Anda di halaman 1dari 9

KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI KELAS SERANGGA DAN KERABATNYA

A. Myriapoda

Myriapoda mempunyai bentuk tubuh yang langsing dan panjang dengan segmen-segmen
yang serupa. Pada setiap segmen terdapat sepasang atau dua pasang kaki untuk berjalan.
Tubuh myriapoda terdiri dari kepala (kaput) dan perut (abdomen), dan tidak mempunyai
dada. Myriapoda ada yang merupakan hewan karnivora (makanannya berupa binatang kecil)
dan herbivora (pemakan daun dari sampah). Myriapoda (Yunani: myriad = banyak, podos =
kaki) yaitu hewan Arthropoda yang mempunyai kaki berjumlah banyak. Contohnya kaki
seribu. Hidup pada habitat yang lembab, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.
Myriapoda adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam
filum Arthropoda. Contohnya yaitu Kaki seribu dan kelabang .

B. Chilopoda

Kelas Chilopoda merupakan bangsa lipan yang berbadan panjang dan pipih dengan
bagian badan terdiri dari kepala dan batang badan. Jumlah ruas pada batang badan
bervariasi tergantung pada ordo masing-masing, jumlah ruas bisa mencapai 190 ruas.
Hewan ini tergolong hewan pemangsa (predator), makanannya adalah cacing dan
serangga. Bentuk tubuhnya pipih, jumlah segmen bisa mencapai 177, setiap segmen
mempunyai sepasang kaki, kecuali pada satu segmen di belakang kepala dan dua segmen
terakhir. Chilopoda hidup di darat dan bernapas dengan trakea yang bercabang-cabang ke
seluruh jaringan tubuhnya. Chilopoda memiliki 15-173 segmen. Tubuh agak gepeng.
Secara umum berukuran antara 1cm-10cm.

C. Isopoda
Isopoda hidup di laut, di air tawar, atau di darat, dan sebagian besar adalah hewan
keabu-abuan atau keputihan kecil dengan eksoskeleton (kerangka eksternal) kaku dan
tersegmentasi. Mereka memiliki dua pasang antena, tujuh pasang kaki bersendi
pada toraks, dan lima pasang anggota badan bercabang pada bagian abdomen yang
digunakan dalam respirasi. Betina merawat anak mereka dalam kantong di bawah
toraks mereka. Isopoda memiliki berbagai metode pemberian makan: beberapa makan
tanaman dan hewan yang mati atau membusuk, yang lain perumput atau mendapatkan
partikel makanan dari air di sekitar mereka, beberapa adalah predator, dan beberapa
adalah parasit internal atau eksternal, sebagian besar pada ikan.
Spesies air sebagian besar hidup di dasar laut atau di bawah perairan tawar, tetapi
beberapa taksa yang lebih terderivasi (kelompok lanjutan) dapat berenang untuk jarak
pendek. Bentuk terestrial bergerak dengan merangkak dan cenderung ditemukan
dalam tempat dingin dan lembap. Beberapa spesies dapat menggulung diri menjadi
bola untuk menghemat air atau sebagai mekanisme pertahanan. Ada lebih dari 10.000
spesies isopoda di seluruh dunia dengan sekitar 4.500 spesies yang ditemukan di
lingkungan laut, sebagian besar di dasar laut, 500 spesies di air tawar dan 5.000
spesies di darat. Isopoda adalah detritivor dan pemakan daun, karnivora (termasuk
predator dan pemakan bangkai), parasit, dan hewan penyaring, dan dapat menempati
salah satu atau lebih dari relung makan.

D. Arachnida
Arachnida adalah kelas hewan invertebrata Arthropoda dalam subfilum Chelicerata.
Istilah arachnid berasal dari bahasa Yunani άράχνη atau arachne, berarti laba-
laba,[1] dan juga merujuk pada figur mitologi Yunani, Arachne. Di dalamnya termasuk
hewan seperti laba-laba, kalajengking, serta ketonggeng. Nama kelas arachnida
berasal dari kata arachne= laba-laba. Anggotanya meliputi kalajengking, laba-laba,
dan tungau Tubuh terdiri dari atas sefalotoraks (kepala-dada) dan abdomen (perut).
Memiliki empat pasang kaki pada bagian sefalotoraks. Bagian abdomen tidak
memiliki kaki. Memiliki dua pasang alat mulut, yaitu sebagai berikut: -Sepasang
kelisera -Sepasang pedipalpus Alat pernapasan berupa paru-paru buku. Jenis kelamin
terpisah. Pembuahan secara internal.Tubuh arachnida terbagi atas kepala-dada
(sefalotoraks) dan badan belakang (abdomen).
Antara sefalotoraks dan abdomen terdapat bagian sempit seperti pinggang, disebut
pedisel. Pada bagian kepala-dada terdapat 4 pasangkaki, juga terdapat dua alat mulut,
yaitu sebagai berikut. 1) Alat sengat (chelicela = kelisera) 2) Alat cepit (pedipalpus)
Tubuh Arachnida dibagi menjadi dua bagian: anterior dan posterior. Bagian anterior,
disebut sefalotoraks, berisi organ-organ indra, mulut, dan anggota badan berpasangan.
Pasangan pertama anggota badan disebut chelicerae dapat membentuk penjepit atau
taring racun, dan pasangan–kedua pedipalpus–dapat berfungsi sebagai penjepit,
peraba, atau kaki. Pasangan anggota tubuh lainnya, umumnya empat, digunakan untuk
berjalan. Bagian posterior tubuh, perut, terdapat pembukaan genital dan struktur
lainnya. Hal ini biasanya dilengkapi dengan gills yang telah dimodifikasi disebut
paru-paru buku. Kebanyakan Arachnida adalah soliter kecuali pada saat kawin, ketika
berbagai pola perilaku yang kompleks dapat diamati. Betina dapat menjaga telur atau
anak.
E. Acarina

Tungau adalah sekelompok binatang kecil bertungkai delapan yang, bersama-sama


dengan caplak, menjadi bagian superordo Acarina. Tungau bukanlah kutu dalam
pengertian ilmu binatang walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa
orang menganggap keduanya sama). Apabila kutu sejati adalah
bagian Insecta (serangga), tungau semakin berdekatan dengan laba-laba diamankan
dari kekerabatannya. Binatang ini adalah salah satu avertebrata yang sangat beraneka
ragam dan sukses beradaptasi dengan beragam kondisi sekeliling yang terkait.
Ukurannya kebanyakan sangat kecil sehingga kurang menarik perhatian binatang
pemangsa mulia dan mengakibatkan dia remeh menyebar. Banyak di selang
bagiannya yang hidup lepas sama sekali di air atau daratan, namun hadir bagiannya
yang menjadi parasit pada binatang lain (mamalia maupun serangga) atau tumbuhan,
bahkan hadir yang memakan kapang. Beberapa tungau dikenal menjadi penyebar
penyakit (vektor) dan pemicu alergi. Walaupun demikian, hadir pula tungau yang
hidup menumpang pada binatang lain namun saling menguntungkan. Di
bagian pertanian, tungau menimbulkan banyak kerusakan pada kualitas
buah jeruk (umpamanya tungau karat buah Phyllocoptura oleivera Ashmed dan
tungau merah Panonychus citri McGregor), merusak daun ketela pohon dan juga daun
beberapa tumbuhan solanaceae (cabai dan tomat). Tungau juga mengakibatkan
penyakit skabies, penyakit pada kulit yang remeh menular.Hadir semakin dari 45 ribu
jenis tungau yang telah dipertelakan. Para ilmuwan berpendapat, itu baru sekitar 5%
dari kenyataan total jenis yang hadir. Binatang ini dipercaya telah hadir sejak sekitar
400 juta tahun. ilmu yang mempelajari perikehidupan tungau dan caplak dikenal
sebagai akarologi. Taksonomi tungau sedang belum stabil karena banyaknya
perubahan. Namun mampu dituturkan bahwa tungau mencakup semua bagian
Acariformes, semua Parasitiformes kecuali Ixodida (caplak), dan beberapa familia
dan genera yang belum pasti penempatannya.
F. Crustasea
Crustacea atau biasa disebut dengan udang-udangan ialah kelompok besar antropoda
yang spesiesnya sangat banyak mencari sekitar 52 ribu yakni hewan yang hidup di
pantai dan juga laut. Dan pada umumnya crustacean bisa bergerak dengan bebas
meski untuk beberapa takson memiliki sifat parasit dan hidup dengan cara
menumpang di inang. Crustacea diambil dari bahasa Latin yakni crustaceus yang
artinya hewan bercangkang. Istilah cangkang sendiri bukanlah seperti cangkang yang
keras atau tempurung namun lebih kepada mollusca. Dan sedangkan untuk
eksoskeleton di subfilum crustacean umumnya tersusun dari kitin yang juga keras
karena kandungan kalsium karbonat. Crustacea ini terbagi menjadi dua sub kelas yaitu
Entomostraca atau udang udangan rendah serta Malacostrata yaitu udang udangan yang besar.
Entomostraca umumnya memiliki ukuran kecil dan menjadi jenis zooplankton yang biasa
ditemukan pada perairan tawar atau laut. Golongan hewan crustacea biasanya dikonsumsi
ikan seperti Cladocera, Copepoda, Amphipoda serta Ostracoda. Sedangkan Malacostrata
umumnya bisa hidup di pantai dan juga laut seperti Isopoda dan juga Decapoda. Contoh
spesiesnya yang bisa kita temukan ialah udang galah atau Macrobanchium rosenbergi,
udang windu atau panaeus, rajungan atau Neptunus pelagicus serta kepiting atau
Portunus sexdentalus. Hewan yang masuk ke dalam golongan crustacean ini memiliki
beberapa ciri khusus yang beberapa diantaranya tidak dimiliki hewan lain. Berikut
ialah ciri ciri crustacean yaitu:

• Habitat utama dari crustacean bisa hidup di air laut serta air tawar sama seperti
siklus hidup ikan dan juga ada beberapa yang bisa hidup di darat.
• Umumnya, perkembangan crustacean dilakukan lewat fase larva.
• Crustacea punya dua lubang kelamin yang terletak pada belakang dada.
• Di bagian anteriornya ada satu pasang mata majemuk yang memiliki tangkai.
• Tubuh belakang untuk berbentuk melengkung dan pada bagian ujungnya ialah
ekor.
• Sistem pencernaan crustacea dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung dan
diakhiri dengan anus.
• Crustacea bernapas dengan insang.
• Semua ruas tubuh crustacea memiliki satu pasang kaki.
• Di bagian abdomen atau perut crustacea terdapat 5 kaki renang.
• Di bagian kepala serta dada terdapat satu pasang antenna, satu pasang rahang
bagian atas atau maksila serta satu pasang rahang bawah atau mandibula.
• Pada bagian kepala terlindungi dengan kulit yang keras atau Karapas.
• Sistem saraf crustacea ialah susunan dari saraf tangga tali.
G. Insekta
Serangga adalah salah satu kelas avertebrata dalam filum arthropoda yang
memiliki eksoskeleton berkitin. Bagian tubuhnya terbagi jadi tiga bagian yaitu
kepala, thorax dan abdomen juga memiliki tiga pasang kaki yang terhubung
ke thorax, memiliki mata majemuk dan sepasang antena. Serangga disebut
juga insecta, dibaca insekta berasal dari bahasa latin insectum, sebuah kata serapan
dari bahasa Yunani evrouv (entomon), yang artinya terpotong menjadi beberapa
bagian adalah salah satu kelas avertebrata di dalam filum arthropoda yang
memiliki eksoskeleton berkitin. Serangga adalah termasuk salah satu kelompok hewan
yang paling beragam, mencakup lebih dari satu juta spesies dan menggambarkan lebih
dari setengah organisme hidup yang telah diketahui.
Jumlah spesies yang masih ada diperkirakan antara enam hingga sepuluh juta dan
berpotensi mewakili lebih dari 90% bentuk kehidupan hewan yang berbeda beda di
bumi. Serangga dapat ditemukan di hampir semua lingkungan, meskipun hanya
sejumlah kecil yang hidup di lautan, suatu habitat yang didominasi oleh
kelompok arthropoda lain, krustasea. Kajian mengenai peri kehidupan serangga
disebut entomologi. Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum uniramia) yang
dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya
lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah dan
tabuhan) dan lepidoptera (misalnya kupu kupu dan ngengat). Serangga merupakan
hewan berpuas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif
kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi. Struktur peredaran darah
serangga adalah sistem peredaran darah terbuka dan semua serangga itu bertelur
(ovipar).
Ciri ciri dari Insecta atau serangga, yaitu:
• Tubuhnya dibedakan menjadi 3 yaitu kepala, dada dan juga perut.
• Alat mulutnya digunakan untuk menggigit, mengunyah, menghisap dan menjilat.
• Bentuk kakinya berubah sesuai dengan fungsinya.
• Pada kepalanya terdapat satu pasang mata faset (majemuk), mata tunggal
(ocellus) dan satu pasang antena yang digunakan sebagai alat peraba.
• Tempat hidupnya di darat dan air tawar.
• Sistem peredaran darah terbuka .
• Alat kelaminnya terpisah (jantan dan betina)
• Alat pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus,
rektum serta anus.
• Pada bagian mulut terdiri dari rahang belakang (mandibular), rahang depan
(maksila), serta bibir atas (labrum), dan bibir bawah (labium)
• Sistem pernapasannya dengan sistem trakea.

H. Scorpiones
Kalajengking adalah serangga yang memiliki racun pada bagian ekornya dan akan
menyengat jika merasa terancam atau dalam bahaya. Ekor kalajengking berbentuk
melengkung. Ciri lain dari hewan berbisa ini adalah adanya sepasang capit
pencengkeram pada bagian tubuh depan. Usia hidup kalajengking sangat bervariasi,
mulai dari 6 bulan hingga 25 tahun. Serangga yang menjadi simbol zodiak Scorpion
ini adalah hewan karnivora berkaki 8 dan tersebar di seluruh dunia. Menurut catatan
ilmiah, setidaknya ada sekitar 2000 spesies kalajengking dan pada umumnya memiliki
bisa atau racun pada bagian ekornya.
Berdasarkan penamaan ilmiah, berikut adalah klasifikasi kalajengking secara lengkap.

Kingdom Animalia

Subkingdom Bilateria

Superfilum Ecdysozoa

Filum Arthropoda

Subfilum Chelicerata

Kelas Arachnida

Ordo Scorpiones

Bothriuridae
Buthidae
Chactidae
Chaerilidae
Diplocentridae
Euscorpiidae
Heteroscorpionidae
Famili Ischnuridae
Luridae
Microcharmidae
Pseudochactidae
Scorpionidae
Superstitioniidae
Troglotayosicidae
Vaejovidae

Broteochactas
Chaerilus
Genus Heteroscorpion
Pseudochactas
Tityus
Menurut morfoligi yang menjadi salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari organisme
berdasarkan bentuk dan bagiannya, berikut adalah morfologi kalajengking secara jelas.

1. Bentuk
Tubuh kalajengking cenderung memanjang dengan ekor ekor melengkung tersegmentasi.
Ujung ekornya terdapat semacam suntik yang digunakan untuk menyengat atau
mengeluarkan racun. Sedangkan pada bagian tubuh depan terdapat sepasang capit. Capit pada
kalajengking jantan dan betina memiliki beberapa perbedaan. Selain itu, ukuran tubuh jantan
dan betina juga dapat menjadi pembeda. Kalajengking jantan biasanya lebih ramping dengan
ekor lebih panjang dibanding kalajengking betina.

2. Warna
Meski identik dengan warna tubuh hitam, namun tidak semua kalajengking berwarna hitam.
Contohnya adalah jenis Red Scorpion yang mempunyai warna tubuh oranye kemerahan, serta
Blue Scorpion dengan warna biru apda tubuhnya. Tak hanya warna-warna tersebut,
ditemukan pula jenis Deathstalker Scorpion yang berwarna kuning kehijauan, Arizona Bark
Scorpion berwarna tubuh cokelat, Pseudo Scorpion berwarna cokelat mahogany, Three
Striped Scorpion berwana kuning pucat dengan varias dua atau tiga garis gelap. Adapula
spesies kalajengking Emperor Scorpion dengan warna tubuh hitam berkilau dan tubuhnya
memiliki kemampuan memantualkan sinar UV (ultraviolat) sehingga nampak kebiruan saat
terkena terik matahari. Saat kalajengking ini akan berganti kulit, maka warnanya akan
semakin hitam.

3. Ukuran Tubuh
Secara umum, serangga ini berukuran sekitar 6 cm meskipun ada yang berukuran dibawah itu
atau bahkan tergolong sebagai kalajengking raksasa. Ukuran terbesar disandang oleh spesies
Black Emperor Scorpion dan kalajengking Afrika di Guinea dengan panjang tubuh mencapai
18 cm dan bobot 60 gram. Sedangkan ukuran tubuh terpanjang dinobatkan kepada jenis Rock
Scorpion dengan panjang tubuh hingga 21 cm. Berbanding terbalik dengan kalajengking
raksasa tersebut, ada pula scorpion yang hanya mempunyai ukuran tubuh 12 mm, yaitu
spesies Karibia microtytus fundorai. Sedangkan kalajengking purba yang ditemukan dalam
wujud fosil ukuran tubuhnya mencapai 35 cm hingga 1 meter, jenis tersebut adalah
Brontoscorpio anglicus dan Gigantoscorpio willsi.

4. Bentuk Kepala
Bagian kepala serangga berbisa ini memiliki mulut, sepasang pedipalps atau penjepit, serta
beberapa pasang mata. Mata pada kalajengking jumlahnya bervariasi, yaitu dua mata pada
bagian atas prosoma / kepala dan dua hingga lima mata yang terdapat pada kedua sisi depan.
Meski memiliki banyak mata, ternyata kemampuan melihat kalajengking tidak begitu bagus
dan serangga ini sangat berbisa terhadap sumber cahaya. Berdasarkan penelitian, mata
kalajengking fungsi utamanya adalah untuk membedakan gelap dan terang.

5. Abdomen
Perut atau abdomen kalajengking terdiri dari 12 ruas dengan 5 bagian ruang terakhir
menghasilkan bentuk ruas metasoma dan kita kenal sebagai ekor. Pada ujung abdomen
bentuknya bulat lancip serta mengandung racun atau venom yang disebut telson dan akan
disengatkan kepada musuh saat berada dalam kondisi terancam atau menghadapi bahaya.

6. Kaki
Jumlah keseluruhan kaki kalajengking adalah 8 kaki atau 4 pasang. Masing-masing kakinya
terdiri dari 7 segmen, yaitu coxa, trochanter, femur, patella, tibia, basitarsus, dan telotarsus.
Bagian ujung tarsus disebut apotele yang bercakar atay ungues. Segmen kaki coxa adalah
kaki yang ukurannya lebih besar dibanding segmen kaki lainnya. Segmen coxa berguna untuk
melindungi permukaan ventral prosoma.

7. Ekor
Ekor kalajengking disebut metasoma. Ekornya terdiri dari lima bagian dan telson mirip
vesikel dengan fungus yang menjadi tempat kelenjar beracun. Bagian ekor merupakan bagian
paling berbahaya dari kalajengking karena menjadi alat untuk menyengat dan menyuntikkan
racun yang sangat berbisa.]

8. Capit
Pedipals atau capit adalah salah satu ciri lain selain ekor melengkung kalajengking. Fungsi
kaki penjepit adalah untuk menangkap mangsa, melakukan kawin dan menggali tanah
sebagai tempat persembunyian.

Anda mungkin juga menyukai