Disusun oleh:
NIM : 14820119008
PRODI FARMASI
SORONG
2020
COVER ………………………………………………………………………..
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………..
VII. PEMBAHASAN………………………………………………….
X. LAMPIRAN ………………………………………………………………………
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daya hantar listrik adalah kemapuan benda dalam menghantarkan listrik (Rosella,2010).
Listrik dapat berjalan disebabkan oleh adanya arus listrik. Arus listrik dapat mengalir karena
adanya aliran elektron yang dapat mengalir melalui larutan-larutan yang bersifat elektrolit.
Larutan ada yang dapat menghantarkan arus listrik dan tidak dapat menghantarkan arus
listrik, hal ini disebut larutan elektrolit dan non elektrolit. Sifat daya hantar listrik melalui
larutan dapat diketahui menggunakan serangkaian uji elektrolit.
a). Elektrokimia
Elektrokimia adalah serangkaian pemisahan muatan yang terjadi di dalam media cair seperti
larutan. Pemisahan larutan homogen dengan elektrokimia menerapkan prinsip dari reaksi
oksidasi dan reaksi reduksi dimana salah satu zat yang dipisahkan nantinya akan mengalami
pengendapan menjadi bentuk padatan sehingga dapat dipisahkan dari larutannya. Dalam
elektrokimia juga melibatkan dua buah elektroda penghantar yaitu anoda dan katoda.
Pertukaran antara energi listrik dan reaksi kimia memiliki aplikasi yang sangat luas dalam
kehidupan manusia seperti penerapan pada prinsip kerja baterai yang memberi daya pada
smartphone anda saat ini. Prinsip yang digunakan pada baterai juga menerapkan reaksi redoks
dimana oksidasi menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron pada satu spesies kimia
sedangkan reduksi adalah penambahan satu atau lebih elektron dalam satu spesies kimia.
Ketika reaksi oksidasi dan reduksi dipasangkan bersama dalam suatu reaksi redoks, elektron
dapat mengalir dari spesies ter-oksidasi ke spesies ter-reduksi. Aliran elektron tersebut dapat
secara spontan dihasilkan oleh reaksi dan menyebabkan energi listrik dalam satu sel. Hal itulah
yang dimanfaatkan pada prinsip kerja baterai yang ada hingga saat ini.
b). Elektrolisis
Elektrolisis adalah proses penguraian suatu elektrolit dengan arus listrik, dimana energi
listrik (arus listrik) tersebut akan diubah menjadi energi kimia (reaksi oksidasi-reduksi) melalui
elektroda-elektrodanya.
Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik adalah katoda yang akan
mengalami reaksi reduksi dimana elektrodanya bermuatan negatif (-), sedangkan elektroda yang
mengalirkan elektron kembali ke sumber arus adalah anoda yang akan mengalami reaksi oksidasi
dimana elektrodanya bermuatan positif (+).
II. TUJUAN
1. Untuk melihat daya hantar listrik dan elektrolisis dari berbagai jenis obat
2. Untuk mengetahui apa itu elektrokimia dan elektrolisis
3. Untuk mengetahui perbedaan dari elektrokimia dan elektrolisis
4. Untuk mengetahui apa saja yang terjadi pada larutan setelah direaksikan
Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi oleh salinitas tinggi rendahnya
berkaitan erat dengan nilai salinitas. Kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik yang
dinyatakan dalam µmhos/cm (µS/cm).
Konduktivitas (Daya Hantar Listrik / DHL) adalah gambaran numeric darikemampuan air
untuk meneruskan listrik. Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat
terionisasi, semakin banyak pula nilai DHL. Reaktivitas, bilangan valensi, dan kosentrasi
ion-ion terlarut sangat dipengaruhi oleh nilai-nilaiDHL. Senyawa organic adalah penghantar
listrik (konduktor) yang baik, sedangkansenyawa anorganik adalah penghantar listrik
(konduktor) yang lemah. Alat yangdigunakan adalah SCT (SALINO CONDUCTIVITY
METER).
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan terbagi menjadi dua golongan yaitu larutan
elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah suatu zat apabila dilarutkan
dalam air menghasilkan suatu larutan yang dapat mengahantarkan arus listrik. Daya hantar
listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Beberapa larutan elektrolit
dapat menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun konsentrasinya lemah, larutan ini
disebut larutan elektrolit kuat.
Air yang murni tidak akan menghantarkan listrik, tetapi jika ada zat bersifat asam, basa,
maupun garam yang dilarutkan maka larutan tersebut akan menghantarkan listrik. Secara
sederhana, kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan listrik dapat diuji dengan alat uji
elektrolit. Alat uji elektrolit terdiri dari sebuah bejana yang dihubungkan dengan dua buah
elektrode. Elektrode dihubungkan pada saklar dan lampu. Jika larutan elektrolit dimasukkan
ke dalam bejana tersebut, lampu akan menyala. Namun, jika larutan nonelektrolit yang
dimasukkan, lampu tidak akan menyala. Selain menguji coba dengan bejana, larutan elektrolit
juga bisa diamati perubahan kimianya. Salah satunya dengan perubahan timbulnya
gelembung-gelembung gas, perubahan warna larutan, dan terbentuk endapan.
Elektrokimia dan Elektrolisis
a). Elektrokimia
Elektrokimia adalah studi mengenai hubungan antara reaksi kimia dan listrik yang
menyertainya. Hal ini termasuk studi tentang arti perubahan kimia yang disebabkan karena
keberadaan arus listrik ataupun produksi energi listrik oleh reaksi kimia tertentu.
Terdapat dua jenis sel elektrokimia yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Berikut adalah
penjelasannya ;
- Sel Volta
Sel volta atau dikenal sebagai sel galvanik merupakan sel elektrokimia yang pertama kali
ditemukan pada tahun 1800-an oleh Alessandro Volta dan Luigi Galvani. Hingga saat ini, sel
volta ini telah berkembang menjadi komponen baterai seperti yang sudah dibahas sebelumnya.
Dalam pengertiannya, sel volta adalah sel elektrokimia yang didalamnya terjadi reaksi kimia
yang menghasilkan energi listrik proporsional.
Sel volta memiliki prinsip kerja yaitu ketika dua plat logam yang berbeda sebagai elektroda
secara bersamaan direndam dalam larutan elektrolit yang memiliki reaktivitas lebih tinggi
dengan plat tersebut, maka hal ini akan menyebabkan ion logam didalamnya larut sebagai ion
bermuatan positif dan meninggalkan elektron bebas pada plat, oleh karena itu plat logam menjadi
bermuatan negatif.
Pada plat logam yang lain dimana reaktivitasnya lebih rendah akan cenderung menarik ion
positif yang ada pada larutan elektrolit untuk menempel pada permukaannya sehingga
menyebabkan plat ini menjadi bermuatan positif. Jika kedua plat ini terhubung melalui sebuah
konduktor, maka elektron akan mengalir dan menyebabkan arus listrik terbentuk mengalir
melaluinya.
Besar arus listrik yang dihasilkan akan sebanding dengan jumlah muatan positif dan negatif
yang ada pada masing-masing plat logam.
- Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis adalah jenis lain dari sel elektrokimia dimana sel elektrolisis ini bekerja
dengan prinsip yang berlawanan dengan sel volta. Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia
yang mendorong terjadinya reaksi kimia dengan adanya aliran listrik di dalamnya.
Sel elektrolisis bekerja dengan digunakan juga dua elektroda yang direndam dalam larutan
elektrolit dimana kedua elektroda yang digunakan memiliki perbedaan potensial dengan adanya
sumber listrik sehingga menyebabkan salah satu elektroda bermuatan positif sedangkan satu
yang lainnya bermuatan negatif.
Adanya listrik menyebabkan usur elektrolit cair dipecah menjadi ion positif dan ion negatif
dimana ion negatif akan tertarik ke dalam elektroda positif sedangkan ion positif akan
diendapkan menjadi padatan yang menempel pada elektroda yang bermuatan negatif. Dengan
prinsip demikian, sel elektrolisis dapat digunakan dalam pemisahan suatu zat dari senyawa
tertentu.
b). Elektrolisis
Elektrolisis adalah proses penguraian suatu elektrolit dengan arus listrik, dimana energi
listrik (arus listrik) tersebut akan diubah menjadi energi kimia (reaksi oksidasi-reduksi) melalui
elektroda-elektrodanya.
Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik adalah katoda yang akan
mengalami reaksi reduksi dimana elektrodanya bermuatan negatif (-), sedangkan elektroda yang
mengalirkan elektron kembali ke sumber arus adalah anoda yang akan mengalami reaksi oksidasi
dimana elektrodanya bermuatan positif (+).
Sel Elektrolisis
1. Terdapat larutan elektrolit yang mengandung ion bebas, dimana salah satu komponen
ionnya terkandung ion dari anoda. Ion-ion tersebut nantinya akan memberi atau
menerima elektron yang akan mengalir melalui larutan elektrolit.
2. Terdapat sumber arus listrik dari luar untuk selanjutnya akan diubah menjadi energi
kimia.
3. Terdapat dua elektroda, dimana katoda (-) akan mengalami reduksi sedangkan anoda (+)
akan mengalami oksidasi.
Perbedaan antara sel volta atau elektrokimia dan sel elektrolisis ada pada perubahan energi
yang terjadi, proses terjadinya reaksi redox, pembagian sel, sifat anoda dan katoda serta sumber
elektron untuk sel.
Sel volta atau sel galvanik atau sel elektrokimia menghasilkan energi listrik secara spontan
atau langsung dari reaksi kimia yang terjadi di dalam larutan kimia di sel tersebut. Contoh sel
volta adalah baterai listrik.
Sedangkan sel elektrolisis adalah sel yang mengalami reaksi kimia ketika arus listrik
dialirkan ke sel tersebut. Contoh sel elektrolisis adalah penguraian garam menjadi unsur
pembentuknya, yaitu natrium dan chlorin, ketika larutan garam dialiri listrik.
B. Elektrolisis
1. Buatlah rangkaian arus listrik seperti pada gambar 2
2. Hancurkan dan larutkan obat dalam air dan masukkan kedalam gelas. Jumlah larutan
sekitar setengah volume gelas.
3. Masukkan kawat rangkaian listrik kedalam gelas yang telah berisi larutan obat.
4. Amati apapun kejadiannya selama 5 menit.
5. Lakukan kegiatan 1 sampai 4 untuk masing-masing obat
V. ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Kabel
2. Kawat atau tembaga ( bisa juga paku )
3. Gelas bening
4. Alat penumbuk
5. Isolator
6. Gunting
7. Solder ( jika diperlukan )
BAHAN :
1. Obat A ( Entrostop) 6 bh
2. Obat B ( Bodrex / Paracetamol ) 6 bh
3. Obat C ( Bodrexin ) 6 bh
4. Obat D ( Antalgin ) 6 bh
5. Obat E ( Oralit ) 2 sachet
6. Air Mineral kemasan 1500 ml
7. Baterai 1,5 volt ( 9 bh ) / aki motor 12 volt
8. Balon lampu 6 volt
VII. PEMBAHASAN
Daya hantar listrik adalah kemapuan benda dalam menghantarkan listrik (Rosella,2010).
Listrik dapat berjalan disebabkan oleh adanya arus listrik. Arus listrik dapat mengalir karena
adanya aliran elektron yang dapat mengalir melalui larutan-larutan yang bersifat elektrolit.
Larutan ada yang dapat menghantarkan arus listrik dan tidak dapat menghantarkan arus listrik,
hal ini disebut larutan elektrolit dan non elektrolit. Sifat daya hantar listrik melalui larutan dapat
diketahui menggunakan serangkaian uji elektrolit.
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia fisik yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi
kimia. Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya
elektron yang dimiliki. Secara umum elektronika terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galvani
dan sel elektrolisis. Reaksi elektrokimia dapat berlangsung secara spontan, yaitu ketika dua
elektrode yang direndam di dalam cairan elektrolit dihubungkan dengan untai listrik.
Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Pada sel elektrolisis. Reaksi
kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energi listrik (arus
listrik) diubah menjadi energi kimia (reaksi redoks). Tiga ciri utama, yaitu:
Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion-ion ini dapat memberikan atau
menerima elektron sehingga elektron dapat mengalir melalui larutan.
Ada sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus listrik searah
(DC).
Air yang murni tidak akan menghantarkan listrik, tetapi jika ada zat bersifat asam, basa,
maupun garam yang dilarutkan maka larutan tersebut akan menghantarkan listrik. Secara
sederhana, kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan listrik dapat diuji dengan alat uji
elektrolit. Alat uji elektrolit terdiri dari sebuah bejana yang dihubungkan dengan dua buah
elektrode. Elektrode dihubungkan pada saklar dan lampu. Jika larutan elektrolit dimasukkan
ke dalam bejana tersebut, lampu akan menyala. Namun, jika larutan nonelektrolit yang
dimasukkan, lampu tidak akan menyala. Selain menguji coba dengan bejana, larutan elektrolit
juga bisa diamati perubahan kimianya. Salah satunya dengan perubahan timbulya gelembung-
gelembung gas, perubahan warna larutan, dan terbentuk endapan.
Contoh larutan yang termasuk larutan elektrolit kuat adalah pada obat E ( oralit ), larutan
elektrolit lemah yaitu pada obat B ( paracetamol ) dan D ( antalgin ) dan obat yang termasuk
larutan non elektrolit adalah obat A ( Entrostop ) dan C ( Bodrexin ).
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokimia
https://www.pakarkimia.com/pengertian-elektrokimia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektrolisis
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/15/191907569/pengertian-prinsip-kerja-dan-
stoikiometri-sel-elektrolisis?page=all
https://brainly.co.id/tugas/308685
https://www.harapanrakyat.com/2020/06/perbedaan-sel-volta-dan-sel-elektrolisis/
https://rumuspintar.com/elektrolisis/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/03/110000669/definisi-larutan-dan-daya-
hantar-larutan?page=all
https://vlab.belajar.kemdikbud.go.id/Konten/VirtualLab/225
https://adhimertha.wordpress.com/2014/10/26/daya-hantar-listrik/
X. LAMPIRAN ( FOTO PADA SAAT PRAKTIKUM )
1. Obat A ( Entrostop )
2. Obat B ( Paracetamol )
3. Obat C ( Bodrexin )
4. Obat D ( Antalgin )
5. Obat E ( Oralit )