Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM ELEKTROKIMIA
“ENERGI LISTRIK DARI BAHAN ALAM DAN SINTETIK”

NAMA : MIFTAH PATRIELA


NIM : 20036102
PRODI : KIMIA (NK)
KELOMPOK :3
ANGGOTA : 1. AYU AZIZAH
2. FADHILA KHAI RUNNISA
3. RAISYA PRATAMA PUTRI ASWATI
4. RISMADITA KHAIRANI M.
DOSEN : 1. ALIZAR, S.Pd.,M.Sc.,Ph.D.
2. Prof. Dr. RAHADIAN Z., S.Pd., M.Si.
3. TRISNA KUMALA SARI, S.Si.,M.Si.,Ph.D.
ASISTEN DOSEN : 1. MUTIARA SUCIANDICA, S.Si., M.Si.
2. SEPTIAN BUDIMAN, S.Si.
3. IQBAL GEMASIH, S.Si.

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Energi Listrik dari Bahan Alam dan Sintetik
A. Tujuan Praktikum
1. Mampu mengolah limbah buah-buahan untuk menghasilkan energi listrik
2. Mengetahui cara pengolahan limbah cair buah-buahan agar menghasilkan energi
listrik.
3. Mengukur kuat arus yang dihasilkan limbah buah-buahan serta aplikasinya dengan
cara menyambungkan ke lampu LED.
4. Mengukur kuat arus yang dihasilkan oleh sampel sabun dan aplikasinya dengan cara
menyambungkannya ke lampu LED.
5. Untuk mengetahui apakah sabun dapat dimanfaatkan sebagai listrik alternatif.

B. Waktu dan Tempat Praktikum


1. Hari / Tanggal : Kamis / 13 April 2023
2. Waktu : 09.40 – 12.20 WIB
3. Tempat : Laboratorium Kimia Analitik FMIPA UNP

C. Teori Dasar
Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik memberikan gejala berupa
menyalanya alat uji atau timbulnya gelembung gas pada larutan, yang menunjukkan
gejala-gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit. Larutan
elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak
bebas. Ion-ion itulah yang dapat menghantarkan arus listrik melalui larutan.
Daya hantar listrik suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di
dalam larutan. Ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik besar. Daya
hantar listrik menunjukkan kemampuan fluida untuk menghantarkan listrik.
Konduktivitas larutan sangat bergantung pada konsentrasi ion dan suhu air. Semakin
besar nilai daya hantar lisrik berarti kemampuan dalam menghantarkan lisrik semakin
kuat.
Multimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tegangan (Volt),
hambatan (Ohm), ataupun arus listrik (Ampere). Dalam hal ini multimeter digunakan
untuk mengukur listrik AC ataupun DC. Ada dua jenis multimeter yaitu multimeter
analog dan multimeter digital. Multimeter analog atau yang biasa disebut multimeter
jarum adalah alat pengukur besaran listrik yang menggunkan tampilan dengan jarum
yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe. Multimeter ini tersedia
dengan kemampuan untuk mengukur hambatan (Ohm), tegangan (Volt) dan arus (mA).
Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen,
tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu
pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah
tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada. Sedangkan, multimeter
digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter digital
menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran
besaran listrik yang lebih tepat jika dibandingkan dengan multimeter analog, sehingga
multimeter digital dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah
komponen secara mendetail sesuai dengan besaran yang diinginkan.
Light Emitting Dioda (LED) adalah perangkat semikonduktor yang
memancarkan spektrum cahaya dangkal incoherent, ketika secara elektrikal dipantulkan
dari arah depan. Efek ini adalah bentuk dari cahaya electroluminescence. Warna dari
cahaya yang dipancarkan, bergantung pada komposisi kimiawi dari bahan
semiconducting yang digunakan. Sama seperti diode, LED akan bekerja jika terjadi bias
forward, bedanya pada LED kemampuan mengalirkan arusnya hanya 20 mA.
Elektrolit dalam batu batrai bersifat asam, sehingga buah yang bersifat asam
dapat menjadi elektrolit. Selain jeruk dan apel, buah lain yang dapat menghasilkan
listrik yaitu kulit pisang. Karena pada buah biasanya mengandung garam sodium yang
mengandung klorida dalam jumlah sedikit. Reaksi antara potassium atau kalium dan
garam sodium dapat membentuk kalium klorida. KCl merupakan elektrolit kuat yang
mampu menghantarkan listrik.
Sabun menghasilkan gelembung gas dan dapat menyalakan lampu, akan tetapi
larutan sabun ini merupakan larutan elektrolit lemah. Sabun dapat menghantarkan listrik
karena sabun merupakan basa, dimana yang terkandung dalam sabun adalah NaOH,
KOH, garam ammonium, asam sitrat, Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA) (Tim
Elektrokimia, 2023).
Energi secara umum adalah suatu kegiatan atau usaha ataupun kerja yang dapat
dilakukan oleh gaya tertentu seperti listrik, panas, gravitasi, mekanik (gerak), kimia dan
lain sebagainya. Energi juga dapat diartikan sebagai kebutuhan dasar manusia, hewan,
tumbuhan dan mesin yang terus – menerus meningkat sejalannya dengan tingkat
kehidupan makhluk hidup. Indonesia sampai saat ini masih mengandalkan minyak dan
batubara sebagai kebutuhan energi utama. Komposisi dari energi Indonesia pada saat ini
berasal dari minyak bumi sebesar 52,50 %, gas bumi sebesar 19,04 %, batubara sebesar
21,52 %, air sebesar 3,73 %, panas bumi sebesar 3,0 %, dan energi baru sebesar 0,2 %.
Semakin bertambahnya waktu, cadangan minyak dan batubara semakin menipis karena
sifat sumber energi yang tidak dapat diperbarui. Di sisi lain, seiring dengan
meningkatnya kebutuhan energi, terjadi pencarian energi baru yang akan muncul
sebagai alternatif untuk mencukupi kebutuhan energi dan mengurangi kerusakan
lingkungan akibat sumber energi fosil.
Energi listrik adalah energi yang diperoleh dari muatan listrik (statik) yang
menyebabkan terjadinya pergerakan muatan listrik (dinamis). Secara teoritis, terdapat
contoh di mana energi memindahkan muatan elektron berdasarkan titik potensial rendah
ke titik potensial tinggi karena beda potensial. Ketika rangkaian menerima aliran
potensial sebesar V sehingga menyebabkan aliran muatan listrik sebesar Q dan arus
sebesar I, sehingga energi listrik yang dibutuhkan yaitu :
W=V×I×t
dimana :
W = Energi listrik satuan Joule (J)
V = Beda potensial satuan volt (V)
I = Kuat arus dengan satuan Ampere (A)
t = waktu dengan satuan Secon (s)
Sumber listrik merupakan salah satu contoh sumber energi. Dimana listrik
memegang peranan penting pada kehidupan sehari – hari, sehingga keberadaan listrik
tidak terlepas dari aktivitas manusia. Karena sangat mungkin dipahami bahwa hampir
setiap bidang kehidupan manusia membutuhkan listrik. Setiap orang membutuhkan
listrik, dari kebutuhan keluarga (seperti setrika, mesin cuci, kipas angin, tv, kulkas,
pengaduk adonan kue, dan penanak nasi) hingga kebutuhan industri. Menurut data
statistik, konsumsi daya meningkat 7 % selama periode 2011 hingga 2015. Hal ini
membuat ketersediaan listrik tidak dapat memenuhi kebutuhan listrik Indonesia yang
terus meningkat sejalannya dengan tingkat kehidupan.
Listrik dapat dihasilkan oleh beberapa jenis buah yang bersifat asam, tetapi
tingkat keasaman buah bervariasi dari buah ke buah. Jika memungkinkan untuk
mengukur pH dengan tingkat keasaman, semakin tinggi keasamannya, semakin rendah
pH tersebut, begitu pula sebaliknya. Nilai pH yang bervariasi ini secara alami
menghasilkan listrik yang berbeda. Ketika sebuah benda kehilangan elektron, ia menjadi
bermuatan positif, dan ketika ada terlalu banyak elektron dalam sebuah benda, ia
menjadi bermuatan negatif. Dalam berbagai kondisi tersebut, energi potensial dihasilkan
antar objek. buah dan sayur dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif terbarukan
berupa bio baterai sebagai pengganti aki konvensional karena memiliki sifat listrik yang
banyak mengandung elektrolit. Saat buah dan sayuran mulai membusuk, proses kimiawi
yang disebut fermentasi terjadi. Selama proses ini, buah dan sayuran memperoleh lebih
banyak asam yang dapat menaikkan kekuatan elektrolit dalam buah dan sayuran.
Dengan demikian, larutan dari buah dan sayuran baik matang ataupun busuk lebih cepat
merespons elektroda dan menciptakan tekanan yang lebih tinggi daripada larutan segar
dari buah atau sayuran. Salah satu contoh sumber energi alternatif adalah metode
elektrolisis. Metode ini menggunakan larutan elektrolit untuk memperoleh listrik.
Larutan ini biasanya terbuat dari buah – buahan asam seperti jeruk nipis
(Pujiarini & Sudarti, 2021).

Listrik sangat berperan penting dalam kehidupan kita sehari - hari, sehingga
keberadaan listrik tidak bisa dipisahkan dari aktivitas manusia. Karena dapat kita sadari
hampir semua bidang kehidupan manusia membutuhkan listrik. Mulai dari kehidupan
rumah tangga sampai kebutuhan perindustrian semua membutuhkan listrik. Beberapa
jenis buah yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik, yaitu buah jeruk,
mangga, dan apel. Buah jeruk memiliki nilai pH yang lebih kecil dibandingkan buah
mangga sedangkan nilai kuat arus buah jeruk lebih besar dibandingkan buah mangga.
Sehingga hubungan kuat arus listrik dengan keasaman buah jeruk dan mangga adalah
berbanding terbalik, artinya semakin asam (semakin kecil nilai pH) maka kuat arus
listrik larutan tersebut semakin besar dan sebaliknya semakin besar nilai pH maka
semakin kecil nilai kuat arus listrik larutan tersebut.
Suatu larutan asam dapat menghantarkan elektron dan menghasilkan arus
listrik. Sehingga semua buah – buahan yang bersifat asam maka itu dapat menghasilkan
arus listrik. Dari uraian tersebut pemanfaatan asam sitrat yang terdapat pada buah
sebagai salah satu komponen bio-baterai. Larutan jeruk nipis dan jeruk mandarin
memiliki nilai pH yang rendah sehingga dapat menghasilkan aru listrik bila
dihubungkan antara lempeng tembaga dan seng. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pada buah jeruk pada volume 250 ml dengan elektrode Cu-Zn menghasilkan kuat arus
sebesar 0,45 mA. Buah mangga bila dihubungkan dengan tembaga/Cu dan juga seng/Zn
maka akan menghasilkan energi listrik. Pada elektrolit, elektron mengalir dibawa oleh
ion-ion, sedangkan yang dapat menghasilkan ion antara lain asam, basa dan garam.
Dalam 1 buah mangga bila diukur dengan menggunakan multimeter tanpa bantuan alat
bisa menghasilkan tegangan listrik hingga mencapai 118 mV. Dapat kita sadari bahwa
peran batuan mineral di alam menjadi sumber listrik cukup besar. Batuan mineral alam
dimanfaatkan menjadi sumber listrik yang umum disebut dengan batu beterai, ataupun
dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik sekala besar. Namun seiring
dengan berjalannya waktu keberadaan batuan mineral di alam semakin menipis, maka
mulailah para ilmuan berinovasi menciptakan sumber listrik yang ramah lingkungan dan
menggunakan bahan yang mudah diperoleh serta termasuk dalam sumber daya yang
dapat diperbaharui (Hartini, 2019).
Buah sering dijadikan sebagai makanan, minuman dan sumber vitamin untuk
sistem pertahanan tubuh dan memiliki bagian seperti kulit maupun biji yang kadang
hanya terbuang begitu saja, namun ternyata bagian yang tidak digunakan tersebut
memiliki kemampuan untuk menghasilkan energi listrik khususnya untuk buah yang
memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Mengingat tingkat keasaman buah yang berbeda
– beda, maka perlu untuk melakukan penelitian guna mengetahui seberapa besar
tegangan dan kuat arus listrik yang dihasilkan dari kulit maupun biji buah serta
hubungannya dengan tingkat keasaman (pH) buah. Buah-buahan dan sayuran yang
mengandung asam mineral yang berupa asam klorida, asam sitrat, merupakan elektrolit
kuat yang terurai sempurna menjadi ion dalam larutan air. Buah-buahan dan sayuran
selain memiliki asam, juga banyak mengandung air, sehingga apabila ada dua logam
yang berbeda dicelupkan, pada larutan buah-buahan dan sayuran tersebut akan timbul
beda potensial antara logam dan air sehingga terjadilah potensial elektrode yang dapat
menghasilkan arus listrik juga. Dari konsep dasar ini, maka buah-buahan dan sayuran
dapat digunakan sebagai bahan elektrolit pengganti baterai sebagai biobaterai
(Salafa et al., 2020)
.
Listrik dapat mengalir karena adanya perpindahan elektron bebas dari ion-ion
dalam sebuah zat atau larutan. Larutan seperti senyawa asam seperti asam sulfat, asam
oksalat, asam format, dan asam sitrat merupakan jenis larutan elektrolit. Dalam sel volta,
larutan elektrolit ini berfungsi menghantarkan ion dari anoda ke katoda sehingga mampu
mengalirkan arus listrik. Larutan ini ternyata dapat ditemukan pada bahanbahan alam
seperti lemon, apel, jeruk nipis, kentang, timun, dan tomat. Oleh karena itu, bahan alam
tersebut dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti sel baterai sebagai sumber
energi listrik (Setiawan et al., 2020). Citrus atau jeruk merupakan salah satu jenis buah-
buahan yang terkenal akan keasamannya karena banyak mengandung asam sitrat
(C6H8O7). Selain itu, jeruk juga mengandung kalsium, fosfor, dan besi. Keunggulan lain
dari buah jeruk adalah ketersediaannya yang melimpah serta limbah kulit jeruk juga
memiliki kandungan asam yang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bio-baterai
(Suciyati et al., 2019) . Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis buah jeruk dan
kulit jeruk sebagai larutan elektrolit sel volta dengan menggunakan elektroda tembaga
(Cu) dan Seng (Zn). Larutan yang digunakan adalah larutan jeruk, Buah yang
mengandung zat asam dapat memperoleh energi listrik jika kita pasangkan logam pada
buah. Pada buah selain banyak menggandung asam, buah juga banyak mengandung air,
jika kita pasangkan logam dengan jenis yang berbeda pada buah akan timbul beda
potensial antara logam dan air sehingga dpat menghasilkan arus listrik (Sintiya, 2019).

D. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Multimeter digital/ voltmeter
2. Kabel dan penjepit buaya
3. Gelas kimia
4. Spatula
5. Pipet tetes
6. Lampu LED
7. Elektrolit tester
b. Bahan
1. Elektroda tembaga dan seng
2. Limbah cair kulit buah (pisang, mangga, apel, jeruk, dan lain-lain)
3. Sabun cuci berbeda merk

E. Prosedur Kerja
Cara Kerja Pengamatan Reaksi
a. Energi listrik dari bahan a. Warna limbah kulit Katode (-) : 2H+ + 2e  H2
alam buah jeruk : Hijau Anoda (+) : Zn(s)  Zn2+ (aq)
1. Preparasi Sampel kekuningan + 2e
Kulit buah b. Setelah diblender : Reaksi sel : 2H+ + Zn(s) →
- Dikumpulkan kuning H2 + Zn2+ (aq)
- Dihaluskan dengan
c. Setelah dihubungkan
blender
- Dimasukkan ke ke Elektrolit Tester :
gelas piala Lampu menyala
Siap diuji dengan terang
2. Pengujian sampel dan d. Kuat arus limbah
pengukuran tegangan jeruk : 0.65 A pada 20
dan arus listrik yang volt
dihasilkan
Limbah cair

20-30 ml ke wadah

Elektroda Cu dan Zn

Amati
b. Energi listrik dari bahan a. Warna larutan sabun : Katode (-) : 2H2O + 2e 
sintetik keruh 2OH- + H2
20 ml Sabun b. Setelah diuji dengan Anoda (+) : Zn(s)  Zn2+ (aq)
- Dimasukkan ke Elektrolit Tester : + 2e
wadah
Lampu menyala Reaksi sel : 2H2O + Zn(s)
- Dipasangkan
elektroda Cu dan Zn dengan terang → 2OH- + 2Zn2+ (aq)
- Dihubungkan dengan c. Kuat arus sabun : 0.39
kabel dan penjepit A pada 20 volt
- Dihubungkan
elektroda ke
voltmeter
- Dihitung potensial
listrik

Amati

F. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu energi listrik dari bahan alam
dan sintetik yang bertujuan untuk mengolah limbah buah-buahan untuk menghasilkan
energi listrik dan mengamati sabun sebagai listrik alternatif serta mengukur kuat arus
pada masing-masing sampel. Prinsip yang digunakan untuk menguji potensial listrik
pada sampel ini adalah elektrolisis dimana reaksi kimia akan terjadi jika arus listrik
dialirkan melalui larutan elektrolit sehingga energi listrik diubah menjadi energi kimia
(reaksi redoks). Syarat terjadinya energi listrik harus terjadinya reaksi ionisasi sehingga
pada praktikum ini dibutuhkan sampel uji yang berperan sebagai larutan elektrolit.
Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah limbah kulit jeruk dan sabun bubuk
dengan merek Rinso.
Pada percobaan pertama, menguji energi listrik dari bahan alam. Bahan alam yang
digunakan pada praktikum ini adalah limbah jeruk, dimana jeruk memiliki kemampuan
untuk menghantarkan listrik, karena buah jeruk banyak mengandung asam sitrat
(C6H8O7). Selain itu, jeruk juga mengandung kalsium, fosfor, dan besi. Keunggulan lain
dari buah jeruk adalah ketersediaannya yang melimpah serta limbah kulit jeruk juga
memiliki kandungan asam yang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bio-baterai
(Suciyati et al., 2019) . Alasan menggunakan limbah buah dikarenakan buah digunakan
sebagai sumber energi alternatif terbarukan karena memiliki sifat listrik yang banyak
mengandung elektrolit. Saat buah mulai membusuk, proses kimiawi yang disebut
fermentasi terjadi. Selama proses ini, buah memperoleh lebih banyak asam yang dapat
menaikkan kekuatan elektrolit dalam buah. Dengan demikian, larutan dari buah busuk
lebih cepat merespons elektroda dan menciptakan tekanan yang lebih tinggi daripada
larutan segar dari buah (Pujiarini & Sudarti, 2021) . Pada praktikum ini dilakukan
perlakuan dihaluskan/diblender sampel limbah jeruk dan diukur kuat arusnya dengan
voltmeter pada 20 volt diperoleh nilainya yaitu 0,65 A. Penyebab timbulnya adanya arus
listrik dikarenakan beda potensial pada kedua ujung penghantar yang terjadi sehingga
mendapatkan suatu tenaga untuk mendorong elektron-elektron tersebut berpindah-
pindah tempat. Gerakan aliran elektron ini akan menuju tempat yang lebih lemah
tekanannya sedangkan besar kecilnya konduktivitasa listrik yang terjadi bergantung
pada pembangkit listrik yang mengeluarkan tenaga tersebut. Elektroda dalam proses
elektrolisis sangat penting, karena elektroda adalah salah satu alat untuk menghantarkan
atau menyampaikan arus listrik kedalam larutan agar larutan tersebut terjadi suatu reaksi
(perubahan kimia). Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan
tempat terjadinya reaksi oksidasi disebut anoda. Pada praktikum ini elektroda yang
digunakan adalah elektroda Cu dan Zn seharusnya pada elektrolisis menggunakan
elektroda inert seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au) dimana elektroda ini
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi (Tim Elektrokimia, 2023). Dua
elektroda ditempatkan kedalam larutan elektrolit dan dialiri arus listrik searah, maka
terjadi gejala dekomposisi elektrolit biasa disebut peristiwa elektrolisis, dimana ion
positif (kation) bergerak ke katoda dan menerima elektron yang direduksi oleh ion
negatif (anion) yang bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yaitu dioksidasi.
Reaksi kimia yang terjadi pada proses elektrolisis yaitu oksidasi-reduksi sebagai akibat
adanya tegangan listrik (Marianti et al, 2021).
Pada saat pengujian dengan LED dapat diamati tidak menunjukkan lampu LED
hidup dikarenakan kemungkinan lampu LED yang digunakan rusak sehingga tidak
menunjukkan lampu menyala. Pengujian lampu LED ini digantikan dengan
menggunakan elektrolit tester dan menunjukkan hasil lampu menyala dengan terang.
Hal ini dikarenakan terjadi pergerakkan dari ion positif bergerak menuju katoda,
sedangkan ion negatif bergerak ke anoda yang bermuatan positif yang dinamakan anion
(bermuatan negatif) sehingga menghasilkan energi listrik (Marianti et al, 2021).
Pada preparasi sampel limbah kulit jeruk ini seharusnya sampel didiamkan selama
4 hari - 1 minggu. Tujuan dari pendiaman ini dikarenakan waktu fermentasi yang lama
menyebabkan konduktivitas listriknya semakin meningkat, hal ini disebabkan karena
sifat larutan yang semakin asam. Pada suatu larutan apabila konsentrasi ion H + dalam
cairan meningkat berarti ion OH-nya menurun sehingga ion H+ yang mudah bergerak
didalam larutan tersebut menyebabkan hantaran listrik meningkat. Hal ini disebabkan
sifat larutan yang semakin asam dan konduktivitas listriknya menunjukkan kemampuan
cairan dalam menghantarkan listrik yang berhubungan dengan pergerakan ion didalam
larutan. Buah akan mengalami kenaikan nilai keasaman ketika buah semakin matang
atau membusuk, karena proses fermentasi menghasilkan asam yang lebih sehingga
meningkatkan kekuatan elektrolit dalam buah. Semakin lama waktu fermentasi, maka
nilai kelistrikan (arus dan tegangan) meningkat. Hal ini disebebkan selama proses
fermentasi terjadi penurunan nilai pH diakibatkan oleh aktivitas mokroorganisme dalam
bahan semakin meningkat. Sementara itu semakin lama fermentasi maka semakin
banyak mikroorganisme yang aktif (Marianti et al, 2021).
Pada percobaan kedua dengan menguji energi listrik dari bahan sintetik. Bahan
sintetik yang digunakan yaitu sabun bubuk Rinso. Sabun merupakan larutan elektrolit
lemah. Pada saat praktikum didapatkan hasil pengukuran dengan voltmeter pada 20 volt
dimana nilai kuat arus yang didapatkan yaitu 0.39 A dan saat diuji dengan elektrolit
tester menunjukkan hasil yaitu lampu menyala dengan terang karena terjadinya dari ion
positif bergerak menuju katoda (-), sedangkan ion negatif bergerak ke anoda (+)
sehingga menghasilkan energi listrik (Marianti et al., 2021). Sabun dapat
menghantarkan listrik karena sabun merupakan basa, dimana yang terkandung dalam
sabun adalah NaOH, KOH, garam ammonium, asam sitrat, Ethylene Diamine Tetra
Acetate (EDTA) (Tim Elektrokimia, 2023).
Berdasarkan hasil praktikum yang didapatkan bahwa limbah kulit jeruk dan
sampel sabun merupakan elektrolit lemah sehingga dapat menghasilkan energi listrik
tetapi tidak sebaik elektrolit kuat. Nilai kuat arus pada limbah cair kulit jeruk 0,65 A
lebih besar dibandingkan sabun dengan nilai kuat arusnya 0,39 A sehingga dapat
disimpulkan bahwa limbah cair kulit jeruk menghasilkan energi listrik yang lebih baik
dibandingkan sabun bubuk Rinso.

G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Limbah kulit jeruk dapat menghasilkan energi listrik yang ditandai dengan
menyalanya lampu dengan terang saat uji dengan elektrolit tester.
b. Pengolahan limbah cair buah-buahan dengan dihaluskan agar menghasilkan energi
listrik.
c. Kuat arus yang dihasilkan oleh limbah kulit jeruk adalah 0.65 A lebih besar
dibandingkan sabun bubuk Rinso adalah 0.39 A.
d. Sabun dapat dimanfaatkan sebagai listrik alternatif karena saat praktikum
menunjukkan dapat mengantarkan listrik yang ditandai dengan menyalanya lampu
dengan terang saat uji dengan elektrolit tester.
Daftar Pustaka
Hartini. (2019). Identifikasi Variasi Buah Jeruk Dalam Menentukan Potensial Arus Listrik. Jurnal
Hadron, 2(1).

Marianti, Yanto, S., & Sukainah, A. (2021). Perbedaan Durasi Fermentasi Kulit Jeruk Nipis, Kulit
Pisang Kepok, Dan Kulit Alpukat Untuk Menghasilkan Energi Listrik Pada Aki. Jurnal
Pendidikan Teknologi Pertanian, 7(1). 1-10.

Pujiarini, N. R., & Sudarti, S. (2021). POTENSI ENERGI LISTRIK DAN TINGKAT
KEASAMAN PADA BUAH JERUK NIPIS DAN BELIMBING WULUH. JFT: Jurnal
Fisika Dan Terapannya, 8(1), 44. https://doi.org/10.24252/jft.v8i1.21171.

Salafa, F., Hayat, L., & Ma’ruf, A. (2020). Analisis Kulit Buah Jeruk (Citrus Sinensis) Sebagai
Bahan Pembuatan Elektrolit Pada Bio-Baterai. Jurnal Riset Rekayasa Elektro, 2(1).

Setiawan, A. M., Nugraheni, D., Munzil, M., Marsuki, M. F., Husnayaini, N., & Hanifiyah, F.
(2020). PEMBUATAN SEL BATERAI BERBASIS BAHAN ALAM MELALUI
PEMBELAJARAN STEM. INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA, 9(1), 1.
https://doi.org/10.20961/inkuiri.v9i1.41374.

Sintiya, D. & N. (2019). Pengaruh Bahan Elektroda Terhadap Kelistrikan Jeruk Dan Tomat
Sebagai Solusi Energi Alternatif. GRAVITASI: Jurnal Pendidikan Fisika Dan Sains, 2(01).

Suciyati, W., Asmarani, S., Supriyanto, A., Fisika, J., Universitas, F., & Lampung, L. B. (2019).
Analisis Jeruk dan Kulit Jeruk sebagai Larutan Elektrolit terhadap Kelistrikan Sel Volta. In
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika (Vol. 7, Issue 1).

Tim Elektrokimia. 2023. Penuntun Praktikum Elektrokimia. Padang: UNP.


Lampiran

Diblender Diukur Uji sample Uji sampel


limbah kulit potensil sabun dengan limbah cair kulit
jeruk listik sampel Elektrolit jeruk dengan
Tester Elektrolit Tester

Anda mungkin juga menyukai