Anda di halaman 1dari 13

PEMBUATAN BIO-BATERAI DARI BUAH DAN SAYUR

TK-5018 Rekayasa Elektrokimia


untuk Penyediaan Energi

Disusun Oleh:
Novia Primadita
23017034

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK KIMIA


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah diantaranya buah dan sayur. Di
masyarakat kita, buah dan sayur mayoritas hanya dimanfaatkan sebagai sumber makanan,
namun ternyata buah dan sayur (khususnya yang memiliki sifat asam) dapat pula dijadikan
sebagai sumber energi listrik yang mungkin jika dikembangkan secara maksimal dapat
mengatasi permasalahan krisis energi yang ada di depan mata. Beberapa buah dan sayur
yang sering dikomsumsi dan dapat menghasilkan energi listrik diantaranya tomat, nanas,
apel, belimbing wuluh dan jeruk kunci. Salah satu cara memanfaatkan buah dan sayur agar
dapat menghasilkan energi listrik yaitu dengan mengubahnya menjadi bio-baterai. Bio-
baterai adalah suatu baterai dengan bahan alam organik sehingga lebih ramah lingkungan
jika dibandingkan dengan batu baterai konvensional yang mengandung bahan kimia
berbahaya. Menurut Kartawidjaja dkk (2008), prinsip bio-baterai hanya melibatkan
transportasi elektron antara dua elektroda yang dipisahkan oleh medium konduktif
(elektrolit) dan memberikan kekuatan gerak elektro berupa potensial listrik dan arus.
Berdasarkan prinsip elektrolisis sel volta, buah yang mengandung asam dapat menghasilkan
listrik.
Pada percobaan ini digunakan buah belimbing wuluh, manga, kedongdong, apel, pisang,
tomat, lemon dan kentang sebagai sumber penghasil lisrik yang dapat digunakan sebagai
pengganti baterai konvensional.

1.2. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui apakah buah dan sayur yang digunakan
dalam percobaan ini dapat menghasilkan energi listrik dan seberapa besar tegangan, kuat
arus listrik , dan konduktivitas dari buah-buah tersebut.

II. Teori Dasar

Arus Listrik merupakan aliran elektron-elektron dari atom ke atom yang terjadi pada sebuah
penghantar dengan kecepatan dalam waktu tertentu. Penyebab timbulnya arus listrik
tersebut dikarenakan adanya beda potensial pada kedua ujung penghantar yang terjadi
karena mendapatkan suatu tenaga untuk mendorong elektron - elektron tersebut berpindah
- pindah tempat. Kecepatan perpindahan arus listrik ini dapat disebut laju arus yang dapat
ditulis dengan I dengan satuan ampere (Atina, 2015). Pengukuran daya listrik biasanya
menggunakan ohmmeter, ampermeter dan voltmeter. Daya listrik adalah energi yang
dibawa oleh elektron yang bergerak tiap satuan waktu. Karena ada arus yang mengalir
dalam rangkaian maka akan ada konversi energi listrik menjadi energi bentuk lain. Contoh,
arus mengalir melalui filamen merubah energi listrik menjadi terang dan energi panas. Daya
listrik dapat didefenisikan sebagai ukuran (rate) pada saat energi listrik dikonversi (Young et
al., 2012).

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyebabkan persebaran ion. Salah
satu metode yang umum adalah dengan menggunakan lempengan seng, lempengan
tembaga, dan larutan elektrolit. Dalam sistem ini, elektron dari atom seng akan terlepas,
sementara ion Zn2+ yang dihasilkan akan keluar dari lempengan seng dan menyebar di
dalam larutan.
𝑍𝑛→𝑍𝑛+2 + 2𝑒 (1)

Elektron yang diberikan oleh atom seng akan terkumpul pada permukaan lempengan
tembaga. Kemudian elektron-elektron tersebut akan bereaksi dengan ion-ion dari atom-
atom tembaga.
𝐶𝑢+2 + 2𝑒→𝐶𝑢 (2)
Dalam sistem ini terjadi pergerakan ion-ion negatif menuju lempengan seng dan ion-ion
positif menuju lempengan tembaga (Suryaningsih, 2016).
Menurut Riyanto, 2013, sel yang menghasilkan arus listrik disebut dengan sel Galvani.
Dalam sel Galvani terdapat tiga komponen, yaitu anoda, katoda, dan elektrolit. Anoda
berfungsi sebagai elektroda bermuatan negatif dan katoda bermuatan positif. Arus listrik
mengalir dari katoda menuju ke anoda.

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit
dapat berupa larutan asam, basa maupun larutan garam. Larutan asam, basa maupun
garam dapat terkandung dalam buah dan sayuran contohnya pada buah dan sayuran yang
digunakan dalam percobaan ini. Buah dan sayuran tersebut dapat dijadikan sebagai sumber
listrik pengganti baterai.
Belimbing wuluh sering disebut juga belimbing sayur atau belimbing asam karena memiliki
rasa yang cukup asam dan biasanya digunakan sebagai bumbu masakan atau ramuan jamu
dan mengandung banyak zat tannin, saponin, glukosa sulfur, asam-asam organik, peroksida,
flavonoid, serta triterpenoid. Belimbing wuluh mengandung cairan asam-asam organik
seperti asam sitrat, asam format, asam asetat dan asam oksalat, sehingga berpotensi untuk
menghasilkan listrik (Suryaningsih, 2016).

Buah mangga memiliki nama latin Mangifera Indica Mangga. Buah mangga dapat hidup di
iklim tropis seperti di Indonesia. Buah ini sering kita temukan dipasar maupun toko buah.
Bahkan, hampir disetiap rumah yang berada dipedesaan maupun diperkotaan memiliki
pohon mangga. Buah mangga mengadung asam nitrat sehingga apabila dihubungkan
dengan tembaga/Cu dan juga seng/Zn maka akan menghasilkan energi listrik (Sadad, 2012).

Kedondong merupakan buah yang berpotensi sebagai sumber antioksidan dan bermanfaat
bagi kesehatan manusia karena mengandung vitamin C dan senyawa-senyawa fitokimia
(Rakhmawati1 & Yunianta, 2015). Vitamin C termasuk golongan vitamin yang larut dalam
air. Vitamin C atau asam askorbat mempunyai rumus molekul C6H8O6. Senyawa ini bersifat
reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. (Andarwulan dan Koswara, 1992)

Buah apel kaya akan manfaat karena mengandung unsur vitamin, mineral dan unsur lain
seperti fitokimian, serat, tanin, baron dan asam tartar. Vitamin yang terkandung pada buah
apel diantaranya vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, B9 dan vitamin C. Apel juga mengandung
mineral yang sangat dibutuhkan tubuh seperti kalsium, magnesium, potasoium, zat besi dan
zinc. Apel memiliki total kandungan asam sekitar 0,35%. Kandungan asam inilah yang
diharapkan dapat menghasilkan energi listrik (Atina, 2015).

Buah pisang kaya akan mineral seperti kalium (potasium), magnesium, fosfor, dan besi.
Kalium sendiri merupakan penghantar listrik yang bereaksi dengan garam sodium yang
terdapat pada kulit pisang. Dari tiap 100 gram pisang terdapat 136 kalori yang jika dihitung,
dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan apel (Wardani, 2016).

Tomat atau Solanum lycopersicum L pada awalnya berasal dari Amerika Latin. Didalam buah
tomat terdapat beta karoten dan lutein, serta vitamin A, C dan vitamin E. Selain itu tomat
juga kaya akan kalium, kalium ini akan bereaksi dengan garam sodium membentuk kalium
klorida (KCl) (Wulandari, 2014). KCl merupakan salah satu elektrolit kuat yang mampu
terionisasi dan menghantarkan arus listrik.

Buah jeruk sitrun atau yang lebih dikenal dengan buah lemon, merupakan alternatif larutan
elektrolit karena mengandung senyawa asam sitrat (C6H8O7), asam sitrat adalah senyawa
asam organik lemah yang dapat ditemukan pada daun atau buah-buahan genus Citrus
(jeruk-jerukan). Meskipun tergolong asam lemah, namun dapat kita gunakan sebagai salah
satu alternatif pembangkit listrik. Satu buah lemon dapat menghasilkan tegangan sampai
dengan 1 volt, dan akan bertambah jika jumlah lemon ditambah (Selly, 2010).

Kentang mengandung lebih banyak kalium dibandingkan sayuran segar lainnya, bahkan
lebih banyak dari buah pisang. Satu kentang memiliki hampir 900 mg yang merupakan 20%
kalium yang manusia butuhkan setiap harinya. Kentang mengandung kadar air cukup tinggi,
yaitu sekitar 80%. Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C,
kadarnya mencapai 31 mg per 100 gram dari bagian kentang yang dapat dimakan. Kentang
juga mengandung zat pati, garam dapur (NaCl) dan air (H2O). Karena adanya kandungan
asam, kalium dan garam inilah, maka kentang bisa dijadikan salah satu larutan elektrolit.

Secara umum rangkaian listrik digolongkan menjadi 2, yaitu :

1. Hubungan seri, jika salah satu terminal dari dua elemen tersambung, akibatnya arus yang
lewat akan sama besar.

Gambar 1. Rangkaian listrik seri


2. Hubungan parallel, jika semua terminal terhubung dengan elemen lain dan akibatnya
tegangan diantaranya akan sama.

Gambar 2. Rangkaian listrik pararel

III. Metodelogi

3.1. Alat dan Bahan

- Belimbing wuluh - Lemon

- Mangga - Kentang

- Kedongdong - Kawat Cu

- Apel - Sekrup galvanized

- Pisang - Kabel dengan penjepit mulut buaya

- Tomat - Alat multimeter

3.2. Prosedur

1. Tegangan dan arus pada belimbing wuluh, mangga, kedongdong, apel, pisang, tomat,
lemon dan kentang masing-masing diukur dengan menyisipkan dua buah logam yaitu
sekrup galvanized dan kawat Cu dengan jarak antar elektroda sebesar 2 cm. Sekrup
galvanized dihubungkan ke kutub negatif (kabel hitam dimasukkan ke COM pada
multimeter) dan batang Cu ke kutub positif (kabel merah dimasukkan ke terminal
pengukur tegangan, arus), kemudian diukur tegangannya pada 0, 1 dan 5 menit dan arus
listrik pada 0 dan 1 menit. Kawat Cu dan sekrup tidak boleh bersentuhan.
Gambar 3. Proses pengukuran tegangan dan arus listrik

2. Masing-masing buah disisipikan sekrup galvanized dan kawat Cu kemudian dirangkai


seri. Pengukuran tegangan dan arus listrik pada rangkaian seri dibuat menjadi dua set
rangkaian. Buah apel, kedongdong, kentang dan mangga disusun sebagai rangkaian seri
pertama (Gambar 4.a). Sedangkan lemon, belimbing wuluh, tomat dan pisang disusun
sebagai rangkaian seri kedua (Gambar 4.b). Kemudian diukur tegangan dan arus
listriknya pada awal dan setelah 1 menit dengan alat multimeter.

a) b)
Gambar 4. Proses pengukuran tegangan dan arus listrik pada rangkaian seri

3. Masing-masing buah disisipikan sekrup galvanized dan kawat Cu kemudian dirangkai


pararel. Pengukuran tegangan dan arus listrik pada rangkaian pararel dibuat menjadi dua
set rangkaian. Buah apel, kedongdong, kentang dan mangga disusun sebagai rangkaian
seri pertama (Gambar 5.a). Sedangkan lemon, belimbing wuluh, tomat dan pisang
disusun sebagai rangkaian seri kedua (Gambar 5.b). Kemudian diukur tegangan dan arus
listriknya pada awal dan setelah 1 menit dengan alat multimeter.
a) b)

Gambar 5. Proses pengukuran tegangan dan arus listrik pada rangkaian pararel
IV. Hasil dan Pembahasan

4.1. Data Pengamatan

Perhitungan yang digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan dan konduktivitas pada percobaan
bio-baterai ini yaitu sebagai berikut :

Keterangan :
R = Hambatan / Ω V = Tegangan / V
I = Arus listrik / A A = Luas penampang elektroda / cm2
Κ = Konduktivitas / S/cm
4.1.1. Data pengamatan dan perhitungan dari masing-masing buah

Konduktivitas/
Buah Menit Tegangan/ V Arus/ μA Hambatan/ Ω
(105 S/cm)
0 0.93 200 4650 33.38
Belimbing wuluh 1 0.873 183 4770 32.54
5 0.809
0 1.005 420 2393 64.86
Mangga 1 0.992 263 3772 41.15
5 0.998
0 1.018 356 2860 54.28
Kedongdong 1 1.015 194 5232 29.67
5 1.02
0 1.013 74 13689 11.34
Apel 1 0.999 59 16932 9.17
5 0.975
0 0.962 130 7400 20.97
Pisang 1 0.946 88 10750 14.44
5 0.929
0 1.029 1021 1008 154.00
Tomat 1 1.006 450 2236 69.43
5 0.993
0 1.029 131 7855 19.76
Lemon 1 1.008 96 10500 14.78
5 0.997
0 0.997 292 3414 45.46
Kentang 1 0.947 147 6442 24.09
5 0.949
4.1.2. Data pengamatan dan perhitungan dari masing-masing rangkaian

Tegangan/ Hambatan/
Rangkaian Menit Arus/ μA
V Ω
0 4.11 218 18853
Seri 1
1 3.91 121 32314
0 3.75 172 21802
Seri 2
1 3.69 112 32946
0 1.16 364 3187
Pararel 1
1 0.98 224 4375
0 1.16 977 1187
Pararel 2
1 0.98 637 1538

4.2. Pembahasan

Pada percobaan pengukuran tegangan dan kuat arus yang dihasilkan oleh belimbing wuluh,
mangga, kedongdong, apel, pisang, tomat, lemon dan kentang dilakukan dengan
mengadopsi cara kerja sel galvani-volta, dimana jika ada dua elektroda yang berbeda
dimasukkan pada elektrolit maka dapat menghasilkan energi listrik sebagai hasil reaksi kimia
yang berlangsung spontan. Pada percobaan ini, buah dan sayuran yang mengandung asam
organik dan garam berfungsi sebagai larutan elektrolit. Reaksi spontan akan terjadi jika
dalam sel sirkuit telah lengkap artinya ada elektroda dan elektrolit dan reaksi hanya dapat
terjadi jika pereaksi-pereaksi direaksikan pada wadah yang sama. Reaksi yang terjadi pada
baterai buah dan sayur ini adalah reaksi oksidasi-reduksi dengan elektroda yang digunakan
adalah Zn sebagai anoda dan Cu sebagai katoda. Pada anoda terjadi oksidasi dan elektron
bergerak menuju elektroda. Elektron mengalir melalui sirkuit luar menuju ke katoda dan
berpindah ke zat dalam elektrolit, zat yang menerima elektron mengalami reduksi. Dalam
elektrolit (sirkuit dalam), muatan diangkut oleh kation ke katoda dan oleh anion ke anoda.
Begitu reaksi terjadi berulang-ulang sehingga menghasilkan energi listrik (Hiskia, 1992). Pada
sel baterai buah dan sayuran, elektroda Cu bukan mereduksi ion Cu2+ melainkan ion H+, hal
ini terjadi karena dalam larutan elektrolit tidak terdapat ion Cu 2+ melainkan asam organik
yang menghasilkan ion H+ sehingga reaksinya sebagai berikut :
Elektroda Zn (anoda) : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e- E0 = - 0,762 V

Elektroda Cu (katoda) : 2H+(aq) + 2e- H2(g) E0 = 0,000 V

Reaksi Sel : Zn(s) + 2H+(aq) Zn2+(aq) + H2(g) E0 = + 0,762 V

Pada percobaan pertama dilakukan pengukuran tegangan dan arus listrik pada masing-
masing buah dengan alat multimeter. Tegangan dan arus listrik yang didapat dari hasil
percobaan untuk masing-masing buah dapat dilihat pada tabel 4.1.1. Perbedaan nilai
tegangan dan arus listrik pada tiap buah dipengaruhi oleh kandungan yang terdapat dalam
masing-masing buah yang berfungsi sebagai elektrolit. Arus listrik yang terjadi pada reaksi di
percobaan ini berhubungan erat dengan konduktivitas larutan. Menurut Dwiaruji (1999)
semakin besar konduktivitas maka makin bagus daya hantar listriknya. Dalam kaitannya
dengan konsep elektrokimia maka makin makin besar konduktivitas maka makin besar
larutan tersebut menghasilkan arus Oleh karena itu, dilakukan juga perhitungan
konduktivitas dengan persamaan berikut :

Dapat dilihat dari data percobaan pada Tabel 4.1.1 bahwa semua jenis buah dan sayur yang
digunakan pada percobaan ini dapat dijadikan bahan untuk menghantarkan arus listrik. Dari
data tersebut dapat diketahui bahwa tomat dan mangga menunjukkan nilai konduktivitas
rata-rata yang lebih tinggi dibanding buah yang lainnya, yaitu sebesar 111,71 dan 53 S/cm.

Pada percobaan selanjutnya, buah dan sayur yang digunakan tadi disusun secara seri
menjadi 2 set rangkaian. Pada rangkaian pertama, mangga-kentang-kedondong-apel,
rangkaian kedua, pisang-tomat-belimbing wuluh-lemon, buah dan sayur tadi disusun secara
seri sesuai urutan tadi. Kemudian dilakukan pengukuran tegangan dan arus listrik seperti
percobaan pertama dengan menggunakan alat multimeter. Rangkaian pertama
menghasilkan tegangan dan arus listrik secara berurutan sebesar 4,11 V dan 218 μA pada
awal pengukuran dan 3,91 V dan 121 μA setelah 1 menit. Sedangkan rangkaian kedua
menghasilkan tegangan dan arus listrik secara berurutan sebesar 3,75 V dan 172 μA pada
awal pengukuran dan 3,69 V dan 112 μA setelah 1 menit. Setelah dilakukan perhitungan
untuk mengetahui hambatan rata-rata pada kedua rangkaian tersebut, diketahui bahwa
hambatan pada rangkaian kedua lebih besar dibanding rangkaian pertama, yaitu sebesar
27.374 Ω dan hambatan di rangkaian pertama sebesar 25.584 Ω.

Pada percobaan yang terakhir, buah dan sayur yang digunakan pada percobaan ini disusun
secara pararel menjadi 2 set rangkaian dengan urutan buahnya sama seperti rangkaian seri.
Kemudian dilakukan pengukuran tegangan dan arus listrik seperti percobaan-percobaan
sebelumnya dengan menggunakan alat multimeter. Rangkaian pertama menghasilkan
tegangan dan arus listrik secara berurutan sebesar 1,16 V dan 364 μA pada awal pengukuran
dan 0,98 V dan 224 μA setelah 1 menit. Sedangkan rangkaian kedua menghasilkan tegangan
dan arus listrik secara berurutan sebesar 0,42 V dan 977 μA pada awal pengukuran dan 0,43
V dan 637 μA setelah 1 menit. Setelah dilakukan perhitungan untuk mengetahui hambatan
rata-rata pada kedua rangkaian tersebut, diketahui bahwa hambatan pada rangkaian
pertama lebih besar dibanding rangkaian kedua, yaitu sebesar 3781 Ω dan hambatan di
rangkaian pertama sebesar 552 Ω.

V. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa belimbing wuluh, mangga,
kedongdong, apel, pisang, tomat, lemon dan kentang dapat menghasilkan arus listrik.
Kemampuan setiap buah dan sayur untuk menghasilkan arus listrik menunjukkan perbedaan
karena faktor dari kandungan asam maupun mineral yg terdapat didalamnya yang berfungsi
sebagai elektrolit. Data tegangan, arus listrik, hambatan dan konduktivitas dari hasil
percobaan dapat dilihat pada tabel 4.1.1 dan 4.1.2.
Daftar Pustaka

Andarwulan, N., dan Koswara, S. (1992): Kimia Vitamin. Rajawali Press. Jakarta. Hal. 32 - 35,
235.
Atina. (2015): Tegangan dan Kuat Arus Listrik dari Sifat Asam Buah. Universitas PGRI
Palembang. Palembang
Dwiaruji. (1999): Laporan penelitian fisika “ Hubungan Antara Konsentrasi Dengan
Konduktifitas Pada Larutan Madu dan Beberapa Larutan Gula”. IKIP Yogyakarta.
Yogyakarta
Hiskia. A. (1992): Elektrokimia dan Kinetika Kimia. PT Citra Aditya Bakti. Bandung.
Kartawidjaja. M, Abdurrochman. A, Rumeksa. E. (2008): Prosiding Seminar Nasional Sains
dan Teknologi-II. Universitas Lampung. Lampung: 105-115
Rakhmawati1 & Yunianta. (2015): Pengaruh Proporsi Buah: Air dan Lama Pemanasan
Terhadap Aktivitas Antioksidan Sari Buah Kedondong (Spondias dulcis). Universitas
Brawijaya. Malang
Riyanto. (2013): Elektrokimia dan Aplikasinya. Graha Ilmu. Yogyakarta
Sadad. (2012): Implementasi Buah Mangga Sebagai Tenaga. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Yogyakarta
Selly, J.B. (2010): Pembangkit Listrik Tenaga Lemon (Citrus Limon). Universitas Nusa
Cendana. Kupang
Suryaningsih, S. (2016): Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) sebagai Sumber Energi dalam
Sel Galvani. SMA Negeri 1 Manyar. Gresik
Wardani. (2016): https://www.liputan6.com/tekno/read/2515233/buah-buahan-ini-
rupanya-bisa-jadi-charger-smartphone
Wulandari. (2014): https://tututwulan42.wordpress.com/2014/11/18/laporan-praktikum-
kimia-sel-volta-3/
Young, Hugh D., Roger A. Freedman, and A. Lewis Ford. (2012): University Physics with
Modern Physics- 13th Ed. Pearson Education, Inc

Anda mungkin juga menyukai