Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat izin dan rahmat-
Nya sehingga makalah parasitologi yang berjudul “ Kecoa” dapat terselesaikan
dengan tepat waktu.

Makalah ini membahas tentang taksonomi kecoa, siklus hidup,


morofologi, pengendalian dan metode penangkapan kecoa. Dalam pembuatan
makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, terima kasih atas partisipasinya dalam penyelesaian makalah ini. Dan
makalah ini tidak akan sempurna tanpa kritik dan saran dari pembaca serta
semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Makassar, 09 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................1


B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Taksonomi Kecoa .....................................................................................3


B. Habitat Kecoa ...........................................................................................3
C. Bionomik Kecoa........................................................................................4
D. Morfologi Kecoa ......................................................................................4
E. Siklus Hidup Kecoa ..................................................................................7
F. Peranan Kecoa ..........................................................................................8
G. Pengendalian Kecoa .................................................................................9
H. Metode Pengambilan Sampel Kecoa ........................................................11

BAB III PUNUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................12
B. Saran .........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vektor merupakan Arthopoda yang dapat menularkan, memindahkan atau


menjadi sumber penular penyakit pada manusia. Vektor penyakit merupakan
Arthopoda yang berperan sebagai penular penyakit sehingga dikenal sebagai
Arthopoda borne diseases atau juga sering disebut sebagai Vector borne
diaseases.

Indonesia terdapat berbagai macam vektor penyakit seperti nyamuk, lalat


dan kecoa. Kecoa merupakan jenis serangga pemukiman yang sering menganggu
hidup manusia karena meninggalkan bau yang tidak sedap, pembawa patogen
penyakit, penyebab alergi, dan mengotori perkakas rumah tangga.

Kecoa merupakan vektor penyakit karena kecoa sangat menyukai tempat


yang lembab, gelap dan kotor yang merupakan tempat yang cocok bagi bakteri
patogen untuk berkembang biak sehingga bekteri tersebut menempel pada bagian
tubuh kecoa yang akan tertinggal atau menempel pada tempat yang dilaluinya.
Selain bakteri, kecoa juga dapat menularkan virus yang dapat menganggu
kesehatan manusia.

Penyakit yang bisa disebarkan oleh kecoa adalah penyakit tifus atau
typhoid fever yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, tuberculosa (TBC)
yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, diare, kolera, hepatitis dan
asma. Tempat hidup kecoa dapat ditemukan di berbagai tempat seperti dalam
rumah, restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor dan perpustakaan. Mereka
hidup sangat berdekatan dengan manusia. Oleh karena itu untuk mengendalikan
kecoa dapat dilakukan secara biologi, fisik dan kimia.

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui taksonomi kecoa.

1
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui habitat kecoa.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui morfologi kecoa secara umum dan
berdasarkan jenisnya.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui siklus hidup kecoa.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui peranan kecoa
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengendalian kecoa
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui metode pengambilan sampel kecoa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Taksonomi

 Kingdom : Animalia
 Filum : Arthopoda
 Kelas : Insecta
 Upkelas : Pterygota
 Infrakelas : Neoptera
 Super Ordo : Dictyoptera
 Ordo : Blattodea
 Famili : Blaberidae, Blattellidae, Blattidae, Cryptocercidae,
Polyphagidae, Nocticolidae
 Genus : Periplaneta, Blattella
 Spesies : Periplaneta Americana, Blattella germanica, Blattella
asahinai
B. Habitat Kecoa

Kecoa kebanyakan terdapat di daerah tropika yang kemudian menyebar


ke daerah sub tropika atau sampai kedaerah dingin. Pada umumnya kecoa
menyukai tempat yang kotor, berbau, dan gelap. Selain itu kecoa mudah
ditemukan seperti di rumah, hotel, pelabuhan, rumah makan, pasar, WC,
rumah sakit dan hotel.

Di Indonesia, spesies kecoa Jerman (Blatella germanica) dan kecoa


Amerika (Periplaneta americana) paling sering kita jumpai di bangunan-
bangunan. Habitat kedua jenis kecoa ini berbeda. Kecoa amerika senang
berada di tempat yang lembab dan hangat seperti septic tank dan saluran
sanitasi yang terletak di luar rumah. Sedangkan kecoa jerman senang berada di
tempat yang lembab, gelap, dan banyak makanan seperti dapur, lemari makan
atau di atas pelafon rumah.

3
C. Bionomik Kecoa

1. Tempat Perindukan

Umumnya kecoa lehbih menyukai tempat-tempat yang kotor,


lembab dan sejuk seperti di WC, dibawah tumpukan barang-barang, di
gudang yang lembab dan berbau atau tempat-tempat yang kotor dan gelap.

2. Cara Hidup

Kecoa umumnya tinggal berkelompok. Mereka beraktivitas


mencari makan pada malam hari dan siang hari mereka bersembunyi
didalam celah-celah dinding, didalam kamar mandi, lemari dan selokan.
Dengan tubunya yang pipih, apabila kecoa merasa terganngu/terancam
hidupnya maka akan menyembunyikan tubuhnya dicelah yang sempit.
Kecoa juga menggunakan cara lain untuk melindungi dirinya dari bahaya,
yaitu dengan menggunakan cairan berbau busuk.

3. Makanan Yang Disukai Kecoa

Kecoa memakan semua jenis makanan yang dikonsumsi oleh


manusia terutama yang mengandung gula dan lemak. Seperti susu, keju,
daging, kue, biji-bijian dan coklat. Mereka juga menyukai karton,
tumpukan buku darah, dan sputum.

D. Morfologi Kecoa

Secara umum kecoa memiliki morfologi sebagai berikut:

1. Tubuh bulat telur dan pipih dorsoventral (gepeng).

2. Kepala agak tersembunyi dilengkapi: sepasang antena panjang yang


berbentuk filiform yang bersegmen,dan mulut tipe pengunyah (chewing).

3. Bagian dada terdapat 3 kaki,2 pasang sayap,bagian luar tebal, bagian


dalam berbentuk membran.

4
4. Caput melengkung ke ventro caudal di bawah sehingga mulut menonjol
diantara dasar kaki pertama.

5. Biasanya bersayap 2 pasang jenis Blatta Orientialis betina memiliki sayap


yang lebih pendek daripada jantan (tidak menutup abdomen).

Berdasarkan jenisnya, kecoa memiliki beberapa jenis dengan ciri fisik


yang berbeda satu sama lain yaitu sebagai berikut:

1. Periplaneta americana : Ukuran tubuhnya antara 30-40 mm, berwarna


merah terang hingga kecoklatan. Jenis kecoa yang paling besar, dan
pronoton warna kuning keruh dengan 2 bercak coklat dinding tengah.

Gambar 2.1 Periplaneta americana

2. Periplaneta australasiae : Panjangnya 27-33 mm dan berwarna coklat


dengan garis sisi kuning pucat pada sayap depannya.

Gambar 2.2 Periplaneta australasiae

3. Blatella germanica : Panjangnya 10-15 mm, pronotum atau pelindung


kepala mempunyai 2 garis melintang, kecoa jantan berwarna coklat

5
kekuning-kuningan dengan bentuk badan menyerupai lidah dan lebih
panjang. Kecoa betina berwarna lebih gelap dengan perut gemuk.

Gambar 2.3 Blatella germanica

4. Supella longipalpa : Terdapat diseluruh dunia, memiliki panjang 10-14


mm yang merupakan salah satu kecoa hama terkecil, dan terdapat garis-
garis kunng coklat disepanjang perut.

Gambar 2.4 Supella longipalpa

5. Blatta orientalis : Terdapat di wilayah dengan suhu dingin, berwarna


kehitam-hitaman dan panjangnya antara 20-27 mm.

Gambar 2.5 Blatta orientalis

6
E. Siklus Hidup Kecoa

Gambar 2.6 Siklus Hidup Kecoa

Adapun siklus hidup kecoa adalah sebagai berikut :

1. Telur

Kecoa memiliki siklus hidup atau metamorfosa yang tidak


sempurna karena hanya terdapat tiga fase saja. fase pertama adalah telur,
telur kecoa berbentuk seperti kapsul dengan ukuran yang kecil dan
bewarna coklat pekat. Kecoa biasanya bertelur pada daerah kumuh atau
sampah atau bahkan di tempat yang tidak banyak dikunjungi orang karena
akan lebih aman berbeda dengan daur hidup kupu-kupu yang jauh dari
tempat kotor. Telur kecoa memiliki cangkang yang keras dan tidak mudah
pecah dengan memiliki semacam cairan tertentu yang merekat pada tempat
telur tersebut.

2. Nimfa

Setelah telur menetas kemudian akan menjadi nimfa atau bayi


kecoa. Bayi kecoa ini sangat kecil dan bewarna putih seperti kutu beras.
Nimfa sudah bisa bergerak bebas dan kemudian lambat laun mengalami
perubahan warna menjadi coklat. Pada fase ini kecoa masih sangat rentan
dan belum memiliki sayap. Kecoa juga bisa mengalami berbagai
pergantian kulit sehingga menjadi kulit seperti kulit kecoa dewasa. Namun

7
nimfa sudah bisa mencari makanannya sendiri denga mencari makanan
yang ada di sekitarnya. Nimfa kemudian menjadi kecoa muda dan sudah
hampir menjadi kecoa dewasa.

3. Kecoa dewasa

Setelah menjalani proses dari telur dan nimfa kemudian yang


terjadi adalah kecoa menjadi kecoa muda dan berangsur menjadi dewasa
yang telah memiliki sayap. Ya, kecoa bisa terbang baik kecoa betina
maupun kecoan jantan. Perbedaan kecoa muda dengan kecoa dewasa
adalah ukurannya saja yang lebih kecil dibandingkan dengan kecoa
dewasa. Pada fase ini kecoa sudah mandiri dan bisa mencari makanan
serta melakukan pertahanan diri jika ada predator yang akan
memangsanya.

F. Peran Kecoa

Kecoa adalah hewan nocturnal (hewan yang aktif pada malam hari).
Sehingga sulit terdeteksi oleh manusia dan berkembang dengan cepat. Bahkan
secara cepat kecoa membagi koloni mereka dan berpisah untuk mencari
habitat baru. Kecoa merupakan salah satu vektor penyebaran penyakit,
sehingga harus menjadi perhatian kita. Kecoak juga termasuk jenis serangga
pengganggu karena kebiasaan hidup mereka di tempat kotor, serta dapat
mengeluarkan cairan berbau.

Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan


penyakit. Peranan tersebut antara lain :

1. Sebagai vector mekanik bagi beberapa mikroorganisme patogen.

2. Sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing.

3. Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal


dan pembengkakan kelopak mata.

8
G. Pengendalian Kecoa

Adapun pengendalian kecoa menurut Depkes RI (2002), ditujukan


terhadap kapsul telur dan kecoa :

1. Pembersihan kapsul telur yang dilakukan dengan cara :

Mekanis yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-


celah dinding, celah-celah almari, celah-celah peralatan, dan dimusnahkan
dengan membakar/dihancurkan.

2. Pemberantasan kecoa

Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimia.


Secara fisik atau mekanis dengan :

a. Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul atau tangan.

b. Menyiram tempat perindukkan dengan air panas.

c. Menutup celah-celah dinding.

Adapun secara kimiawi menggunakan bahan kimia (insektisida)


dengan formulasi spray (pengasapan), dust (bubuk), aerosol (semprotan)
atau bait (umpan). Selain itu, Strategi pengendalian kecoa ada 4 cara
(Depkes RI, 2002):

1. Pencegahan

Cara ini termasuk melakukan pemeriksaan secara teliti barang-


barang atau bahan makanan yang akan dinaikkan ke atas kapal, serta
menutup semua celah-celah, lubang atau tempat-tempat tersembunyi yang
bisa menjadi tempat hidup kecoa dalam dapur, kamar mandi, pintu dan
jendela, serta menutup atau memodifikasi instalasi pipa sanitasi.

9
2. Sanitasi

Cara yang kedua ini termasuk memusnahkan makanan dan tempat


tinggal kecoa antara lain, membersihkan remah-remah atau sisa-sisa
makanan di lantai atau rak, segera mencuci peralatan makan setelah
dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat yang menjadi
persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas, kompor,
furniture, dan tempat tersembunyi lainnya. Jalan masuk dan tempat hidup
kecoa harus ditutup, dengan cara memperbaiki pipa yang bocor,
membersihkan saluran air (drainase), bak cuci piring dan washtafel.

3. Trapping

Perangkap kecoa yang sudah dijual secara komersil dapat


membantu untuk menangkap kecoa dan dapat digunakan untuk alat
monitoring. Penempatan perangkap kecoa yang efektif adalah pada sudut-
sudut ruangan, di bawah washtafel dan bak cuci piring, di dalam lemari, di
dalam basement dan pada lantai di bawah pipa saluran air.

4. Pengendalian dengan insektisida

Insektisida yang banyak digunakan untuk pengendalian kecoa


antara lain : Clordane, Dieldrin, Heptachlor, Lindane, golongan
organophosphate majemuk, Diazinon, Dichlorvos, Malathion dan Runnel.
Penggunaan bahan kimia (insektisida) ini dilakukan apabila ketiga cara di
atas telah dipraktekkan namun tidak berhasil.

Celah-celah atau lubang-lubang dinding, lantai dan lain-lain


merupakan tempat persembunyian yang baik. Lubang-lubang yang
demikian hendaknya ditutup/ditiadakan atau diberi insektisida seperti
Natrium Fluoride (beracun bagi manusia), serbuk Pyrethrum dan
Rotenone, Chlordane 2,5 %, efeknya baik dan tahan lama sehingga kecoa
akan keluar dari tempat-tempat persembunyiannya. Tempat-tempat
tersebut kemudian diberi serbuk insektisida dan apabila infestasinya sudah

10
sangat banyak maka pemberantasan yang paling efektif adalah dengan
fumigasi.

H. Metode Pengambilan Sampel Kecoa

1. Alat dan bahan

a. Lem tikus/ selotip d. Plastik/botol/toples

b. Kertas karton e. Alat tulis

c. Label f. Umpan

2. Cara Kerja

a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

b. Pengamatan dalam rumah dengan melihat tanda-tanda adanya kecoa


(kamar mandi, wastafle, gudang, tempat sampah dan dapur).

c. Menangkap kecoa dengan menggunakan kertas karton yang diberi lem


tikus dan diatasnya diletakan umpan pakan.

d. Tunggu selama 1 x 24 jam.

e. Memasukkan kecoa yang telah ditangkap ke dalam toples yang telah


diberi lubang udara dan beri label untuk menandai.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Kecoa menyukai tempat yang kotor, berbau, dan gelap. Selain itu kecoa
mudah ditemukan seperti di rumah, hotel, pelabuhan, rumah makan, pasar,
WC, rumah sakit dan hotel.

2. Kecoa tinggal berkelompok. Mereka beraktivitas mencari makan pada


malam hari dan siang hari mereka bersembunyi didalam celah-celah
dinding, didalam kamar mandi, lemari dan selokan.

3. Secara umum, kecoa memiliki tubuh bulat telur pipih, terdapat sepasang
antena panjang, dan memiliki caput. Kecoa mengalami metamorfosis tidak
sempurna yang mana hanya mengalami 3 fase yaitu telur, nimfa dan
dewasa.

4. Kecoa berperan sebagai vektor penular penyakit kepada manusia


sehinggga manusia dapat terkena penyakit yang menganggu kesehatannya.
Pengendalian kecoa dapat dilakukan dengan cara fisik dan kimiawi. Selain
itu dapat juga dengan cara pengendalian, sanitasi, trapping dan insektisida.
Metode penangkapan yang dapat dilakukan adalah metode trapping atau
perangkap.

B. Saran

Adapun saran dari makalah makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat, sebaiknya menjaga kebersihan lingkungan rumah.

2. Sebaiknya pengendalian kecoa dilakukan dengan cara fisik dan sanitasi


agar tidak membahyakan kesehatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ainur. 2014. Vektor Kecoa. http://pvektorkecoa.blogspot.com/2014/10/vektor-


kecoa-mata-kuliah-pengendalian.html?m=1. Diakses pada tanggal 26
Februari 2019.

Anonim. 2013. Siklus Hidup Kecoak.


http://adheukhti.blogspot.com/2013/06/siklus-hidup-kecoak.html?m=1.
Diakses pada tanggal 26 Februari 2019.

Anonim. 2015. Daur Hidup Kecoa. https://dosenbiologi.com/hewan/daur-hidup-


kecoa Diakses pada tanggal 9 maret 2019.

Ary, Dinar. 2014. Siklus Hidup Kecoa, Taksonomi, Morfologi dan Peranan Hidup
Kecoa. http://dinaanendya.blogspot.com/2014/12/memberantas-kecoa-
vektor-40-jenis.html?m=1. Diakses pada tanggal 26 Februari 2019.

Ernawati. 2016. Uji Kemampuan Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogonnardus (L)


Randel) Dalam Mematikan Kecoak Amerika (Periplaneta Americana).
(Skripsi). Makassar. Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan
Lingkungan.

Fitrianingsih, Niez. 2014. Pengendalian Vector Kecoa.


http://epidemiologiku.blogspot.com/2014/05/upaya-pengendalian
vektor-kecoa.html. Diakses pada tanggal 9 maret 2019.

Fajri, Azzahrowan 2016. Praktek Pemeriksaan Kecoa


http://pejuangkonservasi7.blogspot.com/2016/01/praktek-pemeriksaan
kecoa.html. Diakses pada tanggal 9 maret 2019.

Wahyuni, Andi Sri. 2016. Kemampuan Ekstrak Tumbuhan Catnip (Nepeta


cataria) Dalam Mematikan Kecoa. (Skripsi). Makassar. Politeknik
Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan.

13

Anda mungkin juga menyukai