Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIkUM PARASITOLOGI 2

“Slide Preparat Mounting dengan Pewarnaan”

DOSEN PENGAMPU :

1. Anindita Riesti Retno A., S.Si., M.Si.


2. Rinza Rahmawati S., S.Pd., M.Si.
3. Vella Rohmayani, S.Pd., M.Si.

DISUSUN OLEH:

Siti Nurul Azizah (20190662029)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

D3 TEKNIK LABORATORIUM MEDIK

UNIVERSUTAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2020-2021

SLIDE PREPARAT MOUNTING DENGAN PEWARNAAN


DASAR TEORI

Pembuatan preparat awetan ekstoparasit sangat penting dan perlu dilakukan oleh
tenaga laboratorium, dapat digunakan untuk mengamati morfologi dari jenis ekstoparasit
yang dapat menginvasi ke manusia. Dengan adanya sediaan permanen diharapkan dapat
menambah pengetahuan tentang isi atau organisme yang ada pada sediaan tersebut dan dapat
menambah keterampilan dalam pembuatan sediaan permanen di bidang kesehatan, karena
pembuatan sediaan dengan kualitas yang baik sangat penting bagi laboratorium agar
mendapat hasil yang akurat. Dalam pembuatan sediaan permanen ekstoparasit, dibutuhkan
beberapa teknik yang harus dilakukan. Teknik tersebut diawali dengan perndaman dalam
KOH 10% selama 1-10 jam tergantung tebalnya lapisan kitin kulit serangga, proses dehidrasi,
proses clearing, dan terakhir proses mounting (Soedarto, 2008).

Kutu merupakan serangga ektoparasit obligat karena seluruh hidupnya berada pada
dan tergantung pada tubuh inangnya. Oleh karena itu secara morfologi kutu ini sudah
beradaptasi dengan cara hidupnya, misalnya dengan tidak memiliki sayap, sebagian besar
tidak bermata, bentuk tubuh yang pipih dorsoventral, bagian mulut disesuaikan untuk
menusuk-isap atau untuk mengunyah, dan memiliki enam tungkai atau kaki yang kokoh
dengan kuku yang besar pada ujung tarsus yang bersama dengan tonjolan tibia berguna untuk
merayap dan memegangi bulu atau rambut inangnya.

Kebanyakan ahli Amerika menempatkan kutu dalam dua ordo yaitu Anoplura dan
Mallophaga, sedangkan ahli-ahli dari Inggris, Jerman dan Australia menempatkan dalam satu
ordo tunggal yaitu Phthiraptera dengan sub ordo Anoplura (kutu penghisap), Mallophaga
(kutu pengigit) dan Rhynchophthirina (kutu gajah).

TUJUAN

a. Untuk identifikasi, mengetahui morfologi dari serangga.


b. Diberi pewarnaan, supaya lebih awet
c. Untuk koleksi

ALAT

a. Obyek glass
b. Cover glass
c. Tabung reaksi
d. Beaker glass
e. Cawan petridish
f. Pipet tetes

REAGEN

a. NaOH atau KOH 10 %


b. Alcohol 95 % atau 96 %
c. Alcohol 95% + Xylol (perbandingan sama, 1:1)
d. Xylol
e. Aquadest
f. Acid fucshin

BAHAN

Kutu terdiri dari kutu rambut manusia (Pediculus humanus) dank utu kucing
(Ctenocephalides felis).

PROSEDUR

1. Di masukkan serangga yang sangat kecil dan tubuhnya berpigmen kedalam tabung
reaksi yang telah berisi NaOH 10%.
2. Didihkan pada beaker glass atau panic dengan air mendidih selama 1-10 jam atau
sampai terjadi perubahan warna (NaOH 10% jadi keruh) dan serangga jadi transparan.
Sehingga tergantung pada tebal tipisnya pigmen serangga namun tidak boleh sampai
kering.
3. Saring serangga dengan kertas saring.
4. Cuci serangga dengan aquadest dalam petridisk dua kali.
5. Rendam serangga dalam alcohol 95% (dalam petridisk) selama 3-5 menit.
6. Rendam serangga dalam acid fuchsin selama 30 menit.
7. Rendam lagi dalam alcohol 95% selama 3 menit.
8. Masukkan serangga dalam alcohol Ana (alcohol 95% + xylol) selama 3 menit.
9. Dan terakhir rendam serangga dalam xylol selama 1 menit.
10. Buat preparat dengan obyek glass dan cover glass lalu amati dibawah mikroskop
M=10 X
11. Jika telah didapatkan bentuk serangga yang bagus dibawah mikroskop maka letakkan
cover glass dengan obyek glass memakai entellant.

HASIL PENGAMATAN

No Gambar preparat Keterangan


.
1.

Kutu kucing ( Ctenocephalides felis )


2.

Kutu rambut ( Pediculus humanus )

PEMBAHASAN

Pediculus humanus capitis atau kutu kepala merupakan ektoparasit obligat, ditemukan pada
kulit kepala yang dapat menyebabkan infeksi dan ditularkan melalui kontak fisik (Yousefi, et al.,
2012). P.h. capitis termasuk parasit yang menghisap darah (hemophagydea) dan menghabiskan
seluruh siklus hidupnya pada manusia (Hardiyanti, 2016). Taxonomi P.h. capitis adalah sebagai
berikut (Pratiwi, 2017).

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insekta Ordo : Pthiraptera Sub ordo : Anoplura
Family : Pediculidae Genus : Pediculus Species : Pediculus humanus capitis Morfologi P.h. capitis
memilki ciri bentuk tubuh pipih dosoventral, memiliki ukuran tubuh 1,0 – 1,5 mm, berwarna kuning
kecoklatan atau putih abuabu, kepala avoid bersudut, abdomen terdiri dari 9 ruas, dan badan
bersegmen. Sepasang mata sederhana terletak pada kepala di sebelah lateral, dengan sepasang
antena pendek yang terdiri atas 5 ruas dan probosis. P.h. capitis memiliki tipe mulut tusuk hisap
yang dapat memanjang. P.h. capitis juga memiliki tiga pasang kaki dan tidak memiliki sayap
(Hardiyanti, 2016). P.h. capitis jantan memiliki panjang tubuh kira – kira 2 mm, dengan bentuk alat
kelamin seperti huruf “V”. Sedangkan pada P.h. capitis betina memilki panjang tubuh kira –kira 3 mm
dan bentuk alat kelaminnya seperti huruf “V” terbalik. P.h. capitis betina mempunyai lubang kelamin
di tengah bagian dorsal pada abdomen terakhir. Selama hidupnya P.h. capitis bertelur sekitar 140
butir (Setiyo, 2007).

DAFTARPUSTAKA
http://prosiding.unimus.ac.id/index.php/mahasiswa/article/viewFile/140/143

https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fuptklimaks.blogspot.com
%2F2012%2F04%2Fkutu-
pinjal.html&psig=AOvVaw3AQdkT3EaQsJmXWrEN3fjE&ust=1617126674564000&source
=images&cd=vfe&ved=0CA0QjhxqFwoTCPjerMWI1u8CFQAAAAAdAAAAABAK

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F
%2Fbahasainggrismudahsite.wordpress.com%2F2018%2F02%2F28%2Fteks-deskriptif-kutu-
kucing-ctenocephalisdae-felis-full-deskripsi-kutu-kucing-makanan-kutu-kucing-habitat-kutu-
kucing-gambar-kutu-kucing-kehidupan-kutu-kucing-klasifikasi-kutu-kucing-morfolo
%2F&psig=AOvVaw3AQdkT3EaQsJmXWrEN3fjE&ust=1617126674564000&source=ima
ges&cd=vfe&ved=0CA0QjhxqFwoTCPjerMWI1u8CFQAAAAAdAAAAABAQ

Anda mungkin juga menyukai