakat bahwa 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang
sama dengan jumlah partikel dalam 12,0 gram C-12,yakni 6,02 x l023 partikel.
Jumlah partikel ini disebut sebagai Bilangan Avogadro.
Hubungan antara jumlah mol(n) dan jumlah partikel (x) dalam suatu zat dapat
dinyatakan sebagai :
X = n x 6,02 x 1023 partikel/mol
Atau n= X
6,02 x 1023 partikel/mol
Contoh soal 6.4:
Berapa jumlah atom Aluminium (Al) yang terdapat dalam 2 mol potongan
aluminium?
Penyelesaian : Jumlah atom (X) = n x 6,02 x 1023 partikel/mol
Jumlah Al = 2 x 6,02 x 1023 atom
= 12,04 x 1023 atom

Contoh Soal 6.5:


Berapa jumlah molekul gas Amonia(NH3) yang terdapat dalam 0,1 molAmonia ?
Tentukan juga jumlah atom H dan N yang terdapat dalam gas Amonia tersebut ?
Penyelesaian :
Jumlah molekul NH3 = 0,1 x 6,02 x 1023 molekul
= 0,602 x 1023 molekul
Jumlah atom N dalam molekul NH3 = 1 x jumlah molekul NH3
= 1 x 0,602 x 1023 atom
Jumlah atom H dalam molekul NH3 = 3 x jumlah molekul NH3
= 3 x 0,602 x 1023 atom
= 1,806 x 1023 atom
Contoh soal 6.6:
Berapa jumlah atom dalam 0,1 mol batu pualam ( CaCO3) ?
Penyelesaian:
Jumlah molekul CaCO3 = 0,1 x 6,02 x 1023 molekul
= 0,602 x 1023 molekul
Dalam 1 molekul CaCO3 terdapat 1atom Ca,1 atom C dan 3 atom O
Maka jumlah atom yang terdapat dalam molekul CaCO3 :
= 5 x jumlah molekul CaCO3
= 5 x 0,602 x 1023 atom.
= 3,01 x 1023 atom
Contoh soal 6.7:
Tentukan jumlah mol HCl yang terdapat dalam 1,806 x 1022 molekul HCl ?
Penyelesaian :
Mol HCl = jumlah molekul
6,02 x 1023
= 1,806 x 1022
6,02 x 1023
= 3 x 10-2 mol

4. Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa


Molekul Relatif (Mr)

# Massa Atom Relatif (Ar)


Massa atom realstif adalah massa rata-rata relatif suatu atom dari semua
isotopnya di alam dalam satuan massa atom (sma). Karbon mempunyai 3 jenis
isotop, yaitu:
Atom C yang massa atomnya 12,00000 sma
Atom C yang massa atomnya 13,00244 sma
Atom C yang massa atomnya 14,00000 sma
Dari ketiga massa atom C di atas , jumlah atom C yang paling banyak
ialah atom C dengan massa 12,00000 sma, sedangkan atom C lainnya sangat
sedikit.
IUPAC menetapkan isotop atom C dengan massa atom 12,00000 sma
sebagai standar. Ini ditetapkan karena hasil perhitungan massa atom dari
kieseluruhan unsure-unsur ternyata lebih banyak yangn menghasilkan bilangan
yang mendekati bilangan bulat, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa:
Massa atom relative (Ar) suatu unsure adalah perbandingan massa
rata-rata 1 isotop atom suatu unsure dengan 1/12 kali massa 1 atm karbon
isotop 12.

Ar. X = massa rata-rata 1 atom X


1/12 X massa 1 atom C12

Dengan menggunakan rumusan ini, diperoleh harga unsur-unsur yang


mendekati bilangan bulat

Contoh soal 6.8:


Tentukan massa atom relative unsure Ca
Penyelesaian:
Ar unsure Ca = Ar. X = massa rata-rata 1 atom X
1/12 X massa 1 atom C12
Ar unsure Ca = Massa rata-rata 1 atom Ca
1/12 x 12 s.m.a
= 20 s.m.a
1 s.m.a
= 20

Berdasarkan contoh di atas, massa atom relatif suatu unsur tertera di tiap
kotak atom unsure pada tabel periodic unsure-unsur.

# Massa Molekul Relatif (Mr)


Massa molekul relative adalah bilangan yang menyatakan harga
perbandingan massa 1 molekul suatu senyawa dengan 1/12 massa 1 atom C-12.
Secara umum massa molekul realstif (Mr) dapat ditulis dengan rumus.
Mr senyawa = Massa 1 molekul senyawa X
1/12 massa 1 atom C-12

Massa molekul relative (Mr) sama dengan jumlah massa atom relative
(Ar) dari semua atom penyusunnya.

Contoh soal 6.9:


Hitung massa molekul relative gas karbon dioksida = CO2, bila Ar C = 12 O = 16
Penyelesaian:
Mr CO2 = Ar C = 2 x ArO
= 12 + 2 x 16
= 12 + 32
= 44
Jadi Mr CO2 = 44

Contoh soal 6.10:


Hitung massa molekul relstif asam sulfat = H2SO4, bila Ar H = 1, Ar S =
32, ArO = 16
Penyelesaian:
Mr Al2(SO4)3 = (2 x ArAl) + (3 x ArS) + (12 x ArO)
= (2 x 27) + (3 x 32) + (12 x 16)
= 54 + 96 + 192
= 342
Jadi Mr Al2(SO4)3 = 342
Mr CO2 = Massa 1 molekul senyawa X
1/12 massa 1 atom C-12
= Massa 1 atom C + 2 x massa 1 atom O
1/12 x 12 sma
= 12 sma + (2 x 16) sma
1 sma
= 44 sma
1 sma
= 44 sma

5. HUBUNGAN MOL DENGAN MASSA


Mol dengan massa suatu zat dihubungkan oleh satuan massa molar. Massa
molar adalah:
massa satu zat yang mengandung satu mol zat tersebut
atau
massa yang dimiliki oleh satu mol zat
Massa molar mempunyai satuan g/mol. Dasar perhitungan massa molar
adalah massa atom C-12 dalam 1 mol yaitu 12 gram.
Massa molar C-12 = 12,0 gram
1 mol
= 12,0 g/mol
Contoh soal 6.11:
Tentukan massa molar dari unsure Ca (diketahui Ar Ca = 40)
Penyelesaian:
Berdasarkan data di atas ,dalam 1 mol C-12, jumlah partikelnya = 6,02 x
1023 atom C-12. 1 mol Ca, jumlah partikelnya = 6,02 x 10 23 atom Ca-.
Maka perbandingannya:
Massa 1 mol C-12 = Massa 6,02 x 1023 atom C-12
Massa 1 mol Ca Massa 6,02 x 1023 atom Ca
Massa 1 mol C-12 = Massa 1 mol C-12
Massa 1 mol Ca Massa 1 mol Ca
12 gram = 12
Massa 1 mol Ca 40
Massa 1 mol Ca = 40 x 12
12
= 40 gram
Maka, massa molar tiap unsure Ca = 40 g/mol

Perhatikan beberapa contoh, menentukan massa molar zat yang lain


No Zat Ar/Mr Massa 1 mol zat Massa Molar
(gram) (g/mol)
1 1 mol C 12 12 gram 12 g/mol
2 1 mol H2O 18 18 x 12 gram 12 g/mol
12
3 1 mol NaOH 40 40 x 12 gram 40 g/mol
12
4 1 mol H2SO3 82 82 x 12 gram 82 g/mol
12
5 1 mol K2SO4 174 174 x 12 gram 174 g/mol
12

Dengan memperhatikan contoh diatas,besarnya massa molar zat sesuai dengan


massa atom relative (Ar) atau massa molekul relative (Mr)

Massa Molar = Ar atau Mr dalam satuan g/mol

Maka hubungan antara mol dengan massa zat adalah :

Mol = Massa(g)

Massa Molar (g/mol)


Contoh soal 6.12:
Hitung massa 3 mol Amonia ( NH3),bila diketahui Ar N = 17, H=1 ?
Penyelesaian :
Mr NH3 = 17,massa molar NH3 = 17 g/mol
Massa 3 mol gas NH3 = 3 mol x 17 g/mol
= 51 g
Contoh soal 6.13 :
Berapa mol terdapat dalam zat berikut :
a. 2,7 gram Aluminium ( Ar Al = 27 )
b. 0,4 gram Natrium Hidroksida ,NaOH ( Mr = 40)
Penyelesaian :
a. Ar Al = 27 , massa molar Al = 27 g/mol
mol Al = 2,7 g
27 g/mol
=0,1 mol
b. Mr NaOH = 40
Massa molar NaOH = 40 g/mol
Mol NaOH = 0,4/40 = 0,01 mol

6. VOLUME MOLAR GAS


Volume molar gas adalah volume 1 mol gas.Hipotesis Avogadro menyebutkan
bahwa pada suhu dan tekanan yang sama,semua gas dengan volum yang sama
akan mengandung jumlah molekul yang sama pula.

Pada(T,P) sama gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang ama.

Perbandingan volum(V) dan mol(n) gas dapat dirumuskan sebagai berikut :

V1 = n1
V2 n2

Keterangan : V1 = volume gas 1


V2 = volume gas 2
N1 = jumlah mol gas 1
N2 = jumlah mol gas 2
Harga volum molar dapat dihitung menggunakan persamaan Hukum Gas
Ideal,yaitu :

PV = nRT Keterangan
P= tekanan (atm)
V= Volume gas (L)
n = mol gas (mol)
R= 0,082 L atm/mol K
T= suhu (Kelvin )

Tentukan volume dari 0,1 mol O2 pada kondisi STP

Penyelesaian :
Volume 1 mol gas O2 (STP) = 22,4 l
Volume 0,1 mol gas O2(STP) = (0,1 x 22,4)l
= 2,24 l

Hitung Volume 1,6 g gas Metana (CH4) pada kondisi STP


Penyelesaian :
Mr CH4 : 16
Massa Molar CH4 = 16 g/mol
Jumlah mol CH4 = 1,6 g = 0,1 mol
16 g/mol

Pada suhu dan tekanan tertentu (P,T) massa 10 l gas NO adalah 15 g. Pada suhu
dan tekanan yang sama, tentukan volume gas dari 8 gram gas Metana CH 4). Bila
diketahui Ar C = 12 H = 1 N = 14 O = 16
Penyelesaian:
Mr NO = 30
Massa molar NO = 30 g/mol
Jumlah mol = 15 g
30 g/mol
= 0.5 mol
Mr CH4 = 16
Massa molar CH4 = 16 g/mol
Jumlah mol CH4 = 8 g
16 g/mol
= 0,5 mol

Vol NO = mol NO
Vol CH4 = mol CH4
10 = 0,5 mol
Vol CH4 = 0,5 mol
Vol CH4 = 10 liter

Gas karbondioksida pada temperature 27oC dan tekanan 1 atm mempunyai


volume 10 liter. Hitung massa gas tersebut?
Penyelesaian:
P = 2 atm
V = 10 liter
R = 0,082 l atm/mol K
T = 27oC + 273
= 300 K
n = PV
RT
= 2 x 10
0,0082 x 300
= 20
24,6
= 0,81 mol
Mr = CO2 = 44
Massa molar = 44 g /mol
Massa = 0,81 mol x 44 g/mol
= 35,64 g

7. KOMPOSISI ZAT

Menurut Proust perbandingan massa unsure-unsur di dalam suatu senyawa


selalu tetap. Hal ini karena dalam suatu molekul senyawa jumlah atom masing-
masing unsure penyusun senyawa itu adalah tetap.
Ada dua jenis langkah dalam mengidentifikasi zat, yakni analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan
komponen penyusun zat. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk
mengetahui massa dari setiap komponen penyusun zat. Dengan mengetahui jenis
dan massa dari setiap komponen penyusun zat, kita dapat mengetahuikomposisi
zat tersebut.
Komposisi zat dinyatakan dalam persen masssa (% massa)
% massa penyusun zat =
Massa komponen x 100%
Massa zat

Contoh soal 6.18 :


Analisis terhadap 50 gram suatu sampel zat diperoleh 25 gram karbon, 15
gram hydrogen dan 10 gram oksigen. Hitunglah persentase massa tiap-tiap unsure
dalam zat tersebut.

Penyelesaian:
% massa C dalam sampel = 25 x 100%
50
= 50 %
% massa H dalam sampel = 15 x 100%
50
= 30%
% massa O dalam sampel = 10 x 100%
50
= 20%

8. RUMUS EMPIRIS (RE) DAN RUMUS MOLEKUL (RM)

Rumus Empiris ( RE )
Rumus Empiris digunakan untuk menyatakan jenis dan perbandingan paling
sederhana dari atom-atom unsur dalam senyawa.
Rumus Molekul ( RM )
Menyatakan jenis perbandingan atom-atom unsur-unsur dalam molekul unsur atau
senyawa.
Apabila komposisi unsur-unsur dalam senyawa serta massa atom relatif (Ar )
diketahui maka dapat ditentukan rumus empiris dari senyawa itu.
Rumus molekul merupakan kelipatan bulat ( kelipatan satu, dua, tiga, dst) dari
rumus empirisnya. Jadi ada senyawa yg mempunyai rumus empiris sama dengan
rumus molekulnya. Jadi apabila rumus empiris (RE) serta massa molekul relatif
( Mr) diketahui, maka rumus molekul suatu senyawa dapat ditentukan.

Contoh soal 6.19 :


Tentukan pebandingan mol dari senyawa yang mempunyai rumus empiris :
a) H2O
b) CH2O
Penyelesaian :
a) Perbandingan mol H : mol O = 2 : 1
b) Perbandingan mol C : mol H : mol O = 1 : 2 : 1

Contoh soal 6.20 :


Asam Asetat mempunyai rumus molekul CH3COOH.
Tentukan : a). Jumlah masing-masing atom penyusun
b). Rumus empiris asam cuka
Penyelesaian :
a). Asam cuka
Rumus molekul CH3COOH
Disusun oleh 2 atom C, 4 atom H, 2 atom O
b). Perbandingan atom C : H : O dalam asam cuka 2 : 4 : 2 atau 1 : 2 : 1
Maka rumus empiris = ( CH2O )n

Contoh soal 6.21:


Suatu senyawa organik diketahui mempunyai rumus empiris CH2O. Tentukan
rumus molekulnya, bila Mr senyawa tersebut 60 ?
Penyelesaian :
Rumus Empiris = (CH2O)n
Mr senyawa = 60
Maka harga n (CH2O)n = 60
(1 x 12 + 2 x 1 + 1 x 16) n = 60
30 n = 60
n=2
Jadi rumus molekul senyawa tersebut adalah C2H4O2

Contoh soal 6.22:


Massa molekul relatif suatu senyawa yang dianalisis = 58. Jika senyawa itu
mempunyai 82,8 % Carbon dan 17,2 % Hidrogen. Tentukan rumus molekulnya ?
Penyelesaian :
Komposisi atom C : H = 82,8 % : 17,2 %
Perbandingan massa C : H = 82,8 : 17,2 %
Perbandingan mol C : H = 82,8 : 17,2
12 1
= 6,9 : 17,2
= 7 : 17

9. PEREAKSI PEMBATAS

Setelah mempelajari konsep mol dan persamaan reaksi maka pengetahuan tentang
hal tersebut dapat diperdalam dan dikembangkan dengan mempelajari
stoikiometri. Stoikiometri merupakan hitungan kimia. Yang dimaksud dengan
hitungan kimia adalah bagaimana menentukan zat-zat yang terlibat dalam suatu
reaksi secara kuantitatif.
Untuk mempermudah dalam menyelesaikan soal-soal hitungan kimia, kita
gunakan 4 langkah penyelesaian.
1). Menuliskan persamaan reaksi dan samakan koefisiennya.
2). Mengubah satuan zat yang diketahui dalam soal menjadi mol.
3). Mencari mol zat yang ditanya.
4). Mengubah satuan mol menjadi satuan laian yang diinginkan ( yang ditanyakan
)

Berikut ini diberikan contoh menghitung jumlah suatu zat dalam satuan massa
atau satuan volume yang diperlukan atau dihasilkan dalam suatu reaksi kimia, jika
jumlah salah satu zat lain dalam reaksi itu diketahui.

Contoh soal 6.23 :


Apabila 5,85 gram garam dapur habis bereaksi dengan larutan asam sulfat
membentuk larutan natrium sulfat dan asam klorida. Membentuk persamaan
reaksi :
2 NaCl(S) + H2SO4 Na2SO4 + 2 HCl
Berapa gram natrium sulfat yang terbentuk ?

Penyelesaian :
Langkah 1 : menuliskan persamaan reaksi lengkap dengan koefisien
2 NaCl(S) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) + 2 HCl(aq)

Langkah 2 : mengubah satuan zat yang diketahui menjadi mol.


Mr NaCl = 58,5
5,85 gram NaCl= 5,85 mol = 0,1 mol
58,5

Langkah 3: menentukan mol zat ditanya dengan membandingkan koefisien zat


yang ditanya dgn koefisien zat yang diketahui.
2 mol NaCl ~ 1 mol Na2SO4
mol Na2SO4 = x 0,1 mol = 0,05 mol
Langkah 4 : mengubah mol menjadi satuan yang ditanyakan
Mr Na2SO4 = 142
Massa Na2SO4 = 0,05 x 142 gram
= 7,1 gram

Contoh soal 6.24:


Pada reaksi antara logam Aluminium dengan asam sulfat encer telah dihasilkan 6
ltr gas H2. Reaksi yang terjadi :
Al(S) + H2SO4(aq) Al2(SO4)3(aq) + H2(g)
( belum setara )
Berapa gram Al telah bereaksi, jika gas H2 diukur pada tekanan dan temperatur
dimana 0,5 ltr gas NO massanya 0,75 gram ?
Penyelesaian :
2Al(S) + 3H2SO4(aq) Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
mol NO = 0,75 mol = 0,025 mol
30
Vol. NO = 0,5 ltr
Vol. H2 = 6 ltr
Vol. NO = n NO 0,5 = 0,025
Vol. H2 n H2 6 n H2
Jadi mol H2 = 6 x 0,025 mol = 0,3 mol
0,5
mol Al = 2 x 0,3 mol = 0,2
3
Ar Al = 27
Massa Al = 0,2 x 27 gram= 5,4 gram

Didalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang ditambahkan
tidak selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini disebabkan
ada zat pereaksi yang akan habis pereaksi lebih dahulu. Pereaksi demikian disebut
pereaksi pembatas.

Contoh soal 6.25:


Diketahui reaksi sebagai berikut :
S(S) + 3 F2(g) SF6(g)
Jika direaksikan 4 mol S dengan 20 mol F2, berapa mol SF6 yang terbentuk ?
Penyelesaian :
Persamaan reaksi diatas menunjukkan :
1 mol S ~ 3 mol F2 ~ 1 mol SF6
sebelum menjawab banyaknya mol SF6 yang terbentuk kita harus membuat
kemungkinan kemungkinannya terlebih dahulu.
Jika semua S bereaksi maka banyaknya F2 yang dibutuhkan :
Mol F2 = 3 mol F2 x 4 mol S = 12 mol F2
1 mol S
Kemungkinan ini tidak berlaku karena jika semua F 2 habis bereaksi dibutuhkan
sebanyak 6,7 mol S, sedangkan yang tersedia hanya 4 mol.
Jadi, yang digunakan sebagai pereaksi pembatas adalah S. Banyaknya mol SF 6
yang terbentuk adalah
Mol SF6 = 1 mol SF6 x 4 mol S = 4 mol SF6
1 mol S
zat yang tersisa adalah F2 = 20 mol 12 mol = 8 mol

Contoh soal 6.26 :


Sebanyak 112 ltr gas belerang dioksida direaksikan 33,6 ltr gas Oksigen
membentuk sejumlah gas belerang trioksida menurut persamaan reaksi :
2 SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
ditanya : a). mol gas belerang dan mol gas oksigen (STP)
b). Apakah terdapat pereaksi pembatas ?
c). Tentukan volume gas SO3 yang dihasilkan (STP)
d). mol pereaksi sisa ?
Penyelesaian :
2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g)
a). mol SO2 = 112 ltr = 5 mol
22,4 ltr
mol O2 = 33,6 ltr = 1,5 mol
22,4 ltr
b). tersedia SO2 = 5 mol dan O2 = 1,5 mol
kemungkinan I, SO2 habis = 1mol x 5 mol = 2,5 mol
2 mol
kemungkinan II, O2 habis = 2 x 1,5 mol = 3 mol
1
2 SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
kemungkinan I, 5 mol 2,5 mol
(habis) (tdk mungkin)
II, 3 mol 1,5 mol
(mungkin) (habis)
maka pereaksi batas adalah O2, karena O2 habis dahulu.
c). mol SO3 = 2 x 1,5 mol = 3 mol
vol SO3 (STP) = ( 3 x 22,4 ) ltr = 73,2 ltr
d). Pereaksi sisa adalah SO2 = 5 mol-3 mol = 2 mol

10. MENENTUKAN RUMUS KIMIA HIDRAT


Beberapa senyawa yang berbentuk kristal mengandung molekul-molekul air
yang terperangkap dalam kisi-kisi kristalnya.Air yang terperangkap tersebut
dinamakan air kristal.Senyawa berkristal disebut juga senyawa hidrat.
Contoh senyawa berkristal.:
a. Na2SO4.5 H2O
b. CuSO4.5 H2O
c. BaCl2.2 H2O
Rumus kimia senyawa kristal padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya
penentuan rumus hidrat adalah penentuan jumlah molekul air kristal(x).Secara
umum rumus hidrat dapat ditulis sebagai berikut :

(Rumus kimia senyawa kristal padat).x H2O

Untuk menentukan harga x dapat digunakan perbandingan mol antara senyawa


kristal dengan air kristak.Air kristal dalam senyawanya dapat dihilangkan dengan
cara pemanasan,sehingga akan mengalami peruraian.

CuSO4.5 H2O (s) CuSO4(s) + x H2O(g)


Senyawa kristal air kristal

Contoh soal 6.27


Sebanyak 10 gram hidrat besi(II)sulfat dipanaskan sehingga semua air kristalnya
menguap.Massa zat padat yang tersisa adalah 5,47 gram.Bagaimanakah rumus
hidrat tersebut ? Ar H = 1 , O = 16 , Fe = 56

Penyelesaian :
Misal rumus hidrat = FeSO4.x H2O
Pada pemanasan air kristalnya menguap sehingga zat padat yang tertinggal
adalah FeSO4.
Jadi, massa FeSO4 adalah 5,47 gram dan massa air = 10 5,47 = 4,53
gram
FeSO4.xH2O (s) FeSO4 (aq) + xH2O (g)
10 gram 5,47 gram 4,53 gram
Jumlah mol FeSO4 = 5,47 g = 0,036 mol
152 g mol-1
Jumlah mol H2O = 4,53 g = 0,252 mol
18 g mol-1
Mol FeSO4 : mol air = 0,036 : 0,252 = 1 : 7
Jadi, 1 molekul FeSO4 mengikat 7 molekul air
Rumus hidrat itu adalah FeSO4.7H2O

Latihan Soal !
1. Sebanyak 5 L gas hydrogen CXHY tepat bereaksi dengan 10 L gas oksigen
membentuk 5 L gas karbon dioksida dan 10 L L uap air. Tentukan rumus kimia
gas hidrokarbon tersebut.
CXHY(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g) (belum setara)
2. Sebanyak 4L gas C2H6 dicampur dengan 4 L gas C3H8 kemudian tepat dibakar
dengan sejumlah volum gas O2. Reaksi ini menghasilkan gas CO2 dan uap air.
2C2H6(g) + 7O2(g) 4CO2(g) + 6H2O(g)
C3H8(g) + 5O2(g) 3CO2(g) + 4H2O(g)
a. Berapa volum O2 yang diperlukan ?
b. Berapa pula volum CO2 yang terbentuk ?
3. Sebanyak 2 mol senyawa hidrokarbon dengan rumus umumnya CnH2n+2 tepat
bereaksi dengan 13 mol gas oksigen, reaksinya
2CXHY + 13O2 8CO2 + 10H2O
Tentukanlah rumus molekul senyawa tersebut ?
4. Sebanyak 100 ml larutan H2SO4 1 M direaksikan dengan Natrium Karbonat,
reaksinya :
H2SO4(aq) + Na2CO3(aq) Na2SO4(aq) + H2O(l) +CO2(g)
Hitunglah volume gas karbon dioksida pada keadaan standart !
5. Diketahui reaksi : Al(s) + HCl AlCl3 +H2 (belum setara)
Jika larutan HCl 2 M yang direaksikan dengan logam aluminium sebanyak 50
ml, tentukan volume gas H2 pada suhu 270C dan tekanan 2 atm.
6. Larutan K2CO3 1 M sebanyak 100 ml direaksikan dengan larutan HCl 2M,
menurut reaksi :
K2CO3(aq) + 2HCl(aq) 2KCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Tentukan volume CO2 yang terbentuk pada suhu dan keadaan tertentu, dimana
volume dari 0,2 mol O2 sebanyak 4 liter !
7. Arsen bereaksi dengan oksigen membentuk suatu senyawa yang terdiri dari
arsen 75,7% berat dan oksigen 24,3 % berat. Bagaiamana rumus empiris
senyawa ini ?
8. Suatu zat ternyata mempunyai komposisi massa sebagai berikut: 60,8 %
Natrium, 28,5% Boron dan 10,5% Hidrogen. Bagaimana rumus empiris darai
senyawa ini ?
9. 0,537 g sample suatu senyawa organic yang hanya mengandung karbon,
hydrogen dan oksigen dibakar dalam udara menghasilkan 1,030 g CO2 dan
0,632 g H2O. Bagaiamana rumus empiris senyawa ini ?
10. Berapa banyak gram oksigen terdapat dalam 65,0g tembaga sulfat,
CuSO4.5H2O ?
11. Hitung jumlah gram dari : (a) Fe dalam 15,0 g Fe 2O3 (b) Al dalam 25,0 g
Al2(SO4)3 (c) Na dalam 16,0 g Na2CO3 (d) Mg dalam 48,0 g MgCl2 !
12. 12,5 g sample suatu senyawa yang hanya mengandung fosfor dan sulfur,
dianalisis dan ternyata mengandung 7,04 g fosfor dan 5,46 g sulfur.
Bagaimana komposisi persentase senyawa ini ?
13. Perhatikan reaksi ini :
Fe(s) + 2HCl(aq) FeCl2(aq) +H2(g)
Dalam pecobaan 0,40 mol Fe dan 0,75 mol HCl direaksikan
(a) Yang mana yang merupakan pereaksi pembatas
(b) Berapa mol H2 yang terbentuk ?
(c) Berapa mol pereaksi yang berlebih yang masih tersisa setelah reaksi
selesai ?
14. Aluminium (Al) bereaksi dengan asam sulfat (H 2SO4), asam yang ada dalam
baterai (accu) otomobil,menurut persamaan reaksi seperti berikut:
2Al + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2
Jika 20,0 g Al dimasukkan kedalam larutan yang mengandung 155 g H2SO4.
(a) yang mana yang merupakan reaksi pembatas ?
(b) berapa mol H2 yang terbentuk?
(c) Berapa gram Al2(SO4)3 yang terbentuk
(d) Berapa gram pereaksi yang lebih yang masih tersisa setelah reaksi selesai?
15. Sebanyak 57,1 g hidrat dengana rumus CuSO4. XH2O
dipanaskan sehingga menghasilkan 31,9 g CuSO4 sesuai persamaan
reaksinya :
Jika Ar Cu = 63,5 ; S = 32 ; O = 16 ; H = 1 tentukan rumus hidrat tersebut ?

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN

DILIHAT DARI DAYA HANTAR LISTRIKNYA

NON ELEKTROLIT ELEKTROLIT

TIDAK DAPAT DAPAT


MENGHANTARKAN MENGHANTARKAN
ARUS LISTRIK ARUS LISTRIK

contoh DAPAT BERUPA TERMASUK GOLONGAN

SELAIN ASAM, ASAM


BASA, GARAM BASA
Seny. ION Seny. GARAM
kovalen
polar
MISAL :
LAR. GULA
LAR. UREA ELEKTROLIT ELEKTROLIT
LAR. ALKOHOL contoh contoh KUAT LEMAH
dll
NaCl HCl
NaOH H2SO4
dll dll Asam kuat Asam lemah
Basa kuat Basa lemah
Garam dari : Garam dari :
As.kuat+Bs.lemah As.lemah+Bs.lemah
Bs.kuat+As.lemah
As.lemah+Bs.kuat
Gambar 6.1 : Alat Penguji Elektrolit
(Koleksi Pribadi)

Kompetensi dasar
Siswa dapat menyelidiki daya hantar listrik berbagai larutan untuk bembedakan
larutan elektrolit dan non elektrolik.

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat:
- Menyimpulkan gejala-gejala hantaran arus listrik dalam berbagai larutan
berdasarkan hasil pengamatan
- Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
- Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik.
- Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
Manfaat Hasil Belajar:
- Siswa dapat memahami gejala-gejala hantaran arus listrik dalam berbagai
larutan berdasarkan hasil pengamatan
- Siswa dapat membandingkan larutan elektrolit dan non elektrolit.
- Siswa memahami penyebab kemampuan larutan elektrolit dalam
menghantarkan arus listrik.
- Siswa mengerti bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
kofalen polar

Sebelum mempelajari larutan elektrolit dan non elektrolit, coba kita ingat
dulu pelajaran semester 1 tentang ikatan kimia dan lengkapi tabel berikut :

Jenis Senyawa*
No Nama Rumus molekul
Ion Kovalen
1 Asam khlorida
2 Garam dapur
3 Alkohol/etanol
4 Urea
5 Asam sulfat
6 Asam cuka
7 Air murni
8 Amoniak
9 Glukosa
10 Na-hidroksida
*Beri tanda pada kolom yang sesuai

Diskusikan masalah-masalah berikut ini


No Masalah Hasil Diskusi
1 Mengapa untuk memasang kabel dalam 1.
kolam/taman sebaiknya dimasukkan
dalam pipa? Demikian juga kabel bel
listrik dipagar rumah, ditanam,
ditembok?
2 Mengapa kalau kita memegang kabel 2.
(yang berarus listrik) bisa tersengat
aliran listrik?
3 Mengapa cairan dalam aki 3.
menggunakan larutan asam sulfat dan
bukan larutan gula atau larutan glukosa?
Sebagian besar reaksi kimia terjadi dalam wujud cair, terutama dalam larutan
dengan air sebagai pelarut. Larutan suatu sistem campuran yang homogen yang
terdiri dari 2 komponen atau lebih.
Kegiatan praktek
Kegiatan Pengamatan
1 Lakukan percobaan seperti terlihat pada 1. Perubahan-perubahan yang
gambar berikut : terjadi:
Foto alat penguji elektrolit + lar. garam
dapur (yang diuji)
2 Lakukan percobaan seperti diatas, dengan 2. a.
mengganti larutan-larutan berikut :
a. Larutan asam khlorida b.
b. Larutan asam sulfat c.
c. Larutan amoniak d.
d. Larutan asam cuka e.
e. Air murni f.
f. Larutan urea g.
g. Larutan gula h.
h. Larutan sabun i.
i. Larutan alcohol j.
j. Larutan natrium asetat k.
k. Larutan amonium klorida

Pertanyaan Hasil Diskusi

1 Masukkan data pengamatan Nyala Lampu Gas yang Terjadi


diatas ke dalam tabel disamping ini, Rumus Terang Redup Tidak Ban Sedikit Tidak
beri tanda pada kolom yang No
Senyawa Ada Ada
sesuai

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Informasi
Dilihat dari daya hantar listriknya, larutan dapat dibedakan menjadi
1. Larutan elektrolit
2. Larutan non elektrolit
Dikatakan elektrolit jika larutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik,
sehingga dalam alat penguji elektrolit lampu menyala dan sebaliknya non
elektrolit jika tidak dapat menghantarkan arus listrik atau tidak terlihat adanya
nyala lampu dalam penguji elektrolit.

PERNYATAAN HASIL DISKUSI


2. Kelompokkan eksperimen di atas Ikatan Kimia
Larutan Elektrolit Non Elektrolit
dalam tabel di samping ION KOVALEN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
3 Adakan larutan-larutan tersebut 3
yang berikatan kovalen non polar ?

4 Apa yang dapat anda simpulkan 4


dari ekspresimen tersebut tentang
larutan elektrolit dan ikatan yang
dimilikinya ?

Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik ?


Menurut teori Arrhenius, jika zat-zat elektrolit dilarutkan dalam air, zat
tersebut akanmengurai menjadi partikel-partikel yang bermuatan listrik positif
atau disebut ion positif atau kation dan partikel-partikel yang bermuatan negatif
atau ion negatif atau anion. Dalam larutan ion-ion inilah yang menghantarkan arus
listrik. Mengapa non elektrolit tidak menghantarkan arus listrik ?

Elektrolit kuat dan elektrolit lemah


Prasyarat : Sebelum mempelajari elektrolit kuat dan lemah ini,
sebaiknya
kita pahami lagi tentang larutan elektrolit, larutan asam, basa dan garam.
Lengkapi tabel berikut ini :
No Rumus Elektrolit Non Asam Basa Garam
Senyawa Elektrolit
1 HCL
2 NaOH
3 NaCL
4 CH3COOH
5 NH4OH
6 CH3COONa
7 NH4Cl
8 H2SO4
Informasi :Larutan elektrolit yang banyak menghasilkan ion-ion disebut
elektrolit kuat
Larutan yang sedikit menghasilkan ion-ion disebut elektrolit
lemah

Gambar 6.2: contoh larutan elektrolit dan non elektrolit


(koleksi pribadi)

Kegiatan non praktek


Hasil Diskusi
Golongan
Pertanyaan Larutan
Elektrolit Kuat Lemah Asam Basa Garam
K L K L
b1. Dari data 1
eksperimen diatas,
kelompokkan 2
sesuai tabel
disamping. Beri
tanda pada 3
kolom yang sesuai
4

5
6
7
8
9
10
11
12
K = Kuat
L = Lemah

Elektrolit Berasal Dari


Rumusan
K L Asam Basa
Garam
Kuat Lemah Kuat Lemah
2. Khusus untuk
golongan garam
kelompokkan lagi
dalam tabel
disamping

3. Kesimpulan apa 3. Yang tergolong elektrolit kuat adalah


yang dapat anda golongan
ambil dari data-
data tersebut ?
Elektrolit lemah :




LATIHAN SOAL !
1. Termasuk elektrolit / non elektrolit senyawa senyawa berikut :
a. H2O
b. H2CO3
c. CO(NH2)2
d. C2H5OH
e. Ca(OH)2
2. Termasuk elektrolit kuat atau lemah larutan garam berikut :
a. NaBr
b. AgCH3COO
c. AgCl
d. ZnBr2
3. Termasuk senyawa ion atau kovalen elektrolit berikut ini :
a. H2O
b. HCl
c. NaCl
d. H2SO4
e. KBr
4. Bagaiman teori Arhenius tentang laruta elektrolit ?
5. Mengapa dalammemasang lampu (neon) ditaman (halaman) rumah kabelnya
dimasukkan dalam pipa ?
6. Buat alat penguji elektrolit bersanma dengan teman sekelompok. Cari larutan
yang anda jumpai disekitar sebanyak-banyaknya, kemudian kelompokkan
larutan tersebut kedalam elektrolit / non elektrolit!

___________________________________

Elektrolit : senyawa yang larutannya dapat menghantar arus listrik


Non Elektrolit : senyawa yang larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik
Asam : Senyawa yang dapat melepaskan Ion H+
Basa : Senyawa yang dapat melepas ion OH-
Garam : Senyawa yang terdiri dari ion logam dan sisa asam
Arhenius : menemukan teori asam basa
Senyawa Ion : Senyawa terdiri dari ion positif dan ion negative ; ion logam dan
non logam
Senyawa kovalen : senyawa adaanya pasangan electron bersama ; dari unsur non
logam dan logam
REAKSI OKSIDASI REDUKSI
PETA KONSEP
REAKSI OKSIDASI REDUKSI

Perkembangan Konsep Reaksi Bilangan Oksidato Tata Nama


Oksidasi Reduksi Oksidasi r+ IUPAC
Reduktor

Oksidator Reduktor
Pengikatan / Pelepasan
Pelepasan /Penangkapan
Lumpur
Oksigen Elektron
Aktif
Pengoksidasi Pereduksi

Oksidasi Reduksi
Mengalami Mengalami
Reduksi Oksidasi
Pengikatan Pelepasan
O2 O2

Oksidasi Reduksi

Pelepasan Penangkapan
Eletron Elektron

Bilangan Bilangan
Oksidasi >> Oksidasi <<
Kompetensi dasar
Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

Prasyarat pengetahuan :
Sebelum mempelajari reaksi oksidasi, reduksi ini coba kita ingat
dulu beberapa perubahan-perubahan kimia yang telah kita kenal dalam kehidupan
berikut :
Masalah Hasil Diskusi
1. Mengapa kertas bisa terbakar?
2. Mengapa tumbuhan bisa tumbuh
menjadi besar, berbunga dan
berbuah?
3. Mengapa besi bisa berkarat?

Indikator :
Siswa dapat : - Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari
penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan
penerimaan elektron, pelepasan dan penerimaan elektron, serta
peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
- Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau
ion.
- Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
- Memberi nama senyawa menurut IUPAC.
- Menerapkan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam
memecahkan masalah lingkungan (lumpur aktif).

A. PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI OKSIDASI REDUKSI


Reaksi-reaksi kimia, ada yang berlangsung karena adanya perpindahan
oksigen.
Jika reaksi antara unsur/senyawa dengan oksigen disebut reaksi oksidasi.
Sebaliknya reaksi pengeluaran oksigen dari senyawa disebut reaksi reduksi.
Contoh : Cu + O2(g) 2Cu O(s) (Cu mengikat oksigen)
C(s) + O2(g) CO2 (g) (C mengikat oksigen)
CuO(s) + H2(g) CU(s) + H2O (Cu O melepas oksigen)
Namun sekarang reaksi oksidasi reduksi tidak hanya dilihat dari
pengikatan/pelepasan oksigen, tetapi dari sejumlah elektron yang
dilepas/ditangkap oleh suatu unsur.
Reaksi oksidasi jika terjadi pelepasan elektron.
Reaksi reduksi jika terjadi penangkapan
elektron
Perhatikan contoh berikut:
4Fe O + O2(g) 2 Fe2O3
atau
Fe2 + Fe3+ + e (Fe2+ melepas 1e)
Na Na+ + e (Na melepas 1e)
Cl2 + 2e 2 Cl- (Cl2 menangkap 2e)
Ingat, bahwa muatan elektron = -1
Dalam suatu reaksi jumlah muatan sebelum dan sesudah reaksi sama.
Fe2+ Fe3+ + e
Sebelum reaksi kiri: Sesudah reaksi/kanan :
Muatan = 2+ Muatan = (3+) + (-1) = 2+
Bilangan oksidasi Fe= 2+ Bilangan oksidasi Fe = 3+
(Bilangan oksidasi akan kita bahas pada sub bab berikutnya)
Na Na+ + e
Muatan kiri = nol Muatan kanan (+1) + (-1) = 0 (nol)
Bilangan oksidasi Na berubah dari 0 + 1
Cl2 + 2e 2Cl-
Muatan kiri = 0 + 2 (-1) = -2 Muatan kanan = 2 (-1) = -2
Bilangan oksidasi Cl2 berubah dari nol menjadi 1

Perhatikan harga bilangan oksidasi reaksi oksidasi/reduksi di atas.

Reaksi oksidasi mengalami kenaikan bilangan oksidasi


.
Reaksi reduksi mengalami penurunan bilangan oksidasi

Reaksi oksidasi biasanya disertai reaksi reduksi sehingga dalam reaksi tersebut
terjadi perpindahan elektron.
Elektron yang dilepas zat yang teroksidasi akan diterima oleh
zat lain yang tereduksi.
Reaksi demikian dinamakan Reaksi redoks
2Na(s) + Cl2(g) 2 NaCl (2)

Bil Oksidasi : 0 0 +1 -1

Na teroksidasi
Cl2 tereduksi

B. BILANGAN OKSIDASI
(Foto)

Reduksi Oksidasi
Oksidator Reduktor

-2 -1 0 +1 +2
Oksigen unsur Hidrogen Logam gol
dl senyawa bebas dl senyawa 2 dl senyawa
Logam
gol 1 dl
senyawa

SKALA BILANGAN OKSIDASI

Prasyarat Pengetahuan :

Pertanyaan Hasil diskusi

Apa beda reaksi oksidasi Oksidasi Reduksi

dan reduksi dalam 1 a.

keterlibatan : b.

a. Oksigen c.

b. Elektron
c. Bilangan Oksidasi

Di dalam pelepasan/penangkapan elektron diperlukan angka yang bulat,


berdasarkan ke elektronegatifan unsur dalam senyawa.
Angka ini disebut bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi selain
berdasarkan keelektronegatifan suatu unsur. Dalam menentukan bilangan
oksidasi diperlukan beberapa aturan tertentu. Jadi bilangan oksidasi merupakan
banyaknya muatan yang seakan-akan dimiliki oleh unsur dalam senyawa.
Aturan-aturan bilangan oksidasi tersebut sebagai berikut:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas = nol.
2. Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawa = +1 kembali dalam hidrida
logam, bilangan oksidasi H = -1
3. Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawa = -2
Kecuali dalam senyawa peroksida bilangan oksidasi O = -1
4. Bilangan oksidasi suatu ion sesuai dengan muatan-muatan ion tersebut.
5. Bilangan oksidasi logam dalam senyawanya selalu bertanda positif.
Bilangan oksidasi logam-logam gol 1 (IA) dalam senyawa = +1
Bilangan oksidasi logam-logam gol 2 (IIA) dalam senyawa = +2
Logam selain gol 1(IA) dan 2(IIA) mempunyai bilangan oksidasi tertentu
(seperti dalam tabel dibawah).
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0(nol).
Contoh :
1. Bilangan Oksidasi Na (unsur bebas) = + 0
Bilangan Oksidasi N2 (unsur bebas) = 0
2. Bilangan Oksidasi H dalam H2SO4 = -1
Bilangan Oksidasi H dalam Li H (Litium Hidrica) = -1
3. Bilangan Oksidasi O dalam H2O = -2
Bilangan Oksidasi O dalam H2O2 (Hidrogen peroksida) = -1
4. Bilangan Oksidasi PO43- = 3-
Bilangan Oksidasi Cr2 O72- = 2-
5. Bilangan Oksidasi Na dalam Na Cl = + 1
Bilangan Oksidasi Mg dalam Mg O = + 2
Bilangan Oksidasi Al dalam Al2(SO4)3 = + 3
Bilangan Oksidasi Zn dalam Zn SO4 = + 2
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam H3PO4 = O

Tabel 1
Daftar Bilangan Oksidasi dari Beberapa Unsur
Dalam Senyawanya
No. Nama Unsur Lambang Bilangan/Tingkat Oksidasi
1 Lithium +1
2 Natrium +1
3 Kalium +1
4 Magnesium +2
5 Calsium +2
6 Barium +2
7 Aluminium +3
8 Argentum +1
9 Zink +2
10 Tembaga +1;+2
11 Besi +2;+3
12 Raksa +1;+2
13 Mangaan +2;+4;+7
14 Nikel +2
15 Timbal +2;+4
16 Platina +4
17 Stanum/timah +2;+4
18 Flour -1
19 Chlor -1;+1;+3;+5;+7
20 Brom -1;+5
21 IOD -1;+5
22 Nitrogen -3;+3;+5
23 Karbon +2;+4
24 Belerang -2;+4;+6

Contoh soal 1:
Berapa bilangan oksidasi unsur S dalam H2SO4?
Jawab : 2 (Bil. Oks. H) + 1 (Bil. Oks. S) + 4 (Bil. Oks. O) = 0
2 (+ 1) + (Bil. Oks. S) + 4(-2) = 0
Jadi bilangan oksidasi S dalam H2SO4 = + 6

Contoh soal 2:
Berapa bilangan oksidasi unsur Cr dalam Cr2O72-?
Jawab : 2 (Bil. Oks. Cr) + 7 (Bil. Oks. O) = 2-
2 (Bil. Oks. Cr ) + 7 (-2) = 2-
Jadi bilangan oksidasi Cr dalam ion Cr O72- = +6
Contoh soal 3:
Berapa bilangan oksidasi logam Fe dan S masing-masing dalam Fe2 (SO4)3?
Jawab : Fe2 (SO)3 2Fe3+ + 3SO42-

Bilangan Oksidasi Fe = +3

Bilangan Oksidasi SO42- = -2


Jadi : (Bilangan oksidasi S ) + 4 (Bil. Oks. O) = -2
(Bilangan oksidasi S ) + 4 (-2) = -2
Bilangan oksidasi S dalam Fe2 (SO4)3 = + 6

C. OKSIDATOR DAN REDUKTOR


(Gambar skala bilangan oksidasi)
Prasyarat pengetahuan :
Sebelum mempelajari oksidator dan reduktor dalam sub bab ini coba kita
pahami sekali lagi reaksi redoks.

Pertanyaan Hasil Diskusi


Dari reaksi berikut manakah yang
merupakan reaksi redoks?
1. H2(g) + CL2(g) 2HCL (g) 1. Redoks / bahan redoks
2. HCL + NaOH NaCL + H2O 2. Redoks / bukan redoks
3. 2H2(g) + O2(g) 2 H2O (l) 3. Redoks / bukan redoks
4. 2Mg(s) + O2(g) 2 MgO(s) 4. Redoks / Bukan redoks
5. SO3 + H2O H2SO4 5. Redoks / Bukan redoks
(Coret yang tidak sesuai)

Oksidator adalah zat pengoksidasi atau zat yang dapat mengoksidasi zat
lain.
Reduktor adalah zat pereduksi atau zat yang dapat mereduksi zat lain.
Contoh berikut :
1) 3Zn S(s) + 8HNO3 (oq) 8NO(g) + 4 H2O (l)

Bilangan Oksidasi Sebelum/Kiri Sesudah Reaksi/Kanan


Zn +2 +2
S -2 +6
H +1 +1
N +5 +2
O -2 -2

Perhatikan tabel bilangan oksidasi tersebut


Unsur S teroksidasi
Unsur N tereduksi
Pengoksidasiannya adalah HNO3
Pereduksinya adalah ZnS
Jadi oksidatornya = HNO3
Reduktornya = ZnS
Kegiatan Non Praktek
Pertanyaan Hasil Diskusi
1. Perhatikan R. Redoks berikut: Unsur Sebelum Sesudah
Cu (s) + Fe Cl2 (aq) CuCl2 (aq) + Fe(s) Cu
Berapa bilangan oksidasi masing-masing Fe
unsur dalam reaksi tersebut? Cl
2. a. Unsur apa teroksidasi? 2a
b. Unsur apa tereduksi? b
3. a. Zat apa pengoksidasinya? 3a
b. Zat apa pereduksinya? b
4. a. Zat apa sebagai reduktor? 4a
b. Zat apa sebagai oksidator? b
5. a. Reduktor mengalami reaksi apa? 5 a. Reduktor mengalami
(oksidasi atau reduksi)
b. Oksidator mengalami reaksi apa? b. Oksidator mengalami ..

LATIHAN SOAL !

1. Berapa bilangan oksidasi masing-masing unsur dalam senyawa berikut :


a. Al2 (SO4)3
b. KMnO4
c. Ca (OH)2
d. NH4OH
e. CO (NH2)2

2. Tentukan oksidator/reduktor dari reaksi redoks berikut:


a. 3ZnS + 8 HNO3 3Zn SO4 + 8NO + 4H2O
b. Zn + Cu SO4 Zn SO4 + Cu
c.CdS + C2 Cd2+ + 2I- + S
3. Sebutkan reaksi oksidasi atau reduksi pada persamaan reaksi berikut :
a. P4 + 5 O2 P4O10

b. SO3 SO2 + O2
c. 2NO2 N2O4
d. 2I - I 2
e. MnO4 MnO2

4. Perhatikan reksi berikut, termasuk reaksi redoks atau bukan ?


a. H2 + Cl2 2HCl

b. HI + NaOH NaI + H2O

c. Mg + 2HCl MgCl2 + H2

d. Ca(OH)2 + H2SO4 CaSO4 + 2 H2O

5. Apa nama senyawa berikut :


a. CuCl2
b. FeBr3
c. AgOH
d. NaClO3
e. HgSO4
6. Tuliskan rumus molekul dari senyawa berikut :
a. Aluminium sulfat
b. Besi (III) fosfat
c.Tembaga (II) fosfit
d.Barium hidroksida
e. Raksa (II) sulfat
7. Untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap perlu
ditambahkan tawas ke dalam Lumpur aktif. Tuliskan rumus molekul tawas
tersebut
8. Sebutkan zat elektrolit lainya yang dapat menetralisir muatan-muatan dalam
Lumpur aktif?

D. TATA NAMA IUPAC

Prasyarat Pengetahuan
Sebelum mempelajari tata nama IUPAC ini, sebaiknya kita ingat lebih
dahulu tentang jenis-jenis kation maupun Anion yang telah kita pelajari di SMP.
Lengkapi tabel berikut :
Rumus Kation Nama Kation Rumus Anion Nama Anion

Na+ Ion Natrium Cl- Ion Khlorida


.. Ion Magnesium Br - Ion bromida
Al 3+ Ion SO3 2 -
Hg+ Ion Raksa (I) SO4 2 -
.. Ion Raksa (II) PO3 3 -
Cu+ PO4 3 -
Cu 2 + CO3 2 -
Fe 2 + NO 2 -
Fe 3 + NO3 -
Mn 2 + Mn O4-
NH 4 + Cr2 0 7 2 -
Cr 3 + OH -
Kalau kita perhatikan tabel bilangan oksidasi diatas, ada beberapa unsur yang
mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi. Bagaimana untuk membedakan
namanya ?
Dalam hal ini perlu adanya aturan tata nama untuk membedakan berapa
bilangan oksidasi yang dimiliki unsur dalam senyawa tersebut ?
Unsur yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi, diberi nama
dengan menambahkan angka romawi dalam kurung sesuai dengan bilangan
oksidasinya, setelah nama kationnya.
Pelajari contoh-contoh berikut :
Kation Anion Rumus Senyawa Nama Senyawa

K+ Cl - K Cl Kalium Chlorida

Fe 2 + Br - Fe Br2 Besi (II) Bromida

Fe 3 + SO 4 2 - Fe 2 (SO4)3 Besi (III) sulfat

Kegiatan non praktek :


Lengkapi tabel berikut

Kation Anion Rumus Senyawa Nama Senyawa


Na + NO 3 - ..
Mg 2 + Cl - ..
Ca 2 + SO4 2 - ..
Al 3 + SO 4 2 - ..
Fe SO 4 ..
Hg 20 ..
K+ Cr 2 0 7 2 - ..
Cu 2 + OH - ..
Cu I2 ..
Ca CO3 ..
Cu SO4 ..
Cr 3 + Cl - ..
+ -
K Cl O3 ..

E. LUMPUR AKTIF
(Foto)
Prasyarat Pengetahuan
Sebelum mempelajari bab ini, sebaiknya kita ingat dulu tentang larutan
elektrolit dan redoks yang telah kita pelajari sebelumnya.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :
Pertanyaan Hasil Diskusi
1. Termasuk elektrolit atau non 1. a.
elektrolit senyawa-senyawa b.
berikut ini : c.
a. H2SO4 d.
b. AL (OH)3 e.
c. AL2(SO4)3
d. (6 H 12 O 6.
e. C2 H5 OH
2 Sering kita mendengar masalah 2.
.pencemaran dalam kehidupan. apa
yang anda ketahui tentang
pencemaran lingkungan ?

Sudah kita ketahui bahwa limbah menjadi problem bagi masyarakat.


Apakah cukup limbah tersebut hanya dibiarkan begitu saja?
Oleh karena itu pengolahan limbah adalah kunci dalam pemeliharaan
lingkungan.
Air limbah yang berasal dari limbah domestik (rumah tangga; rekreasi, dll)
maupun limbah industri mengandung zat yang dapat menurunkan akuatik pada
lingkungan, sehingga perlu adanya pengolahan air limbah.
Dalam pengolahan air limbah ada 3 macam proses yaitu secara fisika,
biologi dan kimia. Dalam bab ini hanya akan mempelajari pengolahan secara
kimia.
Pengolahan limbah secara kimia dilakukan untuk menghilangkan partikel-
partikel yang tidak mudah mengendap.
Dengan menambahkan zat elektrolit seperti CaO, Fe Cl 3, Al2 (SO4)3 dan
lain-lain. Akan berfungsi menetralisir muatan-muatan yang terkandung dalam
lumpur aktif sehingga dapat menggumpal dan mengendap. Selanjutnya partikel-
partikel terlarut dipisahkan dengan menggunakan metode lumpur aktif.
Dalam metode ini mikroorganisme akan menguraikan partikel dalam limbah
menjadi bentuk yang lebih ramah lingkungan.
Kegiatan non praktek
Pertanyaan Hasil Diskusi
1. Adakah keterkaitan antara 1.
Elektrolit ; R. Redoks & Limbah,
Lingkungan ? Jelaskan !!!!
2. Baca literatur/tabloid/internet/ 2.
majalah dan lain-lain tentang
limbah. Buat Ringkasan. Pelajari
dan diskusikan dengan teman
sekelompok

Porto Folio :
1. Dengan teman sekelas cobalah membuat proposal untuk Studi Tour ke tempat
pengelolaan limbah yang terdekat dengan sekolah.
2. Atas persetujuan wali kelas dan kepala sekolah, jika memungkinkan
laksanakan Studi Tour tersebut.
3. Buat laporan secara kelompok.

_________________________________

Oksidasi : Reaksi pengikatan oksigen; pelepasan electron ; penurunan bilangan


oksidasi
Reduksi : Reaksi pelepasan Oksigen ; penangkapan electron ; penurunan bilangan
oksidasi
Redoks : Reaksi oksidasidan reduksi ; terjadi serah terima electron
Oksidator : Pengoksidasi ; mengalami reduksi
Reduktor: Pereduksi ; mengalami oksidasi
Lumpur aktif : tanah liat yang lunak dan berair.
Limbah: sisa proses produksi; sis kotoran pabrik
KEKHASAN ATOM KARBON
PETA KONSEP

KEKHASAN KARBON

Dapat membentuk

mengandung
4 ikatan kovalen Rantai Karbon Atom C Skunder

Atom C tersier
Berdasarkan bentuknya
digolongkan menjadi

alifatik Atom C kuarterner


Jenuh Tak jenuh

yang

meliputi Alifatis

Hidrokarbon Siklis

Aromatis

Alkana Alkuna Alkena

punya punya punya


Isomer rangka Isomer posisi Isomer Geometri
TUJUAN PEMBELAJARAN

Siswa dapat menguji keberadaan unsur-unsur C, H dan O dalam senyawa


karbon.
Siswa dapat menganalisa kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.
Siswa dapat membedakan atom C primer, sekunder, tersier dan kuartener
Siswa dapat menjelaskan atom karbon dalam membentuk senyawa karbo
dioksida
Siswa dapat mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan
kejenuhan ikatan dan tatanamanya.
Siswa dapat menyimpulkan hubungan antara titik didih senyawa
hidrokarbon dengan massa molekul relatifnya dan strukturnya.
Siswa dapat menjelaskan konsep isomer dan penerapannya pada sifat
senyawa hidrokarbon.
Siswa dapat menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena dan
alkuna (reaksi oksidasi, substitusi, adisi dan eliminasi

MANFAAT PEMBELAJARAN

Siswa dapat mengetahui cara menguji keberadaan unsure C, H, dan O


dalam senyawa karbon
Siswa dapat mengetahui ciri khas atom karbon yang dapat membentuk
senyawa karbon
Siswa dapat mengerti jenis senyawa hidrokarbon Berdasarkan ikatan antar
atom karbonnya
Siswa dapat memberi nama senyawa hidrokarbon
Siswa dapat menuliskan isomer struktur dan isomer ruang senyawa
hidrokarbon
Siswa dapat menuliskan persamaan reaksi oksidasi, substitusi, adisi, dan
eliminasi pada senyawa hidrokarbon
Atom karbon terletak dalam golongan IVA atau 14 periode ke-2 pada
system periodic unsur-unsur dengan nomor atom 6. Di alam ada beberapa isotop
karbon yaitu C-12; C-13 ,C-14, C-15 dan C-16; isotop yang stabil adalah isotop
C-12 dan C-13 sedangkan isotop lainnya termasuk unsur radioaktif. Unsur-unsur
periode 2 seperti Li, Be,B, C, N, O, F dan Ne, unsur karbon mempunyai titik didih
paling tinggi, hal ini disebabkan struktur kristalnya yang merupakan kristal
kovalen raksasa. Berdasarkan struktur kristalnya unsur karbon di alam didapatkan
dalam tiga modifikasi (alotrop) yaitu intan, berbentuk kristal octahedral dan grafit,
kristal system heksagonal serta karbon amorf yang lebih dikenal sebagai arang
atau antrasit.
Senyawa karbon adalah senyawa yang mengandung atom karbon.
Keberadaan senyawa karbon sangat melimpah, mulai dari senyawa yang
terdapat di alam seperti minyak bumi, protein, karbohidrat, lemak, enzim,
vitamin sampai senyawa karbon sintetis, seperti plastik, serat pakaian dan
pelarut organik. Semua makhluk hidup tersusun atas senyawa karbon, maka dari
itu sebelum Friederich Wohler, seorang ahli kimia Jerman , pada tahun 1828
berhasil mensintesis urea, CO(NH2)2 dari pemanasan ammonium sianat (zat
anorganik). senyawa karbon sering disebut senyawa organik, sehingga sering
kali ilmu kimia yang mempelajari tentang senyawa karbon adalah kimia
organik. Dari uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa senyawa karbon
dapat berasal dari makhluk hidup (senyawa karbon organic) dan dapat juga
bukan berasal dari makhluk hidup ( senyawa anorganik), seperti gas CO, CO2
dan senyawa karbonat. Pada tabel 9.1 dipaparkan perbedaan senyawa karbon
organic dan karbon anorganik.

Tabel 5.1 : Perbedaan senyawa karbon organic dan karbon anorganik.

Senyawa karbon organik Senyawa karbon anorganik


1. berasal dari makhluk hidup (dan 1. berasal dari batu-batuan
ada yang dapat disintesis di 2. struktur molekulnya
laboratorium) sederhana
2. struktur molekulnya kompleks 3. Ikatan ion
hingga sederhana 4. titik leleh dan titik didihnya
3. Ikatan antar atomnya umumnya rendah
kovalen 5. umumnya larut dalam air
4. titik leleh dan titik didih umumnya 6. tidak mempunyai isomer
rendah
5. umumnya tidak larut dalam air
6. mempunyai isomer
Gambar : 9.1 : Senyawa karbon anorganik dan organic
(sumber : koleksi pribadi)

A. KEKHASAN ATOM KARBON

KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa
hidrokarbon dan karbondioksida

1. Identifikasi adanya unsur C dan H pada senyawa karbon (organik)

Indikator Keberhasilan
Siswa dapat menguji keberadaan unsur-unsur C, H dan O dalam senyawa karbon.

a. Pembakaran senyawa karbon


Pada setiap senyawa organik selalu mengandung unsur karbon (C) dan
hydrogen (H). Adanya unsur karbon dan hydrogen tersebut dapat
diidentifikasi dengan mereaksikan senyawa organik dengan oksigen, di
mana reaksinya disebut reaksi pembakaran. Apabila pembakarannya
sempurna yaitu tersedianya oksigen yang cukup untuk mengoksidasi
atom unsur karbon menjadi gas CO2 (bilangan oksidasi C tertinggi yaitu
+4) dan H2O dengan persamaan :

CxHyOz (senyawa organik) + O2(g) CO2 (g) + H2O(g)

b. Pemanasan senyawa karbon


Pada pemanasan gula yang dicampur kristal CuO akan dihasilkan gas
CO2 dan uap air, gas yang dihasilkan dialirkan ke air kapur, Ca(OH)2 dan
dilewatkan pada kertas kobal, CoCl2 atau kristal CuSO4 anhidrat.
Adanya gas CO2 dapat mengeruhkan air kapur, hal ini berarti senyawa
yang kita uji mengandung unsur karbon menurut persamaan reaksi :
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) CaCO3(s) putih keruh
Adanya uap air dapat membirukan kristal CuSO4 anhidrat atau
mengubah warna kertas kobal dari biru menjadi merah muda, hal ini
membuktikan bahwa senyawa yang diuji mengandung unsur hydrogen
dan oksigen.

2. Ciri khas Atom Karbon

Indikator Keberhasilan
Siswa dapat menganalisa kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon.

a. Atom karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen dengan atom


lain
Atom karbon terletak pada golongan IVA periode 2 dalam system
periodic unsur-unsur dengan nomor atom 6 sehingga mempunyai
konfigurasi electron 2 4. Jumlah electron valensi atom karbon ada 4,
maka atom karbon untuk mencapai susunan electron stabil
mempunyai kecenderungan yang sama melepas atau menerima
electron sebanyak 4 buah electron. Struktur electron terluar atom
karbon dapat digambarkan dengan struktur lewis sebagai berikut:

Atau C

Atom-atom yang dapat berikatan dengan atom karbon adalah atom-


atom non logam seperti H, N, O, P dan S
Contoh :
H H

HCH H C H

H H
b. Atom karbon dapat membentuk rantai karbon
Di samping atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen
dengan atom lain juga dapat berikatan kovalen sesama atom
karbon.
1) Penggolongan rantai karbon berdasarkan jumlah
ikatan antar atom karbon
a) Ikatan karbon tunggal
Ikatan kovalen antar atom karbon adalah ikatan
tunggal
| | | |
-C-C-C-C-
| | | |
b) Ikatan karbon rangkap dua
Ikatan kovalen antar atom karbon adalah ikatan
rangkap dua
| | | |
-CC-C-C-
| |

c) Ikatan karbon rangkap tiga


Ikatan kovalen antar atom karbon adalah ikatan
rangkap tiga
| |
-CC-C-C-
| |
2) Penggolongan rantai karbon berdasarkan bentuknya
a) Rantai karbon terbuka (alifatis)
Rantai karbon yang kedua ujungnya tidak bertemu

1) Lurus / tidak bercabang


| | | |
-C-C-C-C-
| | | |

2) bercabang
| | | |
-C-C-C-C-
| | | |
-C-
|

b) Rantai karbon tertutup (siklis)


Rantai karbon yang kedua ujungnya bertemu /
melingkar
1. Rantai karbon alisiklis
Rantai karbon yang atom-atom C-nya berbentuk
melingkar dan alifatis

| |
CC
| |
CC
| |

2. Rantai karbon aromatis


Rantai karbon melingkar yang mengandung cincin
benzena
c. Membedakan Jenis Atom Karbon Berdasarkan Jumlah
Atom Karbon yang diikat

Indikator Keberhasilan
Siswa dapat membedakan atom C primer, sekunder, tersier dan
kuartener.

Berdasarkan jumlah atom C yang diikat maka atom C dapat


digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu :

Tabel 9.1 : Kedudukan atom karbon dalam rantai karbon

No Jenis atom C Pengertian Contoh


1 Atom C primer (Cp) Atom C yang hanya |
mengikat satu atom C Cp
lain |
Cs
2 Atom C skunder (Cs) Atom C yang | |
mengikat dua atom C Ct Cs
lain |

3 Atom C tersier (Ct) Atom C yang | |


mengikat tiga atom C Cp Ck Cp
lain | | |
Cp
4 Atom C kuarterner(Ck) Atom C yang |
mengikat empat atom
C lain

3. Senyawa Karboksida

Indikator Keberhasilan
Siswa dapat menjelaskan atom karbon dalam membentuk senyawa
karbo dioksida
Persenyawaan atom karbon dengan oksigen disebut oksida
karbon atau karboksida. Ada 2 karboksida di alam yaitu karbon
monoksida, CO dan karbon dioksida, CO2. Kedua oksida
tersebut dapat diperoleh dari pembakaran senyawa organic dan
bahan bakar fosil. Apabila terdapat gas oksigen yang cukup
untuk pembakaran maka dihasilkan gas CO2, sebaliknya jika
pembakaran dengan gas oksigen terbatas dihasilkan gas CO.
a. Gas Karbon monoksida (CO)
a) Sifat-sifat gas CO
Gas karbon monoksida merupakan gas tidak berwarna,
tidak berbau dan sangat beracun dan zat reduktor yang
kuat.
Gas ini sangat beracun karena mudah berikatan
dengan haemoglobin (Hb) dalam darah membentuk oksi
haemoglobin (COHb) sehingga darah kekurangan
oksigen karena Hb lebih mudah mengikat CO dari pada
O2.
CO + Hb COHb
Gas CO yang merupakan pereduksi kuat sering
digunakan untuk mereduksi besi dari bijihnya pada
pengolahan besi.
Fe2O3(s) + 3 CO(g) 2 Fe(s) + 3 CO2(g)

b) Sumber gas CO
Gas CO dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna
karena terbatasnya gas oksigen yang tersedia, contohnya
gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
kendaraan bermotor yang sudah tua, pembakaran dalam
ruang tertutup atau yang kurang ventilasi.

b. Gas Karbon dioksida (CO2)


a) Sifat-sifat gas CO2
Gas CO2 merupakan gas yang tidak berwarna,
merupakan gas yang terbanyak di atmosfer.
Gas CO2 lebih berat dari pada udara sehingga dapat dipakai
sebagai pemadam kebakaran

Apabila gas ini dilarutkan dalam air maka akan bereaksi


membentuk asam lemah.
CO2(g) + H2O(l) H2CO3(g)
Asam karbonat, H2CO3 merupakan asam lemah dengan pH antara
46

b) Sumber gas CO2


Gas CO2 dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan
bakar fosil, fotosintesis tanaman atau dapat dibuat di
laboratorium dengan mereaksikan garam karbonat dan
asam.
CaO3(s) + 2 HCl (aq) CaCl2(aq) + H2O (l) + CO2 (g)

KEGIATAN PRAKTEK
Kegiatan 9.1 : Identifikasi senyawa karbon

Cara Kerja Pengamatan


1. Masukkan 1 sendok the gula pasir Warna air kapur setelah dialiri gas :
dan sendok the kristal CuO ke ..
dalam tabung reaksi ..
2. Goyangkan tabung reaksi tersebut Warna kertas kobal setelah ditempelkan
agar gula pasir dan CuO pada dinding tabung:
bercampur ..
3. Isilah erlenmeyer dengan air ..
kapur
4. Rangkailah alat seperti gambar

Gula pasir + CuO

Air kapur
5. Buka penyumbat tabung reaksi
secara perlahan, kemudian
tempelkan kertas kobal. CoCl2
pada mulut tabung reaksi yang
masih basah

HASIL DISKUSI
1. Gas apa yang dihasilkan berdasarkan
pengamatan air kapur?
2. Gas apa yang dihasilkan berdasarkan
pengamatan kertas kobal?
3. Unsur apa saja yang terkandung di
dalam gula pasir?

B. SENYAWA HIDRO KARBON

KOMPETENSI DASAR
Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan
hubungannya dengan sifat-sifat senyawa

1. Pengelompokan Hidrokarbon

Indikator Keberhasilan
Siswa dapat mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan
kejenuhan ikatan dan tatanamanya.
.

Hidrokarbon adalah senyawa yang tersusun dari unsur karbon dan


hydrogen saja. Senyawa hydrogen yang paling sederhana adalah metana,
CH4. Berikut ini adalah gambar struktur metana, di mana satu atom
karbon mengikat 4 atom H.
Gambar : 9.2 : Struktur Metana
(sumber : Internet)

a. Pengelompokan hidrokarbon Berdasarkan bentuk rantai


karbonnya
1) Hidrokarbon alifatis
Hidrokarbon yang rantai karbon yang kedua ujungnya
terbuka
a) Lurus / tidak bercabang

CH3-CH2-CH2-CH3

b) bercabang

CH3-CH-CH2-CH3
|
CH3

2) Hidrokarbon siklis
Hidrokarbon yang rantai karbon tertutup
a) Hidrokarbon alisiklis
Hidrokarbon yang atom-atom karbonnya terikat
membentuk rantai lingkaran dan alifatis

CH2 CH2
| |
CH2 C H2

b) Hidrokarbon aromatis
Hidrokarbon yang rantai karbon yang mengandung cincin
benzena

b. Pengelompokan hidrokarbon Berdasarkan jumlah ikatan


antar atom C nya atau kejenuhan ikatannya.
1) Alkana
(a) Pengertian Alkana
Alkana sering disebut parafin yang berasal dari parum afinis
yang berarti daya gabung kecil.
Alkana adalah senyawa hidrokarbon alifatik yang
mempunyai ikatan jenuh, yaitu ikatan antar atom C-nya
merupakan ikatan tunggal.

(b) Deret Homolog, Rumus Umum


Alkana dan gugus alkil.
i. Deret homolog
Deret homolog adalah deret sepancaran di mana terjadi
penambahan jumlah atom C dan H sebesar CH2 atau terjadi
penambahan Mr sebesar 14 seperti yang ditunjukkan pada tabel
9.2

Tabel : 9.2 Deret homolog alkana


Jumlah Rumus Molekul Nama senyawa
atom C
1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propana
4 C4H10 Butana
5 C5H12 Pentana
6 C6H14 Heksana
7 C7H16 Heptana
8 C8H18 Oktana
9 C9H20 Nonana
10 C10H22 Dekana

2. Rumus Umum Alkana


Rumus umum alkana dapat diturunkan dari rumus deret
aritmatika yaitu :

Un = U1 + (n-1) b

Di mana : n = jumlah atom C


U1 = suku ke-1 atau jumlah atom H suku ke-1
=4
U n = deret suku ke-n atau jumlah atom H suku
ke-n
b = beda antar suku atau beda jumlah atom H
antar suku
= 2
Dari persamaan di atas diperoleh :
Un = 4 + (n-1) 2
= 2n + 2
Apabila jumlah atom C = n maka jumlah atom H = 2n+2,
sehingga diperoleh :
Rumus umum alkana
Cn H2n+2

3. Gugus alkil
Gugus alkil adalah alkana yang kehilangan 1 atom H
sehingga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
B. Rumus umum gugus alkyl

CnH2n+1 atau R
C. Nama gugus alkil

Akhiran ana pada alkana diganti il

Tabel 9.3: Gugus Alkil yang Penting

Rumus Nama Rumus Nama


Metil -CH-CH3 Skunder butil
|
-CH3 CH2
|
CH3

Etil -CH2-CH-CH3 Isobutil


|
-CH2-CH3 atau -C2H5 CH3

propil CH3 tersierbutil


|
-C-CH3
- CH2-CH2-CH3 |
CH3

-CH-CH3 isopropil
|
CH3

- CH2-CH2-CH2-CH3 Butil

(c) Tata Nama Alkana


Aturan penamaan alkana menurut IUPAC sebagai berikut :
i. Alkana yang rantai C-nya tidak bercabang
Nama alkana sesuai dengan jumlah atom
C -nya

Contoh :
CH3-CH2-CH3 propana
CH3-CH2- CH2-CH3 butana
CH3-CH2- CH2- CH2-CH3 pentana

Tabel : 9.4 Tata nama alkana rantai panjang

Rumus Molekul Nama senyawa


C11H24 hendekana
C12H26 dodekana
C13H28 Tridekana
C14H30 Tetradekana
C15H32 Pentadekana
C16H34 Heksadekana
C17H36 Heptadekana
C18H38 Oktadekana
C19H40 Nonadekana
C20H42 Kosana
C21H44 Henkosana
C22H46 Dokosana
C30H62 Trikontana
C31H64 hentrikontana
C40H82 Tetrakontana
C50H102 Pentakontana
C60H122 Heksakontana
C70H142 Heptakontana
C80H182 Oktakontana
C90H182 Nonakontana
C100H202 hektana

ii. Alkana yang rantai C-nya bercabang


a. Tentukan rantai utama / rantai induk yaitu rantai
atom C terpanjang.
Nama rantai induk sesuai nama alkananya
b. Tentukan gugus gugus cabang yaitu atom-atom C
yang tidak termasuk rantai induk (lihat tabel 5.5)
Nama gugus cabang sesuai nama alkilnya
c. Beri nomor atom-atom C pada rantai induk
sedemikian sehingga nomor atom C yang mengikat
cabang serendah mungkin
d. Urutan penamaan:

(No C pengikat cabang) (nama cabang)( nama rantai induk)

Apabila ada beberapa cabang yang sama,


nomor C pengikat cabang
ditulis semua di mana masing-masing angka dipisahkan dengan tanda
koma
Nama cabang diawali
dengan awalan jumlah bahasa yunani
2 = di 6 = heksa 10 = deka
3 = tri 7 = hepta
4= tetra 8 = okta
5= penta 9 = nona
Apabila ada beberapa cabang yang berbeda
Nama cabang diurut
sesuai dengan urutan abjad dari huruf pertama nama abjad
Nomor C pengikat cabang
ditulis sebelum nama cabang yang bersesuaian
Apabila ada beberapa kemungkinan rantai C
terpanjang
Harus dipilih rantai C
terpanjang yang mempunyai cabang-cabang yang sederhana
Metil <etil<propil<isopropil<butil<..

4. Beri nama sesuai IUPAC senyawa-senyawa berikut.


a. CH3-CH2-CH-CH3
|
CH3
CH3
|
b. CH3-CH2-CH-CH3
|
CH3
Penyelesaian:
Alkana yang mempunyai satu atau lebih cabang sejenis

No Rumus Langkah-langkah Nama alkana


Rantai induk Cabang / no
1 4 3 2 1 butana
CH3-CH2-CH-CH3
Metil (no 2) 2-metilbutana
| (bukan 3-
CH3 metilbutana)
2 butana Metil (no 2) 2,2-dimetilbutana
Metil ( no 2) (bukan 3,3-
CH3
4 3 | 2 1 dmetilbutana)
CH3-CH2-C-CH3
|
CH3

5. Beri nama sesuai IUPAC senyawa-senyawa berikut.

a. CH3-CH-CH2-CH-CH2-CH3
| |
CH3 CH2-CH3

CH3
|
b. CH3-C-CH2-CH-CH2-CH3
| |
CH3 CH2-CH3

Penyelesaian:
Alkana yang mempunyai satu atau lebih cabang berbeda

No Rumus Langkah-langkah Nama alkana


Rantai Cabang /
induk no
a 1 2 3 4 5 6
CH3-CH-CH2-CH-CH2-CH3
heksana Metil (no 2) 4-etil-2-metilheksana
Etil (no 4)

B heksana Metil(no 2) 4-etil2,2-


Metil ( no 2) dimetilheksana
3 4 5 6 Etil (no 4)
CH3-C-CH2-CH-CH2-CH3

6. Beri nama sesuai IUPAC senyawa-senyawa berikut.


a. CH3-CH-CH2-CH2 -CH2-CH3
|
CH3-CH-CH3

Penyelesaian:
Alkana yang mempunyai beberapa kemungkinan rantai C terpanjang

No Rumus Langkah-langkah Nama alkana


Rantai Cabang /
induk no
a Kemungkinan I heptana Isopropil 2-isopropilheptana
(no2 (salah)
1 2 3 4 5 6 7
CH3-CH-CH2-CH2 -CH2-CH2-CH3
|
CH3-CH-CH3

Kemungkinan 2 heptana Metil (no 2) 2,3-dimetilheptana


3 4 5 6 7 Metil ( no 3) (benar)
CH3-CH-CH2-CH2 -CH2-CH3
1 2 |
CH3-CH-CH3

Keterangan : Jawaban yang benar adalah kemungkinan 2, karena mempunyai


cabang-cabang yang lebih sederhana

2) Alkena
(a) Pengertian Alkena
Alkena adalah senyawa hidrokarbon alifatik yang
mempunyai ikatan jenuh satu ikatan C rangkap 2(-C C-)

(b) Deret Homolog dan Rumus Umum Alkena


i) Deret homolog
Deret homolog pada alkena adalah sama dengan deret
homolog pada alkana karena mengalami penambahan
jumlah atom C dan H sebesar CH2 atau terjadi penambahan
Mr sebesar 14 seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.6

Tabel : 9.5 Deret homolog alkena


Jumlah Rumus Molekul Nama senyawa
atom C
2 C2H4 Etena
3 C3H6 Propena
4 C4H8 Butena
5 C5H10 Pentena
6 C6H12 Heksena
7 C7H14 Heptena
8 C8H16 Oktena
9 C9H18 Nonena
10 C10H20 Dekena

ii) Rumus Umum Alkena


Rumus umum alkana dapat diturunkan dari rumus deret
aritmatika yaitu :

Un = U2 + (n-1) b

Di mana n = n-1

n = jumlah atom C
U2 = suku ke-2 atau jumlah atom H suku ke-2
=4
U n = deret suku ke-n atau jumlah atom H suku
ke-n
b = beda antar suku atau beda jumlah atom H
antar suku
= 1
Dari persamaan di atas diperoleh :
Un = 4 + (n-1) 2
= 4 + [(n-1)-1] b
= 2n
Apabila jumlah atom C = n maka jumlah atom H = 2n,
sehingga diperoleh :

Rumus umum alkena

Cn H2n

(c) Tata Nama Alkena


Aturan penamaan alkana menurut IUPAC sebagai berikut :
i. Alkena yang rantai C-nya tidak bercabang

No C ikatan rangkap - rantai induk

Keterangan :
Penomoran atom C dimulai dari ujung terdekat C
ikatan rangkap
Nama rantai induk sesuai nama alkenanya
(nama alkena sesuai dengan nama alkana tetapi
akhiran ana diganti ena)

contoh :
5 4 3 2 1
CH3-CH2-CH CH-CH2 2-pentena

ii. Alkena yang rantai C-nya bercabang


a. Tentukan rantai utama / rantai induk yaitu rantai
atom C terpanjang dan mengandung ikatan C
rangkap dua
Nama rantai induk sesuai nama alkenanya
b. Tentukan gugus gugus cabang yaitu atom-atom C
yang tidak termasuk rantai induk (lihat tabel 5.5)
Nama gugus cabang sesuai nama alkilnya
c. Beri nomor atom-atom C pada rantai induk
sedemikian sehingga nomor atom C ikatan rangkap
serendah mungkin
d. Urutan penamaan:

No C nama cabang - no C - nama rantai


pengikat cabang ikatan rangkap induk

1. Beri nama sesuai IUPAC senyawa-senyawa berikut.


a. CH3-CH2-CHCH-CH2-CH2-CH3

b. CH3- CH2-CH2-C- CH2-CH3


||
CH2

Penyelesaian:

Langkah-langkah
No Rumus Rantai No Cabang Nama alkena
induk C ikatan / no
rangkap
1 heptena 3 - 3-heptena
1 2 3 4 5 6 7
CH3-CH2-CHCH-CH2-CH2-CH3
2 pentena 1 Etil (No 2-etil-1-pentena
CH3- CH2-CH2-C- CH2-CH3 2)
5 4 3 2 ||
C

3) Alkuna
(a) Pengertian Alkuna
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik yang
mempunyai ikatan jenuh satu ikatan C rangkap2(-C C-)

(b) Deret Homolog dan Rumus Umum Alkuna


iii) Deret homolog
Deret homolog pada alkena adalah sama dengan deret
homolog pada alkana karena mengalami penambahan
jumlah atom C dan H sebesar CH2 atau terjadi penambahan
Mr sebesar 14 seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.6

Tabel : 5.6 Deret homolog alkuna


Jumlah Rumus Molekul Nama senyawa
atom C
2 C2H2 Etuna
3 C3H4 Propuna
4 C4H6 Butuna
5 C5H8 Pentuna
6 C6H10 Heksuna
7 C7H12 Heptuna
8 C8H14 Oktuna
9 C9H16 Nonuna
10 C10H18 Dekuna

iv) Rumus Umum Alkuna


Rumus umum alkana dapat diturunkan dari rumus deret
aritmatika yaitu :

Un = U2 + (n-1) b

Di mana n = n-1
n = jumlah atom C
U1 = suku ke-1 atau jumlah atom H suku ke-1
=2
U n = deret suku ke-n atau jumlah atom H suku
ke-n
b = beda antar suku atau beda jumlah atom H
antar suku
= 1
Dari persamaan di atas diperoleh :
Un = 4 + (n-1) 2
= 4 + [(n-2)-1] 2
= 2n - 2
Apabila jumlah atom C = n maka jumlah atom H = 2n-2,
sehingga diperoleh :

Rumus umum alkuna

Cn H2n-2

(c) Tata Nama Alkuna


Aturan penamaan alkana menurut IUPAC sebagai berikut :
i. Alkuna yang rantai C-nya tidak bercabang

No C ikatan rangkap - rantai induk

Keterangan :
Penomoran atom C dimulai dari ujung terdekat C ikatan
rangkap
Nama rantai induk sesuai nama alkunanya
(nama alkena sesuai dengan nama alkana tetapi akhiran
ana diganti una)

contoh :
5 4 3 2 1
CH3-CH2-C C-CH2 2-pentuna
ii. Alkuna yang rantai C-nya bercabang
a. Tentukan rantai utama / rantai induk yaitu rantai atom C
terpanjang dan mengandung ikatan C rangkap dua
Nama rantai induk sesuai nama alkunanya
b.Tentukan gugus gugus cabang yaitu atom-atom C yang
tidak termasuk rantai induk (lihat tabel 5.5)
Nama gugus cabang sesuai nama alkilnya
c. Beri nomor atom-atom C pada rantai induk sedemikian
sehingga nomor atom C ikatan rangkap serendah mungkin
d. Urutan penamaan:

No C nama cabang - no C - nama rantai


pengikat cabang ikatan rangkap induk

2. Beri nama sesuai IUPAC senyawa-senyawa berikut.


a. CH3-CH2-CC-CH2-CH2-CH3
b. CH C-CH2-CH2- CH-CH3
|
CH3

Penyelesaian:

Langkah-langkah
No Rumus Rantai No Cabang Nama alkena
induk C ikatan / no
rangkap
1 heptuna 3 - 3-heptuna
1 2 3 4 5 6 7
CH3-CH2-CHCH-CH2-CH2-CH3

2 1 2 3 4 6 heptuna 1 metil (No 6-metil-1-


CH C-CH2-CH2- CH-CH3 6) heptuna

CH3

2. Hubungan Titik Didih Senyawa Hidrokarbon dengan massa


molekul relative dan Strukturnya

Siswa dapat menyimpulkan hubungan antara titik didih senyawa hidrokarbon


dengan massa molekul relatifnya dan strukturnya

a. Alkana
1) Wujud Alkana
Titik didih adalah suhu zat pada saat tekanan uap cairannya zat
sama dengan tekanan udara luar. Titik leleh adalah suhu pada saat
zat mulai meleleh pada tekanan tertentu.
Besarnya titik didih dan titik leleh alkana tergantung kekuatan
gaya antar molekul (gaya disperse) pada alkana.
Besarnya gaya disperse bergantung kepada jumlah electron
dalam molekul, semakin banyak electron atau semakin besar Mr,
maka semakin kuat gaya disperse antar molekul alkana .

Contoh titik didih beberapa senyawa :


n-butana : CH3-CH2-CH2-CH 3 titik didih = -0,50C
n-pentana : CH3-CH2-CH2-CH2-CH 3 titik didih = 36,10C
Besarnya gaya disperse juga tergantung kepada ukuran molekul
suatu alkana, semakin panjang rantai karbon maka polarizabilitas
(kebolehpolaran ) suatu zat semakin besar. Dengan demikian pada
jumlah atom karbon yang sama, rantai karbon lurus mempunyai
gaya antar molekul lebih besar dari pada rantai karbon bercabang.

Contoh titik didih beberapa alkana


n-pentana : CH3-CH2-CH2-CH2-CH 3 titik didih = 36,10C
2,2-dimetil propana titik didih= 9,50C
CH3
|
CH3- C CH3
|
CH3

Pada rantai karbon lurus


Titik didih dan titik leleh berbanding lurus dengan panjang
rantai karbon atau Mr
Pada rantai karbon bercabang
Titik didih dan titik leleh berbanding lurus dengan panjang
rantai karbon atau titik didih rantai C bercabang
mempunyai titik didih / titik leleh lebih rendah dari pada
rantai C lurus pada jumlah atom C yang sama.

Alkana mempunyai 3 wujud pada suhu kamar (250C) yaitu :


a) gas : Apabila mempunyai titik didih di bawah 250C (C1-C4)
b) cair : Apabila mempunyai titik leleh di bawah 250C dan titik
didihnya di atas 250C (C5-C17)
c) padat : Apabila mempunyai titik leleh di atas 250C (>C17)

Tabel 5.7 : Titik Didih dan Titik Leleh Alkana


Rumus Mr Titik didih Titik leleh Wujud
Molekul (0C) (0C) (250C)
CH4 16 -161,4 -185,4 Gas
C2H6 30 -88,6 -183,2 Gas
C3H8 44 -42,1 -178,7 Gas
C4H10 58 -0,5 -138,3 Gas
C5H12 72 36,1 -129,7 cair
C6H14 86 68,7 -95,3 cair
C7H16 100 98,4 -90,6 cair
C8H18 114 125,7 -56 cair
C9H20 128 150,8 -53 cair
C10H22 142 174,1 -32 cair
C11H24 156 195,8 -26 cair
C12H26 170 214,5 -12 cair
C13H28 184 234 -6,2 cair
C14H30 198 252,5 -5,5 cair
C15H32 212 270,5 10 cair
C16H34 226 287,5 20 cair
C17H36 240 308 22,5 cair
C18H38 254 317 28 padat
C19H40 268 - 32 padat
C20H42 282 - 36 padat
C21H44 296 - 40,4 padat
b. Alkena
Seperti juga dengan alkana, titik didih dan titik leleh alkena
tergantung kepada massa molekul relatif (Mr) dan struktur
molekulnya. Semakin panjang rantai karbon maka titik didih dan
titik lelehnya semakin besar dan pada Mr yang sama atau jumlah
atom karbon yang sama maka titik didih dan titik leleh rantai lurus
selalu lebih besar dari pada rantai bercabang. Titik didih dan wujud
alkena pada suhu kamar (250C) dipaparkan pada tabel 5.8
Tabel 5.8 : Titik Didih dan wujud Alkena
Rumus Mr Titik didih Wujud
Molekul (0C) (250C)
C2H4 28 -104 Gas
C3H6 42 -48 Gas
C4H8 56 -7 Gas
C5H10 70 30 cair
C6H12 84 63 cair
C7H14 98 93 cair
C8H16 112 122 cair

c.Alkuna
Seperti juga dengan alkana dan alkena, titik didih dan titik leleh alkuna
tergantung kepada massa molekul relatif (Mr) dan struktur
molekulnya. Semakin panjang rantai karbon maka titik didih dan
titik lelehnya semakin besar dan pada Mr yang sama atau jumlah
atom karbon yang sama maka titik didih dan titik leleh rantai lurus
selalu lebih besar dari pada rantai bercabang. Titik didih dan wujud
alkuna pada suhu kamar (250C) dipaparkan pada tabel 5.9
Tabel 5.9 : Titik Didih dan wujud Alkuna
Rumus Mr Titik didih Wujud
0
Molekul ( C) (250C)
C2H2 26 -75 Gas
C3H4 40 -23 Gas
C4H6 54 -8,1 Gas
C5H8 68 39,4 cair
C6H10 82 72 cair

i. Jelaskan perbedaan titik didih antara :


e. butana dan heksana
f. n-heksana dan 2-metilpentana

Jawab:
a. Butana mempunyai rumus molekul C4H10 dan heksana , C6H14. Mr
heksana lebih besar dari pada Mr butana maka gaya disperse antar
molekul heksana lebih besar dari pada butane sehingga titik didih
heksana lebih tinggi dari pada titik didih butane
b. n-heksana dan 2-metilpentana mempunyai rumus molekul C6H14.
Struktur n-heksana adalah rantai lurus sedangkan 2-metilpentana
rantai bercabang. Gaya disperse pada n-heksana lebih besar dari
pada gaya disperse pada 2-metilpentana sehingga titik didih pada
n-heksana lebih tinggi dari pada titik didih 2-metilpentana

3. Isomerisasi Senyawa Hidrokarbon

Siswa dapat menjelaskan konsep isomer dan penerapannya pada sifat senyawa
hidrokarbon.

Pada awal Bab ini sudah dijelaskan bahwa keistimewaan senyawa organik
adalah mempunyai isomer. Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai
rumus molekul (jumlah atom-atom) sama tetapi rumus struktur (cara terikatnya
atom-atom) berbeda.
Berdasarkan perbedaan cara terikatnya atom-atom atau gugus, maka isomer
dikelompokkan menjadi 2 jenis :

Isomer struktur : perbedaan terikatnya atom-atom dalam bidang datar /


dimensi dua

Isomer ruang : perbedaan terikatnya atom-atom dalam ruang / dimensi


tiga

Isomer struktur meliputi isomer rantai / rangka (perbedaan rantai karbon),


isomer posisi (perbedaan posisi gugus fungsi / gugus ciri khas) dan isomer fungsi
(perbedaan jenis gugus fungsi / gugus ciri khas)
Isomer ruang dikelompokkan lagi menjadi 2 (dua) yaitu isomer geometri /
cis-trans (perbedaan letak atom / gugus yang terikat pada C ikatan rangkap) dan
isomer optik (perbedaan letak atom / gugus yang terikat pada atom C asimetris)
yang akan dibahas di kelas XII.
a. Isomer alkana
Isomerisasi yang terjadi pada alkana hanya isomer rantai / rangka
(perbedaan rantai karbon)
Contoh :
1) Rumus molekul C4H10
Mempunyai beberapa kemungkinan rumus struktur, yaitu :
a) CH3-CH2-CH2-CH3 : butana atau n-butana
b) CH3-CH-CH3 : 2-metilpropana
|
CH3
Jadi senyawa C4H10 mempunyai 2 buah isomer
2) Rumus molekul C5H12
Mempunyai beberapa kemungkinan rumus struktur, yaitu :
a) CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 : pentana atau n-pentana
b) CH3-CH-CH2-CH3 : 2-metilbutana
|
CH3
CH3
|
c) CH3-C-CH3 : 2,2-dimetilpropana
|
CH3
Jadi senyawa C5H12 mempunyai 3 buah isomer
b. Isomer alkena
Isomerisasi yang terjadi pada alkena meliputi isomer rangka, isomer
posisi (isomer struktur) dan isomer geometri / cis-trans (isomer ruang)
1) Isomer struktur
a) Isomer posisi
Isomer posisi pada alkena terjadi karena perbedaan posisi ikatan
rangkap sedangkan rantai karbonnya sama.
Contoh :
i. Rumus molekul C5H10
Apabila rantai karbonnya lurus, maka kemungkinan isomer
posisinya adalah sebagai berikut :
CH2CH-CH2- CH2- CH3 1-pentena
CH3-CHCH- CH2- CH3 2-pentena

b) Isomer rangka
i. Rumus molekul C5H10
CH2CH-CH2- CH2- CH3 1-pentena
CH2C-CH2- CH3 2-metil-1-butena
|
CH3
CH2CH-CH- CH3 3-metil-1-butena
|
CH3
CH3-CCH-CH3 2-metil-2-butena
|
CH3

Jadi senyawa C5H10 mempunyai isomer struktur sebanyak 6 buah

2) Isomer ruang
Isomer ruang yang terjadi pada alkena hanya isomer geometri atau
cic-trans yaitu perbedaan posisi atom / gugus yang terikat pada atom
C ikatan rangkap (-C=C-)

Syarat suatu senyawa mempunyai isomer cis-trans adalah :


Punya atom C ikatan rangkap 2 (-C=C-)
Masing-masing atom C ikatan rangkap mengikat gugus yang
berbeda

Bentuk struktur isomer cis-trans :

W W L W
C C C C
L L W L

Bentuk cis Bentuk trans

Keterangan :
L = atom / gugus yang Mr-nya lebih ringan
W = atom / gugus yang Mr-nya lebih berat
Garis : berada di ruang bagian depan
Garis : berada di ruang bagian belakang

i. Tuliskan semua isomer struktur dari :


a. C6H14
b. C6H12

Jawab :
a.C6H14 dengan rumus umum CnH2n+2 adalah termasuk golongan alkana.
Jadi isomer strukturnya hanya isomer kerangka.
(1) CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 heksana
(2) CH3-CH-CH2-CH2-CH3 2-metilpentana
|
CH3
(3) CH3-CH2-CH-CH2-CH3 3-metilpentana
|
CH3
CH3
|
(4) CH3-C-CH2-CH3 2,2-dimetilbutana
|
CH3

CH3
|
(5) CH3-CH-CH-CH3 2,3-dimetilbutana
|
CH3

b. C6H12 dengan rumus umum CnH2n adalah termasuk golongan


alkena. Jadi mempunyai isomer strukturnya adalah isomer
kerangka dan posisi.

(1) CH2=CH-CH2-CH2-CH2-CH3 1-heksena

(2) CH3- CH=CH-CH2-CH2-CH3 2-heksena

(3) CH3- CH2- CH=CH-CH2-CH3 3-heksena

(2) CH2=C-CH2-CH2-CH3 2-metil-1-pentena


|
CH3
(3) CH2=CH-CH-CH2-CH3 3-metil-1-pentena
|
CH3
(4) CH2=CH-CH2-CH-CH3 4-metil-1-pentana
|
CH3
(5) CH3-C=CH-CH2-CH3 2-metil-2-pentena
|
CH3

(6) CH3-CH=C-CH2-CH3 3-metil-2-pentena


|
CH3

(6) CH3-CH=CH-CH-CH3 4-metil-2-pentena


|
CH3
CH3
|
(7) CH3-C=C-CH3 2,3-dimetil-2-butena
|
CH3
ii. Selidiki senyawa-senyawa berikut apakah mempunyai isomer geometri /
cis-trans?
a. 2,3-dimetil-2-butena
b. 3-heksena

Jawab :
a. 2,3-dimetil-2-butena mempunyai struktur: CH3-CH=CH-CH3
| |
CH3CH3
Karena masing-masing C ikatan rangkap mengikat gugus yang sama,
maka senyawa ini tidak mempunyai isomer geometri.
b. 3-heksena mempunyai struktur CH3-CH2-CH=CH-CH2-CH2-CH3
atau

CH3-CH2 CH2-CH3 CH3-CH2 H


C=C C=C
H H H CH2-CH3

Cis-3-heksena Trans-3-heksena

Karena masing-masing C ikatan rangkap mengikat gugus yang


berbeda, maka senyawa ini mempunyai isomer geometri.

3. Reaksi Sederhana Pada Senyawa Hidrokarbon

1. Siswa dapat menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena


dan alkuna (reaksi oksidasi, substitusi, adisi dan eliminasi).

Pada umumnya senyawa organic kurang reaktif dibandingkan


senyawa anorganik, tetapi senyawa ini pada kondisi dan perlakuan
khusus dapat mengalami reaksi-reaksi seperti oksidasi, substitusi, adisi,
eliminasi, dan polimerisasi. Pada pembahasan berikut dipaparkan
tentang reaksi-reaksi sederhana pada alkana, alkena dan alkuna.
c. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi adalah reaksi peningkatan bilangan oksidasi karbon
dalam senyawa karbon menjadi +2 atau +4. Reaksi oksidasi yang paling
sederhana adalah reaksi pembakaran oleh oksigen. Reaksi ini tergantung
kepada jumlah oksigen yang tersedia. Pembakaran sempurna terjadi
apabila jumlah oksigen mencukupi untuk meningkatkan bilangan
oksidasi karbon menjadi +4, sedangkan jika jumlah oksigen terbatas
maka terjadi pembakaran tak sempurna di mana bilangan oksidasi
karbon meningkat sampai +2 saja. Semua senyawa karbon dibakar
sempurna menghasilkan gas CO2 dan H2O.

a. Pembakaran alkana

3 n 1
CnH2n+2 + 2 O2 n CO2 + (n+1) H2O

b. Pembakaran alkana
31
CnH2n+ 2 O2 n CO2 + n H2O

c. Pembakaran alkana

3 n 1
CnH2n-2 + 2 O2 n CO2 + (n-1) H2O

1. Tulis persamaan reakasi pembakaran sempurna gas etuna (asetilen)


Jawab:
C2H2 + 5/2 O2 2CO2 + H2O
2. Sebanyak 20 liter suatu alkena dibakar sempurna dihasilkan 40 liter gas
CO2 pada suhu dan tekanan yang sama. Tentukan rumus molekul alkena
tersebut.
Jawab :
CnH2n+ 31 2 O2 n CO2 + n H2O
20 L 40 L
Perbandingan volume = perbandingan koefisien
20 1
n = 22 Jadi Rumus molekul alkena tersebut adalah C2H4
40 n

d. Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atau penukaran 1 atom
atau gugus oleh atom atau gugus lain.

Rumus umum reaksi substitusi

A-B + C-D A-D + C-B


Reaksi subtitusi pada alkana terjadi dengan mengganti 1 atom H
pada alkana oleh atom lain misalnya halogen (X)
1) Substitusi halogen

RH + X-X R X + HX

Alkana Halogen Alkilhalida/ asam halida


Haloalkana

Urutan kemudahan atom H yang diganti adalah :

H pada C tersier > H pada C skunder > H pada C primer

i. Tulis persamaan reaksi antara propana dengan gas klorin


Jawab :
CH3-CH2-CH3 + Cl2 CH3-CHCl-CH3 + HCl

Propana klorin 2-kloropropana asam klorida

e. Reaksi Adisi
Reaksi adisi adalah reaksi penambahan atom-atom atau gugus pada
ikatan rangkap sehingga terjadi pemutusan ikatan rangkap. Reaksi
ini sering disebut reaksi pemutusan ikatan rangkap, dengan kata lain
reaksi adisi hanya dapat terjadi pada senyawa yang mengandung
ikatan rangkap.

Rumus umum reaksi adisi

P Q P Q
| | | |
A -C=C-B + X-Y A -C=C-B
| |
X Y
Atom-atom atau gugus yang sering mengadisi ikatan rangkap adalah
atom hydrogen, halogen, gugus hidroksida, sulfonat, sianida dan
nitrosil. Khusus pada pembahasan berikut hanya dijelaskan reaksi
adisi hiderogen , halogen dan hydrogen halida.
1) Adisi hydrogen (H 2 atau H-H) pada alkena dan alkuna

R-CH=CH-R + H-H R-CH2-CH2-R


Alkena hydrogen Alkana

R-CC-R + H-H R-CH=CH-R


Alkuna hydrogen Alkena

2) Adisi halogen (X 2 atau X-X) pada alkena dan alkuna

R-CH=CH-R + X-X R-CHX-CHX-R


Alkena halogen dihalo alkana

R-CC-R + X-X R-CX=CX-R


Alkuna halogen dihalo alkena

1. Selesaikan reaksi-reaksi berikut :


d. 1-butena + gas hydrogen
e.1-butuna + gas klorin
Jawab :
a. CH2=CH-CH2-CH3 + H2 CH3-CH2-CH2-CH3 (butana)
b. CHC-CH2-CH3 + Cl2 CH2Cl-CHCl-CH2-CH3
(1,2-dikoloro-1-butena)

3) Adisi hidrogen halida (H X atau H-X) pada alkena

Polaritas pada HX
Asam halida (HX) adalah molekul polar di mana H punya
kutub positif ( +) sedangkan X punya kutub negative ( -).
Hal ini disebabkan atom X lebih elektronegatif dari pada H
sehingga electron elektron cenderung ditarik ke atom X.

H+ X -

Polaritas pada C ikatan rangkap


Gugus alkil adalah pendorong electron, makin panjang rantai
karbon suatu alkil maka daya dorongnya semakin besar,
sehingga atom C ikatan rangkap yang mengikat gugus alkil
lebih panjang maka akan cenderung bermuatan positif karena
electron didorong ke atom C ikatan rangkap yang lain.
Sedangkan atom C ikatan rangkap yang mengikat alkil lebih
pendek akan cenderung bermuatan negative.

+ -
R- CH=CH-R
e

Jika R lebih panjang dari pada R, maka daya dorong


electron R lebih kuat dari pada R
Urutan daya dorong gugus alkil :

H<-CH3<-C2H5<-C3H7<-CH(CH3)2<-C4H9<-CH(CH3)(C2H5) dst

Aturan Markovnikov
Adisi HX ke C ikatan rangkap pada alkena, maka atom H
cenderung menuju C ikatan rangkap yang bermuatan negative
(yang mengikat H lebih banyak / alkil lebih pendek)
sedangkan atom X cenderung menuju C ikatan rangkap yang
bermuatan positif (mengikat H lebih sedikit / alkil lebih
panjang).

Jika jumlah atom H yang diikat atom C ikatan


rangkap tidak sama, maka H dari HX menuhu C
ikatan rangkap yang telah mengikat H lebih banyak

CH2=CH-R + H-X CH3-CHX-R


Alkena asam halida halo alkana

Jika jumlah atom H yang diikat atom C ikatan


rangkap sama banyak , maka H dari HX menuhu C
ikatan rangkap yang mengikat alkil lebih pendek

R-CH=CH-R + H-X R-CH2-CHX-R


Alkena asam halida halo alkana

(misal R <R)
1. Selesaikan reaksi-reaksi berikut ini
a. 1-butena + asam klorida
b. 2-pentena + asam iodida

Jawab :
a. CH2=CH-CH2-CH3 + HCl CH3-CHCl-CH2-CH3
2-klorobutana
b. CH3- CH2=CH-CH2-CH3 + HI CH3- CH2-CHCl-CH2-CH3
3-iodopentana
f. Reaksi Eliminasi
Reaksi Eliminasi adalah reaksi pengurangan atom-atom atau gugus-
gugus yang disertai pelepasan molekul sederhana seperti H2O, HX;
sehingga tiap 2 ikatan tunggal yang ditinggalkan bergabung
membentuk 1 ikatan rangkap. Pada pembahasan reaksi eliminasi
berikut hanya dibahas tentang dehidrasi (pelepasan air) dan
dehidrohaloganasi (pelepasan HX).
Rumus umum reaksi Eliminasi

P Q P Q
| | | |
A C-C-B A -C=C-B + XY
| |
X Y

1) Dehidrasi pada alkohol oleh H2SO4 pekat


Pada suhu sekitar 800C apabila alcohol direaksikan dengan asam
sulfat pekat, maka terjadi eliminasi atom H dan gugus OH pada
dua atom C yang berdekatan terbentuk alkena dengan disertai
pelepasan molekul air (dehidrasi)

Aturan Seytzef : atom H yang dilepas adalah atom H yang


terikat pada atom C yang mengikat H lebih sedikit/ pengikat
alkil lebih panjang yang terletak di sebelah atom C pengikat
gugus OH

H2SO4 pekat

R-CH-CH-R R-CH=CH-R + H2O


| |
H OH
Alkohol alkena
2) Dehidrohalogenasi pada alkyl halida oleh KOH dalam
alkohol
Apabila alkyl halida direaksikan dengan KOH dalam alkohol,
maka terjadi eliminasi atom H dan atom X pada dua atom C yang
berdekatan terbentuk alkena dengan disertai pelepasan molekul
HX (dehidrohalogenasi)

Aturan Seytzef : atom H yang dilepas adalah atom H yang


terikat pada atom C yang mengikat H lebih sedikit/ pengikat
alkil lebih panjang yang terletak di sebelah atom C pengikat X

KOH dalam alkohol

R-CH-CH-R R-CH=CH-R + HX
| |
H X
Alkil halida alkena

(a) Tulis persamaan reaksi-reaksi berikut :


a. 2-butanol + asam sulfat pekat pada 800C
b. 3-kloroheptana + KOH dalam alcohol
H2SO4 pekat
Jawab:
a. CH3-CH-CH-CH3 CH3-CH=CH-CH3 + H2O
| |
OH H
2-butanol 2-butena

b. CH3-CH2-CH-CH-CH2-CH2-CH3 CH3-CH2-CH=CH-CH2-CH2-CH3
| | + HCl
Cl H
3-heptena

1. Sebutkan masing-masing 5 contoh :


a. senyawa karbon organic
b. senyawa karbon anorganik
2. Suatu senyawa X dipanaskan dan gas yang terbentuk dialirkan dengan pipa
mempunyai data sebagai berikut:
- dapat mengeruhkan air barit, Ba(OH)2
- mengubah kristal CuSO4 anhidrat dari putih menjadi biru
Jelaskan unsur-unsur apa saja yang terdapat senyawa X
3. Sebanyak 18 gram senyawa karbon dibakar sempurna terbentuk 26,4 gram
gas CO2 dan 10,8 gram uap air, tentukan :
a. rumus empirisnya
b. rumus molekulnya jika Mr senyawa karbon tersebut adalah 180
4. Diketahui senyawa karbon dengan rumus struktur sebagai berikut :
CH3
|
CH2
|
CH-CH2-CH3
|
CH3-C-CH3
|
CH3
Sebutkan jumlah masing-masing atom C primer, skunder, tersier dan
kuarterner
5. Senyawa karboksida di alam salah satunya di alam adalah gas karbon
monoksida.
a. gambarkan rumus Lewis gas CO
b. Jelaskan kereaktifan CO Berdasarkan rumus Lewisnya
6. Beri nama senyawa-senyawa berikut sesuai IUPAC
a. CH3-CH-CH2-CH2-CH3
|
CH2
|
CH3
b. CH3-CH-CH-CH2-CH3
| |
CH3 C2H5
c. CH3-CH2-CH-CH-CH2-CH3
| |
CH3-CH CH-CH3
| |
CH3 CH3
d. (CH3)2CH-CH2-CH[CH(CH3)2]C3H7

7. Tuliskan rumus struktur dari senyawa-senyawa berikut :


a. 2-metilheksana
b. 4-isopropiloktana
c. 3,3-dietil-2,2-dimetilheptana
d. 4-tersierbutil-2,2-dimetilnonana
8. Teliti nama-nama berikut apakah sesuai dengan aturan IUPAC?
a. 2-propilbutana
b. 3-isobutil-2-metilpentana
c. 3,3-dietil-4-isopropil-4,5-dimetilnonana
9. Tulis nama senyawa-senyawa berikut sesuai IUPAC
a. CH3-CH-CH2-CH2CH=CH-CH3
|
C2H5
b. CH3- CH2-C-CH2-CH2-CH2-CH3
||
CH2
c. CHCH-CH-CH 2-CH2-CH-CH3
| |
CH(CH3)2 C2H5
d. CH3(CH)2-CH2CH[C(CH3)3]C2H5
10. Tulis rumus struktur senyawa-senyawa berikut:
a. 2-metil-3-heksana
b. 4-isopropi-1-loktana
c. 3,3-dietil-4,4-dimetil-2-heptana
d. 3,3-dimetil-1-nonana
11. Teliti nama-nama berikut apakah sesuai dengan aturan IUPAC?
a. 2-etil-4-pentena
b. 3-isobutil-2-pentena
c. 3,3-dietil-4-isopropil-8-nonuna
12. Bandingkan mana yang lebih tinggi titik didih antara
a. pentana dan heptana
b. Heptana dengan 2,2-dimetilpentana
13. Tuliskan semua isomer struktur dari:
a. C7H16
b. C7H14
c. C7H12
14. Manakah di antara senyawa berikut yang mempunyai isomer geometri?
a. 1-pentena
b. 2-pentena
c. 2,3-dimetil-2-pentena
d. 3-oktena
15. Tulis persamaan reaksi berikut dan beri nama hasilnya.
a. Propuna dibakar sempurna
b. 2-metilbutana + gas klorin
c. 1-pentena + gas hydrogen
d. 2-metil-2-pentena + gas klorin
e. 1-pentena + asam iodid
f. 2-heksena + asam klorida
g. 3-kloroheptana + KOH dalam alcohol
0
h. 3-metil-2-heksanol + asam sulfat pekat pada suhu 80 C
16. Sebanyak 5 mL suatu gas alkana dibakar sempurna dihasilkan 10 mL gas
karbon dioksida pada suhu dan tekanan yang sama. Tentukan rumus molekul
alkana tersebut.
17. Senyawa hidrokarbon sebanyak 10 L dibakar sempurna memerlukan 45 L
gas oksigen dan dihasilkan 30 L gas CO2 pada p,t yang sama. Tentukan
rumus molekul senyawa hidrokarbon tersebut.

Adisi : reaksi penambahan atom / gugus pada ikatan


rangkap
Alkil : alkana yang kehilangan 1 atom H
Alkil halida : senyawa alkana yang satu atom H-nya diganti oleh
atom halogen
Asimetris : tidak simetris; atom C asimetris : atom C yang
keempat tangannya mengikat atom/gugus yang
berbeda
Eliminasi : reaksi pengurangan atom / gugus sehingga terbentuk
ikatan rangkap
Gaya dispersi : gaya antar molekul yang terdapat dalam molekul
non polar
Halo alkana : senyawa alkana yang satu atau lebih atom H-nya
diganti oleh atom halogen
Hidrokarbon : persenyawaan karbon dan hydrogen
Isomer : senyawa yang menpunyai rumus molekul sama
tetapi rumus struktur berbeda
Isomer cis-trans : sama dengan isomer geometri (lihat isomer
geometri)
Isomer fungsi : isomer struktur yang terjadi karena perbedaan jenis
gugus fungsi
Isomer Geometri : isomer ruang yang terjadi karena perbedaan posisi
atom-atom atau gugus yang terikat pada C ikatan
rangkap dalam ruang
Isomer kerangka : isomer struktur yang terjadi karena perbedaan rantai
karbon
Isomer optik : isomer ruang yang terjadi karena perbedaan letak
atom-atom atau gugus yang terikat pada atom C
asimetris
Isomer posisi : isomer struktur yang terjadi karena perbedaan posisi
gugus fungsi suatu senyawa karbon
Isomer ruang : isomer yang terjadi karena perbedaan cara
terikatnya atom-atom dalam ruangan
Isomer struktur : isomer yang terjadi karena perbedaan cara
terikatnya atom-atom dalam bidang dimensi dua
Karboksida : persenyawaan karbon dengan oksigen
Oksidasi : reaksi peningkatan bilangan oksidasi
Substitusi : reaksi penggantian atom / gugus oleh atom / gugus
lain
Minyak Bumi dan Petrokimia

Ganbar 10.1
Gas LPG
Milik Pribadi

1. Peta Konsep

Minyak Bumi

Komponen Utama
Pembentukan Penyusun Hasil Penyulingan Kualitas Penggunaan
Minyak Bumi Minyak Bumi Minyak Bumi Bensin Minyak Bumi

dinyatakan
dengan
Bil. Oktan

Gas
Minyak Ligroin Bensin Kerosin
Bumi

Pelumas Solar Parafin

digunakan

Industri Petrokimia

HK Alifatis HK Siklis Unsur-unsur Lain

Alkana Alkena Nitrogen Belerang Oksigen


Kompetensi Dasar :
Memahami senyawa organik dan makromolekul, menentukan hasil reaksi dan
mensintesa makromolekul serta kegunaannya.

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.
2. Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.
3. Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan
teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
4. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya.
5. Menjelaskan penggunaan residu minyak bumi dalam industri petrokimia.
6. Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.

Manfaat Hasil Belajar :


Siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya.

Dewasa ini minyak bumi merupakan sumber energi yang utama bagi
kehidupan, terutama di bidang transportasi maupun industri. Minyak bumi disebut
juga BAHAN BAKAR FOSIL, karena berasal dari fosil hewan maupun tumbuhan
laut.
Minyak bumi disebut juga petroleum karena berasal dari kata petro yang
artinya batu dan oleum yang artinya minyak. Jadi petroleum = minyak batuan.

A. PROSES TERJADINYA MINYAK BUMI DAN GAS ALAM

Gambar 10.1 : Proses Terbentuknya Minyak Bumi

(sumber : Pusat Video Pendidikan Sekolah, Pustekom)

6. Proses terbentuknya minyak bumi


Minyak bumi merupakan hasil pelapukan fosil-fosil tumbuhan maupun fosil
hewan yang terpendam masuk ke rongga pori-pori batuan yang berisi air laut.
Karena massa jenis air lebih besar maka minyak bumi akan terdorong dan
terapung kemudian bergerak mencari tempat yang lebih baik untuk berhenti dan
terperangkap dalam batuan sediment tak berpori (perangkap antiklinal) dalam
lapisan kulit bumi ribuan tahun lamanya. Minyak bumi kasar disebut crude oil
dikeluarkan ke permukaan bumi dengan cara pem-bor-an. Minyak bumi yang
masih kasar ini mengandung ribuan macam zat kimia baik dalam bentuk gas, cair
maupun padat.

Gambar 10.2 : Crude Oil(sumber : Pusat Video Pendidikan Sekolah, Pustekom)

7. Proses terbentuknya gas alam

Gas alam terbentuk dalam endapan besar di bawah laut dan selalu
bersama-sama dengan minyak mentah. Gas alam terdiri dari 90% gas
metana dan hanya memerlukan sedikit pengolahan sebelum siap
digunakan. Gas alam banyak digunakan untuk bahan bakar kompor gas
dan penghangat ruangan

8. Komponen utama minyak bumi

Minyak bumi merupakan campuran dari senyawa hidrokarbon alifatis &


siklis baik jenuh maupun tidak jenuh seperti alkana, alkuna dan unsur-unsur lain
seperti senyawa Nitrogen ( 0-0,5% ); Belerang ( 0-0,6% ) dan Oksigen (0-
3,5%).Tetapi kandungan terbanyak dalam minyak bumi adalah senyawa-senyawa
alkana.
Tabel 10.1 : Komponen Utama Minyak Bumi

Komponen Keterangan

Golongan Alifatik Golongan alkana, baik rantai lurus maupun bercabang

-Rantai lurus : n-heptana

CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3

-Rantai bercabang : 2,2,4-trimetilpentana (isooktana)

CH3 CH3

CH3-C- CH2-CH-CH3

CH3

Golongan alisiklik Golongan sikloalkana ( alkana yang berupa rantai tertutup/


siklik), antara lain metilsiklopentana dan etilsikloheksana

CH2 CH2

H2C CH-CH3 H2C CH2-C2H5

H2C CH2 H2C CH2

Metilsiklopentana CH2

etilsikloheksana

Golongan aromatik Golongan benzene dan turunannya dan jumlahnya sangat


sedikit, misalnya benzene dan toluene

- CH3

benzene Toluena
KEGIATAN NON PRAKTEK

JEGIATAN 10.1 KOMPONEN MINYAK BUMI

Lengkapi tabel kandungan senyawa-senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi


berikut:

GOLONGAN SENYAWA CONTOH RUMUS STRUKTUR

ALKANA n- oktana .......................

SIKLOALKANA ................ ........................

HIDROKARBON ................ ............................


AROMATIK
................ ...........................
UNSUR-UNSUR LAIN

HASIL DISKUSI
B. PENYULINGAN MINYAK BUMI

GAMBAR : 10.3 :PENYULINGAN MINYAK BUMI

(sumber : Pusat Video Pendidikan Sekolah, Pustekom)

Minyak bumi yang baru keluar dari sumur minyak dipisahkan dengan gas
yang terlarut didalamnya melalui pemanasan. Baru setelah itu minyak
dipompakan ke tangki pengumpul yang seterusnya dibawa ke kilang minyak
untuk dilakukan penyulingan / destilasi.

Dalam proses destilasi ada 3 tahap yaitu:

1. Penguapan : yang mana minyak bumi dialirkan melalui pipa ke dalam


dapur pemanas yang kemudian berubah menjadi uap

2. Pemisahan komponen minyak : uap minyak bumi dialirkan ke dalam


menara fraksionasi, yang mana menara fraksionasi ini tersusun dari
puluhan tingkat bak pengembun uap.

uap komponen minyak bumi yang titik didihnya lebih tinggi akan
mengembun ke bak pengembunan yang lebih rendah. Dan sebaliknya
komponen yang titik didihnya lebih rendah mengembun kedalam bak
pengembunan yang lebih tinggi menaranya.

3. Penyempurnaan komponen minyak


GAMBAR 10.4 : BAGAN DESTILASI BERTINGKAT

(sumber : Pusat Video Pendidikan Sekolah, Pustekom)

Komponen yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi, seperti terlihat


dalam tabel berikut :

Tabel 10.2 : Fraksi-fraksi minyak bumi


C. KEGUNAAN MINYAK BUMI

1. Avtur

Petroleum eter merupakan fraksi minyak bumi yang titik didihnya antara
200C70 0C, biasanya dipaka bahan bakar pesawat terbang.

Gambar 10.5 : Avtur sebagai bahan bakar pesawat terbang

(sumber : Pusat Video Pendidikan Sekolah, Pustekom)


2. Bensin

Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang titik didihnya antara 700C
140 0C. Bensin digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Selama
pembakaran tidak selalu berlangsung sempurna, karena alkana rantai lurus
dalam silinder mesin tidak terbakar dengan baik, sehingga timbul ketukan
yang akan menggangu gerakan piston (torak) dalam silinder dan mesin akan
kehilangan sebagian tenaganya yang pada keadaan tertentu mesin akan rusak.

Sebaliknya alkana yang mempunyai banyak cabang dalam molekulnya dapat


terbakar dengan baik. Jadi bahan bakar bensin harus mengandung lebih
banyak alkana rantai cabang.

Apabila terjadi pembakaran tidak sempurna akan dihasilkan senyawa-senyawa


kimia yang dapat mencemari lingkungan berupa asaphitam. Karena zat ini
sangat berbahaya, perlu diupayakan cara-cara untuk mengatasinya atau cara-
cara untuk meningkatkan mutu bensin. Mutu bensin dinyatakan dengan
bilangan oktan .

Sehingga efisiensi bensin juga dinyatakan dengan Bilangan Oktan. Bahan


bakar yang semua terdiri dari heptana diberi angka Okta O, untuk isomer
Oktana ( 2,2,4 trimetil pentana) diberi angka Okta 100. Semakin baik mutu
bensin semakin tinggi bilangan Oktananya.

Tabel 10.2 : Tabel Perjanjian Penentuan Bilangan Oktana

Bensin yang baru dihasilkan minyak bumi hanya mempunyai bilangan


oktana 60. Untuk meningkatkan angka Okta perlu ditambahkan zat yang
bersifat anti ketukan yaitu T.E.L

Dengan penambahan T.E.L angka oktaf premium menjadi 80-85 dan angka bensin
super menjadi 95
Untuk mengikat Pb yang menempel pada bagian-bagian mesin ditanbahkan
zat aktif Etilbromida (C2H5Br) sehingga PbBr2 yang terjadi akan menguap
bersama gas buangan mesin atau ditambah MBTE ( Methyl Tertiary Buthyl
Eter)

Gambar 10.6 : Bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor

(sumber : Pusat Video Pendidikan Sekolah, Pustekom)

3.Kerosin atau minyak tanah

Kerosian atau minyak tanah merupakan fraksi minyak bumi yang


mempunyai titik didih antara 1900C 2700C. Minyak tanah banyak
digunakan sebagai bahan bakar kompor di dapur.

Gambar 10.7 : Minyak tanah atau kerosin

(sumber : Pusat Video Pendidikan Sekolah, Pustekom)


9. Residu minyak bumi dalam industri petrokimia

Petrokimia adalah bahan kimia yang diambil atau didapat dari


petroleum atau gas alam.

Residu minyak bumi dalam industri petrokimia dapat dibuat menjadi


bahan-bahan yang berguna seperti plastic, aspal, semen dan baha dasar
pembuatan pupuk.

Gambar 10.8: Beberapa hasil industri petrokimia

(sumber : Pusat Video Pendidikan Sekolah, Pustekom)

KEGIATAN NON PRAKTEK


KEGIATAN 10.2 kegunaan MINYAK BUMI
Beberapa zat yang berasal dari minyak bumi disebut Petrokimia. Untuk
mengetahui penggunaan residu minyak bumi pelajari ; diskusikan dan isilah tabel
berikut ini !

No. NAMA BAHAN KEGUNAAN

1 BENSIN

2 NAFTA

3 KEROSIN

4 MINYAK SOLAR

5 RESIDU

Dampak pembakaran bensin terhadap lingkungan. Pembakaran bensin dalam


mesin yang tidak sempurna menimbulkan pencemaran udara.

KEGIATAN NON PRAKTEK

KEGIATAN 10.2 dampak pembakaran bahan


bakar minyak bumi
Untuk mempeljari dampak pembakaran bensin, diskusikan dengan teman dan
lengkapi kolam berikut :

PERTANYAAN HASIL DISKUSI

1. Sebutkan zat-zat 1.
hasil pembakaran
yang tidak sempurna
dalam bensin

Zat pencemar Dampak terhadap lingkungan


2. Tuliskan dampak .................. ...........................................................
terhadap lingkungan
zat-zat pencemar .................... ...........................................................
tersebut
................... ...........................................................

.................. ...........................................................

1. Hasil penyulingan minyak bumi dengan trayek suhu didih antara 1800C
2500C yang banyak digunakan untuk penerangan dan bahan bakar untuk
memasak adalah ....
a. nafta d. solar
b. kerosin e. parafin
c. residu
2. Zat yang digunakan untuk menaikkan mutu bensin antara lain adalah .....
a. n-heptana d. tetra ethyil lead
b. isooktana e. butana
c. pentena

3. Mutu bensin dinyatakan dengan ......


a. bilangan heptan d. bilangan regional
b. bilangan oktan e. bilangan avogadro
c. bilangan heksan
4. Perhatikan senyawa-senyawa di bawah ini !
i. n-oktana
ii. metil-siklo-pentana
iii. etil benzena
iv. senyawa fosfor
v. senyawa belerang
Senyawa-senyawa yang terdapat dalam minyak bumi adalah ......
a. i, ii, dan iii d. ii, iii dan iv
b. i, ii dan iv e. iii, iv dan v
c. i, iii dan iv
5. Fraksi minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar dengan bilangan
oktan tinggi adalah ......
a. kerosin d. solar
b. residu e. nafta
c. bensin
6. Perhatikan senyawa-senyawa berikut:
i. metana
ii. etana
iii. propana
iv. butana
v. iso-butana
Senyawa-senyawa yang terdapat dalam elpiji (LPG) adalah .......
a. i, ii, dan iii d. ii, iii dan iv
b. i, ii dan iv e. iii, iv dan v
c. i, iii dan iv
7. Sisa dari hasil penyulingan minyak bumi banyak digunakan sebagai ....
a. konstruksi jalan d. sumber penerangan
b. bahan bakar kendaraan bermotor e. bahan bakar pesawat terbang
c. bahan bakar mesin disel
8. Suatu bensin dengan bilangan 98 berarti mengandung .....
a. iso-oktana 98% dan n-heksana 2% d. n-heksana 2% dan iso-oktana
98%
b. n-heksana 98% dan iso-oktana 2% e. n-oktana 98% dan n-heksana 2%
c. n-heksa 2% dan iso-oktana 96%
9. Istilah bilangan oktan digunakan untuk menyatan .......
a. jumlah senyawa oktana yang ada pada suatu senyawa
b. baik dan tidaknya suatu bahan bakar yang digunakan
c. viskositas (kekentalan) minyak pelumas
d. mutu bensin sebagai bahan bakar motor-motor bensin yang bertekanan
tinggi
e. kendaraan dengan bahan bakar oktan
10. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan pada suhu antara 2500-3500 dikenal
sebagai ....
a. nafta d. kerosin
b. kerosin e. bensin super
c. minyak solar

B 1. Apa yang dimaksud dengan bilangan oktan?

2. Mengapa penggunaan TEL dapat mencemari lingkungan?

3. Jelaskan proses terbentuknya minyak bumi.

4. Apa yang anda ketahui tentang petrokimia?

5. Sebutkan komponen-komponen yang dihasilkan dari penyulingan


minyak bumi serta kegunaan nya masing-masing.
- Bilangan oktan : bilangan yang menyatakan persen isooktana yang harus
ditambahkan kedalam n heptana untuk mendapatkan bahan
bakar mesin yang sifat pembakarannya lebih baik.

- Nafta : campuran hidrokarbon dalam berbagai perbandingan yang diperoleh dari


minyak parafin.ter batubara dan lainnya.

- Kerosin; fraksi dalam penyulingan petroleum mentah

- Petrokimia;zat kimia yang diperoleh dari petroleum atau minyak bumi.

- Alifatis;senyawa yang mempunyai susunan atom karbon terbuka.

- Siklik:senyawa yang mempunyai susunan atom karbon lingkar atau tertutup.

Anda mungkin juga menyukai