Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PARASITOLOGI II

PINJAL

Disusun oleh:

1. Achmad Nur Fadillah


2. Farah Annisa Shalekha Sukma
3. Ina Khairina Salasatunnisa
4. Nabila Ayu Fahira
5. Nitadewi Siti Hartati
6. Nurul Purbaya
7. Salwa Ghaidahara
8. Sofi Awalliyah
9. Srikandi Djajaningrat

Dosen Pengampu :
drh. Aminah, M.Si

TLM 2A
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang “Pinjal” Kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Tangerang, 13 Maret 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan .................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Disribusi Pinjal ..................................................................................... 6


B. Taksonomi Pinjal .................................................................................. 7
C. Morfologi Pinjal .................................................................................. 8
D. Jenis-Jenis Pinjal .................................................................................. 8
E. Siklus Hidup Pinjal .............................................................................. 11
F. Patogenesis Pinjal ................................................................................ 13
G. Diagnosa Pinjal .................................................................................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pinjal termasuk ordo Siphonaptera yang mulanya dikenal sebagai ordo
Aphniptera. Terdapat sekitar 3000 spesies pinjal yang masuk ke dalam 200 genus.
Sekarang ini baru 200 spesies pinjal yang telah diidentifikasi. Seringkali orangtidak dapat
membedakan antara kutu dan pinjal. Pinjal juga merupakan serangga ektoparasit yang
hidup pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya terutama hewan peliharaan
seperti kucing, dan anjing, juga hewan lainnya seperti tikus, unggas bahkan kelelawar
dan hewan berkantung.
Pinjal merupakan kutu hitam halus yang dapat melompat. Pinjal merupakan kutu
hewan umum. Selain anjing, Pinjal juga suka hinggap di kucing, kelinci, kambing, tikus,
hamster dan lain-lain, bahkan juga suka mengigit manusia. Karena induk
semangnya banyak, pinjal bisa menjadi pembawa penyakit antar hewan, terutama dari
hewan liar. Bila populasi pinjal terlalu banyak di tubuh anjing, maka anjing bisa terkena
anemia atau kurang darah merah. Secara morfologi perbedaan yang jelas antara kutu dan
pinjal yang sama- sama tidak bersayap adalah bahwa tubuh pinjal dewasa yang pipih
bilateral., sedangkan kutu tubuhnya pipih dorsoventral. Dengan demikian bentuk
pinjal secara utuh dapat dilihat dari pandangan samping. Bentuk tubuhnya yang unik ini
ternyata amat sesuai dengan habitatnya diantara bulu atau rambut inangnya.
Pengenalan pinjal secara mudah adalah apabila kita mengelus kucing, dan tiba- tiba
secara sekelebat kita menemukan makhluk kecil yang melintas diantara bulu- bulu kucing
dan kemudian menghilang. Gigitan pinjal ini dapat menimbulkan rasa gatal yang
hebat kemudian berlanjut hingga menjadi radang kulit yang disebut flea bites dermatitis.
Selain akibat gigitannya, kotoran dan saliva pinjal pun dapat berbahaya karena dapat
menyebabkan radang kulit.
Pinjal diklasifikasikan ke dalam:
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta

4
Ordo: Siphonoptera

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana distribusi pinjal ?
2. Bagaimana taksonomi pinjal ?
3. Bagaimana morfologi pinjal ?
4. Bagaimana siklus hidup pinjal ?
5. Bagaimana patogenesis pinjal ?
6. Bagaimana diagnosa pinjal ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui distribusi pinjal
2. Untuk mengetahui taksonomi pinjal
3. Untuk mengetahui morfologi pinjal
4. Untuk mengetahui siklus hidup pinjal
5. Untuk mengetahui patogenesis pinjal
6. Untuk mengetahui diagnosa pinjal

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Distribusi Pinjal
Penyakit Pes pertama kali masuk ke negara Indonesia pada tahun 1910 melalui pelabuhan
Surabaya. Masuknya penyakit tersebut ke Indonesia dibawa oleh tikus yang membawa pinjal
dari pelabuhan Rangoon di negara Myanmar. Penyakit tersebut terus meluas ke daerah
Yogyakarta pada tahun 1916 serta daerah Surakarta pada tahun 1915. Di pelabuhan
Semarang pes masuk pada tahun 1916, kemudian masuk melalui pelabuhan Cirebon pada
tahun 1923 serta pelabuhan Tegal pada tahun 1927. Wabah penyakit pes pernah terjadi pada
tahun 1987 di Pasuruan Jawa Timur dan hampir 35 tahun tidak pernah ditemukan. Pada
tahun 1997 terjadi kembali KLB 13 orang suspek dengan 12 orang dengan Fever of
Unknown Origin (FUO) dan 1 orang tersangka pes paru dan tidak ada orang yang meninggal
(Kemenkes RI, 2014).
Penyakit Pes disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang endemik pada rodent yang
hidup di alam liar yang disebarkan oleh gigitan pinjal. Penyakit pes secara alamiah bisa
bertahan dan terpelihara dalam rodent. Pinjal tikus adalah vektor utama penyebab penyakit
pes. Pes pada tikus serta rodent lain dapat menyebabkan penularan pada manusia. Pinjal
sebagai vektor utama penyakit pes berperan menularkan bakteri Yersinia pestis yang
terdapat di dalam darah tikus yang terjangkit kepada hewan lain atau manusia melalui
gigitannya. Pinjal selain menjadi vektor utama pes juga bisa menjadi vektor penyakit serius
lain pada manusia yaitu penyakit murine typhus yang dapat ditularkan dari tikus ke manusia.
Gigitan pinjal yang telah terinfeksi khususnya Xenopsylla cheopis merupakan sumber
paparan yang paling sering terjadi yang menghasilkan penyakit pada manusia di seluruh
dunia. Tikus selain sebagai reservoir penyakit pes, juga merupakan hospes pinjal yang yang
membawa bakteri Rickettsia. Air kencing tikus juga dapat menularkan penyakit leptospira
yang mewabah khususnya pada waktu musim hujan atau banjir, hal tersebut sering terjadi di
beberapa wilayah di seluruh Indonesia. Pinjal juga merupakan pejamu perantara untuk
berbagai jenis cacing pita pada tikus dan anjing yang sering juga dapat menginfestasi pada
tubuh manusia. Pinjal tikus jenis Xenopsylla cheopis merupakan vektor terpenting dalam
penularan penyakit pes dan juga murine typhus.

6
B. Taksonomi Pinjal
Pinjal merupakan serangga ektoparasit yang hidup diluar tubuh inangnya. Secara
morfologi tubuh pinjal dewasa berbentuk pipih bilateral sehingga dapat dilihat dari samping.
Bentuk tubuh yang unik ini sesuai dengan inangnya, hewanhewan berbulu lembut menjadi
inang yang nyaman. Pinjal mempunyai ukuran kecil, larvanya berbentuk cacing (vermiform)
sedangkan pupanya berbentuk kepompong dan membungkus diri dengan seresah. Perilaku
pinjal secara umum merupakan parasit temporal, yaitu berada dalam tubuh hospes saat
membutuhkan makanan. Jangka hidup pinjal bervariasi, pada spesies pinjal tergantung pada
mereka mendapat makanan atau tidak. Terdapat beberapa genus pinjal yaitu Tunga,
Ctenocephalides dan Xenopsylla (Kesuma, 2007).
Pinjal diklasifikasikan ke dalam:
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Siphonoptera
Family: Pulicidae
Genus: Ctenocephalidae
Spesies: Ctenocephalides felis

Genus Ctenocephalides
Ctenocephalides canis Pinjal ini sangat mengganggu anjing karena dapat menyebabkan
Dipylidium caninum. Meskipun mereka memakan darah anjing, kadang-kadang juga dapat
menggigit manusia. Mereka dapat bertahan hidup tanpa makanan 7 3 selama beberapa bulan,
tetapi spesies betina harus memakan darah sebelum menghasilkan telur.
Klasifikasi dan morfologi
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Siphonaptera
Famili : Pulicidae
Genus : Ctenocephalides
Spesies: Ctenocephalides canis

7
Ctenocephalides canis

C. Morfologi Pinjal

Pinjal berukuran kecil dengan panjang 1,5-3,3 mm dan bergerak cepat.biasanya berwarna
gelap (misalnya cokelat kemerahan untuk kutu kucing). Pinjal merupakan serangga
bersayap dan bagian-bagian mulut seperti tabung yang digunakan untuk menghisap darah.
Kaki pinjal berukuran panjang,sepasang kaki belangnya digunakan untuk melompat (secara
vertikal samapai 7 inch (18cm),horizontal 13 inchi (33 cm)). Pinjal merupakan kutu
pelompat terbaik diantara kelompoknya. Tubuh pinjal bersifat lateral dikompresi yang
memudahkan mereka yang bergerak diantara rambut-rambut atau bulu ditubuh inang. Kulit
tubuhnya keras,di tutpi oleh banyak bulu dan duri pendek yang mengarah
kebelakang.dimana bulu dan duri ini memudahkan pergerakan mereka pada hostnya.

D. Jenis-Jenis Pinjal
1. Pinjal Kucing (Ctenocephalides Felis)
a. Klasifikasi
• Domain : Eukaryota
• Kingdom : Animalia
8
• Phylum : Arthropoda
• Class : Siphonaptera
• Family : Pulicidae
• Genus : Ctenocephalides
• Spesies : C.Felis
b. Ciri-ciri Pinjal Kucing
1) Tidak bersayap,memiliki tungkai panjang,dan koksa-koksa sangat besar
2) Tubuh gepeng disebelah lateral dilengkapi banyak duri yang mengarah
kebelakang dan rambut keras
3) Mulut pendek dan terletak dalam lekuk-lekuk didalam kepala
4) Bagian mulut tipe penghisap dengan 3 stilet penusuk
5) Metamorfosis sempurna (telur-larva-pupa-imago)
6) Telur tidak berperakat kecil,abdomen terdiri dari 10 ruas.
7) Larva tidak bertungkai kecil,dan keputihan
8) Memiliki 2 ktindia baik genal maupun prontal.
c. Perbedaan Jantan dan Betina
• Jantan : tubuhnya punya ujung posterior seperti tombak yang mengarah
keatas,antena lebih panjang dari betina.
• Betina : tubuh berakhir bulat,antena lebih pendek dari jantan

2. Pinjal Anjing ( Ctenocephalides Canis )


a. Klasifikasi
• Domain : Eukaryota
• Kingdom : Animalia
• Phylum : Arthropoda
• Class : Siphonaptera

9
• Family : Pulicidae
• Genus : Ctenocephalides
• Spesies : C.Canis
Pinjal pada anjing bersifat mengganggu karena dapat menyebarkan diplylidium
caninum. Mereka biasanya ditemukan di Eropa. Meskipun mereka memakan darah
anjing dan kucing,mereka kadang-kadang mengigit manusia. Mereka dapat hidup
tanpa makanan selama beberapa bulan,tetapi spesies betina harus memakan darah
terlebih dahulu sebelum menghasilkan telur.
3. Pinjal Manusia (Pulex Irritans)
a. Klasifikasi :
• Domain : Eukaryota
• Kingdom : Animalia
• Phylum : Arthropoda
• Class : Siphonaptera
• Family : Pulicidae
• Subfamily : pulicinae
• Genus : Ctenocephalides
• Spesies : P.Irritans
Spesies ini banyak menggigit spesies mamalia dan burung termasuk yang jinak.
Ini telah ditemukan pada anjing liar,monyet dan dipenangkaran,kucing rumah,ayam
hitam dan tikus norwegia,tikus liar,babi,kelelawar,dan spesies lainnya. Pinjal ini
dapat menjadi inang cestoda dan diplydium caninum.
4. Pinjal Tikus Oriental (Xenopsylla cheopis)
a. Klasifikasi :
• Domain : Eukaryota
• Kingdom : Animalia
• Phylum : Arthropoda
• Class : Siphonaptera
• Family : Pulicidae
• Genus : Xenopsylla

10
• Spesies : X.Cheopis
Xenopsylla cheopis adalah parasit dari hewan pengerat utama dari genus Rattus
dan merupakan dasar vektor untuk penyakit pes dan murine tifus
5. Pinjal Tikus Utara ( Nosopsyllus Fasciatus)
a. Klasifikasi :
• Domain : Eukaryota
• Kingdom : Animalia
• Phylum : Arthropoda
• Class : Siphonaptera
• Family : Ceratophyllidae
• Genus : Nosopsyllus
• Spesies : N.Fasciatus
Memiliki Tubuh memanjang,panjangnya hingga 3-4 mm. memiliki pronotal
ctenidium dengan 18-20 duri tapi tidak memiliki ctenidium genal. Pinjal tikus utara
memiliki mata dan sederet 3 steae dibawah kepala. Kedua jenis kelamin memiliki
tuberkulum menonjol dibagian depan kepala. Tulang paha belakang memiliki 3-4
bulu pada permukaan bagian dalam.

E. Siklus Hidup Pinjal


Pinjal mengalami metamorphosis yang sempurna, yang dimulai dari telur, larva, pupa
kemudian menjadi pinjal dewasa. Dibutuhkan sekitar 30 sampai 40 hari untuk pinjal anjing
dalam mengerami telur menjadi telur yang sempurna,meskipun ada beberapa kasus yang
menunjukkan siklus ini berlangsung selama satu tahun.
Pinjal betina mulai bertelur dalam waktu 2 hari makan darah pertamanya.Telur pinjal
berbentuk oval, berwarna putih dan kecil (0.5mm) tetapi dapat dilihat tanpa menggunakan
mikroskop. Telur diletakkan pada rambut, bulu atau dalam habitat hospesnya, mereka
kemudian jatuh ke tempat-tempat seperti tempat tidur,karpet atau perabot. Beberapa pinjal
meletakkan 3-18 telur sekaligus pada tubuh anjing, hal ini berpotensi memperbanyak telur
hingga 500 telur selama beberapa bulan. Telur menetas dalam 1-12 hari setelah disimpan
kemudian memproduksi larva seperti cacing yang tidak memiliki kaki dan tidak ada mata.

11
Larva berwarna putih dan 1,5-5mm panjang dengan pelindung dari bulu tipis.Mereka jarang
tinggal di tubuh inang mereka, kemudian mereka segera mencari daerah tertutup seperti
tempat tidur hewan peliharaan, serat karpet dan retakan pada lantai di mana mereka mencari
makanan sementara menghindari cahaya. Larva memakan berbagai bahan organik
termasuk kulit-kulit yang terjatuh, kotoran hewan dan kotoran dewasa (terdiri dari
darah). Larva memungkinkan untuk mengganti kulit mereka untuk tumbuh dan berubah
menjadi kepompong selama 5-15 hari. Sisa larva sebagai pre-pupa selama 3 hari sebelum
molting lagi untuk membentuk pupa.Pupa berkembang dalam kokon dari lima hari sampai
lima minggu. Dalam kondisi normal, bentuk dewasa siap untuk muncul setelah kira-kira 2
minggu tetapi pada temperatur yang lebih tinggi perubahan akan lebih cepat. Mereka
kadang-kadang tetap tinggal di kokon sampai getaran atau kebisingan dirasakan (yang
mengindikasikan keberadaan manusia atau binatang) yang berarti karena tidak ada gerakan
bentuk dewasa dapat tinggal di kokon sampai dengan 6 bulan.
Siklus hidup pinjal terdiri dari 4 tahapan, yaitu:
1. Tahap Telur
Seekor kutu betina dapat bertelur 50 telur per hari di hewan peliharaan. Telurnya
tidak lenket, mereka mudah jatuh dari hewan peliharaan dan menetas dalam 2-5 hari.
Seekor betina dapat bertelur sekitar 1.500 telur di dalam hidupnya.
2. Tahap Larva
Setelah menetas, larva akan menghindar dari sinar ke daerah yang gelap sekitar
rumah dan makan dari kotoran kutu (darah kering yang dikeluarkan dari kutu loncat).
Larva akan tumbuh, ganti kulit dua kali dan membuat kepompong dimana mereka
tumbuh menjad pupa.
3. Tahap Pupa
Lama tahap ini rata-rata 8-9 hari. Tergantung dari kondisi cuaca, ledakan populasi
biasanya terjadi 5-6 minggu setelah cuaca mulai hangat. Pupa tahap yang paling tahan
dalam lingkungan dan dapat terus tidak aktif sampai satu tahun.
4. Tahap Dewasa
Kutu loncat dewasa keluar dari kepompongnya waktu mereka merasa hangat,
getaran dan karbon dioksida yang menandakan ada host di sekitarnya. Setelah mereka
loncat ke host, kutu dewasa akan kawin dan memulai siklus baru.

12
F. Patogenesis Pinjal
Berdasarkan perbedaan :
• Pulex irritant
- Pinjal dengan host manusia (Pulex irritant) dapat menghisap darah untuksumber makanan
dan mematangkan telur nya.
- Gigitan Pulex irritant dapat menyebabkan infeksi kulit dan infeksi reaksialergi lainnya.
- Sebagai vektor penyakit flea typhus dan penyakit pes ( Sampar / Plague)
- Sebagai hospes perantara untuk Dipylidium caninum

• Pediculus humanus capitis


- Air liur yang dimasukkan sewaktu mengisap darah menyebabkan iritasi danmenimbulkan
papel merah yang disertai gatal yang hebat.
- Tiap orang mempunyai kepekaan yang berlainan.
- Menggaruk menambah peradangan dan karena infeksi sekunder oleh bakteri,terbentuk
pustel. Crusta dan proses penanahan.

G. Diagnosa Pinjal
Diagnosis ditegakkan jika terdapat rasa gatal-gatal yang hebat dengan bekas-bekas
garukan dan di pastikan jika ditemukan Pediculus humanus capitis dewasa, nimfa dan
telurnya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pinjal merupakan serangga ektoparasit yang hidup diluar tubuh inangnya. Secara
morfologi tubuh pinjal dewasa berbentuk pipih bilateral sehingga dapat dilihat dari
samping. Bentuk tubuh yang unik ini sesuai dengan inangnya, hewanhewan berbulu
lembut menjadi inang yang nyaman. Pinjal mempunyai ukuran kecil, larvanya berbentuk
cacing (vermiform) sedangkan pupanya berbentuk kepompong dan membungkus diri
dengan seresah. Jenis-jenis Pinjal : Pinjal Kucing (Ctenocephalides Felis), Pinjal Anjing (
Ctenocephalides Canis ), Pinjal Manusia (Pulex Irritans), Pinjal Tikus Oriental
(Xenopsylla cheopis),Pinjal Tikus Utara ( Nosopsyllus Fasciatus).

14
DAFTAR PUSTAKA

“Makalah Pinjal”.2011.http://kesmasunsoed.com/2011/05/makalah-pinjal0mata-kuliah-
pengendalian-vektor-epidemiologi.html
Riyanto, Sugeng (2019). eksistensi pinjal dalam rodent di wilayah pengamatan kejadian pes
di nongkojajar kabupaten pasuruan. Jurnal kesehatan lingkungan, 11, 232-241.

15
PARASITOLOGI II

PINJAL
Achmad Nur Fadillah
Farah Annisa Shalekha Sukma
Ina Khairina Salasatunnisa
Nabila Ayu Fahira
Nitadewi Siti Hartati
Nurul Purbaya
Salwa Ghaidahara
Sofi Awalliyah
Srikandi Djajaningrat

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2021
DISTRIBUSI PINJAL

Penyakit Pes pertama kali masuk meluas ke daerah Yogyakarta pada Di pelabuhan
ke negara Indonesia pada tahun tahun 1916 serta daerah Surakarta Semarang pes
1910 melalui pelabuhan Surabaya. pada tahun 1915. masuk pada
tahun 1916,
Masuknya penyakit tersebut kemudian
ke Indonesia dibawa oleh masuk melalui
tikus yang membawa pinjal pelabuhan
dari pelabuhan Rangoon di Cirebon pada
negara Myanmar tahun 1923
serta pelabuhan
Tegal pada
tahun 1927.
Pada tahun 1997 terjadi kembali Wabah penyakit pes pernah terjadi
KLB 13 orang suspek dengan 12 pada tahun 1987 di Pasuruan Jawa
orang FUO dan 1 orang tersangka Timur dan hampir 35 tahun tidak
pes paru pernah ditemukan
DISTRIBUSI PINJAL
• Penyakit Pes disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang endemik pada rodent yang hidup di
alam liar yang disebarkan oleh gigitan pinjal.
• Pinjal tikus adalah vektor utama penyebab penyakit pes.
• Pinjal sebagai vektor utama penyakit pes berperan menularkan bakteri Yersinia pestis yang
terdapat di dalam darah tikus yang terjangkit kepada hewan lain atau manusia melalui
gigitannya.
• Pinjal selain menjadi vektor utama pes juga bisa menjadi vektor penyakit serius lain pada
manusia yaitu penyakit murine typhus
• Gigitan pinjal yang telah terinfeksi khususnya Xenopsylla cheopis merupakan sumber paparan
yang paling sering terjadi yang menghasilkan penyakit pada manusia di seluruh dunia.
• Tikus juga merupakan hospes pinjal yang membawa bakteri Rickettsia.
• Air kencing tikus juga dapat menularkan penyakit leptospira yang mewabah khususnya pada
waktu musim hujan atau banjir
• Pinjal tikus jenis Xenopsylla cheopis merupakan vektor terpenting dalam penularan penyakit
pes dan juga murine typhus.
Taksonomi pinjal
Pinjal merupakan serangga ektoparasit yang hidup diluar tubuh inangnya. Secara
morfologi tubuh pinjal dewasa berbentuk pipih bilateral sehingga dapat dilihat dari samping.
Bentuk tubuh yang unik ini sesuai dengan inangnya, hewanhewan berbulu lembut menjadi
inang yang nyaman. Pinjal mempunyai ukuran kecil, larvanya berbentuk cacing (vermiform)
sedangkan pupanya berbentuk kepompong dan membungkus diri dengan seresah. Perilaku
pinjal secara umum merupakan parasit temporal, yaitu berada dalam tubuh hospes saat
membutuhkan makanan. Jangka hidup pinjal bervariasi, pada spesies pinjal tergantung
pada mereka mendapat makanan atau tidak. Terdapat beberapa genus pinjal yaitu Tunga,
Ctenocephalides dan Xenopsylla (Kesuma, 2007).
Pinjal diklasifikasikan ke dalam:
■ Kingdom: Animalia
■ Filum: Arthropoda
■ Kelas: Insecta
■ Ordo: Siphonoptera
■ Family: Pulicidae
■ Genus: Ctenocephalidae
■ Spesies: Ctenocephalides felis
Genus Ctenocephalides

Klasifikasi dan morfologi


Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Siphonaptera
Famili : Pulicidae
Genus : Ctenocephalides
Spesies: Ctenocephalides canis
Morfologi pinjal

Pinjal berukuran kecil dengan panjang 1,5-3,3 mm dan bergerak cepat.biasanya


berwarna gelap (misalnya cokelat kemerahan untuk kutu kucing). Pinjal merupakan serangga
bersayap dan bagian-bagian mulut seperti tabung yang digunakan untuk menghisap darah. Kaki
pinjal berukuran panjang,sepasang kaki belangnya digunakan untuk melompat (secara vertikal
samapai 7 inch (18cm),horizontal 13 inchi (33 cm)). Pinjal merupakan kutu pelompat terbaik
diantara kelompoknya. Tubuh pinjal bersifat lateral dikompresi yang memudahkan mereka yang
bergerak diantara rambut-rambut atau bulu ditubuh inang. Kulit tubuhnya keras,di tutpi oleh
banyak bulu dan duri pendek yang mengarah kebelakang.dimana bulu dan duri ini memudahkan
pergerakan mereka pada hostnya.
Jenis-jenis Pinjal
■ Pinjal Kucing (Ctenocephalides Felis)
Klasifikasi Ciri-ciri Pinjal Kucing
Domain : Eukaryota • Tidak bersayap,memiliki tungkai panjang,dan koksa-koksa sangat besar
• Tubuh gepeng disebelah lateral dilengkapi banyak duri yang mengarah
Kingdom : Animalia kebelakang dan rambut keras
Phylum : Arthropoda • Mulut pendek dan terletak dalam lekuk-lekuk didalam kepala
• Bagian mulut tipe penghisap dengan 3 stilet penusuk
Class : Siphonaptera • Metamorfosis sempurna (telur-larva-pupa-imago)
Family : Pulicidae • Telur tidak berperakat kecil,abdomen terdiri dari 10 ruas.
• Larva tidak bertungkai kecil,dan keputihan
Genus : Ctenocephalides • Memiliki 2 ktindia baik genal maupun prontal.
Spesies : C.Felis
Perbedaan Jantan dan Betina
Jantan : tubuhnya punya ujung posterior seperti tombak yang
mengarah keatas,antena lebih panjang dari betina.
Betina : tubuh berakhir bulat,antena lebih pendek dari jantan
▪ Pinjal Anjing ( Ctenocephalides Canis )

Klasifikasi
Domain : Eukaryota
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Siphonaptera
Family : Pulicidae
Genus : Ctenocephalides
Spesies : C.Canis

Pinjal pada anjing bersifat mengganggu karena dapat menyebarkan diplylidium caninum.
Mereka biasanya ditemukan di Eropa. Meskipun mereka memakan darah anjing dan
kucing,mereka kadang-kadang mengigit manusia. Mereka dapat hidup tanpa makanan selama
beberapa bulan,tetapi spesies betina harus memakan darah terlebih dahulu sebelum
menghasilkan telur.
▪ Pinjal Manusia (Pulex Irritans)

Klasifikasi :
Domain : Eukaryota
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Siphonaptera
Family : Pulicidae
Subfamily : pulicinae
Genus : Ctenocephalides
Spesies : P.Irritans

Spesies ini banyak menggigit spesies mamalia dan burung termasuk yang jinak. Ini telah
ditemukan pada anjing liar,monyet dan dipenangkaran,kucing rumah,ayam hitam dan tikus
norwegia,tikus liar,babi,kelelawar,dan spesies lainnya. Pinjal ini dapat menjadi inang cestoda
dan diplydium caninum.
▪ Pinjal Tikus Oriental (Xenopsylla cheopis)

Klasifikasi :
Domain : Eukaryota
Kingdom : Animalia Xenopsylla cheopis adalah parasit
Phylum : Arthropoda dari hewan pengerat utama dari
Class : Siphonaptera genus Rattus dan merupakan dasar
Family : Pulicidae vektor untuk penyakit pes dan murine
Genus : Xenopsylla tifus
Spesies : X.Cheopis

Pinjal Tikus Utara ( Nosopsyllus Fasciatus)

Klasifikasi :
Domain : Eukaryota Memiliki Tubuh memanjang,panjangnya hingga 3-4 mm. memiliki
Kingdom : Animalia pronotal ctenidium dengan 18-20 duri tapi tidak memiliki ctenidium
Phylum : Arthropoda genal. Pinjal tikus utara memiliki mata dan sederet 3 steae dibawah
Class : Siphonaptera kepala. Kedua jenis kelamin memiliki tuberkulum menonjol dibagian
Family : Ceratophyllidae
depan kepala. Tulang paha belakang memiliki 3-4 bulu pada permukaan
Genus : Nosopsyllus
Spesies : N.Fasciatus bagian dalam.
Siklus Hidup pinjal
Siklus hidup pinjal terdiri dari 4 tahapan, yaitu:
1. Tahap Telur
Seekor kutu betina dapat bertelur 50 telur per hari di hewan peliharaan.
Telurnya tidak lenket, mereka mudah jatuh dari hewan peliharaan dan menetas dalam 2-
5 hari. Seekor betina dapat bertelur sekitar 1.500 telur di dalam hidupnya.
2. Tahap Larva
Setelah menetas, larva akan menghindar dari sinar ke daerah yang gelap
sekitar rumah dan makan dari kotoran kutu (darah kering yang dikeluarkan dari kutu
loncat). Larva akan tumbuh, ganti kulit dua kali dan membuat kepompong dimana
mereka tumbuh menjad pupa.
3. Tahap Pupa
Lama tahap ini rata-rata 8-9 hari. Tergantung dari kondisi cuaca, ledakan
populasi biasanya terjadi 5-6 minggu setelah cuaca mulai hangat. Pupa tahap yang
paling tahan dalam lingkungan dan dapat terus tidak aktif sampai satu tahun.
4. Tahap Dewasa
Kutu loncat dewasa keluar dari kepompongnya waktu mereka merasa hangat,
getaran dan karbon dioksida yang menandakan ada host di sekitarnya. Setelah mereka
loncat ke host, kutu dewasa akan kawin dan memulai siklus baru.
Patogenesis Pinjal

1. Pulex irritant
■ Pinjal dengan host manusia (Pulex irritant) dapat menghisap darah untuk sumber
makanan dan mematangkan telur nya.
■ Gigitan Pulex irritant dapat menyebabkan infeksi kulit dan infeksi reaksialergi lainnya.
■ Sebagai vektor penyakit flea typhus dan penyakit pes ( Sampar / Plague)
■ Sebagai hospes perantara untuk Dipylidium caninum
2. Pediculus humanus capitis
■ Air liur yang dimasukkan sewaktu mengisap darah menyebabkan iritasi dan
menimbulkan papel merah yang disertai gatal yang hebat.
■ Tiap orang mempunyai kepekaan yang berlainan.
■ Menggaruk menambah peradangan dan karena infeksi sekunder oleh bakteri,terbentuk
pustel. Crusta dan proses penanahan.
Diagnosa Pinjal
Diagnosis ditegakkan jika terdapat rasa gatal-gatal yang hebat dengan bekas-bekas
garukan dan di pastikan jika ditemukan Pediculus humanus capitis dewasa, nimfa dan
telurnya.
Pinjal merupakan serangga ektoparasit yang hidup diluar
tubuh inangnya. Secara morfologi tubuh pinjal dewasa
Kesimpulan
berbentuk pipih bilateral sehingga dapat dilihat dari samping.
Bentuk tubuh yang unik ini sesuai dengan inangnya,
hewanhewan berbulu lembut menjadi inang yang nyaman.
Pinjal mempunyai ukuran kecil, larvanya berbentuk cacing
(vermiform) sedangkan pupanya berbentuk kepompong dan
membungkus diri dengan seresah. Jenis-jenis Pinjal : Pinjal
Kucing (Ctenocephalides Felis), Pinjal Anjing (
Ctenocephalides Canis ), Pinjal Manusia (Pulex Irritans),
Pinjal Tikus Oriental (Xenopsylla cheopis),Pinjal Tikus Utara
( Nosopsyllus Fasciatus).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai