Disusun oleh:
DEVINA PUTRI HARUM SARI
P07131321006
DOSEN PEMBIMBING :
RAHMAYANTI, S.Pd., M.Pd
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga dapat saya dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini dibuat dengan
tujuan memenuhi tugas semester dari ibu Rahmayanti S.Pd., M.Pd. pada bidang studi
Entomologi. Selain itu, penyusunan laporan ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembingbing selaku dosen
mata kuliah Entomologi. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
ORDO PTHIRAPTERA ( KUTU )
2. Botol spesimen
2. Tissue
CARA KERJA :
1
7. Ektoparasit siap diawetkan dalam praparat kaca, kemudian dibubuhi
medium balsam kanada/entellan.
8. Disimpan dalam pemanas kaca preparate (slide warner) selama 2-3 hari
sampai kering.
9. Bila sudah kering, sekeliling kaca penutup diberi lapisan kuteks.
10. Bagian ujung kaca objek diberi data specimen pada kertas label.
PENGAMATAN :
PEMBAHASAN :
2
sangat kecil dan mempertahankan hidupnya dengan cara menghisap darah melalui
kulit kepala manusia, serta berkembang biak dengan cara bertelur dan
menyarangkan telurnya pada helai rambut, terutama pada pangkal rambut.
Dampak Pediculus humanus capitis terhadap Kesehatan adalah dapat
menyebabkan koreng pada kepala dan penyakit Pedikulosis kapitis. Pada anak-
anak didapat masalah kesehatan yaitu penyakit Pedikulosis kapitis dapat
menyebabkan anemia (Azizah, 2018).
3
SUMBER :
4
ORDO SIPHONAPTERA ( PINJAL )
2. Botol spesimen
2. Tissue
5
8. Disimpan dalam pemanas kaca preparate (slide warner) selama 2-3 hari
sampai kering.
9. Bila sudah kering, sekeliling kaca penutup diberi lapisan kuteks.
10. Bagian ujung kaca objek diberi data specimen pada kertas label.
PENGAMATAN :
(Betina) (Jantan)
PEMBAHASAN :
Pinjal kucing (Ctenocephalides felis) adalah salah satu jenis pinjal yang
paling umum ditemukan di dunia. Sesuai namanya, pinjal kucing merupakan
parasit pada kucing yang hidup dari menghisap darah. Meskipun demikian, pinjal
kucing relatif tidak berbahaya jika dibandingkan dengan pinjal tikus karena jarang
membawa agen penyakit.
6
Seperti jenis pinjal lainnya, pinjal kucing memiliki bentuk tubuh pipih
vertikal dan berwarna cokelat kemerahan atau cokelat kehitaman. Pinjal kucing
juga tidak memiliki sayap, tetapi memiliki kaki belakang yang kuat sehingga
mampu melompat dan berlari melewati rambut pada permukaan tubuh kucing.
Pinjal kucing sering hidup pada bagian punggung kucing, yaitu daerah pangkal
ekor sampai leher.Selain bagian tersebut, pinjal kucing juga terkadang ditemukan
pada paha bagian dalam
7
aktif, makan berbagai jenis bahan organik di sekitarnya termasuk feses
inangnya.
Larvanya terdiri atas 3-4 instar (mengalami 2–3 kali pergantian kulit instar)
dengan waktu berkisar antara 10–21 hari. Larva instar terakhir bisa mencapai
panjang 4–10 mm, setelah itu berubah menjadi pupa yang terbungkus kokon.
Kondisi pupa yang berada dalam kokon seperti itu merupakan upaya
perlindungan terhadap sekelilingnya. Tahap dewasa akan keluar 7–14 hari setelah
terbentunya pupa. Lamanya siklus hidup pinjal dari telur hingga dewasa
berkisar antara 2–3 minggu pada kondisi lingkungan yang baik. Pinjal
dewasa akan menghindari cahaya, dan akan tinggal di antara rambut-rambut
inang, pada pakaian atau tempat tidur manusia. Baik pinjal betina maupun
yang jantan keduanya menghisap darah beberapa kali pada siang atau malam
hari.
8
cheopis)berperan sebagai vector penyakit pes(sambar)yang disebabkan Yersinia
pestis dan Ricketssia typhi (Harwood & James,1979).Pinjal anjing
(Ctenocephalides canis)dan kucing (Ctenocephalide felis) berperan sebagai inang
antara cacing pita dan cacing filaria. (sari)
KESIMPULAN :
Pinjal kucing sering hidup pada bagian punggung kucing, yaitu daerah
pangkal ekor sampai leher.Selain bagian tersebut, pinjal kucing juga terkadang
ditemukan pada paha bagian dalam Serangga ektoparasit ini bersifat semiobligat
atau temporer, karena tidak seluruh siklus hidupnya berada pada tubuh
inangnya.
Dari famili ini, terdapat beberapa genus yang penting yaitu Tunga (pinjal
chigoe), Ctenocephalides (pinjal kucing dan anjing), Echidnophaga (pinjal
ayam), Pulex (pinjal manusia) dan Xenopsylla (pinjal tikus).
9
(Ctenocephalides canis)dan kucing (Ctenocephalide felis) berperan sebagai inang
antara cacing pita dan cacing filaria.
SUMBER :
Sari, p. r. (n.d.). Laporan Praktikum Rodent(revised).
Wahyuni, T. (n.d.). Laporan entomologi kesehatan.
10
ORDO DIPTERA ( LALAT Musca domestica )
2. Botol spesimen
2. Tissue
11
2. Selanjutnya dilakukan pengamatan dibawah mikroskop compound dan
stereo.
3. Amati keseluruhan morfologi tubuh Musca domestica.
4. Perhatikan dan gambarkan hasil pengamatan yang didapat.
PENGAMATAN :
PEMBAHASAN :
Lalat termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Hexapoda dan ordo Diptera.
Serangga dalam ordo diptera memiliki dua sayap dan pada bagian belakang
terdapat sepasang halter yang digunakan sebagai alat keseimbangan. Lalat
mempunyai sepasang antena dan mata majemuk, dengan mata lalat jantan lebih
besar dan sangat berdekatan satu sama lain, tubuh lalat terbagi dalam 3 bagian
yaitu, kapala dengan sepasang antena ,toraks, dan abdomen. Lalat
mempunyai metamorfosis yang sempurna yaitu, telur, larva, pupa, dan dewasa
(Mosokuli, 2001).
12
maka untuk mengurangi populasinya perlu dilakukan pemberantasan dengan cara
membersihkan rumah dan pekarangan dari tumpukan sampah, memasang kawat
kasa untuk mencegah lalat rumah, menutup makanan dengan tudung saji,
mengadakan samijaga dan menggunakan insektisida jika perlu (Sutanto, dkk.,
2008).
Ordo Diptera mempunyai genus dan spesies yang sangat besar yaitu,
Diptera Australiana/Oceania ada 3.880 spesies lalat yang ditemukan berdasarkan
sebaran zoogeografisnya. Lalat bersifat ketergantungan yang tinggi karena
sebagian besar makanan lalat berasal dari makanan manusia dan tersebar
secara keseluruhan diberbagai tempat (Wahyudi et al. 2015). Beberapa spesies
lalat yang sering mempunyai kontak dengan manusia adalah famili Calliphoridae
yang terutama jenis lalat hijau atau Chrysomia megacephala dan famili Muscidae
dengan jenis Musca domestica linneaus atau lalat rumah. Lalat memiliki peran
penting dalam masalah kesehatan masyarakat sebagai ancaman karena timbulnya
penumpukan sampah (Sembel, 2009).
Lalat mempunyai siklus hidup yang sempurna, yaitu dengan stadium telur,
larva, pupa, dan dewasa dengan rata-rata waktu perkembangbiakan antara 7-22
hari tergantung dari faktor lingkungan.
a. Telur
Telur lalat mempunyai warna putih dan diletakkan pada tempat
lembab yang mengandung bahan organik membusuk yang tidak terkena
sinar matahari langsung. Lalat betina mampu menghasilkan telur sekitar
13
2000 butir dalam sepanjang hidupnya dan menetas setelah 8-30 jam,
tergantung dari faktor lingkungannya (Hastutiek & Fitri 2007).
b. Larva
Saat larva mengalam kondisi kekurangan nutrisi atau bisa juga
perubahan lokasi hidupnya, maka larva akan mempercepat metabolisme
tubuhnya dan mempersingkat waktu perkembanganya (Eka Putra, 2013).
Larva berkembang baik pada suhu 30-350C dengan tempat yang
berpindah- pindah, contohnya pada sampah organik. Stadium larva
mempunyai 3 tingkatan, yaitu larva instar 1, larva instar 2, dan larva instar
3. Tingkat 1 berukuran 2 mm berwarna putih dan membutuhkan waktu 1 -
4 hari untuk menjadi larva instar 2.Setelah menjadi larva instar 2,
berukuran 2 kali dari larva instar 1 dan setelah satu sampai beberapa hari
menjadi larva instar 3. Pada tingkat yang terakhir ini berukuran
12mm/lebih dengan waktu 3-9 hari untuk menjadi pupa.
c. Pupa
Setelah melalui fase menjadi larva, lalat akan berubah menjadi pupa
dan berkembang dengan waktu 3-9 hari baik pada suhu kurang lebih
350C.
d. Lalat dewasa
Fase terakhir yaitu berkembang menjadi lalat dewasa yang siap
mencari makannya sendiri dengan cara hinggap pada satu makanan ke
makanan lainya. Pada saat lalat mulai dewasa, lalat akan menjadi vektor
penyakit dengan cara hinggap dari satu makanan ke makanan satunya.
Lalat dewasa mempunyai umur 2-4 minggu (Husain, 2014).
Lalat rumah (Musca domestica) bertindak sebagai vektor penyakit yang artinya
lalat bersifat pembawa penyakit dari satu tempat ke tempat lain. Terdapat dua
macam vektor yaitu mekanis dan biologis. Dinamakan vektor mekanis apabila
agen penyakit didalam tubuh vektor tidak mengalami perubahan. Sedangkan agen
penyakit mengalami perubahan (bertambah banyak, berubah siklus atau
keduanya) di dalam tubuh vektor disebut sebagai vektor biologis. Lalat rumah
14
(Musca domestica) bukan merupakan parasit obligat tetapi merupakan vektor
yang penting dalam penyebaran agen penyebab penyakit. Disamping itu juga
dapat menyebabkan myiases atau memperparah keadaan luka pada jaringan akibat
investasi lalat rumah Musca domestica (Mazidah, 2015).
KESIMPULAN :
Lalat mempunyai sepasang antena dan mata majemuk, dengan mata lalat
jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain, tubuh lalat terbagi dalam
3 bagian yaitu, kapala dengan sepasang antena ,toraks, dan abdomen.
Karena lalat mudah membiak, maka untuk mengurangi populasinya perlu
dilakukan pemberantasan dengan cara membersihkan rumah dan pekarangan dari
tumpukan sampah, memasang kawat kasa untuk mencegah lalat rumah, menutup
makanan dengan tudung saji, mengadakan samijaga dan menggunakan insektisida
jika perlu (Sutanto, dkk., 2008).
Lalat mempunyai siklus hidup yang sempurna, yaitu dengan stadium telur,
larva, pupa, dan dewasa dengan rata-rata waktu perkembangbiakan antara 7-22
hari tergantung dari faktor lingkungan. Tingkat 1 berukuran 2 mm berwarna putih
dan membutuhkan waktu 1-4 hari untuk menjadi larva instar 2.Setelah menjadi
larva instar 2, berukuran 2 kali dari larva instar 1 dan setelah satu sampai beberapa
hari menjadi larva instar. Lalat dewasa Fase terakhir yaitu berkembang menjadi
lalat dewasa yang siap mencari makannya sendiri dengan cara hinggap pada satu
makanan ke makanan lainya. Lalat rumah (Musca domestica) bertindak sebagai
vektor penyakit yang artinya lalat bersifat pembawa penyakit dari satu tempat ke
tempat lain.
15
SUMBER :
16
ORDO DIPTERA ( NYAMUK Aedes aegypti )
2. Botol spesimen
2. Tissue
1. Sediakan spesies dari lalat rumah ( Aedes aegypti ) mulai dari telur,
larva, pupa dan imago.
2. Selanjutnya dilakukan pengamatan dibawah mikroskop compound dan
stereo.
3. Amati keseluruhan morfologi tubuh Aedes aegypti.
4. Amati juga bagian tubuh yang membedakan nyamuk jantan dan betina.
5. Perhatikan dan gambarkan hasil pengamatan yang didapat.
17
PENGAMATAN :
PEMBAHASAN :
Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari.
Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina
yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein
yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak
membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun
tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam
atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak
18
cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka
yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.
Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 3 bulan
dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi
larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk
perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi
nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi
ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih
19
rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi
menghasilkan nyamuk-nyamuk.
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan
penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan
penyebaran vektor. Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M,
yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang
berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding
bak mandi.
Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang
memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan
dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Sebuah penelitian melepas Aedes aegypti yang terinfeksi bakteri lalat buah
disebut Wolbachia. Bakteri membuat nyamuk kurang mampu membawa virus
demam berdarah sehingga membatasi penularan demam berdarah jika meluas
dalam populasi nyamuk. Pada prinsipnya Wolbachia dapat menyebar secepat
nyamuk jantan yang terinfeksi menghasilkan keturunan dengan Wolbachia
menginfeksi betina.
20
KESIMPULAN :
Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antarpopulasi, tergantung
dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama
perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal
ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya
rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan.
SUMBER :
2. Womack, M. 1993. The yellow fever mosquito, Aedes aegypti. Wing Beats,
21
ORDO DIPTERA ( NYAMUK Aedes albopictus)
2. Botol specimen
22
b. Siapkan jarum pinning dan potongan kertas yang dipotong menggunakan
punch (bentuk segitiga)
c. Tusukkan potongan kertas tersebut pada jarum pinning.
d. Beri lem pada ujung kertas yang lancip.
e. Tata seluruh bagian tubuh nyamuk agar terlihat mikroskop secara
keseluruhan.
f. Tempelkan nyamuk pada kertas tadi dan nyamuk siap diamati.
PENGAMATAN :
PEMBAHASAN :
23
tubuhnya, nyamuk Aedes albopictus memiliki kemampuan terbang lebih jauh
Nyamuk ini dalam hidupnya mengalami beberapa fase perkembangan dimulai
dari telur, larva, pupa dan dewasa.nyamuk ini mengalami metamorfosis sempurna
(telur, larva dan pupa hidup di dalam air, sedangkan dewasa hidup di udara).
Nyamuk aedes albopictus biasanya bisa bertahan hidup pada suhu rendah.
Pada suhu lebih dari 35°C dapat terjadi perubahan akan lambatnya proses-proses
fisiologis. Suhu rata rata untuk pertumbuhan nyamuk adalah 25°C sampai
27°C. Pertumbuhan nyamuk akan terhenti bila suhunya kurang dari 10°C atau
24
lebih dari 40°C. Kelembaban akan berpengaruh terhadap umur nyamuk.
(sumarni, 2016)
Telur nyamuk Aedes Albopictus berwarna hitam, yang akan menjadi lebih
hitam warnanya ketika menjelang menetas, bentuk lonjong dengan satu
ujungnya lebih tumpul dan ukurannya lebih kurang 0,5 mm. Larva Aedes
albopictus, kepala berbentuk bulat silindris, antena pendek dan halus dengan
rambut-rambut berbentuk sikat di bagian depan kepala, pada ruas abdomen VIII
terdapat gigi sisir yang hanya lurus saja (yang membedakannya dengan Aedes
aegypti). Pupa Aedes albopictus bentuk seperti koma dengan cephalothorax yang
tebal, abdomen dapat digerakkan vertikal setengah lingkaran, warna mulai
terbentuk agak pucat berubah menjadi kecoklatan kemudian menjadi hitam
ketika menjelang menjadi dewasa, dan kepala mempunyai corong untuk
bernapas. (sumarni, 2016)
Bentuk dewasa nyamuk jenis ini akan mudah dikenali dari sisik hitam
mengkilap, dan sisik putih keperakan yang jelas pada palpus (organ di antara
antena yang merasakan bau), dan tarsusnya (ujung kaki). Sementara itu, skutum
(punggung) nyamuk tersebut akan berwarna hitam dengan garis putih mulai dari
permukaan punggung kepala dan berlanjut di sepanjang torax. Nyamuk ini
memiliki kaki berwarna hitam dengan sisik basal putih pada setiap ruasnya.
Selayaknya nyamuk yang berasal dari genus Aedes lainnya, nyamuk Aedes
albopictus juga memiliki perut yang menyempit. (fadli, 2022)
25
Selain itu nyamuk dewasa Aedes albopictus, memiliki ciri tubuh berwarna
hitam dengan garis-garis putih pada notum dan abdomen, antena berbulu, pada
yang jantan palpus sama panjang dengan proboscis sedang yang betina
palpus hanya 1/4 panjang proboscis, mesonotum dengan garis putih horizontal,
femur kaki depan sama panjang dengan proboscis, femur kaki belakang putih
memanjang di bagian posterior, tibia gelap dan sisik putih pada pleura
tidak teratur Nyamuk Aedes albopictus dewasa yang betina berumur antara 12-
40 hari dan yang jantan antara 10-22 hari. Pada suhu 20ºC nyamuk betina Aedes
albopictus dapat hidup selama 101 hari dan yang jantan selama 35 hari. Nyamuk
Aedes Albopictus merupakan nyamuk yang selalu menyenangi darah manusia
dengan puncak aktifitas pada saat matahari terbit dan sebelum matahari
terbenam. Sifat mengigit nyamuk Aedes albopictus adalah secara multiple atau
mengigit beberapa kali pada beberapa individu. Nyamuk betina sesudah
kenyang tidak akan menghisap darah lagi sampai kepada sesudah perletakkan
telurnya. (sumarni, 2016)
KESIMPULAN :
Dari hasil pengamatan pada saat praktikum kami dapatkan nyamuk aedes
albopictus yang merupakan salah satu nyamuk yang dapat menyebabkan demam
berdarah dengan gigitannya biasanya pada saat pagi dan sore hari. Nyamuk ini
memiliki ciri yang khas yaitu pada abdomen ke 8 pada larva yaitu memiliki gigi
sisir yang hanya lurus saja (yang membedakannya dengan Aedes aegypti) dan
pada pupa Aedes albopictus bentuk seperti koma dengan cephalothorax yang
tebal, sedangkan pada dewasanya secara kasat mata kita dapat mengamati
nyamuk ini dengan dengan corak warna hitam dengan belang putih diseluruh
tubuh dan lebih spesifiknya adalah terdapat satu garis lurus putih (lira) pada
bagian thorax.
26
SUMBER :
1. agustin, w. t. (2017). identifikasi nyamuk (famili culidae) sebagai vektor
penyakit diblok merak dan widuri resort labuhan merak kawasan taman
nasional baluran. reporsitory.unej.ac.id.
2. fadli, d. r. (2022, agustus 22). Mengenal Nyamuk Aedes Albopictus
Penyebab Demam Berdarah. halodoc.
3. sumarni. (2016). identifikasi larva aedes sp pada tempat penampung air
masyarakat di RW1 kelurahan padaleu kecamatan kambu kota kendari
sulawesi tenggara. repository.poltekkes-kdi.ac.id, 12.
27
ORDO DIPTERA ( NYAMUK Culex)
2. Botol specimen
28
b. Siapkan jarum pinning dan potongan kertas yang dipotong menggunakan
punch (bentuk segitiga)
c. Tusukkan potongan kertas tersebut pada jarum pinning.
d. Beri lem pada ujung kertas yang lancip.
e. Tata seluruh bagian tubuh nyamuk agar terlihat mikroskop secara
keseluruhan.
f. Tempelkan nyamuk pada kertas tadi dan nyamuk siap diamati.
PENGAMATAN :
PEMBAHASAN :
29
famili Culicidae (Borror dkk, 1992). Nama lain nyamuk Culex quinquefasciatus
adalah Culex pipiens fatigans Wiedemann (Setiawati, 2000).
Kepala Culex umumnya bulat atau sferik dan memiliki sepasang mata,
sepasang antena, sepasang palpus yang terdiri atas 5 segmen dan 1 probosis
antena yang terdiri atas 15 segmen. Berbeda dengan Aedes, pada genus Culex
tidak terdapat rambut pada spiracular maupun pada post spiracular. Panjang
palpus maxillaris nyamuk jantan sama dengan proboscis. Bagian toraks nyamuk
terdiri atas 3 bagian yaitu protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Bagian
metatoraks mengecil dan terdapat sepasang sayap yang mengalami modifikasi
menjadi halter. Abdomen terdiri atas 8 segmen tanpa bintik putih di tiap segmen.
Ciri lain dari nyamuk Culex adalah posisi yang sejajar dengan bidang permukaan
yang dihinggapi saat istirahat atau saat menusuk dengan kaki belakang yang
sedikit terangkat (Setiawati, 2000).
Seluruh siklus hidup Culex quinquefasciatus mulai dari telur hingga dewasa
membutuhkan waktu sekitar 14 hari. Untuk bertelur, nyamuk betina akan mencari
tempat yang sesuai seperti genangan air yang lembab (Metcalff, 1985).
30
Salah satu ciri dari larva nyamuk Culex adalah memiliki siphon. Siphon
dengan beberapa kumpulan rambut membentuk sudut dengan permukaan air.
Nyamuk Culex mempunyai 4 tingkatan atau instarc (Matsumura, Ciri dari larva
nyamuk Culex , 1985).
Nyamuk tertarik pada benda dan pakaian berwarna gelap, manusia serta
hewan. Hal ini disebabkan oleh rangsangan bau zat-zat yang dikeluarkan hewan,
terutama CO2 dan beberapa asam amino. Berbeda dengan nyamuk Anopheles,
nyamuk genus Culex mempunyai kebiasaan menghisap pada malam hari saja.
Jarak terbang nyamuk Culicini sangat pendek hanya beberapa puluh meter saja
(Dinata, 2009).
KESIMPULAN :
Dari hasil pengamatan pada saat praktikum kami dapatkan nyamuk Culex
merupakan serangga penular penyakit atau vektor. Yang memiiki ciri bagian
toraks nyamuk terdiri atas 3 bagian yaitu protoraks, mesotoraks dan metatoraks.
31
Bagian metatoraks mengecil dan terdapat sepasang sayap yang mengalami
modifikasi menjadi halter. Abdomen terdiri atas 8 segmen tanpa bintik putih di
tiap segmen. Ciri lain dari nyamuk Culex adalah posisi yang sejajar dengan
bidang permukaan yang dihinggapi saat istirahat atau saat menusuk dengan kaki
belakang yang sedikit terangkat.
SUMBER :
1. anonim. (2002). Telur nyamuk culex.
2. anonim. (2010). Peran Culex quinquefasciatus.
3. Borror dkk, B. (1992). Identifikasi nyamuk culex famili culicidae.
4. Dinata. (2009). Perilaku Culex quinquefasciatus.
5. Kardinan. (2003). Pupa nyamuk culex.
6. Matsumura. (1985). Ciri dari larva nyamuk Culex .
7. Matsumura. (1985). Ciri-ciri nyamuk Culex dewasa .
8. Metcalff. (1985). Siklus hidup Culex quinquefasciatus .
9. Setiawati. (2000). Identifikasi nyamuk culex quinquefasciatus.
32
ORDO DIPTERA ( NYAMUK Anopheles)
2. Botol specimen
33
b. Siapkan jarum pinning dan potongan kertas yang dipotong menggunakan
punch (bentuk segitiga)
c. Tusukkan potongan kertas tersebut pada jarum pinning.
d. Beri lem pada ujung kertas yang lancip.
e. Tata seluruh bagian tubuh nyamuk agar terlihat mikroskop secara
keseluruhan.
f. Tempelkan nyamuk pada kertas tadi dan nyamuk siap diamati.
PENGAMATAN :
PEMBAHASAN :
34
parasit bernama plasmodium. Saat gigitan nyamuk membuat parasit tersebut
masuk ke tubuh, menyerang organ hati lalu menginfeksi sel darah merah. Hanya
nyamuk Anopheles betina yang dapat menyebabkan malaria. Maka dari itu, setiap
orang perlu tahu cara menghindari gigitan nyamuk sebelum tertular malaria dari
gigitan nyamuk ini. (Na'imah, 2021)
Nyamuk ini lebih aktif saat senja atau bahkan di malam hari. Kemampuan
terbang hewan ini lemah, sehingga tidak aktif jika kondisi cuaca sedang berangin.
Dalam hal bertelur, nyamuk betina dapat mengisap darah agar dapat bertelur.
Jumlah telur yang dihasilkan oleh nyamuk anopheles betina ini sebanyak 50-200
butir. Telur tersebut diletakkan di atas air yang tenang, lalu akan menetas dalam
waktu 2-3 hari. Jika sedang memasuki musim tropis, waktu yang dibutuhkan
adalah 10-14 hari agar telur tersebut menjadi nyamuk dewasa. Untuk lama
hidupnya, nyamuk betina mampu hidup hingga satu bulan. Berbeda jauh dengan
nyamuk jantan yang hanya dapat hidup selama satu minggu. (Na'imah, 2021)
Saat nyamuk Anopheles masih dalam tahap larva dan pupa, aktivitasnya
terbatas hanya pada lingkungan yang berair. Hewan ini mudah berkembang biak
di kolam air atau sungai. Jika kamu tinggal di dekat tempat perkembangbiakan
nyamuk ini, ada baiknya untuk rutin melindungi diri. Hal ini dilakukan agar tidak
mudah terkena malaria. Seperti kebanyakan nyamuk, Anopheles memiliki bentuk
tubuh yang panjang dan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala, dada (toraks), dan
perut. Saat hinggap di kulit manusia, posisi nyamuk Anopheles biasanya miring
sekitar 45 derajat, berbeda dengan nyamuk kebanyakan. Nyamuk Anopheles juga
biasanya berwarna kekuningan. (Na'imah, 2021)
35
Nyamuk Anopheles biasanya memasuki rumah di antara pukul 5 sore dan
9.30 malam, serta di pagi hari. Waktu menggigitnya dimulai dari senja, dan masa
paling aktif nyamuk Anopheles dalam menggigit manusia adalah antara tengah
malam dan pagi hari. (Makarim, 2022)
Ketika Anda melihat genangan air dengan jentik nyamuk yang mengambang
dengan posisi horizontal atau mengikuti permukaan air, bisa diperkirakan itu
adalah jentik nyamuk Anopheles. (Makarim, 2022)
KESIMPULAN :
SUMBER :
1. Makarim, d. F. (2022). Kenali nyamuk anopheles penyebab penyakit
malaria. Hallodok.
2. Na'imah, S. (2021). Mengenal ciri-ciri nyamuk malaria. hallosehat.
36
ORDO HEMIPTERA ( Cimex hemipterus )
2. Botol spesimen
2. Tissue
CARA KERJA :
37
7. Ektoparasit siap diawetkan dalam praparat kaca, kemudian dibubuhi
medium balsam kanada/entellan.
8. Disimpan dalam pemanas kaca preparate (slide warner) selama 2-3 hari
sampai kering.
9. Bila sudah kering, sekeliling kaca penutup diberi lapisan kuteks.
10. Bagian ujung kaca objek diberi data specimen pada kertas label.
Cara kerja pemeriksaan
1. Sediakan spesies dari kutu busuk dewasa (Cimex hemipterus ).
2. Selanjutnya dilakukan pengamatan dibawah mikroskop compound.
3. Amati keseluruhan morfologi tubuh (Cimex hemipterus ).
4. Amati juga bagian tubuh yang membedakan Cimex hemipterus jantan
dan betina.
5. Perhatikan dan gambarkan hasil pengamatan yang didapat.
PENGAMATAN :
(Betina) (jantan)
PEMBAHASAN :
Kutu busuk adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae. Kutu busuk
dikenal sebagai spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas
lainnya. Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat
tidur.Kutu busuk biasa tinggal dan bertelur di lipatan tempat tidur atau bantal dan
38
tempat-tempat tersembunyi lainnya. Kutu busuk bisa menggigit tanpa disadari
korbannya, biasanya ia akan agresif pada malam hari. ia akan menimbulkan bekas
gigitannya yang berupa bentol dan terasa gatal serta panas pada korbannya.
Serangga parasit ini bisa menimbulkan penyakit ruam-ruam, efek psikologis, dan
gejala alergi. Hewan ini beraroma tidak sedap dan sangat menyengat di hidung.
Kutu Busuk atau Bed bug, Cimex hemipterus, adalah serangga yang amat
mengganggu manusia karena menghisap darah (umumnya di tempat tidur, kursi
atau sofa). Darah diperlukan untuk kehidupan kutu busuk sejak menetas, menjadi
nimfa, berganti kulit beberapa kali (setiap berganti kulit harus menghisap darah)
dan menjadi dewasa. Setiap ekor kutu busuk betina akan bertelur sekitar 200 butir
(3-4 butir telur setiap harinya). Dalam 5 bulan kutu busuk mencapai dewasa
(dengan ukuran 6-10 mm) dan dapat hidup sampai 10 bulan. (Analis kesehatan,
2014)
KESIMPULAN :
39
penuh, dan hampir tidak ada informasi tentang serangan kutu busuk dalam kurun
waktu 1980-2000.
Tetapi akhir-akhir ini, terutama dalam 3-5 tahun terakhir, kutu busuk mulai
menjadi masalah, banyak ditemukan di hotel berbintang, losmen asrama, dan
sedikit di rumah tinggal.
SUMBER :
40
ORDO DYCTIOPTERA ( KECOA/LIPAS)
HARI / TANGGAL :
2. Alat bedah
3. petridish
4. Pipet tetes
2. Tissue
41
Cara kerja pemeriksaan
1. Sediakan spesies dari kecoa/lipas mulai dari telur (ooteka), nimfa dan
imago.
2. Selanjutnya dilakukan pengamatan dibawah mikroskop compound.
3. Amati keseluruhan morfologi tubuh Periplaneta americana dan Blatella
germanica.
4. Amati juga bagian tubuh yang membedakan kecoa jantan dan betina.
5. Perhatikan dan gambarkan hasil pengamatan yang didapat.
PENGAMATAN :
42
PEMBAHASAN :
Kecoa merupakan salah satu insekta yang berperan sebagai vektor penyakit
yang banyak ditemukan dalam rumah, gedung-gedung, termasuk dalam restoran
ataupun rumah makan. Kecoa dapat mengkontaminasi makanan manusia dengan
membawa agent berbagai penyakit yang berhubungan dengan pencernaan seperti
diare, demam typoid, disentri, virus hepatitis a, polio dan kolera.
Kecoa rumah adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-
ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum yang dilengkapi dengan
sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang,
dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik,
berwarna coklat sampai coklat tua (Robby, 2012). Kecoa memiliki 3 bagian tubuh
utama yaitu caput (kepala), thorax (dada) dan abdomen (perut). Pada segmen
thorak terdapat 3 pasang kaki dengan tipe alat kaki yang memiliki ukuran dan
bentuk yang sama dimana tipe alat kaki seperti ini digunakan untuk berlari
sedangkan tipe mulut kecoa adalah menggigit dan mengunyah. Kecoa Periplaneta
americana memiliki panjang sekitar 3,81 cm, berwarna coklat kemerahan,
memiliki tanda di dada, dan memiliki sayap sempurna. Kecoa betina mampu
menghasilkan kapsul telur yang panjangnya 79 cm dan lebarnya 46 cm setiap
minggunya. Kecoa rumah betina biasanya membawa sebuah kapsul telur sekitar
sehari lalu kemudian disimpan di tempat yang aman. Masa inkubasi berlangsung
selama 1-2 bulan. Nimfa Periplaneta americana dengan nimfa Blatta orientalis
sulit dibedakan. Namun nimfa Periplaneta americana lebih kecil, berwarna coklat
kemerahan dan belum memiliki sayap sempurna. (Harahap, 2011)
Kecoa merupakan hama yang tidak disukai, hal ini berkaitan dengan kesan
kotor, menjijikkan, menimbulkan bau busuk, vektor beberapa penyakit dan
menyebabkan reaksi alergi terhadap manusia.2 Kecoa juga dapat menyebabkan
keracunan makanan karena membawa patogen di tubuhnya seperti Salmonella,
Staphylococcus, Streptococcus, Coliform dan bakteri patogen lainnya. Kecoa
menjadi harbor (tempat hidup) dan transmitter patogen penyakit karena kecoa
43
dapat makan apa saja, termasuk sisa makanan dibuang di dapur dan di kotak
sampah. Kecoa secara mekanis dapat mentransfer kuman dengan berjalan di atas
piring dan peralatan makan.3 Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa infestasi
kecoa dapat menyebabkan stres psikologis manusia dan stigma bahwa infestasi
kecoa dapat mengubah perilaku manusia, seperti entomofobia.4,5 Kecoa
Periplaneta americana merupakan jenis kecoa yang paling banyak terdapat di
lingkungan pemukiman di Indonesia. Perkembangbiakan Periplaneta americana
relatif tinggi, dihasilkan rata-rata satu ooteka perminggu sampai kira-kira yang
dihasilkan sejumlah 15-90 ooteka. Setiap ooteka berisi sekitar 15 butir telur.1
Untuk menghindari adanya kontak antara manusia dengan kecoa dan mencegah
timbulnya penyebaran penyakit, maka sangat diperlukan pengendalian vector
kecoa. Sehingga peluang kecoa menjadi vektor mekanik dapat diminimalisir.
Pengendalian kecoa dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti secara sanitasi,
biologis, mekanis atau kimiawi. Pada umumnya cara kimiawi lebih banyak
dilakukan oleh masyarakat seperti penyemprotan atau pengasapan karena dinilai
lebih praktis.6 Pengendalian vektor penyakit dengan menggunakan insektisida
masih jadi prioritas utama yang dilakukan baik pemerintah maupun masyarakat.
Maka perlu dicari model pengendalian secara kimia dengan metode yang lain
yang bisa digunakan sewaktu-waktu. (Arifah, Hestiningsih, & Rahadian, 2016)
KESIMPULAN :
Pada segmen thorak terdapat 3 pasang kaki dengan tipe alat kaki yang
memiliki ukuran dan bentuk yang sama dimana tipe alat kaki seperti ini digunakan
untuk berlari sedangkan tipe mulut kecoa adalah menggigit dan mengunyah.
Kecoa merupakan hama yang tidak disukai, hal ini berkaitan dengan kesan kotor,
menjijikkan, menimbulkan bau busuk, vektor beberapa penyakit dan
menyebabkan reaksi alergi terhadap manusia.2 Kecoa juga dapat menyebabkan
keracunan makanan karena membawa patogen di tubuhnya seperti Salmonella,
Staphylococcus, Streptococcus, Coliform dan bakteri patogen lainnya.
44
Kecoa menjadi harbor (tempat hidup) dan transmitter patogen penyakit
karena kecoa dapat makan apa saja, termasuk sisa makanan dibuang di dapur dan
di kotak sampah. Kecoa secara mekanis dapat mentransfer kuman dengan berjalan
di atas piring dan peralatan makan.3 Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa
infestasi kecoa dapat menyebabkan stres psikologis manusia dan stigma bahwa
infestasi kecoa dapat mengubah perilaku manusia, seperti entomofobia.4,5 Kecoa
Periplaneta americana merupakan jenis kecoa yang paling banyak terdapat di
lingkungan pemukiman di Indonesia.
SUMBER :
45
DAFTAR PUSTAKA
46
6. ORDO DIPTERA ( NYAMUK Culex)
Anonim. (2002). Telur nyamuk culex.
Anonim. (2010). Peran Culex quinquefasciatus.
Borror dkk, B. (1992). Identifikasi nyamuk culex famili culicidae.
Dinata. (2009). Perilaku Culex quinquefasciatus.
Kardinan. (2003). Pupa nyamuk culex.
Matsumura. (1985). Ciri dari larva nyamuk Culex .
Matsumura. (1985). Ciri-ciri nyamuk Culex dewasa .
Metcalff. (1985). Siklus hidup Culex quinquefasciatus .
Setiawati. (2000). Identifikasi nyamuk culex quinquefasciatus.
47