Apotek Monggot
Dusun Secang RT 01, RW 07, Desa Monggot, Kec.Geyer, Kab. Grobogan
I. Latar Belakang Pendirian Apotek
Berdasarkan PERMENKES No.1027/Menkes/SK/IX/2004, definisi Apotek
adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apoteker merupakan
profesi yang diberi wewenang untuk mengatur, mengawasi dan melaksanakan segala
sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan kefarmasian.
Pendirian apotek sebagai salah satu bentuk pengabdian seorang apoteker kepada
masyarakat. Sebagai Apotek yang berorientasi pada pelayanan kefarmasian
(pharmaucetical care) yaitu patient oriented yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup dari pasien dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sebagai
konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan interaksi langsung
dengan seorang pasien.
Lokasi apotek yakni berada di kecamatan Geyer tepatnya di desa Monggot.
Salah satu alasan didirikan di daerah tersebut karena jarak fasilitas kesehatan yang agak
jauh dari masyarakat setempat. Terlebih untuk menempuh fasilitas kesehatan terdekat
harus melalui daerah hutan setidaknya 2 km. Oleh karena itu desa Monggot dipilih
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat setempat.
Apoteker Penanggungjawab
Nama : M. Dwi Cahyanto, S. Farm., Apt.
Alamat : Srimulyo RT 01, Sekolaq Darat, Kutai Barat,
Kalimantan Timur
Contact Person : 082225601993
Asisten Apoteker
Nama : Elsa Limpat Sapto Aji
Alamat : Dsn Jeruk RT 02 RW 06 Desa Monggot, Kec.Geyer,
Kab.Grobogan
Contact Person : 081226881543
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sementara waktu untuk pembukaan awal
Apotek Monggot sebanyak 3 orang, dengan rincian sbb :
Apoteker Penanggungjawab : 1 orang
Tenaga Teknis Kefarmasian : 1 orang
Tenaga Admin : 1 orang
c. Dokter
Perkiraan
No Nama Dokter Spesialisasi Alamat Jarak
Pasien
Jl. Stasiun
1 dr. Ngatino Umum 20 2,5 km
Gundih
Jl. Pwd-Solo
2 dr. Agung Umum 20 3 km
Km 17
1. Kekuatan/ Strength
Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek adalah sebagai berikut :
a. Apotek dengan konsep patient oriented yang berbasis layanan
pharmaceuticalcare.
b. Memiliki Human Capital (Apoteker) yang mengetahui tentang obat ,
memberikan pelayanan yang ramah dan sopan.
c. Terdapat apoteker yang siap memberikan layanan dan konsultasi.
d. Ketersediaan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi
lainnya di apotek Monggot relatif lebih lengkap sesuai kebutuhan
masyarakat yang mampu mencapai Customer Satisfied sehingga akan
meningkatkan omset apotek.
e. Jauh dari fasilitas kesehatan lain dan Apotek kompetitor
2. Kelemahan/ Weakness
a. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri, bukan apotek
jaringan/waralaba.
b. Membutuhkan waktu yang lama untuk membangun Branch Image
Enterpreneurship untuk memperoleh pelanggan tetap
c. Diperlukan modal yang besar dalam pendirian suatu usaha apotek
d. Jauh dari lokasi pasar.
3. Peluang / Opportunity
a. Potensi Daerah
- Jumlah penduduk sekitar lokasi apotek cukup padat, sehingga dapat
dijadikan sumber pelanggan apotek yang potensial
- Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat
memungkinkan untuk menjadi pelanggan, masyarakat golongan ini
memiliki daya beli yang tinggi, oleh karena itu apotek dikonsep dengan
sedemikian rupa sehingga memberikan kesan yang nyaman, adapun hal
yang dapat dilakukan yaitu dengan menyusun secara rapi, menjaga dan
memantau kebersihan apotek.
- Lokasi strategis karena menjadi akses satu-satunya dari Kec.Geyer ke
Desa Bangsri.
4. Ancaman/ Threaths
a. Masyarakat yang mulai maju lebih cenderung memilih rumah sakit yang
memiliki perawatan dan pelayanan yang lebih lengkap.
XII. Kepustakaan
1. Buku ISO
2. Buku MIMS
3. Buku ISO Farmakoterapi
4. Buku Farmakope Indonesia
5. Peraturan Perundang-undangan No 51
6. Perundang-undangan Apotek
Penyusun,
(M. Dwi Cahyanto, S. Farm., Apt) (Anita Dwi Septiarini, S.Farm., Apt)
Disetujui oleh:
Koordinator Wilayah Ketua Tim Rekomendasi
Kecamatan Geyer IAI Grobogan
Mengetahui,
Ketua Pengurus Cabang
IAI Grobogan
1
= x 46.000.000
1−0.791576054
1
= x 46.000.000
0.208423946
= 220.704.007/tahun
= 18.392.001/bulan
= 707.385/hari
4. Presentase BEP
Biaya tetap
% BEP = x 100
Pendapatan−biaya variabel
4 6.000 .000
= x 100
324.480 .000−256.850.598
= 68,02 %
5. Kapasitas BEP
% BEP x jumlah R/ per tahun = 68,02 %x(9 R/hari)x(26 hari) x (12/bln)
= 68.02 % x 2808
= 2.053 lembar /tahun
= 159 lembar /bulan
= 6 lembar /hari.
Lampiran 4. SPO (STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL) di Apotek
MONGGOT
APOTEK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1
MONGGOT
No. Revisi Nomor :
PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI DAN A - 01
Tanggal Revisi ALAT KESEHATAN Mulai Berlaku
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan perencanaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan sehingga mendapatkan jumlah dan jenis yang sesuai dengan
kebutuhan dan menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di sarana
pelayanan.
2. PENANGGUNGJAWAB
Apoteker Penanggungjawab Apotek
3. PROSEDUR
3.1. Melakukan review
terhadap : pola penyakit, kemampuan daya masyarakat serta
kebiasaan masyarakat setempat
3.2. Melakukan kompilasi
penggunaan obat setiap bulan
3.3. Melakukan analisa untuk
menetapkan prioritas dan jumlah sediaan yang akan
diadakan
3.4. Melakukan monitoring
distributor sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk
menjamin keabsahan distributor dan menjamin bahwa sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang diadakan memenuhi persyaratan mutu
3.5. Menyusun prakiraan
perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan dan
prakiraan pembelian ke masing-masing distributor serta frekuensi pengadaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan
Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh :
Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker Penanggungjawab Apotek
APOTEK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1
MONGGOT
No. Revisi Nomor :
PENGADAAN SEDIAAN FARMASI DAN A - 02
Tanggal Revisi ALAT KESEHATAN DALAM APOTEK Mulai Berlaku
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pengadaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan sehingga mendapatkan jumlah dan jenis yang sesuai kebutuhan
dan menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di sarana pelayanan.
2. PENANGGUNGJAWAB
Apoteker Penanggungjawab Apotek
3. PROSEDUR
3.1. Sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang diadakan harus telah memiliki izin edar atau
nomor registrasi.
3.2. Melakukan kompilasi
penggunaan obat setiap bulan
3.3. Melakukan analisa untuk
menetapkan prioritas dan jumlah sediaan yang akan
diadakan
3.4. Melakukan monitoring
distributor sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk
menjamin keabsahan distributor dan menjamin bahwa sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang diadakan memenuhi persyaratan mutu
3.5. Menyusun prakiraan
perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan
dan prakiraan pembelian ke masing-masing distributor serta frekuensi pengadaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan
Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh :
Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker Penanggungjawab Apotek
APOTEK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1
MONGGOT
No. Revisi Nomor :
PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI DAN
A – 03
ALAT KESEHATAN ANTAR SARANA
Tanggal Revisi Mulai Berlaku
PELAYANAN KESEHATAN
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pengadaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan sehingga mendapatkan jumlah dan jenis yang sesuai
kebutuhan dan menjamin ketersedraan sediaan farmasi dan alat kesehatan di sarana
pelayanan melalui pengadaan antar Apotek.
2. PENANGGUNGJAWAB
Apoteker Penanggungjawab Apotek
3. PROSEDUR
3.1. Sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang diadakan harus telah memiliki izin edar atau
nomor registrasi.
3.2. Melakukan kompilasi
penggunaan obat setiap bulan
3.3. Membuat Surat Pesanan
minimal rangkap 2 (dua) kepada Apotek lain dengan jenis
dan jumlah sediaan farmasi dan alat kesehatan yang mengalami kekosongan
persediaan.
3.4. Surat Pesanan harus
ditanda tangan oleh Apoteker Penanggungjawab Apotek
3.5. Apotek yang melayani
permintaan obat dari Apotek lain membuat faktur sebagai
bukti pembelian obat
Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh :
APOTEK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1
MONGGOT
No. Revisi Nomor :
PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI DAN A – 04
Tanggal Revisi ALAT KESEHATAN Mulai Berlaku
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penerimaan sediaan farmasi dan
alat kesehatan..
2. PENANGGUNGJAWAB
Kepala Gudang/Personil yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan dan
pengawasan penerimaan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
3. PROSEDUR
3.1. Memeriksa legalitas faktur
dan surat jalan. Antara lain mencakup: identitas apotek
pemesan dan identitas distributor
3.2. Mencocokkan faktur
dengan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima.
Mencakup: kesesuaian nama sediaan farmasi dan alat kesehatan, jumlah, kebenaran
harga, keutuhan kemasan, kebenaran label, tanggal kadaluwarsa. Apabila sudah
sesuai, barang yang diterima disimpan
3.3. Memberi paraf dan
stempel pada faktur penerimaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan
3.4. Menginformasikan kepada
distributor apabila terjadi ketidaksesuaian agar dilakukan
perbaikan.
3.5. Mencatat jumlah, nomor
batch dan tanggal kadaluwarsa sediaan farmasi dan alat
kesehatan di dalam kartu stok
Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh :
APOTEK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1
MONGGOT
No. Revisi Nomor :
PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DAN A – 05
Tanggal Revisi ALAT KESEHATAN Mulai Berlaku
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyimpanan sediaan farmasi dan
alat kesehatan.
2. PENANGGUNGJAWAB
Kepala Gudang/Personil yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan dan
pengawasan penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
3. PROSEDUR
3.1. Mencatat jumlah, batch
dan expaired sediaan farmasi dan alat kesehatan di kartu stok
3.2. Menyimpan sediaan
farmasi & alat kesehatan yang diterima pada rak yang sesuai
berdasarkan aspek farmakologi, bentuk sediaan, alphabetis /penyimpanan khusus dll
3.3. Setiap penyimpanan
sediaan farmasi dan alat kesehatan harus mengikuti prinsip FIFO
(First In First Out, pertama masuk-pertama keluar) dan FEFO (Firs Expired First Out
pertama kadaluwarsa-pertama keluar); dan harus dicatat di dalam kartu persediaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan.
3.4. Memasukkan bahan baku
obat ke dalam wadah yang sesuai, memberi etiket yang
memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa
3.5. Menyimpan bahan obat
pada kondisi yang sesuai, layak dan mampu menjamin mutu
dan stabilitasnya pada rak secara alfabetis
3.6. Mengisi kartu stok setiap
penambahan dan pengambilan
3.7. Menjumlahkan setiap
penerimaan dan pengeluaran sediaan farmasi dan alat
kesehatan pada kartu stok dan memberi garis dengan warna merah di bawah jumlah
penerimaan dan pengeluaran dan dibubuhi paraf petugas di setiap akhir bulan.
3.8. Menghindari menyimpan
sediaan farmasi kekuatan berbeda dalam wadah yang sama
3.9. Menyediakan tempat
khusus di luar ruang peracikan untuk menyimpan komoditi
yang rusak, kadaluwarsa.
Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh :
2. PENANGGUNGJAWAB
Apoteker Penanggungjawab Apotek
3. PROSEDUR
3.1. Menyediakan tempat
khusus untuk menyimpan sediaan farmasi dan alat kesehatan
yang telah kadaluwarsa
3.2. Tempat khusus
penyimpanan komoditi harus terpisah dari ruang peracikan
3.3. Memberi label
KOMODITI KADALUWARSA DILARANG DIJUAL
3.4. Menunjuk petugas yang
bertanggungjawab mengelola komoditi ini
3.5. Sebelum memasukkan
komoditi yang telah kadaluwarsa pada tempat khusus terlebih
dahulu dicatat pada buku
3.6. Melakukan pemusnahan
komoditi sesuai dengan tata cara yang berlaku
Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh :
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan obat kepada pasien yang ingin
melakukan swamedikasi.
2. PENANGGUNGJAWAB
Apoteker
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi dan dokter hewan.
2. PENANGGUNGJAWAB
Apoteker
3. PROSEDUR
3) Mengkaji aspek klinis dengan melakukan patient assessment kepada pasien; adanya
alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan kondisi
khusus lainnya), keluhan pasien dan hal lain terkait dengan kajian aspek klinis.
4) Menetapkan ada tidaknya DRP dan membuat keputusan profesi (komunikasi dengan
dokter, merujuk pasien ke sarana kesehatan terkait dsb)
6) Menyiapkan etiket warna putih untuk obat dalam atau warna biru untuk obat luar
7) Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai permintaan pada
resep, serta petunjuk dan informasi lain
3. PROSEDUR
Penyerahan sediaan farmasi (dilakukan oleh Apoteker)
1) Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan (kesesuaian antara
penulisan etiket dengan resep)
2) Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh Apoteker
3) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
4) Memeriksa identitas dan alamat pasien
5) Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
6) Meminta pasien untuk mengulang informasiyang telah disampaikan
7) Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan
8) Mendokumentasikan tindakan apoteker dalam PMR (Patient Medication Record)
9) Monitoring ke pasien tentang keberhasilan terapi, efek samping dsb.
Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh :
2. PENANGGUNGJAWAB
Apoteker
3. PROSEDUR
Skrining Resep (dilakukan oleh Apoteker)
1) Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep, meliputi; nama dokter,
nomor ijin praktek, alamat, tanggal penulisan resep, tanda tangan /paraf dokter, serta
data pasien; nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan.
2) Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu; bentuk sediaan, dosis, frekuensi,
kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian obat
3) Mengkaji aspek klinis dengan melakukan patient assessment kepada pasien; adanya
alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan kondisi
khusus lainnya), keluhan pasien dan hal lain terkait dengan kajian aspek klinis.
Instruksi kerja : patient assessment terlampir (menggunakan metode 3 prime question)
4) Menetapkan ada tidaknya DRP dan membuat keputusan profesi (komunikasi dengan
dokter, merujuk pasien ke sarana kesehatan terkait dsb)
5) Mengkomunikasrkan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan
7) Untuk bahan obat yang jumlahnya lebih kecil dari 30 mg maka harus dibuat
pengenceran dengan zat netral
10) Menyiapkan etiket warna putih untuk obat dalam atau warna biru untuk obat luar
11) Menulis nama pasien, nomor resep, tanggal resep, cara pakai sesuai permintaan pada
resep serta petunjuk dan informasi lain
APOTEK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1
MONGGOT
No. Revisi Nomor :
B – 04
PELAYANAN RESEP NARKOTIKA
Tanggal Revisi Mulai Berlaku
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi dan dokter hewan.
2. PENANGGUNGJAWAB
Apoteker Penanggungjawab Apotek
3. PROSEDUR
Penyiapan sediaan farmasi
1) Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
2) Untuk obat racikan, Apoteker menyiapkan obat jadi yang mengandung narkotika atau
menimbang bahan baku narkotika
3) Untuk bahan baku narkotika, setelah mengambil sebagian untuk ditimbang, segera
menutup dan mengembalikan wadah pada tempatnya
4) Mencatat pengeluaran obat pada kaftu stok
5) Menyiapkan etiket yang sesuai
6) Menulis nama pasien, nomor R/, tanggal R/, cara pakai, petunjuk dan informasi lain
7) Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali kesesuaian jenis dan jumlah
obat dengan permintaan dalam resep.
1. TUJUAN
Prosedur pelaksanaan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker dibuat untuk
memberikan informasi dan konsultasi secara akurat, tidak bias, faktual, terkini, mudah
dimengerti, etis dan bijaksana.
2. PENANGGUNGJAWAB
Apoteker Penanggungjawab Apotek
APOTEK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Halaman 1 dari 1
MONGGOT
No. Revisi Nomor :
B – 06
KONSELING
Tanggal Revisi Mulai Berlaku
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk melakukan kegiatan konseling pasien dengan resep, sesuai
dengan kondisi pasien
2. PENANGGUNGJAWAB
Apoteker Penanggungjawab Apotek
P R O P O S A L S T U D I K E L AYA K A N
“Apotek MONGGOT”
D u s u n S e c a n g R T 0 1 R W 0 7 , K e c . G e y e r, K a b . G r o b o g a n
JULI, 2018