Anda di halaman 1dari 28

I.

DASAR TEORI
A. Reaksi Redoks
Reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi
reduksi oksidasi atau reaksi redoks. Reaksi reduksi yaitu penurunan bilangan
oksidasi atau penyerapan elektron, sedangkan oksidasi yaitu kenaikan bilangan
oksidasi atau pelepasan elektron.
Cara menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam ion atau
senyawanya mengikuti aturan-aturan sebagai berikut:
a. Bilangan oksidasi unsur bebas (atom atau molekul unsur) adalah 0 (nol).
Contoh: Ne, H2, O2,Cl2,P4,C,Cu,Fe dan Na.

b. Bilangan oksidasi ion monoatom dan poliatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh: untuk ion monoatom Na+, Ca2+, dan Cl- memiliki bilangan oksidasi
berturut-turut +1,+2 dan -1.

Contoh: untuk ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- memiliki bilangan oksidasi
berturut-turut +1, -2, dan -3.

c. Bilangan oksidasi unsur golongan IA adalah +1 dan unsur golongan IIA


adalah +2. Misalnya, bilangan oksidasi unsur Na pada senyawa NaCl, Na 2SO4,
dan Na2O adalah +1. Bilangan oksidasi unsur Ca pada senyawa CaCl 2, CaSO4,
dan CaO adalah +2.

1
d. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA pada senyawa biner adalah -2 dan
unsur golongan VIIA pada senyawa biner adalah -1. Misalnya, bilangan
oksidasi unsur S pada Na2S dan MgS adalah -2. Bilangan oksidasi unsur Cl
pada NaCl, KCl, MgCl2, dan FeCl3 adalah -1.

e. Bilangan oksidasi unsur H pada senyawanya adalah +1. Misalnya, bilangan


oksidasi unsur H pada H2O, HCl, H2S, dan NH3 adalah +1. Bilangan oksidasi
unsur H pada senyawa hidrida adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur
H pada NaH, CaH2, dan AlH3 adalah -1.

f. Bilangan oksidasi unsur O pada senyawanya adalah -2, kecuali pada


senyawa biner dengan F, bilangan oksidasi unsur O-nya adalah +2.
Bilangan oksidasi unsur O pada senyawa peroksida, seperti H2O2 dan BaO2
adalah -1. Dalam senyawa superoksida bilangan oksidasinya adalah -1/2,
seperti pada KO2 dan NaO2.

g. Jumlah bilangan oksidasi untuk semua atom unsur dalam molekul atau
senyawa adalah 0. Jumlah bilangan oksidasi untuk atom atau unsur pembentuk

2
ion poliatom sama dengan muatan ion poliatomnya. Misalnya, ion
NH4+ mempunyai jumlah bilangan oksidasi unsur N adalah -3 dan H adalah +1.

Molekul NaCl terdiri dari atom Na dan atom Cl. Jumlah biloks senyawanya
adalah 0, sedangkan biloks Na adalah +1 sehingga biloks Cl dapat dicari dengan
rumus:
biloks Na + biloks Cl =0
+1 + biloks Cl =0
Biloks Cl = -1

Molekul NH4+ terdiri dari atom N dan 4 atom H. Jumlah biloks unsur pembentuk
ion poliatom tersebut adalah +1, biloks H adalah +1 sehingga biloks N dapat
dicari dengan rumus:
(biloks N) + 4(biloks H) =0
(biloks N + 4(+1) = +1
Biloks N ss = -3

B. Penyetaraan Reaksi Redoks


1) METODE BILANGAN OKIDASI
Metode ini ditulis pada pengertian bahwa jumlah pertambahan bikangan
oksidasi dari reduktor sama dengan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari
oksidator.
Langkah langkah dalam penyetaraan reaksi adalah sebagai berikut:
1. Tulislah kerangka dasar reaksi, yaitu reduktor dan hasil oksidasinya serta
oksidator dan hasil reduksinya.
2. Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dengan
memberi koefisien yang sesuai (biasanya ialah unsur selain hidrogen dan
oksigen).

3
3. Tentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator dan jumlah
pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor, dalam hal ini yang dimaksud
dengan Jumlah Penurunan Bilangan Oksidasi atau Jumlah Pertambahan
Bilangan Oksidasi antara jumlah atom yang terlibat dengan perubahan
bilangan oksidasinya.
4. Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan memberi
koefisien yang sesuai.
5. Setarakan muatan dengan menambah ion H + (dalam suasana asam) atau ion
OH - (dalam suasana basa).
6. Setarakan atom H dengan menambahkan H2O.

2) METODE SETENGAH REAKSI (ION ELEKTRON)


Metode ini didasarkan pada pengertian bahwa jumlah elektron yang
dilepaskan pada setengah reaksi oksidasi sama dengan jumlah elektron yang
diserap pada setengah reaksi reduksi. Penyetaraan dalam larutan bersuasana basa
berbeda dengan suasana asam. Kita akan melihat terlebih dahulu penyetaraan
dalam larutan bersuasana asam.
a. Suasana Larutan Asam
Proses penyetaraan berlangsung menurut langkah sebagai berikut:
Langkah 1:
Tulislah kerangka dasar dari setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi
secara terpisah dalam bentuk reaksi ion.
Langkah2 :
Masingmasing setengah reaksi disetarakan dengan urutan sebagai berikut,
a. Setarakan atom unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi (biasanya
ialah unsur selain oksigen dan hidrogen).
b. Setarakan oksigen dengan menambahkan molukel air (H2O).
c. Setarakan atom hidrogen dengan menambahkan ion H+.
d. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron.
Langkah 3:
Samakan jumlah elektron yang diserap pada setengah reaksi reduksi dengan
jumlah elektron yang dibebaskan pada setengah reaksi oksidasi dengan cara

4
memberi koefisien yang sesuai, kemudian jumlahkanlah kedua setengah reaksi
tersebut. Dengan demikian diperoleh reaksi redoks yang telah setara.

b. Suasana Larutan Basa


Penyetaraan reaksi redoks dalam suasana basa dapat dilakukan dengan cara
yang sama seperti suasana asam, tetapi ion H + kemudian harus dihilangkan. Cara
menghilangkan ion H+ tersebut dengan menambahkan ion OH- pada kedua ruas,
masing-masing sejumlah ion H+ yang ada.

C. Sel Volta
Hubungan timbal balik reaksi redoks dengan arus listrik dimana tempat
berlangsungnya perubahan disebut sel elektrokimia.
Ada dua jenis sel elektro kimia yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Dalam
sel volta reksi redoks spontan digunakan untuk menghasilkan arus listrik,
contohnya batu baterai dan aki sedangkan sel elektrolisis dimana arus listrik
melangsungkan reaksi redoks tak spontan contohnya terdapat pada penyepuhan
dan elektrolisis air.

1. Reaksi redoks spontan


Reaksi redoks sepontan adalah reaksi redoks yang berlangsung serta
merta. Contohnya adalah reaksi antara logam zink dengan larutan tembaga (II)
sulfat. Jika sepotong logam zink dimasukan kedalam larutan tembaga (II) sulfat
maka, logam zink sedikit melarut sedangkan ion tembaga (II) diendapkan:

Zn (s) + Cu2+ (aq) Zn2+(aq) + Cu (s)


Sementara reaksi kebalikannya yaitu:
Zn2+(aq) + Cu (s) Zn (s) + Cu2+ (aq) (tidak ada reaksi)
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kebalikan dari reaksi spontan adalah tidak
spontan.

2. Susunan Sel Volta


Reaksi sepontan antara logam zink dan ion tembaga (II):
2e

5
Zn (s) + Cu2+ (aq) Zn2+(aq) + Cu (s) SS

Dalam sel volta, reduktor dan oksidatornya dipisahkan sehingga pemindahan


elektron tidak terjadi secara langsung tetapi melaui kawat penghatar.

Didalam sel volta logam zink akan larut sambil melepas 2 elektron:

Zn (s) Zn2+(aq) + 2e

Sedangakan ion Cu2+ akan mengambil elektron dari logam zink kemudian
mengendap
Cu2+ + 2e Cu

Anode :
Terjadi Oksidasi
Bermuata negatif (-)
Katode :
Terjadi Reduksi
Bermuatan positive
(+)

Gambar 1. Susunan Sel volta

Jembatan garam adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan reaksi


reduksi dan oksidasi setengah sel dari sel volta. Jembatan garam berbentuk seperti
huruf U terbalik yang diisi dengan larutan elektrolit KCl (dalam agar-agar) yang
kedua ujungnya disumbat dengan kapas agar tidak terjadi aliran mekanis. Selain
KCl, bisa juga digunakan elektrolit KNO3, NaCl dan K2SO4. Fungsi dari jembatan
garam adalah untuk menghantarkan arus listrik antara kedua elektrolit yang
berada dalam bejana. Selain itu, jembatan garam juga berguna untuk menetralkan
kelebihan atau kekurangan muatan dari ion-ion yang ada dalam larutan di dalam

6
kedua bejana selama reaksi elektrokimia berlangsung. Oleh karena itu syarat dari
suatu zat yang digunakan untuk jembatan garam adalah zat tersebut tidak boleh
bereaksi dengan elektrolit yang digunakan dalam pengukuran potensial sel.

3. Notasi Sel Volta


Susunan sel volta dinyatakan dengan susunan singkat yang disebut diagram sel.
Contoh: diagramsel berdasarkan gambar 1
Zn Zn2+ Cu2+ Cu
Anode biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan katode disebelah
kanan. Notasi tersebut menyatakan bahwa pada anode terjadi oksidasi Zn menjadi
Zn2+, sedangkan di katode terjadi reduksi ion Cu2+ menjadi Cu. Dua garis sejajar
yang memisahkan anode dan katode menyatakan batas antarfase (Zn padatan,
sedangkan Zn2+ dalam larutan; Cu2+dalam larutan, sedangkan Cu padatan).

4. Potensial Elektrode Standar (EO)


a. Potensial Elektrode

7
b. Potensial Sel
Potensial sel volta dapat dihitung berdasarkan beda potensial elektroda
positif (katode) dan electrode negative (anode).

EOsel = EOkatode - EOanode

Katode adalah elektrode yang mempunyai harga EO lebih besar (lebih


positif), sedangkan anode adalah yang mempunyai EO lebih kecil (lebih negative).

D. Tipe-tipe Indikator Redoks.

8
Ada beberapa tipe dari indikator yang dapat dipergunakan dalam titrasi-
titrasi redoks:
1. Suatu substansi berwarna dapat bertindak sebagai indikatornya sendiri. Sebagai
contoh, larutan kalium permanganat memiliki warna yang begitu gelap
sehingga sedikit saja kelebihan dari reagen ini dalam sebuah titrasi dapat secara
mudah terdeteksi.
2. Suatu indikator yang spesifik adalah suatu substansi yang bereaksi dengan cara
yang spesifik dengan salah satu dari reagen-reagennya dalam suatu titrasi untuk
menghasilkan sebuah warna. Contoh-contohnya adalah kanji, yang
menghasilkan warna biru gelap dengan iodin, dan ion tiosianat, yang
menghasilkan warna merah dengan ion besi (III).
3. Indikator-indikator luar, atau spot test, dulu pernah dipergunakan ketika
indikator internal belum tersedia. Ion ferrisianida dipergunakan untuk
mendeteksi ion besi (II) melalui pembentukan besi (II) ferrisianida (biru
Turnbull) pada sebuah piringan di luar bejana titrasi.
4. Potensial redoks dapat diikuti selama titrasi, dan titik ekivalen yang dideteksi
dari perubahan potensial yang besar dalam kurva titrasi. Prosedur semacam ini
disebut titrasi potensiometrik, dan kurva titrasi dapat diplot secara manual
ataupun dicatat secara otomatis.
5. Akhirnya, sebuah indikator yang menjalani sendiri oksidasi-reduksi dapat
dipergunakan. Kita akan memandang substansi seperti ini sebagai sebuah
indikator redoks yang sebenarnya, dan reagen seperti inilah yang akan menjadi
fokus perhatian dalam sisa pembahasan kita.
Untuk mempermudah, mari kita tandai pasangan redoks berikut ini:

+
+e In
Warna A Warna B

Dimana sebuah elektron didapat oleh oksidan dan tidak ada ion hidrogen yang
terlibat dalam reaksi. Kita dapat juga katakan bahwa warna-warna dari bentuk
teroksidasi dan bentuk tereduksinya berbeda, seperti yang diindikasikan di atas.
Persamaan untuk potensial dari sistem ini adalah:

9
+
ln
E= Ei - 0,059 log
[ ln]

Dimana Ei adalah potensial standar dari pasangan indikator.

Tabel potensial-potensial Transisi dan Beberapa Indikator Redoks


INDIKATOR WARNA WARNA POTENSIAL KEADAAN
REDUKTAN OKSIDAN TRANSISI V
Phenosafranine Tak berwarna Merah + 0.28 1 M asam
Indigo tetrasulfonate Tak berwarna Biru 0.36 1 M asam
Methylene blue Tak berwarna Biru 0.53 1 M asam
Diphenylamine Tak berwarna Ungu 0.76 1 M H2SO4
Diphenylhenzidine Tak berwarna Ungu 0.76 1 M H2SO4
Diphenylaminesulfonic Tak berwarna Merah 0.85
acid Ungu
5,6-Dimethylferroin 0.97 1 M H2SO4
Erioglaucin A Kuning Hijau Merah 0.98 0,5 M
Kebiruan H2SO4
5-methylferroin 1.02 1 M H2SO4
Ferroin Merah Biru Muda 1.11 1 M H2SO4
Nitroferroin Merah Biru Muda 1.25 1 M H2SO4

E.Persamaan Nernst

Dalam sebuah reaksi kimia seperti

aA + bB cC + dD

Sehingga persamaan Nerstnya menjadi:

0,059
O
E = E - N log

10
c d
[C] [ D]
[ A ]a [B ]b

Atau

Dimana konstanta logaritmanya merupakan konstanta kesetimbangan, sehingga:

0,059
E0 = N log k

F. Kurva-Kurva Titrasi

a. Titrasi besi (II) dengan ion serium (IV)


Contohnya adalah titrasi dari besi (II) dengan serium (IV)
dalam media asam sulfat. Potensial dari sistem redoks
berhubungan dengan konsentrasi dari Fe 2+ melalui persamaan
nernst.
Fe

2+


Fe
E = E0Fe 0,059 log
3+



Harap dicatat bahwa ketika kita melakukan titrasi kita


menempatkan kedua sistem redoks didalam wadah yang sama
dan membiarkan mereka mencapai kesetimbangan.
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+

11
Ini berarti bahwa sistem redoks Fe2+ Fe3+ dan Ce3+
Ce4+ mempunyai potensial yang sama di keseluruhan titrasi.
Pada setiap titik, larutan tersebut hanya mempunyai satu
potensial yang didapat bisa melalui:
Fe

2+


Fe
E = E0Fe 0,059 log
3+




Atau
Ce

3+


Ce
E = E0Ce 0,059 log
4 +



b. Titrasi timah (II) dengan ion serium (IV)


Pada titrasi ini dimana reduktan kehilangan dua elektron
sementara oksidan mendapatkan dua elektron.

II. PERMASALAHAN

A. Penyetaraan Reaksi Redoks


METODE BILANGAN OKSIDASI
Contoh Soal: Menyetarakan reaksi redoks dengan metode
bilangan oksidasi

12
Setarakanlah reaksi redoks berikut dengan metode bilangan
oksidasi
MnO4- (aq) + H2C2O4 (aq) + H+(aq) Mn 2+ (aq) + CO2
(g) + H20 (l)
Jawab:
Langkah 1: Menuliskan kerangka dasar reaksi
+7 +3 +2 +4
Mn04- (aq) + H2C2O4 (aq) Mn2+ (aq) + CO2 (g)
Langkah 2: Menyetarakan unsur yang mengalami perubahan
bilangan oksidasi dengan memberikan koefisien yang sesuai
+7 +3 +2 +4
MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) Mn2+(aq) + 2CO2(g)
Langkah 3: Menentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dan
dari oksidator dan jumlah pertambahan bilangan oksidasi dari
reduktor
+7 +3 +2 +4
MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) Mn2+(aq) + CO2(g)
(turun 5)
+7 +2
+6 (naik 2) +8
Langkah 4: Menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi
tersebut memberikan koefisien yang sesuai
MnO4-(aq) + H2C2O4 (aq) Mn2+(aq) + CO2(g)
(turun 5)
+7 +2
+6 (naik 2)(x5) +8
Hasilnya sebagai berikut.
2MnO4-(aq) + 5H2C2O4 (aq) 2Mn2+ (aq) +10CO2(g)

METODE SETENGAH REAKSI

13
Menyetarakan reaksi redoks dengan metode ion-elektron
(suasana asam)
Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode ion elektron .
K2Cr2O7(aq) + HCL (aq) KCL(aq) + CrCl3(aq) + Cl2(g) +
H2O(l)
Jawab:
Langkah 1: Menuliskan kerangka dasar setengah reaksi reduksi
dan setengah reaksi oksidasi
Reduksi : Cr2O7(aq) Cr3+(aq)
Oksidasi : Cl-(aq) Cl2(g)
Langkah 2: Menyetarakan masing masing setengah reaksi
Reduksi
Oksidasi
(2a) Cr2O72-(aq) 2Cr3+(aq) (2a) 2Cl-(aq)
Cl2(g) (2b) CrO72-(aq)
2Cr3+(aq) + 7H2O (l) (2b) 2Cl- (aq) Cl2(g)
(2c) CrO72-(aq) + 14H+(aq) (2c) 2Cl -(aq)
Cl2(g)
2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
(2d) Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e (2d) 2Cl -(q)
Cl2(g) + 2e b 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
Langkah 3: Menyamakan jumlah elektron yang diserap pada
setengah reaksi reduksi dengan jumlah elektron yang
dibebaskan pada setengah reaksi oksidasi , kemudian jumlahkan
Reduksi : Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
Oksidasi: 6Cl-(aq) 3Cl2(g)+6e
+
Redoks : Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6 Cl-(aq) 2Cr3+(aq) +
3Cl2(g) + 7H2O(l)

14
Menyetarakan reaksi redoks dengan metode ion-elektron
(suasana basa)
Setarakanlah reaksi redoks berikut dengan metode ion-elektron.
BiO3(s) + NaOH(aq) + NaClO(aq) NaBiO 3(aq) + NaCl(aq)
+ H2O(l)
Jawab:
Langkah 1: Tuliskan kerangka dasar setengah reaksi reduksi dan
oksidasi secara terpisah.
Reduksi : ClO-(aq) Cl-(aq)
Oksidasi : BiO3(s) BiO3-(aq)
Langkah 2: Menyetarakan masing-masing setengah reaksi.
Reduksi
(2a) ClO-(aq) Cl(aq)
(2b) ClO-(aq) Cl-(aq) + H2O(l)
(2c) ClO-(aq) + 2H+(aq) Cl-(aq) + H2O(l)
(2d) ClO-(aq) + 2H+(aq) + 2e Cl-(aq) + H2O(l)
Oksidasi
(2a) BiO3(s) 2BiO3-(aq)
(2b) Bi2O3(s) 3H2O(l)
(2c) Bi2O3(s) + 3H2O(l) 2BiO3-(aq) + 6H+(aq)
(2d) Bi2O3(s) + 3H2(l) 2BiO3-(aq) + 6H+(aq) + 4e

Langkah 3: Menyamakan jumlah elektron, kemudian jumlahkan.


Reduksi: ClO-(aq) + 2H+(aq) + 2e Cl -(aq) + H2O(l)
(x2)
Oksidasi: Bi2O3(s) + 3H2O(l) 2BiO3-(aq) + 6H+(aq) + 6e
(x1)
Redoks : 2ClO-(s) + Bi2O3(s) + 3H2O(l) 2Cl -(aq) + 2BiO3-(aq)
+ 2H+(aq)

15
Langkah 4: Menghilangkan dua ion H+
Untuk menghilangkan dua ion H+, tambahkan masing-masing
dua ion OH- pada kedua ruas.
Redoks : 2ClO-(aq) + Bi2O3(s) + H2O(l) + 2OH-(aq) 2Cl-(aq) +
2BiO3-(aq) + 2H+(aq) + 2OH-(aq)
Dua ion H+ dan dua ion OH- di ruas kanan akan bergabung
membentuk dua molekul air.
Redoks: 2ClO-(aq) + Bi2O3(s) + H2O(l) + 2OH-(aq) 2Cl-(aq) +
2BiO3-(aq) + 2H2O(l)
Kurangkan molekul air yang ada di ruas kiri dari ruas kanan,
sehingga menyisakan satu molekul air di ruas kanan.
Redoks: 2ClO-(aq) + Bi2O3(s) + 2OH-(aq) 2Cl -(aq) + 2BiO3-
(aq) + H2O(l) (setara)

C. Sel Galvani / Sel Volta


Contoh :
Ag+(aq) + e Ag(s) EO= +0,80 V
Mg2+(aq) + 2e Mg(s) EO= -2,37 V
Pertanyaan
a. Tentukanlah EOsel yang disusun dari kedua elektrode
itu.
b. Tulislah reaksi electrode dan reaksi selnya.
Jawab:
EOsel = EOkatode - EOanode
a.
O
E = +0,80 V-(-2,37 V)
sel
= +3,17 volt
b. Reaksi electrode dan reaksi selnya
Katode (reduksi): Ag+(aq) + e Ag(s) EO= +0,80
V
Anode (oksidasi): Mg(s) Mg2+(aq) + 2e EO=
+2,37 V +

16
Reaksi sel (redoks): 2Ag+(aq) + Mg(s) 2Ag(s) +Mg 2+
(aq)
EO= +3,17 V

D.Persamaan Nernst
Sebuah sel disusun sebagai berikut:
Fe Fe2+(a=0,1) Cd2+(a=0,001) Cd

Pertanyaan:
a) Tulis reaksi sel
b) Hitung voltase dari sel, polaritas dari electrode- electrode, dan
arah reaksi spontan
c) Hitung konstanta kesetimbangan reaksi sel

Jawab:

a) Reaksi reaksi electrode dan potensial potensial standar


standarnya adalah:
Cd2+ + 2e Cd EO= -0,40 V
Fe2+ + 2e Fe EO = -0,44 V
--
Fe + Cd2+ Fe2+ + Cd E0 sel = +0,04

b) Potensial sel dapat dihitung dari potensial-potensial electrode


tunggal
0,059 1
Eokatoda= -0,04 - 2 log 0.001 = -0,49 V

0,059 1
Eoanoda= -0,44 - 2 log 0.1 = -0,47 V

Sehingga ,
EOsel = EOkatode - EOanode
= - 0,02 V

Pilihan lain, potensial sel dapat diperoleh dari pernyataan:

17
a2+
Cd
0,059 a2+
Esel= EOsel - 2 log Fe

0,059 0,1
ESel = +0,04 - 2 log 0.001
= + 0,04 0.06 = -0,02 V
c) Konstanta kesetimbangan didapat dari
0,059
E0sel = N log k

0,059
+0,04l = N log k

Log k = 1,36
K= 23

E. Kurva Titrasi Redoks


1. Larutan garam besi (II) sebanyak 50 ml dilarutkan dalam
larutan H2SO4 sehingga konsentrasi 0,1 M dititrasi dengan
serium sulfat 0,1 M. Buatlah kurva titrasinya saat
penambahan 10 ml, 20ml, 45ml, 50ml, dan 60 ml !
E0 Fe3+ Fe2+ = 0,68 volt (asam sulfat)
E0 Ce4+ Ce3+ = 1,44 volt

Penyelesaian :

Awal titrasi

Ce4+ + e Ce3+
Fe2+ Fe3+ + e
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+

Dengan asumsi oksidasi 0,1 %

Angka banding Fe2+ : Fe3+ + 1000 : 1

18
Fe

2+


0,059 Fe
E = E0 n log
3+




0,059
= 0,68 1 log 1000

= 0,50 Volt

Ditambahkan 10 ml Ce4+

Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+ n Fe2+ = V x M

M: 5 1 - - = 50 ml x 0,1 M

R: 1 1 1 1 = 5 mmol

S: 4 - 1 1 n Ce4+ = V x M

Fe

2+


0,059 Fe
E = 0,68 n log = 10 ml x
3+



0,1 M
0,059 [ 4 /60]
= 0,68 1 log [1/60] =1

mmol
= 0,64 Volt

Ditambahkan 20 ml Ce4+

19
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+ n Fe2+ = V x M

M: 5 2 - - = 50 ml x 0,1 M

R: 2 2 2 2 = 5 mmol

S: 3 - 2 2 n Ce4+ = V x M

Fe

2+


0,059 Fe
E = 0,68 n log = 20 ml x
3+



0,1 M
0,059 [ 3/70]
= 0,68 1 log [ 2/70] =2

mmol
= 0,67 Volt

Ditambahkan 45 ml Ce4+

Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+ n Fe2+ = V x M

M: 5 4.5 - - = 50 ml x 0,1 M

R : 4.5 4.5 4.5 4.5 = 5 mmol

S: 0,5 - 4.5 4.5 n Ce4+ = V x M

20
Fe

2+


0,059 Fe
E = 0,68 n log = 45 ml x
3+



0,1 M
0,059 [ 0.5/95]
= 0,68 1 log [ 4.5/95 ] = 4.5

mmol
= 0,74 Volt

Ditambahkan 50 ml Ce4+

Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+ n Fe2+ = V x M

M: 5 5 - - = 50 ml x 0,1 M

R: 5 5 5 5 = 5 mmol

S: - - 5 5

[Fe3+] = [Ce3+]dan [Fe2+] = [Ce4+] n Ce4+ = V


xM

Fe

2+


Fe
E = 0,68 0,059 . log = 50 ml x
3+



0,1 M

21
Ce

3+


Ce
E= 1.44 0.059 . log = 5 mmol
4 +



Jika digabungkan :
Fe

2+
Ce 3+

Fe

2E = 2,12 0,059 . log 3+
Ce 4+





2E = 2,12 0,059 x log 1
2E = 2,12 0
E = 1,06 Volt
Ditambahkan 45 ml Ce4+
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+ n Fe2+ = V x M

M: 5 6 - - = 50 ml x 0,1 M

R: 5 5 5 5 = 5 mmol

S: - 1 5 5 n Ce4+ = V x M

22
Ce

3+


0,059 Ce
E = 1,44 - n log = 60 ml x
4 +



0,1 M
0,059 [5/160]
= 1,44 - 1 log [1/160] =6

mmol
= 1,40 Volt

2. Hitung potensial pada titik ekivalen dalam titrasi ion Timah


(II) dengan ion serium (IV).

23
Sn2+ + 2Ce4+ Sn3+ + 2Ce3+
Potensial diberikan oleh salah satu dari persamaan ini:

Sn

2+


0,059 Sn
E = 0.15 2 log
3+




Atau :
Ce

3+


Ce
E = 1.44 0,059 log
4 +



Mengalikan persamaan pertama dan persamaan 2 dan


menambahkannya kedalamkedua menghasilkan:S

24
Sn

2+
Ce

3+


Sn

3E = 1,74-0.059 log 4 +
Ce

4 +





Suku logaritmanya adalah nol , karena pada titik ekivalen

Ce4+ = 2 Sn3+ dan Ce3+ =2 Sn4+

Jadi,

1.74
E= 3 = 0.58 V

Untuk suatu kasus dimana satu sistem redoks mendapat


atau kehilangan satu elektron dan sistem lainnya
kehilangan atau mendapatkan dua elektron , potensial titik
ekivalennya adalah:

E 01+ 2 E 02
E= 3

25
III. KESIMPULAN

1. 50 ml Larutan garam besi (II) dalam larutan H2SO4 yang


dititrasi dengan serium sulfat 0,1 M mencapai itik ekivalen
pada penambahan 50 ml serium sulfat 0,1.
2. Potensial pada titik ekivalen dalam titrasi ion Timah (II)

E 01+ 2 E 02
dengan ion serium (IV) adalah E = 3

26
1.8 -

1.7 - Ce4+-Ce3+

1.6 -

1.5 -

1.4 - MnO 4Mn2+ pH= 0

1.3 -

1.2 - O 2 pH = 0 - CrO72Cr3+ pH= 0

1.1 - O 2 pH=2 - Br3--Br-

1.0 -

0.9 -

0.8 -

0.7 -

0.6 - Fe3+-Fe3+

0.5 -

0.4 - I3- - I-

0.3 -

0.2 - VO2+-V3 pH= 0

0.1 Sn4+ - Sn2+

0 20 40 60 80 100 20 40 60 80 100

27
Daftar Pustaka
Anonim.2012.Aturan Penentuan
Biloks.http://kimiareaksiredoks.blogspot.com/p/aturan-
penentuan- biloks.html. Diakses tanggal 13 Maret 2014.

Micheal.2007. Kimia Jilid 3 untuk SMA Kelas XII. Jakarta:Erlangga

Underwood dkk.2011.Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta:Erlangga

Yunus, Zulkifli. 2013. Titrasi Redoks Fe2+ dengan


Ce4+.http://www.slideshare.net/zulkifliyunu s/titrasi-
redoks#. Diakses tanggal 18 Maret 2014.

28

Anda mungkin juga menyukai