Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TAKSONOMI HEWAN

OLEH

NAMA : MARSALINA BENU

NIM : 1806050158

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
1. Pengertian Mollusca

Filum mollusca merupakan bagian dari golongan invertebrata atau hewan tanpa tulang
belakang.

Moluska berasal dari bahasa latin "molluscus" yang berarti lunak. Moluska adalah hewan
yang memiliki sifat triploblastik selomata, di sisi lain moluska termasuk ke dalam jenis
invertebrata yang memiliki tubuh lunak multiseluler

Ciri-ciri umum filum mollusca

Menurut Adun Rusyana dalam buku Zoologi Invertebrata (2018), ciri-ciri umum filum Mollusca adalah:

 Merupakan hewan lunak yang tidak memiliki ruas pada tubuhnya


 Memiliki struktur tubuh triploblastik atau tiga lapisan tubuh.
 Memiliki bentuk tubuh simetri bilateral. Mayoritas spesiesnya punya mantel yang
mampu menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Pada hewan
mollusca, mantel tersebut berfungsi sebagai rumah atau rangka luar, misalnya kerang,
siput sawah, dan bekicot. Namun, ada pula yang tidak memiliki cangkok, seperti
cumi-cumi, gurita, sotong dan siput bertelanjang kaki.
 Punya alat pencernaan sempurna. Mulai dari mulut dengan radilu (lidah) hingga anus
terbuka di bagian rongga mantel.
 Alat ekskresinya berupa ginjal.
 Sistem pernapasannya menggunakan insang, paru-paru, mantel, atau bagian
epidermis.
 Sistem sarafnya terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion
visceral dan ganglion pedal. Ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal.

Struktur Tubuh Mollusca dan Fungsinya

Mollusca adalah hewan invertebrata atau hewan tanpa tulang belakang yang berbadan lunak.
Bentuk dan ukuran mollusca sangat bervariasi. Contoh, salah satu mollusca dengan ukuran
yang kecil adalah siput dengan panjang hanya beberapa milimeter. Di sisi lain, ada juga
mollusca yang besar, contohnya adalah cumi-cumi yang memiliki panjang mencapai 18
meter.
Walaupun bentuk tubuh hewan mollusca berbeda-beda, tetapi struktur utamanya tetap
sama.Untuk struktur dan fungsinya, tubuh mollusca terbagi menjadi tiga bagian utama, yakni
kaki, massa visceral, dan mantel. Bagian kaki merupakan bagian ventral tubuh hewan
mollusca yang memiliki otot. Mollusca menggunakan kaki sebagai alat gerak untuk merayap
dan menggali.Ada beberapa mollusca yang bagian kakinya termodifikasi menjadi tentakel.
Tentakel tersebut digunakan untuk memangsa makanannya

Massa Viseral
Massa viseral merupakan bagian tubuh utama hewan mollusca. Bagian inilah yang memiliki
tekstur atau bersifat lunak. Massa viseral diselimuti oleh sebuah jaringan yang tebal yang
disebut dengan mantel.

Pada bagian utama tubuh mollusca ini, terdapat sekumpulan organ tubuh, seperti organ
reproduksi, organ pencernaan, dan organ ekskresi.

Mantel
Mantel yang menyelubungi massa viseral membentuk rongga mantel yang berisi sebuah
cairan. Cairan tersebut adalah tempat yang berperan sebagai tempat lubang insang, lubang
ekskresi, dan juga anus.Hewan mollusca bercangkang memiliki mantel yang dapat
menyekresikan bahan penyusun cangkang mereka.

Klasifikasi Mollusca
Mengutip buku Klasifikasi Hewan karya Lilis Sri Astuti, terdapat 3 kelas dalam filum mollusca

Lamellibranchiata
Lamellibranchiata merupakan kelas yang mencakup hewan mollusca bangsa kerang. Salah
satu contoh hewan mollusca kelas lamellibranchiata adalah Meleagrina margaritifera.
Beberapa ciri dari kelas ini adalah:
- Hidup di dasar laut, dasar sungai, dan dasar kolam
- Tubuh terdiri atas kaki yang berada di tengah tubuh. Terdapat dua insang yang mengapit
kaki tersebut.

- Tubuh diselimuti oleh mantel serta dilindungi oleh cangkang dari zat kapur
- Lubang mulut lamellibranchiata terletak di muka kaki, tepatnya di bagian otot penutup
depan.

Cephalopoda
Cephalopoda merupakan kelas bagi hewan mollusca yang memiliki kaki di kepalanya.
Beberapa hewan cephalopoda adalah Octopus (gurita), Loligo (cumi-cumi), dan Sepia
(gurita). Ciri-ciri kelas cephalopoda adalah sebagai berikut:
- Hidup di laut
- Tidak memiliki cangkang di luar tubuh, cangkang terdapat di dalam tubuhnya
- Tubuh terdiri atas kepala dan kaki. Keduanya dihubungkan oleh organ tubuh lain, yaitu
leher.
- Insang merupakan organ pernapasannya
• Sirip dan tentakel digunakan sebagai alat gerak yang dapat menangkap makanan
• Ketika terancam bahaya, hewan dalam kelas ini akan mengeluarkan zat pewarna dari rongga
mantel

Gastropoda
Gastropoda merupakan sekumpulan hewan mollusca yang memiliki kaki di perut. Contoh
hewan gastropoda adalah Vivipara javanica (siput yang umumnya hidup di sawah), Melania
testudinaria (siput), dan Helix Aspersa (keong atau bekicot). Kelas gastropoda memiliki ciri-
ciri:
- Hidup di air laut, air tawar, dan darat
- Cangkangnya berbentuk kerucut
- Terdapat alat peraba di kepalanya. Pada alat peraba tersebut ada sebuah titik mata di
ujungnya yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang
- Pada mulutnya terdapat lidah yang kasar
- Paru-paru sebagai alat pernapasan
- Makanannya adalah tumbuhan

Pelecypoda (Kerang-kerangan)

Klasifikasi Mollusca selanjutnya adalah Pelecypoda atau Bivalvia yang merupakan hewan
lunak yang memiliki cangkang yang terbagi menjadi dua, umumnya simetri
bilateral. Anggota kelompoknya rata-rata hidup di perairan.

Sistem Reproduksi Filum Mollusca

Kebanyakan filum molluscamerupakan hewan hermaprodit , yakni hewan yang


memiliki kelamin ganda.

Mereka punya alat kelamin jantan dan alat kelamin betina dalam satu tubuh sehingga
jenis hewan ini dapat berkembang biak dengan dirinya sendiri.
Namun, beberapa jenis dari filum mollusca ada yang memiliki alat kelamin terpisah
(berumah dua).

Maka itu, filum mollusca menggunakan sistem reproduksi dengan cara fertilisasi
internal atau hewan jantan akan memasukkan sel sperma ke dalam tubuh betinanya.

Habitat Mollusca

Sebagai filum dengan anggota spesies yang beragam, hewan-hewan yang


termasuk Mollusca juga hidup di berbagai habitat, seperti:

1. Sedimen berlumpur dengan kedalaman lebih dari 7.000 meter (kelas Caudoveata).

2. Di dalam air dengan kedalaman mencapai 6.850 meter, di tanah liat, dan di pasir
berlumpur (kelas Solenogastres).

3. Di lumpur berpasir di dasar laut dengan kedalaman 7.000 meter (kelas Scaphopoda).

4. Di air laut dan air tawar dengan kedalaman 10.700 meter (kelas Bivalvia).

2. Filum arthropoda

Arthropoda berasal dari kata arthros berarti sendi/ruas dan podos berarti kaki. Jadi,
Arthropoda berarti hewan yang mempunyai kaki beruas-ruas; hidupnya di air, darat, tanah
dan di lingkungan udara. Jenisjenis filum ini setiap hari kita menemuinya, misalnya serangga,
udang, kepiting

Ciri-ciri Arthropoda

Ciri-ciri hewan yang termasuk ke dalam filum Arthropoda adalah:

 Memiliki tubuh dan kaki yang berbuku-buku, bersegmen atau beruas-ruas.

 Tubuhnya simetri bilateral.


 Merupakan hewan triploblastik selomata, yaitu memiliki tiga lapisan tubuh
dan rongga tubuh yang sejati.

 Merupakan hewan eksoskeleton yang terbuat dari senyawa protein dan kitin
untuk melindungi dan membentuk kerangka tubuhnya.

 Struktur tubuh terdiri dari kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).

 Sudah memiliki sistem tubuh seperti saraf, pencernaan, ekskresi, peredaran darah,
dan indera.

 Alat respirasi bervariasi tergantung kelasnya, ada yang menggunakan trakea, insang,
permukaan tubuh, atau paru-paru.

 Hewan berumah dua, yaitu alat kelamin terpisah antara jantan dan betina pada suatu
individunya.

 Reproduksi dilakukan secara seksual dan aseksual.

Klasifikasi Arthropoda

Arachnoidea

Kelas pertama dari filum Arthropoda adalah Arachnoidea atau biasa juga disebut dengan
Arachida, berasal dari bahasa Yunani yaitu arachne yang berarti laba-laba. Mereka memiliki
tubuh yang terdiri atas sefalotoraks (kepala yang menyatu dengan dada) dan perut (abdomen).
Selain itu, mereka juga memiliki 4 pasang kaki yang terdapat pada bagian sefalotoraks dan
dua pasang mulut. Jadi, bisa disimpulkan kalau salah satu anggota filum Arthropoda yang
memiliki 4 pasang kaki adalah Arachnoidea.

Contoh hewan Arachnoidea: laba-laba.

Crustacea (Udang-udangan)

Crustacea atau udang-udangan juga terdiri dari sefalotoraks dan abdomen. Bagian
sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas, mereka punya lima pasang kaki
dengan satu pasang kaki capit dan empat pasang kaki jalan. Contoh hewan Crustacea: udang,
lobster, dan kepiting.

Myriapoda (Kaki Seribu)

Berbeda dengan kelas sebelumnya, anggota Myriapoda hanya terdiri dari kepala dan
bada, yap mereka gak punya dada. Di setiap ruas badannya terdapat kaki yang berpasangan.
Itulah mengapa anggota kelas ini memiliki kaki yang banyak. Contoh hewan Myriapoda: kaki
seribu dan kelabang.

Insecta (Serangga)

Di bagian kepala ada mulut, antena, mata tunggal dan mata majemuk. mereka punya empat
tipe mulut yaitu tipe dipteran (penjilat dan penghisap), tipe lepidoptera (penghisap), tipe
hemipteran (penusuk dan pengisap), dan tipe orthopteran (penggigit). Selain itu, mereka juga
termasuk hewan yang mengalami metamorfosis, yaitu perubahan bentuk dari telur hingga
menjadi dewasa. Contoh hewan Insecta: kupu-kupu, belalang, dan jangkrik.

Struktur Tubuh Arthopoda

Arthropoda termasuk golongan hewan triplobastik selomata, yaitu mempunyai rongga sejati
dan tiga lapisan tubuh. Tubuhnya berbuku-buku/ beruas-ruas, kakinya pun beruas-ruas,
mempunyai rangka luar (eksoskeleton) dari bahan kitin yang berguna untuk melindungi alat-
alat tubuh bagian dalam dan dapat memberikan bentuk tubuh. Tubuhnya dapat dibedakan atas
kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Jika dipotong menjadi dua, maka bersifat
simetri bilateral. Mulutnya terdapat pada bagian ujung anterior dan anus terdapat pada ujung
posterior. Mempunyai alat-alat tubuh yang sudah lengkap meliputi alat pencernaan, yaitu
mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Respirasi dengan insang, trakea, permukaan tubuh,
atau dengan paru-paru buku. Hewan ini sudah mempunyai sistem saraf, peredaran darah,
ekskresi, serta indra. Filum ini dianggap berkerabat dekat dengan Annelida sebab banyak
memiliki sifat-sifat yang sama.
Sistem Reproduksi Arthropoda

Reproduksi hewan ini dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dengan
melakukan partenogenesis (terjadi reproduksi tanpa pembuahan oleh hewan jantan) dan
paedogenesis (terjadi reproduksi pada individu yang muda, yaitu pada larva). Jenis alat
kelamin hewan ini sudah terpisah.

3. filum echinodermata

Pengertian echinodermata

Echinodermata adalah hewan berkulit duri yang tinggal di laut dan tidak termasuk dalam kategori ikan.
Kata "echinodermata" berasal dari bahasa Yunani, echinos berarti landak kecil, dan derma berarti kulit.
Tubuh hewan echinodermata berbentuk simetris radial. Di tengah tubuhnya, hewan ini memiliki mulut.
Echinodermata bergerak dengan lambat dan tidak ada yang hidup sebagai parasit, meski ada beberapa
spesies yang hidup menempel (sesil).

Ciri-ciri echinodermata

Berikut ciri-ciri echinodermata:

 Tubuhnya terdiri atas tiga lapisan embrional, yakni ektoderm, mesoderm, dan
endoderm
 Punya rongga tubuh (selom) yang sempurna, disebut triploblastik selomata
 Selom pada echinodermata dibatasi oleh perioteneum bersilia.
 Berbentuk simetris bilateral jika masih larva, tetapi saat dewasa bentuknya simetris
radial, bulat, bulat memanjang, atau berlengan
 Tidak memiliki kepala dan tubuh dalam sumbu oral-aboral
 Mulutnya ada di sisi ventral, dan anus di sisi dorsal
 Memiliki endoskeleton dari osikel berkapur
 Bergerak dengan ambulakral, yaitu kaki tabung berlubang kecil untuk mengisap
 Memiliki sistem pencernaan sempurna, kecuali binatang laut yang tidak mempunyai
anus
 idak memiliki sistem ekskresi
 Perkembangbiakan secara seksual

Klasifikasi echinodermata

Berdasarkan karakteristiknya, echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu:

Asteroidea

Bentuk tubuhnya seperti bintang, hidup di habitat pesisir pantai. Memiliki lima lengan
berduri pendek dan tumpul pada permukaan tubuhnya. Alat geraknya berupa kaki
ambulakral. Tubuh bintang laut menjadi sisi oral atau sisi bawah (tempat mulut), dan sisi
aboral atau sisi atas (tempat anus). Lapisan permukaan paling luarnya tersusun dari lapisan
sel epidermis bersilia dan memiliki endoskeleton di bawahnya. Contoh asteroidea adalah
culcita (bintang laut berkulit) dan Linckia laevigata (bintang laut biru).

Ophiuroidea

Biasa juga disebut bintang ular karena memiliki lengan panjang dan pergerakannya seperti
ular. Habitatnya berada di perairan laut dalam dan dangkal, khususnya di balik batu karang
atau terkubur dalam pasir. Hewan ini memiliki madreporit yang terletak pada bagian bawah
(mulut), dan tidak memiliki anus, sehingga sisa makanan dikeluarkan lewat mulut.
Contohnya Ophiothrix fragilis dan Ophiopholis aculeata.

Crinoidea

Bentuknya mirip bunga lili (lili laut) dengan lima buah lengan yang bercabang. Hewan ini
idup menempel pada substrat dan membentuk koloni, sehingga samar terlihat seperti taman
laut. Jenis echinodermata ini tidak memiliki madreporit, sementara mulut dan anusnya
terletak pada bagian oral. Pada bagian aboral terdapat kaliks, yaitu lempengan kapur
berbentuk seperti cangkir. Contohnya Antedon sp dan Holopus sp.

Echinoidea

Biasa juga disebut landak laut yang hidup di pasir dan bebatuan. Hewan ini tidak memiliki
lengan, berbentuk bundar agak pipih, dan permukaan tubuhnya dikelilingi banyak duri. Mulut
dan lima buah gigi hewan ini berada pada bagian oral. Sedangkan anus dan lubang kelamin
ada di bagian aboral. Contohnya bulu babi dan landak laut.

Holothuroidea

Sering disebut mentimun laut. Hewan ini hidup di pasir atau kapur, bertubuh lunak, memiliki
duri halus, dan bentuknya seperti kantong memanjang. Mulut hewan ini berada pada anterior,
sedangkan anus ada di posterior. Contohnya Holothuria scabra dan Thyone byereus
(mentimun laut).

Reproduksi Echinodermata

Echinodermata berkembangbiak secara seksual maupun aseksual. Secara seksual, yaitu


dengan fertilisasi eksternal (pembuahan berada diluar tubuh induk) dan menghasilkan larva
simetri bilateral yang menempel pada substrat untuk tumbuh menjadi Echinodermata baru.
Secara aseksual, yaitu dengan membagi bagian tubuh atau fragmentasi serta regenerasi
bagian tubuh yang hilang.

Habitat Echinodermata
Habitat Echinodermata sangat bervariasi dan mereka dapat ditemukan di berbagai jenis
lingkungan laut, mulai dari pantai hingga kedalaman laut yang lebih dalam. Beberapa spesies
Echinodermata bahkan dapat hidup di perairan hangat maupun dingin, serta di berbagai
kondisi lingkungan lainnya.
Beberapa spesies Echinodermata dapat hidup di berbagai kondisi lingkungan, baik di perairan
hangat maupun dingin, antara lain:
Struktur tubuh Echinodermata

Tubuh Echinodermata terdiri atas tiga lapisan embrional (ectoderm, mesoderm, dan
endoderm), dan mempunyai rongga tubuh (selom) yang sempurna atau disebut dengan
tripoblastik selomata. Selom dibatasi oleh peritoneum bersilia. Selom berisi cairan yang
banyak mengandung sel amoebosit, selom bersatu dengan kaki ambulakral.

4. Filum Annelida

Filum annelida pada dasarnya merupakan salah satu jenis hewan tanpa tulang
belakang, atau merupakan salah satu jenis cacing (filum) dengan jenis annelida.
Annelida merupakan salah satu jenis filum yang terdapat dalam kingdom animalia.
Annelida sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu Annelus yang artinya cincin
dan Oidos yang berarti bentuk. Secara harfiah, annelida berarti cacing yang memiliki
bentuk menyerupai untaian cincin.

Ciri-ciri Annelida

Annelida adalah filum hewan yang termasuk dalam kelompok cacing bersendi atau
segmented worm. Beberapa ciri-ciri struktur tubuh Annelida antara lain:

1. Tubuh terdiri dari banyak segmen: Annelida memiliki tubuh yang terdiri dari
banyak segmen yang sama atau hampir sama, yang terpisah oleh dinding septum.
2. Simetri bilateral: Annelida memiliki simetri bilateral, yaitu bagian tubuh yang
kanan dan kiri hampir sama persis.
3. Rongga tubuh berupa coelom: Annelida memiliki rongga tubuh yang berupa
coelom, yaitu rongga tubuh yang dikelilingi oleh jaringan mesoderm.
4. Sistem pencernaan lengkap: Sistem pencernaan Annelida lengkap, yaitu terdapat
lubang mulut dan anus yang berbeda.
5. Sistem saraf yang lebih kompleks: Annelida memiliki sistem saraf yang lebih
kompleks dibandingkan dengan filum cacing lainnya, yang terdiri dari otak dan
sistem saraf pusat dan cabang-cabang saraf yang menyebar ke seluruh tubuh.
6. Peredaran darah tertutup: Sistem peredaran darah Annelida tertutup, yaitu darah
yang mengalir dalam pembuluh darah dan kapiler, sehingga lebih efisien dalam
memindahkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.

Habitat

Panjang tubuh dari cacing annelida sendiri sekitar 1-3 cm, dan ada sebagian yang
hidup di air tawar dan perairan laut. Annelida merupakan hewan tripoblastik, yaitu
hewan yang memiliki rongga tubuh.

Reproduksi Seksual
Pada reproduksi seksual, Annelida memiliki sistem reproduksi yang terpisah antara jantan
dan betina. Pada Polychaeta dan Oligochaeta, spermatogenesis terjadi di testis jantan dan
oogenesis terjadi di ovarium betina. Setelah itu, spermatozoa dihasilkan oleh jantan dan
masuk ke tubuh betina melalui pori genital. Di dalam tubuh betina, spermatozoa bertemu
dengan sel telur dan fertilisasi terjadi. Kemudian, telur yang telah dibuahi akan menetas
menjadi larva yang berkembang menjadi cacing dewasa. Pada Hirudinea, fertilisasi terjadi di
luar tubuh betina dan telur akan menetas menjadi larva.
Reproduksi Aseksual
Pada reproduksi aseksual, Annelida dapat meregenerasi bagian tubuh yang hilang menjadi
individu baru. Beberapa jenis Annelida, seperti Polychaeta dan Oligochaeta, memiliki
kemampuan untuk meregenerasi segmen tubuh yang hilang. Ketika segmen tubuh hilang,
jaringan yang tersisa akan memulai proses regenerasi untuk membentuk kembali segmen
yang hilang. Setelah segmen tubuh baru terbentuk, segmen tersebut akan tumbuh dan
berkembang menjadi individu baru.

Klasifikasi Hewan Annelida

1.Polychaeta

Poli artinya banyak dan chaeta artinya rambut, jadi pada tubuh cacing banyak sekali dijumpai
rambut. Kulitnya dilapisi kutikula, memiliki sistem saraf tangga tali dengan pusat saraf
adalah ganglion.
2.Olygochaeta
Cacing ini memiliki sedikit jumlah rambut. Cacing ini biasa hidup di tanah maupun perairan
tawar. Bersifat hermafrodit sehingga di tubuhnya memiliki ovarium dan testis. Pada waktu
reproduksi epidermis mengalami penebalan disebut klitellum. Dan, mengeluarkan kokon dan
akan menetas menjadi individu baru. Respirasi dilakukan secara difusi melalui seluruh
permukaan tubuhnya. Contoh: cacing tanah.

3. Hirudinea
Cacing ini termasuk penghisap darah. Contohnya lintah dan pacet. Lintah biasanya hidup di
daerah lembab, sebelum menghisap darah, lintah akan menyuntikkan zat anestesi sehingga
korbannya tidak merasa sakit. Untuk mencegah agar tidak digigit atau sedang digigit dengan
memberikan air tembakau, garam atau diolesi dengan balsem atau minyak kayu putih.

5. filum porifera

Pengertian Porifera

Porifera adalah klasifikasi hewan dalam kingdom Animalia, yang sering juga disebut sebagai
spons karena tubuhnya yang berpori-pori. Porifera termasuk ke dalam hewan avertebrata (tak
bertulang belakang), selomata (memiliki rongga tubuh), dan juga hewan multiseluler yang
sifatnya primitif (belum memiliki bentuk yang kompleks).

Ciri-Ciri Porifera

1. Hidup di Air

Semua hewan dalam filum Porifera hidup di dalam air, dan sebagian besar (sekitar 98 persen
spesiesnya) hidup di laut dan samudra. Namun, ada satu famili porifera yang hidup di air
tawar yaitu Spongilidae.

2. Tidak Punya Jaringan dan Organ Sejati

Dilansir dari Kompas.com, sel-sel yang ada pada hewan Porifera tidak tersusun menjadi
jaringan. Sehingga, porifera tidak memiliki jaringan maupun organ seperti organ ekskresi,
penapasan, maupun mulut. Ciri porifera yang tidak memiliki jaringan dan organ sejati,
menjadikannya organisme multiseluler yang primitif.

3. Melakukan Pencernaan Intraseluler

Karena tidak memiliki mulut ataupun organ pencernaan, porifera hanya dapat melakukan
pencernaan intraseluler. Pencernaan intraseluler adalah proses pencernaan yang terjadi
didalam sel. Makanan yang berukuran kecil dicerna dengan cara pinositosis. Cara pinositosis
ini merupakan mekanisme “minum” di mana sel secara aktif menyerap cairan eksternal dari
waktu ke waktu.

4. Bentuk Tubuh Silinder

Ciri yang sangat terlihat pada porifera adalah bentuk tubuhnya yang menyerupai silinder.
Tubuh porifera terbentuk dari serat yang dapat bersifat fleksibel, keras, maupun berkapur.

5. Tubuhnya Memiliki Pori dan Hemafrodit

Hewan porifera memiliki tubuh yang dipenuhi oleh pori-pori. Lubang pori-pori yang kecil
disebut dengan ostia dan menjadi tempat masuknya air. Sedangkan, lubang pori-pori yang
besar disebut dengan oscula dan menjadi tempat disimpannya air. Porifera atau spons juga
merupakan makhluk hidup hemafrodit atau memiliki kelamin ganda. Hal tersebut karena
porifera dapat mengembangkan sel germinal jantan (memproduksi sperma) dan juga sel
germinal betina (memproduksi sel telur)

6. Kemampuan Regenerasi

Setiap hewan porifera memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Artinya, sel porifera
dapat merekonstruksi bagian tubuhnya yang hilang dan mengubah setiap selnya menjadi sel
lain dengan fungsi yang berbeda-beda.

7. Tidak Punya Sistem Saraf

Hewan porifera yang termasuk hewan yang tidak memiliki jaringan ini juga tidak memiliki
sistem saraf di dalam tubuhnya. Namun, porifera memiliki sel saraf dan saraf sensoris yang
primitif juga tidak terdiferensiasi.
8. Melekat dan Menetap

Ciri porifera adalah melekat dan menetap pada suatu tempat. Porifera melakukan hal tersebut
karena tubuhnya yang sederhana dan dan memiliki motilitas. Artinya, porifera memiliki
keterbatasan gerak akibat bentuk tumbuhnya. Oleh karena itu, porifera biasanya melekat
secara permanen pada suatu tempat seperti halnya tanaman.

9. Reproduksi secara Seksual dan Aseksual

Ciri filum porifera yang terakhir adalah mereka dapat diproduksi secara seksual maupun
aseksual. Reproduksi seksual porifera terjadi melalui peluruhan gamet (pertemuan sel telur
dan sel sperma). Adapun, reproduksi aseksual porifera dapat terjadi melalui tunas dan
fragmentasi.

Klasifikasi Porifera

1. Calcarea
Kelas Calcarae punya ciri-ciri kerangka spikula kalsium karbonat, struktur kecil berbentuk
vas, memiliki tabung-tabung tipis dalam jaringan longgar atau koloni besar yang tidak teratur,
sebagian besar berukuran kecil, mendiami perairan dangkal di semua lautan dari daerah
pasang surut hingga kedalaman 200 m hingga 800 m. Kelas ini memiliki sekitar 300 spesies.

2.Demospongiae

Demospongiae memiliki kerangka spikula silika, serat spongin, atau keduanya. Di beberapa
genera primitif, kelas ini tidak punya kerangka.

Demospongiae adalah kelompok spons yang paling melimpah dan tersebar luas di laut, mulai
dari daerah intertidal hingga kedalaman sekitar 5.500 m. Ada sekitar 4.200 spesies dari filum
Demospongiae. Spesies dari kelas ini punya bentuk dan ukuran sangat beragam, ada yang
seperti kerak tipis dengan diameter beberapa cm saja, ada juga yang berbentuk kue besar
dengan diameter 2 m. Jenis karnivoranya (cladorhizid sponges) tidak memiliki sistem arus
air.
3. Hexactinellida

Terakhir, ada klasifikasi hexactinellida yang biasa dikenal sebagai spons gelas (glass
sponges) karena spikulanya terbuat dari silika. Spikula bercabang empat atau enam dan
melekat bersama pada rangka silindris dan konikal. Hexactinellida memiliki tinggi berkisar
antara 10-30 cm dan hidup di laut, di kedalaman 25 m - 8.500 m. Hewan ini menempel kuat
pada permukaan yang keras, beberapa spesies bersandar di sedimen dasar lunak.

Sistem Reproduksi Porifera

1. Aseksual

Sistem reproduksi aseksual pada Porifera dilakukan dengan pembentukan tunas dan
gemmule. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup
di air tawar.

2. Seksual

Sistem reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet. Embrio akan tumbuh
menjadi larva berflagel (larva amfiblastula), kemudian keluar dari mesohil Bersama aliran air
keluar melalui oskulum dan menempel di substrat menjadi Porifera dewasa.

Anda mungkin juga menyukai