Anda di halaman 1dari 9

Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 7(2): 220-228 (September 2020)

DOI: 10.24843/metamorfosa.2020.v07.i02.p11
https://ojs.unud.ac.id/index.php/metamorfosa/article/view/46251

JURNAL METAMORFOSA
Journal of Biological Sciences
eISSN: 2655-8122
http://ojs.unud.ac.id/index.php/metamorfosa

Aktivitas Antibakteri Fungi Endofit dari Rimpang Jahe Gajah (Zingiber officinale var. Roscoe)
terhadap Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Antibacterial Activity of Endophytic Fungi from Elephant Ginger Rhizome (Zingiber officinale
var. Roscoe) Against Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Ni Ketut Yuliana Sari1*, Retno Kawuri2, Ni Made Susun Parwanayoni3


1)
Mahasiswa Program Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana
2)
Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Udayana
3)
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi Fakultas MIPA, Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali
*Email : niketut_yuliana@yahoo.com

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji aktivitas antibakteri fungi endofit dari
rimpang jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe) terhadap MRSA. Penelitian ini merupakan
penelitian eksplorasi yang dilanjutkan dengan penelitian eksperimental. Sampel penelitian diperoleh
dari tiga lokasi. Sampel pertama dari Desa Pancasari, Singaraja, Bali. Sampel kedua dari Desa
Peguyanganan, Denpasar, Bali. Sampel ketiga dari Desa Tebuana, Tampaksiring, Bali. Fungi endofit
diisolasi dari rimpang jahe gajah. Isolat yang berhasil diisolasi diuji aktivitas antibakterinya dengan
metode difusi terhadap MRSA. Delapan isolat fungi endofit berhasil diisolasi dengan masing-masing
zona hambat terhadap MRSA yaitu Fusarium sp. S1F1 (21 mm), Fusarium sp. S1F2 (19 mm),
Fusarium sp. S1F3 (20 mm), Fusarium sp. S2F1 (21 mm), Aspergillus sp. S2F2 (32 mm), Aspergillus
sp. S2F3 (25 mm), Fungi S3F1 (13 mm) dan Fusarium sp. S3F2 (25 mm). Hal ini menunjukkan bahwa
fungi endofit dapat dijadikan sebagai alternatif penghasil senyawa antibakteri.

Kata Kunci : Antibakteri, fungi endofit, Methicillin Resistant Staphylococcus aureus.

ABSTRACT
This study aimed to isolate and test the antibacterial activity of endophytic fungi from elephant
ginger rhizome (Zingiber officinale var. Roscoe) against MRSA. This research is an exploratory
research which is continued with experimental research. The research sample was obtained from three
locations. The first sample was from Pancasari Village, Singaraja, Bali. The second sample was from
Peguyanganan Village, Denpasar, Bali. The third sample is from Tebuana Village, Tampaksiring, Bali.
Endophytic fungi were isolated from elephant ginger rhizomes. Isolates that were successfully isolated
required their antibacterial activity by diffusion methods against MRSA. Eight isolates of endophytic
fungi were successfully isolated with each inhibitory zone against MRSA, Fusarium sp. S1F1 (21 mm),
Fusarium sp. S1F2 (19 mm), Fusarium sp. S1F3 (20 mm), Fusarium sp. S2F1 (21 mm), Aspergillus sp.
S2F2 (32 mm), Aspergillus sp. S2F3 (25 mm), Fungi S3F1 (13 mm) and Fusarium sp. S3F2 (25 mm).
This shows that endophytic fungi can be used as an alternative producer of antibacterial compounds.

Keywords: Antibacterial, Endophytic fungi, Methicillin Resistant Staphylococcus aureus.

220
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 7(2): 220-228 (September 2020) ISSN: 2302-5697

PENDAHULUAN mengisolasi dua isolat fungi serta dua isolat


Fungi endofit adalah kelompok bakteri yang menghasilkan daya hambat
endosimbiotik fungi yang berkoloni pada terhadap Escherichia coli dan tiga isolat fungi
tanaman dan hidup di dalam jaringan tanaman serta lima isolat bakteri menunjukkan daya
yang sehat tanpa menyebabkan penyakit pada hambat terhadap Staphylococcus aureus.
tanaman tersebut (Sudha et al., 2016). Fungi Penelitian lain oleh Rahmah (2017)
endofit dapat menghasilkan metabolit sekunder berhasil mengisolasi fungi endofit Aspergillus
sebagai senyawa bioaktif potensial untuk salwaensin dari Chromolaena odorata yang
dikembangkan menjadi agen antimikroba, merupakan tanaman obat tradisional untuk luka
antiserangga, antikanker bahkan sebagai di Aceh. Ekstrak etil asetat A. salwaensis
biokontrol di bidang pertanian (Gouda et al., diketahui memiliki aktivitas antimikroba
2016; Posthangbam et al., 2017). terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538,
Salah satu jenis senyawa bioaktif yang Bacillus subtilis ATCC 6633, Escherichia coli
perlu dieksplorasi adalah senyawa antibakteri. ATCC 25922 dan Candida albicans.
Hal ini dikarenakan kasus infeksi, khususnya Jahe merupakan salah satu tanaman obat
yang disebabkan oleh bakteri masih merupakan yang sudah diketahui khasiatnya dan banyak
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang digunakan oleh masyarakat. Salah satu khasiat
penting, yang diikuti terjadinya peningkatan ekstrak jahe yang telah dibuktikan adalah
bakteri patogen yang resisten terhadap sebagai antibakteri terhadap Aeromonas
antibiotik (Kemenkes RI, 2011). Methicillin hydrophila (Alfiana, 2014). Fathia (2011) juga
Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) membuktikan bahwa ektrak etil asetat jahe
merupakan salah satu contoh bakteri yang telah (Zingiber officinale var. Roscoe) memiliki
resisten terhadap antibiotik. aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
Tim Mikrobiologi RSUP Sanglah (2014) aureus dan Bacillus cereus. Mousa dan Raizada
melaporkan pada periode Juli sampai Desember (2013) menyatakan bahwa fungi endofit dan
2013 terdapat kasus MRSA sebanyak 19% dari tanaman inangnya dapat menghasilkan senyawa
110 kasus infeksi S. aureus. Hasil penelitian metabolit dengan komponen yang sama.
Nismawati et al. (2018) juga melaporkan Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian
adanya kasus MRSA pada pasien Instalasi ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji
Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas aktivitas antibakteri fungi endofit dari rimpang
Hasanuddin Makassar. Berdasarkan penelitian jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe)
tersebut berhasil diisolasi sebanyak 68 sampel terhadap MRSA.
dan diperoleh 13 sampel (19,1%) merupakan
infeksi S. aureus, dengan 4 sampel (5,9%) BAHAN DAN METODE
merupakan positif MRSA. Salah satu cara untuk Isolasi Fungi Endofit
mengatasi masalah resistensi terhadap antibiotik Rimpang jahe gajah yang masih segar
adalah mencari senyawa antibakteri baru, salah dicuci dengan air mengalir selama 10 menit
satunya dengan pemanfaatan fungi endofit. untuk menghilangkan kotoran yang menempel
Marcellano et al. (2017) mengisolasi di permukaan. Dilakukan sterilisasi permukaan
fungi endofit dari tanaman Cinnamomum di dalam lamynar air flow dengan memasukkan
mercadoi, yang merupakan tanaman obat ke dalam larutan alkohol 70% selama 1 menit,
endemik di Filipina dan berhasil mendapatkan 9 natrium hipoklorit 5,25% selama 5 menit,
isolat yang mampu menghambat setidaknya selanjutnya dibersihkan dengan menggunakan
satu dari empat bakteri uji yang digunakan akuades steril 1 menit diulang dua kali dan
(Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dikeringkan di atas kertas tisu steril. Rimpang
Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa). jahe gajah yang telah disterililasi permukaannya
Djamaan et al. (2012) mengisolasi bekteri dan dipotong-potong ukuran 2 cm menggunakan
fungi endofit dari kulit batang, daun dan kulit skalpel steril.
buah manggis. Hasil penelitian tersebut berhasil

221
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 7(2): 220-228 (September 2020) ISSN: 2302-5697

Isolasi fungi endofit dilakukan dengan identifikasi yang dilakukan diperolah lima isolat
meletakkan potongan jahe yang telah dibelah Fusarium sp. dan dua isolat Aspergillus sp.
menjadi 2 bagian di atas medium PDA yang Gambaran isolat fungi endofit secara
ditambahkan kloramfenikol, dengan posisi makroskopis dan mikroskopis tersaji pada
permukaan belahan menempel pada medium Gambar 1. Koloni fungi S1F1 secara
agar, selanjutnya diinkubasi pada temperatur makroskopis berwarna putih berbentuk
ruang ± 28°C selama 7 hari (Omayio et al., filament, dengan permukaan rata dan seperti
2014; Akmalasari et al., 2013; Djamaan, 2012; kapas, pengamatan secara mikroskopis terlihat
Retnowati et al., 2012). isolat ini memiliki hifa yang bersepta,
berbentuk filament, dengan makrokonidia agak
Identifikasi Fungi Endofit lonjong dengan ujung sedikit meruncing dan
Pengamatan dilakukan secara mikrokonidia lonjong dengan ujung bulat.
makroskopis yang meliputi bentuk, warna Beberapa mikrokonidia terlihat menempel pada
koloni, dan konidiofor, sedangkan makrokonidia terlihat
permukaan koloni. Secara mikroskopis terpisah. Berdasarkan ciri yang dimiliki fungi
diamati hifa, spora, konidiofor dan vesikel. S1F1 mirip Fusarium sp. sehingga
Identifikasi fungi endofit dilakukan berdasarkan teridentifikasi sebagai Fusarium sp. S1F1.
referensi Pictorial Atlas of Soil and Seed Fungi Koloni fungi S1F2 secara makroskopis
(Watanabe, 2002) dan Description of Medical awalnya berwarna putih, lama-lama menjadi
Fungi (Kidd et al., 2016). kehijauan di bagian dasar, berbentuk filament
dengan permukaan tidak rata seperti kapas.
Uji Aktivitas Antibakteri Fungi Endofit Secara mikroskopis fungi S1F2 memiliki hifa
Isolat murni fungi endofit, masing-masing bersepta dengan makrokonidia seperti bulan
diujikan aktivitas antibakterinya terhadap sabit dan terlihat meruncing di bagian ujungnya.
MRSA. Pengujian aktivitas antibakteri dari Mikrokonidia berbentuk bulat lonjong.
fungi endofit dilakukan dengan metode difusi Berdasarkan ciri yang dimiliki fungi S1F2 mirip
(Brooks dan Carroll, 2010). Pengamatan Fusarium sp. sehingga teridentifikasi sebagai
dilakukan terhadap zona bening yang terbentuk Fusarium sp. S1F2.
dan diukur diameternya. Antibakteri Secara makroskopis koloni fungi S1F3
dikategorikan lemah bila zona hambat < 5 mm, awalnya berwarna putih lama-lama menjadi
dikategorikan sedang bila zona hambat 6-10 pink dengan pinggiran putih kekuningan,
mm, zona hambat 11-20 mm dikategorikan kuat berbentuk filament dan permukaan tidak rata,
dan dikategorikan sangat kuat bila zona hambat seperti kapas. Secara mikroskopis fungi S1F3
≥ 21 mm (Susanto et al., 2012). memiliki hifa bersepta dengan mikrokonidia
berbentuk bulat dan makrokonidia berbentuk
HASIL agak lonjong dengan bagian ujung mengecil.
Pada penelitian ini diperoleh delapan Mikro dan makrokonidia menempel pada
isolat fungi endofit dari rimpang jahe gajah konidiofor. Berdasarkan ciri yang dimiliki fungi
yang terdiri dari tiga isolat dari sampel pertama, S1F3 mirip Fusarium sp. sehingga
tiga isolat dari sampel kedua dan dua isolat dari teridentifikasi sebagai Fusarium sp. S1F3.
sampel ketiga (Tabel 1). Karakteristik koloni fungi S2F1 secara
Sebanyak tujuh isolat dapat teridentifikasi makroskopis berwarna putih berbentuk
dari delapan isolat fungi endofit yang berhasil filament, dengan permukaan tebal tidak rata,
diisolasi. Identifikasi dilakukan dengan seperti kapas. Secara mikroskopis fungi S2F1
mengamati ciri makroskopis dan mikroskopis memiliki hifa bersepta dengan mikrokonidia
dari fungi endofit, kemudian disesuaikan berbentuk bulat lonjong dan makrokonidia
dengan acuan Pictorial Atlas of Soil and Seed seperti bulan sabit dan agak meruncing di
Fungi (Watanabe, 2002) dan Description of bagian ujungnya. Berdasarkan ciri tersebut
Medical Fungi (Kidd et al., 2016). Berdasarkan

222
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 7(2): 220-228 (September 2020) ISSN: 2302-5697

fungi ini mirip Fusarium sp. sehingga mikroskopis fungi S3F1 memiliki hifa bersepta,
teridentifikasi sebagai Fusarium sp. S2F1. namun spora tidak dapat terlihat saat
Koloni fungi S2F2 secara makroskopis pengamatan. Pada penelitian ini, fungi S3F1
berwarna hitam berbentuk filament, dengan belum dapat teridentifikasi.
permukaan tidak rata dan terlihat spora berbutir- Karakteristik koloni fungi S3F2 secara
butir. Secara mikroskopis fungi S2F2 memiliki makroskopis berwarna putih berbentuk
hifa bersepta, berbentuk filament, dengan spora filament, dengan permukaan tebal dan seperti
berbentuk bulat berwarna coklat gelap, letak kapas. Secara mikroskopis fungi S3F2 memiliki
menempel pada vialid, dan vesikel terlihat hifa bersepta dengan mikrokonidia lonjong dan
berukuran besar berbentuk hampir bulat. makrokonidia agak lonjong dengan ujung
Berdasarkan ciri tersebut fungi ini mirip sedikit meruncing. Berdasarkan ciri
Aspergillus sp. sehingga teridentifikasi sebagai makroskopis dan mikroskopis yang nampak
Aspergillus sp. S2F2. isolat fungi S3F2 mirip Fusarium sp. sehingga
Koloni fungi S2F3 secara makroskopis teridentifikasi sebagai Fusarium sp. S3F2.
berwarna coklat kehijauan, berbentuk filament, Isolat fungi endofit selanjutnya diuji
dengan permukaan kasar berbutir-butir. Secara aktivitas antibakterinya terhadap MRSA. Zona
mikroskopis memiliki hifa bersepta, spora bulat bening di sekitar isolat fungi endofit
berwarna kuning coklat kehijauan yang menunjukkan adanya aktivitas antibakteri.
menempel pada fialid, memiliki konidiofor Delapan isolat fungi endofit yang berhasil
tunggal dengan vesikel berbentuk lonjong. diisolasi menunjukkan daya hambat yang
Berdasarkan ciri tersebut fungi S2F3 mirip berbeda terhadap petumbuhan MRSA. Isolat
Aspergillus sp. sehingga teridentifikasi sebagai. fungi Aspergillus sp. S2F2 memiliki daya
Aspergillus sp. S2F3. hambat yang paling besar dibandingkan 7 isolat
Karakteristik koloni fungi S3F1 secara lainnya yaitu sebesar 32 mm. Hasil daya hambat
makroskopis berwarna putih dengan bagian masing-masing isolat fungi endofit dari rimpang
tengah agak kuning kecoklatan, berbentuk jahe gajah terhadap MRSA tersaji pada Tabel 2
filament, dengan permukaan kasar. Secara dan Gambar 2.

Tabel 1. Karakteristik isolat fungi endofit dari rimpang jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe)
terhadap MRSA secara makroskopis
Lokasi Karakteristik Makroskopis
Kode
No. Pengambilan
Isolat Warna Koloni Bentuk Permukaan
Sampel
1 S1F1 Pancasari Putih Filament Rata dan seperti kapas
2 S1F2 Pancasari Putih menjadi kehijauan Filament Tidak rata seperti kapas
di bagian dasar
3 S1F3 Pancasari Putih lama-lama menjadi Filament Tidak rata, seperti kapas
pink dengan pinggiran
putih kekuningan
4 S2F1 Peguyangan Putih Filament Tebal tidak rata, seperti
kapas
5 S2F2 Peguyangan Hitam Filament Tidak rata dan terlihat
spora berbutir-butir
6 S2F3 Peguyangan Coklat kehijauan Filament Kasar berbutir-butir
7 S3F1 Tebuana Putih dengan bagian Filament Kasar
tengah agak kuning
kecoklatan
8 S3F2 Tebuana Putih Filament Tebal dan seperti kapas

S1F1 a S1F2 c S1F3 S2F1


223
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 7(2): 220-228 (September 2020) ISSN: 2302-5697

a a
c b a c
b b
b
c

S1F1 S1F2 S1F3 S2F1

S2F2 S2F3 S3F1 S3F2


c a
d d b
c
e e f c

S2F2 S2F3 S3F1 S3F2

Gambar 1. Makroskopis dan mikroskopis isolat fungi endofit dari rimpang jahe gajah (Zingiber
officinale var. Roscoe).
Keterangan : (S1F1) Fusarium sp. S1F1, (S1F2) Fusarium sp. S2F2, (S1F3) Fusarium sp. S1F3, (S2F1)
Fusarium sp. S2F1, (S2F2) Aspergillus sp. S2F2, (S2F3) Aspergillus sp. S2F3, (S3F1) Fungi S3F1 tidak
teridentifikasi, (S3F2) Fusarium sp. S3F2, (a) makrokonidia, (b) mikrokonidia, (c) hifa, (d) spora, (e)
vesikel, (f) fialid

Tabel 2. Daya hambat isolat fungi endofit dari rimpang jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe)
terhadap MRSA
No. Kode Fungi Endofit Zona Hambat Kategori Daya Hambat
Isolat (mm) (Susanto et al., 2012)
1 S1F1 Fusarium sp. S1F1 21 Sangat Kuat
2 S1F2 Fusarium sp. S1F2 19 Kuat
3 S1F3 Fusarium sp. S1F3 20 Kuat
4 S2F1 Fusarium sp. S2F1 21 Sangat Kuat
5 S2F2 Aspergillus sp. S2F2 32 Sangat Kuat
6 S2F3 Aspergillus sp. S2F3 25 Sangat Kuat
7 S3F1 S3F1 (tidak teridentifikasi) 13 Kuat
8 S3F2 Fusarium sp. S3F2 25 Sangat Kuat

224
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 7(2): 220-228 (September 2020) ISSN: 2302-5697

S2F3
S3F2
S1F1
S1F2 S2F3
S1F1 S3F1 S2F1

S1F1 S1F1
S2F2

Gambar 2. Daya hambat isolat fungi endofit dari rimpang jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe)
terhadap MRSA.
Keterangan : (S1F1) Fusarium sp. S1F1, (S1F2) Fusarium sp. S2F2, (S1F3) Fusarium sp. S1F3, (S2F1)
Fusarium sp. S2F1, (S2F2) Aspergillus sp. S2F2, (S2F3) Aspergillus sp. S2F3, (S3F1) Fungi S3F1 tidak
teridentifikasi, (S3F2) Fusarium sp. S3F2

PEMBAHASAN Senyawa bioaktif dari fungi endofit


Berdasarkan hasil pengamatan secara dilaporkan dapat bertindak sebagai antimikroba,
makroskopis terhadap koloni isolat fungi antikanker, antiinsekta, antivirus, antioksidan,
endofit, dapat diketahui bahwa masing-masing antinematoda pada tanaman serta sebagai
isolat memperlihatkan morfologi yang berbeda, penghambat patogen pada tanaman. Fungi
meskipun diambil dari sampel yang sama, akan endofit juga dapat menghasilkan enzim yang
tetapi daerahnya berbeda. Hal ini sesuai dengan bernilai komersial seperti pectinase, selulase,
Nair dan Padmavathy (2014) yang menyatakan silanase dan protease (Bogner et al., 2016;
bahwa populasi endofit dapat bervariasi dari Sukapiring et al., 2016; Selim et al., 2018).
tanaman ke tanaman dalam jenis yang sama dan Potensi fungi endofit sebagai antimikroba
dari satu spesies ke spesies lainnya. Dalam telah dilaporkan dari beberapa penelitian.
spesies yang sama tidak hanya bervariasi dari Marcellano et al. (2017) mengisolasi fungi
satu daerah ke daerah tetapi juga berbeda endofit dari Cinnamomum mercadoi yang
dengan perubahan dalam kondisi musim di merupakan tanaman obat endemis di Filipina.
wilayah yang sama. Fusarium sp. adalah salah satu fungi endofit
Kondisi lingkungan seperti suhu, yang berhasil diisolasi. Dari hasil penelitian
kelembaban, dan tingkat nutrisi tanah secara tersebut diketahui bahwa ekstrak etil asetat
tidak langsung mempengaruhi populasi fungi Fusarium sp. memiliki daya antibakteri
endofit, karena hal tersebut merupakan faktor terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus
penting untuk menentukan jenis dan jumlah cereus, dan Pseudomonas aeruginosa.
metabolit sekunder dari tanaman inang, yang Penelitian lain oleh Adriani (2015)
menjadi sumber nutrisi dari endofit. Populasi mengisolasi Aspergillus sp. sebagai fungi
fungi endofit pada daerah tertentu memiliki endofit dari alga laut Caulerpa racemosa dan
tingkat kemiripan yang tinggi dalam hal Faraknimella et al. (2015) mengisolasi fungi
taksonomi spesies. Sebaliknya, spesies dan endofit dari akar tanaman bakau Sonneratia
struktur populasi fungi endofit bahkan pada alba. Fungi endofit tersebut menunjukkan daya
spesies tanaman inang yang sama dari daerah hambat terhadap pertumbuhan Escherichia coli
yang berbeda biasanya menunjukkan tingkat dan Staphylococcus aureus. Penelitian lain oleh
kemiripan yang sangat rendah (Jia et al., 2016). Setiawan et al. (2016) berhasil mengisolasi
Daya hambat fungi endofit terhadap fungi endofit dari kulit jeruk nipis yang
pertumbuhan MRSA kemungkinan disebabkan memiliki daya antibakteri terhadap
oleh metabolit sekunder yang dilepaskan ke Staphylococcus aureus.
media uji di sekitar koloni fungi tersebut. Sondergaard et al. (2016)
mengidentifikasi senyawa bioaktif dari Genus

225
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 7(2): 220-228 (September 2020) ISSN: 2302-5697

Fusarium. Pada penelitian ini diperoleh lima Seminar Nasional Mikrobiologi


metabolit sekunder yang memiliki aktivitas Kesehatan Dan Lingkungan, Makassar 29
antibakteri, yaitu antibiotik Y (menghambat Januari 2015, hal. 11-15.
pertumbuhan S. aureus), aurofusarin Akmalasari, I., E.S. Purwati, dan R.S. Dewi.
(menghambat pertumbuhan Lactobacillus 2013. Isolasi dan identifikasi jamur
acidophilus), beauvericin (menghambat endofit tanaman manggis (Garcinia
pertumbuhan L. acidophilus dan S. aureus), mangostana L), Biosfera, 30(2): 82-89.
enniatins (menghambat pertumbuhan L. Alfiana, L. T. 2014. Uji daya antibakteri ekstrak
acidophilus, S. aureus dan Salmonella jahe (Zingiber officinale Roxb.) terhadap
typhimurium) dan fusaric acid (menghambat pertumbuhan Aeromonas hydrophila GPl-
pertumbuhan L. acidophilus dan E. coli). 04 secara in vitro (Tesis), Purwokerto:
Khusnul et al. (2017) berhasil mengisolasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
dua isolat fungi endofit Genus Aspergillus sp. Bogner, C.W., R.S.T. Kamdem, G.
dari daun cincau (Cyclea barbata Miers) yang Sichtermann, C. Matthaus, D. Holscher, J.
mempunyai potensi antibakteri terhadap Popp, P. Proksch, F.M.W. Grundler, and
Salmonella tiphy. Adriani (2015) mengisolasi A. Schouten. 2016. Bioactive secondary
Aspergillus sp. sebagai fungi endofit dari alga metabolites with multiple activities from a
laut Caulerpa racemosa yang menunjukkan fungal endophyte, Microbial
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Biotechnology, 10(1): 175-188.
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Brooks, G.F., and K.C. Carroll. 2010.
Kalyani dan Hemalatha (2017) menguji Kemoterapi antimikroba. In: Brooks G.F,
aktivitas antimikroba Aspergillus niger secara K.C. Carroll, J.S. Butel, S.S. Morse, T.A.
in vitro. Hasil penelitian tersebut menujukkan Mietzner (ed). Jawetz, Melnic, &
A. niger memiliki aktivitas antibakteri terhadap Adelberg Mikrobiologi Kedokteran. Edisi
Bacillus coagulans, Staphylococcus aureus, 25, Jakarta: EGC.
Bacillus licheniformis dan Corynibacterium Djamaan, A., A. Anthoni, dan D. Yuni. 2012.
glutamicum, Escherichia coli, Pseudomonas Isolasi bakteri endofit dari tumbuhan
fluorescence, Klebsiell apneumoniae dan Surian yang berpotensi sebagai penghasil
Sphingomonas paucimobilis. antibakteri, Jurnal Bahan Alam
Indonesia, 8(1): 37-40.
KESIMPULAN Faraknimella, T. L., B. Robert, P.M. Wowor,
Fungi endofit yang berhasil diisolasi dari dan J. Posangi. 2015. Uji efek jamur
rimpang jahe gajah (Zingiber officinale var. endofit akar tumbuhan bakau (Sonneratia
Roscoe) sebanyak delapan isolat. Semua isolat alba) terhadap bakteri Staphylococcus
fungi endofit yang diperoleh memiliki aktivitas aureus dan Escherichia coli, Journal e-
antibakteri terhadap MRSA. Masing-masing Biomedik, 3(3): 785-788.
fungi endofit menunjukkan besaran daya Fathia, S. 2011. Aktivitas antimikroba ekstrak
hambat yang berbeda yaitu Fusarium sp. S1F1 jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap
(21 mm), Fusarium sp. S1F2 (19 mm), beberapa bakteri patogen (Skripsi),
Fusarium sp. S1F3 (20 mm), Fusarium sp. Surabaya: Universitas Airlangga.
S2F1 (21 mm), Aspergillus sp. S2F2 (32 mm), Gouda, S., G. Das, S.K. Sen, H.S. Shin, and
Aspergillus sp. S2F3 (25 mm), Fungi S3F1 (13 J.K. Patra. 2016. Endophytes: a treasure
mm) dan Fusarium sp. S3F2 (25 mm). house of bioactive compounds of
medicinal importance, Frontiers in
DAFTAR PUSTAKA Microbiology, 7: 1538.
Adriani. 2015. Aktivitas antibakterial fungi Jia, M., L. Chen, H.L. Xin, C.J. Zheng, K.
endofit Caulerpa racemosa terhadap Rahman, T. Han, and L.P. Qin. 2016. A
bakteri Escherichia coli dan friendly relationship between endophytic
Staphylococcus aureus, Prosiding

226
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 7(2): 220-228 (September 2020) ISSN: 2302-5697

fungi and medicinal plants: a systematic vitro strategies, Journal of Agri-Food and
review, Frontiers in Microbiology, 7: 906. Applied Sciences, 2(10): 296-303.
Kalyani, P., and K.P.J. Hemalatha. 2017. In Potshangbam, M., S.I. Devi, D. Sahoo, and
vitro potential of Aspergillus niger, G.A. Strobel. 2017. Functional
Internatoinal Journal of ChemTech characterization of endophytic fungal
Research, 10(4): 430-435. community associated with Oryza sativa
Kemenkes RI (Kementerian Kesehatan L. and Zea mays L., Frontiers in
Republik Indonesia). 2011. Pedoman Microbiology, 8: 325.
umum penggunaan antibiotik. Kemenkes Rahmah. 2017. Uji aktivitas antimikroba fraksi-
RI. Jakarta. fraksi dari ekstrak etil asetat jamur endofit
Khusnul, H.S. Wahyuni, dan D.P. Virgianti. Aspergillus salwaensis STRAIN
2017. Identifikasi jamur endofit pada DTO297C1 yang diisolasi dari tumbuhan
daun cincau (Cyclea barbata Miers) dan Chromolaena odorata (Skripsi),
uji antagonis terhadap Salmonelle typhi, Surabaya: Universitas Airlangga.
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, Retnowati, Y., W.D. Uno, dan S.R. Rahman.
17(2): 406-413. 2012. Isolasi mikroba endofit tanaman
Kidd, S., C. Halliday, H. Alexiou, and D. Ellis. sarang semut (Myrmecodia pendens) dan
2016. Description of medical fungi. 3th. analisis potensi sebagai antimikroba
Edition, Australia: Newstyle Printing. (Laporan Penelitian Pengembangan
Marcellano, J. P., A.S. Collanto, and R.G. IPTEK), Gorontalo: Universitas Negeri
Fuentes. 2017. Antibacterial activity of Gorontalo.
endophytic fungi isolated from the bark of Selim, K. A., W.A. Elkhateeb, A.M. Tawila,
Cinnamomum mercadoi, Pharmacognosy A.A. El-Beih, T.M Abdel-Rahman, A.I.
Journal, 9(3): 405-409. El-Diwany, and E.F. Ahmed. 2018.
Mousa, W. K., and M.N. Raizada. 2013. The Antiviral and antioxidant potential of
diversity of anti-microbial secondary fungal endophytes of Egyptian medicinal
metabolites produced by fungal plants, Fermentation, 4(49).
endophytes: an interdisciplinary Setiawan, M. A., Hasnawati, Sernita, dan L.
perspective, Frontiers in Microbiology, 4: Sulistia. 2016. Uji daya hambat
65. antibakteri fungi endofit kulit jeruk nipis
Nair, D. N., and S. Padmavathy. 2014. Impact (Citrus aurantifolia) terhadap bakteri
of endophytic microorganisms on plants, Staphylococcus aureus, Jurnal Sains
environment and humans, The Scientific Farmasi & Klinis, 3(1): 14-18.
World Journal, 2014: 1-11. Sondergaard, T. E., M. Fredborg, A.M.O.
Nismawati, R. Sjahril, dan R. Agus. 2018. Christensen, S.K. Damsgaard, N.F.
Deteksi Methicillin Resistant Kramer, H. Giese, and J.L. Sorensen.
Staphylococcus aureus (MRSA) pada 2016. Fast screening of antibacterial
pasien Rumah Sakit Universitas compounds from Fusaria, Toxins, 8(12):
Hasanuddin dengan metode kultur, 355.
Prosiding Seminar Nasional Sudha, V., R. Govindaraj, K. Baskar, N.A. Al-
Megabiodiversitas Indonesia, Gowa 9 Dhabi, and V. Duraipandiyan. 2016.
April 2018, hal. 15-21. Biological properties of endophytic fungi,
Omayio, D. O., S.I. Ajanga, J.V. Muoma, Brazilian Archives of Biology and
D.M.W. Ochieno, F.N. Muyekho, B. Technology, 59: 1-7.
Mukoye, and R.K. Leitich. 2014. Sukapiring, D. N., B.P.W. Soekarno, dan T.S.
Predicting endophytes contribution in Yuliani. 2016. Potensi metabolit sekunder
vivo in Napier grass accessions tolerance cendawan endofit tanaman cabai sebagai
against Ustilago kamerunensis using in penghambat Fusarium sp. patogen asal

227
Metamorfosa:Journal of Biological Sciences 7(2): 220-228 (September 2020) ISSN: 2302-5697

biji secara in vitro, Jurnal Fitopatologi


Indonesia, 12(1): 1-8.
Susanto, D., Sudrajat, dan R. Ruga. 2012. Studi
kandungan bahan aktif tumbuhan meranti
merah (Shorea leprosula Miq) sebagai
sumber senyawa antibakteri,
Mulawarman Scientifie, 11(2): 181-190.
Tim Mikrobiologi RSUP Sanglah (Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah). 2014. Pola bakteri
dan kepekaan bakteri terhadap antibiotika
di RSUP Sanglah periode Juli-Desember
2013, Denpasar: RSUP Sanglah.
Watanabe, T. 2002. Pictorial atlas of soil and
seed fungi morphologies of cultured fungi
and key to spesies. 2nd. Edition, New
York: CRC Press LLC.

228

Anda mungkin juga menyukai