NIM : 14820119008
Prodi/Semester : Farmasi / IV A
REVIEW JURNAL
1.
Judul :
UJI RESISTENSI BAKTERI ESCHERICHIA COLI YANG DI ISOLASI DARI PLAK GIGI MENGGUNAKAN
MERKURI DAN AMPISILIN
Jurnal :
Volume 3, Nomor 1
Tahun :
Januari-April 2015
Penulis :
1. Gabriela V.Ch Walewangko
2. Widdhi Bodhi
3. Billy J. Kepel
Reviewer :
Tanggal Reviewer :
29 Juli 2021
Resistensi bakteri terhadap antibiotik merupakan suatu yang alamiah. Namun, penggunaan
antibiotik secara terus-menerus tanpa memperhatikan dosis, akan mempercepat proses
resistensi antibiotik tersebut. Bakteri akan membuat mekanisme mempertahankan diri karena
paparan yang terus-menerus oleh antibiotik. Bahaya resistensi antibiotika merupakan salah
satu masalah yang dapat mengancam kesehatan masyarakat. Hampir semua jenis bakteri saat
ini menjadi lebih kuat dan kurang responsif terhadap pengobatan antibiotika. Bakteri Resisten
antibiotik adalah bakteri yang tidak dapat terkontrol atau dibunuh oleh antibiotik. Bakteri
mampu bertahan dan berkambang biak terhadap antibiotik
Dalam keadaaan normal, merkuri berbentuk cairan abu-abu, tidak berbau dengan molekul 200-
59. Tidak larut dalam air, alcohol, eter, asam hidroklorida, hidrogen bromide dan hydrogen
iodide; larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan
oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine.
Merkuri termasuk logamberat berbahaya yang dalam konsentrasi kecil pun dapat bersifat toksik
(racun). Logam merkuri yang dihasilkan ini, digunakan dalam sintesa senyawa-senyawa
anorganik dan organik yang mengandung merkuri. Dalam kehidupan sehari-hari, merkuri
berada dalam tiga bentuk dasar, yaitu: merkuri metalik, merkuri anorganik dan merkuri organik.
Merkuri metalik ini masuk dalam sistem peredaran darah manusia dan dengan bantuan
hidrogen peroksidase merkuri metalik akan dikonversi menjadi merkuri anorganik. Paling
umum penggunaan merkuri metalik pada amalgam gigi. Amalgam gigi mengandung 50% unsur
merkuri, 35% perak, 9% timah 6% tembaga dan seng. Amalgam ini digunakan sebagai penambal
gigi berlobang. Amalgam memiliki banyak keuntungan dibanding bahan tambalanlain, seperti
biaya yang rendah, kekuatan, daya tahan, dan efek kekebalan terhadap bakteri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Escherichia coli yang diisolasi dari plak gigi
resisten terhadap merkuri (HgCl2) dan Ampisilin.
Manfaat Penelitian :
Untuk mengetahui apakah Escherichia coli yang diisolasi dari plak gigi resisten terhadap merkuri
(HgCl2) dan Ampisilin.
Metode Penelitian :
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah bakteri Escherichia coli pada plak gigi yang
telah diisolasi resisten terhadap merkuri yang tumbuh pada media Luria Bertani (LB) broth dan
media Luria Bertani (LB) padat. Cara kerja yang digunakan untuk uji resistensi Escherichia coli
terhadap merkurimenggunakan media Luria Bertani (LB) broth dengan konsentrasi
10ρρm,20ρρm, 40ρρm dan 80ρρm lalu diamati jumlah koloninya. Sedangkan untuk uji resistensi
Escherichia coli terhadap ampisilin menggunakan media Luria Bertani (LB) padat dengan tiga
kali pengulangan, lalu diamati perubahan yang terjadi dan diukur zona hambatnya dengan
menggunakan mistar berskala. Data primer diperoleh dari penelitian langsung dengan cara uji
resistensi merkuri dan resistensi antibiotik. Data ini merupakan hasil pemeriksaan laboratorium.
Data sekunder diperoleh dari penelitian, jurnal dari internet dan hal-hal yang berkaitan dengan
situasi umum lokasi penelitian.
Hasil Penetilian :
Dari hasil penelitian uji resistensi merkuri, pada konsentrasi 10ρρm, 20ρρm dan 40ρρm bakteri
masih bisa bertumbuh. Sedangkan pada konsentrasi 80ρρm bakteri sudah tidak bertumbuh
atau sudah mati. Pada uji resistensi antibiotik dengan tiga kali ulangan, didapati masing-masing
zona hambatnya adalah 7mm artinya Escherichia coli ,resisten terhadap ampisilin.
Kesimpulan :
Escherichia coli pada plak gigi yang telah diisolasi resisten merkuri telah terbukti resistensi
terhadap merkuri pada konsentrasi 40ppm. Pada konsentrasi 10 ppm, 20 ppm dan 40 ppm
bakteri masih bisa bertumbuh sedangkan 80 ppm bakteri sudah tidak bertumbuh atau sudah
mati dan telah terbukti bahwa Escherichia coliresistensi terhadap ampisilin dengan diameter
zona hambat 7 mm dibawah standar yang telah ditentukan.
Judul :
Jurnal :
Vol. 7 No. 3
Tahun :
Januari 2015
Penulis :
Agustiana Setiawati
Email: agustinasetiawati85@gmail.com
Reviewer :
29 Juli 2021
Kasus resistensi bakteri terhadap antibiotik menjadi suatu masalah serius dalam dunia
kesehatan. S. aureus dapat menimbulkan penyakit infeksi serius antara lain septikemia,
pneumonia, endokarditis, osteomielitis, gastroentritis dan abses.Tingkat infeksi S. aureus terus
meningkat dekade terakhir dan berkembang permasalahan resistensi antibiotik dalam
pengobatan infeksi S. aureus.
Amoxicillin, turunan penisilin, antibiotik golongan β-laktam yang sering digunakan pada kasus
infeksi S. aureus karena absorsi per oral yang baik. Penisilin sangat efektif untuk infeksi
Staphylococcus dan telah digunakan dalam pen-gobatan sejak tahun 1940-an, setelah itu tahun
1942 mulai ditemukan kasus resistensi S. au-reus di rumah sakit. Prevalensi tersebut meningkat
dengan ditemukannya S. aureus yang meng-hasilkan penisilinase.. Resistensi S. aureusterhadap
methicillin (golongan penisilin), kemu-dian disebut Methicillin Resistance Staphylococcus
aureus (MRSA) terkait dengan plasmid yang membawa gen blaZ yang menyandi β-laktamase.
Selain itu, resistensi S. aureus juga dipengaruhi oleh ekspresi Penicillin Binding Protein 2a (PBP-
2a) yang mengeϐluks golongan penisilin keluar sel. Kasus resistensi S. aureus terhadap golongan
penisilin terjadi pada lebih dari 86% kasus. Kasus resistensi inilah yang menyebabkan kegagalan
terapi menggunakan amoxicillin pada infeksi S. aureus. Oleh karena itu, penelitian untuk
mengatasi permasalahan resistensi ini penting dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kultur S. aureus yang resisten terhadap amoxicilin.
Penelitian ini didesain berdasarkan munculnya kasus resistensi yang disebabkan oleh
ketidaktuntasan terapi antibiotik pada pasien infeksiatau peresepan antibiotik yang tidak sesuai
dengan petunjuk terapi. Pada negara berkembang, antibiotik digunakan tanpa resep atau
diresepkan tidak sesuai dengan petunjuk terapi oleh dokter. Peningkatan resistensi kultur S.
aureus amoxicillin menggunakan metode adaptif gradual dilakukan dengan menginkubasi
kultur S. aureus dalam media yang mengandung amoxicillin konsentrasi sub MIC secara
berulang. Kultur S. aureus yang dihasilkan dapat digunakan untuk subyek uji penelitian skrining
senyawa untuk mengatasi masalah resistensi adaptif.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kultur S. aureus yang resisten terhadap amoxicilin.
Penelitian ini didesain berdasarkan munculnya kasus resistensi yang disebabkan oleh
ketidaktuntasan terapi antibiotik pada pasien infeksiatau peresepan antibiotik yang tidak sesuai
dengan petunjuk terapi.
Manfaat Penelitian :
Untuk mengetahui membuat metode yang dapat digunakan untuk membuat kultur
Staphycoccus aureus (S. aureus) yang resisten terhadap amoxicillin.
Metode Penelitian :
Penelitian ini menggunakan metode adaptif gradual dengan sub kultur bakteri pada media
mengandung amoxicillin sub-MIC.
Bahan :
Serbuk amoxicillin injeksi (Phapros), kultur bakteri S. aureus ATCC25923 diperoleh dari Balai
Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, Muller Hinton Agar (MHA) (Merck), Muller Hinton Broth
(MHB) (Merck), Water for Irigation (Otsuka), larutan standar Mc.Farland II (konsentrasi mikroba
6.108 CFU/mL), alkohol 70% (Bratachem), aquadest.
Alat :
Vortex (Scientiϐic Industries®), autoklaf (Omron®), mikropipet (Scorex®), pelubang sumuran (),
cawan petri (Pyrex), shaker, pemanas, jangka sorong, blue tip (Axygen®), yellow tip (Axygen®).
Metode :
1. Pengujian dan penentuan MIC dan MBC dengan metode dilusi padat
Sebanyak 1 mL suspensi bakteri S.aureus diinokulasikan secara pour plate pada 15 mL media
MHA. Kultur diinkubasi selama 24 jam, kekeruhan media diamati. Media yang pertumbuhan
bakterinya sangat keruh diberi notasi (+++), media yang keruh (++), agak keruh (+), dan jernih
(-). Kekeruhan masing-masing dibandingkan dengan kontrol pertumbuhan dan kontrol media.
Penentuan nilai MIC dan MBC dilakukan dengan melakukan streak plate dari hasil uji aktiϐitas
antibakteri secara dilusi padat. Hasil uji yang digunakan adalah media yang bernotasi (-) atau
yang mem-berikan kejernihan secara visual. MIC adalah konsentrasi terkecil yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri, ditandai dengan S. aureus yang masih dapat tumbuh pada
hasil streak plate, sedangkan MBC adalah konsentrasi terkecil yang dapat membunuh bakteri
ditandai dengan S. aureus yang tidak dapat tumbuh pada hasil streak plate, yang menan-dakan
bakteri uji mati karena larutan uji dengan konsentrasi tersebut.
Hasil Penelitian :
Metode ini berhasil membuat S. aureus resisten dengan meningkatkan MIC 300x pada akhir sub
kultur 0,10 μg/mL dan meningkatkan MIC 400x pada akhir sub kultur 0,15 μg/mL MIC tidak
meningkat. Metode adaptif gradual berhasil meningkatkan resistensi S. aureus terhadap
amoxicillin.
Kesimpulan :
Judul :
UJI RESISTENSI BAKTERI ESCHERICHIA COLI YANG DIISOLASI DARI PLAK GIGI TERHADAP
MERKURI DAN ANTIBIOTIK KLORAMFENIKOL
Jurnal :
Volume 3, Nomor 1
Tahun :
Januari-April 2015
Penulis :
1.Ronal Dian ( Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado )
2.Fatimawali ( Bagian Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado )
3. Fona Budiarso ( Bagian Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado )
Reviewer :
Tanggal Reviewer :
29 Juli 2021
Tujuan penelitian ini untuk uji resistensi bakteri Escherichia coli yang diisolasi dari plakgigi
terhadap merkuri dan antibiotikkloramfenikol.
Manfaat Penelitian :
Untuk mengetahui uji resistensi bakteri Escherichia coli yang diisolasi dari plakgigi terhadap
merkuri dan antibiotikkloramfenikol.
Metode Penelitian :
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif, dimana penelitian ini dilakukan pada
bulan Oktober 2014–Desember 2014. Sampel yang telah ada di bawah ke Laboratorium
Mikrobiologi Farmasi, Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi untuk
dilakukan uji terhadap kadar resistensi merkuri dan uji resistensi antibiotik kloramfenikol.
Populasi dalam penelitianini adalah semua bakteri yang tumbuh pada plak gigi pasien dengan
tumpatan amalgam. Sedangkan Sampel yang diambildalam penelitian ini adalah bakteri
Escherichia coli resistensi merkuri yang diisolasi dari plak gigi dengan tumpatan amalgam dan
tumbuh pada media Luria Bertani (LB) broth dan media LB padat.
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu tahap isolasi bakteri resistensi merkuri
diamana bertujuan untuk mengisolasi bakteri-bakteri yang ada pada sampel plak gigi. Prosedur
kerjanya, koloni Escherichia coli ditumbuhkan pada media Luria Bertani (LB) yang
sudahmengandung merkuri setelah perhitungan total koloni, kemudian dipindahkan pada
media agar miring dengan menggunaka jarum ose sebagai kultur sediaan (antibiotik) dan
selanjutnya disimpan pada suhu 40°c. Dilakukan seleksi kultur bakteri, seleksi ini dilakukan
dengan cara inokulasikultur bakteri Escherichia coli dalam media Luria Bertani (LB) yang
mengandung HgCl2 dalam beberapa kadar yang berbedayaitu 10ρρm(10mg/l); 20ρρm (20
mg/l); 40ρρm (40mg/l); 80ρρm (80 mg/l) dandiinkubasi pada suhu 370°C selama 24 jam.
Selanjutnya diamati jumlah koloni yang tumbuh.
Selanjutnya uji resistensi antibiotik, yaitu tahap uji resistensi bakteri yang sudah resistensi
merkuri dimana bertujuan untuk menetukan zona daya hambat bakteri resistensi merkuri
terhadap antibiotik kloramfenikol. Prosedur kerjanya, Ujiresistensi antibiotik dilakukan
denganmenginokulasi bakteri resistensi merkuri pada media Luria Bertani (LB) broth padat.
Kertas disk antibiotik dengan konsentrasi standar antibiotik diletakkan menggunakan pinset
steril pada permukaan media Luria Bertani (LB) broth padat yang sudahdiinokulasikan bakteri.
Kertas disk antibiotik diaturjaraknya agar tidak terlalurapat lalu diinkubasi selama 24 jam, suhu
370°C. Diamati perubahan yang terjadi dan diukur zona bening dengan menggunakan jangka
sorong. Setelah serangkaian ujiresistensi merkuri dan uji resistensiantibiotik, maka data
ditabulasi dalam tabel kemudian dibandingkan hasilnya.
Hasil Penelitian :
Pengamatan setelah bakteri diinkubasi pada suhu 370°C selama 24 jam didapatkan hasil bahwa
pada HgCl2 dengan pengeceran yang ada, di dapatkan bakteri isolat yang diidentifikasi dari plak
gigi dengan hasil pertumbuhan yang banyak terdapat pada konsentrasi 10ρρm, pertumbuhan
sedang terdapat pada konsentrasi 20ρρm, dan pertumbuhan sedikit terdapat pada konsentrasi
40ρρm. Pengamatan setelah bakteri Escherichia coli diinkubasi selama 24 jam didapatkan
bahwa diameter zona hambat Escherichia coli terhadap antibiotik kloramfenikol 30µg pada
pengulangan pemberian I, II, dan III sebesar 20mm (>12mm) dan termasuk dalam kategori
sensitif. Simpulan:
Hasil uji yang tekah dilakukan didapatkan bahwa diameter zona hambat Escherichia coli
terhadap antibiotik kloramfenikol 30µg pada pemberian I,II,dan III sebesar 20mm (>12mm)
termasuk dalam kategori sensitif.
Kesimpulan :
Bakteri Escherichia coli pada plak gigi yang telah diisolasi resisten merkuri telah terbukti
resistensi terhadap merkuri pada konsentrasi 40ppm. Pada konstrasi 10 ppm, 20 ppm dan 40
ppm bakteri masih bisa bertumbuh sedangkan 80 ppm bakteri sudah tidak bertumbuh atau
sudah mati.
Berdasarkan uji resistensi bakteri Escherichia coli terhadap antibiotik kloramfenikol 30µg yang
ada didalam cakram didapatkan hasil bahwa pada pemberian yang pertama diameter zona
hambat Escherichia coli terhadap antibiotik kloramfenikol 30µg sebesar 20mm (>12mm) dan
termasuk dalam kategori sensitif, dan pada pengulangan pemberian antibiotik kloramfenikol
kedua dan ketiga didapatkan hasil yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/59278-ID-uji-resistensi-bakteri-escherichia-coli.pdf
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1264472&val=14658&title=Peningkatan%20Resistensi%20Kultur%20Bakteri
%20Staphylococcus%20aureus%20terhadap%20Amoxicillin%20Menggunakan%20Metode
%20Adaptif%20Gradual
http://scholar.google.co.id/scholar_url?url=https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
ebiomedik/article/download/
6607/6128&hl=id&sa=X&ei=SxgCYdmODOyK6rQPiYO_iAQ&scisig=AAGBfm33r6999D8IwXLU_AY
xjq2ndk835g&nossl=1&oi=scholarr