Disusun oleh:
Nama : Witria Asran
NIM : P07131322078
Kelompok : 4 (Empat)
Pembahasan : jadi Bentuk morfologi dari kutu kepala adalah pipih dorsoventral,
berukuran 2 – 3 mm, berwarna abu-abu Tubuh dibagi menjadi 3 bagian
antara lain : chepalus, thorax, dan abdomen Pada bagian chepalus atau
kepala terdapat 1 pasang antena terdiri dari 5 ruas besar, 1 pasang
mata, dan 1 alat tusuk atau proboscis Pada bagian thorax atau dada ada
3 pasang kaki yang terletak pada prothorax 1 pasang, mesothorax 1
pasang, dan metathorax 1 pasang, tidak mempunyai sayap, otot thorax
tidak kelihatan jelas Pada bagian abdomen atau perut ada 9 ruas
abdomen, terdapat lubang pernapasan atau spirakel yang terlihat jelas
Alat kelamin jantan berbentuk seperti ujung tombak disebut aedeagus
Alat kelamin betina berbentuk seperti huruf V terbalik disebut porus
genitalis atau lubang kelamin. Pediculus humanus capitis hanya hidup
di kepala manusia pada daerah kulit atau rambut kepala terutama
dibagian belakang kepala dan dekat telinga. Peletakan telur pada
pangkal rambut yang sangat dekat dengan kulit kepala. Makanannya
darah kepala manusia. Pergerakannya sangat cepat.
Kesimpulan : Kutu rambut adalah parasit kecil yang ditemukan di kulit kepala dan
mempunyai kemampuan untuk mengisap darah di kepala. Parasit yang
dalam bahasa medis disebut juga pediculosis ini, merupakan penyakit
yang sangat umum dengan estimasi jumlah kasus sebanyak 6-12 juta
per tahun
Hasil :
Daftar Pustaka : mawaddah nurul. 2021. Pembuata sampo anti kutu rambut dari ekstrak
daun jeruk nipid (Citrus aurantifolia). Makassar. Endah sri hartatik.
Malang.UB Press.
LAPORAN PINJAL KUCING (Ctenocephalides felis)
Pembahsan : Jadi, pinjal kucing (Ctenocephalides felis) ini termasuk dalam keluarga
Pulicidae. Mereka adalah parasit luar yang menginfeksi inangnya dengan
cara menghisap darah. Proses hidup pinjal melibatkan empat tahap: telur,
larva, pupa, dan imago (dewasa). Jadi, begitu telur menetas, larva keluar dan
mencari tempat yang aman, seperti celah-celah di rumah atau tempat tidur
kucing, untuk tumbuh dan berkembang. Larva kemudian berubah menjadi
pupa, yang bisa hidup dalam kondisi tidak menguntungkan untuk waktu yang
lama. Mereka menunggu sinyal, seperti getaran atau panas, untuk keluar dari
pupa dan mencari inang. Setelah itu, mereka menjadi dewasa yang haus
darah dan siklus dimulai lagi. Salah satu alasan pinjal bisa jadi masalah
serius adalah kemampuannya untuk berkembang biak dengan cepat. Seekor
pinjal betina bisa menghasilkan ribuan telur selama hidupnya, dan itu artinya
populasi pinjal bisa dengan cepat melonjak. Mengontrol pinjal melibatkan
tindakan preventif dan pengobatan. Perawatan rutin kucing, membersihkan
lingkungan, dan penggunaan obat antiparasit adalah bagian dari strategi
pengendalian. Pemahaman yang baik tentang siklus hidup pinjal juga penting
untuk menghentikan siklus mereka sejak dini.
Kesimpulan : Pinjal kucing (Ctenocephalides felis) adalah parasit luar yang merupakan
anggota keluarga Pulicidae. Siklus hidupnya melibatkan empat tahap: telur,
larva, pupa, dan imago (dewasa). Mereka menginfeksi inangnya, dalam hal
ini kucing, dengan menghisap darah. Perawatan kucing yang baik,
pembersihan lingkungan secara rutin, dan penggunaan obat antiparasit dapat
membantu mencegah dan mengatasi infestasi. Penting untuk memahami
siklus hidup pinjal agar strategi pengendalian bisa efektif. Mengingat
kemampuan reproduksi yang cepat, tindakan preventif menjadi kunci untuk
mencegah infestasi yang parah. Kesadaran pemilik kucing dan perawatan
yang konsisten dapat membantu menjaga kesehatan kucing dan lingkungan
mereka.
Hasil :
Daftar Pustaka :
Ahmad, I., Sriwahjuningsih, S. Astari, R. E. Putra and A. D. Permana. 2009. Monitoring Pyrethroid
Resistance in Field Collected Blattella germanica Linn. (Dictyoptera:
Blattellidae) in Indonesia. Entomological Research. 39: 114-118.
LAPORAN KUTU BUSUK (Cimex hemipterus)
Cara kerja :1.Sediakan spesies kecoa Periplaneta americana mulai dari telur
(ooteka),nimfa dan imago.
2.Sepanjutnya dilakukan pengamatan dibawah mikroskop.
3. Amati keseluruhan morfologi tubuh Periplaneta americana.
4. Amati juga bagian tubuh yang membedakan kecoa jantan dan betina.
Gambar/hasil :
Hasil pengamatan:
TELUR
LARVA
PUPA
SPIRAKEL
Kesimpulan : Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa untuk standar identifikasi
suatu spesies dapat dilakukan dengan identifikasi berdasarkan morfologi
lalat.lalat musca domestica atau disebut lalat rumah adalah spesies lalat
yang paling umum ditemukan dirumah.lalat dewasa berwarna abu abu
sampai hitam,dengan empat garis gelap memanjang di toraks,badan yang
paling sedikit berambut dan sepasang sayam membran.
Daftar Pustaka : 1. Amano K. 1985. Perkembangbiakan lalat rumah, Musca domestica ,
(Diptera; Muscidae) pada kotoran segar sapi yang diberi makan rumput
padang rumput. Zoologi Entomologi Terapan 20: 143-150.
2. Barnard DR, Geden CJ. 1993. Pengaruh kepadatan larva dan suhu
kotoran unggas terhadap perkembangan lalat rumah (Diptera: Muscidae).
Entomologi Lingkungan 22: 971-977.
3. Bishoff FC, Dove WE, Parman DC. 1915. Catatan tentang poin-poin
tertentu yang penting secara ekonomi dalam biologi lalat rumah. Jurnal
Entomologi Ekonomi 8: 54-71.
LAPORAN NYAMUK (Aedes agypti)
Landasan teori :
1. Secara teoritis nyamuk Aedes tidak suka bertelur digenangan air yang
langsung bersentuhan dengan tanah atau air kotor. Genangan yang disukai
sebagai tempat perindukan nyamuk ini berupa genangan air yang
tertampung di suatu wadah yang biasanya disebut kontainer atau tempat
penampungan air bersih.5 Namun demikian, beberapa penelitian
menunjukkan adanya perubahan perilaku berkembang biak nyamuk tersebut.
Hadi (2006) membuktikan bahwa nyamuk Aedes aegypti mampu hidup dan
berkembang biak pada campuran kotoran ayam, kaporit dan air sabun.6
Amalia (2009)
2. Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang dapat membawa virus Dengue yang
menyebabkan penyakit demam berdarah yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk genus Aedes. Nyamuk Aedes Aegypti saat ini masih menjadi vector
atau pembawa penyakit demam berdarah yang utama. Selain dengue, Aedes
Aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning ( yellow fever ) dan
chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua
daerah tropis di seluruh dunia ( Indira dkk, 2017 ).
Cara kerja :
1. Sediakan spesies Nyamuk Aedes aegypti mulai telur, larva, pupa, imago
4. Amati juga bagian tubuh yang membedakan nyamuk jantan dan betina
5. Perhatikan dan lengkapi table berikut ini dengan hasil pengamatan praktikan
Pembahasan :
Nyamuk Aedes aegypti adalah spesies nyamuk yang dikenal sebagai vektor
utama penularan virus dengue, chikungunya, Zika, dan demam kuning
urbana pada manusia. Nyamuk ini memiliki ciri-ciri yang dapat dibedakan
dari jenis nyamuk lain, seperti warna tubuh hitam dengan bercak putih di
bagian punggung dan kaki. Aedes aegypti adalah nyamuk yang terutama aktif
pada pagi dan senja, meskipun mereka dapat menggigit kapan saja sepanjang
hari. Nyamuk betina Aedes aegypti menyukai darah manusia sebagai sumber
protein untuk perkembangan telurnya. Mereka juga memiliki kecenderungan
untuk berkembang biak di tempat-tempat dengan air bersih yang tergenang,
seperti bak mandi, pot bunga, dan wadah air lainnya di sekitar pemukiman
manusia. Ketika nyamuk Aedes aegypti menggigit seseorang yang terinfeksi
virus, mereka dapat menjadi vektor untuk mentransmisikan virus tersebut ke
orang lain melalui gigitan berikutnya. Oleh karena itu, pengendalian populasi
nyamuk Aedes aegypti dan tindakan pencegahan gigitan nyamuk menjadi
sangat penting dalam upaya pencegahan penularan penyakit yang disebarkan
oleh nyamuk ini.
Kesimpulan :
2. Ciri Khas: Nyamuk ini dapat dikenali berdasarkan ciri-ciri fisiknya, termasuk
tubuh hitam dengan bercak putih di bagian punggung dan kaki.
4. Aktivitas dan Habitat: Aktif terutama pada pagi dan senja, nyamuk ini
berkembang biak di tempat-tempat dengan air bersih yang tergenang di
sekitar pemukiman manusia.
Hasil/ Gambar :
Telur Aedes aegypti
Adelina Baiq, dkk. Efektivitas Cairan Kristaloid dan Koloid Pasien Demam
Berdarah Anak di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. JurnalFarmasi
Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia: 2580-8303. 5(1), 2018.
Larva
Nyamuk Aedes albopictus
Daftar Pustaka : 1. Panduan lengkap. 2002. Pencegahan & pengendalian dengue & demam
berdarah. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
2. Lounibos LP, Kramer LD. Invasifitas Aedes aegypti dan Aedes albopictus serta
kapasitas vektor virus Chikungunya. J Menginfeksi Dis. 2016;214:S453–8.
3. Sabchareon A, Wallace D, Sirivichayakul C, Limkittikul K, Chanthavanich P,
Suvannadabba S, dkk. Kemanjuran perlindungan dari vaksin demam berdarah
tetravalen CYD rekombinan yang dilemahkan secara hidup pada anak-anak
sekolah di Thailand: uji coba fase 2b yang dilakukan secara acak dan terkontrol.
Lanset. 2012;380:1559–67.
LAPORAN NYAMUK (Culex sp)
3.Amati juga bagian tubuh yang membedakan nyamuk jantan dan betina.
Hasil Pengamatan:
nyamuk culex sp
Pembahasan : Nyamuk Culex sp merupakan nyamuk yang banyak terdapat di sekitar kita.
Nyamuk Culex sp banyak di temukan di daerah tropis dan sub tropis,
khususnya di Indonesia. Di Indonesia nyamuk culex sp penyebarannya di
seluruh daerah adalah merata khususnya di daerah Sumatera, Jawa, Sulawesi,
Kalimantan, NTT, dan Irian jaya pemerataan penyebaran nyamuk Culex sp di
Indonesia karena habitat dari nyamuk culex sp. yang di temukan di daerah
persawahan dan di daerah kumuh di perkotaan. Nyamuk Culex sp yang
ditemukan diketahui sebagai vektor penyakit yang penting seperti, filariasis,
chikungunya dan Japanese B enchepalitis (Just emandkk,2016).
Kesimpulan: 1.Siklus hidup nyamuk culex ada 4 yaitu stadium telur, stadium larva, stadium
pupa, dan stadium dewasa.
2.Nyamuk culex dapat tumbuh dan berkembang di genangan air yang
berasaldari mata air seperti penampungan air yang dibuat untuk mengairi
kolam,untuk merendam bambu/kayu, mata air, bekas telapak kaki kerbau dan
kebunsalak.
3.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan nyamuk
Culex sp ada 2 yaitu faktor lingkungan fisik (meliputi suhu, kelembaban
udara,dan pencahayaan) dan faktor lingkungan biotik.
Daftar Pustaka :Prianto juni., et.al., 2006. Atlas parasitology kedokteran. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka utama
Dengen alvianus., S.T., M.T. 2022. Aplikasi mobile: pengidentifikasi nyamuk
malaria. Jawa Barat: CV. Adanu Abimata
Anies. 2006. Seri lingkungan dan penyakit manajemen berbasis lingkungan
solusi mencegah dan menanggulangu penyakit menular. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.