BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang yang penting dan diinginkan oleh semua orang. Tanpa adanya kesehatan
yang baik, maka kualitas hidup manusia akan menurun dan dapat menumbulkan gangguan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Adanya gangguan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Adapun faktor penyebabnya ialah penyakit baik itu bersumber dari kebiasaan buruk yang dilakukan oleh
orang tersebut dalam beraktivitas maupun karena terjangkit virus yang berasal dari lingkungan
sekitarnya. Lingkungan yang buruk memang selalu mendatangkan penyakit terutama bagi orang yang
tinggal di area kumuh. Maka tak jarang orang yg tinggal diarea kumuh tubuhnya tdk terinfeksi oleh
penyakit. Tempat kotor akan menjadi sarang berbagai serangga-serangga kecil yang mungkin menjadi
vector mikroorganisme penyebab penyakit. Bukan hanya nyamuk dan lalat seperti yang sering kita
jumpai selama ini namun juga serangga dari bangsa arthropoda. Salah satunya ialah kalajengking yang
tergolong dalam invertebrata arthropoda. serangga ini dikenal karena alat sengatnya yang mematikan.
Jenis kalajengking beraneka ragam, hal ini juga menentukan zat racun yang dibawanya. Diketahui bahwa
sengatan kalajengking tidak membawa sampai pada titik kematian namun efeknya dapat menyebabkan
kelumpuhan akibat zat racun yang terdapat pada sengatnya. Namun ada beberapa kalajengking yang
sengatannya sangat mematikan, karena zat racunnya secara langsung mengenai saraf. Berdasarkan
uraian diatas kami membahas kalajengking selain untuk mengetahui bagaimna siklus hidup dan jenis-
jenisnya, namun untuk mengetahui kandungan racun dalam sengat kalajengking yang dapat
memberikan efek luar biasa ketika terkena tubuh manusia secara langsung serta untuk mengaetahui
pengobatan terkait penyakit yang disebabkan kalajengking dan cara pengendalian kalajengking tersebut.
Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!
0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaatTidak
bermanfaat
B.
Rumusan masalah 1.
Tujuan 1.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalajengking Kalajengking adalah sebuah arthropoda dengan delapan kaki, termasuk
dalam ordo Scorpiones dalam kelas Arachnida. Dalam kelas ini juga termasuk laba-laba, harvestmen,
mites, dan tick. Ada sekitar 2000 spesies kalajengking. Mereka banyak ditemukan selatan dari 49° U,
kecuali New Zealand dan Antarctica. Tubuh kalajengking dibagi menjadi dua segmen: cephalothorax dan
abdomen. Abdomen terdiri dari mesosoma dan metasoma. Satu lagi jenis baru dipublikasi dalam jurnal
Acta Arachnologica 59 terbitan bulan 30 September 2010. Jenis baru yang dilaporakn oleh Wilson
Laurenco dan Bernard Duhem ini menjadi jenis yang kedua untuk marga Chaerilus untuk Pulau
Halmahera. Sebelumnya, Laurenco mendeskripsi jenis baru Chaerilus spinatus dari salah satu gua di
Sagea yaitu Batu Lubang yang merupakan gua terbesar di Halmahera bagian utara. Meskipun ditemukan
di dalam gua, namun jenis ini tidak mempunyai karakteristik morfologi yang khas untuk hidup di dalam
gua atau sebagai jenis troglobit. Jenis baru ini dikoleksi oleh Louis Deharveng dan Anne Bedos dalam
ekspedisi mereka di Batu Lubang pada tahun 1988. Spesimen tipe jenis baru yang dideskripsi dari
Halmahera disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense, Cibinong Indonesia. Sedangkan jenis pertama
yang dipublikasi dari Halmahera diberi nama Chaerilus telnovi yang ditemukan di Gunung Talaga sekitar
beberapa kilometer dari Gua Batu Lubang di Sagea. Jenis ini ditemukan dalam serasah dan merupakan
jenis tak bermata kalajengking
serasah yang pertama kali dikenal di Asia” seperti yang diungkapkan Laurenco
dalam laporannya. Marga Chaerilus saat ini dikenal ada Chaerilus Celebensis dari Sulawesi dan konon
Chaerilus Sabinae yang merupakan salah satu jenis kalajengking gua tanpa mata yang ditemukan di salah
satu gua di Maros, Sulawesi Selatan. Namun, dalam publikasi asli Chaerilus Sabinae dilaporkan berasal
dari Matampa, India. Meskipun hal ini diyakini sebuah kesalahan. Karena salah satu gua di daerah
Pangakajene di Sulawesi Selatan ada yang bernama Gua Mattampa dan oleh
kolektornya dikoleksi dari gua tersebut. Penemuan jenis baru oleh Laurenco ini semakin menambah
wawasan betapa masih besarnya potensi untuk temuan-temuan jenis baru di Indonesia. 1.
Taksonomi kalajengking (
Heterometrus spinifer
). Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Subfilum : Chelicerata Kelas : Arachnida Subkelas : Dromopoda
Ordo : Scorpiones 2.
Jenis Kalajengking Paling Mematikan di Dunia a)
Kalajengking Kuning Brazil. Memiliki sengat racun mematikan. Kalajengking yang banyak terdapat di
Brazil ini termasuk dalam hewan parthenogenesis. Maksudnya pembuahan dilakukan oleh si jantan,
embrio tumbuh tanpa perkawinan. Zat neurotoksin dalam bisa kalajengking ini banyak mengakibatkan
kematian pada anak-anak. b)
Kalajengking Bark Arizona. Kalajengking yang banyak ditemui di gurun Amerika Serikat dan Meksiko
Utara, bertubuh cokelat terang dengan panjang hingga 8 cm. Sengatannya seperti listrik. Setelah
terkena sengat bisa lumpuh sementara, keluar buih dari mulut, mati rasa. c)
Kalajengking Merah India Hottentotta Tumulus. Banyak dijumpai di Asia bagian Selatan. Selain India
juga hidup di Nepal, Srilanka, Pakistan. Dapat mencapai panjang sampai 9 cm. Warna tubuhnya merah-
cokelat atau oranye. Sengatan kalajengking ini pun dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-
anak. Setelah disengat akan terasa nyeri, mengalami gangguan napas, serangan jantung, muntah, dan
keringat banyak. d)
Kalajengking Deathstalker. Habitatnya di gurun daerah Afrika Utara dan Timur Tengah. Sengatnya
mengandung neurotoksin dan penyebab
kematian bagi anak dan lansia. Sengatannya menyebabkan timbunan cairan pada paru-paru. e)
Kalajengking Ekor Gemuk. Banyak ditemukan di Timur Tengah dan Afrika. Panjangnya hingga 10 cm.
Sengatannya mematikan karena mengandung zat neurotoksin yang bisa membuat saraf mati. 3.
Lychas Mucronatus b)
Heterometrus Cyaneus c)
Isometrus Maculatus d)
Heterometrus Longimanus e)
Liocheles Waigiensis f)
Liocheles Australasiae g)
Chaerilus Variegatus B.
Morfologi Kalajengking Sebagaimana Arachnida, kalajengking mempunyai mulut yang disebut khelisera,
sepasang pedipalpi, dan empat pasang tungkai. Pedipalpi seperti capit terutama digunakan untuk
menangkap mangsa dan alat pertahanan, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai tipe rambut sensor.
Tubuhnya dibagi menjadi dua bagian yaitu sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks ditutup oleh
karapas atau pelindung kepala yang biasanya mempunyai sepasang mata median dan 2-5 pasang mata
lateral di depan ujung depan. Sefalotoraks tidak bersegmen. Beberapa kalajengking yang hidup di gua
dan di liter sekitar permukiman tidak mempunyai mata. Abdomen terdiri atas 12 ruas yang jelas, dengan
bagian lima ruas terakhir membentuk ruas metasoma yang oleh kebanyakan orang menyebutnya ekor.
Ujung abdomen disebut telson, yang bentuknya bulat mengandung kelenjar racun (venom). Alat
penyengat berbentuk lancip tempat mengalirkan venom. Pada bagian ventral, kalajengking mempunyai
sepasang organ sensoris yang bentuknya seperti sisir unik disebut pektin. Pektin ini
biasanya lebih besar dan mempunyai gigi lebih banyak pada yang jantan dan digunakan sebagai sensor
terhadap permukaan tekstur dan vibrasi. Pektin juga bekerja sebagai kemoreseptor (sensor kimia)
untuk mendeteksi feromon (komunikasi kimia). Kalajengking mempunyai sepasang umbai-umbai yang
kuat dan cakar bentuk penjepit (pedipalpus) yang terletak tepat didepan 4 pasang kaki. Kaki disesuaikan
untuk berjalan, cephalothorax tidak bersegmen dan tertutup oleh selembar lempeng kitin tebal yang
disebut dengan carapace. Terdapat 2-12 buah mata ocelli, abdomen bersegmen 12 buah, yang 7 segmen
disebut mesosoma besar dan 5 segmen terminal (metasoma) sangat menyempit. Pada ujung ekor
terdapat telson yang berpangkal pada sepasang sisir pada sisi ventral segmen II abdomen. Alat nafas
berupa 4 pasang paru-paru buku terletak sebelah ventral diantara segmen III dan XV abdomen. Tidak
mempunyai antena. 1.
Sistem Reproduksi Kalajengking berkembang biak secara ovovivipar dan anak-anaknya dibawa untuk
beberapa waktu dipunggung yang betina. Metamorfosis Kalajengking tidak sempurna yaitu telur
larva
nimpa
Lingkaran Hidup 1.
Setelah turun dari punggung, mereka butuh 2-6 tahun untuk mencapai kematangan, 5.
Rata-rata kalajengking hidup 3-5 tahun, tapi sejumlah spesies dapat hidup hingga 10-15 tahun.
7
3.
Perilaku Kalajengking tergolong serangga yang aktif di malam hari (nokturnal) dan siang hari (diurnal). Ia
juga merupakan hewan predator pemakan serangga, laba-laba, kelabang, dan kalajengking lain yang
lebih kecil. Kalajengking yang lebih besar kadang-kadang makan vertebrata seperti kadal, ular dan tikus.
Mangsa terdeteksi oleh kalajengking melalui sensor vibrasi organ pektin. Pedipalpi mempunyai susunan
rambut sensor halus yang merasakan vibrasi dari udara. Ujung-ujung tungkai mempunyai organ kecil
yang dapat mendeteksi vibrasi di tanah. Kebanyakan kalajengking adalah predator penyerang yang
mendeteksi mangsa ketika ia datang mendekat. Permukaan tungkai, pedipalpi, dan tubuh juga ditutupi
dengan rambut seta yang sensitif terhadap sentuhan langsung. Meskipun kalajengking dilengkapi
dengan venom untuk pertahanan dan mendapat mangsa, kalajengking sendiri jatuh menjadi mangsa
bagi mahluk kalin seperti kelabang, tarantula, kadal pemakan serangga, ular, unggas (terutama burung
hantu), dan mamalia (termasuk kelelawar, bajing dan tikus pemakan serangga). Seperti halnya predator
lainnya, kalajengking cenderung mencari makan di daerah teritori yang jelas dan terpisah, dan kembali
ke tempat yang sama pada setiap malam. Kalajengking bisa masuk ke dalam komplek perumahan dan
gedung ketika daerah teritorialnya hancur oleh pembangunan, penebangan hutan atau banir dan
sebagainya. 4.
Siklus hidup Kalajengking mempunyai ritual perkawinan yang kompleks, jantan menggunakan
pedipalpinya mencengkeram pedipalpi betina. Jantan kemudian membimbing betina melakukan tarian
percumbuan. Detailnya setiap jenis berbeda, dengan memperlihatkan alat penyengatnya yang panjang
pada jantan. Sperma dari jantan dimasukkan ke dalam struktur yang disebut
spermatofor, yang diletakkan oleh jantan ke atas permukaan yang kelak akan diambil oleh betina. Yang
jantan menyapukan pektin ke atas permukaan tanah untuk mebantu
menentukan lokasi yang sesuai untuk meletakkan spermatofor. Selanjutnya kalajengkin betina akan
menarik sperma ini ke dalam lubang kelamin, yang letaknya dekat ventral abdomen. Kalajengking
mempunyai masa hamil dari beberapa bulan sampai lebih satu tahun, tergantung jenis, tempat embrio
berkembang di dalam ovariuterus atau dalam divertikula khusus yang bercabang dari ovariuterus. Anak-
anak yang dilahirkan hidup akan anaik ke punggung ibunya. Ibunya membantu mereka dengan
membuatkan kantong melahirkan dengan kaki terlipat untuk menangkap mereka ketika lahir dan untuk
menyediakan mereka menaiki punggung ibunya. Beberapa jenis kalajengking tidak membentuk kantong
lahir. Rata-rata, seekor betina bisa melahirkan 25-35 ekor anak. Mereka tetap pada punggungnya,
sampai mereka molting untuk pertama kali. Setelah kalajengking muda putih turun dari punggung
betina, moling, kemudian balik lagi ke punggung induk selama 4-5 har hari sebelum meninggalkan induk,
biasanya dalam waktu 1-3 minggu setelah lahir. Sekali mereka turun, mereka sudah mampu bebas, dan
secara periodik molting untuk mencapai dewasa. Biasanya molting terjadi 5 atau 6 kali selama 2-6 tahun
untuk mencapai dewasa. Rata-rata kalajengking kemungkinan hidup 3-5 tahun, tetapi beberapa spesies
bisa hidup sampai 25 tahun. Beberapa jenis menunjukkan perilaku sosial, seperti membentuk agregasi
selama musim dingin, menggali koloni dan mencari makan bersama. 5.
Habitat dan Kebiasaan Kalajengking spesies Buthus Tamulus misalnya, aktif pada malam hari, berdiam
dibawah batu, potongan kayu, dan ditempat yang gelap dan lembab. Binatang ini kadang-kadang masuk
ke dalam tempat tinggal manusia terutama selama musim hujan di negeri tropic. Mereka menangkap
mangsanya, biasanya laba-laba serangga, diplopoda dan rodent, di dalam kukunya dan dengan
dorongan
Scribd Logo
Cari
Cari
Cari
Unduh
makalah-kalajengking
0 penilaian
234 tayangan
14 halaman
Informasi Dokumen
klik untuk memperluas informasi dokumen
Data diunggah
Hak Cipta
Format Tersedia
Opsi Berbagi
Copy Text
Salin Tautan
0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang yang penting dan diinginkan oleh semua orang. Tanpa adanya kesehatan
yang baik, maka kualitas hidup manusia akan menurun dan dapat menumbulkan gangguan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Adanya gangguan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Adapun faktor penyebabnya ialah penyakit baik itu bersumber dari kebiasaan buruk yang dilakukan oleh
orang tersebut dalam beraktivitas maupun karena terjangkit virus yang berasal dari lingkungan
sekitarnya. Lingkungan yang buruk memang selalu mendatangkan penyakit terutama bagi orang yang
tinggal di area kumuh. Maka tak jarang orang yg tinggal diarea kumuh tubuhnya tdk terinfeksi oleh
penyakit. Tempat kotor akan menjadi sarang berbagai serangga-serangga kecil yang mungkin menjadi
vector mikroorganisme penyebab penyakit. Bukan hanya nyamuk dan lalat seperti yang sering kita
jumpai selama ini namun juga serangga dari bangsa arthropoda. Salah satunya ialah kalajengking yang
tergolong dalam invertebrata arthropoda. serangga ini dikenal karena alat sengatnya yang mematikan.
Jenis kalajengking beraneka ragam, hal ini juga menentukan zat racun yang dibawanya. Diketahui bahwa
sengatan kalajengking tidak membawa sampai pada titik kematian namun efeknya dapat menyebabkan
kelumpuhan akibat zat racun yang terdapat pada sengatnya. Namun ada beberapa kalajengking yang
sengatannya sangat mematikan, karena zat racunnya secara langsung mengenai saraf. Berdasarkan
uraian diatas kami membahas kalajengking selain untuk mengetahui bagaimna siklus hidup dan jenis-
jenisnya, namun untuk mengetahui kandungan racun dalam sengat kalajengking yang dapat
memberikan efek luar biasa ketika terkena tubuh manusia secara langsung serta untuk mengaetahui
pengobatan terkait penyakit yang disebabkan kalajengking dan cara pengendalian kalajengking tersebut.
Nilai akan membantu kami untuk menyarankan dokumen terkait yang lebih baik kepada semua
pembaca kami!
B.
Rumusan masalah 1.
Tujuan 1.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalajengking Kalajengking adalah sebuah arthropoda dengan delapan kaki, termasuk
dalam ordo Scorpiones dalam kelas Arachnida. Dalam kelas ini juga termasuk laba-laba, harvestmen,
mites, dan tick. Ada sekitar 2000 spesies kalajengking. Mereka banyak ditemukan selatan dari 49° U,
kecuali New Zealand dan Antarctica. Tubuh kalajengking dibagi menjadi dua segmen: cephalothorax dan
abdomen. Abdomen terdiri dari mesosoma dan metasoma. Satu lagi jenis baru dipublikasi dalam jurnal
Acta Arachnologica 59 terbitan bulan 30 September 2010. Jenis baru yang dilaporakn oleh Wilson
Laurenco dan Bernard Duhem ini menjadi jenis yang kedua untuk marga Chaerilus untuk Pulau
Halmahera. Sebelumnya, Laurenco mendeskripsi jenis baru Chaerilus spinatus dari salah satu gua di
Sagea yaitu Batu Lubang yang merupakan gua terbesar di Halmahera bagian utara. Meskipun ditemukan
di dalam gua, namun jenis ini tidak mempunyai karakteristik morfologi yang khas untuk hidup di dalam
gua atau sebagai jenis troglobit. Jenis baru ini dikoleksi oleh Louis Deharveng dan Anne Bedos dalam
ekspedisi mereka di Batu Lubang pada tahun 1988. Spesimen tipe jenis baru yang dideskripsi dari
Halmahera disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense, Cibinong Indonesia. Sedangkan jenis pertama
yang dipublikasi dari Halmahera diberi nama Chaerilus telnovi yang ditemukan di Gunung Talaga sekitar
beberapa kilometer dari Gua Batu Lubang di Sagea. Jenis ini ditemukan dalam serasah dan merupakan
jenis tak bermata kalajengking
serasah yang pertama kali dikenal di Asia” seperti yang diungkapkan Laurenco
dalam laporannya. Marga Chaerilus saat ini dikenal ada Chaerilus Celebensis dari Sulawesi dan konon
Chaerilus Sabinae yang merupakan salah satu jenis kalajengking gua tanpa mata yang ditemukan di salah
satu gua di Maros, Sulawesi Selatan. Namun, dalam publikasi asli Chaerilus Sabinae dilaporkan berasal
dari Matampa, India. Meskipun hal ini diyakini sebuah kesalahan. Karena salah satu gua di daerah
Pangakajene di Sulawesi Selatan ada yang bernama Gua Mattampa dan oleh
kolektornya dikoleksi dari gua tersebut. Penemuan jenis baru oleh Laurenco ini semakin menambah
wawasan betapa masih besarnya potensi untuk temuan-temuan jenis baru di Indonesia. 1.
Taksonomi kalajengking (
Heterometrus spinifer
). Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Subfilum : Chelicerata Kelas : Arachnida Subkelas : Dromopoda
Ordo : Scorpiones 2.
Kalajengking Kuning Brazil. Memiliki sengat racun mematikan. Kalajengking yang banyak terdapat di
Brazil ini termasuk dalam hewan parthenogenesis. Maksudnya pembuahan dilakukan oleh si jantan,
embrio tumbuh tanpa perkawinan. Zat neurotoksin dalam bisa kalajengking ini banyak mengakibatkan
kematian pada anak-anak. b)
Kalajengking Bark Arizona. Kalajengking yang banyak ditemui di gurun Amerika Serikat dan Meksiko
Utara, bertubuh cokelat terang dengan panjang hingga 8 cm. Sengatannya seperti listrik. Setelah
terkena sengat bisa lumpuh sementara, keluar buih dari mulut, mati rasa. c)
Kalajengking Merah India Hottentotta Tumulus. Banyak dijumpai di Asia bagian Selatan. Selain India
juga hidup di Nepal, Srilanka, Pakistan. Dapat mencapai panjang sampai 9 cm. Warna tubuhnya merah-
cokelat atau oranye. Sengatan kalajengking ini pun dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-
anak. Setelah disengat akan terasa nyeri, mengalami gangguan napas, serangan jantung, muntah, dan
keringat banyak. d)
Kalajengking Deathstalker. Habitatnya di gurun daerah Afrika Utara dan Timur Tengah. Sengatnya
mengandung neurotoksin dan penyebab
kematian bagi anak dan lansia. Sengatannya menyebabkan timbunan cairan pada paru-paru. e)
Kalajengking Ekor Gemuk. Banyak ditemukan di Timur Tengah dan Afrika. Panjangnya hingga 10 cm.
Sengatannya mematikan karena mengandung zat neurotoksin yang bisa membuat saraf mati. 3.
Lychas Mucronatus b)
Heterometrus Cyaneus c)
Isometrus Maculatus d)
Heterometrus Longimanus e)
Liocheles Waigiensis f)
Liocheles Australasiae g)
Chaerilus Variegatus B.
Morfologi Kalajengking Sebagaimana Arachnida, kalajengking mempunyai mulut yang disebut khelisera,
sepasang pedipalpi, dan empat pasang tungkai. Pedipalpi seperti capit terutama digunakan untuk
menangkap mangsa dan alat pertahanan, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai tipe rambut sensor.
Tubuhnya dibagi menjadi dua bagian yaitu sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks ditutup oleh
karapas atau pelindung kepala yang biasanya mempunyai sepasang mata median dan 2-5 pasang mata
lateral di depan ujung depan. Sefalotoraks tidak bersegmen. Beberapa kalajengking yang hidup di gua
dan di liter sekitar permukiman tidak mempunyai mata. Abdomen terdiri atas 12 ruas yang jelas, dengan
bagian lima ruas terakhir membentuk ruas metasoma yang oleh kebanyakan orang menyebutnya ekor.
Ujung abdomen disebut telson, yang bentuknya bulat mengandung kelenjar racun (venom). Alat
penyengat berbentuk lancip tempat mengalirkan venom. Pada bagian ventral, kalajengking mempunyai
sepasang organ sensoris yang bentuknya seperti sisir unik disebut pektin. Pektin ini
6
biasanya lebih besar dan mempunyai gigi lebih banyak pada yang jantan dan digunakan sebagai sensor
terhadap permukaan tekstur dan vibrasi. Pektin juga bekerja sebagai kemoreseptor (sensor kimia)
untuk mendeteksi feromon (komunikasi kimia). Kalajengking mempunyai sepasang umbai-umbai yang
kuat dan cakar bentuk penjepit (pedipalpus) yang terletak tepat didepan 4 pasang kaki. Kaki disesuaikan
untuk berjalan, cephalothorax tidak bersegmen dan tertutup oleh selembar lempeng kitin tebal yang
disebut dengan carapace. Terdapat 2-12 buah mata ocelli, abdomen bersegmen 12 buah, yang 7 segmen
disebut mesosoma besar dan 5 segmen terminal (metasoma) sangat menyempit. Pada ujung ekor
terdapat telson yang berpangkal pada sepasang sisir pada sisi ventral segmen II abdomen. Alat nafas
berupa 4 pasang paru-paru buku terletak sebelah ventral diantara segmen III dan XV abdomen. Tidak
mempunyai antena. 1.
Sistem Reproduksi Kalajengking berkembang biak secara ovovivipar dan anak-anaknya dibawa untuk
beberapa waktu dipunggung yang betina. Metamorfosis Kalajengking tidak sempurna yaitu telur
larva
nimpa
Lingkaran Hidup 1.
Setelah turun dari punggung, mereka butuh 2-6 tahun untuk mencapai kematangan, 5.
Rata-rata kalajengking hidup 3-5 tahun, tapi sejumlah spesies dapat hidup hingga 10-15 tahun.
3.
Perilaku Kalajengking tergolong serangga yang aktif di malam hari (nokturnal) dan siang hari (diurnal). Ia
juga merupakan hewan predator pemakan serangga, laba-laba, kelabang, dan kalajengking lain yang
lebih kecil. Kalajengking yang lebih besar kadang-kadang makan vertebrata seperti kadal, ular dan tikus.
Mangsa terdeteksi oleh kalajengking melalui sensor vibrasi organ pektin. Pedipalpi mempunyai susunan
rambut sensor halus yang merasakan vibrasi dari udara. Ujung-ujung tungkai mempunyai organ kecil
yang dapat mendeteksi vibrasi di tanah. Kebanyakan kalajengking adalah predator penyerang yang
mendeteksi mangsa ketika ia datang mendekat. Permukaan tungkai, pedipalpi, dan tubuh juga ditutupi
dengan rambut seta yang sensitif terhadap sentuhan langsung. Meskipun kalajengking dilengkapi
dengan venom untuk pertahanan dan mendapat mangsa, kalajengking sendiri jatuh menjadi mangsa
bagi mahluk kalin seperti kelabang, tarantula, kadal pemakan serangga, ular, unggas (terutama burung
hantu), dan mamalia (termasuk kelelawar, bajing dan tikus pemakan serangga). Seperti halnya predator
lainnya, kalajengking cenderung mencari makan di daerah teritori yang jelas dan terpisah, dan kembali
ke tempat yang sama pada setiap malam. Kalajengking bisa masuk ke dalam komplek perumahan dan
gedung ketika daerah teritorialnya hancur oleh pembangunan, penebangan hutan atau banir dan
sebagainya. 4.
Siklus hidup Kalajengking mempunyai ritual perkawinan yang kompleks, jantan menggunakan
pedipalpinya mencengkeram pedipalpi betina. Jantan kemudian membimbing betina melakukan tarian
percumbuan. Detailnya setiap jenis berbeda, dengan memperlihatkan alat penyengatnya yang panjang
pada jantan. Sperma dari jantan dimasukkan ke dalam struktur yang disebut spermatofor, yang
diletakkan oleh jantan ke atas permukaan yang kelak akan diambil oleh betina. Yang jantan menyapukan
pektin ke atas permukaan tanah untuk mebantu
8
menentukan lokasi yang sesuai untuk meletakkan spermatofor. Selanjutnya kalajengkin betina akan
menarik sperma ini ke dalam lubang kelamin, yang letaknya dekat ventral abdomen. Kalajengking
mempunyai masa hamil dari beberapa bulan sampai lebih satu tahun, tergantung jenis, tempat embrio
berkembang di dalam ovariuterus atau dalam divertikula khusus yang bercabang dari ovariuterus. Anak-
anak yang dilahirkan hidup akan anaik ke punggung ibunya. Ibunya membantu mereka dengan
membuatkan kantong melahirkan dengan kaki terlipat untuk menangkap mereka ketika lahir dan untuk
menyediakan mereka menaiki punggung ibunya. Beberapa jenis kalajengking tidak membentuk kantong
lahir. Rata-rata, seekor betina bisa melahirkan 25-35 ekor anak. Mereka tetap pada punggungnya,
sampai mereka molting untuk pertama kali. Setelah kalajengking muda putih turun dari punggung
betina, moling, kemudian balik lagi ke punggung induk selama 4-5 har hari sebelum meninggalkan induk,
biasanya dalam waktu 1-3 minggu setelah lahir. Sekali mereka turun, mereka sudah mampu bebas, dan
secara periodik molting untuk mencapai dewasa. Biasanya molting terjadi 5 atau 6 kali selama 2-6 tahun
untuk mencapai dewasa. Rata-rata kalajengking kemungkinan hidup 3-5 tahun, tetapi beberapa spesies
bisa hidup sampai 25 tahun. Beberapa jenis menunjukkan perilaku sosial, seperti membentuk agregasi
selama musim dingin, menggali koloni dan mencari makan bersama. 5.
Habitat dan Kebiasaan Kalajengking spesies Buthus Tamulus misalnya, aktif pada malam hari, berdiam
dibawah batu, potongan kayu, dan ditempat yang gelap dan lembab. Binatang ini kadang-kadang masuk
ke dalam tempat tinggal manusia terutama selama musim hujan di negeri tropic. Mereka menangkap
mangsanya, biasanya laba-laba serangga, diplopoda dan rodent, di dalam kukunya dan dengan
dorongan
kebelakang dan kebawah dari abdomen yang menyerupai ekor memasukkan sengat dengan racunnya
yang dapat membuat lumpuh. Sebagian besar kalajengking aktif di malam hari. Sebagaimana di tempat
yang panas dan kering, kalajengking juga ditemukan di padang rumput, savana, gua, dan hutan
hujan/hutan berganti daun/hutan pinus. Bisa dari kalajengking berdampak pada sistem syaraf korban.
Setiap spesies memiliki perpaduan yang unik. 6.
Venom atau Racun Kalajengking Venom kalajengking digunakan untuk menangkap mangsa, proses
pertahanan diri dan untuk proses perkawinan. Semua kalajengking mempunyai venom dan dapat
menyengat, tetapi secara alamiah kalajengking cenderung bersembunyi atau melarikan diri.
Kalajengking dapat mengendalikan aliran venom, oleh karena itu pada beberapa kasus sengatan tidak
mengeluarkan racun atau hanya menimbulkan keracunan ringan. Racun kalajengking adalah campuran
kompleks dari neurotoksin atau racun syaraf dan bahan lainnya. Setiap jenis mempunyai campuran unik.
Di Amerika Serikat diketahui hanya jenis yang dianggap berbahaya bagi manusia, yaitu: Centruroides
exilicauda dan sekitar 25 jenis lain diketahui menghasilkan racun berpotensi merugikan manusia,
tersebar di seluruh dunia. Adapun kalajengking berbahaya di Afrka Utara dan Timur Tengah adalah
genus Androctonus, Buthus, Hottentotta, Leiurus), Amerika Selatan (Tityus), India (Mesobuthus), and
Mexico (Centruroides). Di beberapa daerah ini, sengatan kalajengking dapat menyebabkan kematian,
tetapi data realistis tidak tersedia. Beberapa studi menduga angka kematian pada kasus-kasus di rumah
sakit sekitar 4% pada anak-anak yang lebih rentan daripada yang lebih tua. Bila terjadi kematian akibat
sengatan ini umunya disebabkan oleh kegagalan jantung dan pernafasan beberapa jam setelah
kematian. Selama tahun 1980 di Meksiko terjadi kematian rata-rata 800 orang per tahun. Namun
demikian, dalam 20 tahun terakhir
10
di Amerika Serikat tidak ada laporan kematian akibat sengatan kalajengking, demikian pula di Indonesia
tidak pernah terdengar. C.
Penyakit Semua spesies kalajengking memiliki bisa. Pada umumnya, bisa kalajengking termasuk sebagai
neurotoksin (racun saraf). Suatu pengecualian adalah Hemiscorpius Lepturus yang memiliki bisa
sitotoksik (racun sel). Neurotoksin terdiri dari protein kecil dan juga natrium dan kalium, yang berguna
untuk mengganggu transmisi saraf sang korban. Kalajengking menggunakan bisanya untuk membunuh
atau melumpuhkan mangsa mereka agar mudah dimakan. Bisa kalajengking lebih berfungsi terhadap
hexapoda lainnya dan kebanyakan kalajengking tidak berbahaya bagi manusia; sengatan menghasilkan
efek lokal (seperti rasa sakit, pembengkakan). Namun beberapa spesies kalajengking, terutama dalam
keluarga Buthidae dapat berbahaya bagi manusia. Salah satu yang paling berbahaya adalah Leiurus
quinquestriatus, dan anggota dari genera Parabuthus, Tityus, Centruroides, dan terutama Androctonus.
Kalajengking yang paling banyak menyebabkan kematian manusia adalah Mus muscullus. Kalajengking
merupakan salah satu binatang yang sangat berbahaya. Hewan yang umumnya kita temui memiliki
warna tubuh hitam legam ini, tidak memiliki gigi. Yang biasanya dilakukan kalajengking untuk melindungi
diri adalah dengan menggunakan sengat. Tidak seperti lebah, sengat kalajengking agak bengkok dan ada
di ujung ekornya. Di Indonesia sengatan yang paling berbahaya dan berbisa adalah sengatan milik si
kalajegking hitam. Efek terkena sengatan kalajengking: 1.
Scribd
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan!
11
6.
Radang pankreas 9.
Kesemutan, kram dan terkadang mati rasa 10.
Pengobatan Pengobatan menggunakan obat Tourniquet hendaknya dipergunakan segera, dan racunnya
dikeluarkan dengan menghisap luka yang dibuat oleh sengat kalajengking yang besar. Sakitnya dapat
dihilangkan dengan pemakaian kompres es setempat, semprotan etilklorida, ammonia, obat yang
menghilangkan sakit, suntikan novokain atau epinefrin disekitar luka ataupun dengan memanfaatkan
tumbuhan disekitar misalnya getah batang pisang dengan cara digosokkan di bekas sengatan.
Pengobatan sistemik bertujuan untuk mengatasi shock dan sembab paru-paru. Obat kortison berguna
sekali pada penderita yang berat. Dan antivenin, apabila tersedia harus diberikan pula. E.
Pengendalian Tingginya populasi kalajengking dapat menjadi masalah dalam beberapa keadaan.
Kalajengking sulit dikendalikan dengan hanya dengan menggunakan insektisida. Oleh karena itu, strategi
pengendalian pertama yaitu untuk memodifikasi daerah sekitar struktur permukiman atau pengendalian
fisik yang dapat dilakukan yaitu: 1.
Buanglah semua tempat persembunyian kalajengking seperti sampah, tumpukan kayu, papan, batu,
bata dan berbagai benda di sekitar gedung. 2.
Pelihara rumput di sekitar perumahan dengan rutin memotongnya. Pangkas pohon dan cabang-cabang
pohon yang menggantung di sekitar rumah. Cabang pohon dapat menjadi jalan ke atap bagi
kalajengking. 3.
Taruhlah kontainer sampah di dalam kerangka yang membuat tempat sampah tidak langsung
berhubungan dengan tanah.
12
4.
Jangan sekali-kali membawa masuk kayu bakar ke dalam rumah, kecuali ditempatkan langsung di api. 5.
Tutuplah celah dan retakan yang ada di atap, dinding, pipa dan bagian bangunan lainnya. 6.
Pasanglah kawat kasa pada jendela, pintu, dan tetap dijaga dari kerusakan dan lain-lain. 7.
Gunakan lampu “black light” pada malam hari untuk memeriksa keberadaan
kalajengking. Tangkaplah dengan menggunakan tang yang besar dan panjang, kemudian lepas kembali
di alam atau anda hancurkan. 8.
Berbagai jenis insektisida dapat digunanakan, meski kurang begitu efektif. Aplikasi insektisida residual
dapat dilakukan pada bagian dasar rumah yang dicurigai banyak terdapat kalajengking. 9.
Apabila disengat kalajengking, segeralah lakukan pengompresan dingin dengan ice pack, dan segera
pergi ke dokter. Selain pengendalian secara fisik tersebut, terdapat pula pengendalian secara biologi
yaitu menggunakan hewan pemangsa atau predator kalajengking. Meski memiliki sengatan yang
mematikan, kalajengking tidak lepas juga dari sasaran predatornya. Predator kalajengking antara lain
kelabang, kadal, ular, burung, dan kera. Kadang-kadang kalajengking juga saling memangsa. Biasanya
kalajengking perempuan yang memangsa kalajengking laki-laki. Sedangkan pengendalian secara kimia
yang dapat dilakukan adalah dengan usaha mengurangi populasi kalajengking, yaitu melakukan
penyemprotan dengan bahan kimia Dieldrin 0,5% atau DDT 10%, Chlordane 20% dan Piretrum 0,2% di
dalam minyak yang encer dan telah dianjurkan.
13
A.
Kesimpulan Kalajengking adalah sekelompok hewan beruas dengan delapan kaki, yang termasuk dalam
ordo Scorpiones dalam kelas Arachnida. Kalajengking masih berkerabat dengan ketunggeng, laba-laba,
tungau, dan caplak. Ada sekitar 2000 jenis kalajengking. Mereka banyak ditemukan selatan dari 49° U,
kecuali Selandia Baru dan Antarktika. Kalajengking atau yang disebut juga scorpio, merupakan salah satu
serangga yang paling menyeramkan dan berbahaya sekali apabila menyengat, terutama bila
menggunakan sengatnya yang ada dibelakang. Seringkali akibat sengatan serangga ini menyebabkan
pembengkakan dan rasa nyeri yang hebat di sekitar luka bekas gigitan. B.
Buanglah semua tempat persembunyian kalajengking seperti sampah, tumpukan kayu, papan, batu,
bata dan berbagai benda di sekitar rumah, kampus atau tempat umum. 2.
Pelihara rumput di sekitar perumahan dengan rutin memotongnya. Pangkas pohon dan cabang-cabang
pohon yang menggantung di sekitar rumah. Cabang pohon dapat menjadi jalan ke atap bagi
kalajengking. 3.
Taruhlah kontainer sampah di dalam kerangka yang membuat tempat sampah tidak langsung
berhubungan dengan tanah. 4.
Jangan sekali-kali membawa masuk kayu bakar ke dalam rumah, kecuali ditempatkan langsung di api. 5.
Tutuplah celah dan retakan yang ada di atap, dinding, pipa dan bagian bangunan lainnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Keanekearagaman ekosistem
. Bandung: Cahaya Ilmu. Barnes, Robert D.2012.
Klasifikasi Kalajengking
.Bandung: Grafindo
Opsi Berbagi
Karusel Berikutnya
Scypha sp
Scypha sp
DIUNGGAH OLEH
Marco Walker
DIUNGGAH OLEH
DIUNGGAH OLEH
de'Mardika
DIUNGGAH OLEH
DIUNGGAH OLEH
DIUNGGAH OLEH
Nenik Prayanti
Cimex 2
Cimex 2
DIUNGGAH OLEH
MohamadRedzka
DIUNGGAH OLEH
diarnandini
Phthirus Pubis
Phthirus Pubis
DIUNGGAH OLEH
Cimex lectularius.docx
Cimex lectularius.docx
DIUNGGAH OLEH
elvhynd bei
DIUNGGAH OLEH
Remo
DIUNGGAH OLEH
Dwi Sri
DIUNGGAH OLEH
Yenni Indah
DIUNGGAH OLEH
vikry
Diplopoda
Diplopoda
DIUNGGAH OLEH
Rizal Adhitya
DIUNGGAH OLEH
Siti Qodriyatul Mardiyah
DIUNGGAH OLEH
MADU BASUKI
262463789-Bank-Soal-Parasitologi.doc
262463789-Bank-Soal-Parasitologi.doc
DIUNGGAH OLEH
Rival Virgo
DIUNGGAH OLEH
dwi rizky
makalah Kalajengking.docx
makalah Kalajengking.docx
DIUNGGAH OLEH
Karusel Berikutnya
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
ppt biotropika
ppt biotropika
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
7429-Article Text-14813-1-10-20150912
7429-Article Text-14813-1-10-20150912
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
1. sujaya et al
1. sujaya et al
DIUNGGAH OLEH
Fiqih Ibrahim
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
BRYOPSIDA
BRYOPSIDA
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
laporan mollusca
laporan mollusca
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
MAKALAH BEHAVIORISTIK
MAKALAH BEHAVIORISTIK
DIUNGGAH OLEH
Anissa Hikmah
DEUTEROMYCOTINA
DEUTEROMYCOTINA
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
RPP , WAIS
RPP , WAIS
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
DIUNGGAH OLEH
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
DIUNGGAH OLEH
Can_Slay
DIUNGGAH OLEH
Wais AL Kurni
978-602-262-041-9-1074.pdf
978-602-262-041-9-1074.pdf
DIUNGGAH OLEH
Mashudi Ali
Menu Footer
Kembali ke atas
Tentang
Tentang Scribd
Media
Blog kami
Hubungi Kami
Undang teman
Hadiah
Hukum
Syarat
Privasi
Hak Cipta
Dukungan
Aksesibilitas
Bantuan pembelian
AdChoices
Penerbit
Sosial
InstagramInstagram
TwitterTwitter
FacebookFacebook
PinterestPinterest
Buku
Buku audio
Majalah
Podcast
Lembar Musik
Dokumen
Snapshot
Direktori
Bahasa:
Bahasa Indonesia
PENAWARAN EKSKLUSIF
Navigasi cepat