Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum Mata Kuliah Entomologi
Semester 3 Prodi DIII Analis Kesehatan
Disusun oleh :
WAHYU SETYONINGSIH
NIM. P07134118027
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang
Pediculus Humanus Capitis sebagai pemenuhan tugas praktikum mata kuliah
Entomologi. Penulis mengucapkan terima kasih atas peran semua pihak yang telah
membantu Penulis dalam menyelesaikan makalah ini terutama :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik
2. Siti Zainatun Wasilah, S.Si, M.Sc., selaku dosen mata kuliah entomologi.
3. Literatur yang ada di internet dan perpustakaan umum sebagai referensi
pembuatan makalah ini
4. Keluarga dan semua teman yang telah membantu dan memberi semangat
dalam pembuatan makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu diperlukan saran dan kritik yang membangun dalam makalah ini.
Semoga makalah mengenai Pediculus Humanus Capitis dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 2
D. Manfaat ................................................................................................... 2
A. Kesimpulan.............................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kutu termasuk dari ordo phithiraptera, yang ditandai dengan tubuh yang
pipih dorsoventral, tidak bersayap dan bagian tubuh terdiri dari kepala, toraks dan
abdomen. Ordo Phithiraptera mempunyai empat sub ordo yaitu subordo
Amblycera dan subordo ischnocera yang merupakan kelompok kutu penggigit
(tidak menghisap darah) dan umumnya ditemui pada hewan. Selain itu subordo
Rhynchophthirina dan subordo Anoplura merupakan kutu penggigit sekaligus
penghisap darah. Dari keempat subordo itu Anoplura merupakan subordo yang
mempunyai peranan yang penting dan berpengaruh bagi kesehatan dengan
spesiesnya antara lain Pediculus humanus capitis (kutu kepala), pediculus
humanus corporis (kutu badan), phthirus humanus pubis (kutu kemaluan).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kutu kepala (Pediculus humanus capitis) ?
2. Bagaimana taksonomi dari kutu kepala (Pediculus humanus capitis)?
3. Bagaiamana morfologi dari kutu kepala (Pediculus humanus capitis) ?
1
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kutu kepala (Pediculus humanus capitis) ?
2. Untuk mengetahui taksonomi dari kutu kepala (Pediculus humanus capitis)?
3. Untuk mengetahui morfologi dari kutu kepala (Pediculus humanus capitis) ?
4. Untuk mengetahui siklus hidup dari kutu kepala (Pediculus humanus capitis)
?
5. Untuk mengetahui peranan medik dari kutu kepala (Pediculus humanus
capitis) ?
6. Untuk mengetahui pengobatan dari kutu kepala (Pediculus humanus capitis) ?
7. Untuk mengetahui pencegahan dari kutu kepala (Pediculus humanus capitis)?
D. Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah kutu kepala (Pediculus humanus capitis)
adalah mahasiswa dan mahasiswi dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber
informasi mengenai kutu kepala (Pediculus humanus capitis) dan sebagai
tambahan bahan ajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kutu Kepala (Pediculus Humanus Capitis)
3
4
hospes lain. Mudah ditularkan melalui kontak langsung atau dengan perantara
barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya sisir, sikat rambut, topi dan
lain-lainnya. Kutu ini sangat banyak ditemukan di antara anak-anak sekolah,
terutama pada gadis-gadis yang kurang menjaga kebersihan rambut kepala.
D. Siklus Hidup
Lingkaran hidup kutu kepala (Pediculus humanus capitis) merupakan
metamorfosis tidak lengkap, yaitu telur-nimfa-dewasa. Telur diletakkan pada
rambut dan dengan erat melekat pada rambut atau serabut pakaian.
6
Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10 hari pada suhu 21 –
36oC sesudah dikeluarkan oleh induk kutu kepala. Sesudah mengalami 3 kali
pergantian kulit, nimfa akan berubah menjadi kutu kepala dewasa dalam waktu 7-
14 hari. Dalam keadaan cukup makanan, kutu kepala dewasa dapat hidup selama
30 hari. Akan tetapi, kutu kepala tidak dapat hidup tanpa darah dalam waktu 15-
20 jam.
Kutu tidak bisa melompat atau terbang, tetapi dapat merangkak. Terdapat
laporan bahwa menyisir rambut kering dapat lebih mengeluarkan kutu dewasa
dari kulit kepala. Kutu kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah
dari satu hospes ke hospes lain. Penelitian mengungkapkan bahwa kutu dapat
berpindah antar sarung bantal pada malam hari, tetapi insiden rendah, hanya
sekitar 4%. Kutu kepala ini dapat bertahan 10 hari pada suhu 5 oC tanpa makan,
7
dapat menghisap darah untuk waktu yang lama, mati pada suhu 40 oC. Panas yang
lembab pada suhu 60oC memusnahkan telur dalam waktu 15-30 menit. Kutu
rambut kepala mudah ditularkan melalui kontak langsung atau dengan perantara
barang-barang yang dipakai bersama-sama, misalnya sisir, sikat rambut, topi dan
lain-lain.
1. Tempat perindukan
Tempat-tempat yang disukainya adalah rambut pada bagian belakang
kepala. Telur dari kutu ini lebih mudah ditemukan terutama pada tengkuk dan
bagian belakang kepala. Pada infeksi berat, helaian rambut akan melekat satu
dengan yang lainnya dan mengeras, dapat ditemukan banyak kutu kepala dewasa,
telur (nits) dan eksudat nanah yang berasal dari gigitan yang meradang. Infeksi
mudah terjadi dengan kontak langsung. Pencegahan dilakukan dengan menjaga
kebersihan kepala.
2. Kebiasaan makan
Kutu dewasa dan nimfa mendapatkan makanannya dengan menghisap darah
manusia. Kutu makan dengan cara menggigit melalui kulit dan menyuntikkan air
liur untuk mencegah darah dari pembekuan, kemudian mengisap darah ke saluran
pencernaan. Penghisapan darah dapat terjadi dalam jangka waktu lama jika kutu
tersebut tidak terganggu.Sementara itu, ketika makan, kutu dapat mengeluarkan
kotoran berwarna merah gelap pada kulit. Lesi pada kulit kepala disebabkan oleh
tusukan kutu rambut pada waktu menghisap darah. Lesi sering ditemukan di
belakang kepala atau kuduk. Air liur yang merangsang menimbulkan luka merah
dan rasa gatal yang hebat. Diagnosis ditegakkan jika terdapat rasa gatal-gatal
yang hebat dengan bekas-bekas garukan dan dipastikan jika ditemukan Pediculus
humanus capitis dewasa, nimfa dan telurnya.
pada kulit yang disebabkan oleh air liur kutu yang dikeluarkan pada waktu
mengisap darah. Gejala utama dari manifestasi tungau kepala ialah rasa
gatal,namun sebagian orang asimtomatik dan dapat sebagai karier. Masa inkubasi
sebelum terjadi gejala sekitar 4-6 minggu. Tungau dan telur (nits) paling banyak
terdapat di daerah oksipital kulit dan retroaurikuler.
Ciri khas terjadinya gigitan kutu adalah terbentuknya papula (benjolan kulit)
yang berwarna merah disertai dengan gatal-gatal, kulit akan membengkak disertai
dengan pembentukan cairan. Jika penderita menggaruk kulit bekas gigitan kutu
dapat terjadi infeksi sekunder yang dapat mengakibatkan pustula, krusta dan
proses penanahan.
Gambar 3. Gambaran klinis pediculosis capitis: A.Ruam pada tengkuk dan regio
oksipital kulit kepala; B.Ruam serta terlihat banyak telur yang menempel di rambut
daerah retroaurikuler dan oksipital
putih, tetapi dapat berubah menjadi hitam gelap bila embrio di dalamnya
mati. Gigitan dari kutu dapat menghasilkan kelainan kulit berupa eritema,
makula dan papula, tetapi pemeriksa seringnya hanya menemukan eritema
dan ekskoriasi saja. Ada beberapa individu yang mengeluh dan menunjukkan
tanda demam serta pembesaran kelenjar limfa setempat.
12
13
Pengobatan kutu kepala dapat dilakukan dengan Shampo Lidane 1%, Selep
Lindang, (BHC 10%), bedak DDT 10% dan Peditox atau Hexachlorocyclohexane
0,5%. Sedangkan pencegahannya dengan menjaga rambut agar selalu bersih dan
sehat.
B. Saran
Untuk mempelajari kutu kepala (Pediculus humanus capitis) dibutuhkan
ilmu pengetahuan tentang kutu kepala dalam kehidupan. Pertama kenali dan
pahami morfologi dan siklus hidupnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan
penulis untuk lebih baik ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://medlab.id/pediculus-humanus-capitis-kutu-kepala/ diakses pada tangggal 24
Oktober 2019 pukul 7.37 WIB.
Prianto, Juni. dkk. 2003. ATLAS PARASITOLOGI KEDOKTERAN. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sembel, Dantje T. 2009. ENTOMOLOGI KEDOKTERAN. Yogyakarta : CV Andi
Offset.
Soedarto. 2011. BUKU AJAR PARASITOLOGI KEDOKTERAN. Jakarta : CV Sagung
Seto.
14