Anda di halaman 1dari 17

UJI BIOKONTROL NYAMUK MENGGUNAKAN BOTOL PLASTIK

DENGAN FERMENTASI GULA DAN RAGI

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Parasitologi)

Dosen Pengampu : Marlina Kamelia, M.Sc

Disusun Oleh:

Aina Pramesti (1611060283)

Intan Mulia Suri (1611060269)

M. Arif Wicaksono (1611060382)

Ninda Hardiyanti (1611060293)

Zeyny Darkhashy US (1611060342)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
2018 M/1440H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
berlimpah nikmat berupa kesehatan jasmani maupun rohani kepada Kami
sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Parasitologi ini sampai selesai.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi akhir zaman
Muhammad SAW.

Kami menyadari tersusunnya proposal ini belum tersusun dengan baik masih
banyak kekurangan. Semoga Proposal ini, dapat memberi manfaat maupun
inspirasi bagi kita semua dan menjadi bahan belajar bersama.

Amiin Ya Rabbal’alamin.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nyamuk......................................................................................................3
2.2 Pengertian Ragi.........................................................................................10
2.3 Pengertian Gula Merah.............................................................................10
2.4 Fermentasi.................................................................................................11
BAB III METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan..........................................................................................13
3.2 Cara Kerja...................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil............................................................................................................
4.2 Pembahasan................................................................................................
BAB V KESIMPULAN..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara tropis. Negara yang memiliki wilayah
perairan yang luas dan beranekaragam spesies terutama dalam filum
Arthropoda. Beberapa diantaranya seperti kepiting, udang, laba-laba, dan
serangga terutama nyamuk. Nyamuk digolongkan sebagai serangga
penghisap darah, namun hanya nyamuk betina yang menghisap darah untuk
bereproduksi.
Saat ini penyebaran nyamuk semakin meluas. Bahkan
menyebarkan penyakit seperti DBD, chikungunya, dan baru-baru ini
membawa virus zika yang mengakibatkan kecacatan pada bayi. Penyakit
DBD biasanya muncul di daerah panas namun kini sampai ke daerah dingin.
Bahkan penggunaan obat seperti obat nyamuk bakar, pembunuh jentik-jentik
tidak dapat berpengaruh besar pada pemberantasan nyamuk. Penggunaan
obat-obat kimia mengakibatkan nyamuk bermutasi menjadi resistan terhadap
obat tersebut. Oleh karena itu diperlukan pemberantasan nyamuk secara
alami.
Salah satu upay yang dilakukan dalam pemberantasan nyamuk
secara alami dengan menggunakan perangkap botol plastik. Perangkap ini
tidak menggunakan bahan kimia, melainkan menggunakan kerja
mikroorganisme sebagai pemancing nyamuk masuk. Perangkap ini
menggunakan bahan bekas yang dapat mengurangi limbah botol plastik.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan dari latar belakang diatas sebagai berikut:
1. Apa kandungn dalam perangkap nyamuk tersebut?
2. Bagaimana cara kerja perangkap nyamuk?
3. Bagaimana tahap pembuatan perangkat nyamuk tersebut?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan perangkap nyamuk tersebut?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan sebagai berikut:

1
1. Mengetahui kandungan dalam perangkap nyamuk.
2. Mengetahui cara kerja perangkap nyamuk.
3. Mengetahui tahap-tahap pembuatan perangkap nyamuk.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan perangkap nyamuk tersebut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyamuk

2
2.1.1 Pengertian Nyamuk

Nyamuk adalah serangga yang tergolong dalam order Diptera, genera


termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes,
Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35
genera yang merangkum sebanyak 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap
bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang, antar spesies berbeda-beda
tetapi jarang sekali melebihi 15 mm.

Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk


menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan
amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk
pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah,
yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap
darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan.Nyamuk jantan berbeda dengan
nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap
darah.Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah
menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik
nyamuk yang lain.

Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup yaitu telur, larva,
pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies – dan
suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya.dan itu sama
sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik
jantan maupun betina makan cairan nektar bunga.sebab nyamuk betina memberi
nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat
dalam darah untuk berkembang.1

2.1.2. Jenis-Jenis Nyamuk

1 Suaha Bakhtiar, Mengenal Lebih Jauh Tentang Serangga, (Semarang : Toha Putra, 2010), hal. 89

3
Dari 3000 jenis spesies nyamuk terdapat beberapa jenis yang sangat
berbahaya bagi manusia hingga menyebabkan kematian bagi manusia yang
digigitnya. Berikut ini ada 5 jenis nyamuk yang paling berbahaya, yaitu :

1. Aedes Aegypti : Nyamuk Demam Berdarah

Nyamuk dengan warna hitam ini, bisa dibedakan dengan perutnya


yang runcing dan dua garis putih berbentuk lyre di punggungnya (toraks
dorsal), dan pita putih di kakinya. Mereka lebih sering menggigit
manusia, daripada hewan, dan mereka suka menggigit dalam ruangan.
Kombinasi ini membuat mereka sangat berbahaya dalam hal
menyebarkan penyakit. Mereka merupakan jenis nyamuk yang tidak bisa
diam. Para betina menarik darah untuk memberi makan telurnya. Mereka
lebih memilih untuk meletakkan telurnya pada air bersih, juga pada
selokan yang tersumbat, mangkuk air untuk hewan peliharaan, tutup
botol dan bahkan saluran shower. Telur menempel pada sisi wadah dan
bisa bertahan pada saat wadah mengering.

2. Aedes Albopictus : Nyamuk Macan Asia

Serangga ini biasanya lebih besar dan lebih hitam dari Aedes
aegypti, namun mempunyai perut runcing yang sama. Garis-garis
putihnya mencolok, termasuk satu garis putih di bagian tengah
punggungnya.Nyamuk ini memiliki kebiasaan untuk menggigit pada
bagian bawah, sehingga bisa sulit dikenali. Dan gigitan mereka hampir
tidak terlihat. Mereka kemungkinan besar akan keluar siang hari. Mereka
menggigit hewan peliharaan, hewan liar, serta manusia.Mereka bertelur
di tanaman pot, ember, ban, kaleng, atau di mana saja terdapat genangan
air. Nyamuk Macan Asia dikenal karena menyebarkan virus demam
berdarah dan chikungunya. Ini juga telah diuji positif untuk Zika, West
Nile, Eastern Equine Encephalitis dan Ensefalitis Jepang.

4
3. Culex Fatigans : Nyamuk Rumah Selatan

Nyamuk rumah ini menggigit di malam hari. Menempel di mana


saja, entah di baju atau menempel di dinding rumah. Nyamuk ini
memiliki banyak warna, ada yang hitam, beberapa coklat. Telur betina
dikelompokkan dalam satu kelompok, lalu diatur dalam formasi
membentuk rakit. Ia lebih sering ditemukan di air keruh atau banyak
tempat yang mengandung bahan organik atau bahan makanan, seperti di
selokan. Meski begitu, ia juga suka berada di air jernih. Nyamuk ini bisa
menyebabkan penyakit filariasis atau kaki gajah. Penyakit ini
menyebabkan cacing Wuchereria bancrofti dalam darah pasien. Jika
darah pasien tergigit oleh nyamuk yang mengandung filariasis, cacing
dari pasien bisa dibawa dan ditransmisikan ke orang lain melalui
gigitannya.

4. Anopheles Quadrimaculatus : Nyamuk Malaria

Nyamuk ini berwarna coklat tua dan dapat dikenali dengan palpi
panjang, atau organ rasa, yang panjangnya hampir sama dengan
mulutnya. Ini terletak pada permukaan diagonal, dengan kepala ke bawah
dan perut menonjol ke udara. Betina menggigit manusia dan hewan
mamalia lainnya, biasanya di malam hari. Mereka lebih suka bertelur di
kolam air tawar, sungai dan danau. Hanya genus Anopheles yang
membawa malaria. Di Afrika, Anopheles Gambiae adalah penyebab
utama malaria. Di Amerika penyebab malaria adalah Anopheles
Quadrimaculatus.

5. Anopheles Freeborni : Nyamuk Malaria Kebun

Nyamuk jenis ini mudah untuk diidentifikasi karena perut mereka


terangkat ke atas saat mereka duduk. Sayap mereka dihiasi bintik-bintik

5
gelap. Perut perut betina akan berubah menjadi merah dan membengkak
saat penuh darah.Betina biasanya keluar saat sore hari menjelang malam,
dan terbang lebih jauh dari spesies lainnya. Mereka akan bepergian dari
daerah pedesaan ke rumah atau gudang untuk mencari darah. Mereka
lebih suka bertelur di kolam berdaun rimbun, saluran air, sawah dan
kolam. Biasanya nyamuk ini mudah ditemukan pada daerah
perkebunan/persawahan.

Oleh karena itu, dengan mengetahui beberapa jenis nyamuk tersebut,


sangat penting bagi kita untuk mengenali jenis-jenis nyamuk di atas agar kita
dapat mengetahui jenis nyamuk apa yang terdapat di rumah kita.2

2.1.3 Penyakit Yang Disebabkan Oleh Nyamuk

Pada musim hujan, sering kita melihat banyak nyamuk yang berkeliaran.
Karena pada waktu itulah banyak nyamuk yang sedang berkembang biak. Perlu
diketahui bahwa ada beberapa penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk
seperti paparan berikut ini :

1. Malaria

Penyebab malaria adalah dari parasit (Plasmodium) yang


ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina. Plasmodium sendiri terdiri
dari beberapa jenis. Dua jenis parasit yang umum di Indonesia adalah
Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Menurut CDC, Malaria
menginfeksi hampir 200 juta orang dan menyebabkan 500.000 kematian
setiap tahun di seluruh dunia di mana Indonesia merupakan salah satu
daerah endemis terutama di Indonesia Timur (Papua, Maluku, Nusa
Tenggara, dll).

Gejala malaria ini bervariasi dan bahkan dapat mengakibatkan


kematian. Jika kita terinfeksi malaria, kita akan mengalami demam, sakit

2 Ibid, hal.92

6
kepala, menggigil, dan muntah. Mendapatkan perawatan segera sangatlah
penting karena malaria dapat membuat ketahanan tubuh menurun secara
drastis dalam waktu yang singkat, sehingga juga bisa menimbulkan
berbagai macam komplikasi yang berat. Malaria dapat dicegah dengan
mengendalikan nyamuk, dan dapat disembuhkan dengan minum obat yang
tepat.

2. Demam Berdarah

Dimasyarakat biasanya dikenal dengan sebutan DBD, atau DHF


(Dengue Hemorrhagic Fever). Ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti yang terinfeksi virus Dengue dan nyamuk Aedes albopictus. Jadi,
DBD tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang lain tanpa
perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes aegypti biasanya berkembang
biak di daerah berpenduduk padat yang memiliki iklim lembap dan hangat.

Gejala mirip dengan penyakit yang dibawa nyamuk lainnya pada


awalnya, termasuk demam mendadak tinggi, sakit kepala parah, nyeri
mata, dan tulang, otot, dan nyeri sendi. Pada kasus yang parah, demam
berdarah dengue menyebabkan perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah,
dan memar, serta pendarahan internal yang dapat berakibat fatal bagi
sekitar 10 persen dari mereka yang terinfeksi. Tidak ada pengobatan
khusus untuk salah satu virus dengue, dan tidak ada vaksin pelindung.
Pada kasus dengan perdarahan berat dapat menyebabkan penurunan
tekanan darah atau syok sehingga berujung pada kematian. Oleh karena itu
penderita harus segera dirawat di rumah sakit.

3. Chikungunya

Sama dengan DBD, penyakit ini disebarkan oleh gigitan


nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi virus
chikungunya. Jadi, yang berbeda adalah jenis virusnya. Di Indonesia
penyakit ini sempat menjadi wabah di beberapa daerah. Selain demam
tinggi dan menggigil, maka gejala yang menonjol adalah nyeri otot yang

7
parah sehingga saking beratnya bisa sampai menghalangi penderita untuk
bergerak seperti biasanya. Gejala ini bahkan bisa bertahan selama
berminggu-minggu. Hingga saat ini tidak ada pengobatan atau vaksin
khusus untuk melindungi kita dari infeksi chikungunya.

4. Demam Kuning

Demam kuning atau Yellow Fever memang kurang popular di


Indonesia, karena ia lebih banyak ditemukan di daerah Afrika dan
beberapa daerah tropis di Amerika Selatan. Disebabkan oleh sejenis virus
yang kemudian ditularkan kepada manusia atau monyet melalui
nyamuk Aedes atau Haemagogus.

Penderita demam kuning akan mengalami beberapa fase . Pada


fase/tahap pertama akan terdapat gejala demam mendadak, menggigil, dan
sakit kepala parah, bersama dengan nyeri punggung, nyeri tubuh, mual,
muntah, kelelahan, dan kelemahan. Fase kedua adalah tahap remisi, di
mana keadaan pasien tampak membaik, namun harus tetap diwaspadai
karena pada sekitar 15-25 persen pasien dapat memasuki fase ketiga yang
lebih berisiko.

Pada fase ketiga, akan timbul kerusakan pada organ hati/liver


yang dapat membuat warna mata dan kulit menjadi kuning (oleh karena itu
disebut demam kuning). Selain itu, dapat muncul juga pendarahan di
dalam tubuh, muntah darah, peradangan hati serta kerusakan multi organ
sehingga dapat berakibat fatal.

5. Filariasis

Di Indonesia dikenal juga dengan penyakit Kaki Gajah. Ia


merupakan salah penyakit tropis menular yang disebabkan oleh parasit
cacing yang berbentuk seperti benang. Dua spesies cacing yang paling
sering dikaitkan dengan penyakit ini adalah Wuchereria
bancrofti dan Brugia malayi. Bentuk larva parasit mentransmisikan

8
penyakit ke manusia melalui gigitan nyamuk. Pada tahap awal infeksi,
pasien khas mengeluh demam, menggigil, sakit kepala dan lesi kulit.

Salah satu dari beberapa agen antiparasit mungkin efektif dalam


menghilangkan cacing. Namun, jika penyakit ini tidak diobati, akan
terdapat respon terhadap cacing dewasa sehingga menyebabkan
peradangan. Peradangan kronis dapat berkembang menjadi pengerasan
pembuluh limfatik (fibrosis) dan penyumbatan aliran getah bening.
Hambatan/obstruksi aliran getah bening atau aliran limfe ini akan
menyebabkan penumpukan cairan sehingga pada daerah tertentu dari
tubuh terutama kaki/tungkai bawah dan alat kelamin luar tepatnya pada
buah zakar (skrotum) akan mengalami bengkak hebat. Itulah mengapa
penyakit ini dinamakan Kaki Gajah atau Elefantiasis. Selain system
limfatik, filariasis juga dapat menyerang subkutan yakni jaringan dibawah
kulit dan rongga tubuh.

6. Zika

Penyakit Zika ini pertama kali diidentifikasi di Uganda. Virus ini


menyebar lewat gigitan nyamuk Aedes, namun dalam beberapa kasus yang
jarang terjadi ia dapat ditularkan melalui hubungan seksual, atau dari ibu
ke janin. Virus Zika menyebar secara cepat di seluruh Amerika Latin dan
Karibia pada tahun 2015 dan sekarang menjadi umum. Sementara infeksi
virus Zika biasanya berlalu tanpa disadari oleh penderita dimana sekitar 20
persen orang itu mengalami infeksi ringan mirip flu. Gejalanya termasuk
demam, ruam, nyeri otot, dan merah, mata gatal. Tidak ada vaksin untuk
mencegah Zika, dan tidak ada pengobatan khusus.

Virus ini diketahui telah mempengaruhi wanita hamil yang tinggal


di Brazil, di mana infeksi Zika dikaitkan dengan microcephaly yakni suatu
kondisi yang menyebabkan bayi lahir dengan kepala yang bentuknya kecil.

9
Karena risiko cacat bawaan tersebut, maka disarankan bagi wanita hamil
untuk tidak mengunjungi daerah dimana penyakit ini tengah menyebar.3

2.2 Pengertian Ragi

Menurut Dwijoseputro dalam Tarigan (1988) ragi merupakan populasi


campuran yang terdiri dari spesies-spesies genus Aspergilius, Saccharomyces,
Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobacter. Genus tersebut hidup bersama-
sama secara sinergis. Aspergillus menyederhanakan tepung menjadi glukosa serta
memproduksi enzim glukoamilase yang akan memecah pati dengan mengeluarkan
unitunit glukosa, sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansenulla dapat
menguraikan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lain
sementara itu Acetobacter dapat merombak alkohol menjadi asam. Ragi yang
beredar dipasaran biasanya mengandung mikroba jenis yeast. Didalam ragi
Saccharomyces cerevisiae dicampur dengan tepung beras dan dikeringkan,
biasanya berbentuk agak bulat dengan diameter 3 cm serta berwarna putih.4

2.3 Pengertian Gula Merah

Gula merah merupakan produk olahan nira kelapa/aren yang dilakukan


oleh pengrajin gula merah. Gula merah semakin diminati karena berbagai
kelebihan yang dimilikinya. Gula merah merupakan salah satu bahan pangan
yang dibuat dari nira palma termasuk kelapa dan aren. Permintaan gula merah
semakin meningkat karena bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga
kesehatan dengan mengurangi konsumsi gula pasir dan menggantikannya dengan
gula merah. Gula merah mempunyai kelebihan antara lain warna kecoklatan dan
aroma yang khas serta mempunyai nilai indeks glikemik yang rendah
dibandingkan gula pasir yaitu 35, sehingga baik dikonsumsi oleh penderita

3 Ari Sulistyorini, Kenali Penyakit dari Nyamuk, (Jakarta : Fajar Grafika, 2006), hal. 201
4 Muhammad, Amin, Pegangan Umum Bioteknologi 3, (Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan,1985), hal. 230

10
diabetes atau masyarakat yang ingin menjaga kesehatan. Gula merah diproduksi
oleh pengrajin gula merah dengan kapasitas produksi 10-20 kg/hari.

Gula merah yang dijual di pasar secara visual dibedakan dalam mutu
tinggi yaitu tekstur gula merah yang padat dan tidak berair, sedangkan mutu
rendah memiliki tektur yang sudah lembek. Gula merah kelapa dijual dalam
bentuk kecil dan berwarna kekuningan sampai dengan kecoklatan dengan aroma
dan rasa khas gula kelapa, sedangkan gula merah aren berbentuk lebih besar
dibandingkan dengan gula merah kelapa, biasanya gula merah aren dicetak
dengan cetakan mangkuk yang terbuat dari kayu ataupun plastik. Berat dari gula
merah aren dapat mencapai 1 kg dan memiliki aroma lebih tajam khas gula merah
aren.5

2.4 Fermentasi
Fermentasi merupakan ilmu yang dianggap sangat tua karena semenjak
zaman dahulu telah banyak dilakukan pembuatanmakanan dan minuman yang
merupakan hasil fermentasi.
Dalam beberapa industri fermentasi pelaksanaan prosesnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yang meliputi :
1. Mikrobia
2. Bahan Dasar
3. Sifat – sifat Proses
4. Pilot-Plat
5. Faktor Sosial Ekonomi

Proses fermentasi mempunyai enam komponen dasar, yaitu :


1. Susunan medium yang digunakan selama pengembangan inokulum dan
di dalam fermentor.
2. Sterilisasi medium, fermentor, dan peralatan yang lain.
5 Otik Nawansih, dkk. Survey Mutu Dan Keamanan Gula Merah Di Pasar Kota Bandar
Lampung. (Vol 9, No 1. 2016) hal. 1-2

11
3. Aktivitas produksi, pemanfaatan kultur murni, jumlah inokulum untuk
produksi.
4. Pertumbuhan mikrobia dalam fermentor produksi pada kondisi optimum
untuk pembentukan hasil.
5. Ekstraksi produk dan pemurnian.
6. Penanganan limbah yang dihasilkan selama proses.

Fermentasi alkohol adalah proses penguraian karbohidrat menjadi etanol


dan CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas suatu jenis mikroba yang disebut khamir
dan keadaan anaerob Perubahan ini dapat terjadi jika mikroba terseut bersentuhan
dengan makanan yang sesuai bagi pertumbuhannya. Pada proses fermentasi
biasanya tidak menimbulkan bau busuk dan biasanya menghasilkan gas
karbondioksida.
Secara ringkas seluruh rangkaian reaksi yang terjadi adalah hidrolisis pati
atau polisakarida menjadi maltose (disakarida) kemudian hidrolisis menjadi
glukosa dan selanjutnya diubah menjadi alcohol dan gas karbondioksida oleh
Saccharomyyces cereviceae untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras.6

BAB III

METODE KERJA

3. 1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut:

1. Botol Plastik
2. Sendok
3. Pisau

6 Jhonpriemen, dkk. Pengaruh Massa Ragi, Jenis Ragi dan Waktu Fermentasi pada Bioetanol
dari Biji Durian, (Vol.18, No. 2. 2012) hal 44-45

12
4. Air
5. Ragi
6. Gula Merah

3.2 Cara Kerja

Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1. Potong botol pada 1/3 bagian atasnya, dan sisihkan.


2. Masukkan gula merah dalam botol mineral dan tuang air panas, aduk atau
kocok hingga gula larut, biarkan hingga dingin.
3. Tambahkan ragi ke dalamnya, jangan diaduk, biarkan larut sendiri.
4. Selanjutnya, ambil bagian atas potongan botol, tempatkan dengan posisi
terbalik sehingga menyerupai corong, ke atas botol yang sudah diisi
larutan. Kemudian berikan selotip di sepanjang pinggit botol mineral.
5. Langkah terakhir, bungkus sekeliling botol dengn kertas, plastik atau kain
yang berwarna hitam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Suaha. Mengenal Lebih Jauh Tentang Serangga. Semarang : Toha Putra.
2010

Sulistyorini, Ari. Kenali Penyakit dari Nyamuk . Jakarta : Fajar Grafika. 2006

Muhammad, Amin. Pegangan Umum Bioteknologi 3. Jakarta : Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan. 1985

Otik Nawansih, dkk. Survey Mutu Dan Keamanan Gula Merah di Pasar Kota
Bandar Lampung. Vol.9, No.1, 2016

Jhonpriemen, dkk. Pengaruh Massa Ragi, Jenis Ragi dan Waktu Fermentasi pada
Bioetanol dari Biji Durian. Vol.18, No.2, 2012

Anda mungkin juga menyukai