Komunitas mikroba mendiami tanaman berada di permukaan maupun (epifit) atau di dalam
jaringan tanaman sebagai (endofit). Keduanya memainkan peran yang sangat penting dalam
menunjang pertumbuhan tanaman. Banyak jenis populasi mikroba seperti bakteri dan jamur telah
ditemukan terkait dengan jaringan internal tanaman yaitu sebagai mikroba endofit. Istilah
endophyte diciptakan oleh De Bary (1866), yang melibatkan keberadaan mikroorganisme di dalam
jaringan tanaman yang terinfeksi tanpa efek negatif pada tanaman inang . Hampir semua tanaman
telah ditemukan terdapat satu atau lebih mikroorganisme endofit. Mikroba tersebut memproduksi
metabolit yang memacu pertumbuhan, menghambat pertumbuhan serangga dan hama,
menghasilkan antimikroba terhadap patogen tanaman, pelindung pada kondisi stress lingkungan.
Mereka juga memiliki potensi untuk menghasilkan metabolit sekunder yang unik, yang dapat
dimanfaatkan di industri farmasi, pertanian dan industri lainnya. Dengan demikian, banyak
peneliti yang tertarik dalam bioprospecting komunitas mikroba endofitik yang mendiami tanaman
dari berbagai ekosistem.
Aktinobakteria adalah bakteri filament Gram positif, dan merupakan filum utama di
domain Bacteria. Aktinobakteria terdistibusi secara luas di ekosistem terestrial dan perairan.
Mereka memainkan peran penting dalam dekomposisi bahan kompleks dari tanaman mati, hewan,
alga dan jamur dan dalam daur ulang nutrisi yang menghasilkan pembentukan humus (Sharma
2014). Aktinobakteria adalah kelompok penting dan besar dalam tanah dengan potensi yang tinggi
dalam menghasilkan metabolit bioaktif berbagai macam, termasuk antimikroba, antikanker dan
senyawa farmasi lainnya. Mikroba ini telah menjadi produsen antibiotik yang paling banyak sejak
ditemukannya Penicillin pada tahun 1928 dan memberikan keragaman antibiotik yang banyak
terhadap banyak penyakit mematikan. Jumlah total metabolit bioaktif yang dihasilkan oleh
mikroba ini dalam persentase sekitar 45% dari semua metabolit bioaktif diproduksi oleh
aktinobakteri saja dan di antara kelompok bakteri ini, 76% senyawa dilaporkan berasal dari satu
genus Streptomyces (Berdy 2012). Ini sangat penting bagi dunia farmasi.
Sudah diketahui bahwa tanaman obat adalah sumber kaya senyawa bioaktif yang berharga.
Sebagai konsekuensi dari hubungan jangka panjang endofit dengan tanaman tersebut, yang
pertama juga dapat berpartisipasi dalam jalur metabolisme dan meningkatkan bioaktivitas
Identifikasi dan klasifikasi aktinobakteri saat ini didasarkan pada pendekatan polifasik,
yang terdiri dari studi berbasis morfologi, fisiologis dan molekuler yang dapat dijelaskan dan
dibedakan dari taksa lain yang terkait. Sekuensing makromolekul yang high conserved, terutama
gen 16S rRNA, telah menyediakan data berharga untuk membuat filogenetik sampai dan dibawah
tingkat genus. DNA aktinobakteria yang meliputi DNA relatedness, sidik jari molekuler dan
teknik pemodelan fenotipik dapat menggambarkan pada level spesies / sub spesies. Gambaran
yang menunjukkan perbedaan fenotipik diperlukan untuk mendeskripsikan adanya aktinobakteria
yang new spesies. Menjelajahi keragaman aktinobakteria endofitik sangat diperlukan untuk
skrining strain yang menguntungkan dan memahami komunitas ekologi mereka.
Diversitas aktinobakteria yang paling besar kemungkinan besar terjadi pada daerah tropis
dan daerah beriklim sedang. Du et al. (2013) menganalisis keragaman endofit dari 37 tanaman
obat dan melaporkan 600 aktinobakteri yang termasuk dalam 34 genera dan 7 unknown taksa.
Peneliti mendapatkan tidak ada hubungan langsung antara tanaman inang dan komunitas endofitik
mereka dalam menggunakan sumber karbon tunggal, fermentasi sumber karbon untuk produksi
asam dan enzim, namun karakteristik fisiologis isolat endofit terkait dengan distribusi
geografisnya dari tanaman inang.
Melihat keanekaragaman hayati secara fungsional mungkin lebih dapat diandalkan dan
lebih nyata daripada ukuran secara taksonomi untuk mengenali dasar mekanik keragaman dan
pengaruhnya terhadap interaksi tanaman dengan bakteri endofit. Distribusi spesies dan
keanekaragaman hayati aktinobakteri endofit tanaman obat secara luas dipengaruhi oleh
lingkungan ekologis. Spesies tanaman dapat dipisahkan menjadi tiga kelompok yang mewakili
keragaman endofit tinggi, sedang dan rendah berdasarkan analisis keragaman genetik endofit. Sifat
toleransi-terhadap stress lingkungan merupakan karakter yang dilihat dalam keanekaragaman
fungsional aktinobakteria endofitik. Hasegawa dkk. (1978) melaporkan genus baru aktinobakteri
yaitu Actinosynnema, dari rumput, merupakan first report aktinomiset asal dari tumbuhan.
Taechowisan et al. (2003) mempelajari keragaman aktinobakteri yang berada di tanaman obat
berdasarkan morfologi dan komposisi asam amino dari keseluruhan ekstrak sel dan menganalisis
persentase aktinobakteri endofitik yang ditemukan dari eksplan yang berbeda: 64% isolat dari akar,
29% dari daun, dan 6% dari tangkai 36 jenis tanaman berbeda. Aktinomiset halotolerant baru
diisolasi dari tanaman rawa Dendranthema indicum yang dikumpulkan dari wilayah pesisir China
(Zhang et al 2013). Spesies baru aktinobakteri endofitik seperti Rhodococcus cercidiphylli dan
Saccharopolyspora endophytica diisolasi dari daun Cercidiphyllum japonicum.