Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PERAWATAN LUKA

“GIGITAN HEWAN BERBISA”

Dosen Mata Kuliah :

Di Susun Oleh Kelompok :

DIV KEPERAWATAN TINGKAT 1 A


POLTEKKES KEMENKES PALU
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang yang penting dan diinginkan oleh semua orang. Tanpa
adanya kesehatan yang baik, maka kualitas hidup manusia akan menurun dan dapat
menumbulkan gangguan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Adanya gangguan
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor penyebabnya ialah penyakit
baik itu bersumber dari kebiasaan buruk yang dilakukan oleh orang tersebut dalam
beraktivitas maupun karena terjangkit virus yang berasal dari lingkungan sekitarnya.
Lingkungan yang buruk memang selalu mendatangkan penyakit terutama bagi orang yang
tinggal di area kumuh. Maka tak jarang orang yg tinggal diarea kumuh tubuhnya tdk
terinfeksi oleh penyakit. Tempat kotor akan menjadi sarang berbagai serangga-serangga
kecil yang mungkin menjadi vector mikroorganisme penyebab penyakit. Bukan hanya
nyamuk dan lalat seperti yang sering kita jumpai selama ini namun juga serangga dari bangsa
arthropoda. Salah satunya ialah kalajengking yang tergolong dalam invertebrata arthropoda.
serangga ini dikenal karena alat sengatnya yang mematikan. Jenis kalajengking beraneka
ragam, hal ini juga menentukan zat racun yang dibawanya. Diketahui bahwa sengatan
kalajengking tidak membawa sampai pada titik kematian namun efeknya dapat menyebabkan
kelumpuhan akibat zat racun yang terdapat pada sengatnya. Namun ada beberapa
kalajengking yang sengatannya sangat mematikan, karena zat racunnya secara langsung
mengenai saraf. Berdasarkan uraian diatas kami membahas kalajengking selain untuk
mengetahui bagaimna siklus hidup dan jenis-jenisnya, namun untuk mengetahui kandungan
racun dalam sengat kalajengking yang dapat memberikan efek luar biasa ketika terkena
tubuh manusia secara langsung serta untuk mengaetahui pengobatan terkait penyakit yang
disebabkan kalajengking dan cara pengendalian kalajengking tersebut.

1.2. Rumusan masalah

1. Apa itu kelas Arachiniodea (Kalajengking)

2. Bagaimana morfologi dari kalajengking ?

3. Apa penyakit yang ditimbulkan dari kalajengking ?

4. Bagaimana cara mengobati penyakit yang ditimbulkan kalajengking ?

5. Apa saja cara pengendalian kalajengking ?


1.3. Tujuan

1. Mengetahui apa itu Arachiniodea.

2. Mengetahui morfologi dari kalajengking.

3. Mengetahui gejala dan penyakit yang disebabkan oleh kalajengking.

4. Mengetahui bagaimana cara mengobati penyakit yang disebabkan kelajengking.

5. Mengetahui cara pengendalian kalajengking.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kalajengking

Kalajengking adalah sebuah arthropoda dengan delapan kaki, termasuk dalam


ordo Scorpiones dalam kelas Arachnida. Dalam kelas ini juga termasuk laba-laba,
harvestmen, mites, dan tick. Ada sekitar 2000 spesies kalajengking. Mereka banyak
ditemukan selatan dari 49° U, kecuali New Zealand dan Antarctica. Tubuh kalajengking
dibagi menjadi dua segmen: cephalothorax dan abdomen. Abdomen terdiri dari
mesosoma dan metasoma. Satu lagi jenis baru dipublikasi dalam jurnal Acta
Arachnologica 59 terbitan bulan 30 September 2010. Jenis baru yang dilaporakn oleh
Wilson Laurenco dan Bernard Duhem ini menjadi jenis yang kedua untuk marga
Chaerilus untuk Pulau Halmahera. Sebelumnya, Laurenco mendeskripsi jenis baru
Chaerilus spinatus dari salah satu gua di Sagea yaitu Batu Lubang yang merupakan gua
terbesar di Halmahera bagian utara. Meskipun ditemukan di dalam gua, namun jenis ini
tidak mempunyai karakteristik morfologi yang khas untuk hidup di dalam gua atau
sebagai jenis troglobit. Jenis baru ini dikoleksi oleh Louis Deharveng dan Anne Bedos
dalam ekspedisi mereka di Batu Lubang pada tahun 1988. Spesimen tipe jenis baru yang
dideskripsi dari Halmahera disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense, Cibinong
Indonesia. Sedangkan jenis pertama yang dipublikasi dari Halmahera diberi nama
Chaerilus telnovi yang ditemukan di Gunung Talaga sekitar beberapa kilometer dari Gua
Batu Lubang di Sagea. Jenis ini ditemukan dalam serasah dan merupakan jenis tak
bermata kalajengkingserasah yang pertama kali dikenal di Asia” seperti yang
diungkapkan Laurenco dalam laporannya. Marga Chaerilus saat ini dikenal ada Chaerilus
Celebensis dari Sulawesi dan konon Chaerilus Sabinae yang merupakan salah satu jenis
kalajengking gua tanpa mata yang ditemukan di salah satu gua di Maros, Sulawesi
Selatan. Namun, dalam publikasi asli Chaerilus Sabinae dilaporkan berasal dari
Matampa, India. Meskipun hal ini diyakini sebuah kesalahan. Karena salah satu gua di
daerah Pangakajene di Sulawesi Selatan ada yang bernama Gua Mattampa dan oleh 4
kolektornya dikoleksi dari gua tersebut. Penemuan jenis baru oleh Laurenco ini semakin
menambah wawasan betapa masih besarnya potensi untuk temuan-temuan jenis baru di
Indonesia.

1. Jenis Kalajengking Paling Mematikan di Dunia

a) Kalajengking Kuning Brazil.

Memiliki sengat racun mematikan. Kalajengking yang banyak terdapat di Brazil


ini termasuk dalam hewan parthenogenesis. Maksudnya pembuahan dilakukan
oleh si jantan, embrio tumbuh tanpa perkawinan. Zat neurotoksin dalam bisa
kalajengking ini banyak mengakibatkan kematian pada anak-anak.
b) Kalajengking Bark Arizona.

Kalajengking yang banyak ditemui di gurun Amerika Serikat dan Meksiko Utara,
bertubuh cokelat terang dengan panjang hingga 8 cm. Sengatannya seperti listrik.
Setelah terkena sengat bisa lumpuh sementara, keluar buih dari mulut, mati rasa.

c) Kalajengking Merah India Hottentotta Tumulus.

Banyak dijumpai di Asia bagian Selatan. Selain India juga hidup di Nepal,
Srilanka, Pakistan. Dapat mencapai panjang sampai 9 cm. Warna tubuhnya
merah-cokelat atau oranye. Sengatan kalajengking ini pun dapat menyebabkan
kematian terutama pada anak-anak. Setelah disengat akan terasa nyeri, mengalami
gangguan napas, serangan jantung, muntah, dan keringat banyak.

d) Kalajengking Deathstalker.

Habitatnya di gurun daerah Afrika Utara dan Timur Tengah. Sengatnya


mengandung neurotoksin dan penyebab kematian bagi anak dan lansia.
Sengatannya menyebabkan timbunan cairan pada paru-paru.

e) Kalajengking Ekor Gemuk.

Banyak ditemukan di Timur Tengah dan Afrika. Panjangnya hingga 10 cm.


Sengatannya mematikan karena mengandung zat neurotoksin yang bisa membuat
saraf mati.

2. Jenis Kalajengking di Indonesia

a) Lychas Mucronatus

b) Heterometrus Cyaneus

c) Isometrus Maculatus

d) Heterometrus Longimanus

e) Liocheles Waigiensis

f) Liocheles Australasiae

g) Chaerilus Variegatus
2.2. Penyakit

Penyakit Semua spesies kalajengking memiliki bisa. Pada umumnya, bisa


kalajengking termasuk sebagai neurotoksin (racun saraf). Suatu pengecualian
adalah Hemiscorpius Lepturus yang memiliki bisa sitotoksik (racun sel).
Neurotoksin terdiri dari protein kecil dan juga natrium dan kalium, yang berguna
untuk mengganggu transmisi saraf sang korban. Kalajengking menggunakan
bisanya untuk membunuh atau melumpuhkan mangsa mereka agar mudah
dimakan. Bisa kalajengking lebih berfungsi terhadap hexapoda lainnya dan
kebanyakan kalajengking tidak berbahaya bagi manusia; sengatan menghasilkan
efek lokal (seperti rasa sakit, pembengkakan). Namun beberapa spesies
kalajengking, terutama dalam keluarga Buthidae dapat berbahaya bagi manusia.
Salah satu yang paling berbahaya adalah Leiurus quinquestriatus, dan anggota
dari genera Parabuthus, Tityus, Centruroides, dan terutama Androctonus.
Kalajengking yang paling banyak menyebabkan kematian manusia adalah Mus
muscullus.

Kalajengking merupakan salah satu binatang yang sangat berbahaya.


Hewan yang umumnya kita temui memiliki warna tubuh hitam legam ini, tidak
memiliki gigi. Yang biasanya dilakukan kalajengking untuk melindungi diri
adalah dengan menggunakan sengat. Tidak seperti lebah, sengat kalajengking
agak bengkok dan ada di ujung ekornya. Di Indonesia sengatan yang paling
berbahaya dan berbisa adalah sengatan milik si kalajegking hitam.

Efek terkenea sengatan kalajengking:

1. Rasa nyeri seperti terbakar pada bagian bekas sengatan

2. Rasa mual dan muntah

3. Sakit kepala dan sensasi berputar

4. Kejang-kejang lumpuh sementara

5. Denyut nadi yang melemah.

6. Pembengkakan pada bekas sengatan

7. Nyeri sendi lutut dan sekitarnya

8. Radang pancreas

9. Kesemutan, kram dan terkadang mati rasa

10. Membuat penglihatan kurang jelas.

Anda mungkin juga menyukai