Anda di halaman 1dari 17

Laboratorium Paleontologi Umum

Sie Makropaleontologi
2020

TUGAS RESUME ARTIKEL


ARTHROPODA

Disusun Oleh :
MELLYANDA RISKA R
111.190.142
PLUG 2

LABORATORIUM PALEONTOLOGI UMUM


SIE. MAKROPALEONTOLOGI
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
Nama: Mellyanda Riska Ramdhani
NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

ARTIKEL ARTHROPODA
 Pengertian
Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi, Reproduksi, Contoh - Arthropoda adalah hewan
tak bertulang belakang yang memiliki tubuh beruas-ruas atau bersegmen dan kaki
yang bersendi. Arthropoda berasal dari Bahasa Yunani, yaitu arthros (sendi atau
ruas) dan podos (kaki). Ciri-ciri Filum Arthropoda antara lain :

 Jumlah kaki mengalami modifikasi sesuai dengan kelasnya.


 Memiliki rangka luar yang tersusun oleh kitin.
 Tubuh simetri bilateral, bersegmen.
 Memiliki perbedaan yang jelas antara caput, thorak, dan abdomen.
 Beberapa bagian caput dapat bersatu.

Memiliki anggota gerak yang berpasangan dan juga bersegmen.

Berdasarkan persamaan dan perbedaan struktur tubuhnya, Arthropoda


diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu Crustacea, Myriapoda, Arachnida, dan
Insecta.

 klasifikasi

1. Kelas Crustacea

Ciri-ciri Kelas Crustacea antara lain :

 Pada umumnya hidup di air laut, mulai dari pantai hingga di laut dalam.
Namun, ada juga yang hidup di air tawar dan di darat terutama di tempat-
tempat yang lembab.
 Tubuhnya memiliki kepala yang menyatu dengan dada, disebut
cephalothoraks.
 Cephalothoraks memiliki 5 pasang kaki dan terdapat 2 pasang antenna di
anterior.
 Abdomen mempunyai segmentasi yang jelas dan terdapat telson pada
ujungnya. Telson adalah suatu segmen terakhir tubuh Crustacea setelah
abdomen, membentuk ekor kipas.  Ada yang menganggap bahwa telson
Nama: Mellyanda Riska Ramdhani
NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

adalah segmen terakhir dari tagma abdomen, tetapi ada pula yang
menganggap bahwa telson bukan bagian dari tagma abdomen.
 Alat geraknya mengalami modifikasi, sesuai dengan fungsinya.
Contoh hewan dari Kelas Crustacea adalah udang windu (Penaeus monodon),
lobster (Panulirus humarus), dan kepiting bakau (Scylla cerata). 

2. Kelas Myriapoda

Ciri-ciri Kelas Myriapoda antara lain :

 Semua anggotanya hidup di darat.


 Tubuhnya terdiri dari caput (kepala) yang memiliki sepasang antena,
sepasang mata, dan 2 atau 3 pasang rahang.
 Badannya terbagi ke dalam ruas-ruas dengan ukuran yang relatif sama,
masing-masing memiliki sepasang kaki.
Kelas Myriapoda dibagi menjadi 2 subkelas, yaitu Diplopoda dan Chilopoda.

a. Subkelas Diplopoda

Subkelas Diplopoda adalah hewan dari Kelas Myriapoda yang sering disebut
sebagai si kaki seribu (millipedes), karena memiliki jumlah kaki yang sangat
banyak.

Ciri-ciri Subkelas Diplopoda antara lain :

 Umumnya memiliki 30 pasang kaki atau lebih.


 Tubuhnya bulat memanjang (silindir), beberapa segmen menyatu, pada
setiap segmen terdapat 2 pasang kaki.
 Hidupnya sebagai herbivora, banyak dijumpai di bawah serasah, bebatuan,
atau di dalam tanah, dan selalu menghindar dari cahaya.
 Gerakannya sangat lambat dan jika ada getaran, tubuhnya akan melingkar
membentuk spiral atau bola.
 Pada kepalanya terdapat sepasang antena, dua pasang mata tunggal, dan
alat mulut tanpa taring bisa.
Contoh hewan dari Subkelas Diplopoda adalah Polyxenus sp., Sigmoria sp., dan
luwing (Spirobolus sp.).

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

b. Subkelas Chilopoda

Subkelas Chilopoda adalah hewan dari Kelas Myriapoda yang sering disebut
sebagai si kaki seratus (centipedes).

Ciri-ciri Subkelas Chilopoda antara lain :

 Tubuhnya terdiri atas kepala (caput) dan badan (abdomen), berbentuk


pipih dengan 15 pasang kaki atau lebih, dan beruas-ruas.
 Tiap ruas badan terdapat satu pasang kaki.
 Pada kepala terdapat 5 pasang antena yang panjang dan 2 pasang mata
tunggal.
Mulut dilengkapi sepasang taring bisa, yaitu modifikasi alat gerak dari segmen
tubuh yang pertama (kaki depan).

Contoh hewan dari Subkelas Chilopoda adalah kelabang atau lipan (Scolopendra
sp.) dan Lithobius forficatus.

Gambar 2.1. Lipan (Scolopendra cingulata)


3. Kelas Arachnida

Ciri-ciri Kelas Arachnida antara lain :

 Tubuh terbagi atas kepala yang menyatu dengan dada (cephalothoraks)


dan perut (abdomen).
 Bagian abdomen terdiri dari beberapa segmen, kadang-kadang
cephalothoraks dan abdomen menyatu.

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

 Pada cephalotoraks terdapat sepasang cheli cera (alat gerak pertama),


sepasang pedipalpus (alat gerak ke dua) yang berbentuk capit, dan 4
pasang kaki.
 Arachnida tidak mempunyai antena.
Kelas Arachnida diklasifikasikan menjadi 3 ordo, yaitu Scorpionida
(kalajengking), Araneida (laba-laba), dan Acarina (kutu tungau atau caplak).

3.1. Ordo Scorpionida

Ordo Scorpionida merupakan anggota Arthropoda darat yang paling tua. Ciri-ciri
Ordo Scorpionida antara lain :

 Memiliki pedipalpus yang berbentuk seperti catut yang besar.


 Memiliki chelisera yang kecil.
 Mempunyai sengat.
Contohnya Ordo Scorpionida adalah Scorpio sp.

a. Ordo Araneida

Ordo Araneida adalah anggota Arthropoda yang mampu membentuk sarang


(jaring) dengan benang-benang sutera karena mempunyai spinneret. Spinneret
adalah organ yang terdapat di depan anus. Araneida juga memiliki karapaks
dibagian anterior.

Contohnya Ordo Araneida adalah Argyope sp.

b. Ordo Acarina

Ordo Acarina adalah anggota Arthropoda yang ukuran tubuhnya kecil dan
tidak bersegmen-segmen, serta abdomennya bersatu dengan cephalothoraks.
Contoh Ordo Acarina adalah caplak (Dermacentor sp.) (Gambar 2)

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

Gambar 2. Caplak (Dermacentor occidentalis)

4. Kelas Insecta

Kelas Insecta adalah hewan dari Filum Arthropoda yang sering kita sebut sebagai
serangga. Ciri-ciri Kelas Insecta antara lain memiliki 3 pasang kaki, sehingga
disebut juga heksapoda. Kelas Insecta merupakan kelas dengan keanekaragaman
tertinggi di antara kelas-kelas yang lain. Penyebaran Insecta sangat luas, dari
perairan hingga puncak gunung, dari khatulistiwa hingga ke kutub. Jumlah
spesiesnya juga cukup banyak. Di dunia ini sedikitnya ditemukan 750.000 jenis
yang dikelompokkan ke dalam 100 suku dan 26 ordo. Cabang ilmu biologi yang
khusus mempelajari hewan-hewan anggota kelas ini adalah Entomologi.

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

Gambar 3. Kutu Buku (Lepisma saccharina)


Berdasarkan ada tidaknya sayap, Kelas Insecta dibagi menjadi 2 subkelas, yaitu
Subkelas Apterygota dan Subkelas Pterygota.

a. Subkelas Apterygota

Subkelas Apterygota adalah serangga yang tidak bersayap. Subkelas Apterygota


terdiri atas 4 ordo yaitu Protura, Diplura, Collembola, Thysanura. Ordo-ordo
tersebut merupakan kelompok serangga yang tidak mengalami metamorfosis
(Ametabola), contohnya adalah kutu buku (Lepisma sp.). Perhatikan Gambar 3.

b. Subkelas Pterygota

Subkelas Pterygota adalah kelompok Insecta yang memiliki sayap. Kelompok


bersayap ini bisa dibagi-bagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan sifat-
sifat tertentu.

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

Gambar 4. Tipe-tipe mulut anggota Subkelas Pterygota


Berdasarkan tipe mulutnya, anggota Pterygota terbagi menjadi beberapa
tipe (Gambar 4).

4.2.1. Tipe mulut penjilat Contoh hewan tipe mulut penjilat adalah Ordo Diptera,
misalnya lalat (Musca sp.).

4.2.2. Tipe mulut pengisap

Contoh hewan tipe mulut pengisap adalah Ordo Lepidoptera, misalnya Attacus sp.

4.2.3. Tipe mulut penggigit-pengisap

Contoh hewan tipe mulut penggigit-pengisap adalah Ordo Hymenoptera, misalnya


lebah madu (Apis mellifera).

4.2.4. Tipe mulut penggigit-pengunyah

Contoh hewan tipe mulut penggigit-pengunyah adalah Ordo Orthoptera, misalnya


belalang (Valanga sp.).

Tipe-tipe mulut tersebut merupakan penyesuaian dari fungsinya, yaitu berkaitan


dengan jenis makanan yang mereka makan.

Berdasarkan proses metamorfosisnya, Pterygota dibedakan menjadi 2 kelompok,


yaitu hemimetabola dan holometabola.

a. Hemimetabola

Hemimetabola adalah kelompok serangga bersayap yang mengalami


metamorfosis tidak sempurna. Kelompok ini terdiri dari 14 ordo, di antaranya
adalah Orthoptera, Hemiptera, dan Homoptera. Contoh Hemimetabola adalah

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

belalang (Valanga sp.), capung merah (Crocotermis sp.), walang sangit


(Leptocoriza sp.), dan tonggeret (Dundubia mannifera).

b. Holometabola

Holometabola adalah kelompok serangga bersayap yang mengalami metamorfosis


sempurna. Kelompok ini terdiri dari 9 ordo, seperti ordo Lepidoptera, Coleoptera,
Diptera, dan Hymeroptera. Contoh Holometabola adalah undur-undur
(Myrmeleon frontalis), kunan-kunang (Photinus sp.), kupu-kupu jeruk (Papilio
memmon), dan lalat rumah (Musca domestica).

Perbedaan antara proses metamorfosis sempurna dan tidak sempurna ditunjukkan


oleh Gambar 5-6.

Gambar 5. Proses metamorfosis tidak sempurna pada Ordo Hemiptera

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

Gambar 6. Proses metamorfosis sempurna pada Ordo Lepidoptera


Anda sekarang sudah mengetahui Filum Arthropoda. Terima kasih anda sudah
berkunjung

 Keanekaragaman Arthropoda dan Ancaman Aktivitas


Manusia

Dengan tingkat keberagaman yang sedemikian tinggi, Arthropoda


menyumbang tingkat keanekaragaman spesies terbesar dalam
keanekaragaman hayati di Indonesia. Keanekaragaman hayati
adalah variasi kehidupan di semua tingkatan organisasi biologi,
dari gen seluruh populasi makhluk hidup, keanekaragaman
spesies hingga keanekaragaman ekosistem (Gaston dan Spicer, 1998).
Arthropoda merupakan komponen terbesar dalam membentuk keanekaragaman
dalam spesies yang ada dimuka bumi.
Arthropoda memili ciri-ciri khusus sebagai berikut:
(1)memiliki tubuh bersegmen,
(2) mempunyai kulit keras terbuat dari kitin
(3) mengalami pergantian kulit(molting) dalam interval waktu tertentu,
(4)bernafas dengan insang atau trakea (Pedigo, 1996). Arthropoda
hidup pada habitat perairan dan daratan.

Sebagian arthropoda hidup dalam agroekosistem ( ekosistem pertanian).

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

Agroekosistem memeiliki kecenderungan sangat rentan mengalami gangguan.


Adanya gangguan pada ekosistem dapat mengubah komponen biotik dalam jangka
waktu yang lama. Jika sebuah agroekosistem pulih dengan cepat setelah
gangguan atau tahan terhadap serangan hama, ia dianggap lebih
stabil dari ekosistem yang tidak tahan terhadap serangan hama.Konsep yang kedua
adalah produktivitas. Produktivitas adalah ukuran fungsi ekosistem.Dalam
agroekosistem, produktivitas biasanya diukur sebagai hasil dari sebuah hasil panen.
Hal ini terjadi karena praktik yang umum dilakukan seperti penyiangan, penanaman,
aplikasi pupuk dan pestisida kimiawi, irigasi dapat meyebabkan perubahan
lingkungan pada agroekosistem dalam jangka pendek atau jangka panjang.

 Peran Arthropoda Dalam Ekosistem

Gagasan utama ekosistem adalah bahwa organisme terus terlibat dalam


serangkaian hubungan dengan setiap elemen lingkungan lain yang ada di
habitatnya baik komponen biotik maupun abiotik.
Dua komponen penyusun ekosistem adalah komponen hidup (biotik)dan tak hidup
(abiotik) yang berinteraksi. membentuk suatu kesatuan yang teratur.Keteraturan itu
terjadi karena adanya arus materi dan energi, yang terkendali oleh arus informasi di
antara komponen-kompenen yang ada dalam ekosistem. Masing-masing
komponen biotik mempunyai fungsi
(relung). Selama masing-masing komponen tetap melakukan fungsinya dan
bekerjasama dengan baik, keteraturan ekosistem tetap terjaga. Dilihat dari susunan dan
fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen biotik dan komponen abiotik.
Arthropoda tergolong hewan yang sangat adaptif sehingga dapat hidup di
ekosistem alami maupun ekosistem buatan (hidup berdampingan dengan manusi).
Kesuksesan eksistensi kehidupan serangga di bumi ini diduga berkaitan erat dengan
rangka luar (eksoskeleton) yang dimilikinya yaitu, kulit yang juga merangkap sebagai
rangka penunjang tubuhnya, dan ukurannya yang relatif kecil serta kemampuan
terbang sebagian besar jenis serangga.
Di ekosistem buatan, Arthropoda memiliki peranan penting dalam kehidupan
manusia, karena sebagian Arthropoda serangga memiliki manfaat ekonomis bagi
kesejahteraan manusia, diantara jenis yang umum dikenal adalah udang, kepiting
sebagai sumber protein, lebah yang dapat menghasilkan madu dan royal jeli, ulat sutera,
pollinator dan Arthropoda musuh alami. Selain itu serangga juga dapat
menjadi hama dan vektor penyakit pada manusia.
Di lingkungannya, Arthropoda memiliki berbagai peran ekologis. Dari
sekian peran Arthropoda dapat dikelompokkan sebagai berikut. Pertama, peran
dalam menjaga rantai dan jaring-jaring makanan di suatu ekosistem.
Arthropoda mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan tumbuhan
dan hewan pemangsanya. Artinya peran penting Arthropoda adalah sebagai
mata rantai dalam siklus jaring-jaring makanan yang ada di alam.

Sebagai contoh di ekosistem perairan , bentos ( larva Arthropoda yang hidup


diperairan) merupakan bahan makanan

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

bagi kehidupan ikan dan komunitas organisme lainnya di suatu


ekosistem sungai atau danau. Di ekosistem daratan Arthropoda
misalnya jangkerik, afid, tungau menjadi makanan bagi burung
walet dan katak. Keberadaan Arthropoda menjadi mata rantai
siklus hidup burung dan katak.

Jaring-jaring makanan di ekosistem daratan yang menunjukkan besarnya peran


Arthropoda dalam menunjang proses kehidupan di dalam ekosistem daratan.

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

DAFTAR PUSTAKA

-Leksono, Amin setyo.Februari,2017. “ Ekologi Arthropoda”.Malang.UB


Press, edisi i-xvi +136 hlm

-Teknik Geologi.2018. “ Ilmu Paleontologi Dasar”. Universitas Halu Oleo


Fakultas ilmu dan Teknologi Kebumian

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

LAMPIRAN

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2
Laboratorium Paleontologi Umum
Sie Makropaleontologi
2020

Nama: Mellyanda Riska Ramdhani


NIM: 111.190.142
Plug: 2

Anda mungkin juga menyukai