Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PARASITOLOGI II

KUTU KEPALA, BADAN, DAN KELAMIN

Disusun Oleh:
Ajeng Natalia. N
Arlinda
Diana Putri
Dzihni Nadhifatul. A
Haerunisa Ardianti
Maulyddina Utami
Nina Novia Zahra
Shabilla Endah. P
Windi Septiani

TLM 2B
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai Kutu Kepala, Badan, dan
Kelamin ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Parasitologi II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Kutu Kepala, Badan, dan Kelamin bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 9 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kutu Kepala............................................................................................................... 2
B. Kutu Badan................................................................................................................. 7
C. Kutu Kelamin............................................................................................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kutu manusia merupakan parasit yang hidup dengan cara menghisap darah
manusia dan hidup di daerah rambut, badan maupun kemaluan. Kutu manusia
menimbulkan rasa tidak nyaman di bagian yang telah dihisap darahnya berupa rasa
gatal. Kutu yang hidup di daerah rambut merupakan kutu rambut (Pediculus
Humanus Capitis). Sedangkan kutu yang hidup di badan merupakan kutu badan
(Pediculus Humanus Corporis). Kedua spesies kutu ini masih berada dalam satu
family sehingga memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda. Sedangkan kutu
pubis (Pthirus Pubis) berasal dari family yang berbeda dan memiliki bentuk seperti
kepiting (crab). Kutu rambut dan kutu pubis manifestasinya berupa rasa gatal dan
infeksi sekunder. Sedangkan kutu badan dapat menyebabkan beberapa penyakit
seperti demam Typus. Sehingga penting untuk mengetahui identifikasi kutu manusia,
karakteristik, kebiasaan hidup serta cara mencegahnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kutu kepala?
2. Apa yang dimaksud dengan kutu badan?
3. Apa yang dimaksud dengan kutu kelamin?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang kutu kepala
2. Untuk mengetahui tentang kutu badan
3. Untuk mengetahui tentang kutu kelamin

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kutu Kepala (Pediculus humanus capitis)

Gambar 1 Pediculus Humanus Capitis (Kutu Rambut)

Sumber: https://www.cdc.gov/dpdx/pediculosis/index.html
a. Klasifikasi

Phylum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Phthiraptera
Sub Ordo : Anoplura
Famili : Pediculidae
Genus : Pediculus
Spesies : Pediculus humanus. Capitis.

2
b. Morfologi

Gambar 2Morfologi Pediculus Humanus Capitis (A).Antena, (B).Kuku tarsus, (C).Mata, (D).Forns,
(E).Tibia (F).Thorax, (G).Spirakle, (H).Segmen Abdomen, (I).Lempeng pleural dengan spirakle
abdomen.
Sumber: https://www.scribd.com/document/260938356/Pediculus-Humanus-Capitis
1) Kutu Rambut Dewasa
Kutu rambut dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna putih abu-
abu, kepala ovoid bersudut, abdomen terdiri dari 9 ruas, Thorax dari khitir
seomennya bersatu. Pada kepala tampak sepasang mata sederhana disebelah lateral,
sepasang antenna pendek yang terdiri atas 5 ruas dan proboscis, alat penusuk yang
dapat memanjang. Tiap ruas thorax yang telah bersatu mempunyai sepasang kaki
kuat yang terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait yang
berhadapan dengan tinjolan tibia untuk berpegangan erat pada rambut.
Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf
“V”. Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin berbentuk seperti
huruf “V” terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang kelamin di

3
tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut
selama melekatkan telur. Jumlah telur yang diletakkan selama hidupnya
diperkirakan 140 butir.
2) Nimfa
Nimfa berbentuk seperti kutu rambut dewasa, hanya bentuknya lebih kecil.
3) Telur

Gambar 3 Telur Pediculus Humanus Capitis Berisi Nimfa

Sumber: https://www.cdc.gov/dpdx/pediculosis/index.html

Gambar 4 Telur Pediculus Humanus Capitis Kosong

Sumber:https://www.cdc.gov/dpdx/pediculosis/index.html

4
Telur berwarna putih mempunyai oper culum 0,6-0,8 mm disebut
“nits”. Bentuknya lonjong dan memiliki perekat, sehingga dapat melekat
erat pada rambut. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10
hari.
c. Siklus Hidup
Lingkaran hidup kutu rambut merupakan metamorfosis tidak
lengkap, yaitu telur-nimfa-dewasa. Telur akan menetas menjadi nimfa
dalam waktu 5-10 hari sesudah dikeluarkan oleh induk kutu rambut.
Sesudah mengalami 3 kali pergantian kulit, nimfa akan berubah menjadi
kutu rambut dewasa dalam waktu 7-14 hari. Dalam keadaan cukup
makanan kutu rambut dewasa dapat hidup 27 hari lamanya.

Gambar 5 Siklus Hidup Pediculus Humanus Capitis


Sumber: https://www.scribd.com/document/260938356/Pediculus-Humanus-Capitis

Telur : telur kutu rambut berukuran 0,8 – 0,3 mm dan berbentuk oval.
Telur diletakkan oleh betina dewasa pada pangkal rambut yang terdekat
dengan kulit kepala. Telur membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk
menetas (6 – 9 hari).

Nimpa : telur yang menetas akan berubah menjadi nimpa. Nimpa terlihat
seperti kutu dewasa tetapi berukuran lebih kecil. Nimpa akan menjadi
matang setelah 3 kali berubah dan menjadi dewasa dalam waktu 7 hari
setelah menetas.

Dewasa : Kutu dewasa berukuran kira – kira sebesar biji wijen, memiliki 6
buah kaki. Dewasa betina biasanya berukuran lebih besar dari jantan dan
dapat mengeluarkan 8 telur setiap hari. Untuk dapat bertahan hidup, kutu

5
dewasa harus menghisap darah beberapa kali sehari. Tanpa darah, kutu
dewasa akan mati dalam waktu 1 – 2 hari.

d. Patologi dan Gejala Klinik


Lesi pada kulit kepala disebabkan oleh tusukan kutu rambut pada
waktu menghisap darah. Lesi sering ditemukan di belakang kepala atau
kuduk. Air liur yang merangsang menimbulkan papula merah dan rasa
gatal yang hebat.
e. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan jika terdapat rasa gatal-gatal yang hebat
dengan bekas-bekas garukan dan dipastikan jika ditemukan Pediculus
humanus capitisdewasa, nimfa dan telurnya.
f. Penyakit yang ditimbulkan

Peduculosis adalah gangguan pada rambut kepala yang disebabkan


oleh infeksi kutu rambut, yang disebut Pediculus humanus
capitis atau Pediculus humanus var capitis (Ph.capitis). Pada dasarnya kutu
kepala tidak menyebabkan penyakit khusus, namun lesi kutan yang
ditimbulkan oleh gigitan Pediculus humanus capitismemberikan reaksi
yang sangat gatal. Menggaruk besar menambah peradangan dan karena
infeksi sekunder oleh bakteri terbentuklah pustel crusta dan proses
penanahan..
g. Cara penularan

Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah


berpindah dari satu hospes ke hospes lain. Mudah ditularkan melalui
kontak langsung atau dengan perantara barang-barang yang dipakai
bersama-sama. Misalnya sisir, sikat rambut, topi dan lain-lainnya.

Gambar 6 Cara Penularan Pediculus Humanus Capitis

Sumber: https://www.cdc.gov/dpdx/pediculosis/index.html

6
B. Kutu Badan (Humanus carporis)

Gambar 7 Pediculus Humanus Carporis

Sumber: https://www.cdc.gov/parasites/lice/body/index.html
a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Ercysozoa
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Hexapoda
Class : Insecta
Subclass : Pterygota
Infraclass : Neoptera
Superorder : Paraneoptera
Order : Pcocodea
Suborder : Anoplura
Family : Pediculidae Leach
Genus : Pediculus Linnaeus
Species : Pediculus humanus linnaeus
b. Morfologi

Badan berwarna putih kelabu, berbentuk pipih dan memanjang,


mempunyai kepala yang ovoid sedikit bersudut, thorax dari chitin yang
segmennya bersatu dan abdomen yang terdiri dari 9 ruas, pada kepala
tampak sepasang mata sederhana di sebelah lateral, sepasang antena
pendek yang terdiri atas 5 ruas dan probosis, alat penusuk yang dapat
memanjang, tiap ruas throax yang telah bersatu mempunyai sepasang kaki
kuat yang terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai

7
kait yang berhadapan dengan tonjolan tibia untuk berpegangan erat pada
rambut atau bulu, ruas abdomen terakhir pada dorsal dan dua tonjolan
genital di bagian lateral yang memegang rambut selama memegang telur,
ukuran 2-4 mm.
c. Siklus Hidup

Telur berwarna putih, mempunyai operkulum, 0,6-0,8 mm, disebut


“nits” telur diletakkan pada rambut dan dengan erat melekat pada rambut
atau serabut pakaian. Telur ini dapat hidup berbulan-bulan pada pakaian.
Telur menetas dalam waktu 5-11 hari pada suhu 21-36 C. Nimfa tumbuh
dalam kulit telur dan keluar melalui operkulum yang terbuka
d. Gejala Klinis

Gatal-gatal pada daerah kulit, gejala dan rasa yang ditimbulkan


pada pertama kali seperti kulit yang sedang alergi, benjolan merah dapat
menjadi berkoreng
e. Penyakit Yang Ditimbulkan

Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas garukan pada


badan, karena gatal baru berkurang dengan garukan yang intents. Kadang
timbul infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional
f. Cara Penularan

Cara penularan dengan kontak secara langsung maupun tidak


langsung. Dapat dari pakaian yang dikenakan atau hanya digantung,
seperti pada tempat tidur, kursi, dan lainnya.
g. Pencegahan dan Pengendalian
1) Cucilah semua seprai, selimut, dan handuk yang telah digunakan
2) Ganti dan cucilah pakaian secara teratur minimal satu minggu
sekali
3) Menjaga kebersihan dengan baik
4) Konsultasikan kasus gangguan kutu badan serius kepada dokter
h. Pengobatan

Perlu menggunakan obat berbentuk krim khusus atau lotion yang


dioleskan pada kulit. Merendam seluruh tirai, sprei, baju, bed cover,
selimut, dll ke dalam air panas dan kemudian mencuci dan menjemurnya
dibawah panas matahari

8
C. Kutu Kemaluan (Phtirus pubis)

Gambar 8 Pthirus Pubis

Sumber: https://www.cdc.gov/parasites/lice/pubic/index.html
Pthirus pubis (Pubic lice atau kutu pubic) adalah serangga parasit
penghisap darah yang hidup di kulit sekitar kelamin manusia. Manusia
adalah satu-satunya tuan rumah bagi parasit ini. Kutu kelamin biasanya
menular melalui hubungan seksual. Selain itu, penularan dari orang tua
kepada anak lebih mungkin terjadi melalui rute pemakaian handuk,
pakaian, tempat tidur atau kloset secara bergantian. Orang dewasa lebih
dominan sering terkena daripada anak-anak.
a. Klasifikasi
Adapun taksonomi dari kutu pubic atau kutu kelamin yaitu :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Protostomia
Superphylum : Ecdysozoa
Phylum : Arthropoda
Class : Insekta
Subclass : Pterygota
Infraclass : Neoptera
Superorder : Paraneoptera
Order : Phthiraptera
Suborder : Anoplura
Family : Pthiridae
Genus : Pthirus
Species : Pthirus pubis[ CITATION Lin58 \l 1033 ]

9
b. Morfologi

Gambar 9 Morfologi Pthirus Pubis


Sumber: https://www.scribd.com/doc/260962792/Phthirus-Pubis-Gladys-Punya
1) Telur Pthirus pubis
a). Memiliki panjang 1mm
b). Berwarna putih kekuningan
2) Nimfa Pthirus pubis
a). Panjang larva tahap pertama yaitu 1,1 mm
b). Panjang larva tahap kedua yaitu 1,2 mm
c). Panjang larva betina tahap ketiga 1,0-1,5 mm
d). Panjang lerva jantan tahap ketiga 1,3-1,4 mm
3) Dewasa Pthirus pubis
a). Pada kutu dewasa betina memiliki panjang 1,75 mm
b). Pada kutu dewasa jantan memiliki panjang 1,35 mm
c). Memiliki bentuk pipih dorsoventral, bilateral asimetris
d). Memiliki 9 segmen pada abdomen
c. Karakteristik

Kutu kelamin berwarna abu-abu, oval, dan arthropoda berkaki 6.


Kutu kelamin memiliki ukuran yang lebih kecil daripada kutu kepala.
Kutu kelamin bertelur (disebut nits) pada rambut-rambut kasar seperti
kemaluan, rambut perianal, rambut paha, rambut perut, rambut ketiak,
jenggot, dan bulu mata. Kutu dewasa hidup dengan menghisap darah dan
tidak bergerak jauh dari telur mereka.

10
d. Siklus hidup

Telur yang berwarna putih memiliki operculum 0,6-0,8 mm, yang


disebut nits. Telur tersebut diletakkan pada rambut dan dengan erat
melekat pada rambut atau serabut pakaian. Telur ini dapat hidup berbulan-
bulan pada pakaian. Telur menetas dalam waktu 5-11 hari pada suhu 21-
36oC. nimfa tumbuh dalam kulit telur dan keluar melalui operculum yang
terbuka.

Gambar 10 Siklus Hidup Pthirus Pubis

Sumber: https://www.cdc.gov/dpdx/pthiriasis/modules/Pthiriasis_LifeCycle.gifs
e. Gejala klinis
Gejala infeksi yang ditimbulkan yaitu :
1) Timbul rasa gatal dan terbakar di daerah kelamin
2) Rasa gatal dapat menyebar karena kutu kelamin bergerak
ke daerah basah lainnya dari tubuh seperti ketiak
3) Rasa gatal akan memburuk pada malam hari
4) Menggaruk secara intens dan lama dapat megakibatkan
kulit terluka dan dapat menjadi terinfeksi oleh bakteri
5) Demam, timbul rasa seperti terbakar ketika buang air kecil
atau keluarnya cairan kelamin.[ CITATION And15 \l
1033 ]
f. Penyakit yang ditimbulkan

Kutu kelamin dapat menyebabkan sebuah penyakit yaitu dengan


sebutan “penyakit kutu kelamin”. Penyakit kutu kelamin adalah penyakit
yang menyerang daerah kelamin. Penyakit ini diperoleh melalui kontak
fisik dekat dengan orang yang memiliki kutu atau kontak dengan handuk
bahkan tempat tidur yang tidak dijaga kebersihannya. Iritasi kulit akibat
terlalu sering menggaruk dapat menyebabkan impetigo yang disebabkan
infeksi bakteri. Iritasi juga dapat memicu furunkulosis, yaitu kemunculan
bisul pada kulit. Peradangan mata yaitu berupa kondisi blepharitis dan

11
infeksi pada selaput lender mata (konjungtivitis) dapat terjadi jika kutu
kelamin juga mendiami pada bulu mata.
g. Cara penularan

Kutu kelamin ini digolongkan menjadi salah satu penyakit menular


seksual, karena faktor penyebab penularan terbesar penyakit ini adalah
melalui hubungan seksual. Maka dari itu penyakit kelamin ini banyak
menyerang pada orang-orang yang aktif melakukan hubungan seksual
terutama bagi yang berganti-ganti pasangan yang kurang menjaga
kebersihan dirinya. Selain itu, terdapat beberapa cara penularan yang
lainnya, yaitu :
1) Melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.
2) Terdapat kontak dengan barang-barang yang terkontaminasi
seperti handuk, sprai atau pakaian.
3) Kutu kelamin tidak melompat atau terbang, sehingga
penularannya melalui proses transmisi. Seorang individu
mungkin memperoleh infeksi karena tidur bersama atau dari
handuk.
4) Pada wanita yang suka berenang, penularan infeksi ini bisa
disebabkan karena pemakaian baju renang yang bergantian.
5) Kucing, anjing dan hewan peliharaan lainnya tidak terlibat
dalam penyebaran kutu manusia.[ CITATION And15 \l 1033 ]

Gambar 11 Cara Penularan Pthirus Pubis

https://www.cdc.gov/dpdx/pthiriasis/modules/Pthiriasis_LifeCycle.gifs

12
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lice (kutu) adalah parasit yang dapat ditemukan di kepala dan
badan. Kutu pada manusia hidup dengan jalan memakan darah yang
dihisap dari kulit. Jenis kutu pada masing – masing bagian tubuh berbeda
satu sama lain. Pada manusia, dikenal 3 macam yaitu :

· Pediculus humanus capitis (head louse ) yang menyerang daerah kepala,

· Pediculus humanus corporis (body louse, clothes louse) yang menyerang


daerah badan, dan

· Pthirus pubis (pubic / genital louse) yang menyerang daerah kemaluan

14
DAFTAR PUSTAKA

- http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/13337/pdf
- https://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jfkaf9707b6782full.pdf
- https://www.academia.edu/36415644
- https://parasito.fkkmk.ugm.ac.id/penyakit-akibet-arthropoda/penyakit-
pediculosis/

15

Anda mungkin juga menyukai