ABSTRAK
CAHYANTO, MD., 2020, UJI AKTIVITAS DAN KARAKTERISASI SENYAWA BIOKIMIA KECOA
DUBIA TERHADAP Pseudomonas aeruginosa DAN METISILLIN-RESISTAN Staphylococcus
aureus THESIS, FAKULTAS FARMASI, UNIVERSITAS SETIA BUDI, SURAKARTA
Penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak kecoa
Dubia terhadap bakteri P. aeruginosa dan MRSA serta mengidentifikasi senyawa yang
berperan dalam penghambatan bakteri tersebut. ekstrak diperoleh dengan cara
maserasi dan dilanjutkan dengan fraksinasi secara ecc. Hasil uji aktivitas antibakteri
kemudian dilakukan uji bioautografi dan dilanjutkan dengan KLT preparatif. Hasil isolasi
dengan KLT preparatif diidentifikasi dengan metode IR dan LC-MS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas
antibakteri dengan dosis 15 ppm. Hasil identifikasi senyawa dengan menggunakan IR
dan LC-MS diketahui terdapat senyawa golongan asam lemak, yaitu metil palmitat dan
metil oleat. Asam lemak dikenal memiliki aktivitas antibakteri dengan mekanisme kerja
mengganggu kestabilan membran bakteri. Asam lemak akan meningkatkan
permeabilitas membran yang ditentukan oleh flourometri terpolarisasi sehingga akan
menurunkan nilai polarisasi tersebut yang akan meningkatkan fluiditas membran yang
menyebabkan Kematian sel.
Kata kunci : Asam lemak, IR, kecoa Dubia, LCMS , MRSA, P.aeruginosa
ABSTRACT
CAHYANTO, MD., 2020, TEST OF ACTIVITY AND CHARACTERIZATION OF BIOCHEMICAL
COMPOUNDS OF THE COCKROACH OF THE DUBIA ON Pseudomonas aeruginosa AND
METHYLIN-RESISTANT Staphylococcus aureus, THESIS, FACULTY OF PHARMACY, SETIA
BUDI UNIVERSITY
This study was to determine the antibacterial activity of the Dubia cockroach
extract against P. aeruginosa and MRSA bacteria and identify compounds that play a
role in the inhibition of these bacteria. extract was obtained by maceration and
continued with fractionation by ecc. The results of the antibacterial activity test were
then carried out bioautographic tests and continued with preparative TLC. The results of
isolation with preparative TLC were identified by the IR and LC-MS methods.
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 02 Desember 2019:178-187
The results showed that the ethyl acetate fraction showed antibacterial
activity at a dose of 15 ppm. The results of identification of compounds using IR and LC-
MS are known to have fatty acid group compounds, namely methyl palmitate and
methyl oleate. Fatty acids are known to have antibacterial activity with the mechanism
of action interfering with the stability of the bacterial membrane. Fatty acids will
increase membrane permeability which is determined by polarized fluorometry so that
it will decrease the polarization value which will increase membrane fluidity which
causes cell death.
selama 30 detik lalu bilas dengan air 2. Media SIM (Sulfida Indol Mulility).
mengalir dan tiriskan. Langkah Biakan bakteri diinokulasi pada
terakhir ditetesi preparat bakteri media dengan menusukkan pada
tersebut dengan larutan safranin media SIM kemudian diinkubasi
diamkan selama 1 menit kemudian pada suhu 37 oC selama 18-24 jam
dibilas dan dikeringkan. Preparat kemudian amati hasil.
dilihat dibawah mikroskop dengan 3. Media KIA (Kinger Iron Mortility).
perbesaran 1000x dengan menusukkan bakteri P. aeruginosa
penambahan minyak imersi. yang diinokulasi secara tusuk pada
Karakteristik Bakteri MRSA media kemudian diinkubasi selama
1. Identifikasi dengan media selektif 18 - 24 jam pada suhu 37 oC, lereng
VJA. Identifikasi dilakukan dengan pada media diamati.
cara MRSA diinokulasikan pada 4. Media LIA (Lisin Iron Agar).
media VJA yeng telah ditambahkan Ditusukkan bakteri P. aeruginosa
kalium telurit 1 %, setelah itu media yang diinokulasi secara tusuk pada
diinkubasi pada suhu 37oC selama media kemudian diinkubasi selama
18-24 jam. 18 - 24 jam pada suhu 37 oC
2. Identifikasi dengan Antibiotik 5. Media Sitrat. Identifikasi ini
Vankomisin dan Sefoksitin. pertama dilakukan dengan cara menusukkan
cakram disk yang berisi vankomisin biakan bakteri pada media sitrat
dan sefoksitin diletakkan pada kemudian diinkubasi selama 18 - 24
media yang telah diinokulasikan jam pada suhu 37 oC .
bakteri MRSA. Media kemudian Pembuatan Suspensi bakteri
diinkubasi selama 18-24 jam Bakteri MRSA dan P. aeruginosa
3. Uji Katalase. Suspensi bakteri MRSA yang telah diremajakan diambil
diletakkan pada objek Glass, secara aseptis dengan jarum Ose
kemudian tambahkan 2 tetes dan dimasukkan ke dalam tabung
hydrogen peroksida 3% yang telah diisi medium BHI cair
4. Uji koagulase. Uji koaagulase sebnyak 10 ml. Medium kemudian
dilakukan dengan menambahakan divortex selama 1 menit agar
plasma darah pada isolat. Koagulase homogen lalu diinkubasi pada suhu
dapat mengendapkan fibrin pada 37 oC selama 18-24 jam. Suspensi
permukaan MRSA. kekeruhan bakteri disesuikan
Karakteristik Bakteri P. aeruginosa dengan standar kekeruhan
1. Identifikasi dengan media selektif MCfarland 0,5 yang menunjukkan
PSA (Potato Sucrose Agar). kekeruhan bakteri sama dengan
Identifikasi dilakukan dengan cara 1,5x108 CFU/mL
bakteri diinokulasi secara perataan Uji Aktifitas Antibakteri Secara Difusi
pada media PSA dan diinkubasi suspensi bakteri P. aeruginosa dan
pada suhu 37oC selama 18-24 jam, MRSA diinokulasikan terlebih
Hasil diamati dengan melihat dahulu pada media pertumbuhan
perubahan yang terjadi pada media. dan diratakan menggunakan kapas
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 02 Desember 2019:178-187
(a) (b)
Gambar 1. Hasil pewarnaan Gram pada bakteri (a) MRSA (b) P. aeruginosa
Hasil identifikasi pada media VJA Hasil uji Katalase pada bakteri
menunjukan jika, warna pada koloni hitam MRSA menunjukkan hasil yang positif,
dan terbentuk warna medium disekitar dimana terbentuk gelembung disekitar
koloni kuning. Perubahan tersebut koloni, hal tersebut disebabkan karena
disebabkan karena bakteri MRSA mampu kelompok Staphylococcus yang bersifat
mendegradasi manitol pada media VJA. katalase positif. Katalase adalah enzim
Warna hitam yang dihasilkan pada media yang dapat mengkatalisis penguraian H 2O2
VJA terbentuk akibat adanya reaksi reduksi menjadi H2O dan O2. H2O bersifat toksik
kalium telurit oleh MRSA menjadi metalik terhadap sel, hal tersebut dikarenakan
telurit sedangkan warna kuning disekitar H2O2 dapat menginaktifasi enzim dalam sel.
koloni disebabkan adanya fermentasi H2O2 terbentuk ketika metabolisme aerob,
manitol pada media. Untuk melihat hasil sehingga mikroorganisme yang tumbuh
uji pada media VJA dapat dilihat pada pada lingkungan aerob pasti menguraikan
gambar 2. bahan tersebut. Uji katalase juga dapat
Hasi identifikasi dengan antibiotik digunakan untuk membedakan antara
vankomisin dan sefoksitin secara difusi bakteri Staphylococcus dan Streptococcus.
didapatkan hasil positif, hal tersebut Hasil uji katalase dapat dilihat pada gambar
ditandai dengan tidak terbentuknya zona 2.
hambat disekita cakram disk sefoksitin. Uji Koagulase. Hasil uji koagulase
Berdasarkan Clinical and Laboratory pada bakteri menunjukkan terbentuk
Standards Institute (CLSI, 2015) sefoksitin gumpalan-gumpalan putih pada media
lebih direkomendasikan untuk mendeteksi setelah beberapa jam, ketika media dibalik
sensitifitas resisten yang dihasilkan oleh gumpalan plasma tidak terlepas.
gen mecA. Gen mecA sendiri secara umum Kemampuan tersebut menunjukkan jika
diketahui menyebabkan resistensi bakteri yang diujikan merupakan S. aureus,
antibiotik pada bakteri Staphylococcus hasil uji koagulase dapat dilihat pada
aureus.hasil identifikasi sefoksitin dan gambar 2 .
vankomisin dapat dilihat pada gambar 2.
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 02 Desember 2019:178-187
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2. Karakteristik bakteri MRSA (a) hasil identifikasi MRSA pada media selektif
VJA. (b) hasil identifikasi antibiotik sefoksitin dan vankomisin (kiri sefoksitin,
kanan vankomisin), (c) hasil identifikasi katalase bakteri MRSA, (D) hasil
identifikasi koagulase bakteri MRSA
Gambar 4. Hasil identifikasi ekstrak kecoa Dubia (a) P. aeruginosa (B) metisilin resisten
staphylococcus aureus
(a) (b)
pada fraksi air dan fraksi n-heksan tidak oleh fraksi etil asetat , fraksi etil asetat
menunjukkan adanya aktivitas dengan dosis 15; 25 dan 35 ppm
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 02 Desember 2019:178-187
(a) (b)
Gambar 5. Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat kecoa Dubia (a) P. aeruginosa
(b) metisilin resisten staphylococcus aureus
(a) (b)
Gambar 6. Hasil bioautografi fraksi etil asetat kecoa Dubia (a) lempe KLT pada
penyinaran sinar UV pada λ 366 nm (b) Kromatografi Lapis Tipis Preparati
fase diam yang digunakan jika, isolat fraksi etil asetat memberikan
yaitu silica gel GF 254 pengaruh pada kedua bakteri. Hal
dengan fase gerak tersebut ditandai dengan terbentuknya
butano:asam asetat:air zona hambat disekililing disk isolat
dengan perbandinga 4;1;5. fraksi etil asetat kecoa Dubia. Hasil
Dari hasil KLT preparatif tersebut berbeda pada ekstrak, fraksi
tersebut didapatkan hasil air dan fraksi n-heksan dimana dari
isolat serbuk bewarna ketiganya tidak memberikan pengaruh
kuning seberat 0,246 gram. pada bakteri MRSA. Hal tersebut
Hasil KLT preparatif dapat kemungkinan terjadi akibat senyawa
dilihat pada gambar 7. atau komponen bioaktif yang memiliki
aktivitas antibakteri tidak tersari ke
Uji aktivitas Antibakteri Isolat Fraksi dalam ketiga ekstrak. Hasil uji aktivitas
Kecoa Dubia isolat fraksi kecoa Dubia dapat dilihat
Hasil uji aktifitas antibakteri pada tabel 2.
secara difusi kirby-beauer menunjukkan
Gambar 7. (a) hasil uji difusi aktivitas antibakteri isolat fraksi kecoa dubia pada bakteri P.
aeruginosa (b) hasil uji difusi aktivitas antibakteri isolat fraksi kecoa dubia
Analisis LCMS
pada bakteri MRSA (c) hasil KLT preparat