Anda di halaman 1dari 7

CARA MENGISOLASI JAMUR

A.PENGERTIAN FUNGI ( JAMUR )


Fungi(jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak
memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya
tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, Jamur dipisahkan dalam kingdom nya tesendiri,ia
tidak termasuk dalam kindom protista,monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur
temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme lainnya),
dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di
lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai sampah oganik
seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit (memperoleh
bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis mutualisme(yaitu hidup
dengan organisme lain agar sama-sama mendapatkan untung).
Jamur merupakan tumbuhan tingkat rendah yang tidak mempunyai zat hijau (chlorophyl).
Untuk hidupnya mereka berperan sebagai parasit atau saprofit (Tambunan dan Nandika, 1989),
yang tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri (Hunt dan Garrat, 1986).
Jamur merupakan organisme eukariota yang digolongkan kedalam kelompok cendawan
sejati. Dinding sel jamur terdiri atas kitin, sel jamur tidak mengandung klorofil. Jamur
mendapatkan makanan secara heterotrof dengan mengambil makanan dari bahan organik. Bahan
organik disekitar tempat tumbuhnya diubah menjadi molekul-molekul sederhana dan diserap
langsung oleh hifa, jadi jamur tidak seperti organisme heterotrof lainnya yang menelan
makanannya kemudian mencernanya sebelum diserap (Gunawan, 2000).

Ciri-ciri Jamur

Jamur atau fungi merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof, tipe sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari
benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang
disebut miselium. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda
dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan
reproduksinya (Gandjar dkk, 1999).

Struktur Tubuh Fungi/Jamur

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada
pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter,
contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi
tubuh buah (Tapa, 2004).

Morfologi Fungi

Bagian vegetatif pada jamur umumnya berupa benang-benang halus memanjang, bersekat (septa)
atau tidak, dinamakn dengan hifa. Kumpulan-kumpulan benang-benang hifat tersebut dinamakan
dengan miselium. Miselium dapaat dibedakan menjadi dua tipe pokok. Yang pertama
mempunyai hifa senositik (coenocytic), yaitu hifa yang mempunyai banyak inti dan tidak
mempunyai sekat melintang, jadi hifa ini berbentuk tabung halus yang mengandung protoplas
dengan banyak inti. Pembelahan intinya tidak diikuti oleh pembelahan sel. Yang kedua
mempunyai hifa seluler (celluler), hifa terdiri dari sel-sel, yang masing-masing mempunyai sat
atau dua inti (Semangun, 1996).
Faktor yang Mempergaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur
Menurut Tambunan dan Nandika (1989), ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan jamur antara lain:
1. Temperatur
Jamur perusak kayu dapat berkembang pada interval suhu yang cukup lebar, tetapi pada kondisikondisi alami perkembangan yang paling cepat terjadi selama periode-periode yang lebih panas
dan lebih lembab dalam setiap tahun. Suhu optimum berbeda-beda untuk setiap jenis, tetapi pada
umumnya berkisar antara 220C sampai 350C. Suhu maksimumnya berkisar antara 270C sampai
390C dengan suhu minimum kurang lebih 50C.
2. Oksigen

Oksigen sangat dibutuhkan oleh jamur untuk melakukan respirasi yang menghasilkan CO2 dan
H2O. sebaliknya untuk pertumbuhan yang optimum, oksigen harus diambil secara bebas dari
udara. Tanpa adanya oksigen, tidak ada jamur yang dapat hidup.
3. Kelembaban
Kebutuhan jamur akan kelembaban berbeda-beda, namun hampir semua jenis jamur dapat hidup
pada substrat yang belum jenuh air. Kadar air subtrat yang rendah sering menjadi faktor
pembatas bagi pertumbuhan jamur. hal ini terutama berlaku bagi jenis jamur yang hidup pada
kayu atau tanah. Kayu dengan kadar air kurang dari 20% umumnya tidak terserang jamur
perusak, sebaliknya kayu dengan kadar air 35-50% sangat disukai oleh jamur perusak.
4. Konsentrasi hidrogen (pH)
Pada umumnya jamur akan tumbuh dengan baik pada pH kurang dari 7 (dalam suasana asam
sampai netral). Pertumbuhan yang optimumakan dicapai pada pH 4,5 sampai 5,5.
5. Bahan makanan (nutrisi)
Jamur memerlukan makanan dari zat-zat yang terkandung dalam kayu seperti selulosa,
hemiselulosa, lignin dan zat-zat isi sel lainnya. Selulosa, hemiselulosa dan lignin yang menyusun
kayu terdapat sebagai makromolekul yang terlalu besar dan tidak larut dalam air untuk
diasimilasi langsung oleh cendawan.
Menurut Gandjar et al., (2006), secara umum pertumbuhan fungi dipengaruhi oleh substrat,
kelembaban, suhu, derajat keasaman substrat (pH), dan senyawa kimia dilingkungannya.
B. PENGERTIAN ISOLASI
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya,
sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel
mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan dengan dua
metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Isolasi adalah cara untuk
memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur
murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan

murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara
penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan (Mutiara, T, dkk, 2006).
C. ISOLASI JAMUR
1.

Nyalakan laminar air flow dan lampu bunsen.

2.

Semprot tangan dengan alkohol.

3.

Buka cling wrap yang melekat di cawan bermedia PDA dan isolat jamur.

4.

Letakkan dulu cawan bermedia, ambil jarum N untuk mengambil bagian isolat jamur.

5.

Bakar jarum N sampai merah kemudian dinginkan.

6.

Ambil sebagian dari isolat jamur yang masih ada,

7.

Pindahkan ke cawan bermedia PDA, letakkan di tengah cawan, kemudian isolasi dengan

cling wrap.
8.

Tulis nama pada kertas label, tempelkan pada isolat yang baru.

9.

Bungkus lagi isolat yang lama dengan cling wrap.

10.

Matikan lampu bunsen.

11.

Bersihkan isi laminar, lalu matikan laminar air flow

Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan
makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil. Oleh karena itu,
jamur mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi yang dibuat atau dihasilkan oleh organisme
lain untuk kebutuhan hidupnya. Sifat ketergantungan terhadap organisme lain menyebabkan
jamur digolongkan sebagai tumbuhan heterotrofik Djarijah dan Djarijah, 2001 (dalam Arif, dkk,
2012). Menurut Zabel dan Morrel 1992 (dalam Arif, dkk, 2012), sebagai tumbuhan heterotrofik,
jamur membutuhkan sumber makanan sebagai substrat, sumber energi, aktivitas metabolisme,

dan nutrisi. Energi dapat diperoleh dari oksidasi senyawa karbon, metabolisme untuk mensintesis
senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan hifa jamur, dan
sumber nutrisi yang dibutuhkan seperti vitamin, CO2, dan nitrogen (Arif, dkk, 2007).
Pada proses isolasi dan identifikasi jamur serta proses produksi digunakan berbagai bahan kimia
yang berderajat murni (pro-analisis) kecuali bila disebutkan lain. Spesifikasi bahan kimia yang
digunakan dijelaskan pada setiap tahap isolasi dan analisis. Isolasi jamur menggunakan medium
PDA (Potato Dextrose Agar). Jamur lebih tahan terhadap pH suasana asam jika dibandingkan
dengan bakteri atau aktinomisetes, sehingga dengan cara ini juga telah terjadi seleksi terhadap
mikroba yang sedang diisolasi (Saryono, dkk, 2002)
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifatsifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Nutrien
agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti
uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan cara
disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama 15 menit (Fathir et al., 2009).

REFERENSI
http://www.kimia.clas.web.id/2014/11/materi-praktikum-mikrobiologi-isolasi.html
http://bebekcntik.blogspot.co.id/

TUGAS
TEKNOLOGI FERMENTASI

OLEH :
NAMA : SUHAENI MASBAIT
NIM : 2014-67-001

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2016

Anda mungkin juga menyukai