Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM KIMIA FISIK II

SEL VOLTA

Disusun oleh
Nama : INTAN INDRIANI
NIM : A1C120014
Kelas : Reguler B
Kelompok : 1 (SATU)

Dosen Pengampu:
Dr. Yusnaidar, S.Si., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
PERCOBAAN 8

I. Hari, Tanggal
Senin, 04 April 2022
II. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
1. Untuk membuat baterai sederhana yang menghasilkan arus listrik

III. Landasan Teori


Sel volta merupakan sel elektrokimia yang secara spontan mengubah energi
kimia menjadi energi listrik, seperti baterai atau aki. Penamaan sel volta diambil dari
ilmuwan Italia Luigi Galvani dan Alessandro Volta. Sel volta terdiri dari dua
elektroda dan elektrolit. Kedua elektroda memiliki kecendrungan terhadap reaksi
kimia. Satu elektroda cenderung teroksidasi dan yang lainnya tereduksi. Reaksi akan
terjadi bila keduanya dihubungkan melalui kawat dan logam, sehingga elektron dapat
berpindah dari satu elektroda ke elektroda lain yang melalui kawat tersebut. Elektroda
yang terdapat dalam sel volta adalah volta adalah anoda dan katoda. Anoda
merupakan tempat terjadinya reaksi oksidasi, diberi tanda negatif (-), elektron akan
dilepaskan oleh eektroda ini. Katoda merupakan penerima elektron yang datang dari
anoda.

Elektrolit merupakan bagian penting dalam sel elektrokimia, zat elektrolit dapat
menghantarkan elektron dan menghasilkan elektron untuk menjalankan, sel
elektrokimia. Elektrolit ini dapat berupa pasta maupun larutan. Larutan elektrolit
alami dapat diperoleh dari alam, contohnya, seperti buah-buahan yang tersedia di
alam, seperti jeruk nipis, terung asam, dan belimbing wuluh. Zat elektrolit alami
cenderung lebih mudah didapatkan dan tidak berdampak negatif karena tidak
mengandung bahan berbahaya. Karena dalam prosesnya sangat baik apabila buah
sebagai sumber sebagai zat elektrolit tidak dalam keadaan terlalu matang. Syarat sel
volta adalah reaksi oksidasi terjadi secara spontan dan reaksinya menghasilkan energi
E° sel bernilai positif. (Tim Penuntun Praktikum Kimia Fisik, 2022).

Energi listrik merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi, karena


banyak aktivitas dikehidupan kita harus diaktifkan atau digerakkan oleh energi
listrik. Kebutuhan akan listrik bukan hanya daerah perkotaan saja namun
daerah pedesaan dan pesisir juga membutuhkan energi listrik, banyak
sumber energi listrik sudah diproduksi, mulai dari Pembangkit listrik tenaga
diesel (PLTD), Pembangkit listrik tenaga air (PLTA), Pembangkit listrik
tenaga gas (PLTG), Pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) dan lain-lain.
Namun pengadaan listrik membutuhkan investasi yangbesar dan membutuhkan waktu
yang lama.Pada artikel “Monitoring suhu aspal berbasis raspberrypi”, artikel tersebut
menggunakan bahasa phyton dan menghubungkan sistem monitoring dengan LCD
Oled (Masnur, 2021).

Oksidasi merupakan proses degradasi obat yang berhubungan dengan


mekanisme transferelektron dimana akan membentuk anion dan kation yang reaktif.
Gugus – gugus sepertisulfida, amina dan fenol rentan mengalami transfer elektron
oksidasi yang akan menjadisulfones, sulfoxide, N-oxides dan hydroxylamine. Reaksi
oksidasi juga dapat dipercepat dengan adanya ion logam berat, oksigen dancahaya
yang menyebabkan terbentuknya radikal bebas. Radikan bebas ini akanberinteraksi
dengan oksigen dan membentuk peroksi radikal yang sangat reaktif danmenyebabkan
oksidasi (Faizal Alfaridz, 2020).

Krisis energi telah memicu pengembangan sumber energi alternatif terbarukan


untuk mensubtitusi penggunaan minyak bumi yang selama ini menjadi sumber utama
bagi kita. Sel elekrtokimia berbasis mikro atau microbial fuel cell merupakan sel
hahan. bakar yang memanfaatkan materi organik untuk digunakan oleh mikroba
sebagai sumber dalam melakukan aktivitas metabolismenya. Sel bahan bakar mampu
menghasilkan arus listrik searah, alat ini terdiri dari dua buah elektroda yaitu anoda
dan katoda yang dipisahkan oleh sebuah membran polimer yang berfungsi sebagai
elektrolit (Sitorus, 2010).

Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu tanaman herbal yang
sudah sering digunakan untuk bahan masakan dan juga sebagai obat. Jeruk nipis
digunakan sebagai penambah nafsu makan, antipiretik dan antibakteri. Bagian yang
dapat dipakai sebagai agen antibakteri adalah ekstrak kulit buah, ekstrak daun,
ekstrak biji serta air perasannya. Ekstrak daunnya juga dapat dipakai sebagai agen
antifungal. Jeruk nipis dijadikan obat herbal karena terdapat senyawa kimia yang
bersifat antimikroba yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, fenol dan saponin. Selain itu
terdapat senyawa kimia yang sama pada akar, batang, daun dan kulit buah nya,
disertai mineral, vitamin dan minyak atsiri. Salah satu senyawa kimia pada jeruk nipis
yang bersifat antibakteri, tanin merupakan senyawa polifenol yang bersifat
mengikat, mengendapkan dan menyusutkan protein. Selain dari jeruk nipis, tanin
dapat diekstrak dari daun jambu biji, yang telah diteliti dapat menghambat
pertumbuhan E.coli, Pseudomonas aureginosa, S.aureus, Aspergillus niger dan
Candida albicans. Telah diteliti konsentrasi air perasan buah jeruk nipis yang paling
efektif untuk menghambat pertumbuhan S.aureus adalah 100% dibandingkan dengan
25%, 50% dan 75%.23 Selain air perasannya, ekstrak biji buah jeruk nipis dapat
menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis, S.aureus, E.coli, P.vulgaris, Klebsiella
spp. dan Shigella spp. Penelitian lainnya memakai ekstrak buah jeruk nipis
konsentrasi 40% efektif untuk mengurangi pertumbuhan koloni Streptococcus
mutans pada saliva anak yang mengalami karies dini. Dengan adanya data ini penulis
menetapkan konsentrasi ekstrak jeruk nipis yang telah diketahui bahwa nilai MIC
(Minimum Inhibitory Concentration) dari ekstrak buah jeruk nipis terhadap bakteri
S.mutans adalah 40% (Putu, dkk. 2019).
Katoda merupakan salah satu komponen penting pada baterai berbasis lithium-
ion. Material katoda yang digunakan dalam baterai lithium-ion diantaranya LNCA
(LiNi0,8CoO,15Al0,05O2), LiCoO2, LiMn2O4, LiFePO4, dan LNCM
(LiNiO,3CoO,3MnO,3O2). Katoda LiFePO4 yang memiliki keunggulan tegangan
operasi yang tinggi (3,45 V phosphoolivines), kapasitas spesifik tinggi (170 mAh/g),
biaya bahan baku murah, ramah lingkungan, kestabilan terhadap panas tinggi, dan
dapat diterapkan sebagai penyimpanan daya tinggi. Namun, LiFePO4 juga memiliki
beberapa kelemahan yaitu memiliki konduktivitas rendah, laju difusi ion Li+ yang
lambat, dan kerapatan energi rendah. Untuk mengoptimalkan kekurangan tersebut,
telah dilakukan sintesis katoda dengan berbagai metode (Rachmanto, 2019).

Peralatan percobaan untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan energi


redoks spontan disebut sel galvani atau volta, diambil dari nama ilmuwan Italia Luigi
Galvani dan Alessandro Volta yang membuat versi awal dari alat ini (Chang,2005).

Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel galvani (sel
volta). Sel volta mengubah energi kimia menjadi energi listrik, yang dapat digunakan
untuk melakukan kerja. Sebuah sel dimana potensial luar yang berlawanan
menyebabkan reaksi berlangsung dalam arah berlawanan secara spontan disebut sel
elektrolisis, sel seperti ini menggunakan energi listrik yang dihasilkan oleh rangkaian
luar untuk melakukan reaksi kimia yang sebenarnya tidak dapat berlangsung. Jika
sebuah sel diubah menjadi sel elektrolisis dengan penambahan sumber potensial luar
yang berlawanan arah dengan aliran elektron juga terdapat sebuah pembalikan pada
posisi anoda dan katoda, dalam sel elektrolisis oksidasi berlangsung di elektroda
perak karena menjadi anoda dan tembaga menjadi katoda (Oxtoby, dkk, 2001).

IV. Alat dan Bahan


5.1 Alat
1. Pisu cutter
2. Penjepit buaya
3. Gunting
4. Paku
5. Selotip
6. Koin 500 warna kuning (lempeng tembaga)
7. Kabel
8. Lampu LED

5.2 Bahan
1. Kentang
2. Pisang kapok
3. Pisang barangan
4. Jeruk nipis

V. Prosedur Kerja

Potongan kabel

 Disiapkan 4 buah (jeruk nipis, kentang, pisang ambon dan pisang barangan
 Dipotong kabel menjadi 5 bagian dan kupas kabel untuk memperoleh tembaga

Penjepit buaya

 Dililitkan tembaga kabel

Paku
 Ditancapkan pada setiap buah, paku berfungsi sebagai kutub negatif (-)

Koin logam

 Ditancapkan koin logam pada setiap buah, koin logam berfungsi sebagai

kutub positif (+)

kabel

 Dirangkai alat dan bahan sehingga saling terhubung satu sama lain

 Dhubungkan dengan kabel lampu

Catat hasil
pengamatan

VI. Daftar Pustaka


Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Faizal Alfaridz, Ida Musfiroh. 2020. Interaksi Antara Zat Aktif dan Eksipien dalam
Sediaan Farmasi. Majalah Faramasetika, 5(1). ISSN: 2686-2506.
Masnur. 2021. Aplikasi Sistem Pengendali Energi Listrik Menggunakan Raspberrypi
Pada Smart Building. Jurnal Sintaks Logika, 1(2). ISSN: 2775-412X.
Moch Khabibul Adi Rachmanto, Liliana Triatmajaning Wibowo, Tika Paramitha. 2019.
Metode Sintesis Katoda LiFePO4 Baterai Lithium-Ion. Jurnal of Chemical
Engineering, 3(02). ISSN: 2622-3430.
Oxtoby, David W. 2001. Prinsip – Prinsip Kimia Modern Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Putu Wiswananta Parama, I Dewa Made Sukrama, Steffano Aditya Handoko. 2019. Uji
efektifitas antibakteri ekstrak buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap
pertumbuhan Streptococcus mutans in vitro. Bali Dental Journal, 3(1). ISSN:
2549-0109.
Tim Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. 2022. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II.
Jambi: Universitas Jambi.

VII. Lampiran
Lampiran jurnal

Anda mungkin juga menyukai