Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KIMIA FISIK II

“ SEL ELEKTROLISIS ”

Dosen Pengampu :
Dra. Yusnaidar, M.Pd

Anggota Kelompok 11:


1) Riska Sintiana (A1C118075)
2) Nufya Yoelfita Afifah (A1C118084)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Yang
telah memberikan rahmat-Nya. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan
kepada bainda Rasulullah SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Sel Elektrolisis “ ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dan juga penulis
berterimakasih kepada ibu Dra.Yusnaidar, M.Pd. selaku dosen pembimbing
pada mata kuliah Kimia Fisik II ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang membacanya.
Dan semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi yang positif dalam proses
belajar dan mengajar. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf bila terdapat
informasi yang salah atau kurang valid.Penulis juga mengharapkan kritikan dan
saran dari pembaca mengenai makalah ini agar kedepannya penulis dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi.
JAMBI, 01 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan..........................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Sel Elektrolisis.............................................................................................4
2.2 Proses Elektrolisis........................................................................................5
2.3 Penggunaan Sel Elektrolisis dalam kehidupan............................................6
2.4 Kerugian penggunaan Sel Elektrolisis.........................................................9

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sel elektrokimia di bagi menjadi 2 reaksi yaitu Sel galvani/sel volta adalah reaksi redoks
yang menghasilkan listrik dan Sel elektrolisis adalah listrik yang mengakibatkan reaksi redoks.
Contohnya adalah pemurnian logam dan pelapisan logam. Elektrolisis adalah penguraian suatu
elektrolit oleh arus listrik DC, sehingga terbentuk zat baru. Elektrolisis terjadi pada rangkaian sel
elektrolisis, yang merupakan kebalikan dari sel Volta. Katode berkutub negatif (-) dimana terjadi
reaksi reduksi. Anode berkutub positif (+) dimana terjadi reaksi oksidasi.

Dalam sel, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan, dan energi kimia yang
menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Bila potensial diberikan pada sel dalam
arah kebalikan dengan arah potensial sel, reaksi sel yang berkaitan dengan negatif potensial sel
akan diinduksi. Dengan kata lain, reaksi yang tidak berlangsung spontan kini diinduksi dengan
energi listrik. Proses ini disebut elektrolisis

1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah di atas dapat kita rumuskan masalah sebagai berikut :
1) Jelaskan Sel Elektrolisis ?
2) Bagaimana Proses elektrolisis terjadi?
3) Bagaimana Penggunaan Sel Elektrolisis dalam kehidupan ?
4) Bagaimana Kerugian penggunaan Sel Elektrolisis ?
1.3 Tujuan Penulisan

Dari permasalahan yang telah di tuliskan di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1) Untuk memahami mengenai Sel Elektrolisis
2) Untuk mengetahui Proses Elektrolisis
3) Untuk memahami Penggunaan Sel Elektrolisis dalam kehidupan
4) Untuk mengetahui Kerugian penggunaan Sel Elektrolisis

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan sumber energy listrik
untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi.Pada sel elektrolisis katoda memiliki muatan negative
sedangkan anoda memiliki muatan positif (Harahap,2019).

Elektrolisis mengacu pada reaksi kimia atau reaksi yang menyertai aliran arus yang
disuplai oleh sumber eksternal melalui larutan elektrolitik. Sel elektrokimia yang melaluinya arus
dikatakan terpolarisasi. Polarisasi adalah istilah umum yang mengacu pada salah satu atau semua
fenomena yang terkait dengan perjalanan arus melalui sel. Kita dapat menulis setengah reaksi
elektrolitik dalam bentuk umum:

Jumlah muatan yang melewati elektroda ketika reaksi maju oleh dξ adalah dQ, di mana
dQ = ve F dξ (34. 20)

Arus diberikan oleh I = dQ / dt, sehingga

I = ve F (34. 21)

Arus sebanding dengan laju, d / dt, dari reaksi (atau sebaliknya) sehingga laju biasanya
dinyatakan dalam ampere. Jika A adalah area elektroda, maka kerapatan arus, i, adalah

di mana VA adalah laju reaksi per satuan luas.

vA= (34. 23)

Kuantitas yang signifikan adalah tarif per satuan luas; oleh karena itu, kami akan
menggunakan kepadatan saat ini untuk menggambarkan tingkat, unit yang biasa adalah A / cm 2
atau mA / cm2.
Tanda kerapatan arus mengikuti tanda koefisien stoikiometri Ve. Jika Ve adalah plus,
elektron muncul di sisi produk, dan reaksinya adalah oksidasi. Arus adalah arus anodik dan

4
memiliki tanda positif. Simbol untuk kerapatan arus anodik adalah i + atau ia .Jika Ve minus (-),
elektron muncul di sisi reaktan, dan reaksinya adalah reduksi. Arus adalah arus katodik dan
memiliki tanda negatif. Simbol untuk kerapatan arus katodik yaitu i- atau ic. Kerapatan arus total
pada elektroda adalah jumlah aljabar dari kerapatan arus anodik dan katodik untuk reaksi yang
terjadi pada elektroda itu:

I = i a + ic (34.24)
Jika lebih dari satu reaksi elektrolitik terjadi pada elektroda, kerapatan arus total adalah
jumlah aljabar dari kerapatan arus untuk semua reaksi anodik dan katodik yang terjadi pada
elektroda itu.

2.2 Proses Elektrolisis

Sesuai dengan prinsip kerja arus listrik. Terdiri dari zat yang dapat mengalami proses
ionisasi, elektrode dan sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan dari kutub negatif dari baterai ke
katoda yang bermuatan negatif. Larutan akan mengalami ionisasi menjadi kation dan anion.
Kation di katoda akan mengalami reduksi sedangkan di anoda akan mengalami oksidasi.
Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah
maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit, dimana ion positif
(kation) bergerak ke katoda dan menerima elektron yang direduksi dan ion negative (anion)
bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi (Fakhrudin et al., 2017).
Pengaliran arus listrik menggunakan suatu medium sebagai penghantar arus listrik ke dalam
elektrolit, juga menjadi tempat berlangsungnya reaksi redoks, medium tersebut disebut elektroda.
Reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi oksidasi berlangsung pada anoda
(Sariasih et al., 2016). Melalui elektrolisis, kation dan anion dalam larutan dapat bergerak dan
disisihkan dengan melibatkan proses oksidasi dan reduksi, misalnya anion terutama ion klorida
akan teroksidasi menjadi klorin. (Wang et al., 2014) .

5
Studi tentang reaksi elektroda adalah unik dalam arti bahwa dalam batas laju reaksi dapat
dikontrol dengan hanya menambah atau mengurangi arus melalui sel. Reaksi elektrolisis juga
berbeda dari reaksi kimia lain dalam "setengah" itu terjadi pada satu elektroda dan "setengah"
lainnya terjadi pada elektroda kedua, yang mungkin secara spasial jauh dari yang pertama.
Misalnya, elektrolisis air, dapat dipecah menjadi dua reaksi "setengah":

H2O → H2 + O2

Pada Katoda : 2 H+ + 2e- → H2

Pada Anoda : H2O → O2 + 2H+ + 2e-

Masing-masing dari reaksi ini berjalan pada laju I yang sama, arus dilewatkan. Jika luas
katoda adalah Ac dan anoda adalah Aa, maka laju reaksi katodik per satuan luas katoda adalah i c
= I / Ac, dan reaksi anodik per satuan luas anoda adalah i a = I / Aa. Massa jenis arus di kedua
elektroda tergantung pada konsentrasi reaktan dan produk di dekat elektroda, seperti halnya laju
reaksi tergantung pada konsentrasi. Selain itu, kerapatan arus tergantung pada bahan elektroda
dan sangat kuat pada potensi elektroda. Fenomena yang terkait dengan elektrolisis secara tepat
terkait dengan kinetika reaksi pada permukaan. Karena kesulitan eksperimental yang besar,
terutama masalah mengendalikan kotoran dalam larutan cair, studi kinetika elektroda telah
menjadi cukup ilmiah hanya relatif baru-baru ini. Beberapa pekerjaan sebelumnya sangat bagus,
tetapi banyak yang salah.

2.3 Penggunaan Sel Elektrolisis dalam kehidupan

Elektrolisis mempunyai banyak kegunaan di antaranya yaitu dapat memperoleh unsur-


unsur logam, halogen, gas hidrogen dan gas oksigen, kemudian dapat menghitung konsentrasi
ion logam dalam suatu larutan, digunakan dalam pemurnian suatu logam, serta salah satu proses
elektrolisis yang popular adalah penyepuhan, yaitu melapisi permukaan suatu logam dengan
logam lain.

1. Penyepuhan logam (electroplating)


Tujuan penyepuhan logam melapisi logam dengan logam lain agar tidak mudah
berkarat.Misalnya penyepuhan perak yang biasa dilakukan pada peralatan rumah tangga, seperti
sendok, garpu, dan pisau.Logam yang akan disepuh dijadikan katode, logam penyepuh sebagai
anode. Larutan elektrolit digunakan sebagai larutan yang mengandung logam penyepuh.
Contoh : Penyepuhan sendok besi oleh logam perak (Ag). Sendok besi dipasang sebagai katode
dan logam perak bertindak sebagai anode.Larutan elektrolitnya adalah larutan AgNO3

6
Gambar : Penyepuhan perak pada sendok besi
Anode : Ag → Ag+ + e
Katode : Ag+ + e → Ag
Logam Ag di anode (sebagai electrode aktif) akan teroksidasi. Ion Ag+ pada larutan akan menuju
katode (kutub negative) dan tereduksi. Logam Ag yang terbentuk akan menempel di sendok besi.

2. Produksi aluminium
Sel elektrolisis pada produksi Aluminium diperoleh dengan cara elektrolisis bijih
aluminium. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode : Al3+ (aq) + 3 e– → Al (l)
Anode : 2O2– (aq) → O2 (g) + 4e-

4Al3+ (aq) + 6O2– (aq) → 4Al(l) + 3O2(g)

Gambar : Proses Hall Haroult

7
3. Produksi Natrium
Sel elektrolisis pada produksi Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaCl
yang dikenal dengan Proses Down. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode : 2 Na+(l) + 2 e– → 2 Na(l)
Anode : 2 Cl- (l) → Cl2(g) + 2e–
2 Na+(aq)+2Cl-(aq) → 2 Na(l) + Cl2(g)
4. Pemurnian Logam
Pada pengolahan tembaga dari bijih kalkopirit diperoleh tembaga yang masih tercampur
dengan sedikit perak, emas, dan platina. Tembaga yang tidak murni dipisahkan dari zat
pengotornya dengan elektrolisis. Tembaga yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan
tembaga murni dipasang sebagai katoda dalam elektrolit larutan CuSO4 . Tembaga di anoda
teroksidasi menjadi Cu2+ selanjutnya Cu2+ direduksi pada katoda.
2+
Anode Cu (s) → Cu (aq) + 2e
2+
Katode Cu (aq) + 2e → Cu (s)
anode semakin habis dan katoda semakin bertambah besar. Logam emas, perak, dan platina
terdapat pada lumpur anoda sebagai hasil samping pada pemurnian tembaga. Logam tembaga
yang kotor pada anode dioksidasi menjadi ion Cu2+. Kemudian, ion Cu2+ pada katode direduksi
membentuk logam Cu dan bergabung dengan katode yang merupakan logam murni. Kation
Cu2+ di anode bergerak ke daerah katode menggantikan kation yang direduksi. Untuk
mendapatkan logam Tembaga murni (di katode) harus ada penyaringan sehinggga kotoran
(tanah, pasir, dan lain-lain) hanya berada di anode dan tidak berpindah ke katode sehingga
daerah di katode merupakan daerah yang bersih.

Gambar : Pemurnian Tembaga

8
2.4 Kerugian Penggunaan Sel Elektrolisis

Kerugian utama pada proses elektrolisis adalah karena efisiensi termalnya yang rendah
dibanding proses steam reforming, karena sangat rendahnya konversi listrik yang menjadi
pemicu terjadinya reaksi elektrolisis. Jika listrik bisa dihasilkan dengan reactor nuklir suhu
tinggi yang efisiensi termalnya lebih tinggi, efisiensi termal proses dapat ditingkatkan.
Disamping itu, jika listrik dapat diperoleh dengan harga murah, proses elektrolisis juga akan
cukup ekonomis.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari yang telah di paparkan di atas mmaka dapat di tarik kesimpulan bahwa:

1) Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan sumber energy listrik
untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi.Pada sel elektrolisis katoda memiliki muatan
negative sedangkan anoda memiliki muatan positif.
Rumus setengah reaksi elektrolitik dalam bentuk umum:

Rumus Kerapatan arus total pada elektroda :

2) Proses elektrolisis berprinsip pada kerja arus listrik. Terdiri dari zat yang dapat
mengalami proses ionisasi, elektrode dan sumber listrik (baterai). Listrik dialirkan dari
kutub negatif dari baterai ke katoda yang bermuatan negatif. Larutan akan mengalami
ionisasi menjadi kation dan anion. Kation di katoda akan mengalami reduksi sedangkan
di anoda akan mengalami oksidasi.
Rumus laju reaksi katodik per satuan luas katoda adalah i c = I / Ac, dan reaksi anodik per
satuan luas anoda adalah ia = I / Aa.
3) Pada dasarnya setiap hari kehidupan kita bersinggungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan hasil reaksi elektrolisis. Misalnya, Penyepuhan logam (electroplating) ,
Produksi aluminium, Produksi Natrium dan Pemurnian Logam
4) Kerugian utama pada proses elektrolisis adalah karena efisiensi termalnya yang rendah,
karena sangat rendahnya konversi listrik yang menjadi pemicu terjadinya reaksi
elektrolisis.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan karna beberapa faktor salah
satunya kurangnya referensi penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis menyadari sebagai
mansia biasa yang tak lepas dari kekurangan an membawa ketidaksempurnaan. Oleh karna itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesepurnaan di
masa mendatang.

10
DAFTAR PUSTAKA
Alimah dan Dewita. 2008. PEMILIHAN TEKNOLOGI PRODUKSI HIDROGEN DENGAN
MEMANFAATKAN ENERGI NUKLIR. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir. Vol.10
No.2. Jakarta : PPEN (BATAN)
Gilbert W. Castelan. 1983. Physical Chemistry Third Edition. Sydney : University of Maryland.

Harahap. M. R. 2016. Sel elektrokimia : Karakteristik dan Aplikasi. Circuit. Vol.2 No.1.Banda
Aceh: UIN Ar-Raniry
Syawalian, M. A. R, dkk. 2019. Pengaruh Kuat Arus dan Tegangan Perubahan Kandungan
Logam Pada Lindi TPA Sampah Dengan metode Elektrolisis. Jurnal Chemurgy. Vol.
03 No.1. Samarinda:Universitas Mulawarman

11
1

Anda mungkin juga menyukai